SKRIPSI
PENGUKURAN KINERJA BERDASARKAN BALANCED
SCORECARD
PADA PT. BPR NBP SETIA BUDI
OLEH
Pasca Aprilani Sihombing
100523036
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRACT
MEASUREMENT OF PERFORMANCE BASED ON BALANCED SCORECARD AT PT. BPR NBP SETIA BUDI
The objective of this research is to discuss and to know how the performance of the company if measured by using Balanced Scorecard method at PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP Setia Budi Medan. The type of applied data is primary and secondary data, and the applied data collecting method is interview, documentation and library study. The result of this research is that PT.BPR NBP Setia Budi Medan applies the Balanced Scorecard approach to measure the performance in the company.
The performance of firm in all of perspective such as perspective of financial, costumer, internal business and growth and teaching indicates the better output than previously that indicated by the increasing of these perspective. The financial perspective indicatedby the increasing of NPL (Non Performing Loan) ratio, Operational cost and LDR (Loan to Total Deposit Ratio), in costumer perspective it indicated by the increasing of satisfaction level of costumer, internal business perspective which the health condition of bank is better than before and in growth and teaching perspective to the satisfaction of employee to the company increase.
The results of measurement of performance by Balanced Scorecard at PT. BPR NBP Setia Budi Medan indicate the better achievement from year to year. After do this research it concluded that the using of Balanced Scorecard method can be implemented to each companies others than PT. BPR NBP Setia Budi Medan in calculate or measure the performance at a company
ABSTRAK
PENGUKURAN KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD PADA PT. BPR NBP SETIA BUDI
Tujuan penelitian ini adalah untuk membahas dan mengetahui bagaimana kinerja perusahaan jika diukur dengan menggunakan metode Balanced Scorecard pada PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP Setia Budi Medan. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi dan kepustakaan. Hasil penelitian yang dapat disimpulkan adalah PT. BPR NBP Setia Budi Medan menerapkan pendekatan Balanced Scorecard dalam mengukur kinerja dalam perusahaan tersebut.
Kinerja perusahaan pada semua perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran menunjukkan hasil yang semakin baik dari sebelumnya, hal ini ditandai dengan adanya peningkatan yang dilihat dari masing-masing perspektif. Pada perspektif keuangan ditandai dengan peningkatan ratio pada NPL (Non Performing Loan), Biaya Operasional dan LDR (Loan to Total Deposit Ratio), perspektif nasabah meningkatnya tingkat kepuasan dari nasabah, perspektif bisnis internal dimana tingkat kesehatan pada bank semakin baik dari sebelumnya dan pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran kepuasan karyawan terhadap perusahaan semakin meningkat.
Hasil dari pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard pada PT. BPR NBP Setia Budi Medan telah menunjukkan pencapaian yang bagus dari tahun ke tahun. Setelah melakukan penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menggunakan penggunaan metode Balanced Scorecard dapat diterapkan pada setiap perusahaan – perusahaan selain PT. BPR NBP Setia Budi Medan dalam menghitung atau mengukur kinerja pada suatu perusahaan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
memberikan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul “Pengukuran Kinerja Berdasarkan Balanced Scorecard pada PT. BPR NBP SETIA BUDI”. Penyusunan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian program studi ilmu Ekonomi Pembangunan pada
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah
melibatkan banyak pihak yang dengan sepenuh hati memberikan bantuan yang
dibutuhkan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Orang tua saya Junjungan Sihombing dan Sri Wardhani br Tarigan
yang selalu memberikan motivasi dan doa dalam setiap langkah.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.,Ac.Ak sebagai Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah berdedikasi bagi
institusi.
3. Bapak Wahyu Aryo Pratomo, M.Ec sebagai Ketua dan Bapak Drs.
Syahrir Hakim Nasution, M.Si sebagai Sekretaris Departemen
Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D dan bapak Paidi Hidayat, SE,
M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi
5. Bapak Kasyful Mahalli, SE., M.Si sebagai dosen pembimbing yang
telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membantu penulis
menyelesaikan skripsi dengan berbagai arahan, ilmu dan
saran-sarannya.
6. Bapak Syarif Fauzie, SE, M.Ak, Ak sebagai Dosen pembaca Penilai
yang telah memberikan saran dan masukan bagi penulis dalam
penyempurnaan skripsi ini.
7. Seluruh dosen Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Sumatera Utara yang telah mendidik dan membekali ilmu kepada
penulis selama perkuliahan.
8. Seluruh staf dan pegawai Departemen Ekonomi Pembangunan yang
telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi.
9. Karyawan dan nasabah PT. BPR NBP Setia Budi Medan atas
bantuannya kepada penulis dalam mendapatkan data skripsi.
10.Teman-teman Ekonomi Pembangunan angkatan 2010 yang membuat
penulis bersemangat dalam setiap perkuliahan.
11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas
bantuan dan doanya kepada penulis selama penyusunan skripsi.
Semoga semua bantuan dan jerih payah yang telah diberikan mendapat
imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan
yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan peneliti
selanjutnya.
Medan, September 2013
NIM. 100523036
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
DAFTAR ISI ... iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengukuran Kinerja ... 7
2.2 Persyaratan Sistem Pengukuran Kinerja ... 8
2.3 Manfaat Pengukuran Kinerja ... 8
2.4 Balanced Scorecard ... 10
2.4.1 Keunggulan Balanced Scorecard ... 12
2.4.2 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard ... 14
1. Perspektif Keuangan ... 15
2. Perspektif Pelanggan ... 16
3. Perspektif Proses Bisnis Internal ... 18
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 19
2.4.3 Tolak Ukur dalam Balanced Scorecard ... 21
2.5 Peneliti Terdahulu ... 25
2.6 Kerangka Konseptual ... 26
3.2 Jenis Data ... 28
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 29
3.4 Teknik Analisis Data ... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 34
4.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 36
4.3 Perkembangan Perusahaan ... 37
4.4 Produk dan Jasa PT. NBP Setia Budi Medan ... 38
4.5 Struktur Organisasi Perusahaan ... 40
4.6 Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Balanced Scorecard. ... 50
1. Perspektif Keuangan ... .... 50
2. Perspektif Nasabah .. ... 52
3. Perspektif Bisnis Internal ... 56
4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran ... 57
5. Kinerja Bank secara Keseluruhan ... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63
DAFTAR TABEL
4.1 Kinerja Keuangan PT. BPR NBP Setia Budi Tahun 2011 dan 2012 ... 51
4.2 Perbandingan Perspektif Nasabah pada Tahun 2011 dan 2012 ... 53
4.3 Hasil Uji Relibilitas Nasabah ... 54
4.3.1 Tabel Tingkat Kenyamanan Konseumen ... 54
4.4 Hasil Uji Validitas Nasabah ... 55
4.4.1 Tabel tingkat kepercayaan Konsumen ... 55
4.5 Perbandingan Ratio Bisnis Internal tahun 2011 dan 2012 ... 56
4.6 Perbandingan Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran pada tahun 2011 dan 2012 ... 57
4.7 Hasil Uji Relibilitas Karyawan ... 58
4.7.1 Tabel tingkat kenyamanan karyawan ... 58
4.8 Hasil Uji Validitas Karyawan ... 59
4.8.1 Tabel Tingkat masa depan karyawan ... 59
DAFTAR LAMPIRAN
1. Perhitungan Perspektif Balanced Scorecard
2. Uji validitas dan reliabilitas Kepuasan Nasabah
ABSTRACT
MEASUREMENT OF PERFORMANCE BASED ON BALANCED SCORECARD AT PT. BPR NBP SETIA BUDI
The objective of this research is to discuss and to know how the performance of the company if measured by using Balanced Scorecard method at PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP Setia Budi Medan. The type of applied data is primary and secondary data, and the applied data collecting method is interview, documentation and library study. The result of this research is that PT.BPR NBP Setia Budi Medan applies the Balanced Scorecard approach to measure the performance in the company.
The performance of firm in all of perspective such as perspective of financial, costumer, internal business and growth and teaching indicates the better output than previously that indicated by the increasing of these perspective. The financial perspective indicatedby the increasing of NPL (Non Performing Loan) ratio, Operational cost and LDR (Loan to Total Deposit Ratio), in costumer perspective it indicated by the increasing of satisfaction level of costumer, internal business perspective which the health condition of bank is better than before and in growth and teaching perspective to the satisfaction of employee to the company increase.
The results of measurement of performance by Balanced Scorecard at PT. BPR NBP Setia Budi Medan indicate the better achievement from year to year. After do this research it concluded that the using of Balanced Scorecard method can be implemented to each companies others than PT. BPR NBP Setia Budi Medan in calculate or measure the performance at a company
ABSTRAK
PENGUKURAN KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD PADA PT. BPR NBP SETIA BUDI
Tujuan penelitian ini adalah untuk membahas dan mengetahui bagaimana kinerja perusahaan jika diukur dengan menggunakan metode Balanced Scorecard pada PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP Setia Budi Medan. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi dan kepustakaan. Hasil penelitian yang dapat disimpulkan adalah PT. BPR NBP Setia Budi Medan menerapkan pendekatan Balanced Scorecard dalam mengukur kinerja dalam perusahaan tersebut.
Kinerja perusahaan pada semua perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran menunjukkan hasil yang semakin baik dari sebelumnya, hal ini ditandai dengan adanya peningkatan yang dilihat dari masing-masing perspektif. Pada perspektif keuangan ditandai dengan peningkatan ratio pada NPL (Non Performing Loan), Biaya Operasional dan LDR (Loan to Total Deposit Ratio), perspektif nasabah meningkatnya tingkat kepuasan dari nasabah, perspektif bisnis internal dimana tingkat kesehatan pada bank semakin baik dari sebelumnya dan pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran kepuasan karyawan terhadap perusahaan semakin meningkat.
Hasil dari pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard pada PT. BPR NBP Setia Budi Medan telah menunjukkan pencapaian yang bagus dari tahun ke tahun. Setelah melakukan penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menggunakan penggunaan metode Balanced Scorecard dapat diterapkan pada setiap perusahaan – perusahaan selain PT. BPR NBP Setia Budi Medan dalam menghitung atau mengukur kinerja pada suatu perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, banyaknya perubahan dan perkembangan dunia perbankan
yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan luar biasa dalam persaingan
produk pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia dan pelayanan terhadap
nasabah. Keadaan yang kompleks ini telah menciptakan suatu sistem dan pesaing
baru dalam dunia perbankan, bukan hanya persaingan antar bank tetapi juga
antara bank dengan lembaga keuangan. Dengan strategi dan kegiatan operasional
yang baik, perusahaan dapat terus bertahan dan berkembang mengikuti
perkembangan dunia bisnis yang ada. Untuk dapat menjalankan strategi dan
kegiatan operasional yang baik, diperlukan suatu mekanisme perusahaan,
sehingga sasaran strategis beserta target yang sudah ditetapkan dapat dicapai
secara efektif dan efisien. Sistem pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor
yang sangat penting bagi perusahaan karena pengukuran kinerja merupakan usaha
memetakan strategi kedalam tindakan pencapaian tertentu (Giri, 1998).
Kondisi sekarang adalah pengukuran kinerja yang selama ini dilakukan
oleh perusahaan umumnya terfokus pada aspek keuangan saja, seperti : Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Profit Margin, dan Economic Value Added (EVA). Namun pengukuran kinerja tersebut sebetulnya belum cukup mewakili untuk menyimpulkan apakah kinerja yang dimiliki oleh suatu
menggambarkan pengukuran efektifitas penggunaan aktiva serta laba dalam
mendukung penjualan selama periode tertentu. Aspek keuangan tidak memberikan
gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan karena tidak memperhatikan hal
lain diluar sisi financial, misalnya sisi pelanggan yang merupakan fokus penting
bagi perusahaan dan karyawan, padahal ada dua hal tersebut merupakan roda
penggerak bagi kegiatan perusahaan (Kaplan dan Norton 1996:40).
Kondisi yang diinginkan adalah perusahaan dapat mengukur seberapa
besar berbagai unit bisnis mereka ciptakan nilai bagi para pelanggan perusahaan
saat ini dan yang akan datang, dan seberapa banyak perusahaan harus
meningkatkan kapabilitas internal dan investasi didalam sumber daya manusia,
sistem dan prosedur yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja yang akan
datang sementara tetap memperhatikan kinerja jangka pendek yaitu melalui
perspektif financial.
Untuk mengatasi keterbatasan kinerja keuangan sistem pengukuran kinerja
yang tidak hanya memperhatikan komponen aspek keuangan tetapi
memperhatikan juga aspek non-keuangan. Sistem pengukuran ini dapat mengukur
keberhasilan perusahaan dalam menerjemahkan misi dan strateginya sehingga
perusahaan dapat bertahan dalam jangka panjang. Pengukuran kinerja ini dikenal
dengan Balanced Scorecard (BSC). BSC menekankan bahwa kinerja keuangan
dan non keuangan harus menjadi bagian dari sistem informasi bagi semua pekerja
di semua lini.
BSC melengkapi seperangkat ukuran financial kinerja masa lalu dengan
diturunkan dari visi dan strategi. Tujuan dan ukuran memandang kinerja
perusahaan dari 4 perspektif : financial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Empat perspektif ini memberikan kerangka kerja
bagi Balanced Scorecard. Balanced Scorecard dinilai cocok untuk organisasi sektor publik yang menempatkan laba bukan hanya sebagai ukuran kinerja utama,
namun pelayanan yang cenderung bersifat kualitatif dan non keuangan (Mahmudi,
2007 : 48).
Balanced Scorecard dapat diterapkan pada organisasi bisnis yang menghasilkan produk maupun jasa. Namun dalam penelitian ini yang dijadikan
sebagai objek adalah organisasi jasa yang bergerak dalam bidang keuangan yaitu
Bank. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Adapun kegiatan Bank di Indonesia adalah menghimpun dana dari masyarakat,
menyalurkan dana dari masyarakat serta memberikan jasa-jasa lain.
PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP Setia Budi adalah Bank yang memiliki
visi “ Menjadi lembaga pelayanan keuangan mikro dengan kinerja terbaik di
tingkat regional”. Berdasarkan pada sistem pengukuran kinerja Balanced Scorecard ini, Kaplan juga mengungkapkan pentingnya melihat aspek-aspek diluar aspek keuangan dalam rangka mencapai keseimbangan dalam pengukuran
kinerja. Usaha ini berkaitan pihak – pihak di dalam dan diluar organisasi yang
sekaligus loyalitas karyawan.
Konsep Balanced Scorecard membantu memberikan rerangka
komprehensif untuk menerjemahkan visi ke dalam sasaran – sasaran strategik.
Kondisi Perusahaan PT. BPRNBP Setia Budi untuk saat ini diukur dari aspek
keuangan pada tahun 2012 mengalami peningkatan hanya 1,20%. Pada tahun
2011 Return On Investment yang terealisasi sebesar 2,14%, pada tahun 2011 yang terealisasi 1,87%. Sedangkat Net Profit Margin mengalami peningkatan sebanyak 0,58% ditahun 2012. Dalam evaluasi diatas diperlukan suatu standart pengukuran
kinerja yang tepat, dalam arti tidak hanya berorientasi pada sektor keuangan saja,
karena hal tersebut sangat kurang tepat dalam mengadapi persaingan bisnis yang
semakin ketat. Oleh karena itu perlu dilengkapi dengan informasi dari sektor non
keuangan, seperti kepuasan konsumen, kualitas produk dan jasa, loyalitas
karyawan dan sebagainya, sehingga pihak manajemen perusahaan dapat
mengambil keputusan yang tepat untuk kepentingan hidup perusahaan dalam
jangka panjang. Peningkatan yang terjadi tidak terlalu berpengaruh bagi kinerja
perusahaan, sehingga penulis mengadakan penelitian di perusahaan tersebut.
Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh bank untuk bisa bertahan hidup
adalah kinerja bank.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengukuran Kinerja Berdasarkan Balanced Scorecard pada PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP Setia Budi”.
B. Perumusan Masalah
merumuskan masalah yaitu :
1. Bagaimana perkembangan PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP Setia
Budi?
2. Bagaimana kinerja PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP Setia Budi bila
diukur berdasarkan Balanced Scorecard ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui :
1. Tingkat perkembangan PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP Setia Budi.
2. Kinerja perusahaan jika diukur dengan menggunakan penggunaan
Balanced Scorecard pada PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP Setia Budi.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi peneliti, bagi
perusaaan dan bagi peneliti selanjutnya.
1. Memberikan masukan kepada pihak manjemen mengenai penereapan
pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan pendekatan
Balanced Scorecard.
2. Memeberikan informasi mengenai pengukuran kinerja dengan
3. Memberikan wawasan mengenai pengukuran kinerja dengan
pendekatan Balanced Scorecard dalam suatu perusaaan dan
membandingkan dengan teori-teori yang berkaitan dengan pendekatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengukuran Kinerja
Pengertian Kinerja menurut Mohammad Pabundu (2004:50) “kinerja
sebagai hasil — hasil fungsi pekerjaan / kegiatan seseorang atau kelompok
dalam suatu oraganisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk
mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.”
Pengertian pengukuran menurut Nawawi (2003:36) “pencatatan hasil yang
dicapai dalam melaksanakan fungsi – fungsi khusus suatu pekerjaan atau
kegiatan kerja selama suatu periode tertentu”. Sementara itu, pengukuran
kinerja menurut Mohammad Mahsun (2008:58) “suatu proses penilaian
kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan
sebelumnya, termasuk informasi atas : efisiensi penggunaan sumber daya
dalam menghasilkan barang dan jasa ; kualitas barang dan jasa ( seberapa baik
barang dan jasa diserahkan kepada pelanggan dan sampai seberapa jauh
pelanggan terpuaskan); hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang
2.2 Persyaratan Sistem Pengukuran Kinerja
Wahjudi Prakarsa (1997:46) dalam Soiny Yumono (2002 : 29),
mengemukakan bahwa sistem pengukuran kinerja yang efektif, paling tidak
harus memiliki syarat — syarat sebagai berikut :
1. Didasarkan pada masing — masing aktifitas dan karakteristik organisasi
itu sendiri sesuai perspektif pelanggan.
2. Evaluasi atas berbagai aktifitas, menggunakan ukuran — ukuran kinerja
yang validated.
3. Sesuai dengan seluruh aspek kinerja aktivitas yang mempengaruhi
pelanggan, sehingga menghasilkan penilaian yang komprehensif.
4. Memberikan umpan batik untuk membantu seluruh anggota organisasi
mengenali masalah — masalah yang ada kemungk inan perbaikan.
Persyaratan pengukuran kinerja tersebut berfokus kepada pelanggan, hat
tersebut diakui sangat penting karena jika pelanggan tidak puas dengan
pelayanan atau produk perusahaan maka mereka akin mencari produsen lain
yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
2.3 Manfaat Pengukuran Kinerja
Menurut Lynch dan Cross dalam Yuwono et-al (2007), manfaat pengukuran
kinerja adalah sebagai berikut :
1. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggaran sehingga akan
kepuasan kepada pelanggan.
2. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata
rantai pelanggan dan pemasok internal.
3. Mengindentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong
upaya-upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut (reduction of waste)
4. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih
konkret sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi.
5. Membangun konsep untuk melakukan suatu perubahan dengan memberi
hadiah atas perilaku yang diharapkan tersebut.
Manfaat pengukuran kinerja akan sangat penting bagi perusahaan. Melalui
pengukuran kinerja perusahaan dapat membenahi kinerja melalui aspek keuangan
maupun non keuangan. Dengan adanya pengukuran kinerja, visi dan misi
perusahaan akan terlihat jelas apakah selama ini masih sesuai dengan yang
2.4 Balanced Scorecard
Balanced Scorecard terdiri dari 2 kata : (1) kartu skore/nilai (scorecard) dan (2) Berimbang (balanced). Kartu Skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Melalui kartu
skor/nilai, nilai yang hendak diwujudkan personel di masa depan dapat
dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan im
digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja personel yang
bersangkutan. Kata berimbang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa
kinerja personel di ukur secara berimbang dari dua aspek yaitu, Keuangan
dan Non Keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern.
Pada awalnya, Balanced Scorecard diciptakan untuk mengatasi problem tentang kelemahan sistem pengukutan kinerja eksekutif pada aspek
keuangannya. Selanjutnya balanced scorecard mengalami perkembangan implementasi tidak hanya sebagai alas pengukur kinerja eksekutif, namun
meluas sebagai pendekatan dalam penyusunan rencana strategi.
Pada tahun 1990, Nolan Norton Institute, bagian riser kantor akuntan
public KPMG di USA yang dipimpin oleh David P Norton mensponsori
studi tentang “Pengukutan kinerja dalam Organisasi Masa Depan”. Hasil
studi tersebut diterbitkan dalam sebuah artiker berjudul “Balanced Scorecard – Measure That Drive” menyimpulkan bahwa pengukuran kinerja eksekutif masa depan diperlukan ukuran komprehensif yang
pembelajaran pertumbuhan. Pada awal tahun 2000, balanced Scorecard telah menjadi bagian inti sistem manajemen strategi, tidak hanya bagian
eksekutif, namun bagi seluruh personel perusahaan, terutama dalam
perusahaan yang telah memanfaatkan secara intensif teknologi informasi
dalam operasi bisnisnya. (Mulyadi, 2001:74)
Menurut Kaplan dan Norton (2000:1 17), Balanced Scorecard merupakan : ... a set of measures that gives top managers a fast but comprehensive view of the business.. indudes financial measures that tell the result oj'actions already taken.. complements the financial measures withoperastional measures on customer satisfaction, internal process, and the organizations innovation and improvement activities-operational measurethat are the drivers of future financial performance.
Luis dan Biromo (2007:30) mendefinisikan Balanced Scorecard sebagai “suatu alai manajemen kinerja (Performa Management Tool) yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi ke dalam
aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indicator financial dan
non-financial yang kesemuanya terjalin dalam hubungan sebab akibat”.
Balance Scorecard sebagai sistem manajemen strategi dan pengukuran yang
Untuk itu diperjelas jugs bahwa indicator yang digunakan harus
merupakan kegiatan dan proses kegiatan inti lingkungan beroperasi.
2.4.1 Keunggulan Balanced Scorecard
Mulyadi (2001:18) menyatakan bahwa balanced scorecard sebagai inti manajemen perbankan strategis memiliki beberapa keunggulan,
yaitu :
1. Memotivasi personel untuk berpikir dan bertindak strategis dalam
membawa perusahaan menuju ke masa depan untuk melipat
gandakan kinerja keuangan perusahaan, personel perlu
menempuh langkah — langkah strategis berupa pembangunan
tiga macam modal (capital) firm equity, organizational capital, menghasilkan total business yang koheren dan menghasilkan
sasaran — sasaran strategis yang terukur. Balanced Scorecard menuntut karyawan untuk merumuskan sasaran — sasaran yang
bersifat strategis dalam tahap perencanaan strategis.
2. Menghasilkan total business plan yang komprehensif, balanced
scorecard tidak hanya terbatas pada perspektif keuangan namun
meluas ke perspektif customer, proses bisnis / intern,
pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan sasaran strategis ke
perspektif non keuangan tersebut dan mengarahkan perhatian
3. Balanced Scorecard dapat menghasilkan dua macam kekoherenan : a. Kekoherenan antara misi dan visi perusahaan dengan program dan
rencana laba jangka pendek (anggaran). Tahap perumusan strategi
menghasilkan dokumen penting berikut ini:
i. Pernyataan misi, visi dan keyakinan dasar
ii. Tujuan (goals) iii.Strategi
Dalam tahap perencanaan strategis telah dipilih kemudian
diterjemahkan tujuan ke sasaran strategis dalam empat perspektif :
keuangan, pelangaan, proses bisnis intern dan pembelajaran. Dalam
tahap penyusunan anggaran bagian program yang akan dilakukan
dalam tahun tertentu kemudian dijabarkan dalam langkah — langkah
tahunan beserta taksiran anggarannya. Dengan sistematikan
penerjemahan visi dan misi sampai dengan penyusunan anggaran akan
menghasilkan kekoherenan antara visi dan misi perusahaan dengan
program rencana laba jangka pendek.
b. Kekoherenan antara berbagai sasaran strategis yang dirumuskan
dalam tahap perencanaan strategis. Disamping memperluas sasaran
strategis, balanced scorecard juga memberikan hubungan rasional
antara berbagai sasaran strategis yang dirumuskan dalam
perencanaan strategis. Human capital dimanfaatkan untuk
membangun firm equity dengan mendesain dan memproduksi
Kekoherenan berbagai sasaran strategis dengan balance scorecard
sangat menjanjikan peningkatan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kinerja keuangan.
4. Menghasilkan sasaran strategis yang seimbang harus diarahkan ke dua
perspektif secara seimbang :
i. Seimbang antara fokus ke proses pembelajaran dan pertumbuhan.
j. Seimbang antara fokus ke intern dan ekstern perusahaan.
5. Menghasilkan sasaran strategis yang terukur dalam balanced scorecard yang menghasilkan keberhasilan dalam pencapaian sasaran strategis
sesuai dengan yang dirumuskan dan mengukur faktor yang memacu
pencapaian keberhasilan tersebut.
2.4.2 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard
1. Perspektif — perspektif dalam Balanced Scorecard
Menurut Kaplan dan Norton (130 : 2000), dalam Balanced Scorecard
pengukuran kinerja suatu perusahaan dikelompokkan ke dalam empat
perspektif, yaitu perspektif keuangan, perpektif pelanggan, perspektif
bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
i. Perspektif Keuangan
Pelaksanaannya telah memberikan kontribusi bagi keuntungan
perusahaan. Oleh karena itu, tujuan keuangan menjadi fokus tujuan dan
ukutan ketiga perspektif lainnya. Dalam menentukan tujuan dan ukuran
keuangan ini, perlu diidentifikasi posisi perusahaan saat ini. Menurut
pertumbuhan (growth), tahap bertahan (sustain) dan tahap menuai (harvest).
a. Tahap Pertumbuhan (growth)
Perusahaan yang berada pada tahap awal pertumbuhan memiliki
produk (barrang atau jasa) yang bertumbuh secara signifikan,
sehingga strategi dan pengukuran dalam perspektif keuangan yang
dilakukan dapat difokuskan pada tingkat pertumbuhan penjualan
diberbagai pangsa pasar.
b. Tahap Bertahan (sustain)
Perusahaan yang berada pada tahap bertahan memiliki produk
(barang atau jasa) yang bertumbuh secara stabil, sehingga strategi dan
pengukuran perspektif keuangan yang dilakukan dapat difokuskan
pada peningkatan pendapatan operasional, peningkatan tingkat
pegendalian investasi (return on investment), peningkatan keuntungan bersih (net profit margin).
c. Tahap Menuai (harvest)
Pada tahap ini, perusahaan memiliki produk (barang atau jasa) yang
bertumbuh secara lambat, sehingga strategi dan pengukuran dalam
perspektif keuangan dapat difokuskan pada pengelolaaan aras kas
ii. Perspektif Pelanggan
Perspektif pelaanggan memfokuskan pada bagaimana organisasi
memperhatikan pelanggannya agar berhasil. Saat itu banyak perusahaan
yang mempunyai kebijakan kerjasama dengan memfokuskan kepada
pelanggan. Untuk menjadi nomor satu, perusahaan harus memberi nilai
lebih kepada pelanggan. Kaplan dan Norton (150 : 2000) membagi
pengukuran atas pelanggan ini menjadi dua, yaitu kelompok pengukuran
pelanggan utama dan pengukuran di luar kelompok utama.
Kelompok pengukuran pelanggan utama terdiri dari pangsa pasar, retensi
pelanggan, akuisisi pelanggan, kepuasan pelanggan dan profitabilitas
pelanggan.
a. Pangsa pasar
Menggambarkan proporsi bisnis yang dijual oleh sebuah unit bisnis di
pasar tertentu.
b. Retensi pelanggan
Mengukur suatu tingkatan dimana peruhsaan dapat mempertahankan
hubungan dengan pelanggan.
c. Akuisisi pelanggan
Mengukur dalam bentuk relatif atau absolut, keberhasilan perusahaan
menarik atau memenangkan pelanggan atau bisnis baru.
d. Kepuasan pelanggan
Menilai tingkat kepuasan atas kinerja-kinerja tertentu dalam proporsi nilai.
Mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pelanggan atau segmen
tertentu setelah menghitung berbagai pengeluaran yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan tersebut.
Kelompok pengukuran diluar kelompok utama terdiri dari atribut produk dan jasa
, hubungan peinggan, citra dan reputasi.
iii.Perspektif Proses Bisnis internal
Analisis proses bisnis internal perusahaan dilakukan dengan
menggunakan analisis rantai nilai. Disini manajemen mengindentifikasi
proses bisnis internal kritis yang harus diunggulkan oleh perusahaan.
Balanced Scorecard dalam perspektif ini memungkinkan manajer untuk
mengetahui seberapa baik bisnis mereka berjalan dan apakah produk atau
jasa mereka sesuai dengan spesifikasi pelanggan.
Kaplan dan Norton, membagi proses bisnis internal kedalam tiga proses
bisnis utama (169 : 2000), yaitu
a. Proses Inovasi
Dalam Proses ini, unit bisnis menggali pemahaman tentang
kebutuhan laten dari pelanggan dan menciptakan produk dan jasa
yang mereka butuhkan. Pengukuran yang dilakukan untuk proses
inovasi ini antara lain presentasse penjualan produk baru, jumlah
produk baru dibandingkan dengan pesaing atau rencana, kemampuan
generasi produk berikutnya, waktu siklus, perolehan, titik impas
waktu (break even time). b. Proses Operasi
Proses operasi adalah proses untuk membuat dan menyampaikan
produk/jasa. Pengukuran proses operasi dapat menggunakan
pengukuran-pengukuran seperti : waktu, kualitas dan biaya ditambah
dengan fleksibilitas dan karakteristik spesifik dari produk/jasa yang
menciptakan nilai untuk pelanggan.
c. Proses Pelayanan Purna Jual
Proses ini merupakan jasa pelayanan kepada pelanggan setelah
penjualan produk/jasa tersebut dilakukan. Pengukuran yang
digunakan dalam layanan puma jual sama dengan pengukuran pada
proses operasi yaitu : waktu, kualitas dan biaya.
iv.Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan
Perspektif terakhir dalam Balanced scorecard mengembangkan tujuan
dan ukuran yang mendorong pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan.
Tujuan di dalam perspektif pembelajran dan pertumbuhan adalah
menyediakan infrastruktur yang memungkinkan tujuan dan ambisi dalam
tercapainya ketiga perspektif lainnya. Tujuan dari perspektif ini adalah
mendorong menghasilkan kinerja yang istimewa dalam tiga perspektif
scorecard yang sebelumnya. Balanced Scorecard menekankan petingnya
pembelajaran dan pertumbuhan ada tiga faktor yang diperhatikan
(Kaplan & Norton (174:2000), Yaitu :
a. Kemampuan Karyawan (Employee Capabilities)
Akibat adanya pergeseran teknologi yang menunjukkan seluruh
pekerjaan diotomasi, maka pekerjaan yang sama yang dilakukan secara
terus-menerus pada tahap efisiensi dan produktivitas yang tidak sama,
tidak lagi cukup bagi tercapainya keberhasilan perusahaan. Oleh
karena itu, perusahaan harus melakukan perbaikan secara terus
menerus.
b. Kemampuan Sistem Informasi (Information system)
Motivasi dan keahlian karyawan diperlukan dalam mencapai tujuan
pelanggan dan bisnis internal, namun itu saja tidak cukup jika mereka
tidak nemiliki informasi yang tepat, cepat dan akurat sebagai umpan
batik. Informasi tersebut dapat berupa informasi tentang pelanggan,
proses bisnis internal, keuangan dan keputusan yang dibuat oleh
karyawan.
c. Motivasi, kekuasaan dan Keselarasan (Motivation, Empowerment, and Alignment)
Ukuran dari motivasi karyawan adalah jumlah saran per-pegawai,
dimana Ukuran ini menangkap partisipasi karyawan yang sedang
berlangsung dalam memperbaiki kinerja perusahaan, dan tingkat
kualitas partisipati karyawan dalam memberikan saran untuk peluang
2.4.3 Tolak ukur Kinerja dalam Balanced Scorecard (BSC)
Menurut Kaplan dan Norton (122 :2000) berbagai Ukuran kinerja yang
digunakan pada masing-masing perpektif antara lain pengukuran kinerja
pada perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal
dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
1. Pengukuran Kinerja pada Perspektif Keuangan
Ukuran-ukuran kinerja yang digunakan pada perspektif keuangan adalah
pertumbuhan pendapatan, Return On Investmen (ROI) dan Net Profit Margin.
i. Pertumbuhan Pendapatan
ii. Return on Investment
��� = ����������������������
���� − ��������������� �100%
Ukuran ini digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam
memanfaatkan seluruh sumber dayanya. Nilai persentase R01 yang
semakin tinggi menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin
baik.
iii. Net Profit Margin
���=����������������������
��������� �100%
Ukuran ini digunakan untuk menggambarkan kesuksesan dari suatu
operasi perusahaan dan ukuran ini biasa digunakan untuk
tinggi nilai persentase laba bersih dibandingkan dengan penjualan
maka dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan berada dalam
posisi baik.
2. Pengukuran Kinerja pada Perspektif Pelanggan
Ukuran-ukuran kinerja yang digunakan pada perspektif pelanggan adalah
jumlah pelanggan perusahaan, rata-rata laba per pelanggan dan beban
operasi per pelanggan.
i. Jumlah Pelanggan Perusahaan
ii. Rata-rata Laba per Pelanggan
Rata-rata Laba per Pelanggan = ����������
���������������100%
Ukuran ini mencerminkan rata-rata pendapatan yang diperoleh
perusahaan dalam melayani pelanggan.
iii.Beban Operasi per Pelanggan
Beban Operasi per Pelanggan = ������������
���������������100%
Ukuran ini digunakan untuk mengetahui rata-rata pendapatan yang
diperoleh oleh perusahaan dalam melayani pelanggan.
3. Pengukuran Kinerja pada Perspektif proses bisnis internal
Ukuran-ukuran kinerja yang digunakan pada perspektif proses bisnis
internal adalah terpenuhinya sertifikat intemasional, margin laba
operasional, rasio beban operasi terhadap pendapatan dan jumlah
i. Terpenuhinya sertifikat internasional
ii. Margin Laba Operasi
Margin Laba Operasi = ������������
�������������� �100%
Ukuran ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam melakukan efisiensi biaya dalam proses operasi.
iii.Rasio Beban Operasi Terhadap Pendapatan
Rasio Beban Operasi Terhadap Pendapatan =
������������
��������������� �100%
Ukuran ini digunakan untuk mengetahui konsistensi perusahaan dalam
memelihara dan meningkatkan hubungan dengan pelanggan melalui
kegiatan kunjungan bisnis ke pelanggan.
iv.Jumlah Kunjungan bisnis ke pelanggan
4. Pengukuran Kinerja pada Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Ukuran-ukuran kinerja yang digunakan pada perspektif pembelajara dan
pertumbuhan adalah jumlah karyawan yuang mengikuti pelatihan dan
pengembangan, rasio beban pelatihan dan pengembangan karyawan
terhadap laba operasi, organization capital dan kepuasan karyawan, tingkat perputaran karyawan dan produktivitas karyawan.
ii. Rasio Beban Pelatihan dan Pengembangan Karyawan terhadap Laba
Operasi
Rasio Beban Pelatihan dan Pengembangan =
��������������������������
����������� �100%
Ukuran ini digunakan untuk mengukur kontribusi atas pelatihan dalam
pengembangan karyawan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap
laba operasi.
iii.Organization Capital dan Kepuasan Karyawan iv.Tingkat Perputaran Karyawan
Tingkat Perputaran Karyawan ��������������� ����������
��������������������� �100%
Ukuran ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
mempertahankan karyawannya.
v. Produktivitas Karyawan
Produktivitas Karyawan ���������� �������������
Ukuran ini digunakan untuk mengukur kemampuan karyawan dalam
2.5 Penelitian Terdahulu
1. Sri Wahyum pada penelitiannya membahas dengan judul Analisis
Balanced Scorecard sebagai alas pengukuran kinerja pada PT. Semen
Bosowa Maros. Hasil Penelitian Penilaian Kinerja menggunakan metode
balanced scorecard dapat mengetahui keberhasilan perusahaan tidak hanya
segi internal dalam hal in] perspektif keuangan saja, melainkan semua
aspek.
2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yuanisa Dhira Kemalasari
(2010) mengenai Evaluasi Terhadap Kinerja Unit Usaha Syariah pada
Bank Konvensional dengan Balanced Scorecard bahwa Hasil dari
penelitian tersebut adalah Keempat perspektif pada balanced scorecard
dapat dilihat perkembangan perusahaan yang tidak diukur pada perspektif
keuangan saja namun secara keseluruhan.
3. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Novella Aurora (2010) tentang
Penerapan Balanced Scorecard sebagai Tolak ukur pengukuran Kinerja
pada RSUD Tugurejo Semarang adalah peneliti dapat memformulasikan
visi, misi dan strateginya dan hasilnya menunjukkan bahwa kinerja rumah
sakit dikatakan cukup baik dengan menggunakan balanced scorecard dan
rumah sakit kurang dalam memberikan pelithan terhadap karyawannya
guna meningkatkan dan mengembangkan kemampuan serta keahlian para
2.6 Kerangka Konseptual
Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder.
Data-data tersebut akan digunakan untuk pengukuran kinerja perusahaan dengan
menggunakan perspektif-perspektif dalam balanced scorecard sehingga
kesimpulan dan saran dapat diperoleh. Kesimpulan dan saran tersebut
dituangkan di dalam sebuah karya ilmiah yang berbentuk skripsi.
Berdasarkan uraian sebelumya maka dibuat kerangka konseptual sebagai
berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
PT. BPR NBP SETIA BUDI
Visi dan Misi
Strategi
Penerapan Balanced Scorecard sebagai alternative dalam pengukuran kinerja melalui empat perspektif :
1. Perspektif Keuangan 2. Perspektif Pelanggan
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Dari kerangka konseptual diatas penulis mencoba untuk menguraikan bagaimana
penerapan pengukuran kinerja Perusahaan bila diukur dengan metode Balanced
Scorecard. Dengan melakukan pengukuran ini akan terlihat bagaimana kinerja
perusahaan secara keseluruhan apakah mengalami peningkatan kinerja yang baik
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian
deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu variabel atau lebih (dependen) tanpa menibuat perbandingan
atau menghubungkan dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2004). Unit analisi
adalah satuan yang diteliti yang bisa berupa individu, kelompok, benda, atau suatu
latar peristiwa sosial seperti misalnya aktivitas individu atau kelompok sebagai
subjek penelitian. Unit analisis yang digunakan peneliti adalah karyawan tetap
(staf administrasi) PT. BPR NBP Setia Budi yang menjadi objek dan pusat
pembahasan.
3.2 Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer din data sekunder.
1. Data Primer adalah data yang didapat dari surnber pertama yang
merupakan data mentah yang kelak akan diproses untuk tujuan-tujuan
tertentu sesuai dengan kebutuhan, misalnya dari individu atau
perseorangan.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari perusahaan dalam
bentuk yang susah diolah sehingga lebih informatif jika digunakan
oleh pihak yang berkepentingan, misalnya dalam bentuk tabel, grafik,
gambar, diagram, dan sebagainya. Data sekunder yang diperoleh
perusahaan dan contoh laporan keuangan.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, teknik
dokumentasi dan teknik kepustakaan.
1. Teknik wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung
dengan staf PT.BPR NBP Setia Budi
2. Teknik Dokumentasi, yaitu memperoleh data dengan cara pengamatan
tidak langsung terhadap objek yang diteliti seperti melalui pencatatan dan
pengcopyan laporan-laporan, dokumen-dokumen, catatan-catatan, dan
informasi lainnya yang berhubungan dengan judul yang diteliti.
3. Teknik Kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan bahan-bahan bacaan
untuk mendapatkan teori -teori mengenai Balanced Scorecard
3.4 Metode Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dengan metode deskriptif dan perhitungan
(counting) yaitu suatu metode dengan pengumpulan data, disusun dan dianalisis
sehingga memberikan keterangan bagi pemecahanmasalah yang dihadapi.
Kinerja bank secara keseluruhan diketahui dengan cara menjumlahkan
seluruh ratio dalam perspektif balanced scorecard yang sebelumnya telah diberi
bobot nilai tertentu. Perhitungan persentase, dan bobot rasio-rasio tersebut adalah
1. NPL / NPF (Non Performing Loans)
Standar terbaik NPL menurut Bank Indonesia adalah bila NPL berada
dibawah 5%. Variabel ini mempunyai bobot nilai 20%. Skor nilai NPL ditentukan
sebagai berikut ;
Jika NPL bernilai :
a. Lebih dari 8%, skor nilai = 0
b. Antara 5% - 8%, skor nilai = 80
c. Antara 3% - 5%, skor nilai = 90
d. Kurang dari 3%, skor nilai = 100
Misalnya suatu bank memiliki NPL 2%, maka skor akhir NPL adalah 20%* 100=
20.
2. Rasio Maya Operasional (BOPO)
Standar terbaik untuk rasio biaya operasional menurut Bank Indonesia
adalah 92%. Variabel ini mempunyai bobot nilai sebesar 15%. Skor nilai untuk
rasio biaya operasional ditentukan sebagai berikut :
Jika BOPO bernilai
a. Lebih dari 125 %, skor nilai = 0
b. Antara 92% - 125%, skor nilai = 80
c. Antara 85% - 92%, skor nilai = 100
d. Kurang dari 85%, skor nilai = 90
Misainya suatu bank memiliki BOPO 86,44%, maka skor akhir BOPO adalah 15
3. LDR( Loan to Deposit Ratio)
Standar terbaik LDR menurut Bank Indonesia adalah 85% - 110%.
Variabel ini diberi bobot nilai sebesar 20%. Skor nilai LDR ditentukan sebagai
berikut ;
Jika LDR bernilai :
a. Kurang dari 50%, skor nilai = 0
b. Antara 50% - 85%, skor nitai = 80
c. Antara 85%-110%, skor nilai =100
d. Lebih dari 110%, skor nilai = 90
Misalnya suatu bank memiliki LDR 88,56%, maka skor akhir LDR adalah
20%* 100 = 20
4. Tingkat kepuasan Nasabah
Standar terbaik tingkat kepuasan nasabah adalah 80%. Bahwa jumlah
nasabah yang menyatakan puas diatas 80% berarti bank dapat memberikan
kepuasan kepada nasabah. Variabel ini diberi bobot nilai sebesar 15%. Skor
tingkat kepim. an nasabah ditentukan sebagai berikut ;
Jika tingkat kepuasan nasabah bemilai
a. Kurang dari 40%, skor nilai = 0
b. Antara 40% - 60%, skor nilai = 80
c. Antara 60% - 80%, skor nilai = 90
d. Lebih dari 80%, skor nilai = 100
Misalnya suatu bank memiliki nilai tingkat kepuasan 85%, maka skor akhir
5. AETR (Administrative Expense to Total Revenue)
Standar terbaik AETR adalah 10%, bank dengan tingkat AETR antara
8,5% - 10% berarti bank dapat mengendalikan biaya administrasi tetapi tetap
memberikan pelayanan dengan baik. Variabel ini mempunyai bobot nilai
sebesar 15%. Skor nilai AETR ditentukan sebagai berikut :
Jika AETR bemilai:
a. Lebih dari 12%, skor nilai = 0
b. Antara 10%- 12%, skor nilai = 80
c. Antara 8,5%-10%, skor nilai =100
d. Kurang dari 8,5%, skor nilai = 90
Misalnya suatu bank memiliki AETR 9,88%, maka skor akhir AETR adalah
6. Tingkat Kepuasan Karyawan
Standar terbaik tingkat kepuasan karyawan adalah 80%. Bahwa jumiah
karyawan yang menyatakan puas diatas 80% berarti bank dapat
memberikan kepuasan kepada karyawannya dengan baik. Variabel ini
diberi bobot nilai sebesar 15%. Skor nilai tingkat kepuasan karyawan
ditentukan sebagai berikut;
Jika tingkat kepuasan karyawan bernilai
a. Kurang dari 40%, skor nilai = 0
b. Antara 40% - 60%, skor nilai = 80
c. Antara 60% - 80%, skor nilai = 90
d. Lebih dari 80%, skor nilai = 100
Misalnya suatu bank memiliki nilai tingkat kepuasan karyawan 87%, maka
skor akhir tingkat kepuasan karyawan adalah 15%* 100 = 15.
Selanjutnya, skor masing-masing variabel tersebut dijumlahkan. Berdasarkan
contoh diams maka total skornya adalah 20+15+20+15+15+15 = 100. Jadi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Bank Perkreditan Rakyat Bona Pasogit (BPR-NBP) sebagai anak
perusahaan PT. Nusantara Bona Pasogit (NBP Grup) telah dirintis persiapan
pendiriannya sejak awal tahun 1991 oleh ASIH GROUP. Sifat dari perusahaan ini
adalah Holding Company. PT. Nusantara Bona Pasogit ini didirikan dengan
maksud untuk mengupayakan penggalangan "kepedulian" membangun
perekonomian masyarakat bona pasogit pada khususnya dan perekonomian
nusantara pada umumnya. Pendirian perseroan ini dirintis sejak Januari 1989 oleh
Pemrakarsa dan Pendiri Forum Komunikasi Mitra – Mitra Pembangunan Bona
Pasogit yang didukung oleh kurang lebih 500 orang tokoh – tokoh masyarakat.
Dengan tujuan umum pendirian dari PT. Nusantara Bona Pasogit yaitu
mendirikan, membangun, dan mengembangkan lembaga usaha yang transparan
(trustable, accountable, and credible) yang memberi manfaat dan keuntungan bagi
masyarakat, karyawan dan pemegang saharn PT. Nusantara Bona Pasogit sampai
saat ini telah mendirikan banyak anak perseroan yang telah tersebar hampir di
seluruh wilayah Indonesia, yaitu antara. lain : Bank Perkreditan Rakyat, Hotel,
Penerbitan, dan Percetakan (Majalah Bona Ni Pinasa), Money Changer (PT.
Trivalas Nusantara Bona Pasogit), Property dan Konstruksi, serta Trading dan.
Agrobisnis. Peresmian berdirinya 10 BPR khususnya di Sumatera Utara sebagai
Group ini diresmikan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera
Utara pada tanggal 20 November 1991 dengan falsafah :
“Atas Dasar Kasih, mengembangkan sumber daya yang ada untuk
kesejahteraan masyarakat” telah berkembang menjadi 33 BPR yang tersebar luas
di Sumatera Utara dan 12 cabang BPR yang tersebar luas di Jawa. Adapun cabang
– cabangnya yang tersebar luas di daerah Sumut dan Jawa adalah Sumatera.
1. Wilayah Jawa Barat
Terdapat 12 BPR NBP yang tersebar di wilayah Jawa Barat
2. Wilayah Sumatera
Terdapat 21 BPR NBP yang Tersebar di wilayah Sumatera
Sebagai salah sate cabang dari Bank Perkreditan Rakyat yang dikelola oleh
PT. Nusantara Bona Pasogit ini maka, PT. Bank Perkreditan Rakyat Nusantara
Bona Pasogit 22 mulai melaksanakan operasional bank sejak tanggal 19 Juni 1995
dengan akte pendirian No. 558 tahun l992 oleh Notaris R.N. Sinulingga, S.H.
Pendirian tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman RI No. Kep. 101/1993
tanggal 21 September 1993 dan ijin Menteri Keuangan No. Kep. 106/KM.17/1995
tanggal 28 April 1995.
PT. Bank Perkreditan Rakyat yang berlokasi di Jalan Setia Budi No. 54
Medan, Sumatera Utara, sepenuhnya dijamin oleh Pemerintah berdasarkan
KEPPPRES : No. 193 tahun 1998 dan sesuai dengan SK DIR BANK
4.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi dari PT.BPR NBP Setia Budi adalah Menjadi lembaga pelayanan
keuangan mikro dengan kinerja terbaik di tingkat regional.
Misi dari PT.BPR NBP Setia Budi adalah
1. Memerangi Kemiskinan dan Pengangguran.
2. Memajukan ekonomi kerakyatan melalui kegiatan intermediasi
perbankan
3. Memberikan pendampingan kepada nasabah untuk memajukan
usaha dan kesejahteraannya.
4. Mendidik pekerja dan masyarakat untuk bertanggung jawab dan
bermoral.
5. Mendukung pelaksanaan pembangunan nasional melalui kewajiban
pajak.
Dalam menjalankan aktivitas perusahaan PT. BPR NBP Setia Budi Medan
memiliki beberapa landasan yaitu :
1 . Landasan Teologis Berpihak kepada kelompok yang paling kecil dan
tidak berdaya.
2 . Landasan Filosofis Hakekat sebagai perantara keuangan (Financial intermidiary)
3. Landasan Operasional
Undang-undang No. 7 tahun 1992, sebagaimana telah diperbaharui
4.3Perkembangan Perusahaan
Perkembangan pada Perusahaan PT. BPR NBP Setia Budi dapat dillihat
dari Tingkat Nasabah dan Jumlah deposito dari nasabah
1. Tingkat Nasabah
Perkembangan suatu perusahaan adalah dimana adanya kenaikan dalam
mendapatkan konsumen atau nasabah. Marketing dan customer Service
merupakan inti dalam menaikan kinerja dalam suatu perusahaan. Dalam
PT. BPR NBP Setia Budi tingkat nasabah pada Tahun 2011 adalah 1390
nasabah dan pada Tahun 2012 1549 nasabah. Sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa PT. BPR NBP Setia budi dalam hal tingkat nasabah
memiliki peningkatan nasabah sebanyak 159 orang dalam periode tahun
2011-2012. Dalam hal ini kinerja karyawan dalam meningkatkan
perkembangan perusahaan harus kerja keras guna mendapatkan hasil yang
lebih bagus lagi sehingga tercapainya titik maksimal tujuan dari
perusahaan.
2. Jumlah Deposito
Jumlah Deposito pada BPR merupakan kemampuan dalam perusahaan
tersebut agar dapat bertahan dalam mempertahankan jumlah nasabah dan
menyeimbangkan pengeluaran dan pemasukan perusahaan. Jika tingkat
deposito dari nasabah sedikit maka tingkat kepercayaan nasabah pada PT.
BPR kurang sehingga dapat kita perkirakan kedepannya mungkin
tahun 2011 adalah Rp. 4.389.488.656 dan pada tahun 2011 dan pada tahun
2012 tingkat deposito Rp. 5.087.424.980. peningkatan jumlah deposito
dari PT. BPR NBP Setia Budi memungkinkan perusahaan tersebut dapat
bertahan lama dan tingkat kepercayaan nasabah yang semakin tinggi.
Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat deposito dari suatu
perusahaan maka semakin bagus perusahaan tersebut.
4.4 Produk dan Jasa pada PT. BPR NBP Setia Budi Medan
Dari segi pengumpulan dana dari masyarakat yang makmur, PT. BPR
NBP Setia Budi Medan menawarkan dua jenis produk yaitu:
a. Tabungan
Tabungan adalah dana simpanan pihak ketiga kepada bank, yang
penarikannya hanya dapat dilakukan dengan syarat-syarat tertentu dan diatur oleh
Bank. PT. BPR NBP Setia budi Medan dalam menarik minat masyarakat
menabung memberikan suatu fasilitas yang cukup menarik, selain dapat diambil
atau disetor setiap hari yaitu sistem jemput bola.
Sistem jemput bola adalah suatu fasilitas yang diberikan PT. BPR NBP
Setia budi Medan yaitu dengan cara petugas bank yang akan mendatangi nasabah
untuk melakukan transaksi yang sama seperti yang dilakukan nasabah di Bank
tanpa harus ke Bank dan dapat menghemat waktu serta tanpa harus meninggalkan
segala aktifitas yang dilakukan oleh si nasabah.
PT. BPR NBP Setia Budi Medan menawarkan dua jenis produk
1) Tabungan Sejahtera
Tabungan ini dapat digunakan oleh seluruh masyarakat untuk mempermudah
semua transaksi dengan relasi kerja nasabah clan dapat diambil setiap saat.
Tabungna ini dapat dijadakan sebagai jaminan kredit. Besarnya setoran awal
minimum adalah Rp. 20.000 serta bunga tabungan yang diberikan sebesar 5%
per tahun, dengan biaya administrasi Rp 1000 per bulannya.
2) Tabungan Pelajar
Tabungan ini terkhusus kepada para pelajar sebagai nasabahnya. Tabungan ini
memberikan kemudahan dalam penyetoran clan pengambilan. Besarriya
setoran awal Rp. 20.000 dengan suku bunga 5% per tahun, tidak dikenakan
biaya administrasi.
3) Tabungan Pundi
Tabungan pundi merupakan tabungan berhadiah clan diundi setiap
persemester dengan berbagai hadiah menarik sepeda motor, hadiah favorit dan
hadiah unggulan berupa mobil. Dengan setoral awal Rp 25.000,- dengan suku
bunga 3% per tahun serta biaya administrasi Rp. 1.500,-
b. Deposito
Deposito adalah simpanan pihak ketiga kepada Bank yang penarikannya
hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara
pihak ketiga dan Bank.
Deposito ini berjenis ARO ( Automatic Roll Over), yaitu jenis deposito
pihak Bank apabila tidak ada konfirmasi dari nasabah untuk mengambil
depositonya tetapi sebelum diperpanjang pihak Bank terlebih dahulu pihak Bank
memberikan konfirmasi kepada nasabh untuk memperpanjang jangka waktu dari
deposito tersebut. Saldo minimum pembukaan Rp 1.000.000,-.
Deposito PT. BPR NBP Setia budi Medan, selain dapat dijadikan sebagai
jaminan kredit juga memberikan keuntungan kepada nasabah depositonya yaitu
berupa pemberian bunga yang cukup tinggi yaitu:
− Deposito 3 bulan : 6% per tahun
− Deposito 6 bulan : 7% per tahun
− Deposito 12 bulan : 8% per tahun
Dan seluruh simpanan masyarakat baik tabungan maupun deposito dijamin
Oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Sesuai dengan fungsinya sebagai bank, maka P'T. BPR NBP Setia budi
Medan menyalurkan dana (kredit) kepada masyarakat yang membutuhkan.
Pemberian kredit ini sebagai usaha bank untuk memperoleh pendapatan dari
usahanya. Disamping itu kredit ini tetap memperhatikan prinsip-prinsip
pemberian kredit yang sehat.
PT. BPR NBP Setia budi Medan memberikan tiga jenis kredit yang
ditawarkan kepada masyarakat, yaitu:
1. Kredit Modal Kerja
membiayai keperluan modal kerja.
2. Kredit Investasi
Kredit ivestasi adalah kredit yang digunakan un tuk pembelian
barang-barang modal dan jasa yang diperlukan guna rehabilitasi, moredenisasi,
ekspansi, dan realokasi proyek atau pendirian usaha baru.
3. Kredit Konsumtif
Kredit konsumtif adalah kredit yang dibeikan bank untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi nasabah, seperti kendaraan bermotor, kredit
kepemilikan rumah, biaya pendidikan sekolah, dan kebutuhan lainnya.
c. Produk Kredit
3. Kredit Umum
Kredit ini ditujukan kepada seluruh kalangan masyarakat dan agunannya dapat
berupa BPKB kendaraan dan surat tanah (SHM, SK Camat, Akta Notaris).
4. Kitara ( Kredit Tabungan Sejahtera)
Kredit ini ditujukan kepada calon debitur yang sudah memiliki tabungan
terlebih dahulu di PT. Bank Perkreditin Rakyat Nusantara Bona Pasogit 22
Medan.
5. Kredit Tanpa Agunan Seratus Hari (KTA SERI)
Kredit ini ditujukan kepada pedagang kecil dengan jumlah nominal
Rp.1.000.000,- dengan jangka waktu selama 100 hari.
6. Kredit Instansi ( Krista)
Dan pihak Bank akan menjalin kerja sama dengan perusahaan tersebut
sehingga seluruh karyawan atau pegawai dapat diberikan kredit dengan
agunan berupa ijasah terakhir.
4.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Deskripsi Jabatan pada Perusahaan PT. Bank Perkreditan Rakyat
Nusantara Bona Pasogit 22 Medan dipimpin oleh dewan direksi yang bertanggung
jawab kepada Rapat Umum Pemegang Sahara (RUPS) dan diawasi oleh Dewan
Komisaris Perusahaan.
Didalam menjalankan aktifitasnya, dewan direksi dibantu oleh beberapa
orang staf/pegawai, yang mana setiap staf memiliki tugas dan tanggung jawab
masing – masing, sebagai berikut :
1. Dewan Komisaris
a. Memilih pemilik/pemegang saham untuk melakukan pengawasan terhadap
kebijaksanaan direksi dan pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh direksi.
b. Membuat persetujuan atas rencana kerja dan anggaran yang telah disusun
oleh direksi baik sesudah maupun sebelumnya.
c. Membuat laporan hasil pengawasan setiap akhir semester.
d. Melakukan rapat rutin secara bulanan dengan direksi untuk membahas
hasil usaha serta menjadwalkan RUPS.
e. Mengawasi pelaksanaan pemberian kredit.
langkah langkahperbaikan apabila pelaksanaan pemberian kredit tersebut
menyimpang dari rencana yang telah dibuat.
g. Meminta penjelasan atau pertanggungjawaban Direksi apabila terdapat
penyimpangan yang trcantum dalam PKP B.
h. Memantau perencanaan dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kepada
pegawai yang menangani perkreditan
i. Melaporkan hasil pengawasan terhadap Pedoman kebijakan Perkreditan
BPR kepada Bank Indonesia yang merupakan bagian dari Laporan
Pelaksanaan Rencana Kerja yang disampaikan secara semester sesuai
dengan Ketentuan Bank Indonesia yang berlaku
j. Memberikan persetuajuan atas pemberian kredit untuk plafon diatas
wewenang direksi.
2. Dewan Direksi
a. Bertanggung jawab atas penyusunan Pedoman Kebijakan Perkreditan BPR
yang memuat semua aspek yang tercantum dalam pedoman standart KPB
untuk dimintsksn persetujuan kepada Dewan Komisaris.
b. Menyetujui prosedur perkreditan yang mengacu pada PKPB yang telah
disetujui oleh Dewan Komisaris.
c. Memastikan ketaatan BPR terhadap ketentuan perundang-undangan dan
peraturan yang berlaku dibidang perkreditan.
d. Memastikan bahwa PKPB diterapkan ketentuan perundang undangan dan
e. Memastikan bahwa PKPB diterapkan dan dilaksanakan secara
konsekuensi dan konsisten.
f. Menetapkan anggota komite kredit.
g. Bertanggung jawab atas penyusunan rencana kerja perkreditan yang
dituangkan dalam rencana kerja BPR yang disampaikan kepada Bank
Indonesia.
h. Memastikan bahwa rencana kerja perkreditan telah terlaksana.
i. Melaporkan langkah-langkah perbaikan yang telah, sedang dan akan
kepada Dewan Komisaris secara berkala dan tertulis.
j. Menetapkan rencana pendidikan dan pelatihan bagi karyawan yang
menangani perkreditan dan memastikan pelaksaanan pedidikan dan
pelatihan tersebut sesuai dengan kebutuhan karyawan.
k. Bertanggung jawab terhadap keseluruhan aktivitas PT. Bank Perkreditan
Rakyat Nusantara, Bona Pasogit 22 Medan.
l. Memberikan keputusan pembiayaan, pengeluaran dan kenaikan pangkat
dan gaji pegawai.
m. Mempelajari perkembangan usaha serta menganalisa penyimpangan yang
terjadi alas target dan bila perlu mengambil tindakan penangkalan.
n. Mengupayakan ekpansi kredit yang lebih berkualitas.
o. Memantau semua kegiatan yang berkualitas.
p. Melihat, mengawasi memotivasi dam memberi penghargaan dan
mengevaluasi performance karyawan.
diperlukan.
3. Internal Control
a. Melaksanakan pemeriksaan terhadap transaksi keuangan di bank baik
bersifat kas maupun non kas.
b. Memastikan bahwa data – data keuangan perusaham sudah tepat.
c. Melakukan pemeriksaan secara dadakan terhadap kas opname minimal
sekali dalam sebulan.
d. Melakukan pemeriksaaan terhadap kepatuhan dari bagian – bagian bank
terhadap sistem dan prosedur yang ada.
e. Melakukan kas opname terhadap, aktiva tetap minimal sekali dalam
setahun.
f. Memberikan report kepada pimpinan atas hasil pemeriksaan.
g. Memberikan komentar terhadap, bagian – bagian yang melakukan
kesalahan atau kelalaian.
4. Credit Support
a. Melakukan pemeriksaan terhadap, dokumen — dokumen calon nasabah
baik peminjam maupun penabung.
b. Melakukan pemeriksaan terhadap agunan (jaminan) debitur kepada bank.
c. Membuat laporan hasil pemeriksaan untuk memlai kelayakan agunan
calon debitur.
d. Menghubungi notaris dalam rangka pengikatan kredit.
nasabah.
f. Membuat laporan kepada dewan direksi atas pinjaman dan agunan yang
ada pada bank.
g. Mendaftarkan Fiducia terhadap agunan kredit yang diikat secara Fiducia
h. Membuat tanda terima agunan dan peminjaman agunan
i. Memonitoring penyelesaian proses sertifikasi agunan kredit yang dilakuan
oleh notaris, termasuk biaya yang timbul
j. Memberikan saran di bidang hukum yang berhubungan dengan aktivitas
perusahaan.
5. Accounting (Pembukuan)
a. Mencatat dalam jumal tabelaris sesuai dengan ketentuan bank.
b. Memeriksa setiap dokumen penyetoran maupun pengambilan yang akan
dilayani oleh kasir.
c. Menyusun rekapitulasi mutasi untuk vahan masukan kedalam buku besar
yang bersumber dari Jurnal tabelaris.
d. Membuat laporan keuangan secara berkala baik untuk kepentingan intern
bank maupun untuk Bank Indonesia.
e. Menyusun arsip bukti — bukti pembukuan sesuai dengan peraturan
6. Administrasi Kredit
a. Melaksanakan kegiatan administrasi untuk kepentingan BPR sesuai
dengan ketentuan, peraturan dan prosedur yang berlaku.
b. Menginput dan mengupdate struktur kredit pada komputer sesuai file
kredit.
c. Membuat bukti transaksi yang berhubungan dengan kredit.
d. Membuat surat persetujuan kredit.
e. Membuat surat peringatan kepada debitur.
f. Menghitung angsuran pokok, bunga dan denda terhadap tagihan yang akan
dibayar debitur.
g. Memonitoring terhadap pembayaran angsuran kredit.
h. Membuat nominatif sesuai dengan kolektibilitasnya.
i. Memberikan laporan kepada seluruh account officer (pemasaran) sebagai
bahan dalam mengetahui pinjaman yang bermasalah.
j. Membuat laporan posisi kredit untuk intern perusahaan maupun ekstern
seperti Bank Indonesia dan Komisaris.
k. Membantu bagian pemasaran membuat somasi (peringatan) terhadap
debitur yang bermasalah.
l. Membuat dam mengerjakan pcdan - iian kredit intara bank dengan debitur.
m. Menghitung PPAP sesuai ketentuan kredit sesuai kolektibilitasnya.
n. Membuat daftar penagihan angsuaran kredit yang menunggak dan jatuh
tempo.
p. Menatausahakan file kredit.
q. Bersama dengan EDP, membuat laporan bulanan BI dan SID yang
berhungan dengan kredit.
7. Teller
a. Menerima uang setoran dari nasabah.
b. Membayar uang kepada nasabah setelah bukti — bukti pengambilan
memenuhi syarat.
c. Membuat perhitungan kebutuhan kas bagi bank.
d. Mencatat setiap transaksi kas dalam transaksi teller dan memvalidasi bukti
kas tersebut.
e. Menyetor setiap ada kelebihan maksimum kas selama jam kerja dan
menyetorkan sisa kas pada akhir hari kekas khasana.
f. Menyusun register kas teller pada setiap tutup kas.
8. Customer Service
a. Melayani atau memantau calon nasabah yang akan menggunakan jasa bank
(simpanan, pinjaman, dan lain — lain), khususnya dalam pengisian
formulir aplikasi.
b. Memberikan informasi tentang jasa yang akan digunakan oleh nasabah.
c. Menyusun register — register yang berhubungan dengan pelayanan
penyimpanan dam peminjaman.
d. Menyiapkan kartu contoh tanda tangan bagi setiap nasabah dan
e. Menyiapkan kartu — kartu sub buku besar dan kartu besar yang akan
digunakan untuk pembukuan penyimpanan dan peminjaman.
f. Membuat laporan berkala sesuai yang telah ditetapkan tentang simpanan,
pinjaman, dan jasa — jasa bank yang lain.
g. Membuat dan mengatur pengiriman nota — nota yang diperlukan oleh
nasabah sesuai dengan aturan bank.
9. Account Officer (AO)
a. Bertanggung jawab terhadap pengumpulan dana (funding) maupun
pengerahan dana (lending).
b. Bertanggung jawab melakukan pendekatan terhadap calon-calon kreditur
dan debitur bank.
c. Melakukan pemeriksaan terhadap calon debitur.
d. Membuat laporan kepada dewan direksi atas kredit — kredit yang
bermasalah.
e. Melakukan penagihan terhadap kredit — kredit yang bermasalah.
f. Memberikan saran kepada dewan direksi atas produk — produk yang
dimiliki oleh bank.
g. Mengundang rapat Komite kredit
10. Assistant Account Officer (Ass. AO)
a. Membantu pemasaran di dalam menagih cicilan pembayaran kredit.