Kemudian, anak-anak dapat dengan mudah menghafalkan doa-doa tersebut dengan cara menirukan doa-doa yang dipanjatkan guru secara berulang-ulang berdasarkan video-video yang telah ditonton oleh anak-anak. Media pengajaran yang digunakan Pos PAUD Terpadu Bintang untuk menarik perhatian dan meningkatkan hafalan doa sehari-hari anak adalah video animasi anak. Anak-anak sangat antusias dan bersemangat karena videonya sangat menarik dan cocok untuk mereka.
Selanjutnya baik guru maupun anak membacakan doa bersama-sama dan bersuara. Anak kecil biasanya sangat suka menonton film animasi kartun anak; apakah video tersebut video islami, video lagu, video kehidupan sehari-hari, atau video lainnya. Setelah menonton video tersebut, secara tidak langsung anak-anak belajar atau mengambil hikmah dari video tersebut.
Anak-anak sangat tertarik menonton video tersebut, secara tidak langsung anak-anak belajar berperilaku baik. Kemudian anak-anak juga secara tidak sadar sangat bersemangat untuk bisa mengingat doa-doa sehari-hari, terutama doa-doa yang pernah dilihatnya.
Peningkatan Pemahaman Anak Kelompok TK B selama Daring melalui Video Pembelajaran di TK Diponegoro
Surabaya
PENDIDIKAN KARAKTER
Karakter adalah nilai-nilai yang diyakini dan diamalkan oleh manusia, yang juga berkaitan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri dan orang lain, lingkungan hidup, dan kebangsaan, yang terbentuk dan terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan tindakan. Karakter yang muncul didasarkan pada norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat lingkungan tempat tinggalnya. Arti karakter adalah cara berpikir dan bertindak yang menjadi ciri khas setiap orang dan berkaitan dengan nilai benar dan salah serta baik dan buruk.
Karakter yang terlihat merupakan kebiasaan yang muncul dalam sikap dan perilaku untuk selalu berbuat baik secara terus menerus (Chairiyah, 2014). Koesoma menyatakan pendidikan karakter merupakan nilai dasar yang harus dipahami masyarakat agar dapat hidup bersama.
PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH
- Metafora Struktural
- Metafora Orientasional
- Metafora Ontologis
Menurut teori perkembangan kognitif Piaget, anak usia dini bergerak dari fase sensorimotor (0 – 2 tahun) ke fase perkembangan praoperasional (2 – 7 tahun). Hal ini sudah disosialisasikan ke berbagai sekolah, namun belum ada pengajaran kelas PAUD tertentu. Nilai kejujuran ini harus ditanamkan sejak dini oleh orang tua dan guru yang memberikan contoh jujur baik melalui perkataan maupun tindakan.
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru dan orang tua untuk mengajarkan kedisiplinan pada anak usia dini antara lain mengembalikan mainan atau alat tulis ke tempatnya semula, merapikan sepatu, membersihkan tempat tidur setiap bangun tidur, dll. PENGENALAN WARNA DAN ANGKA MENGGUNAKAN MEDIA AQUARE PADA KOGNITIF KECERDASAN ANAK USIA 4 SAMPAI 5 TAHUN. Akibat monotonnya pembelajaran menggunakan LKS pada anak, anak menjadi bosan dan kurang memahami warna dan angka. Oleh karena itu peneliti mengambil judul “Mengenalkan warna dan angka dengan menggunakan media cat air terhadap kecerdasan kognitif anak usia 4 sampai 5 tahun”.
Pada saat ini peran orang tua sangat diperlukan, karena pembelajaran anak usia dini memerlukan perlakuan khusus. Ciri-ciri pembelajaran anak usia dini adalah pembelajaran yang harus melibatkan mereka secara langsung agar proses pembelajaran ini menjadi pembelajaran melalui bermain. Salah satu metode pembelajaran yang sangat digemari oleh anak usia dini adalah pembelajaran eksperimental, dimana anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran, sehingga memberikan lebih banyak ruang dan kesempatan kepada anak untuk menemukan hal-hal baru dengan caranya sendiri.
Jadi media manakah yang cocok digunakan di rumah siswa dan mudah digunakan untuk anak usia empat hingga lima tahun. Pengenalan warna pada anak usia dini, khususnya pada usia empat sampai lima tahun, berada pada tahap pengenalan lima sampai tujuh warna (Permendikna Nomor 58 Tahun 2009). Dalam penelitian ini tentunya dalam mengenalkan warna perlu memperhatikan perkembangan kognitif anak usia 4 tahun, yaitu mulai mengenalkan lebih banyak simbol warna dengan melakukan eksperimen sederhana terhadap warna.
Berdasarkan tabel diatas terlihat hasil kegiatan pra tindakan yaitu kemampuan mengenal warna dan angka pada anak usia 4 sampai 5 tahun di TK A Al Jihad. Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa hasil kegiatan pra tindakan kemampuan mengenal warna dan angka pada anak usia 4 sampai 5 tahun di TK A Al Jihad Surabaya masih rendah. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pengenalan warna dan angka pada anak usia 4 sampai 5 tahun memerlukan proses pembelajaran yang lebih menarik.
Berdasarkan hasil data tersebut menunjukkan bahwa pengenalan warna dan angka pada anak usia 4 sampai 5 tahun di TK A Al Jihad Surabaya mengalami peningkatan pada siklus I, namun indikator keberhasilannya belum tercapai, sehingga dilakukan tindakan dalam siklus II sehingga indikator keberhasilan sebesar 75% dapat tercapai dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa pengenalan warna dan angka mengalami peningkatan pada anak usia 4 sampai 5 tahun di TK A Al Jihad Surabaya.
PENGENALAN WARNA DAN ANGKA
Dari data penelitian kemampuan mengenal warna dan angka, peneliti merefleksikan hasil tindakan pada siklus II. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian indikator selama proses pembelajaran pada Siklus II, dengan hasil sebagai berikut. Mengganti materi saat mengerjakan LKS dapat menarik perhatian anak. Selain beragamnya eksperimen yang dilakukan, hal ini juga dapat memusatkan perhatian anak pada pemahaman materi tertentu.
Dengan segala kegiatan pembelajaran daring yang telah berlangsung selama ini, diharapkan kedepannya siswa dapat lebih mandiri dan selalu tertarik untuk mempelajari materi lainnya. Penerapan materi pembelajaran tentang warna dan simbol bilangan dengan menggunakan cat air juga dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak dan dinilai mampu menjadi pembelajaran yang inovatif di tengah pandemi saat ini agar anak dan orang tua tidak bosan akibat belajar mandiri yang berkepanjangan di di rumah, dibandingkan dengan menggunakan media lain seperti krayon atau alat. tulis yang lain. Meningkatkan kemampuan mengenal warna dan angka pada anak usia 4 sampai 5 tahun dengan menggunakan metode eksperimen dan lebih menekankan peran aktif anak dalam melakukan percobaan sendiri sesuai dengan arahan orang tua siswa.
Peran bimbingan orang tua sangat diharapkan dalam menciptakan suasana pada saat proses pembelajaran, sehingga seluruh soal dalam LKS dapat dikerjakan dengan suasana hati yang baik. Suasana hati yang baik tentunya dapat meningkatkan daya serap anak terhadap materi yang disampaikan. Data yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan kemampuan kognitif anak dalam memahami warna dan angka.
Hal ini mengacu pada tingkat keberhasilan sebesar 77,5% yang tumbuh pesat pada siklus pembelajaran kedua. Jauh meningkat dibandingkan pembelajaran sebelumnya yang hanya melibatkan alat tulis pada pra tindakan dengan perolehan sebesar 43,6% dengan predikat cukup. Perkembangan pembelajaran sains pada anak usia dini. 2013) Pengru Penerapan metode eksperimen terhadap keterampilan sains anak kelompok B di TK ABA III Nganjuk.
Upaya pengembangan pengenalan angka 1 sampai 10 pada anak di TK Kesuma Tanjung Karang Barat Bandar Lampung. Meningkatkan kemampuan mengenal warna melalui permainan edukasi balok warna pada anak usia 3 – 4 tahun di KB Tunas Bangsa.