• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA "

Copied!
203
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Hasil Ujian Tengah Semester Kelas IV SDN 2 Bumiharjo Kecamatan Batanghari Lampung Timur Tahun Pelajaran 2018/2019. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 16 Oktober 2018 di SDN 2 Bumiharjo Kecamatan Batanghari Lampung Timur yaitu wawancara dengan guru kelas IV bernama Ny. Karsinem S.Pd.SD, guru menemui beberapa kendala selama proses belajar mengajar di kelas. 5 Saat melakukan observasi di SDN 2 Bumiharjo, saat melakukan penelitian di Kelas IV B, SDN 2 Bumiharjo memiliki 2 kelas yaitu Kelas A dan B, dan peneliti melakukan penelitian di Kelas IV B, pada hari pertama studi pendahuluan, peneliti diminta pihak sekolah untuk penelitian kelas IV B, karena wali kelas IV A diganti dengan yang baru, karena mantan wali kelas pensiun dan data siswa belum diserahkan oleh wali kelas yang baru.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe make a match untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN 2 Bumiharjo untuk meningkatkan Batanghari.

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah 6

Bagi sekolah dapat menjadi masukan bagi sekolah dan berkontribusi dalam upaya peningkatan kualitas pengajaran IPS. Bagi guru dapat menambah wawasan tentang pentingnya penggunaan metode pembelajaran bagi keberhasilan belajar siswa dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Bagi siswa dapat mengembangkan dan meningkatkan keterampilan belajar siswa dalam berinteraksi dengan sesama siswa dan juga guru di dalam kelas, kemudian meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.

Peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kolaboratif make a match untuk pembelajaran IPS di masa yang akan datang.

Penelitian Yang Relevan

Persamaan dalam penelitian kami adalah kami menggunakan model yang sama yaitu model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Sri Utami dengan judul Pemanfaatan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN 2 Pakuan Aji Sukadana Lampung Timur Tahun Pelajaran 2015/2016. Persamaan penelitian di atas dengan peneliti adalah bahwa dalam proses pembelajaran, peneliti sama-sama berdiskusi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe make a match untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

LANDASAN TEORI

Hasil Belajar

  • Pengertian Hasil Belajar
  • Ciri-Ciri Hasil Belajar
  • Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
  • Jenis-Jenis Hasil Belajar

Persamaan penelitian di atas dengan peneliti adalah bahwa dalam proses pembelajaran, peneliti sama-sama berdiskusi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe make a match untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. alangkah baiknya jika kita sudah memiliki ilmu, jangan lupa untuk mengajarkannya kepada orang lain. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan semua orang berubah baik sikap maupun perilakunya. Berdasarkan pengertian di atas, hasil belajar adalah perubahan kemampuan, tingkah laku dan penampilan belajar siswa dalam wujudnya.

Sebagai pendidik, selain mengajar, pendidik juga harus mengetahui karakteristik hasil belajar peserta didik setelah pelaksanaan proses belajar mengajar.

Aktivitas Belajar

  • Pengertian Aktivitas Belajar
  • Macam-Macam Aktivitas Belajar

Berdasarkan pandangan di atas dapat dipahami bahwa kegiatan belajar adalah keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental agar perubahan tingkah laku dapat meningkatkan hasil belajar dan mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran. 18 Sardiman, Interaksi Belajar Mengajar dan Motivasi, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011), H. 100. daftar 177 jenis kegiatan yang dapat diklasifikasikan antara lain sebagai berikut. Kegiatan visual, antara lain membaca, memperhatikan foto demonstrasi, percobaan, karya orang lain. B. kegiatan lisan, seperti: berpose, merumuskan, memberi saran, mengemukakan pendapat, melakukan wawancara, berdiskusi, menyela. C. Kegiatan menyimak, misalnya menyimak: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. D.

Kegiatan motorik, meliputi: melakukan percobaan, membuat konstruksi, memperbaiki model, bermain, berkebun, beternak. G.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

  • Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
  • Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
  • Materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu bidang studi atau mata pelajaran yang dilaksanakan baik di pendidikan dasar. Kompetensi Dasar : 3.1 Mengidentifikasi ciri-ciri ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kepentingan masyarakat dari tingkat kabupaten kota sampai kabupaten. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah sumber daya alam yang jumlahnya tidak terbatas dan dapat digunakan secara terus menerus.

Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah sumber daya alam yang jumlahnya terbatas dan sekali habis memerlukan waktu yang lama untuk dapat diisi kembali.

Model-Model Pembelajaran Make a Match

  • Pengertian Model Pembelajaran Make a Match
  • Langkah-Langkah Pembelajaran Make a Match
  • Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran

Make a match (membuat pasangan) merupakan salah satu jenis metode pembelajaran kooperatif. Metode ini diawali dengan siswa diminta untuk menemukan pasangan kartu yang terdiri dari jawaban dan pertanyaan sebelum batas waktu yang telah ditentukan. Siswa yang dapat mencocokkan kartunya akan diberikan poin atau nilai 0,26. Dalam model pembelajaran make a match, siswa diminta untuk mencari pasangan saat mempelajari suatu konsep atau topik tertentu dalam suasana yang menyenangkan, berlaku untuk semua mata pelajaran dan semua tingkatan kelas. Menjodohkan adalah bermain kartu, kartu yang satu berisi pertanyaan dan kartu yang lain berisi jawaban dari pertanyaan.

Berdasarkan penjelasan di atas adalah pengertian dari kartu remi Make a match, kartu tersebut dibagi menjadi dua bagian, kartu pertama berisi pertanyaan dan kartu kedua berisi jawaban.

Hipotesis Penelitian 25

Jika guru tidak membimbing siswa dengan baik, maka akan banyak siswa yang kurang perhatian saat mempresentasikan pasangan tersebut. Guru harus berhati-hati dan bijak dalam menghukum siswa yang tidak mendapat pasangan, karena bisa jadi mereka malu.

Definisi Operasional Variabel

Guru memberikan kartu yang dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama untuk kelompok A mendapat kartu soal dan bagian kedua untuk kelompok B mendapat kartu jawaban. Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari pasangannya di kelompok B, dengan batas waktu yang diberikan. Guru mengkonfirmasi kebenaran dan kesesuaian kartu soal dan kartu jawaban pasangan yang mempresentasikannya di depan kelas, dan.

Selain itu, terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang ditandai dengan tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 64, sehingga siswa dapat melihat adanya peningkatan perhatian terhadap pemahaman selama pembelajaran.

Setting Penelitian

Subjek Penelitian

Prosedur Penelitian 30

Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah awal dari proses pembelajaran IPS dengan model pembelajaran kooperatif make a match a) Guru membuka pelajaran dengan berdoa dan salam, kemudian mengkondisikan kelas. Pada tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan mengenai pelaksanaan pembelajaran yang telah dipelajari. Berdasarkan pelaksanaan observasi tindakan kelas yang telah dilakukan, pada tahap ini dapat diketahui hal-hal yang perlu diperbaiki untuk mencapai hasil belajar siswa yang sesuai dengan standar pemenuhan hasil belajar.

Untuk mengukur hasil belajar siswa terkait dengan materi pelajaran yang dipelajari siswa menggunakan standar hasil belajar yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran IPS.

Instrumen Penelitian

Metode ini dilakukan dengan melihat dokumen resmi seperti monografi, catatan dan buku peraturan yang ada.37 Berdasarkan pandangan di atas, dokumentasi berarti metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyelidikan dengan mengumpulkan informasi tertentu dan kemudian menetapkan untuk meletakkan. oleh sekolah. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang SDN 2 Bumiharjo, jumlah guru, jumlah siswa, visi, misi dan sebagainya. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe make a match.

Analisis Data

Analisis data kualitatif ini dilakukan untuk melihat aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran melalui observasi.

Indikator Keberhasilan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Deskripsi SDN 2 Bumiharjo

Kemampuan peserta didik untuk mewujudkan potensi dirinya dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan sehari-hari, serta meningkatkan kualitas kelulusan dan mampu bersaing di jenjang pendidikan selanjutnya. Kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan sistem pemikiran, nilai, moral, norma dan kepercayaan manusia yang dihasilkan oleh masyarakat. Meningkatkan sikap dan perilaku seluruh warga sekolah yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa dengan melakukan kegiatan pengembangan diri dan pembiasaan.

Meningkatkan keterampilan siswa dalam mengembangkan minat dan bakatnya melalui kegiatan ekstrakurikuler dan meningkatkan peran serta seluruh warga sekolah dan masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

Deskripsi Hasil Penilaian

  • Kondisi Awal
  • Pelaksanaan Siklus I
  • Pelaksanaan Siklus II

Kemudian guru memotivasi siswa dengan bertanya kepada siswa tentang sumber daya alam, setelah itu guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Kegiatan terakhir proses pembelajaran yang dilakukan guru adalah mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan dan bersama-sama siswa dapat menarik kesimpulan dan mengemukakan pandangannya tentang sebaran sumber daya alam, kemudian guru memberikan tugas pekerjaan rumah (PR) dan himbauan kepada siswa di rumah. untuk belajar. Peneliti bekerja dengan pengamat untuk memantau semua aktivitas siswa dan guru dalam pertunjukan. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

Berdasarkan kegiatan tersebut terlihat bahwa rata-rata aktivitas belajar siswa yang mengikuti pembelajaran mengalami peningkatan meskipun belum optimal. Menganalisis dan mengevaluasi nilai tes hasil belajar siswa pada siklus I untuk melakukan perbaikan pelaksanaan siklus II. Pada proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada siklus I, hasil tes yang dilakukan siswa menunjukkan bahwa hasil belajar pada siklus I juga belum mencapai target yang diinginkan yaitu tidak tercapainya . tingkat keberhasilan 70%.

Guru belum dapat menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match secara maksimal, pada pertemuan pertama guru masih menyesuaikan diri sebaik mungkin untuk mengenal siswa dalam satu kelas. Berdasarkan kegiatan tersebut terlihat bahwa rata-rata aktivitas belajar siswa yang mengikuti kelas mengalami peningkatan dengan baik. Hasil Belajar Siswa Kelas IV IPS Siklus II.

Nilai rata-rata nilai maksimal persentase ketuntasan belajar minimal pada siswa dan terdapat kemajuan pada siswa dengan bukti aktif belajar kolaboratif menggunakan model pembelajaran kolaboratif make a match. Berdasarkan persentase rata-rata aktivitas siswa ditetapkan bahwa hasil observasi pembelajaran pada pembelajaran tingkat II dinilai baik.

Gambar grafik 3
Gambar grafik 3

Pembahasan

  • Analisis Data Penggunaan Model Cooperative Learning
  • Analisis Data Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I dan II

PENUTUP

Kesimpulan

Penggunaan model ipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS pada siswa kelas IV di SDN 2 Bumiharjo Batanghari tahun ajaran 2018/1019. Hal ini terlihat dari persentase hasil belajar siswa yaitu 57,8% pada siklus I, menjadi 84,2% pada siklus II, atau meningkat sebesar 26,4%. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif make-a-match juga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

Persentase rata-rata aktivitas siswa pada siklus I adalah 43,03% dengan kriteria kurang baik dan 71,87% pada siklus II dengan kriteria baik.

Saran

Gambar

Gambar grafik 3
Gambar Grafik 4
Gambar Grafik 6
TABEL KERJA HASIL BELAJAR  (PRETEST)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Page | 16 Adapun hasil persentase belajar IPS murid kelas IV SD Inpres Bontotene Kabupaten Pangkep setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match