Penggunaan
Penggunaan Balanced Scorecard Untuk Pengukuran Kinerja PT Phapros Tbk Periode 2020-2022
Sukmawati Sultan Sahrir1*, Agusalim Sunusi2
1,Institut Kurnia Jaya Persada, Palopo, Indonesia,
2 IAIN Palopo, Indonesia
*email korespondensi: [email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian untuk mengetahui Kinerja PT Phapros, Tbk. Penelitian menggunakan pendekatan Kuantitatif. Data yang digunakan adalah data Sekunder yang bersumber dari Annual Report PT Phapros, Tbk, periode 2020-2022. Data diperoleh dengan mengakses website perusahaan. Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan 4 perspektif analisis Balanced Scorecard, yakni perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan, secara khusus perspektif Keuangan merupakan perspektif berkinerja terbaik dan perspektif Pelanggan merupakan perspektif berkinerja terendah.
Berdasarkan rekapitulasi skor penilaian, kinerja PT Phapros, Tbk periode 2021-2022 mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya (2020-2021).
Kata kunci: Balanced Scorecard, Kinerja, Perspektif Analisis.
Abstract
The research objective is to determine the performance of PT Phapros, Tbk. This research uses a quantitative approach. The data used is secondary data sourced from the annual report of PT Phapros, Tbk, for the period 2020-2022. Data obtained by accessing the company's website. Performance measurement is carried out using 4 perspectives of Balanced Scorecard analysis, namely financial perspective, customer perspective, internal business process perspective and learning and growth perspective. Based on the results of the analysis, it can be concluded that in particular the Financial perspective is the best performing perspective and the Customer perspective is the lowest performing perspective.
Based on the recapitulation of assessment scores, the performance of PT Phapros, Tbk for the 2021-2022 period has increased compared to the previous period (2020-2021).
Keywords: Analytical perspective, Balanced Scorecard, Performance.
Article History:
Received 07-05-2023; Accepted 01-06-2023; Available Online 23-06-2023.
DOI : https://doi.org/10.56858/jmpkn.v6i2.129
1. Pendahuluan
Globalisasi ekonomi menciptakan kompetisi yang semakin ketat, perusahaan harus melakukan adaptasi untuk menjaga eksistensi bisnis. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memiliki strategi terbaru dalam mengukur capaian kinerja sebagai acuan pengelolaan dan pengendalian sumberdaya perusahaan.
e-ISSN 2620-7524, p-ISSN 2620-780X
Balanced Scorecard (BSC). Penggunaan beberapa perspektif BSC dalam pengukuran kinerja perusahaan diharapkan menghasilkan kesimpulan yang terbaik terhadap evaluasi dan penilaian bisnis. Hal ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh Akhyar, et al, (2020), dengan hasil penelitian yang dapat dijelaskan secara terperinci setiap perspektif.
BSC menerjemahkan visi dan strategi kedalam berbagai tujuan dan ukuran, yang tersusun dalam empat perspektif yaitu: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. Penggunaan BSC telah membantu banyak perusahaan dalam merealisasikan tujuannya, karena metode pengukurannya yang berkarakteristik terstruktur, sistematis dan efisien (Aldi, 2023).
Untuk menghasilkan kinerja terbaik, manajemen harus melakukan pengukuran yang akurat, disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Melalui pengukuran kinerja, dapat diketahui perkembangan operasional perusahaan. Kondisi terkini merupakan acuan dalam upaya melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja.
Pengukuran kinerja dengan menggunakan empat perspektif BSC, akan mendukung sepenuhnya upaya mengetahui kondisi kinerja bisnis secara berimbang dan menyeluruh . BSC menerjemahkan visi dan strategi organisasi untuk berbagai tujuan dan ukuran, yang tersusun dalam empat perspektif yaitu: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Tabel 1 Data Rasio Keuangan PT Phapros, Tbk Tahun 2020-2022 Tahun
Keterangan 2022 2021 2020
ROE 3.50 1.60 7.50
ROA 1.50 0.60 2.50
Operating Income 40.00 40.00 39.00
Efisiensi biaya 17.87 38.00 8.91
Total Asset Turn Over 49.00 43.00 43.00
Berdasarkan Tabel 1, data rasio kinerja indikator keuangan PT Phapros, Tbk pada periode pengamatan, terlihat mengalami fluktuasi yang cukup tinggi dari periode ke periode, terutama indikator ROE, ROA, dan Efisiensi biaya. Fluktuasi ini akan berdampak pada profitabilitas perusahaan. Pergerakan nilai rasio indikator keuangan ini tentu dipengaruhi oleh komponen yang terkait seperti beban operasional, beban keuangan jangka pendek atau jangka panjang, kinerja pemasaran dan kinerja penjualan. Kondisi ini memotivasi penulis untuk melakukan penelitian terkait penilaian kinerja PT Phapros, Tbk dengan menggunakan analisis Balanced Scorecard.
2. Tinjauan Pustaka
Pengukuran dan penilaian kinerja diharapkan dapat menjadi pemicu upaya mengevaluasi potensi, sumber daya dan prestasi SDM sebagai landasan pengembangan (Hartantik, 2014). Pengukuran kinerja dapat mendukung upaya mengetahui kondisi kinerja bisnis secara berimbang. Pengukuran kinerja dilakukan untuk mengevaluasi aktifitas bisnis pada suatu periode tertentu. Data dan Informasi terkait kondisi bisnis terkini merupakan patokan untuk melakukan perbaikan maupun langkah strategis terkait pengembangan perusahaan, melalui optimalisasi pendayagunaan seluruh sumberdaya perusahaan.
Balanced Scorecard (BSC) adalah suatu sistem pendekatan untuk mengukur kinerja yang dilakukan oleh perusahaan melalui kerangka kerja pengukuran yang mencakup empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran serta pertumbuhan (Rangkuti, 2016)..
Menurut Ismail, (2020), tujuan dilakukan pengukuran kinerja antara lain:!1) untuk mengetahui hasil dari pekerjaan yang dilakukan karyawan sesuai standar yang telah ditetapkan, (2) untuk mengetahui kualitas individual karyawan yang terkait dengan sikap, watak, maupun kekuatan dan kelemahan, yang sehubungan dengan pekerjaan perusahaan, (3) mengetahui potensi karyawan dalam menduduki jabatan lain. Pengukuran terhadap kegiatan perusahaan yang merupakan turunan dari Visi dan Misi strategis perusahaan, salah satunya pada aspek ekonomi. Pernyataan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizal (2019), bahwa pengukuran kinerja perusahaan dengan BSC terhadap empat perspektif ekonomi dan keuangan, memiliki pengaruh yang signifikan
Pengukuran kinerja perusahaan dalam perspektif keuangan adalah dengan menggunakan rasio atau perbandingan. Banyak ukuran kinerja yang dapat dihitung dengan menggunakan rasio atau perbandingan. Pihak manajemen harus memperhatikan semua analisis rasio finansialnya agar menunjukkan hasil yang baik, manajemen harus membayar kewajiban kepada kreditur termasuk kemampuan menghasilkan keuntungan untuk perusahaan.
Pengukuran perspektif pelanggan memiliki dua kelompok pengukuran, yaitu kelompok pengukuran pelanggan Utama yang terdiri atas Akuisisi Pelanggan dan kepuasan pelanggan, dan kelompok pengukuran diluar pelanggan utama. Terdapat lima dimensi pokok yang menentukan kualitas jasa (Tjiptono, 2017), yaitu: (1) Bukti Langsung (tangibles), (2) Kehandalan (reliability), (3) Daya tanggap (responsiveness), (4) Jaminan (assurance), (5) Empati (emphaty)
Pengukuran Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya sehingga tujuan strategik perusahaan dapat tercapai secara efektif baik diwaktu sekarang dan masa yang akan datang. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan berfokus pada kemampuan manusia. Hal ini disebabkan karena
pendorong dihasilkannya kinerja yang istimewa dalam tiga perspektif Balanced Scorecard lainnya. Pada pengukuran perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, unsur laba bersih dan jumlah karyawan merupakan elemen yang digunakan.
Pengukuran perspektif proses bisnis internal berpatokan pada proses bisnis yg terjadi dalam perusahaan. Ukuran penilaian yang digunakan memungkinkan Manajer mengetahui tingkat kinerja bisnis yg sedang atau yg telah dicapai termasuk pemenuhan atas produk yg dibutuhkan maupun yang diinginkan pelanggan (Darmasto, 2016). Agar tingkat kinerja bisnis dapat dimasksimalkan manajer sebaiknya memahami rantai nilai proses bisnis internal seperti proses inovasi, proses operasi dan proses layanan purna jual.
3. Metodologi
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kwantitatif. Penelitian kwantitatif adalah suatu proses dokumentasi untuk memperoleh data kuantitatif yang dapat dikuantifikasi dan dilakukan analisis untuk memperoleh hasil penelitian (Sarwono, 2018).
Jenis data penelitian adalah data kuantitatif. Menurut Sugiyono, (2018) data kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan positivistic (data konkrit), data penelitian berupa angka-angka yang akan diukur menggunakan statistik sebagai alat uji penghitungan Data yang digunakan merupakan data sekunder, yang diperoleh secara on line melalui web site annual report PT Phapros, Tbk, periode 2020 - 2022.
Data dianalisis dengan menggunakan analisis Deskriptif terhadap hasil pengukuran yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Analisis Deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih terperinci atau membedakannya dengan fenomena lain (Radjab & Jam’an, 2017).
Pembahasan
Data yang dianalisis adalah data yang bersumber dari Annual Report PT Phapros Tbk, dengan cara mengakses website perusahaan. Periode data yang dianalisis adalah tahun 2020 – 2022.
Cara yang dilakukan untuk mengukur kinerja perusahaan adalah dengan membandingkan capaian suatu periode terhadap periode sebelumnya. Model formula yang digunakan adalah sebagai berikut:
Range Kinerja = Pencapaian tahun n - Pencapaian Tahun n-1 Pencapaian Tahun n-1
Sebagai pedoman dalam pengukuran tingkat kinerja, selanjutnya di Tabel 2 dijelaskan hal yang terkait penilaian kinerja bisnis:
Tabel 2. Kriteria Penilaian Kinerja Analisis Balanced Scorecard
Range Kinerja Rate Score Status Kinerja
< 0% D 1 Tidak baik
0 > 50% C 2 Lumayan baik
51% - 100% B 3 Sudah baik
> 100% A 4 Amat baik
Berikut ditampilkan informasi berbagai data indikator Keuangan PT Phapros yang mencakup informasi tentang kinerja Aset, Equitas, Liabilitas, beban operasional serta indikator kinerja Profitabilitas.
Tabel 3. Data Asset dan Equitas PT Phapros, Tbk
Keterangan TAHUN
(dalam milyar Rp) 2022 2021 2020
Aktiva Lancar 94,894 94,912 98,412 Aktiva Tetap 58,290 61,591 65,065 Total Aktiva 153,184 156,503 163,477 Ekuitas 77,182 74,098 74,091
Utang Jgk Pendek 71,024 73,202 104,406
Utang Jgk Panjang 32,422 36,554 13,102
Total Hutang 103,446 109,756 117,508
Tabel 4. Data Kinerja Penjualan, Beban Usaha dan Laba
Keterangan Tahun
(dalam milyar Rp) 2022 2021 2020
Penjualan Neto 1,168.47 1,051.44 980.56 Harga Pokok Penjualan 584.38 531.91 457.07 Laba Kotor 584.09 519.53 523.49 Biaya Operasi 489.65 429.45 433.49 Laba Operasi 94.44 90.08 90.00 Beban lain-lain (52.94) (77.19) (25.71) Perspektif Keuangan
Sumber data yang digunakan untuk menganalisis Perspektif Keuangan berumber dari laporan keuangan PT Phapros Tbk periode 2020 – 2022 sebagai berikut;
Tabel 5. Scorecard Perspektif Keuangan
Periode Pengukuran Score
Keterangan 2022-2021 2021 - 2020 2022-2021 2021 - 2020
ROE 1.19 (0.79) C D
ROA 1.50 (0.76) C D
Operating Income 0 0.026 C C
Efisiensi Biaya -0.53% 3.26 D C
Total Asset Turn Over 0.14 0 C C
Total Scorecard 9 8
Berdasarkan Tabel 5, tingkat pengembalian Equitas Tahun 2021-2022 lebih baik dibanding periode 2020-2021. Terjadi kenaikan Equitas sebesar 4.16%, sebagai dampak dari peningkatan laba dari 2021 ke tahun 2022 sebesar 55% atau setara dengan Rp. 10.70 M.
Demikian juga dengan tingkat pengembalian terhadap asset, periode 2021- 2022 lebih baik dibandingkan periode 2020-2021. Hal itu merupakan dampak dari meningkatnya laba bersih, Operating Income dan perputaran asset. Terkecuali pada periode 2021-2022, kinerja efisiensi perusahaan lebih buruk dibanding periode sebelumnya. Hasil penelitian ini, sama dengan penelitian Lubis, et al, (2022), perspektif keuangan berkinerja sangat bagus pada PT Astra Motor, Tbk.
Perspektif Pelanggan
Untuk menganalisis Perspektif Pelanggan, pada laporan keuangan digunakan data penerimaan kas dari pelanggan. Semakin tinggi nilai penerimaan kas dari pelanggan, menunjukan tingkat keberhasilan program pemasaran dan penjualan produk perusahaan. Tabel berikut menampilkan data penerimaan kas pelanggan dan analisis skor.
Tabel 6 Perspektif Pelanggan
Keterangan Tahun
(dalam Milyar Rp.) 2022 2021 2020
Penerimaan Kas pelanggan 1,753 1,583 1,438
Tabel 7. Scorecard Perspektif Pelanggan
Periode Pengukuran Score
Keterangan 2022-2021 2021 - 2020 2022-2021 2021 - 2020 Penerimaan Kas
pelanggan 11% 11% C C
Total Scorecard 2 2
Berdasarkan Tabel 7, kinerja penjualan PT Phapros, Tbk memiliki skor yang sama. Secara nominal dan persentase, perubahan 2 periode penilaian kinerja Perspektif Pelanggan mengalami perbedaan yang cukup tipis. Nominal Perubahan penjualan pada kisaran Rp. 70 juta hingga Rp. 100 juta, atau pada range 7% hingga 11%. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Suhada, et al, (2019), terdapat
peningkatan kinerja pada pengukuran perspektif pelanggan dalam bentuk meningkatnya kepuasan pelanggan atas layanan perusahaan.
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sumberdaya manusia, peralatan, metode dan modal kerja merupakan modal organisasi yang diberdayakan secara optimal untuk pencapaian target. Dalam pengukuran aspek perspektif proses bisnis internal, digunakan data laba operasional (operating profit). Unsur operating profit terdiri atas penjualan kotor, beban penjualan dan beban usaha.
Tabel 8 Operating Profit
Keterangan Tahun
(dalam Milyar Rp.) 2022 2021 2020
Operating Profit 94.44 90.08 90.00
Tabel 8 Scorecard Perspektif Proses Bisnis Internal
Periode Pengukuran score
Keterangan 2022-2021 2021 - 2020 2022-2021 2021 - 2020
Operating Profit 90.08% 0 B D
Total Scorecard 3 1
Berdasarkan Tabel 8 dan laporan laba rugi, kinerja laba operasional PT Phapros, Tbk meningkat signifikan pada periode 2021-2022. Terjadi kenaikan laba operasi sebesar 4.36% (Rp. 5M). Rendahnya kinerja periode 2020-2021 dipengaruhi oleh tidak meningkatnya laba operasional. Kenaikan harga pokok penjualan dan beban operasional tidak memberikan dampak positif terhadap kenaikan penjualan neto maupun laba operasional. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sahrul, et al, (2021), dengan status kinerja perpektif proses bisnis internal berkinerja baik pada periode kedua penelitian.
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Indikator keuangan yang digunkaan dalam pengukuran perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah jumlah pendapatan bersih (net income) dibagi dengan jumlah karyawan. Pada Tabel 10 ditampilkan data keuangan terkait laba bersih dan jumlah karyawan pada periode 2020-20
Tabel 9 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Tahun
(dalam Rp. Penuh) 2022 2021 2020
Jumlah karyawan 1,361 1,337 1,339 Laba bersih 30,000,000,000 19,300,000,000 51,620,000,000 Laba bersih :
Jumlah karyawan 22,042,616 14,435,303 38,551,158
Tabel 10 Scorecard Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Periode Pengukuran score
2022-2021 2021 - 2020 2022-2021 2021 - 2020
Laba bersih : Jumlah
karyawan 52.7% -62.6% B D
Total Scorecard 3 1
Berdasarkan Tabel 9 dan Tabel 10, kinerja perspektif pelanggan periode 2021-2022 mengalami peningkatan dibanding periode 2020-2021. Terjadi kenaikan manfaat laba bersih terhadap perkaryawan sebesar Rp. 7.6 juta atau setara dengan kenaikan sebesar 53%. Kinerja perspektif pelanggan justru berbeda dengan periode 2020-2021. Terjadi penurunan porsi laba terhadap karyawan sebesar Rp.24 atau setara dengan 63%.
Hasil Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Maming, (2022), perspektif pembelajaran dan pertumbuhan justru mengalami peningkatan yang diindikasikan oleh meningkatnya perolehan laba bersih pada periode penelitian.
Demikian juga dengan penelitian Kusnadi, et al, (2019), karyawan perusahaan mengalami peningkatan kepuasan pada periode penelitian.
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja PT Phapros, Tbk periode 2020-2022 dengan menggunakan analisis Balanced Scorecard, terhadap perspektif Keuangan, Pelanggan, Proses Bisnis Internal dan Pembelajaran dan Pertumbuhan, selanjutnya Penulis menyusun resume penilaian kinerja PT Phapros Tbk pada Tabel 11.
Tabel 11 Resume Pengukuran Kinerja PT Phapros, Tbk
Score Score
Keterangan 2022-
2021 Status Kinerja 2021-2020 Status Kinerja
Perspektif Keuangan 9 Amat baik 8 Amat baik
Perspektif Pelanggan 2 Lumayan baik 2 Lumayan baik Perspektif Proses Bisnis
Internal 3 Sudah baik 1 Tidak Baik
Perspektif Pembelajaran
dan Pertumbuhan 3 Sudah baik 1 Tidak Baik
Total Skor Balanced
Scorecard 17
12
Berdasarkan hasil penilaian perspektif Keuangan, kinerja tahun 2021-2022 lebih baik dibanding tahun 2020-2021. Hal tersebut sebagai dampak rendahnya pencapaian penjualan Neto. dan meningkatnya beban operasi dan beban pajak pada
periode 2020-2021. Walaupun dengan skor berbeda, status kinerja terhadap 2 periode pengukuran dalam kondisi Amat Baik.
Berdasarkan hasil penilaian perspektif Pelanggan, Kinerja 2 periode pengamatan dalam kondisi lumayan baik. Hal itu ditunjukan oleh persentase penerimaan kas pelanggan yang memiliki skor yang sama. Berdasarkan hasil penilaian perspektif Proses Bisnis Internal, skor periode 2021-2022 lebih tinggi dengan status kinerja sudah baik, dibandingkan dengan periode 2020-2021 dengan status kinerja tidak baik. Berdasarkan analisis data laba rugi hal ini diakibatkan oleh factor rendahnya penjualan neto serta naiknya harga pokok penjualan pada tahun 2020-2021.
Berdasarkan hasil penilaian perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan, skor periode 2021-2022 lebih tinggi dengan status kinerja sudah baik, dibandingkan dengan periode 2020-2021, dengan skor 1 dan status kinerja tidak baik. Pada analisis Laba, pada periode 2020-2021, terjadi penurunan laba secara drastis, yang merupakan dampak dari penurunan penjualan neto dan meningkatnya harga pokok penjualan dan beban operasional. Berdasarkan rekapitulasi skor terhadap penilaian empat perspektif bisnis, kinerja PT Phapros Tbk periode 2021-2022 lebih baik dibandingkan periode 2020-2021.
Daftar Pustaka
Aldi W, Fauzan, S & Sumardi. (2023), Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced Scorecard di PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Widya Cipta, Jurnal Sekretari dan Manajemen. Volume, 7(1).
Akhyar, Z, Octobery, J, Bangun S, & Fitri IZ. (2020). Implementasi Metode Balance Scorecard Untuk Mengukur Kinerja di Perusahaan Enginering (Studi Kasus PT MSE). Journal Industrial Service. Vol. 5(2), 251–256.
Darmasto B, Kamaliah & Agusti. (2016). Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT Smartfren Telecom Tbk), Jakarta. Jurnal Sorot, vol. 9(1), 1-121.
Hartantik. (2014). Buku Praktis Mengembangkan SDM. Laksana.
Ismal. (2020). Pengukuran Kinerja SDM. Banyumas. CV Pena Persada.
Kusnadi, YW, Riswati dan Yayuk. (2019). Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolok Ukur Pengukuran Kinerja. Balance, Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 4(2).
Lubis, A.M., et al. (2022). Analisis Balanced Scorecard sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada Toyota Astra Motor). Trending, Jurnal Manajemen dan Ekonomi. Vol.1(1), 19-20.
Maming, R., & Ainul. (2022). Analisis Balanced Scorecard pada Café Solata di Palopo Pada Masa Pendemic Covid-19. SEIKO Jurnal Manajemen & Bisnis. Vol.
5(1).
& Andi Jam’an. (2017).
Rizal, M. (2019). Penerapan Balance Scorecard sebagai Tolok Ukur Pengukuran pada Hotel Elresas Lamongan. Jurnal Ilmu Pengetahuan (JPIM). Vol. 4(3), 1069 – 1084.
Rangkuti, F. (2016). SWOT. Balanced Scorecard. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama Sahrul, A. M., Jeni, & Tenriwaru. (2021). Performance Analysis Using Balance
scorecard In PT Telkomsel. Jurnal Ilmu Manajemen. Vol. 5(1).
Sarwono, J. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (Kedua). Suluh Media.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitaf, Kualitatif dan R&D. Bandung.
Alfabeta
Suhada, A., & Endang, H. (2019). Analisis Kinerja Perusahaan dengan Pendekatan Balanced Scorecard. Optimal, Jurnal Ekonomi & Kewirausahaan.
Vol.13(1).
Tjiptono. 2017. Service, Quality and Satisfaction. (keemat). Yogyakarta. Andi