• Tidak ada hasil yang ditemukan

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe stad (student

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe stad (student"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP AKTIVITAS PEMBELAJARAN

SOSIOLOGI SISWA KELAS X IIS

2

DI SMAN 5 PADANG

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)

DEWI GUSNA NIM: 10070195

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGIKEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATRA BARAT PADANG

2015

(2)
(3)

Using Of Cooperative Learning Model Type STAD (Student Teams Achievement Division) Toward Sociology Learning Activities On Students’ Class X IIS2 In SMAN 5 Padang

Oleh:

Dewi Gusna

* The Sosiology education student of STKIP PGRI Sumatera west.

** The Sosiology staff of sosiology education of STKIP PGRI Sumatera west

ABSTRACT

This research is motivated by the low activity of sociology students in the learning process, where students assume that sociology is memorized so that students tend to passive and less active in learning, lack of confidence to answer questions or give openly. That the students actively in the learning process, the use of cooperative learning model STAD (Student Teams Achievement Division) at SMAN 5 Padang with the aim to describe students activities in sociology learning at SMAN 5 Padang. This research is descriptive quantitative research. Collecting data using observation that has been provided with a mark tick (√). Data analysis techniques in this study using descriptive statistical techniques, the percentage with the formula P = (F / N) x 100. The subjects were students of class X IIS2 SMAN 5 Padang academic year 2014-2015 and the sample was 26 students.

The results of this study indicate that the used of STAD (Student Teams Achievement Division) indicator is 35%

lower category, 34% and 38% in terms of indicators of asking friends during discussion, ask the teacher, and answer questions during the discussion friend. And the use of STAD (Student Teams Achievement Division) on student learning activities that category very well, which is reading books or Ateaching materials percentage is 94%, noting that the material given percentage is 96% of teachers, listening to the teacher's explanations percentage is 98%, and to listen to the explanation or question and answer during the discussion friend percentage 93%. It can be concluded that the used of STAD (Student Teams Achievement Division) in sociology learning seen students learning more active, student activities are reading books or materials, nothing the material provided by the teacher, ask a friend during the discussion, ask the teacher, answered questions’ friend when discussion, to hear the teacher's explanation, and listen to the explanation or questions and answers during the discussion friend.

Keywords: STAD Type (Student Teams Achievement Division), Student Activities.

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2 Pembimbing I, staf pengajar Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

3Pembimbing II, staf pengajar Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

(4)

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagikelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir semua negara menempatkan variabel pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara.

Begitu juga Indonesia menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama. Hal ini dapat dilihat dari isi pembukaan UUD 1945 alenia IV yang menegaskan bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa (Kunandar, 2007: 5).

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Trianto, 2009: 1 ).

Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan gurulah yang berada dibarisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan.

Gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan. Guru mempunyai misi dan tugas berat, namun mulia dalam mengantarkan tunas-tunas bangsa ke puncak cita-cita.

Sudah selayaknya guru mempunyai berbagai kompetensi yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan kompetensi tersebut, maka akan menjadi guru yang profesional, baik secara akademis maupun non akademis (kunandar, 2007: 5).

Tugas dan tanggung jawab utama seorang guru/pengajar ialah mengelola pengajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif di antara dua subjek pengajaran; guru sebagai penginisiatif awal dan pengarah serta pembimbing, sedangkan peserta didiksebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam pengajaran (Rohani, 2010: 2).

Kegiatan pembelajaran pada kurikulum 2013 pada dasarnya adalah pendekatan ilmiah saintific approach yang mengedepankan kegiatan-kegiatan proses yaitu: mengamati, menanya, mencoba, dan

menyimpulkan serta dalam proses pembelajaran menyentuh tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan, dan keteranpilan oleh karena itu dalam pembelajaran seorang guru harus menguasai materi pelajaran dengan baik, karena dalam pembelajaran akan terjadi suatu proses belajar mengajar, proses belajar mengajar mengandung suatu kegiatan interaktif yang bernilai edukatif.

Interaksi edukaif ini terjadi antara guru dengan anak didik dan antara anak didik sesamanya, serta dengan lingkungannya. Intraksi ini perlu dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencapai hasil yang optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Untuk terjadinya interaksi edukatif yang baik dalam pembelajaran diperlukan suatu strategi, pendekatan, metode, sarana dan prasarana untuk membantu dalam memperlancar proses pembelajaran. Pemilihan strategi, pendekatan dan metode perlu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik materi yang akan dibahas serta seluruh aspek yang berkaitan erat dengan pencapaian tujuan pembelajaran.

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru Sosiologi di SMAN 5 Padang bulanjanuari2014 terlihat dalam pembelajaran sosiologi aktivitas membaca, mencatat, bertanya, menjawab dan mendengar masih rendah. Masih banyak siswa kelas X yang tidak termotivasi dalam pembelajaran sosiologi. Siswa beranggapan bahwa sosiologi bersifat hafalan, sehingga cendrung pasif dan kurang aktif dalam belajar, kurang percaya diri untuk menjawab atau memberi pertanyaan dan tanggapan secara terbuka, baik dengan guru maupun dengan sebaya. Selain itu pengajaran hanya berpusat pada guru, Dalam penyampaian materi pembelajaran, guru hanya menggunakan metode ceramah, yang mana metode ini sangat kurang menarik, semua ini mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa.

Hal ini disebabkan siswa hanya menerima dan menyalin materi yang diberikan oleh guru, kebanyakkan siswa takut mengajukan pertanyaan jika terdapat materi yang tidak dimengerti, siswa meribut ketika guru sedang menerangkan pelajaran, bahkan siswa sibuk dengan kegiatan-kegiatan diluar pembelajaran seperti bermain hp, berkaca-kaca,dan lain sebagainya. Hal ini juga dipengaruhi oleh kurang adanya konsentrasi siswa pada saat pembelajaran berlangsung, sehingga tujuan dari materi yang diberikan tidak tercapai dengan maksimal.

Dalam mengatasi permasalahan dan meningkatkan keaktifan belajar siswa, guru perlu melakukan pembaharuan dalam proses pembelajaran sosiologi. Diantaranya pembaharuan yang dikembangkan guru adalah menggunakan berbagai model pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa sehingga pembelajaran lebih berpusat pada

(5)

siswa (Student Centre). Berbagai model pembelajaran dapat digunakan guru salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran ini mempunyai berbagai macam tipe yang dapat digunakan dalam pembelajaran sosiologi.

Diantaranya model pembelajaran kooperatif itu adalah STAD (Student Teams Achievement Division).

STAD (Student teams Achievement Division) tipe ini siswa akan lebih mudah untuk menyelesaikan suatu permasalahan yaitu : dengan saling bekerja sama dengan kelompok mereka masing-masing.

Dalam pembelajaran tipe STAD (Student teams Achievement Division), siswa dalam suatu kelas dikelompokkan secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain ) yang anggotanya 4-5 orang, kemudian guru menyajikan pelajaran, guru memberikan tugas untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang sudah mengerti menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti, kemudian guru memberikan kuis/pertanyaan kepada siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu, kemudian guru memberi evaluasi dan menutup pelajaran (Ahmadi, 2011: 65).

Berdasarkan Latar Belakang di atas, Maka Penulis tertarik melakukan Penelitian Dengan Judul : Penggunaan Model Pembelajaran kooperatif Tipe STAD (Student teams Achievement Division) Terhadap Aktifitas Pembelajaran Sosiologi Siswa Kelas X IIS2 Di SMAN 5 Padang.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat di identifikasikan masalah seagai berikut:

1. Dalam proses pembelajaran sosiologi aktivitas belajar siswa masih rendah, aktivitas siswa yaitu membaca, mencatat, bertanya, menjawab, dan mendengar.

2. Dalam proses pembelajaran siswa kurang percaya diri untuk menjawab atau memberi pertanyaan dan tanggapan secara terbuka, baik dengan guru maupun dengan teman sebaya.

Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada indikator aktivitas siswa yaitu:

1. Membaca buku/bahan ajar

2. Mencatat materi yang diberikan oleh guru

3. Bertanya pada teman saat diskusi

4. Bertanya pada guru

5. Menjawab pertanyaan teman saat diskusi

6. Mendengarkan penjelasan guru 7. Mendengarkan penjelasan/pertanyaan,

jawaban teman saat diskusi.

Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

“Bagaimanakah aktivitas siswa dalam pembelajaran sosiologi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) di kelas X IIS2 SMAN 5 Padang.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan aktivitas siswa dalam pembelajaran sosiologi siswa kelas X IIS2 di SMAN 5 Padang dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Manfaat Penelitian

a. Teoritis

1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta mengembangkan kemampuan diri sebagai calon pendidik.

2. Penelitian ini dapat berguna untuk penelitian selanjutnya sebagai hasil yang relevan.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat.

b. Praktis

1. Agar siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran di kelas.

2. Penelitian dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk menjadi dasar acuan perbandingan dalam melakukan penelitian dimasa yang akan dating, khususnya penelitian yang berkaitan dengan Penggunaan Model Pembelajaran kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Terhadap Aktivitas Pembelajaran sosiologi.

3. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di STKIP PGRI Sumatera Barat.

(6)

METODE PENELITIAN

Pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dimana menurut (Sugiyono, 2009: 8) penelitian kuantitatif adalah dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan sebagai filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Tipe penelitian ini berbentuk statistik deskriptif menurut (Sugiyono, 2009: 147), penelitian deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya. Tetapi bila penelitian dilakukan pada sampel, maka analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif/inferensial.

Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil.

Populasi Menurut (Sugiyono, 2009: 80) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IIS SMAN 5 Padang yang terdaftar pada tahun ajaran 2014/2015. Sampel Menurut (Sugiyono, 2013: 81). Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka penelitian ini dapat digunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Penelitian ini dilakukan di kelas X IIS2 yang masih berhubungan dengan populasi.

Menurut (Sugiyono, 2013: 81). Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka penelitian ini dapat digunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Penelitian ini dilakukan di kelas X IIS2 yang masih berhubungan dengan populasi. Untuk pengambilan sampel peneliti berpedoman pada pendapat (Sugiyono, 2009: 83) Pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan teknik Cluster Sampling/sampel kelompok, teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, provinsi, atau kabupaten.

Berdasarkan pengertian di atas maka yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IIS2 SMAN 5 Padang yang berjumlah 26 orang. Pengumpulan data dapat menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data pertama yang didapat langsung dari lapangan atau laboratorium. Data sekunder adalah data kedua yang diperoleh dari sekunder seperti surat-surat pribadi, kitab harian, dokumen resmi (Lufri, 2005: 99). Maka, data dalam penelitian ini yaitu:

Berdasarkan pengertian di atas maka yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IIS2 SMAN 5 Padang yang berjumlah 26 orang.

Tabel 2 : Jumlah siswa kelas X SMAN 5 padang.

No Kelas Jumlah siswa

1 X IIS2 26

Jumlah 26

Sumber : Tata Usaha SMAN 5 Padang

1.Data primer, yaitu data yang langsung diambil oleh peneliti dan sumbernya adalah bentuk aktivitas siswa kelas X IIS2 dalam pembelajaran sosiologidengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD(Student Teams Achievement Division).

2.Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari tata usaha sekolah berupa dokumentasi sekolah.

Teknik pengumpulan data ini diperlukan untuk memperoleh data dan informasi yang lengkap dan bisa dipertanggung jawabkan, agar dapat diperoleh dan digambarkan dengan benar. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini data dikumpulkan melalui Observasi (pengamatan).

Metode yang dipakai untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah observasi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berkaitan dengan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Aktivitas yang diamati yaitu membaca, mencatat, bertanya, menjawab, mendengarkan penjelasan guru/siswa.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah merupakan keseluruhan satuan atau unit yang akan diteliti, unit analisis berupa individu kelompok dan masyarakat, unit analisis dalam penelitian ini adalah kelompok.

(7)

Teknik Analisis Data merupakan suatu kegiatan yang sangat kritis dan penting (Lufri, 2005:

130). Sesudah data dikumpulkan maka data diolah dengan rumus persentase. Rumus yang digunakan untuk menganalisis data dalam melihat penggunaan tipe STAD terhadap aktivitas pembelajaran sosiologi kelas X IIS2 di SMAN 5 Padang adalah :

Rumus untuk persentase aktivitas siswa P = x 100%

Keterangan :

P = Persentase Aktivitas Belajar Siswa F = Jumlah Siswa Yang Melakukan Aktivitas

N = Jumlah Siswa Keseluruhan yang diteliti Sesuai dengan rumus yang digunakan, untuk mengetahui aktivitas siswa pada kelas X IIS2 maka dilihat menurut (Arikunto, 2009: 35) dengan ranting scales sebagai berikut:

81% - 100% = Baik sekali (BS) 61% - 80 % = Baik (B) 0 % - 60 % = Rendah (R)

Setelah diperoleh persentase aktivitas siswa, kemudian dilakukan interpretasi bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran sosiologi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division).

Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran Sosiologi Di Kelas X IIS2

SMAN 5 Padang : Pengamatan I

Pada pengamatan pertama sebelum memulai proses belajar mengajar ketua kelas mempersiapkan lokalnya, semua siswa membaca doa dan membaca ashmaulhusna. Pada kegiatan pendahuluan guru memberi salam dan apersepsi, selanjutnya menanyakan kabar siswa, dengan menyampaikan ucapan “bagaimana kabar kalian hari ini ? sudah siapkah belajar ? dan kemudian guru mengambil absen siswa. Guru memulai dengan menyampaikan indikator dan tujuan belajar yang harus dicapai hari itu. Guru menampilkan gambar yang berhubungan dengan materi nilai sosial.

Guru melakukan proses belajar mengajar dengan pendekatan saintific dipadukan dengan model STAD dengan materi tentang nilai-nilai sosial, fungsi nilai sosial, dan jenis-jenis nilai sosial didalam masyarakat. Kemudian guru membagi kelompok sebanyak 6 kelompok yang beragam kemampuan, jenis kelamin dan sukunya. Kelopok pertama yaitu

hanifah zuhri, yuleo vernando, annisa foroza, hesty oktaviani, tanti suyanti. Kelompok kedua yaitu ratih manda sari, dirge kurnia, ananda

jula

ika, ibnu hadi, m.fujihad. kelopok ketiga terdiri 4 orang siswa yaitu syafira, meta susanti, alpadri, teguh maulana.

Kelompok empat juga terdiri dari 4 orang siswa yaitu andika, kintan, citra herlina, resky wahyudi.

Kelompok lima yaitu yusuf abit, suci fitri, sandorya, anggrek melia. Kelompok terakhir yaitu crismona putri, dimas, friska santika, zimmy ardiansyah.

Setelah guru menerangkan pelajaran, kemudian guru memberikan lembar diskusi siswa (LDS), dilanjutkan dengan siswa mengerjakan tugas didalam kelompoknya masing-masing. Kelompok pertama siswa menganalisis gambar tentang warga masyarakat yang sedang bergotong royong, kelompok kedua siswa menganalisis gambar tentang makanan dan tempat tinggal, kelompok ketiga siswa menganalisis tentang kendaraan yang merupakan sesuatu yang bermanfaat bagi manusia untuk dapat hidup dan beraktivitas, kelompok empat siswa menganalisis tentang gambar orang yang sedang mencuci tangan sebagai norma kebiasaan, kelompok lima siswa membahas tentang orang yang sedang sholat, kelompok enam siswa menganalisis tentang seorang ibu dan anaknya berdoa. Kemudian salah satu siswa dari kelompok mempersentasikan hasil diskusinya, kelompok lain dapat menanggapi dan saling tanya jawab. Pada pengamatan pertama ini kelompok yang mendapatkan reword yaitu kelompok 2 dan kelompok 3. Reword yang diberikan guru berupa nilai plus dan pujian.Dapat dilihat bahwa pada pengamatan pertama indikator membaca 24 orang siswa yang aktif dari 26 orang siswa. siswa yang aktif yaitu andika pratama, alpadri, ananda, anggrek, annisa, citra, crismona, dimas, dirga, friska, hanifah, ibnu, kintan, m.fujihat, meta, ratih, rezky, syafira, sandorya, suci, tanty, teguh, yuleo, yusuf.

Pada indikator aktivitas mencatat dari pengamatan pertama 24 orang siswa yang aktif dari 26 orang siswa yang aktif yaitu . Siswa yang aktif yaitu andika, alpadri, ananda, anggrek, annisa, citra, crismona, dimas, dirge, friska, hanifah, hesti,kintan, m.fujihad, meta, ratih, risky, syafira, sandorya,suci, tanti, teguh, yuleo, yusuf. Pada pengamatan pertama indikator aktivitas bertanya pada teman saat diskusi 7 orang siswa yang aktif dari 26 orang siswa. Siswa yang aktif yaitu alpadri, annisa, dirge, ibnu, ratih, sandorya, yuleo. Pada pengamatan pertama aktivitas bertanya pada guru 8 orang siswa yang aktif dari 26 siswa. siswa yang aktif yaitu alpadri, citra, dirge, hesty, m.fujihad, meta, sandorya, yuleo.

Pada pengamatan pertama aktivitas menjawab pertanyaan teman saat diskusi 9 orang siswa yang aktif dari 26 orang siswa. siswa yang aktif yaitu andika, ananda, anngrek, friska, kintan,

(8)

risky,tanti, teguh, yusuf. Pada pengamatan pertama aktivitas mendengar penjelasan guru 25 orang siswa yang aktif dari 26 orang siswa. Siswa yang aktif yaitu andika, alpadri, annisa, anggrek, citra, crismona, dimas, dirge, friska, hanifah, hesty, ibnu, jimmy, rezky, syafira, sandorya,teguh, yusuf, kintan, m.fujihad, meta, ratih, suci, tanti, yuleo.

Pada aktivitas mendengarkan penjelasan/pertanyaan, serta menjawab teman saat diskusi pada pengamatan pertama 23 orang siswa dari 26 orang siswa. Siswa yang aktif yaitu andika, alpadri, ananda, anggrek, friska,hesty, ibnu, m.fujihad, sandorya, citra, crismona, dimas, hanifah, jimmy, kintan, meta, ratih, rezky, syafira, suci, tanty, teguh, yusuf. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa yang kategori baik sekali yaitu indikator membaca buku/bahan ajar, mencatat materi yang diberikan guru, mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan penjelasan/pertanyaan serta jawaban teman saat diskusi. Sedangkan aktivitas siswa yang kategori rendah yaitu indikator bertanya pada teman saat diskusi, bertanya pada guru, menjawab pertanyaan teman saat diskusi.

Pengamatan II

Pada pengamatan kedua sebelum memulai proses belajar mengajar ketua kelas mempersiapkan lokalnya, semua siswa membaca doa dan membaca ashmaulhusana. Pada kegiatan pendahuluan guru memberi salam dan apersepsi, selanjutnya menanyakan kabar siswa, dengan menyampaikan ucapan “bagaimana kabar kalian hari ini ? sudah siap untuk belajar hari ini ? dan kemudian guru mengambil absen siswa. Guru memulai dengan menyampaikan indikator dan tujuan belajar yang harus dicapai hari itu. Guru menampilkan gambar yang berhubungan dengan materi norma sosial, macam-macam norma sosial. Kemudian dilanjutkan guru melakukan proses belajar mengajar dengan pendekatan saintific dipadukan dengan model STAD (Student Teams Achievement Division)dengan materi tentang norma sosial, macam-macam norma sosial, Kemudian guru menyuruh siswa untuk duduk berkelompok di dalam kelompoknya masing-masing yang sudah dibentuk minggu lalu. Setelah guru menerangkan pelajaran, selanjutnya guru membagikan LDS kepada siswa untuk dikerjakan dalam kelompoknya masing-masing.

Kelompok pertama siswa membahas tentang norma kesusilaan, kelompok kedua siswa membahas tentang norma agama, kelompok ketiga siswa membahas tentang norma hukum, kelompok empat siswa siswa membahas tentang norma kesopanan, kelompok lima siswa membahas tentang norma kebiasaan, kelompok enam siswa membahas tentang

norma resmi dan norma tidak resmi. Kemudian salah satu siswa dalam kelompok mempersentasikan hasil diskusinya, kelompok lain dapat menambahkan dan saling tanya jawab. Pada pengamatan kedua ini kelompok yang mendapat reword yaitu kelompok 1 dan kelompok 6, reword yang diberikan guru berupa pena dan pujian.

Pada pengamatan kedua ini aktivitas membaca, siswa dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu 24 orang siswa yang aktif dari 26 orang siswa. Siswa yang aktif yaitu andika, anggrek, alpadri, anada, annisa, citra, crismona, dimas, dirge, hanifah, hesty, ibnu, jimmy, kintan, m.fujihad, meta, ratih, risky, syafira, sandorya, suci, tanty, yuleo, yusuf. Pada pengamatan kedua aktivitas mencatat 25 orang siswa yang aktif dari 26 orang siswa. Siswa yang aktif mencatat yaitu andika, alpadri, ananda, annisa, citra herlina, crismona, dimas, dirge, friska, jimmy, kintan, meta, rezky, sandorya, suci, tanty, teguh, yuleo, yusuf. anggrek, hanifah, hesty, m.fujihad, ratih, syafira. Pengamatan kedua aktivitas bertanya pada teman saat diskusi 9 orang siswa yang aktif dari 26 orang siswa. Siswa yang aktif yaitu andika, ananda, citra, friska, jimmy, kintan, reski, suci, yuleo.

Pada pengamatan kedua aktivitas bertanya pada guru 10 orang siswa yang aktif dari 26 orang siswa. Siswa yang aktif yaitu alpadri,annisa,dirga, friska, hesty, hanifah, kintan, ratih, teguh,yusuf.

Pada aktivitas menjawab pertanyaan teman saat diskusi pada pengamatan kedua 10 orang siswa yang aktif dari 26 orang siswa. Siswa yang aktif yaitu alpadri, ananda,annisa, dimas, friska,ibnu, kintan, rezky, suci,yusuf. Pada aktivitas mendengarkan penjelasan guru pada pengamatan kedua 26 orang siswa yang aktif dari 26 orang siswa. Siswa yang aktif yaitu andika, alpadri, ananda, anggrek, annisa, citra, crismona, dimas, dirge, zimmy, meta, syafira, sandorya, suci, yuleo, yusuf, friska, hanifah, hesty, ibnu, kintan, m.fujihad, ratih, rezky, tanty, teguh.

Pada aktivitas mendengarkan

penjelasan/pertanyaan, jawaban teman saat diskusi pada pengamatan kedua 24 orang siswa yang aktif dari 26 orang siswa. siswa yang aktif yaitu andika, alpadri, ananda, anggrek, annisa, citra, crismona, dirge, syafira, zimmy, dimas, friska, hanifah, hesty, ibnu, kintan, m.fujihad, ratih, rezky, suci, tanty, teguh, yuleo, yusuf. Terlihat pada pengamatan kedua siswa cendrung aktif dalam proses belajar mengajar sesuai dengan indikator aktivitas siswa. Di akhir pertemuaan guru memberikan kuis kepada siswa tentang materi yang diajarkan pada hari itu.

(9)

Pengamatan III

Pada pengamatan ketiga sebelum memulai proses belajar mengajar ketua kelas mempersiapkan lokalnya, semua siswa membaca doa dan membaca ashmaulhusna.Pada kegiatan pendahuluan guru memberi salam dan apersepsi, selanjutnya menanyakan kabar siswa, dengan menyampaikan ucapan” bagaimana kabar kalian hari ini ? siap memulai pelajaran ? dan kemudian guru mengambil absen siswa. Guru memulai dengan menyampaikan indikator dan tujuan belajar yang harus dicapai hari itu. Guru menampilkan gamabar yang berhubungan dengan materi nilai dan norma sosial. Dilanjutkan guru melakukan proses belajar mengajar dengan pendekatan saintific dipadukan dengan model STAD (Student Teams Achievement Division) dengan materi tentang jenis-jenis norma sosial yang ada didalam masyarakat. Kemudian guru menyuruh siswa untuk duduk berkelompok di dalam kelompoknya masing-masing yang sudah dibentuk pada minggu pertama. Setelah guru menerangkan pelajaran, selanjutnya guru membagikan LDS kepada siswa untuk dikerjakan dalam kelompok, siswa mengerjakan LDS secara berkelompok dan saling berdiskusi.

Kelompok pertama siswa menganalisis gambar tentang orang yang melakukan ciuman berbeda jenis kelamin di depan umum, kelompok kedua siswa menganalisis gambar tentang orang yang melakukan sholat, kelompok ketiga siswa menganalisis gambar orang yang melakukan korupsi, kelompok empat siswa menganalisis gambar orang yang sedang mengangkat tangan kanan apabila ingin berpendapat disuatu forum, kelompok lima siswa menganalisis gambar tentang seseorang mencium tangan orang tua apabila hendak pergi sekolah, kelompok enam siswa mengalisis gambar tentang seorang ibu dan anaknya berdoa. Selanjutnya salah satu siswa dari kelompok mempersentasikan hasil diskusinya, kelompok lain dapat menyanggah dan saling tanya jawab. Pada pengamatan ketiga ini kelompok yang mendapat rewod yaitu kelompok 5 dan kelompok 3, reword yang diberikan guru berupa pena dan nilai plus.

Dapat dilihat aktivitas membaca pada pengamatan ketiga 26 orang siswa yang aktif dari 26 orang siswa. Siswa yang aktif yaitu andika, alpadri, ananda, annisa, anggrek, citra, crismona, dimas, dirge, friska, hesty, ibnu, jimmy, kintan, m.fujihad, meta, ratih manda sari, risky wahyudi, syafira, sandorya, suci, tanty, teguh, yuleo, yusuf. Pada aktivitas mencatat pengamatan ketiga 26 orang siswa yang aktif dari 26 orang siswa. Siswa yang aktif yaitu andika, alpadri, ananda, anggrek, annisa, citra, crismona, dimas, friska, hanifah, hesty, ibnu, kintan,

m.fujihad, meta, ratih mandasari, sandorya, suci fitri, tanti suryanti, teguh, yusuf, yuleo. riski, syafira, zimmy, dirge.

Pada pengamatan ketiga aktivitas bertanya pada teman saat diskusi 12 orang siswa yang aktif dari 26 orang siswa. Siswa yang aktif yaitu alpadri, ananda, anggrek, kintan, dimas, friska, hesty, jimmy, m.fujihad, ratih, sandorya, teguh. Pada aktivitas bertanya pada guru pada pengamatan ketiga 9 orang siswa yang aktif dari 26 orang siswa. Siswa yang aktif yaitu alpadri, citra,dirge, ibnu, m.fujihad, meta, ratih, sandorya, teguh. pada aktivitas menjawab pertanyaan teman saat diskusi pada pengamatan ketiga 11 orang siswa yang aktif dari 26 orang siswa.

Siswa-siswinya lebih antusias dalam menjawab pertanyaan-pertanyaannya, adapun stimulus yang akan diberikan guru dalam proses pembelajaran yang berlangsung yaitu siapa yang bisa menjawab pertanyaan mengenai materi yang dipelajari maka ia akan mendapatkan nilai plus dan nilai individu bukan nilai kelompok. Siswa yang aktif yaitu andika, ananda, anggrek, crismona, friska, ibnu, kintan, sandorya,teguh, yusuf, yuleo.

Pada aktivitas mendengarkan penjelasan guru pada pengamatan ketiga 26 orang siswa yang aktif dari 26 orang siswa. Siswa-siswi lebih antusias dalam mendengarkan penjelasan guru agar siswa-siswi lebih paham dalam materi pelajaran sosiologi. Siswa yang aktif yaituandika, alpadri, ananda, annisa, anggrek, citra, crismona, dimas, dirge, friska, hesty, ibnu, jimmy, kintan, m.fujihad, meta, ratih manda sari, risky wahyudi, syafira, sandorya, suci, tanty, teguh, yuleo, yusuf. Pada aktivitas mendengarkan penjelasan/pertanyaan, jawaban teman saat diskusi pada pengamatan ketiga aktivitas siswa 26 orang siswa yang aktif dari 26 siswa. Siswa yang aktif yaitu andika, alpadri, ananda, annisa, anggrek, citra, crismona, dimas, dirge, friska, hesty, ibnu, jimmy, kintan, m.fujihad, meta, ratih manda sari, risky wahyudi, syafira, sandorya, suci, tanty, teguh, yuleo, yusuf. Diakhir pertemuan guru memberikan kuis kepada siswa yang bertujuan agar siswa mampu menguasai materi yang diberikan oleh guru.

Dari data di atas pengamatan terakhir semakin meningkat dari aktivitas siswa yang telah di amati, namun ada satu indikator yang menurun pada pengamatan ketiga yaitu indikator bertanya pada guru. Indikator aktivitas siswa dalam kategori baik sekali dan rendah, bahwa penggunaan tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dapat membangkitkan aktivitas belajar siswa.

(10)

PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis data observasi penelitian yang dilakukan pada kelas X IIS2 SMAN 5 Padang.

Pada masing-masing pertemuan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pemebelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) siswa lebih aktif. Sesuai dengan teori behavioristik menurut Skinner, yang mana dalam proses pembelajaran ada stimulus dan respon dari peserta didik. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru saat belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division), sedangkan respon adalah reaksi atau tanggapan yang diberikan oleh peserta didik terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut, yang mana responnya adalah aktifnya siswa dalam proses pembelajaran sosiologi dengan tipe STAD, sedangkan stimulus yang diberikan yaitu motivasi dan nilai plus atau nilai tambahan kepada masing-masing kelompok dan juga individu jika peserta didiknya lebih aktif dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran sosiologi.

Hal ini sama dengan pendapat (Silberman, 2013: 29) bahwa “salah satu strategi pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar adalah Strategi pembelajaran aktif, agar pembelajaran berpusat pada siswa, diperlukan strategi pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif selama proses pembelajaran. Pembelajaran seperti ini ditujukan agar siswa mau bertanya dan berani menyatakan pendapat mereka selama proses pembelajaran.

Hal tersebut tampak dari indikator yang telah diamati persentase tiga indikator yang belum kategori baik yaitu indikator bertanya pada teman saat diskusi persentasenya yaitu 35%, bertanya pada guru34%

dan menjawab pertanyaan teman saat diskusi persentasenya yaitu 38% masih dalam kategori rendah. Sedangkan indikator yang kategori baik sekali yaitu membaca buku/bahan ajar persentasenya 94%, mencatat materi yang diberikan guru persentasenya 96%, mendengarkan penjelasan guru persentasenya 98%, dan mendengarkan penjelasan/pertanyaan serta jawaban teman saat diskusi persentasenya 93%.

Proses pembelajaran tipe STAD ini terlaksana karena siswa memiliki motivasi yang baik dan berani dalam memberikan pendapatnya baik dalam diskusi maupun dalam menjawab pertanyaan teman. Untuk itu guru hendaknya memberikan kesempatan lebih banyak kepada siswa dan memotivasi siswa dengan memberikan nilai plus bagi siswa yang aktif.

Disamping itu dalam penggunaan tipe STAD ini diperlukan bahan ajar atau materi ajar yang lengkap

seperti buku, LKS, LDS yang akan dikerjakan oleh siswa.

Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dilihat bahwa aktivitas siswalebih baik dalam proses pembelajaran sosiologi dengan penggunaan tipe STAD(Student Teams Achievement Divisio)mempunyai kekuatan yang lebih tinggi untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan dapat menarik perhatian siswa.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Setelah dilakukan penelitian dikelas X IIS2

SMAN 5 Padang dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) terhadap aktivitas pembelajaran sososiologi. Dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terutama dalam pembelajaran sosiologi kelas X IIS2 SMAN 5 Padang aktivitas siswa dalam kategori rendah dan baik sekali.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) tampak pada indikator yang telah diamati persentase tiga indikator yang belum kategori baik yaitu indikator bertanya pada teman saat diskusi persentasenya yaitu 35%, bertanya pada guru 34% dan menjawab pertanyaan teman saat diskusi persentasenya yaitu 38% masih dalam kategori rendah. Sedangkan indikator yang kategori baik sekali yaitu membaca buku/bahan ajar persentasenya 94%, mencatat materi yang diberikan guru persentasenya 96%, mendengarkan penjelasan guru persentasenya 98%, dan mendengarkan penjelasan/pertanyaan serta jawaban teman saat diskusi persentasenya yaitu 93%.

B. Saran

Sehubungan dengan penelitian yang peneliti lakukan, maka ada beberapa saran yang peneliti kemukakan yang mungkin bermanfaat untuk melihat aktivitas belajar sosiologi siswa :

1. Bagi sekolah agar mensosialisasikan untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) kepada bidang studi sosiologi dan lainnya.

(11)

2. Untuk lebih berhasilnya pelaksaan pembelajaran, sekolah hendaknya menyediakan buku sumber yang lebih lengkap di perpustakaan, fasilitas pembelajaran di kelas serta suasana lingkungan yang kondusif guna merangsang kemauan guru untuk menerapkan model-model pembelajaran baru yang menarik untuk aktivitas dan kreativitas siswa.

3. Peneliti selanjutnya, dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang penulis temukan sehingga akan mempermudahkan peneliti berikutnya dalam melakukan penelitian yang sama pada sekolah dan kompetensi (KD) ataupun pelajaran yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Kunandar. (2007). Guru Profesional. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Lufri. (2005). Metodologi Penelitian. Padang:

Universitas Negeri Padang.

Rohani Ahmad. (2010). Pengelolaan pengajaran.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bndung: Alfabeta.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan Metode Eksperimen Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Fisika

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam skripsi, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan penggunaan model pembelajaran student team achievement