LAPORAN PENDAHULUAN PENGKAJIAN 12 SYARAF KRANIAL
DISUSUN OLEH : Azzahra Putri Nugraeni
(22.0601.0014)
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
TAHUN 2024
A. Definisi
Saraf kranial, atau dalam bahasa Latin dikenal sebagai Nervus Craniales, terdiri dari 12 pasang saraf yang keluar langsung dari otak manusia. Hal ini berbeda dengan saraf spinal yang berasal dari tulang belakang. Setiap pasangan saraf kranial diberi nomor berdasarkan posisinya dari depan ke belakang. Dari 12 pasang saraf kranial tersebut, terdapat 3 pasang yang berfungsi sebagai saraf sensoris, 5 pasang berfungsi sebagai saraf motorik, dan 4 pasang berfungsi sebagai saraf gabungan (motorik dan sensorik).
B. Anatomi Syaraf dan Fungsinya
No Syaraf Kranial Komponen Fungsi
1 Olfaktorius Sensorik Penciuman
2 Optikus Sensorik Penglihatan
3 Okulomotorius Motorik 1. Mengangkat kelopak
mata
2. Kontstriksi pupil 3. Sebagian besar gerakan
ekstraokular
4 Troklearis Motorik Gerakan mata kebawah dan ke
dalam
5 Trigeminus Motorik Otot temporalis dan maseter
(menutup rahang dan mengunyah) gerakan rahang kelateral
Sensorik 1. Kulit wajah, dua
pertiga depan kulit kepala, mukosa maka, mukosa hidung dan rongga mulut, lidah, dan gigi
2. Reflek kornea / reflek mengedip, komponen sensorik dibawa oleh saraf cranial V, respon
motorik melalui saraf cranial VII
6 Abdusen Motorik Deviasi mata ke lateral
7 Fasialis Motorik 1. Otot – otot ekspresi
wajah termasuk otot dahi, sekeliling mata, serta mulut
2. Lakrimasi dan salivasi Sensorik Pengecapan dua pertiga depan
lidah (rasa, manis, asam, dan asin)
8 Cabang vestibularis Sensorik Keseimbangan
Vestibulokoklearis
Cabang koklearis Sensorik Keseimbangan
9 Glosofaringeus Motorik Faring : menelan, rreflek muntah
Parotis : salivasi
Sensorik Faring, lidah posterior, pahit
10 Vagus Motorik Faring, laring, reflek muntah,
visera leher, visera abdomen Sensorik Faring. Laring. Reflek muntah,
visera leher, thoraks dan abdomen
11 Assesorius Motorik Otot sternokleidomastoideus
dan bagian atas dari otottrapezius, pergerakan kepala
12 Hipoglosus Motorik Pergerakan lidah
C. Tujuan
Untuk menunjang diagnosis Bell’s palsy, stroke, tumor intrakranial, cedera otak traumatik, dan lesi-lesi lain pada otak maupun batang otak.
D. Alat dan Bahan 1. Garputala 2. Kapas 3. Lidi 4. Pen Light 5. Optalmoskop 6. Jarum steril 7. Tongue spatel
8. Dua buah tabung (dari bahan gelas) berisi air panas, dan air dingin 9. Objek kecil yang dapat disentuh (seperti paper clip, uang logam) 10. Balsem
11. Bahan beraroma tajam seperti kopi, vanilla, parfum 12. Bahan perasa : asin, asam, manis, pahit
13. Sarung tangan E. Prosedur Tindakan
a. Fase Orientasi
1. Melakukan verivikasi data pasien 2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat didekat pasien
4. Memberikan salam sebagai pendekatan kepada pasien 5. Menjelaskan prsedur tindakan dan tujuan
6. Menanyakan kesiapan pasien sebelum tindakan 7. Menjaga privacy pasien
b. Fase Kerja
1. Nervus Olfactorius (N-1)
1) Pastikan rongga hidung cukup bersih dan tidak tersumbat oleh mucus atau benda lain
2) Minta klien untuk menutup kedua mata dan satu lubang hidung menggunakan jari tangan
3) Dekatka sumber bau ke lobang hidung yang tidak ditutup dan minta klien mengidentifikasi dan menyebut nama sumber bau 4) Lakukan langkah yang sama pada lubang hidung yang lain 2. Nervus Opticus (N-2)
1) Catat kelainan yang mungkin ada pada mata klien seperti katarak dan infeksi, sebelum melakukan pemeriksaan.
2) Periksa ketajaman penglihatan
a) Minta klien membaca buku atau majalah, observasi jarak baca
b) Periksa penglihatan jauh dengan menggunakan Snellen Chart
3) Periksa lapang pandang :
a) Minta klien menutup mata sebelah dan mata yang terbuka memandang lurus ke depan
b) Gerakkan objek dari arah luar kearah tengah mata dan minta klien mengatakan “ya” pada saat pertama kali melihat objek yang digerakkan
c) Ulangi prosedur untuk mata yang disebelahnya d) Catat berapa derajat lapangan pandang klien
e) Gunakan optalmoskop untuk melihat pundus dan optic disk (warna dan bentuk)
3. Nervus Occulomotorius, Trochlear dan Abdusen (N 3,4,6)
1) Mata : Observasi apakah terdapat edema kelopak mata, hiperemi konjungtiva dan kelopak mata jatuh (ptosis)
2) Pupil : periksa reaksi pupil terhadap cahaya, ukuran pupil dan adanya perdarahan pada pupil
3) Gerakan bola mata : minta klien untuk mengikuti petunjuk pemeriksa, periksa gerakan bola mata ke enam arah utama (cardinal point of gaze) yaitu : lateral atas, lateral bawah, lateral, medial atas, medial bawah, medial
4. Nervus Trigeminus (N-5) Fungsi Sensoris
1) Rasa raba
a) Sentuhkan kapas ke kulit wajah pada area maxilla dan mandibular kiri dan kanan, dan frontal
b) Minta klien untuk mengatakan “ya” bila dapat merasakan sentuhan
2) Rasa nyeri
Minta klien mengatakan “tajam” atau “tumpul” (ulangi prosedur no. 1 dengan menggunakan jarum steril dan benda tumpul) 3) Rasa suhu
a) Minta klien mengatakan “panas” atau “dingin” gunakan tabung dari bahan kaca berisi air panas dan dingin b) Lakukan seperti prosedur no.1
4) Rasa sikap
Minta klien menyebutkan area wajah yang disentuhkan dengan kapas
5) Rasa getar
a) Getarkan garputala
b) Sentuhkan ke wajah dan tanyakan klien apakah dapat merasakan getaran
6) Reflek korneal
a) Minta klien memandang lurus ke depan
b) Sentuh kornea dari arah samping/lateral dengan ujung gulungan kapas
c) Perhatikan reflek menutup mata/berkedip klien Fungsi Motorik
1) Minta klien mengatupkan bibir dan merapatkan gigi, Periksa otot – otot maseter dan temporalis kiri dan kanan, kekuatan otot 2) Minta klien untuk membuka dan menutup mulut atau melakukan
gerakan mengunyah beberapa kali, observasi kesimetrisan gerakan mandibula
5. Nervus Fasialis (N-7) Fungsi Sensoris
1) Celupkan lidi kapas ke dalam garam
2) Sentuhkan ke ujung depan lidah, minta klien mengidentifikasi rasa
3) Ulangi pemeriksaan untuk menidentifikasi rasa asam, manis dan pahit
Fungsi Motorik
1) Periksa kekuatan otot wajah bagian atas dan bawah
2) Minta klien menutup mata kuat-kuat dan pemeriksa mencoba membuka
3) Minta klien menggembungkan pipi dan pemeriksa menekan pipi klien dengan dua jari, amati kemampuan klien menahan tekanan jari pemeriksa
6. Nervus Vestibulochoclearis 1) Cabang vestibulo
a) Romberg test
b) Minta klien berdiri tegak dengan kaki dan tangan adduksi c) Observasi apakah ada ayunan tubuh klien
d) Minta klien menutup mata dan observasi gerakan dan usaha klien untuk mempertahankan posisi tegak
2) Cabang Cochlear Test Weber
a) Pemeriksa Memukulkan Garputala 512 Hz pada telapak tangannya dan meletakkan tangkainya di garis tengah ubun-ubun atau garis tengah dahi
b) Menanyakan pada klien bunyi garputala terdengar lebih keras pada telinga mana
c) Observasi :
✓ Tidak ada lateralisasi : kedua telinga tak mendengar atau kedua telinga sama-sama mendengar
✓ Terdapat lateralisasi : terdapat penjalaran bunyi yang lebih keras ke salah satu telinga
Test Rhinne
a) Pemeriksa berdiri disebelah telinga Klien , memukulkan garputala 512 Hz pada telapak tangannya dan meletakkan tangkainya pada processus mastoideus pasien
b) Klien ditanya apakah ia mendengar bunyinya dan diminta untuk memberitahukan kapan ia tidak mendengarnya lagi
c) Kalau klien sudah tidak mendengar lagi, garputala diletakkan di depan meatus auditorius eksternus 1-2 cm telinga yang sama, dan pasien ditanya apakah ia masih mendengarnya.
d) Observasi :
✓ Uji Rinne Positif (+) : jika pasien masih mendengar garputala pada meatus auditorius eksternus setelah tidak dapat mendengarnya lagi pada processus mastoideus
✓ Uji Rinne Negatif (-) : jika pasien tidak mendengar garputala pada meatus auditorius eksternus setelah tidak dapat mendengarnya lagi pada processus mastoideus
7. Nervus Glossopharingeus dan Vagus (N-9, 10)
1) Minta klien membuka mulut lebar dan mengatakan “aa”, observasi gerakan palatum dan uvula (normalnya palatum lunak sedikit terangkat dan letak uvula relative di tengah)
2) Periksa “gag” reflex (tersedak) dengan menyentuh dinding belakang pharing dengan tongue spatel
3) Periksa aktivitas motoric pharing dengan meminta klien menelan sedikit air, observasi gerakan menelan dan kemudahan saat menelan
4) Periksa pita suara dengan menyuruh klien berbicara dan dengarkan kejelasan vocal suara klien
8. Nervus Assesorius (N-11)
1) Fungsi otot trapezius : minta klien menaikkan kedua bahu bersamaan dan observasi kesimetrisan gerakan
2) Fungsi otot sternocleidomastoideus : minta klien menoleh kiri dan kanan, mendekatkan telinga ke bahu kiri dan kanan tanpa mengangkat bahu, observasi rentang gerak sendi servikal 3) Kekuatan otot trapezius : tahan kedua sisi bahu klien dengan
telapak tangan, minta klien mendorong tangan pemeriksa sekuat-kuatnya, perhatikan kekuatan daya dorong.
4) Kekuatan otot sternocleidomastoideus : minta klien menoleh ke kiri dan melawan tahanan dan lakukan untuk sisi kanan
9. Nervus Hipoglossus (N-12)
1) Periksa gerakan lidah : minta klien menjulurkan lidah, menggerakkan lidah ke kiri dan kanan, observasi kesimetrisan gerakan lidah
2) Periksa kekuatan otot lidah : minta klien mendorong salah satu sisi pipi dengan ujung lidah, dorong bagian luar pipi klien dengan dua jari, observasi kekuatan tahanan lidah klien, ulangi dengan sisi sebelumnya
c. Fase Terminasi
1. Melakukan evaluasi Tindakan 2. Membereskan alat
3. Menyampaikan RTL 4. Mencuci tangan 5. Mendoakan pasien 6. Berpamitan
F. Referensi
Lindesi Y, Buku Modul Praktikum Keperawatan Medikal Bedah II Pemeriksaan 12 Syaraf Cranial, Akper Kesdam II / SWJ