• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KONKRET PADA SISWA KELAS VI SDN 5 KUNINGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KONKRET PADA SISWA KELAS VI SDN 5 KUNINGAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KONKRET PADA SISWA

KELAS VI SDN 5 KUNINGAN

Ayu Dinahastuti1*, Andi Ali Kisai2 , Maskunah Hendriani3 UMC PGSD1, UMC PG-PAUD2, SDN 5 Kuningan3

Corresponding Author: Ayu Dinahastuti [email protected] ABSTRAK

ARTICLE INFO Article history:

Received 16 Juni 2023

Revised 28 Agustus 2023

Accepted 10 Oktober 2023

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar IPA materi sistem tata surya pada peserta didik kelas VI SDN 5 Kuningan Kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi sistem tata surya melalui model Problem Based Learning dengan menggunakan media konkret. Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan langkah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. PTK ini dilaksanakan dengan 2 siklus dan setiap siklusnya terdiri dari 2 pertemuan. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2023 dan 27 Maret 2023, Siklus II dilaksanakan pada 29 Maret 2023 dan 31 Maret 2023. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VI SDN 5 Kuningan Kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan dengan jumlah peserta didik sebanyak 21 yang terdiri dari 15 laki-laki dan 6 perempuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model Problem Based Learning dengan menggunakan media konkret dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi sistem tata surya pada kelas VI SDN 5 Kuningan Kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan.

Peningkatan hasil belajar IPA materi sistem tata surya diketahui dengan hasil tes pada Siklus I dan Siklus II yang menunjukkan peningkatan nilai rata-rata dan presentasi ketuntasan secara klasikal.

Rata-rata nilai peserta didik materi sistem tata surya pada kondisi awal (pra-siklus) 69 dengan ketuntasan klasikal sebesar 40% (9 peserta didik) dari 21 peserta didik yang mencapai nilai ≥ 70 (nilai KKM).

Siklus I sebesar 72 dengan ketuntasan klasikal sebesar 60% (12 peserta didik) yang mencapai nilai ≥ 70 (nilai KKM). Siklus II sebesar 82 dengan ketuntasan klasikal 85% (18 peserta didik) yang mencapai ≥ 70 (nilai KKM).

Kata Kunci: Hasil Belajar, Problem Based Learning, Media Konkret, IPA How to Cite : Ayu Dinahastuti, Andi Ali Kisai & Maskunah, “Peningkatan Hasil

Belajar IPA Melalui Problem Based Learning Dengan Menggunakan Media Konkret Pada Siswa Kelas VI SDN 5 Kuningan", Vol. , No.

(2023): 183-198.

DOI : https://doi.org/https://doi.org/10.52266/

Journal Homepage : https://ejournal.iaimbima.ac.id/index.php/

This is an open access article under the CC BY SA license :

https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/

PENDAHULUAN

edidikan saat ini telah berkembang sangat pesat dan hal tersebut menyebabkan pada proses pembelajaran yang berlangsung pun mengalami perubahan.

Perubahan tersebut yakni dalam proses pembelajaran saat ini tidak lagi berpusat pada pendidik, melainkan sudah berpusat pada peserta didik, dimana pendidik berperan sebagai fasilitator dan peserta didik berperan penuh dalam proses

P

(2)

pembelajaran. Seperti yang dijelaskan oleh Yudhistira, R., dkk. (2020: 2) yang mengatakan bahwa peserta didik saat ini dianggap sebagai generasi milenial yang mampu menguasai teknologi, hal ini menuntut pendidik agar mampu mengikuti perkembangan zaman. Maka dari itu, dalam hal ini pemerintah telah meyiapkan kurikulum merdeka guna memberikan pembelajaran yang dapat sesuai dengan zamannya. Menurut Pertiwi, A. D., dkk. (2022: 2) metode pembelajaran Student Centered merupakan salah satu metode pembelajaran yang harus dilakukan dalam kurikulum merdeka belajar, kurikulum ini memiliki fokus pembelajaran yang memiliki pusat pada peserta didik sedangkan pendidik hanya sebatas fasilitatornya saja dan dalam hal ini pendidik tidak dijadikan sumber utama dalam menyampaikan suatu bahan ajar, melainkan peserta didik dituntut untuk lebih aktif serta mandiri dalam mencari berbagai sumber pelajaran. Berdasarkan hal tersebut, maka pendidik harus mampu memberikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariatif dan membuat peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajarannya.

Peserta didik harus mampu memecahkan sebuah permasalahan yang mereka hadapi di kehidupan nyata, dan kita sebagai pendidik harus mampu mengasah kemampuan tersebut agar semua peserta didik dapat berfikir kritis dan mampu memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Untuk itu, dalam proses pembelajaran ini pendidik perlu menggunakan sebuah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat berfikir kritis, seperti menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Menurut Lidnillah dalam Fauzia, H. A.

(2018: 3) model pembelajaran PBL adalah pembelajaran yang menitik beratkan kepada peserta didik sebagai pembelajar serta terhadap permasalahan yang otentik atau relevan yang akan dipecahkan dengan menggunakan seluruh pengetahuan yang dimilikinya atau dari sumber-sumber lainnya.

Materi pembelajaran yang dapat memberikan keleluasan kepada peserta didik untuk berfikir kritis dan memecahkan permasalahan nyata yakni mata pelajaran IPA, hal tersebut sejalan dengan pendapat Astari, F., dkk. (2018) bahwa pada pembelajaran IPA dapat memberikan pengalaman belajar yang langsung sehingga sangat mudah diterima siswa dan dapat memberikan pengalaman secara langsung oleh peserta didik untuk mengembangkan segala yang berkaitan dengan kompetensi agar peserta didik dapat melakukan penjelajahan dan pemahaman terhadap alam sekitar, yang tentunya pada akhirnya siswa dapat menemukan sendiri konsep materi pelajaran yang sedang berlangsung. Untuk memudahkan pemberian materi IPA memerlukan sebuah media yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik saat memberikan pengajaran, salah satunya yaitu menggunakan media konkret dan hal tersebut sejalan dengan pendapat Rahim dan Nana Syaodih (2003: 119) dalam Erowati, M. T. (2015: 3) menyatakan bahwa media benda konkret adalah objek yang sesungguhnya yang akan memberikan rangsangan yang amat penting bagi peserta didik dalam mempelajari berbagai hal, terutama yang menyangkut pengembangan keterampilan tertentu.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti mengenai kegiatan pembelajaran di kelas VI terutama pada mata pelajaran IPA ini masih terdapat beberapa peserta didik yang terlihat pasif serta kurang percaya diri dalam mengungkapkan pendapat pada saat proses pembelajaran berlangsung dan hal tersebut berpengaruh

(3)

kepada hasil belajar peserta didik yang rendah. Maka dari itu, peneliti berupaya untuk melakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Problem Based Learning Dengan Menggunakan Media Konkret Pada Siswa Kelas VI SDN 5 Kuningan.” Diharapkan dengan melakukan penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, hal tersebut telah dibuktikan sebelumnya pada penelitian yang dilakukan oleh Dina Afifah dan Minsih, 2021 dengan judul “Peningkatan hasil belajar IPA melalui model Problem Based Learning (PBL) dengan media konkret pada siswa kelas V SD” menunjukkan bahwa penggunaan model PBL berbantuan media konkret dapat meningkatkan hasil belajar IPA dengan presentasi ketuntasan mencapai 80, 29%. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan hasil belajar siswa pada Siklus I dengan presentasi nilai rata-rata 71,36 dan presentasi ketuntasan 71,5% sedangkan pada siklus II dengan presentasi nilai rata-rata mencapai 81,14 dan presentasi ketuntasan mencapai 80,29%.

TINJAUAN TEORITIS

Hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan mengubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar meliputi: (1) Metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa dan disiplin sekolah. (Sulastri, dkk, 2019: 3-5)

Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaan secara umum terbatas pada gejala- gejala alam. (Susanti, D. & Apriani, R, 2020: 2). Tujuan dari pembelajaran IPA di SD adalah mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan, dengan begitu peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (Yeni, H. O., dkk, 2020: 2)

Model Problem Based Learning

Model pembelajaran PBL adalah pembelajaran yang menitik beratkan kepada peserta didik sebagai pembelajar serta terhadap permasalahan yang otentik atau relevan yang akan dipecahkan dengan menggunakan seluruh pengetahuan yang dimilikinya atau dari sumber-sumber lainnya. (Fauzia, H. A, 2018: 3). Tujuan dari model PBL adalah dapat merangsang siswa untuk belajar dan memecahkan masalah-masalah tersebut.

Model ini juga dapat merangsang aktivitas berpikir tingkat tinggi oleh siswa melalui kegiatan memecahkan masalah yang dapat mendorong keseriusan, belajar menemukan, dan berpikir dengan cara yang bermakna. (Mufangati, U. A. & Juarsa, O, 2018: 7)

(4)

Tabel 1 Langkah-Langkah Problem Based Learning (PBL)

Media Konkret

Media konkret adalah segala sesuatu yang nyata dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efesien menuju kepada tercapainya tujuan yang diharapkan. Tujuan dari media konkret adalah (a) untuk menarik minat siswa terhadap materi pembelajaran yang disajikan, (2) meningkatkan pengertian anak didik terhadap materi yang disajikan, (3) mampu menyajikan data yang kuat dan terpercaya. (Nazifah, 2013: 3).

METODE PENELITIAN

Jenis Dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif (PTKK). Menurut Afifah, M. & Minsih. (2021: 2) penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat reflektif dan kolaboratif dan dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki mutu praktek pembelajaran. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan kolaborasi bersama dengan pendidik yang bertugas untuk mengajar di kelas yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian, Secara terperinci tahapan-tahapan dalam rancangan penelitian tindakan diawali dengan perencanaan (Planing), pelaksanaan tindakan (Action), observasi (Observation), dan refleksi pada setiap siklus (Reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan yang diharapkan tercapai. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yakni menggambarkan masalah sebenarnya yang ada di lapangan, kemudian direfleksikan dan dianalisis berdasarkan teori yang menunjang dan dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan di lapangan. Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk

(5)

menelusuri dan mendapatkan gambaran secara jelas tentang situasi kelas dan tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Pendekatan tindakan kelas kolaboratif dilaksanakan secara bersiklus.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas VI SDN 5 Kuningan yang beralamat di Jalan Ahmad Yani No. 43, Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat, kode pos: 45511. Penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus yang terdiri dari 2 pertemuan yakni Siklus I dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2023 dan 27 Maret 2023, Siklus II dilaksanakan pada 29 Maret 2023 dan 31 Maret 2023. Adapu Subjek yang akan dilakukan tindakan adalah peserta didik kelas VI SDN 5 Kuningan Kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan. Dengan jumlah peserta didik yaitu 21 orang, laki – laki berjumlah 15 peserta didik dan perempuan berjumlah 6 peserta didik. Dasar pertimbangan pilihan subyek adalah perlunya tindakan penelitian terhadap pembelajaran IPA dengan pokok bahasan sistem tata surya.

Pengumpulan Dan Analisis Data Penelitian 1. Tes

Bentuk tes yang digunakan adalah pilihan ganda. Menurut Kadir, A. (2015:

1) soal pilihan ganda adalah bentuk tes obyektif yang mempumyai kunci utama kunci jawaban jelas dan pasti sehingga hasilnya dapat di skor secara obyektif.

Tes pilihan ganda ini digunakan untuk mengukur ketuntasan dan peningkatan hasil belajar peserta didik serta keaktifan peserta didik di dalam kelas yang akan berdampak pada hasil KKM peserta didik.

2. Observasi

Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian secara langsung. Teknik ini digunakan oleh penenliti untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada saat pembelajaran IPA dengan diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan media konkret. Selain itu peneliti mengamati proses belajar peserta didik berupa keaktifan maupun hasil jawaban ketika diberikan pertanyaan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data dari kegiatan penelitian berupa foto maupun video hasil kegiatan pembelajaran. Data yang diperoleh peneliti dari dokumentasi ini dapat melengkapi bahkan memperkuat data dari hasil observasi dan tes yang dilakukan.

(6)

Secara umum Langkah-langkah penelitian PTK dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Rancangan penelitian tindakan yang akan dilaksanakan setiap siklusnya yakni, terdiri dari :

1. Perencanaan (Planning)

Adapun perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu untuk mengajarkan dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) pada siswa kelas VI SDN 5 Kuningan Kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan. Pada tahap ini susunan rencana yang dilakukan yakni sebagai berikut:

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk setiap siklus dan dikonsultasikan dengan kolaborator.

b. Menetapkan materi yang akan diajarkan

c. Menyusun alat evaluasi kepada siswa yang akan memperoleh tindakan, berupa, mempersiapkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), mempersiapkan alat- alat untuk penyelidikan, membuat soal tes.

d. Membuat instrumen pengamatan aktivitas peserta didik.

e. Menentukan siklus yang akan dilakukan yaitu dua siklus.

2. Pelaksanaan Tindakan (Action)

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas adalah tindakan pendidik sebagai peneliti yang dilakukan secara sadar dan terkendali. Adapun langkah awal yang dilakukan pada penelitian ini adalah menentukan materi, selanjutnya menyusun RPP untuk siklus I. Kemudian peneliti melakukan

Perencanaan

Pelaksanaan Pengamatan

Refleksi SIKLUS I

Perencanaan

Pelaksanaan Pengamatan

Refleksi SIKLUS II

Indikator Keberhasilan

(7)

tindakan berupa kegiatan belajar mengajar yang disesuaikan dengan RPP siklus I. Setelah selesai dilakukan tindakan pada siklus I, peneliti mengadakan tes sumatif di akhir pembelajaran setelah melaksanakan 2 pertemuan dengan soal maksimal 20 nomor untuk mengetahui sejauh mana hasil dari tindakan pada siklus I. Kemudian peneliti melakukan refleksi dan mengkaji kembali hasil pembelajaran tersebut dengan berkonsultasi bersama guru bidang studi IPA/ Wali kelas yang bertindak sebagai pengamat jika sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan I yang baru selesai dilaksanakan, dan ternyata peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar maka peneliti melanjutkan siklus II dengan merevisi kembali hambatan yang ditemukan pada siklus I.

Berdasarkan hal tersebut dirancang kembali RPP untuk siklus II, dan seperti pada siklus I peneliti melakukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan RPP siklus II. Langkah terakhir sesudah dilakukan siklus II di atas maka diadakan tes terakhir untuk mengetahui sejauh mana materi Bumi, Matahari dan Bulan yang diajarkan melalui pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan media konkret.

3. Observasi (Observation)

Peneliti mengamati aktivitas dan tingkah laku peserta didik ketika proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.

4. Refleksi (Reflecting)

Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan untuk dilakukan analisis dan membuat penafsiran. Dari hasil penafsiran data, peneliti membuat kesimpulan kegiatan penelitian. Analisis data yang dilakukan dalam tahap ini digunakan sebagai acuan untuk perencaan siklus selanjutnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Sebelum melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), peneliti melakukan kegiatan pra- siklus. Tahap pra siklus ini dapat memberikan acuan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Tahap pra siklus dilakukan peneliti secara langsung dengan melakukan observasi pada proses kegiatan pembelajaran oleh pendidik kelas VI SDN 5 Kuningan Kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan. Dari hasil observasi tersebut, diperoleh bahwa pendidik belum menggunakan model pembelajaran HOTS sehingga proses belajar mengajar dikelas terkesan monoton dan peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajarannya. Hal tersebut berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa, karena pembelajaran di kelas tidak memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam berfikir sesuai dengan

(8)

kemampuan yang dimiliki masing-masing peserta didik.

Dari hasil observasi yang telah dilakukan peneliti, terdapat beberapa peserta didik yang belum paham mengenai materi sistem tata surya. Padahal materi tersebut sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti menduga rendahnya hasil belajar siswa materi sistem tata surya disebabkan oleh kurang tepatnya model pembelajaran yang diaplikasikan oleh pendidik yang mengakibatkan peserta didik kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar peserta didik (nilai sumatif peserta didik).

Berikut ini adalah data pra-siklus dari hasil sumatif peserta didik materi sistem tata surya pada kelas VI SDN 5 Kuningan Kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan.

Nilai rata- rata yang dicapai siswa pada tahap pra siklus mencapai 69 (Tabel nilai rata-rata sumatif secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 4.5). Peserta didik yang tuntas belajar (mencapai KKM) terdapat 9 siswa (40%), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (dibawah KKM) 14 siswa (60%). Hasil belajar pada tahap pra siklus secara klasikal belum berhasil karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 (nilai KKM) hanya mencapai 40% dari jumlah seluruh siswa, jadi harus dilaksanakan perbaikan pada siklus selanjutnya pada selang waktu yang telah ditentukan

1. Data Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I a. Perencanaan Siklus I

Penelitian Siklus I dilakukan pada Selasa 21 Maret 2023 dan Senin 27 Maret. Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Pada bagian perencanaan dan pelaksanaan tindakan, peneliti terlebih dahulu menyusun RPP untuk siklus I dan dikonsultasikan dengan pendidik kelas VI. Menetapkan materi pokok yang diajarkan pada Siklus I yaitu materi Revolusi dan Rotasi. Kemudian peneliti menyusun alat evaluasi berupa lembar kerja peserta didik (LKPD), alat-alat penyelidikan, dan soal tes yang berhubungan dengan materi revolusi dan rotasi. Soal yang disiapkan sebanyak 20 nomor untuk mengetahui sejauh mana hasil dari tindakan pada siklus I. Setelah itu membuat instrumen pengamatan untuk mengamati aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung.

Tahap akhir adalah menentukan hasil siklus I yaitu hasil pengamatan yang peneliti lakukan pada Siklus I menunjukkan bahwa peserta didik sangat bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menggunakan model konkret, meskipun belum semua peserta didik berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Peserta didik yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada siklus I akan melanjutkan pada siklus II dengan merevisi kembali hambatan yang ditemukan pada siklus I dengan berkonsultasi

(9)

bersama pendidik bidang studi IPA b. Pelaksanaan Siklus I

Diagram 1 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I

Pada diagram 1 menunjukkan bahwa nilai tes sumatif pada siklus 1mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai pra siklus. Nilai rata- rata peserta didik pada siklus I mencapai 72. Peserta didik yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 12 peserta didik (60%) sedangkan peserta didik yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 9 peserta didik (40%). Hasil belajar peserta didik pada siklus I secara klasikal belum berhasil karena peserta didik yang memperoleh nilai ≥ 70 (nilai KKM) hanya mencapai 60% dari jumlah seluruh peserta didik. Berdasarkan hal tersebut, maka akan dilaksanakan perbaikan pada siklus selanjutnya pada waktu yang telah ditentukan c. Observasil Siklus I

Diagram 2 Hasil Pengamatan Peserta Didik Siklus I

Berdasarkan hasil pengamatan pada diagram 2 menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan media konkret pada siklus I cukup baik. Pada aspek pengetahuan peserta didik yang memperoleh nilai dengan kategori baik sebanyak 3 orang, peserta didik yang memperoleh nilai dengan kategori cukup sebanyak 8 peserta didik, dan peserta didik yang memperoleh nilai dengan kategori kurang sebanyak 10 peserta didik.

Pada aspek sikap peserta didik yang memperoleh nilai dengan karegori

0 10 20

Siklus 1

Hasil Belajar Peserta Didik

Tuntas Tidak Tuntas

0 5 10 15

Pengetahuan Sikap Keterampilan

Hasil Pengamatan Peserta Didik Siklus I

Baik Cukup Kurang

(10)

baik sebanyak 5 peserta didik, peserta didik yang memperoleh nilai dengan kategori cukup sebanyak 7 peserta didik dan peserta didik yang memperoleh nilai dengan kategori kurang sebanyak 9 peserta didik. Pada aspek keterampilan peserta didik yang memperoleh nilai dengan kategori baik sebanyak 4 peserta didik, peserta didik yang memperoleh nilai dengan kategori cukup sebanyak 10 peserta didik dan peserta didik yang memperoleh nilai dengan kategori kurang sebanyak 7 peserta didik.

Peserta didik telah mampu menjawab peryanyaan sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki, meskipun masih terdapat beberapa peserta didik yang belum mampu menjawab dengan baik. Dari aspek sikap, peserta didik telah memiliki sikap yang cukup baik, meskipun masih terdapat beberapa peserta didik yang kurang baik dalam bersikap selama proses pembelajaran berlangsung. Pada aspek keterampilan, secara keseluruhan peserta didik telah memiliki keterampilan yang cukup baik, dilihat dari proses pembelajaran, meskipun masih terdapat beberapa peserta didik yang kurang dalam keterampilannya. Berdasarkan hal tersebut, maka solusi yang akan dilakukan peneliti terhadap masalah peserta didik setelah melakukan pengamatan dan evaluasi pada siklus I yaitu peneliti akan melanjutkan pembelajaran pada siklus II dengan merancang kembali RPP dan melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Setelah melakukan Siklus II, peneliti akan melakukan kembali tes akhir guna mengetahui hasil pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan media konkret.

2. Data Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II a. Perencanaan Siklus II

Penelitian Siklus II dilaksanakan pada Rabu 29 Maret 2023 dan Jum’at 31 Maret 2023. Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2x35 menit).

Pada tahap awal, peneliti melakukan perencanaan dan pelaksanaan tindakan yaitu kembali merancang RPP untuk siklus II dan melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan media konkret, kemudian dikonsultasikan dengan pendidik kelas VI. Menggunakan materi pokok gerhana matahari dan bulan, kemudian peneliti menyusun alat evaluasi berupa lembar kerja peserta didik (LKPD), alat-alat penyelidikan, dan soal tes yang berhubungan dengan materi gerhana matahari dan bulan. Soal yang disiapkan sebanyak 20 nomor dan hasil tes akhir dapat diketahui bahwa kelemahan-kelemahan yang terjadi pada Siklus I berhasil diperbaiki pada Siklus II.

(11)

b. Pelaksanaan Siklus II

Diagram 3 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II

Pada diagram 3 menunjukkan rata-rata yang dicapai peserta didik pada siklus II mencapai 82. Pada Siklus II peserta didik yang tuntas belajar terdapat 18 peserta didik (85%) sedangkan peserta didik yang tidak tuntas belajar terdapat 3 peserta didik (15%). Siklus II menunjukkan bahwa hasil pembelajaran sudah mencapai indikator ketuntasan belajar dari jumlah peserta didik memperoleh nilai ≥70 (nilai KKM). Pembelajaran pada siklus II dianggap berhasil sehingga penelitian dihentikan sampai siklus II.

c. Observasil Siklus II

Diagram 4 Hasil Pengamatan Peserta Didik Siklus II

Hasil kegiatan pembelajaran IPA melalui penerapan model Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan media konkret pada diagram 4 mengungkapkan bahwa siklus II mengalami peningkatan dari aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik dibandingkan dengan siklus I. Peserta didik sudah mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Peserta didik juga turut aktif dalam proses pembelajaran di kelas, dari yang tadinya kurang aktif dan kurang percaya diri dalam mengungkapkan pendapatnya, pada siklus II ini peserta didik sudah mulai aktif dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi saat mengungkapkan pendapatnya di depan kelas. Sehingga pada siklus II ini

0 5 10 15 20

Siklus II

Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II

Tidak Tuntas Tuntas

0 5 10 15 20

Pengetahuan Sikap Keterampilan

Hasil Pengamatan Peserta Didik Siklus II

Baik Cukup Kurang

(12)

dapat dikatakan bahwa pembelajaran telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan. Peneliti juga melakukan refleksi guna mengkaji proses pembelajaran dan hasil pengamatan pada tindakan siklus II difokuskan pada masalah-masalah yang muncul selama pelaksanaan pada tindakan siklus I. Kegiatan diperoleh dari beberapa hal yang dapat dicatat sebagai masukan untuk kemajuan pada hasil belajar peserta didik, yakni sebagai berikut:

a. Peningkatan hasil belajar dengan dorongan dan rasa ingin tahu yang tinggi, berusaha untuk mencari sumber informasi dalam pemecahan masalah

b. Peserta didik sopan dalam berperilaku selama proses pembelajaran berlangsung

c. Peserta didik memiliki kepercayaan yang tinggi dalam mengungkapkan pendapatnya di depan kelas

d. Peserta didik dapat menyelesaikan pembelajaran dengan tepat waktu e. Peserta didik memiliki keterampilan yang tinggi.

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis pengumpulan data maka diperoleh kesimpulan data hasil belajar. Rekapitulasi hasil belajar peserta didik per siklus melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan media konkret.

(Tabel rekapitulasi hasil belajar peserta didik per siklus lengkap dapat dilihat pada lampiran 5)

Diagram 5 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik

Diagram 5 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik sebelum dan setelah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil belajar peserta didik yang mengalami peningkatan pada setiap siklus merupakan bukti keberhasilan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan media konkret pada proses pembelajaran. Menurut Nelli. (2014)

0 5 10 15 20

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik

Tuntas Tidak Tuntas

(13)

dalam Isma, T. W., dkk. (2021: 3) mengungkapkan bahwa model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis , sikap ilmiah dan hasil belajar peserta didik. Lebih lanjut lagi mengenai media konkret menurut Setiawan (2012) dalam Rahayu, Y. S. (2022: 2) mengungkapkan bahwa penggunaan media konkret dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik sebelum dilakukan tindakan yaitu pada tahap Pra Siklus terdapat 9 peserta didik (40%) yang tuntas sedangkan peserta didik yang tidak tuntas belajar (di bawah KKM) terdapat 12 peserta didik (60%) dengan nilai rata-rata 69. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan belum memenuhi indikator keberhasilan secara klasikal maka penelitian dilanjutkan pada Siklus I dengan materi Revolusi dan Rotasi. Data hasil belajar peserta didik pada Siklus I terdapat 12 peserta didik (60%) yang tuntas, sedangkan peserta didik yang tidak tuntas belajar (di bawah KKM) terdapat 9 peserta didik (40%) dengan nilai rata-rata 72. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan dari tahap Pra Siklus meskipun masih belum memenuhi standar indikator keberhasilan secara klasikal, maka penelitian dilanjutkan pada Siklus II dengan materi Gerhana matahari dan bulan.

Menurut Mufangati, U. A. & Juarsa, O. (2018: 7) model pembelajaran PBL merupakan suatu model pembelajaran yang menyajikan berbagai masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari sehingga merangsang siswa untuk belajar dan memecahkan masalah-masalah tersebut. Menurut Rahim dan Nana Syaodih (2003: 119) dalam Erowati, M. T. (2015: 3) menyatakan bahwa media benda konkret adalah objek yang sesungguhnya yang akan memberikan rangsangan yang amat penting bagi siswa dalam mempelajari berbagai hal, terutama yang menyangkut pengembangan keterampilan tertentu. Menurut Erowati, M. T.

(2015: 1) pembelajaran IPA hendaknya diawali dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan lingkungan dan situasi nyata di sekitar siswa atau kontekstual.

Dengan mengajukan masalah-masalah yang kontekstual selanjutnya siswa secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep-konsep IPA. Berdasarkan hal tersebut, maka dengan penggunaan model PBL dan media konkret dalam pembelajaran IPA akan membuat peserta didik terbiasa dalam menghadapi masalah dan akan lebih mudah memahami materi IPA.

Hasil belajar peserta didik pada Siklus II terdapat 18 peserta didik (85%) yang tuntas belajar, sedangkan peserta didik yang tidak tuntas belajar (Di bawah KKM) terdapat 3 peserta didik (15%) dengan nilai rata-rata 82. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan sudah memenuhi indikator keberhasilan secara klasikal yaitu peserta didik mencapai nilai melebihi KKM yaitu mendapat nilai ≥ 70 pada mata pelajaran IPA materi Gerhana matahari dan bulan dengan presentase ≥ 85%

dari jumlah peserta didik total dalam satu kelas sebanyak 21 peserta didik. Maka

(14)

dari itu, penelitian dihentikan dan peserta didik yang belum tuntas pada Siklus II akan diberikan tindakan mandiri berupa latihan-latihan atau remedial yang dipantau oleh pendidik sehingga seluruh peserta didik diharapkan dapat tuntas belajar. Pembahasan ketuntasan hasil belajar peserta didik Pra Siklus – Siklus II dapat dicermati pada Diagram 6.

Diagram 6 Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Pra Siklus – Siklus II

Diagram 6 menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar peserta didik dari siklus ke siklus. Dari data nilai sumatif peserta didik diperoleh nilai rata-rata 69 dengan jumlah 9 peserta didik (40%) tuntas belajar, pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 72 dengan jumlah 12 peserta didik (60%) tuntas belajar, dan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 82 dengan jumlah 18 peserta didik (85%) tuntas belajar. Berdasarkan ketetapan indikator keberhasilan, yaitu presentase ketuntasan hasil belajar peserta didik telah mencapai ≥80% maka pembelajaran IPA materi sistem tata surya dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan media konkret dikatakan telah berhasil. Sehingga Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dihentikan pada siklus II.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada materi sistem tata surya, dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan media konkret dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi sistem tata surya pada peserta didik kelas VI SDN 5 Kuningan Kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan. Peningkatan hasil belajar IPA diketahui dengan hasil tes sumatif pada siklus I dan siklus II yang menunjukkan peningkatan nilai rata-rata dan presentase ketuntasan secara klasikal. Di dalam penelitian ini merujuk pada indikator keberhasilan, nilai yang dihitung yaitu presentase ketuntasan klasikal apabila hasil belajar peserta didik ≥80% dari jumlah peserta total peserta didik dalam satu kelas mencapai ≥70.

Rata- rata nilai peserta didik materi sistem tata surya pada kondisi awal (pra siklus) 69 dengan ketuntasan klasikal sebesar 40% (9 peserta didik) dari 21 peserta

0 5 10 15 20

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Pra Siklus - Siklus II

Tuntas Tidak Tuntas

(15)

didik yang mencapai nilai ≥ 70 (nilai KKM). Siklus I sebesar 72 dengan ketuntasan klasikal sebesar 60% (12 peserta didik) yang mencapai nilai ≥ 70 (nilai KKM).

Siklus II sebesar 82 dengan ketuntasan klasikal 85% (18 peserta didik) yang mencapai nilai ≥ 70 (nilai KKM). Dengan demikian, sesuai dengan indikator keberhasilan maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui model Problem Based Learning (PBL) dengan media konkret materi sistem tata surya pada peserta didik kelas VI SDN 5 Kuningan Kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan dinyatakan berhasil.

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, D & Minsih. (2021). Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Dengan Media Konkret Pada Siswa Kelas V SD. Jurnal Pendidikan Dasar. 3 (2), 2-3. Doi:

https://doi.org/10.52060/pgsd.v3i2.488

Astari, F. A., Suroso, S., & Yustinus, Y. (2018). Efektifitas Penggunaan Model Discovery Learning Dan Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas 3 Sd. Jurnal Basicedu, 2(1), 1–10. Doi:

https://doi.org/10.31004/basicedu.v2i1.20

Erowati, M. T. (2015). Pengaruh Penggunaan Media Benda Konkrit Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV di SDN Sumberejo 01. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan: Surakarta: FKIP UKSW Salatiga.

Website : https://www.neliti.com/publications/171861/pengaruh- penggunaan-media-benda-konkret-terhadap-hasil-belajar-ipa-siswa- kelas-i

Fauzia, H.A. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA SD. Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau 7 (1), 3-5. Doi : https://doi.org/10.33578/jpfkip.v7i1.5338

Isma, T. W., dkk. (2021). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Problem Based Learning (PBL). Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran. 6 (1), 3-4.

Doi:https://doi.org/10.23887/jipp.v6i1

Kadir, A. (2015). Menyusun dan Menganalisis Tes Hasil Belajar. Jurnal Al-Ta’dib. 8 (2).

Doi: http://dx.doi.org/10.31332/atdb.v8i2.411 Website:

https://api.core.ac.uk/oai/oai:ejournal.iainkendari.ac.id:article/411 Mufangati, U. A. & Juarsa, O. (2018). Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Soal.

Jurnal Triadik. 17(1), 7-8. Website:

https://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/article/view/16060/9786 Nazifah. (2013). Penggunaan Media Konkret Meningkatkan Aktivitas Siswa Matematika

Kelas 1 SDN 07 Sungai Soga Bengkayang. Pontianak: Universitas Tanjungpura.

Pertiwi, A. D., Nurfatimah, S. A., & Hasna Syofiyah. Menerapkan Metode

(16)

Pembelajaran Berorientasi Student Centered Menuju Masa Transisi Kurikulum Merdeka. Jurnal Pendidikan Tambusai.6(2), 2-3. Website:

https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/3780

Rahayu, Y. S. (2022). Penggunaan Media Konkret Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I di SDN Balongsari i/500 Surabaya. Jurnal

Pendidikan Tambusai. 6(1), 2-3. Doi:

https://doi.org/10.31004/jptam.v6i1.3565

Sulastri, dkk. (2019). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas V SDN 2 Limbo Makmur Kecamatan Bumi Raya. Jurnal Kreatif Tadulako Online. Vol. 3. No. 1.

Doi: https://doi.org/10.33487/edumaspul.v1i1.40

Susanti, D. & Apriani, R. (2020). Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Tema Cita-Citaku Menggunakan Media Audio Visual Pada Kelas IV MIN 1 Kota Padang. Jurnal Kajian Dan Pengembangan

Umat. Vol. 3.

No.2.Website:https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/ummatanwasat han/article/view/2325

Yeni, H. O., Anggraini, C., & Meilina, F. (2020). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Visual Pada Siswa Kelas IV SDN 002 Tebing Kabupaten Karimun Tahun Ajaran 2017/2018. Jurnal Pendidikan MINDA. Vol. 1.

No. 1. Website:

https://ejurnal.universitaskarimun.ac.id/index.php/mindafkip/article/view/1 19

Yudhistira, R., Rifaldi, A. M.R., & Satriya, A. A. J. Pentingnya Perkembangan Pendidikan Di Era Modern. Prosiding Samasta.

Website:

https://jurnal.umj.ac.id/index.php/SAMASTA/article/view/7222 /4450

Referensi

Dokumen terkait

Atas kehendak-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN

Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bersifat kolaboratif. PTK bercirikan perbaikan terus menerus sehingga kepuasan peneliti menjadi

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kreativitas belajar IPA pada siswa melalui strategi Problem Based Learning (PBL), yaitu: memperoleh skor

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kreativitas belajar IPA pada siswa melalui strategi Problem Based Learning (PBL), yaitu: memperoleh skor

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis mangadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “ Peningkatan Motivasi Belajar IPA Melalui

”Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Model Problem Based Learning (PBL) pada Siswa Kelas 5 SDN Krandon Lor 01 Suruh Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017”2. Program

Berdasarkan uraian yang ada, Maka akan dilakukan penelitian dengan judul “ Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning Siswa Kelas 5 SD

Untuk menanggulangi berbagai permasalahan sebagaimana hal di atas, perlu adanya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Metode