• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI PEMBELAJARAN MATERI SHALAT DHUHA KELAS IV MI AL MUJTAHIDIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI PEMBELAJARAN MATERI SHALAT DHUHA KELAS IV MI AL MUJTAHIDIN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI PEMBELAJARAN MATERI

SHALAT DHUHA KELAS IV MI AL MUJTAHIDIN

Abdul Hamid1

1Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya E-mail: hajiabdulhamid03@gmail.com1

Abstract

Penelitian ini bertujuan 1)Aktivitas siswa menujukkan peningkatan yang signifikan pada siklus 1 dari nilai kualitatif aktivitas guru menunjukkan jumlah skor 35, rata rata skor 2,69 persentasi 67% dengan ka egori baik. Pada siklus I dari 12 anak 5 orang yang mendapat nilai 100 dan 5 orang anak mendapat nilai 60. Dari data diatas bahwa masih ada anak yang belum mencapai KKM. 2) Aktivitas siswa menunjukkan peningkatan yang signifikan . Pada Sklus I dari nilai kualitatif aktivitas siswa menunjukkan jumlah skor 18,86, rata rata skor 2,71, pesentase 67,7% dengan kategori baik . Pada Siklus II dengan jumlah skor 22, 54, rata rata skor 3,28 persentase 80,5% dengan kategori baik.

Dari data diatas menunjukkan mengalami peningkatan 12,8% 3) Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan signifikan . Pada siklus I Dari nilai rata rata kelas memperoleh nilai 60 dengan persentase ketuntasan 54% 12 anak mengalami peningkatan pada siklus II rata rata kelas memperoleh nilai 80 dengan persentase ketuntasan 89% atau 12 anak dari anak mulanya mendapat niali 60 dalam siklus II ini sudah mendapt 80 sehingga sudah memenuhi KKM.Sehingga di siklus II ini semua siswa yang berjumlah 12 orang sudah tuntas semua. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian evaluasi menggunakan model CIPP (Context, Input, Process, Product). Pengumpulan data menggunakan wawancara, dan dokumentasi. Subjek pada penelitian ini adalah guru wali kelas IV, dan guru penggampu mata pelajaran di kelas IV.

Kata kunci: Hasil Belajar; Zakat Fitrah; Discovery Learning; Gotong Royong;

Ta’adub.

Pendahuluan

Kata “membaca” menurut kamus besar kontemporer yaitu melihat isi sesuatu yang tertulis dengan teliti serta memahaminya ( dengan melisankan atau denga hati ) Setelah pembelaran tatap muka kembali aktif banyak anak-anak yang kurang berminat membaca dan belajar berbagai macam pelajaran termasuk Fiqih, berdasarkan pengamatan pada kelas IV terkadang dalam proses pembelajaran atau pesan yang disampaikan guru terkhusus pada

(2)

mata pelajaran fiqih tentang Taharah atau bersuci tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal, artinya tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun strategi pembelajaran dengan mempraktekkan atau demonstrasi langsung kepada siswa bagaimana cara bersuci yang benar. Pengalaman dalam pendidikan memegang peranan penting yang menyangkut kemajuan dan masa depan bangsa, tanpa pengalaman yang baik mustahil suatu bangsa akan maju. Berhasil atau tidak suatu pendidikan dalam suatu negara salah satunya adalah karena guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. (Subhan Aziz, 2023)

Guru harus pandai memilih metode yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak didik. Supaya anak didik merasa senang dalam belajar. Dalam proses belajar mengajar bukan hanya menyampaikan ilmu pengetahuan saja, akan tetapi pemberian motivasi sangatlah penting karena secara psikologis anak akan merasa senang apabila mereka diperhatikan. Salah satu cara memberikan perhatian adalah dengan memotivasi. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memberikan motivasi kepada anak didik diantaranya adalah memberi angka atau nilai. Pemberian mulai dilakukan oleh guru ketika mereka selesai ulangan atau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Pendidikan anak usia dini merupakan masa peka bagi anak, karena masa ini merupakan masa terjadinya pematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi lingkungan dan menginternalisasikan dalam pribadinya.

Oleh karena itu, dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangannya tercapai secara maksimal. (Mursid, 2016)

Cara ini merangsang anak untuk giat belajar. Anak yang nilainya rendah, mereka akan termotivasi untuk meningkatkan belajarnya dan anak yang nilainya bagus akan semakin giat dalam belajar. Maka untuk meningkatkan aktivitas dan semangat belajar diperlukan keterampilan dan kreativitas guru dalam menyampaikan materi yaitu dengan cara penggunaan metode yang tepat dan memotivasi. Berpijak dari latar belakang di atas maka perlu kiranya diadakan suatu penelitian pendidikan. Dengan melihat begitu pentingnya shalat, maka shalat sudah seharusnya dikenalkan sejak dini, meskipun pada dasarnya shalat bukanlah kewajiban yang harus ditunaikan oleh seorang anak yang masih dini, namun menjadi kewajiban kepada orang tua dan pendidik untuk mengenalkan dan mengajarkan shalat (Hasanah, 2018).

(3)

“Penggunaan Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Motivasi Pembelajaran Pada Materi Shalat Dhuha Kelas Iv Mi Al Mujtahidin Kayakah ” Metode/Metodologi

Berdasarkan dari judul yang diangkat yakni. Penggunaan Metode Demonstrasi Motivasi pembelajaran matrei shalat dhuha untuk meningkatkan hasil belajar fikih materi keserasian antara gerakan dan bacaan Shalat Siswa Kelas IV MI AL Mujutahidin Kayakah. Penerapan ini akan melibatkan siswa dan siswa kelas IV berjumlah 13 siswa. Peneliti mengambil lokasi penelitian di MI Al Mujtahidin Kayakah yang beralamat di Jl. Tanggul Rt 01 No 50 Kec.

Amuntai Selatan Kab. Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan.

Penelitian ini akan dilaksanakan mulai minggu ke 1 bulan Juli sampai minggu ke 4 bulan Agustus tahun 2023.

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang memaparkan terjadinya sebab akibat dari perlakuan sekaligus memaparkan apa saja yang terjadi ketika perlakuan diberikan, dan memaparkan seluruh proses sejak awal pemberian perlakuan samfikih dengan dampak dari perlakuan tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan, bahwa penelitian tindakan kelas atau PTK adalah jenis penelitian yang memaparkan baik proses maupun hasil, yang melakukan PTK di kelasnya untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya. Penelitian tindakan kelas merupakan rangkaian tiga buah kata yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai penelitian- menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data dan informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

Prosedur Penelitian Tindakan 1. Perencanaan

Perencanaan tahap awal akan dilaksanakan pada minggu pertama bulan Juli dengan menyusun strategi untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang materi taharah, antara lain:

a. Analisis kurikulum b. Membuat RPP

c. Menyiapkan video demonstrasi pembelajaran d. Menyusun alat evaluasi pembelajaran

(4)

2. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan fokus masalah. Langkah tindakan dalam penelitian ini antara lain:

a. Menerapkan RPP yang telah dibuat b. Menerapkan demonstrasi pada kelas IV 3. Pengamatan (Observasi)

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan sesuai tindakan yang telah disusun. Melalui pengumpulan informasi, peneliti dapat mencatat berbagai kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran, sehingga hasilnya dapat dijadikan masukan ketika melakukan refleksi.

4. Analisis dan Refleksi

Pada tahap ini peneliti melakukan analisis kekurangan dan kelebihan metode demonstrasi selama proses pembelajaran, kemudian melakukan refleksi yaitu aktivitas melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan selama pembelajaran.

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila adanya peningkatan pemahaman siswa pada materi shalat dhuha yang ditandai dengan 71% jumlah siswa nilainya lebih besar atau sama dengan KKM yaitu minimum 71. Untuk memperoleh data yang lebih akurat, maka peneliti melakukan perekaman data adapun teknik yang dilakukan adalah dengan membuat catatan berdasarkan perkembangan siswa setelah pembelajaran dengan metode Demonstrasi.

Sedangkan untuk mengetahui perkembangan siswa dan untuk mengetahui efektivitas penerapan metode Demonstrasi, terhadap metode belajar siswa maka, sebelum melanjutkan materi, peneliti memberikan waktu 10-15 menit untuk tanya jawab tentang materi yang telah diajarkan sehingga hal ini memudahkan peneliti memahami efektivitas penggunaan metode Demonstrasi dan Tanya jawab terhadap pengajaran Fiqih.

Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa cara/teknik pengumpulan data selama proses penelitian yaitu:

1. Observasi

Observasi/pengamatan ini dilaksanakan oleh peneliti ketika peneliti mengajar di kelas, dengan menggunakan metode Demonstrasi dan Tanya jawab. Sehingga peneliti memperoleh gambaran suasana kelas dan peniliti

(5)

dapat menentukan metode Demonstrasi dan Tanya jawab yang lebih baik pada pertemuan berikutnya.

2. Interview/wawancara

Menurut Suharsimi Arikunto “Metode interview sering disebut juga dengan wawancara/kuesioner lesan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara”

(Suharsimi Arikunto, 1991:126) 3. Pengamatan partisipatif

Cara ini digunakan peneliti agar data yang diinginkan dapat diperoleh sesuai dengan yang dimaksud peneliti. Partisipatif maksudnya adalah peneliti terlibat langsung dan aktif dalam mengumpulkan data yang diinginkan. Kadang-kadang peneliti juga menguraikan obyek yang diteliti untuk melaksanakan tindakan yang mengarah pada data yang ingin diperoleh peneliti.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada pelaksanaan siklus I menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas IV dari 56% menjadi 64%. Pada tes awal nilai terendah 60, nilai tertinggi 100, dan nilai rata-rata 56. Sedangkan hasil belajar siswa setelah pelaksanaan siklus I, siswa mendapat nilai terendah 60. 4 orang nilai tertinggi 100 nilai 3 0rang, sedang nilai yang baik 5 orang. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, diperoleh hasil belajar peserta didik dari evaluasi yang dilaksanakan yaitu jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 12 peserta didik (100%), sedangkan peserta didik yang tidak tuntas adalah 0 peserta didik (0 %) dari 12 peserta didik. Pencapaian hasil belajar pada siklus belum dikatakan berhasil walaupun peserta didik yang tuntas sudah mulai mendominasi yaitu 0 peserta didik dari 0 peserta didik. Hal tersebut dikarenakan belum mencapai ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu minimal 100% dari jumlah peserta didik. Berdasarkan data tersebut maka penelitian sudah berhenti sampai disini.

Sebagai upaya untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan optimal, peneliti menggunakan media audio visual sebagai salah satu cara yang dapat melibatkan antara guru dan siswa dan dapat berperan aktif dalam proses kegiatan belajar-mengajar. Karena jika hanya menggunakan metode-metode klasik seperti metode ceramah ataupun yang lainnya dirasakan kurang diminati jika diterapkan dalam pembelajaran fiqih di kelas IV.

Siklus ini terdiri dari satu pokok bahasan, yaitu bab shalat dhuha dengan durasi waktu 60 menit. Sebelum pelaksanaan metode drill pada siklus I,

(6)

peneliti melakukan perencanaan yaitu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dan mempersiapkan media audio visual.

Pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2023 dengan materi pokok shalat bagi orang sakit.

Tabel Pengamatan Aktivitas Peserta Didik

No Nama Sekore Total Skor

1 2 3 4 5

1 Aldo 20 20 - 20 - 60

2 Aldi 20 20 20 20 20 100

3 M. Rayan 20 20 20 20 20 100

4 M.Muhaimin 20 20 20 - 20 80

5 Faisal 20 20 - 20 20 80

6 Gani 20 20 20 20 20 100

7 M. Alpian 20 - 20 20 - 60

8 Syifa 20 20 20 20 20 100

9 Hafizah 20 20 - 20 - 60

10 Azizah 20 - 20 20 20 80

11 Ani Sofia 20 20 - 20 - 60

12 M. Ridwan 20 - 20 20 20 80

Berdasarkan tabel pada pelaksanaan pembelajaran siklus I, diperoleh hasil belajar peserta didik dari evaluasi yang dilaksanakan yaitu jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 8 peserta didik (60%), sedangkan peserta didik yang tidak tuntas adalah 5 peserta didik (20%) dari 12 peserta didik. Pencapaian hasil belajar pada siklus belum dikatakan berhasil walaupun peserta didik yang tuntas sudah mulai mendominasi yaitu 8 peserta didik dari 12 peserta didik.

Hal tersebut dikarenakan belum mencapai ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu minimal 80% dari jumlah peserta didik. Berdasarkan data tersebut maka penelitian akan dilanjutkan ke siklus II.

Pada siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2023 dengan materi pokok shalat bagi orang sakit.

(7)

Tabel 4.3. Tabel Pengamatan Aktivitas Peserta Didik

No Nama Sekore Total Skor

1 2 3 4 5

1 Aldo 20 20 20 20 - 80

2 Aldi 20 20 20 20 20 100

3 M. Rayan 20 20 20 20 20 100

4 M.Muhaimin 20 20 20 - 20 80

5 Faisal 20 20 - 20 20 80

6 Gani 20 20 20 20 20 100

7 M. Alpian 20 - 20 20 20 80

8 Syifa 20 20 20 20 20 100

9 Hafizah 20 20 80 20 - 80

10 Azizah 20 - 20 20 20 80

11 Ani Sofia 20 20 - 20 20 80

12 M. Ridwan 20 - 20 20 20 80

Berdasarkan pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, diperoleh hasil belajar peserta didik dari evaluasi yang dilaksanakan yaitu jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 12 peserta didik (100%), sedangkan peserta didik yang tidak tuntas adalah 0 peserta didik (0 %) dari 12 peserta didik. Pencapaian hasil belajar pada siklus sudah dikatakan berhasil karena seluruh peserta didik tuntas . Hal tersebut dikarenakan gurunya memberikan pelajaran sudah menguasai materi sehingga siswa mudah menerima pelajaran. Dengan demikian dalam siklus II ini siswa tuntas semua dan penelitian dihentikan di siklus II.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pembahasan pada kegiatan penelitian belajar menggunakan media gambar pada siswa kelas IV MI Al -Mujtahidin, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

(8)

1. Aktivitas guru menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pada siklus I dari nilai kualitatif aktivitas guru menunjukkan jumlah skor 35, rata-rata skor 2,69, persentase 67% dengan kategori baik. Pada sikus II dengan jumlah skor 45, rata-rata skor 3,46, persentase 86% dengan kategori baik sekali. Dari data diatas menunjukkan mengalami peningkatan sebesar 19%.

2. Aktivitas siswa menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pada siklus I dari nilai kualitatif aktivitas siswa menunjukkan jumlah skor 18,96, rata-rata skor 2,71, persentase 67,7% dengan kategori baik. Pada sikus II dengan jumlah skor 22,54, rata-rata skor 3,28, persentase 80,5% dengan kategori baik. Dari data diatas menunjukkan mengalami peningkatan sebesar 12,8%.

3. Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pada siklus I dari nilai rata-rata kelas memperoleh nilai 60 dengan persentase ketuntasan 54% atau 5 anak mengalami peningkatan pada siklus II rata-rata kelas memperoleh nilai 80 dengan persentase ketuntasan 100% atau siswa dengan nilai tertinggi 100 sebanyak 4 siswa dan nilai baik 80 diperoleh 8 siswa. Dari data diatas menunjukkan hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 25%.

Referensi

A. Mawardi Syahid, 2014Bagaimana Manusia BelajarAmuntai : CV, Himat Arikunto, Suharsimi. 2002.Prosedur Penelitian.

Depertemen Agama RI ,Alqur ,an dan Terjemah nya, ( Bandung , CV Penerbit J- Art 2004

M. Malyono, 1997,Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rineka cipta Sanjaya, Wina, 2010.Penelitian Tindakan Kelas.

Tim Penyusun ,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1990

Udin S Winataputra , dkk 2005 Strategi Belajar Mengajar . Jakarta Universitas Terbuka

Undang – undang Republik Indonesia , nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional , citra umbara, bandung 2006

Referensi

Dokumen terkait

Karakteristik pH dan Suhu dalam Proses Pembuatan Biogas dari Substrat Limbah Rumah Makan, Limbah Cair Tahu dan Kotoran Sapi.. Analisa Reaktor Biogas Campuran Limbah Kotoran Kambing