PENGUKURAN DAN EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Ziaul Khairi, S.Pd.,M.Pd
Disusun oleh :
MUHAMMAD ZULKIFLY SARAGIH DIRA RAHIMAH
SALMA YANTI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS AL WASHLIYAH UNIVA MEDAN T.A. 2023/2024
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentu kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT. Atas limpahan nikmat-Nya, baik itu berupa kesehatan fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan makalah dari mata kuliah Bimbingan Konseling Islam dengan judul “Pengukuran dan Evaluasi Dalam Pembelajaran”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyakterdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sehingga ditulisan berikutnya penulis dapat menjadi lebih baik.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Deli Serdang 21 , Juni2024
Kelompok
ii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah ... 1
BAB II PEMBAHASAN ... 2
A. Pengukuran dan evaluasi pembelajaran ... 2
B. Perbedaan antara pengukuran dan evaluasi pembelajaran ... 3
C. Tujuan pengukuran dan evaluasi pembelajaranprososia ... 4
D. Fungsi pengukuran dan evaluasi pembelajaran ... 5
BAB III PENUTUP ... 7
Kesimpulan ... 7
DAFTAR PUSTAKA ... 8
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses yang berkelanjutan dan bertujuan untuk mengubah tingkah laku seseorang ke arah yang lebih baik. Dalam proses pendidikan, pengukuran dan evaluasi pembelajaran menjadi dua komponen penting yang tidak terpisahkan. Pengukuran bertujuan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa, sedangkan evaluasi bertujuan untuk menginterpretasikan data tersebut dan memberikan penilaian terhadap hasil belajar siswa..
Pengukuran dan evaluasi pembelajaran bukan hanya tentang memberikan nilai kepada siswa, tetapi lebih dari itu. Pengukuran dan evaluasi pembelajaran merupakan alat yang penting untuk membantu guru dan peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan.
Dengan melakukan pengukuran dan evaluasi pembelajaran secara sistematis dan berkelanjutan, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa. Hal ini ultimately akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkualitas dan berdaya saing.
B. Rumusan Makalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran dan evaluasi pembelajaran? 2. Apa perbedaan antara pengukuran dan evaluasi pembelajaran? 3. Apa tujuan pengukuran dan evaluasi pembelajaranprososial ? 4. Apa fungsi pengukuran dan evaluasi pembelajaran?
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengukuran dan evaluasi pembelajaran?
2. Mengetahui perbedaan antara pengukuran dan evaluasi pembelajaran? 3. Mengetahui tujuan pengukuran dan evaluasi pembelajaranprososial ? 4. Mengetahui fungsi pengukuran dan evaluasi pembelajaran?
2 BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengukuran dan Evaluasi Pembelajaran 1. Pengertian Pengukuran
Pengukuran dalam konteks pembelajaran adalah proses sistematis untuk mengumpulkan informasi kuantitatif tentang karakteristik, kemampuan, atau kinerja siswa. Ini merupakan langkah krusial dalam memahami dan menilai proses pendidikan secara objektif. Pengukuran melibatkan penggunaan berbagai instrumen dan metode untuk mengkuantifikasi aspek-aspek pembelajaran yang seringkali bersifat abstrak.
Dalam praktiknya, pengukuran pembelajaran dapat mengambil berbagai bentuk. Tes tertulis, misalnya, adalah salah satu bentuk pengukuran yang paling umum digunakan. Melalui tes ini, pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap materi tertentu dapat diukur dan dinyatakan dalam bentuk skor numerik. Selain tes tertulis, pengukuran juga dapat dilakukan melalui observasi terstruktur, penilaian kinerja, portofolio, atau bahkan wawancara terstandar.
Pengukuran pembelajaran tidak terbatas pada aspek kognitif saja. Ia juga mencakup pengukuran aspek afektif (sikap dan nilai) serta psikomotorik (keterampilan). Misalnya, skala sikap dapat digunakan untuk mengukur minat siswa terhadap mata pelajaran tertentu, sementara rubrik penilaian dapat digunakan untuk mengukur keterampilan praktis dalam laboratorium atau workshop.
Salah satu prinsip penting dalam pengukuran pembelajaran adalah validitas dan reliabilitas. Validitas mengacu pada sejauh mana instrumen pengukuran benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Reliabilitas, di sisi lain, berkaitan dengan konsistensi hasil pengukuran jika dilakukan berulang kali. Kedua aspek ini penting untuk memastikan bahwa data yang dihasilkan dari pengukuran dapat dipercaya dan bermakna.1
1Supriadi, G, “Pengantar teknik evaluasi pembelajaran”.(Malang,IntiMediaPress,2011),,h.3.
Perkembangan teknologi telah membawa perubahan signifikan dalam praktik pengukuran pembelajaran. Pengukuran berbasis komputer, misalnya, memungkinkan administrasi tes yang lebih efisien dan analisis hasil yang lebih cepat. Teknologi juga memungkinkan pengembangan bentuk-bentuk pengukuran baru, seperti tes adaptif yang menyesuaikan tingkat kesulitan berdasarkan respons siswa sebelumnya.
Meskipun pengukuran memberikan data kuantitatif yang objektif, penting untuk diingat bahwa pengukuran bukanlah tujuan akhir dari proses pendidikan.
Data yang dihasilkan dari pengukuran harus diinterpretasikan dengan hati-hati dan digunakan sebagai bagian dari proses evaluasi yang lebih luas. Pengukuran yang efektif harus memberikan informasi yang berguna untuk meningkatkan pembelajaran siswa dan kualitas pengajaran, bukan sekadar menghasilkan angka- angka tanpa makna.
2. Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran merupakan proses sistematis dan berkelanjutan untuk menilai kualitas, efektivitas, dan hasil dari kegiatan belajar mengajar. Ini adalah komponen kritis dalam siklus pendidikan yang melibatkan pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi tentang berbagai aspek pembelajaran. Tujuan utama evaluasi pembelajaran adalah untuk membuat penilaian yang informatif dan bermakna tentang pencapaian siswa, efektivitas metode pengajaran, dan kesesuaian kurikulum dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.2
Dalam praktiknya, evaluasi pembelajaran mencakup berbagai aktivitas dan metode. Ini bisa meliputi penilaian formatif yang dilakukan selama proses pembelajaran untuk memberikan umpan balik dan penyesuaian berkelanjutan, serta penilaian sumatif yang dilakukan di akhir periode pembelajaran untuk mengukur pencapaian keseluruhan. Evaluasi juga dapat menggunakan berbagai sumber data, termasuk hasil tes, observasi kelas, wawancara dengan siswa dan guru, analisis pekerjaan siswa, dan survei. Penting untuk dicatat bahwa evaluasi pembelajaran tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga mempertimbangkan proses pembelajaran, konteks, dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran.
2 Ibid,,h7.
4
Hasil dari evaluasi pembelajaran memiliki berbagai kegunaan. Bagi guru, evaluasi memberikan wawasan tentang efektivitas metode pengajaran mereka dan area yang perlu ditingkatkan. Bagi siswa, evaluasi memberikan umpan balik tentang kemajuan mereka dan area yang memerlukan perhatian lebih. Bagi administrator pendidikan, evaluasi membantu dalam pengambilan keputusan terkait alokasi sumber daya, pengembangan kurikulum, dan perencanaan strategis. Lebih luas lagi, evaluasi pembelajaran berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan dengan menyediakan data dan wawasan yang diperlukan untuk perbaikan berkelanjutan dalam sistem pendidikan
B. Perbedaan antara Pengukuran dan Evaluasi Pembelajaran
Diatas telah dikemukakan bahwa pengukuran itu adalah bersifat kuantitatif, hasil pengukuran itu berwujud keterangan-keterangan yang berupa angka-angka atau bilangan-bilangan.Sedangkan penilaian adalah bersifat kualitatif, hasil penilaian itu berupa penafsiran atau perkiraan untuk menentukan sesuatu itu baik burul9 paniang pendek, besar kecil, manis pahit, pandai bodoh dan sebagainya.
Untuk mempertegas perbedaan antara pengukuran 3
Pengukuran adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan luas atau kuantitas dari sesuatu, ia akan memberikan iawaban atas pertanyaan Hoa, much?, Adapun penilaian atau evaluasi didefinisikan sebagai tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari s€suatu itu, akan memberikan jawab atas pertanyaan : What aalue? Sedangkan evaluasi adalah mencakup dua kegiatan yang telah dikemukakan terdahulu, yaitu mencakup pengukuran dan penilaian. Kita tidak dapat mengadakan penilaian sebelum kita mengadakan pengukuran. Evaluasi adalah kegiatan atau proses unfuk menilai sesuatu. Untuk dapat menentukan nilai dari sesuatu yang sedang dinilai itu, dilakukan pengukurarn dan wujud dari pengukuran itu adalah pengujian dan pengujian inilah yang dalam dunia pendidikan dikenal dengan istilah tes.4
Pengukuran dan evaluasi pembelajaran, meskipun saling terkait, memiliki perbedaan yang signifikan dalam tujuan, ruang lingkup, dan penerapannya dalam
3 Ibid,,h7.
4 Ibid,,h8.
konteks pendidikan. Pengukuran umumnya merujuk pada proses kuantitatif untuk mengumpulkan data tentang kinerja atau kemampuan siswa. Ini melibatkan penggunaan instrumen tertentu, seperti tes atau skala penilaian, untuk menghasilkan informasi numerik yang dapat dianalisis secara statistik. Pengukuran berfokus pada aspek-aspek spesifik dari pembelajaran yang dapat diukur secara objektif, seperti skor tes atau frekuensi perilaku tertentu.
Di sisi lain, evaluasi pembelajaran adalah proses yang lebih luas dan kompleks. Evaluasi melibatkan interpretasi data yang dikumpulkan melalui pengukuran, serta informasi kualitatif lainnya, untuk membuat penilaian tentang nilai atau kualitas pembelajaran. Evaluasi tidak hanya bergantung pada angka- angka, tetapi juga mempertimbangkan konteks, proses, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pembelajaran. Tujuan evaluasi adalah untuk membuat keputusan, memberikan umpan balik, dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara keseluruhan.
Perbedaan lain terletak pada sifat dan hasil dari kedua proses ini. Pengukuran cenderung bersifat objektif dan menghasilkan data yang dapat dibandingkan secara langsung. Misalnya, skor tes matematika dari dua siswa dapat dibandingkan secara langsung. Evaluasi, sebaliknya, sering melibatkan penilaian subjektif dan menghasilkan deskripsi kualitatif atau rekomendasi. Hasil evaluasi mungkin tidak selalu dapat dibandingkan secara langsung karena mempertimbangkan berbagai faktor kontekstual.
Meskipun berbeda, pengukuran dan evaluasi saling melengkapi dalam proses pendidikan. Pengukuran menyediakan data objektif yang menjadi salah satu input penting untuk evaluasi. Evaluasi kemudian menggunakan data ini, bersama dengan informasi lain, untuk membuat penilaian yang lebih komprehensif dan bermakna.
Misalnya, skor tes (pengukuran) mungkin digunakan sebagai bagian dari evaluasi keseluruhan tentang kemajuan siswa, tetapi evaluasi juga akan mempertimbangkan faktor-faktor seperti motivasi siswa, gaya belajar, dan kondisi pembelajaran.
Dengan demikian, pengukuran dan evaluasi bekerja bersama-sama untuk memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang proses dan hasil pembelajaran.
6
C. Tujuan pengukuran dan evaluasi pembelajaran
Pengukuran dalam konteks pembelajaran memiliki tujuan penting yang berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan.
1. Tujuan utama pengukuran adalah untuk mengumpulkan data objektif dan kuantitatif tentang kemampuan, kinerja, atau karakteristik siswa. Data ini memberikan gambaran yang jelas dan terukur tentang pencapaian pembelajaran, memungkinkan pendidik dan pemangku kepentingan lainnya untuk membuat keputusan berdasarkan informasi yang akurat. Misalnya, hasil pengukuran dapat menunjukkan sejauh mana siswa telah menguasai materi tertentu atau mengembangkan keterampilan yang diharapkan.
2. Tujuan kedua dari pengukuran adalah untuk memfasilitasi perbandingan dan penilaian kemajuan dari waktu ke waktu. Dengan menggunakan instrumen pengukuran yang konsisten, pendidik dapat melacak perkembangan siswa, mengidentifikasi tren, dan mengenali area yang memerlukan perhatian khusus. Ini sangat berharga dalam merancang intervensi yang tepat dan menyesuaikan strategi pengajaran untuk memenuhi kebutuhan individual siswa. Selain itu, pengukuran yang dilakukan secara berkala memungkinkan evaluasi efektivitas program pendidikan atau metode pengajaran tertentu.5
.
Secara umum, tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada dua, yaitu :
1. Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan diiadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelaiaran dalam iangka waktu tertentu. Dengan kata lain, tujuan umum dari evaluasi dalam pendidikan adalah untuk memperoleh data pembuktian, yang akan menJadi petunjuk sampai di mana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik dalam pencapai tujuan-tuiuan kurikuler, setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
5 Nurbudiyani, I. “Pelaksanaan pengukuran ranah kognitif, afektif, dan psikomotor pada mata pelajaran IPS kelas III SD Muhammadiyah Palangkaraya”. (Anterior jurnal,2013).h89
2 . Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode_metode pengaiaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu. Jadi tujuan umum yang kedua dari evaluasi pendidikan adalah untuk mengukur dan menilai sampai dimanakah efektivitas mengajar dan metode-metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan oleh pendidik, serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik6.
Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan. Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan atau
D. Fungsi Pengukuran dan Evaluasi Pembelajaran
1.Fungsi Pengukuran
Pengukuran dalam konteks pembelajaran memiliki fungsi yang kompleks dan multidimensi, yang secara signifikan mempengaruhi berbagai aspek proses pendidikan.
1. Salah satu fungsi utama pengukuran adalah sebagai alat diagnostik.
Melalui pengukuran yang cermat dan terstruktur, pendidik dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan spesifik siswa dalam berbagai domain pembelajaran. Informasi diagnostik ini sangat berharga dalam merancang intervensi yang tepat sasaran dan personal. Misalnya, hasil pengukuran dapat mengungkapkan bahwa seorang siswa mengalami kesulitan dalam aspek tertentu dari pemahaman membaca, seperti inferensi atau identifikasi ide pokok. Dengan informasi ini, guru dapat merancang strategi pengajaran yang fokus pada area-area yang membutuhkan pengembangan, memungkinkan pendekatan yang lebih efisien dan efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa.
2. Fungsi kedua pengukuran adalah sebagai mekanisme umpan balik yang krusial dalam siklus pembelajaran. Pengukuran menyediakan data objektif yang dapat digunakan untuk memberikan umpan balik yang
6 Op.cit,,h10.
8
spesifik dan bermakna kepada siswa tentang kinerja mereka. Umpan balik ini tidak hanya memberi tahu siswa tentang tingkat pencapaian mereka saat ini, tetapi juga dapat memotivasi dan mengarahkan upaya mereka untuk perbaikan di masa depan. Selain itu, pengukuran juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru tentang efektivitas metode pengajaran mereka.
Dengan menganalisis hasil pengukuran secara sistematis, guru dapat mengidentifikasi area di mana strategi pengajaran mereka mungkin perlu dimodifikasi atau ditingkatkan untuk lebih memenuhi kebutuhan siswa.
3. Fungsi ketiga pengukuran adalah sebagai alat untuk menjaga standar dan akuntabilitas dalam sistem pendidikan. Dalam konteks yang lebih luas, pengukuran memungkinkan perbandingan kinerja antar sekolah, daerah, atau bahkan negara. Data yang dihasilkan dari pengukuran standar dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas program pendidikan, mengidentifikasi kesenjangan dalam pencapaian, dan menginformasikan kebijakan pendidikan. Fungsi ini sangat penting dalam memastikan bahwa sistem pendidikan terus berkembang dan memenuhi standar yang ditetapkan. Namun, penting untuk dicatat bahwa penggunaan pengukuran untuk tujuan akuntabilitas harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari konsekuensi yang tidak diinginkan, seperti "mengajar untuk tes" yang dapat mempersempit fokus kurikulum.7
4. Terakhir, pengukuran berfungsi sebagai fondasi untuk penelitian dan inovasi dalam pendidikan. Data yang dihasilkan dari pengukuran yang sistematis dan terstandarisasi menyediakan basis empiris yang kuat untuk penelitian pendidikan. Peneliti dapat menggunakan data ini untuk menguji teori pembelajaran, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi siswa, dan mengembangkan pendekatan pedagogis baru. Misalnya, analisis longitudinal dari hasil pengukuran dapat mengungkapkan pola perkembangan kognitif yang sebelumnya tidak diketahui, membuka jalan bagi inovasi dalam desain kurikulum dan strategi pengajaran. Lebih jauh lagi, dalam era pembelajaran berbasis teknologi dan analitik pembelajaran, pengukuran yang tepat dan berkelanjutan menjadi semakin penting dalam mengembangkan sistem pembelajaran adaptif yang dapat menyesuaikan
7 Susilawati, D. “Tes dan pengukuran”. (UPI Sumedang ,Press,2018).h67.
konten dan metode pengajaran secara real-time berdasarkan kinerja dan kebutuhan individual siswa.
2. Fungsi Evaluasi
Fungsi evaluasi dalam pendidikan tidak dapat dilepaskan dari tuiuan evaluasi itu sendiri. Di dalam batasan tentant evaluasi pendidikan yang telah dikemukakan di muka tersirat bahwa tuiuan evaluasi pendidikan ialah untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai di mana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler. Secara lebih rinci fungsi evaluasi dalam pendidikan dan pengajaran dapat dikelompokkan meniadi empat fungsi, yaitu:
1. Untuk mengetahui kemaiuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belaiar selama iangka waktu tertentu. Hasil evaluasi yang diperoleh itu selaniutnya dapat digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa (fungsi formatif) dan atau untuk mengisi raport atau Surat- Tanda Tamat Belajar, yang berarti pula untuk menentukan kenaikan kelas atau lulus-tidaknya seorang siswa dari suatu lembaga pendidikan tertentu (fungsi sumatif).
2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. Pengajaran sebagai suatu sistem terdiri atas beberapa komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen-komponen dimaksud antara lain: adalah tuiuan, materi atau bahan pengajaran, metode dan kegiatan belaiar-mengajar, alat dan sumber pelajarary dan prosedur serta alat evaluasi.
3. Untuk keperluan bimbingan dan konseling. Hasil-hasil evaluasi yang telah dilaksanakan oleh guru terhadap siswanya dapat dijadikan sumber informasi atau data bagi pelayanan BK oleh para konselor sekolah atau guru pembimbing lainnya seperti antara lain:
a. Untuk membuat diagnosis mengenai kelemahan_kelemahan dan kekuatan atau kemampuan siswa.
b. Untuk mengetahui dalam hal-hal apa seseorang atau sekelompok siswa memerlukan pelayanan remedial.
10 BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Pengukuran dan evaluasi pembelajaran merupakan dua komponen yang saling melengkapi dan sangat penting dalam proses pendidikan. Pengukuran berfokus pada pengumpulan data kuantitatif yang objektif tentang kinerja dan kemampuan siswa, menggunakan berbagai instrumen seperti tes, skala penilaian, dan observasi terstruktur.
Evaluasi, di sisi lain, melibatkan interpretasi yang lebih luas dari data ini, mempertimbangkan konteks dan faktor-faktor kualitatif untuk membuat penilaian komprehensif tentang efektivitas pembelajaran. Bersama-sama, pengukuran dan evaluasi membentuk sistem yang kuat untuk memahami, menilai, dan meningkatkan proses pendidikan.
Kedua proses ini memiliki peran yang krusial dalam berbagai aspek pendidikan.
Mereka membantu dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa, memberikan umpan balik yang berharga kepada siswa dan guru, dan menginformasikan keputusan tentang strategi pengajaran dan pengembangan kurikulum. Pengukuran dan evaluasi juga berperan penting dalam menjaga standar pendidikan, memastikan akuntabilitas, dan mendukung penelitian pendidikan. Melalui penggunaan yang tepat dari kedua proses ini, lembaga pendidikan dapat terus meningkatkan kualitas pembelajaran dan memastikan bahwa tujuan pendidikan tercapai secara efektif.
Namun, penting untuk diingat bahwa pengukuran dan evaluasi bukanlah tujuan akhir dari pendidikan, melainkan alat untuk mencapai tujuan yang lebih besar yaitu pengembangan holistik peserta didik. Penggunaan yang bijaksana dan seimbang dari pengukuran dan evaluasi dapat mendorong pembelajaran yang bermakna, meningkatkan motivasi siswa, dan mendukung perkembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Di era pendidikan modern yang semakin kompleks dan dinamis, pengukuran dan evaluasi pembelajaran yang efektif dan inovatif akan terus menjadi komponen vital dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Supriadi, G. (2011). Pengantar teknik evaluasi pembelajaran.
Nurbudiyani, I. (2013). Pelaksanaan pengukuran ranah kognitif, afektif, dan psikomotor pada mata pelajaran IPS kelas III SD Muhammadiyah Palangkaraya. Anterior jurnal, 13(1), 88-93.
Susilawati, D. (2018). Tes dan pengukuran. UPI Sumedang Press.