LAPORAN OBSERVASI
PENGGUNAAN KOLASE DALAM PENGENALAN KALIGRAFI PADA KELOMPOK B DI RA ABATA KARAWANG
Disusun Guna Memenuhi Ujian Akhir Semester Ganjil Mata Kuliah Kaligrafi Anak Usia Dini
Dosen pengampu: Nida’ul Munafiah, S.Pd.I., M.Pd.
Oleh:
AUDI FAUZIAH TAUFIK 2110631130004
PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2024
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...2
BAB I... 3
PENDAHULUAN...3
B. TUJUAN...5
C. METODE PENGUMPULAN DATA...5
D. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN...7
BAB II...9
PEMBAHASAN...9
A. Kajian Teori... 9
1. Pendidikan Anak Usia Dini... 9
2. Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini...9
3. Media Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini...10
4. Media kolase kertas origami (kolase lafadz Muhammad)...11
B. Hasil dan Pembahasan...12
1. Tema/Sub tema/sub-sub tema...12
2. Sentra Imtaq 2...12
3. Kegiatan Pembelajaran... 12
4. Evaluasi...16
5. Hasil Pembelajaran...19
6. Kendala dan Solusi... 19
7. Refleksi dan Rekomendasi...20
BAB III...21
PENUTUP...21
SIMPULAN...21
DAFTAR PUSTAKA...23
LAMPIRAN...24
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seni dengan beragam ekspresinya, seperti tarian, musik, gerak, lagu, drama dan lain sebagainya, merupakan kebutuhan batiniah suatu bangsa atau negara tidak akan kosong dari budaya yang di dalamnya syarat dengan jiwa seni. Seni memiliki kontribusi dari budaya yang di dalamnya syarat dengan jiwa seni. Seni memiliki kontribusi besar atas perkembangan pemikiran suatu bangsa. Bahkan, seni merupakan pucuk pemikiran dan budaya (akal dan budi) suatu bangsa.
Dalam undang- undang Republika Indonesia no.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan nasional bab 1, pasal 1 butir 14, menyatakan bahwa: Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki Pendidikan lebih lanjut.
Dalam pendidikan anak usia dini terdapat enam, aspek yang akan di kembangkan pada diri anak, yait u aspek nilai aga ma dan moral. Aspek kognitif, aspek Bahasa, aspek motorik, aspek sosial-emosional, dan aspek seni. Keenam aspek tersebut berkembang dan saling berkaitan. Aspek seni merupakan salah satu aspek yang penting di dalam perkembangan anak usia dini, hal ini karena pengembangan aspek seni di PAUD merupakan salah satu dari bidang pengembangan kemampuan dasar yang di persiapkan untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap perkembangan. Kegiatan bermain sambil belajar di PAUD di arahkan agar anak memiliki daya cipta untuk mengembangkan kemampuan. Sayangnya, Pendidikan hingga saat ini masih memandang seni sebagai pelengkap kurikulum semata. Bahkan beberapa sekolah hanya menjadikan seni sebagai kegiatan ekstrakulikuler yang tidak ada syarat harus mengikuti, dunia pendidikan masih menganggap seni sebagai “dunia lain” dari sistem kecerdasan di dalam otak anak didik.
Kata “media” berasal dari bahasa latin, bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut Russell media merupakan
saluran komunikasi yang menjadi perantara antara sumber pesan (a source) denganpenerima pesan (a receiver). Menurut Gagne, media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Dalam (Murat Hişmanoğlu, 2006). Mengutip dari Arsyad (2006:3) menyatakan pengertian media cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untukmenangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Dari pendapat ini dapat disimpulkan bahwa media adalah komponen komunikasi yang berfungsi sebagai perantara atau pembawa pesan dari pengirim ke penerima.
Media pembelajaran dapat dikatakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan atau menyalurkan materi dari guru secara terencana sehingga siswa dapat belajar efektif dan efisien. Dalam hal ini segala sesuatu yang digunakan tersebut mestilah yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan proses siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.
Kalau dijabarkan lebih rinci, media pembelajaran berupa bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlansung secara ilmiah, interaktif, efektif, dan efisien. Dikutip dari (Murat Hişmanoğlu, 2006), Hermawan dkk (2007: 5) menyatakan bahwa: Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/software). Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan ajar itu sendiri yang akan disampaikan kepada siswa, sedangkan perangkat keras (hardware) adalah sarana atau peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan/bahan ajar.
Manfaat media yaitu : Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, Proses belajar dapat terjadi Dimana aja dan kapan saja, Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa sehingga memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran, Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar pada setiap jam pelajaran, Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan.
Mengenalkan kaligrafi anak usia dini merupakan sesuatu yang sangat penting, karena kaligrafi merupakan bentuk tulisan di Al-Qur’an sebagai pedoman/arahan hidup sebagai umat islam. Pengenalan kaligrafi pada anak-anak membutuhkan metode
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, agar anak tidak mudah bosan dan tetap fokus terhadap pembelajaran. Kemampuan belajar anak dapat ditingkatkan dengan melakukan aktivitas yang melatih visual,motoric,koordinasi mata dan tangan anak. Salah satu aktivitas yang melatih visual, motoric, dan koordinasi mata dan adalah dengan media kolase menggunakan kertas origami . Salah satu usaha dalam meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini adalah dengan memperkenalkan lingkungan sekitar, pendekatan yang baik, menarik dan mudah untuk dipahami.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui kondisi anak dalam kemampuan mengenal kaligrafi pada kelompok B di RA ABATA
2. Untuk mengetahui implementasi media dan materi yang di gunakan dalam pengenalan kaligrafi pada kelompok B hijaiyah di RA ABATA
3. Untuk mengetahui implementasi penggunaan media kolase kertas origami dalam meningkatkan kemampuan mengenal kaligrafi pada kelompok B di RA ABATA 4. Untuk mengetahui tingkat kemampuan anak dalam mengenal kaligrafi pada
kelompok B di RA ABATA setelah menggunakan media kolase kertas origami.
C. METODE PENGUMPULAN DATA a. Observasi
Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti “melihat” dan
“memperhatikan”. Istilah observasi mengacu pada suatu kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dari fenomena tersebut.
Dalam (Ulfa, 2022) Matthew dan Ross (2010) menyatakan bahwa observasi merupakan metode pengumpulan data melalui indera manusia. Berdasarkan pernyataan ini, indra manusia menjadi alat utama dalam melakukan observasi. Tentu saja indra yang terlibat bukan hanya indra penglihatan saja, namun juga indra lainnya seperti indra pendengaran, indra penciuman, indra perasa, dan lain sebagainya.
Seperti syarat sebuah perilaku yang dapat diobservasi di atas, yaitu dapat dilihat (dengan menggunakan indra penglihatan), dapat didengar (menggunakan indra pendengaran), ada pula objek observasi yang menggunakan indra perasa misalnya mengamati kenaikan suhu, dll. Definisi observasi dalam konteks situasi natural yang
dimaksudkan oleh Matthews dan Ross di atas mengacu kepada kancah riset kualitatud, yaitu proses mengamati subjek penelitian beserta lingkungannya serta melakukan perekaman dan pemotretan atas perilaku yang diamati tanpa mengubah kondisi alamiah subjek dengan lingkungan sosialnya (Herdiansyah, 2015).
Kegiatan : Mahasiswa mengamati guru dan siswa ketika sentra imtaq,dari mulai guru setting lingkungan, menyampaikan pijakan, materi, prosedur dan aturan bermain, Ketika anak bermain sampai Recalling.
b. Wawancara
Menurut Saroso (2017:47) wawancara adalah salah satu alat yang paling banyak digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Wawancara memungkinkan peneliti mengumpulkan data yang beragam dari responden dalam berbagai situasi dan konteks. Meskipun demikian, wawancara perlu digunakan dengan berhati-hati dan perlu di triangulasi data dari sumber yang lain. Wawancara dilakukan peneliti dengan alasan agar peneliti mampu mengajukan pertanyaan dengan bertatap muka langsung pada partisipan. Dengan penggunaan teknik wawancara, partisipan juga lebih bisa menyampaikan informasi secara langsung sehingga peneliti mampu mendapatkan jawaban lebih rinci dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepada partisipan. (Yusra et al., 2021)
Kegiatan : Mahasiswa mewawancari guru sentra imtaq menanyakan terkait pembelajaran yang digunakan dalam pengenalan Kaligrafi pada anak kelompok B.
c. Dokumentasi
Istilah dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang dalam bahasa Belanda disebut “document”, dalam bahasa Inggris disebut “document”. Kalau kita mengacu ke bahasa Inggris maka istilah “document” dapat merupakan kata kerja (document) serta kata benda (document). Kata kerja “to document” berarti menyediakan dokumen, membuktikan dengan menunjukkan adanya dokumen. Sebagai kata benda, dokumen berarti wahana informasi, data yang terekam atau dimuat dalam wahana tersebut beserta maknanya yang digunakan untuk belajar, kesaksian, penelitian, rekreasi dan sejenisnya. Dengan demikian, dokumen bisa mempunyai konotasi yang berbeda serta ruang lingkup yang sedikit berlainan.(Sulistyo-Basuki, 1989).
Kamus Umum Bahasa Indonesia,(1976) menjelaskan istilah dokumen sebagai (1) sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat dipergunakan sebagai bukti atau keterangan, seperti surat lahir, surat nikah, surat perjanjian. Adapun dokumen-
dokumen yang bertalian dengan perkara korupsi dipelajari Jaksa Agung; (2) naskah karangan yang dikirim dengan pos. Pada umumnya, biaya dokumen lebih murah dari pada surat biasa. Pengertian dokumen yang diambil dari kamus tersebut memberi penegasan bahwa dokumen memilik makna sebagai sesuatu yang tertulis dan tercetak sebagai bukti apabila diperlukan. (Purwono, 2017)
Kegiatan : Mahasiswa mendokumentasikan Ketika melakukan observasi dan pada saat melakukan pengimplementasian media.
D. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan observasi dilakukan di RA ABATA kelompok B pada tanggal 03 Oktober 2024 - 15 Oktober 2024 dengan rincian jadwal sebagai berikut:
No Waktu Kegiatan Nama Mahasiswa
1.
Kamis, 03 Oktober 2024 - 10 Oktober
2024
Observasi - Sentra imtaq 2
1. Meronce geometri sesuai gambar 2. Menulis huruf ج dengan cat
(finger painting) 3. Tangram
4. Mengklasifikasi makanan yan sehat dan tidak untuk tubuh 5. Penjepit besar (angka arab) 6. Penjepit Kecil (huruf hijaiyah)
- Recalling
Audi Fauziah Taufik
2. Senin, 14 Oktober 2024
Implementasi media Sentra imtaq 2 1. Meronce huruf hijaiyah 2. Membuat huruf hijaiyah dari pipe
cleaner
3. Klasifikasi warna huruf hijaiyah 4. Menggunting dan menempel
geometri huruf hijaiyah 5. Kolase lafaz دمّحم menggunakan
Audi Fauziah Taufik
kertas origami
6. Menjepit huruf hijaiyah sesuai jumlah huruf
- Recalling 3. Selasa, 15 Oktober
2024
Sesi wawancara dengan guru sentra
Imtaq 2 Audi Fauziah Taufik
BAB II PEMBAHASAN
A. Kajian Teori
1. Pendidikan Anak Usia Dini
Anak usia dini adalah anak yang berusia antara 0-6 tahun yang merupakan individu unik dimana ia memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik, kognitif, social emosional, kreatifitas, bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut. Usia dini merupakan usia emas (the golden ages) yang hanya ada sekali dan tidak dapat di ulang kembali. Pada masa itu anak berada periode sensitive yang dimana mudah menerima berbagai dampak dan pelajaran dari lingkungan sehingga perkembangan otak mereka dapat berlangsung dengan optimal dan itu sangatlah berpengaruh terhadap kehidupan seorang anak nantinya.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjangpendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian ransangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perekembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, non formal, dan in formal. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan 6 aspek perekembangan, agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, social emosional, dan seni, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan sesuai kelompok usia yang dilalui oleh anak usia dini seperti yang tercantum dalam permendikbud 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional PAUD (mengantikan permendikbud 58 tahun 2009).
2. Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini
Menurut Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini Pasal 10 yang dikutip oleh Nurlaili dijelaskan bahwa
“Motorik halus mencakup kemampuan dan kelenturan menggunakan jari dan alat untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk. Menurut Santrock yang dikutip oleh Rizki Noor Haida dalam disebutkan bahwa “Keterampilan motorik
halus adalah keterampilan yang melibatkan gerakan tangan yang diatur secara halus seperti menggenggam mainan,merobek kertas, mengancingkan baju, menulis, atau melakukan apapun yang memerlukan keterampilan jari-jari dan otot tangan”.
Keterampilan motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gelakan pergelangan tangan yang tepat, keterampilan motorik halus tidak terlalu membutuhkan tenaga yang berlebih hanya membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Perkembangan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun, koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna.(JASMINE, 2014)
3. Media Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini
Kata “media” berasal dari bahasa latin, bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut Russell media merupakan saluran komunikasi yang menjadi perantara antara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Menurut Gagne, media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar.
Dalam (Murat Hişmanoğlu, 2006) mengutip dari Arsyad (2006:3) menyatakan pengertian media cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Dari pendapat ini dapat disimpulkan bahwa media adalah komponen komunikasi yang berfungsi sebagai perantara atau pembawa pesan dari pengirim ke penerima.
Media pembelajaran dapat dikatakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan atau menyalurkan materi dari guru secara terencana sehingga siswa dapat belajar efektif dan efisien. Dalam hal ini segala sesuatu yang digunakan tersebut mestilah yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan proses siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Kalau dijabarkan lebih rinci, media pembelajaran berupa bahan, alat,atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara ilmiah, interaktif, efektif, dan efisien. (Murat Hişmanoğlu, 2006)
Manfaat pembelajaran juga dikemukakan oleh Sudjana dan Rivai (1992:2) sebagai mana dikutip dalam Azhar Arsyad (2014) bahwa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu:
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhaitan siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknannya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai materi pelajaran dengan baik dan mencapai tujuan pembelajaran.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penataran kata-kata guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain, seperti mengamati, melakukan, mendemostrasikan, memerankan, dan lain-lain.
4. Media kolase kertas origami (kolase lafadz Muhammad)
Kata kolase, yang dalam bahasa inggris disebut “collage” berasal dari kata “Coller”
dalam bahasa perancis, yang berarti “ merekat”. Selanjutnya kolase dipahami sebagai sebuah teknik seni menempel berbagai macam materi selain cat, seperti kertas, kain, kaca, logam, biji-bijian dan sebagainya, atau di kombinasikan dengan penggunaan cat atau teknik lainnya. Kolase adalah sebuah teknik menempel berbagai macam unsur kedalam satu frame sehingga menghasilkan karya seni yang baru. Dengan demikian, kolase adalah karya seni rupa yang di buat dengan cara menempelkan bahan apa saja kedalam satu komposisi yang serasi sehingga menjadi satu kesatuan karya.
Kolase adalah karya aplikasi yang di buat dengan menggabungkan teknik melukis (lukisan tangan) dengan menempel bahan- bahan tertentu. Kolase berasal dari Bahasa perancis. Collage yang berarti merekat. Kolase adalah kreasi aplikasi yang di buat dengan menggabungkan teknik melukis (lukisan t angan) degan menempelkan bahan- bahan. Dalam pembuatan kolase mermelukan kesabaran yang tinggi dan keterampilan dalam memadukan, Menyusun dan menempel bahan yang ada sehingga menjadi sebuah karya seni yang indah.(Sunia Susilawati & Kurnia Akbar, 2022)
B. Hasil dan Pembahasan
1. Tema/Sub tema/sub-sub tema : Allah pencipta alam semesta/Aqidah fiqih ibadah/Maulid nabi.
Deskripsi : Menceritakan Shiroh kelahiran Nabi Muhammad SAW, menjelaskan berbagai Akhlak Rasulullah seperti Sidiq, Amanah, Fathonah, Tablig.
2. Sentra Imtaq 2
Sentra Imtaq adalah tempat anak untuk mengeksplorasikan setiap pengetahuan dan pemahaman yang ia dapatkan dari pengalaman belajar nyata melalui bermain berdasarkan nilai-nilai luhur agama Islam yang juga mendorong dalam keberhasilan strategi pendidikan agama Islam yang menggunakan metode sentra dalam mengembangkan kecerdasan majemuk anak usia dini.
Metode : Cerita bergambar kisah kelahiran rasul, bercakap-cakap, bernyanyi kisah sang rasul, meronce (balok ronce huruf hijaiyah), pipe cleaner (membuat huruf hijaiyah), Klasifikasi warna ( mewarnai), menggunting dan menempel pola gambar pola (geometri yang di dalamnya ada ada huruf hijaiyah), penjepit jumlah huruf hijaiyah.
3. Kegiatan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGUAN TAHUN AJARAN
2024/2025 Semester/Minggu : 1/ 14
Hari, Tanggal : Senin, 14 Oktober 2024 Kelompok Usia : B/5-6
Tema/Sub Tema/Sub sub Tema : Allah Pencipta Alam Semesta/Aqidah dan Fiqih Ibadah/Maulid Nabi
A. Tujuan Pembelajaran : 1. Perkembangan Nilai Agama dan moral
- Sebelum melakukan kegiatan anak berdoa terlebih dahulu - Anak dapat menghargai diri sendiri dan orang lain
- Berperilaku jujur, penolong sopan dan hormat,sportif dan lain-lain
2. Fisik Motorik
- Dapat meniru bentuk huruf hijaiyah menggunakan pipe cleaner - Melakukan eksplorasi dengan berbagi media dan kegiatan - Meanggunting sesuai pola
- Menempel gambar dengan tepat
- Dapat merobek kertas dengan ukuran kecil-kecil 3. Kognitif
- Menunujukkan aktivitas yang bersifat explorative dan menyelidik
- Memecakan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang fleksibel dan di terima sosial
- Menunjukan sikap kreatif dalam menyelesaikan masalah ( ide gagasan di luar kebiasaan )
- Menyusun perencaan kegiatan yang akan dilakukan
- mengklasifikasikan benda berdasarkan warna bentuk dan ukuran - Mengenal berbagai macam lambang huruf hijaiyah
4. Bahasa
- Mengerti beberapa perintah secara bersamaan - Memahami aturan dalam suatu permainan
- Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap - Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal - Memahami hubungan antara bunyi dan betuk huruf 5. Sosial emosional
- Mengenal perasaan sendiri dan mengelolanya secara wajar - Menaati peraturan kelas atau permainan
- Bertanggung jawab ats perilakunya - Bersikap kooperatif dangan teman - Menunjukan sikap toleran
- Mengekpresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada 6. Seni
- Menggambar berbagai macam bentuk yang beragam
B. Materi:
- Maulid nabi
- Bercerita ( siroh ) tentang kelahiran nabi
C. Sarana dan Prasrana
Guru Anak
- Pulpen - Buku cerita - Buku catata - Kertas tugas
- Meja - Kursi - Alas - Origami - Pipe cleaner
- Roncean balok geometri - tali
- Gunting
- Lem
- Penjepit kecil
- Kertas geometri huruf hijaiah - Krayon / pensil warna
- Kertas lafadz “Muhammad”
- Kertas klasifikasi warna huruf - Kertas geometri menggunting
dan menempel
- Kartu geometri huruf hijaiyah untuk penjepit
D. Kegiatan inti
1. Pijakan lingkungan
- Guru Menyusun 4 meja dan 8 kursi - Guru menyiapkan 1 alas
- Guru menyiapkan klasifikasi warna sesuai huruf di meja pertama
- Guru menyiapkan kolase “ muhammad “ menggunakan kertas origami di meja kedua
- Guru menyiapkan worksheet menggunting dan mengelem bentuk geometri di meja ke tiga
- Guru menyiapkan kertas huruf hijaiah dan pipe cleaner untuk membentuk huruf hijaiah di meja ke empat
- Guru menyiapkan penjepit kecil dan kartu geometri huruf hijaiah di alas - Guru menyiapkan roncean geometri di alas
2. Pijakan sebelum main - Guru memberi salam - Guru bertanya kabar
- Guru mengabsen anak dengan berhitung dan bertanya siapa yang tidak hadir - Murojaah surah yang sudah di hafal minggu lalu dan menggu sekarang - Anak diminta membaca perorangan
- Guru menyebutkan prosedur :
Fokus
Pilih teman
Pilih pekerjaan
Tuntas
Lapor
Simpan alat main / rapihkan kembali sebelum pindah pekerjaan
Rapihkan bersama jika sudah selesai
Recalling
- Guru menyebutkan aturan bermain:
Sayangi teman
Buat temannya nyaman
Control Gerakan , pastikan bergerak dengan aman
Control suara
Ikuti aturan
Bermain bergantian
Pastikan tuntas
Gunakaaan alat seusi fungsi
- Guru menjelaskan tata cara berrmain di setiap kegiatan - Guru meminta anak untuk memilih teman
- Guru meminta anak untuk memilih pekerjaan - Sebelum memulai mengucap basmallah
- Guru menyilahkan anak untuk memulai kegiatan yang sudah di pilih 3. Pijakan Individu saat main
- Guru berkeliling untuk melihat kegiatan anak
- Guru memberikan arahan, pertanyaan dan saran kepada anak 4. Beres-beres
- Guru meminta anak untuk merapihkan alat main
- Guru meminta anak untuk merapihkan meja dan kursi ke bentuk semula - Guru meminta anak untuk melipat alas
5. Recalling
- Anak menceritakan pengalamannya saat bermain hari ini - Menanyakan perasaan anak selama bermain hari ini - Guru memberikan apresiasi kepada anak
4. Evaluasi
Penilaian Observasi : Asesment Ceklis
Program Pengembanga
n
Indikator
Hanzo Afiqa Ama Ayesha Habibie Dipta Bima Qilo
Nilai Agama dan Moral
Sebelum melakukan
kegiatan anak berdoa terlebih dahulu
√ √ √ √ √ √ √ √
Anak dapat
menghargai diri sendiri dan orang lain
√ √ √ √ √ √ √ √
Berperilaku jujur, penolong sopan dan hormat,sportif dan lain-lain
√ √ √ √ √ √ √ √
Fisik Motorik Dapat meniru
bentuk huruf
hijaiyah
menggunakan pipe cleaner
√ √ √ √ √ √
Melakukan
eksplorasi dengan berbagi media dan kegiatan
√ √ √ √ √ √ √ √
Meanggunting sesuai pola
√ √ √ √ √ √
Menempel gambar dengan tepat
√ √ √ √ √ √
Dapat merobek kertas dengan ukuran kecil-kecil
√ √ √ √ √ √
kognitif Menunujukkan aktivitas yang bersifat explorative dan menyelidik
√ √ √ √ √ √ √ √
Memecakan
masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang fleksibel dan di terima sosial
√ √ √ √ √ √ √ √
Menunjukan sikap kreatif dalam menyelesaikan masalah ( ide gagasan di luar
√ √ √ √ √ √ √ √
kebiasaan ) Menyusun
perencaan kegiatan
yang akan
dilakukan
√ √ √ √ √ √ √ √
mengklasifikasikan benda berdasarkan warna bentuk dan ukuran
√ √
Mengenal berbagai macam lambang huruf hijaiyah bahasa Mengerti beberapa
perintah secara bersamaan
√ √ √ √ √ √ √ √
Memahami aturan
dalam suatu
permainan
√ √ √ √ √ √ √ √
Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap
√ √ √ √ √ √ √ √
Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal
√ √ √ √ √ √ √ √
Memahami
hubungan antara bunyi dan betuk huruf
√ √ √ √ √ √ √ √
Sosial emosional
Mengenal perasaan
sendiri dan
mengelolanya secara wajar
√ √ √ √ √ √ √ √
Menaati peraturan
kelas atau
√ √ √ √ √ √ √ √
permainan
Bertanggung jawab atas perilakunya
√ √ √ √ √ √ √ √
Bersikap
kooperatif dangan teman
√ √ √ √ √ √ √ √
Menunjukan sikap toleran
√ √ √ √ √ √ √ √
Mengekpresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada
√ √ √ √ √ √ √ √
Seni Menggambar
berbagai macam
bentuk yang
beragam
√ √ √ √ √ √ √ √
5. Hasil Pembelajaran
Sebagiaan anak sudah mampu merobek kertas dan menempel. Anak juga dapat mealtih focus, kehati-hatian dan menyelasikan tugas dengan tuntas dan sungguh-sungguh yang mampu mengembangkan aspek fisik motoric halusnya, afeksi dan aestetikanya.
Motoric halus : Merobek dan menempel.
Afeksi (Pembangunan pada diri anak) : Kehati-hatian dalam merobek dan menempel, focus, dan bekerja dengan tuntas atau sungguh-sungguh.
Karena merobek kertasnya kecil-kecil, kemudian di lemm, dan mengisi gambar dengan penuh.
Aestetika : Bagaimana bisa terlihat rapi dan bagus.
6. Kendala dan Solusi
Kendala :terdapat 4 anak yang hanya mengikuti kegiatan ini.
Solusi : Guru terus memberikan peringatan waktu bermain agar anak bisa mengerjakan dengan focus dan tidak mengobrol.
.
7. Refleksi dan Rekomendasi
Refleksi: Kegiatan berjalan lancar dan anak-anak menunjukkan antusiasme yang tinggi. Namun, guru harus lebih sering mengingatkan waktu bermain kepada anak.
Rekomendasi: Untuk pembelajaran selanjutnya, guru dapat lebih sering mengingatkan waktu bermain kepada anak, agar anak dapat bekerja dengan focus dan tuntas
BAB III PENUTUP
SIMPULAN
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan upaya pendidikan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia enam tahun, dengan fokus pada perkembangan fisik, kognitif, sosial emosional, seni, bahasa, dan komunikasi. Sangat penting untuk memanfaatkan masa keemasan (golden ages), anak bisa dapat pembelajaran dari lingkungannya, yang berdampak pada kehidupan masa depannya.
Pendidikan anak usia dini meletakkan dasar bagi pertumbuhan dalam aspek-aspek seperti agama dan moral, keterampilan motorik fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni, yang disesuaikan dengan tahap perkembangan anak usia dini. Perkembangan kognitif melibatkan proses yang terkait dengan pemahaman, penalaran, pemrosesan informasi, pemecahan masalah, dan kesadaran. Hal ini penting untuk kemampuan berpikir dan kecerdasan anak, yang memengaruhi keberhasilan mereka dalam belajar. Pengembangan Keterampilan Motorik Halus pada Anak Usia Dini Keterampilan motorik halus melibatkan gerakan-gerakan yang tepat menggunakan jari dan tangan, seperti memegang mainan,merobek dan menempel kertas, mengancingkan baju, menulis, dan aktivitas lain yang membutuhkan koordinasi.
Mengembangkan keterampilan motorik halus melalui aktivitas seperti memegang dan meletakkan benda membantu anak-anak meningkatkan koordinasi dan focus mereka. Dengan berfokus pada aktivitas seperti merobek atau menempelkan benda, anak-anak dapat meningkatkan keterampilan motorik halus mereka di usia dini, yang mengarah pada perkembangan yang optimal.
Ber dasarkan penelitian, observasi dan hasil wawancara yang t elah penulis l akukan, maka hasil yang dapat disimpul kan sebagai berikut: Pada dasarnya setiap orang memiliki potensi untuk kreatif, namun yang perlu kita ketahui adalah bagaimana untuk mengembangkan kemampuan yang masih bersifat potensi tersebut. Kreativitas bukan bawaan dari lahir, akan tetapi merupakan ke mampuan yang dapat di pelajari dan dikembangkan. Dalam pelaksanaan penggunaan kolase kaligrafi diterapkan di sentra imtaq, pembelajaran kolase bahkan sudah ada dari kelas TK A. dan bahwa pembelajaran dilaksanakan secara langsung di kelas sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik. penggunaan kolase kaligrafi di RA ABATA Psudah berjalan dengan baik secara maksimal karena melihat dari bagaiamana strategi guru menyampaikan materi yang dapat siswa mengerti dan menarik perhatianya sehingga siswa tidak merasa bosan dan berperan aktif semangat dalam pengerjaanya, maka dari itu hal ini dapat mengembangkan kreativitas siswa dalam penggunaan kolase kaligrafi yang diterapkan di RA ABATA. Bahwa penggunaan kolase dalam mengembangkan kreativitas dan aspek anak memang sudah menerapkan Langkah- langkah dalam penggunaan media kolase dalam mengembangkan kreativitas seperti kelancaran, kesabaran, afeksi dan juga aestetika, maka dari itu anak dapat berkembang dalam kreativitasnya.
DAFTAR PUSTAKA
JASMINE, K. (2014). 済無No Title No Title No Title. Penambahan Natrium Benzoat Dan Kalium Sorbat (Antiinversi) Dan Kecepatan Pengadukan Sebagai Upaya
Penghambatan Reaksi Inversi Pada Nira Tebu, 17–40.
Murat Hişmanoğlu. (2006). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における健康関
連指標に関する共分散構造分析Title. 2(1), 8–10.
Purwono. (2017). Konsep dan Definisi Dokumentasi. Evaluation, 16.
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PUST2241-M1.pdf Sunia Susilawati, & Kurnia Akbar. (2022). Penggunaan Kolase Kaligrafi Dalam
Perkembangan Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun. Ash-Shobiy: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Dan Al-Qur’an, 2(1), 34–40. https://doi.org/10.33511/ash-
shobiy.v2n1.34-40
Ulfa, M. (2022). Penerapan Metode Iqra dalam Mengenalkan Huruf Hijaiyah pada Anak Usia 4-5 Tahun di RA Mubarokatul Iman. Doctoral Dissertation, 1–11.
Yusra, Z., Zulkarnain, R., & Sofino, S. (2021). Pengelolaan Lkp Pada Masa Pendmik Covid- 19. Journal Of Lifelong Learning, 4(1), 15–22. https://doi.org/10.33369/joll.4.1.15-22
LAMPIRAN
- Obsevasi
- PPM
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGUAN TAHUN AJARAN
2024/2025
Semester/Minggu : 1/ 14
Hari, Tanggal : Senin, 14 Oktober 2024
Kelompok Usia : B/5-6
Tema/Sub Tema/Sub sub Tema : Allah Pencipta Alam Semesta/Aqidah dan Fiqih Ibadah/Maulid Nabi
A. Tujuan Pembelajaran : 1. Perkembangan Nilai Agama dan moral
- Sebelum melakukan kegiatan anak berdoa terlebih dahulu - Anak dapat menghargai diri sendiri dan orang lain
- Berperilaku jujur, penolong sopan dan hormat,sportif dan lain-lain 2. Fisik Motorik
- Dapat meniru bentuk huruf hijaiyah menggunakan pipe cleaner - Melakukan eksplorasi dengan berbagi media dan kegiatan - Meanggunting sesuai pola
- Menempel gambar dengan tepat 3. Kognitif
- Menunujukkan aktivitas yang bersifat explorative dan menyelidik
- Memecakan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang fleksibel dan di terima sosial
- Menunjukan sikap kreatif dalam menyelesaikan masalah ( ide gagasan di luar kebiasaan )
- Menyusun perencaan kegiatan yang akan dilakukan
- mengklasifikasikan benda berdasarkan warna bentuk dan ukuran - Mengenal berbagai macam lambang huruf hijaiyah
4. Bahasa
- Mengerti beberapa perintah secara bersamaan - Memahami aturan dalam suatu permainan
- Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap - Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal - Memahami hubungan antara bunyi dan betuk huruf 5. Sosial emosional
- Mengenal perasaan sendiri dan mengelolanya secara wajar - Menaati peraturan kelas atau permainan
- Bertanggung jawab ats perilakunya
- Bersikap kooperatif dangan teman - Menunjukan sikap toleran
- Mengekpresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada 6. Seni
- Menggambar berbagai macam bentuk yang beragam
B. Materi:
- Maulid nabi
- Bercerita ( siroh ) tentang kelahiran nabi
C. Sarana dan Prasrana
Guru Anak
- Pulpen - Buku cerita - Buku catata - Kertas tugas
- Meja - Kursi - Alas - Origami - Pipe cleaner
- Roncean balok geometri - tali
- Gunting
- Lem
- Penjepit kecil
- Kertas geometri huruf hijaiah - Krayon / pensil warna
- Kertas lafadz “Muhammad”
- Kertas klasifikasi warna huruf - Kertas geometri menggunting
dan menempel
- Kartu geometri huruf hijaiyah untuk penjepit
D. Kegiatan inti
6. Pijakan lingkungan
- Guru Menyusun 4 meja dan 8 kursi - Guru menyiapkan 1 alas
- Guru menyiapkan klasifikasi warna sesuai huruf di meja pertama
- Guru menyiapkan kolase “ muhammad “ menggunakan kertas origami di meja kedua
- Guru menyiapkan worksheet menggunting dan mengelem bentuk geometri di meja ke tiga
- Guru menyiapkan kertas huruf hijaiah dan pipe cleaner untuk membentuk huruf hijaiah di meja ke empat
- Guru menyiapkan penjepit kecil dan kartu geometri huruf hijaiah di alas - Guru menyiapkan roncean geometri di alas
7. Pijakan sebelum main - Guru memberi salam - Guru bertanya kabar
- Guru mengabsen anak dengan berhitung dan bertanya siapa yang tidak hadir - Murojaah surah yang sudah di hafal minggu lalu dan menggu sekarang - Anak diminta membaca perorangan
- Guru menyebutkan prosedur :
Fokus
Pilih teman
Pilih pekerjaan
Tuntas
Lapor
Simpan alat main / rapihkan kembali sebelum pindah pekerjaan
Rapihkan bersama jika sudah selesai
Recalling
- Guru menyebutkan aturan bermain:
Sayangi teman
Buat temannya nyaman
Control Gerakan , pastikan bergerak dengan aman
Control suara
Ikuti aturan
Bermain bergantian
Pastikan tuntas
Gunakaaan alat seusi fungsi
- Guru menjelaskan tata cara berrmain di setiap kegiatan - Guru meminta anak untuk memilih teman
- Guru meminta anak untuk memilih pekerjaan - Sebelum memulai mengucap basmallah
- Guru menyilahkan anak untuk memulai kegiatan yang sudah di pilih 8. Pijakan Individu saat main
- Guru berkeliling untuk melihat kegiatan anak
- Guru memberikan arahan, pertanyaan dan saran kepada anak 9. Beres-beres
- Guru meminta anak untuk merapihkan alat main
- Guru meminta anak untuk merapihkan meja dan kursi ke bentuk semula - Guru meminta anak untuk melipat alas
10. Recalling
- Anak menceritakan pengalamannya saat bermain hari ini - Menanyakan perasaan anak selama bermain hari ini - Guru memberikan apresiasi kepada anak
Penilaian Observasi : Asesment Ceklis
Program Pengembanga
n
Indikator
Hanzo Afiqa Ama Ayesha Habibie Dipta Bima Qilo
Nilai Agama dan Moral
Sebelum melakukan
kegiatan anak berdoa terlebih dahulu
√ √ √ √ √ √ √ √
Anak dapat
menghargai diri
√ √ √ √ √ √ √ √
sendiri dan orang lain
Berperilaku jujur, penolong sopan dan hormat,sportif dan lain-lain
√ √ √ √ √ √ √ √
Fisik Motorik Dapat meniru
bentuk huruf
hijaiyah
menggunakan pipe cleaner
√ √ √ √ √ √
Melakukan
eksplorasi dengan berbagi media dan kegiatan
√ √ √ √ √ √ √ √
Meanggunting sesuai pola
√ √ √ √ √ √
Menempel gambar dengan tepat
√ √ √ √ √ √
Dapat merobek kertas dengan ukuran kecil-kecil
√ √ √ √ √ √
kognitif Menunujukkan aktivitas yang bersifat explorative dan menyelidik
√ √ √ √ √ √ √ √
Memecakan
masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan
√ √ √ √ √ √ √ √
cara yang fleksibel dan di terima sosial Menunjukan sikap kreatif dalam menyelesaikan masalah ( ide gagasan di luar kebiasaan )
√ √ √ √ √ √ √ √
Menyusun
perencaan kegiatan
yang akan
dilakukan
√ √ √ √ √ √ √ √
mengklasifikasikan benda berdasarkan warna bentuk dan ukuran
√ √
Mengenal berbagai macam lambang huruf hijaiyah bahasa Mengerti beberapa
perintah secara bersamaan
√ √ √ √ √ √ √ √
Memahami aturan
dalam suatu
permainan
√ √ √ √ √ √ √ √
Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap
√ √ √ √ √ √ √ √
Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal
√ √ √ √ √ √ √ √
Memahami
hubungan antara bunyi dan betuk
√ √ √ √ √ √ √ √
huruf Sosial
emosional
Mengenal perasaan
sendiri dan
mengelolanya secara wajar
√ √ √ √ √ √ √ √
Menaati peraturan
kelas atau
permainan
√ √ √ √ √ √ √ √
Bertanggung jawab atas perilakunya
√ √ √ √ √ √ √ √
Bersikap
kooperatif dangan teman
√ √ √ √ √ √ √ √
Menunjukan sikap toleran
√ √ √ √ √ √ √ √
Mengekpresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada
√ √ √ √ √ √ √ √
Seni Menggambar
berbagai macam
bentuk yang
beragam
√ √ √ √ √ √ √ √
- Dokumentasi Implementasi
Implementasi mengenalkan kaligrafi menggunakan kolase kertas origami
- Wawancara
No Pertanyaan Jawaban
1 Apa metode yang digunakan dalam pembelajaran kaligrafi di sentra imtaq 2 disekolah ini, khususnya pada kelompok B ? Dan mengapa memakai metode tersebut ?
Untuk pembelajaran kaligrafi itu di kelompok B, kita metodenya masih menggunakan alat dan media yang menarik seperti mewarnai, kolase, ataupun kolase yang menggunakan sisa konserut, biji-bijian, ataupun daun. Jadi kita tidak belajar kaligrafi secara khusus, hanya di bidang seninya saja. Kaligrafinya, kegiatannya dikegiatan seninya.
2 Apa tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dalam pembelajaran kaligrafi di sentra imtaq 2 di kelas B ini ?
Kalau tujuan dan manfaat, tujuan itu jelas kita ingin memperkenalkan bentuk kaligrafi itu seperti apa sih, dan biasanya kan kaligrafi itu ada di bentuk-bentuk lafadz Allah, ataupun lafadz Muhammad. Lalu manfaatnya agar anak-anak tahu bahwa tulisan Arab itu kalau di kelompok B memang kan dia biarkannya hanya satu huruf- satu huruf seperti Alif, Ba, dan hurufnya itu masih bentuk pemisahan, hanya satu huruf-satu huruf. Di kaligrafi kita informasikan dan beritahu ke anak-anak bahwa di dalam Al-Quran itu tulisannya bentuknya sambung, jadi seperti kaligrafi. Dan pengenalannya paling hanya di lafadz Allah ataupun lafadz Muhammad yang sering ditampilkan.
3 Apa saja materi kaligrafi untuk kelompok B ini yang sudah pernah diberikan ?
tu tadi ya mungkin jawabannya sama, lafadz Allah dan lafadz Muhammad yang sudah pernah diberikan ke kelompok B kaligrafi.
4 Apakah ada fasilitas atau media pembelajaran di sentra imtaq 2 untuk kelompok B pada materi kaligrafi yang disediakan disekolah ini ? Jika ada, apa saja fasilitas atau media tersebut ?
Fasilitasnya tadi sama seperti yang sudah disebutkan di pertanyaan awal, medianya itu kita alihkan ke Sentra Seni, jadi ada kegiatan- kegiatan seni di kaligrafi itu. Fasilitasnya ada pensil warna, crayon, cat air, kertas origami, lalu biji-bijian dan juga media-media lain yang bisa dipakai untuk kegiatan kolase.
5 Apa saja faktor pendukung dan penghambat pembelajaran kaligrafi di sentra imtaq 2 pada kelompok B ?
Faktor pendukung dan penghambat? Faktor pendukungnya ya mungkin dari segi media ya, itu kan mendukung sekali untuk anak-anak bisa mengenal dan juga belajar kaligrafi, lalu kegiatan yang menyenangkan, yang seru gitu
kan. Biasanya anak-anak lebih antusias untuk melakukan kegiatan kaligrafi. Kalau penghambatnya mungkin kalau anak-anak suruh membuat kaligrafi sendiri seperti media fingerpainting, itu agak kesulitan biasanya kalau memang harus langsung tuliskan sendiri menggunakan jarinya, karena biasanya yang mudah itu mencetak.
6 Bagaimana cara ibu untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut ?
Biasanya kita stimulus dulu paling tangannya, jari-jarinya, dengan kegiatan-kegiatan lain.
Seperti di sini juga kan selain Sentaimtak, ada Sentra Bahan Alam untuk melatih motorik- motorik halus anak-anak. Jadi kalau tangan anak-anak sudah lulus, insya Allah bisa melakukan kegiatan seperti membuat kaligrafi.
7 Bagaimana evaluasi yang dilakukan ibu terkait pembelajaran kaligrafi
di sentra imtaq 2
pada kelompok B ?
Evaluasinya mungkin kita karena di kelompok B ini hanya pengenalan saja mengenai kaligrafi, kita buat teman-teman itu, buat anak-anak itu nyaman dulu kalau kaligrafi itu bentuknya seperti ini. Paling hanya pengenalan-pengenalan dasarnya saja. Evaluasinya semoga ke depannya anak-anak bisa nanti di SD, kalau motorik halusnya sudah terlatih, bisa membuat kaligrafi sendiri.
8 Apa pendapat ibu terkait media yang saya buat apa berpengaruh untuk perkembangan dari setiap aspek ?
Perkembangan dari setiap aspek ya, dari media- medianya. Kemarin itu pertama ada media pipe cleaner atau kawat dulu, kalau itu medianya bisa dikembangkan dari fisik ya, motorik halus dan kekuatan jemari jari-jari anak-anak. Karena kan membuat, menurut Nidjaiah, menggunakan kawat dulu tersebut ya, karena dia bahannya dulu-dulu, jadi anak-anak terus dimulus motorik halusnya. Kemarin sih, tadi ya, barusan pas aku coba main pakai alat itu, anak-anak kesulitan membentuknya, karena itu juga kan ada kawatnya gitu ya, kesulitannya dibentuk- bentuknya aja sih, tapi itu bisa melatih motorik halus kalau untuk di aspeknya. Terus ada media apa lagi kemarin ya? Kolase ibu. Kolase, kolase itu melatih fokus anak, berarti di afeksi, di kehatian-kehatian, fokus, lalu bekerja tuntas atau sungguh-sungguh ya, di afeksi itu pembangunan diri terhadap anaknya. Karena kan harus merobek kertasnya kecil-kecil, lalu dilem, dan harus terisi penuh setiap gambarnya gitu kan. Itu juga bisa melatih di motorik, afeksi, lalu estetiknya juga. Jadi kalau anaknya bisa rapi, terlihat lebih bagus, itu kan estetiknya juga termasuk ke nilai aspek estetiknya. Berarti bisa di estetik, fisik, dan juga afeksi anak.
Pengembangan di media kolase. Lalu media?
Membuting geometri. Membuting dan menempel geometria. Di situ ada kognisi, berarti pengenalan tentang bentuk-bentuk geometri, pengenalan tentang fotografi jejaknya, lalu estetiknya juga ada karena ada bentuk gambar apa? Kura-kura. Lalu di fisik motoriknya juga bisa karena ada kegiatan mengguntingkan. Jadi kita bisa lihat perkembangan motorik halus anak-anak dalam kegiatan menggunting. Paling itu di kognisi, fisik, dan juga estetiknya ada. Lalu ke media? Klasifikasi warna. Karena kelompok B itu sudah tahu dan paham tentang warna- warna. Jadi itu sebenarnya lebih mudah untuk anak-anak kelas B. Hanya saja karena hurufnya itu banyak di bagian bawahnya, dan bervariasi diacak. Jadi mungkin anak-anak lebih ke fokus dan kelitinya. Karena ada beberapa anak yang kebingungan. Dan salah memberikan warna di hurufnya. Tapi itu kegiatannya juga bisa melatih, fokus, dan juga kognisi anak-anak. Jadi lebih tidak ketuker. Karena ada yang warnanya mirip yang antara merah dan orange, antara merah dan jingga. Kalau anak-anak yang masih bingung biasanya dia ada yang ketuker. Dan karena hurufnya acak, jadi melatih anak lebih fokus.
Kemudian kegiatannya yang di bawah meroncek huruf ijaiya sama menjepit. Meronce huruf ijaiyah, aspek yang bisa diambil tentu saja kognisi. Karena anak-anaknya mengurutkan huruf alif sampai ya. Lalu melatih fisiknya juga.
Karena kegiatan meroncek memasukkan tali ke dalam lubang. Jadi melatih fisik motorik alusnya. Kognisi dan motorik. Lalu penjepit juga sama di kognisi dan fisik motorik.