• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning Siswa Kelas 5 SDN Sidorejo Lor 05 Semester I Tahun 2017/2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning Siswa Kelas 5 SDN Sidorejo Lor 05 Semester I Tahun 2017/2018"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang mempelajari

peristiwa alam yang terjadi. IPA di SD memuat materi tentang pengetahuan alam

yang dekat dengan kehidupan siswa di SD. Siswa diharapkan dapat mengenal dan

mengetahui ilmu–ilmu yang ada di alam dalam kehidupan sehari-hari.Pendidikan IPA diharapkan menjadi wadah atau sarana peserta didik mempelajarai diri sendiri

dan alam di sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran IPA menekankan

pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar

memahami alam sekitar secara ilmiah (Depdiknas, 2008:147).

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang mempelajari berbagai

pengetahuan tentang alam dan gejalan-gejalanya yang berupa fakta-fakta,

konsep-konsep, prinsip-prinsip serta teori-teori secara sistematis dan terorganisir memiliki

arti bahwa dalam mempelajari IPA terdapat proses dan prosedur yang harus

dilakukan mulai dari observasi, mengumpulkan data, sebuah eksperimen atau percobaan sampai dengan kesimpulan dan analisis. Hal ini sama seperti yang diungkapkan oleh Webste's New Collage Dictionary (1981) dalam Winanto & Krhristina (2014 :1) IPA adalah ilmu pengetahuan tentang alam beserta gejala-gejalanya. Menurut Purnell's: Concise Dictionary of Sience (1983)dalam Winanto Khristina (2014:2) menyatakan IPA adalah pengetahuan manusia secara meluas yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta diperjelas dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesis-hipotesis.

(2)

2 pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip serta teori-teori yang didapatkan melalui observasi dan eksperimen, serta diperjelas dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesis-hipotesis.

Kajian pengetahuan dalam mata pelajaran IPA terkadang masih abstrak bagi siswa sekolah dasar, bukan berati IPA tidak dapat diberikan di sekolah dasar. IPA untuk siswa SD harus dimodifikasi agar siswa dapat mempelajarinya. Guru harus dapat kreatif dalam menyederhanakan fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip serta teori-teori secara sistematis dan sesuai dengan kemampuan kognitif dan karakteristik siswa SD. Menurut Piaget dalam Heruman (2007:1) siswa SD berumur bekisar antara 6/7-12/13 tahun. Mereka masih berada dalam tahap operasional konkrit, kemampuan yang nampak pada tahapan ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat kongkret yang dapat ditangkap oleh panca indra. Sehingga, untuk dapat membelajarkan IPA di SD secara sistematis selain meyederhanakan kajian pengetahuan, IPA juga harus dapat menghadirkan benda yang bersifat nyata atau benda tiruan yang dapat memberi kesempatan pada siswa untuk menyentuh, melkukan tindakan, melihat dan merasakan benda-benda yang ada dihadapannya tersebut. HIngga pada akhirnya siswa dapat memperoleh fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip serta teori-teori tersebut secara langsung melalui proses penemuian. Hal ini telah tertulis dalam Permendiknas No.22 Tahun 2006 yang menyatakan bahwa:

"Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains berhubungan dengan cara mencari tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan perngetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prisip-prinsip serta teori-teori saja, tetapi juga merupakan proses penemuan ".

Pernyataan di atas sesuai dengam prinsip pembelajaran efektif menurut sani

(2013:40) belajar merupakan aktivitas interaksi aktif individu terhadap lingkungan

sehingga terjadi proses perubahan yang menyebabkan terjadinya proses perubahan

(3)

3 menyebabkan terjadinya proses belajar. Penyediaan kondisi dapat dilakukan

dengan bantuan guru (pendidik) atau ditemukan sendiri oleh siswa (otodidak).

Pengertian pembelajaran yang lain juga diungkapkan oleh Trianto (2009:17)

menyatakan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar pada diri seorang guru untuk

membelajarkan siswanya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan,

sehingga, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA pada dasarnya merupakan

usaha seorang guru untuk menyediakan wadah atau menciptakan sebuah kondisi

yang dapat menyebabkan terjadinya interaksi antara guru, siswa, dan sumber

belajar. dalam proses penyediaan kondisi dan sumber belajar harus dapat

memfasilitasi peserta didik untuk melakukan proses penemuan. Jadi proses

pembelajaran yang diharapkan siswa adalah pembelajaran yang inovatif dan

bermakna guna meningkatkan hasil belajar mereka.

Hasil observasi terhadap pembelajaran IPA pada kelas V SDN Sidorejo Lor

05 Kota Salatiga, yang berkaitan dengan rendahnya hasil belajar siswa dalam

mata pelajaran IPA , diketahui bahwa dalam proses pembelajaran yang

dilaksanakan menggunakan metode ceramah yang membuat siswa cenderung

pasif dan mudah merasa bosan dengan pembalajaran. Pembelajaran IPA dilakukan

dengan menerangkan materi yang ada dalam buku paket siswa dan contoh-contoh

lain yang belum terdapat dalam buku paket siswa, kemudian meminta siswa untuk

mengerjakan soal latihan yang ada sebagai eveluasi pembelajaran. Selain itu,

pembelajaran yang dilakukan belum memfasilitasi siswa yang sebagian besar

cenderung siswa menjadi pasif. Sehingga, banyak siswa yang sibuk dengan

kegiatannya sendiri, seperti berbincang dengan teman sebelahnya, bermain hp ada

juga yang lari-larian. Pelaksanaan pembelajaran yang terjadi dapat dikatakan

sbelum pemperlihatkan karakteristik mata pelajaran IPA dan karakteristik siswa

itu sendiri. Data tentang kondisi peserta didik yang demikian selain diperoleh

dengan observasi secara langsung terhadap proses pembelajaran, juga diperoleh

(4)

4 Guru harusnya dapat memfasilitasi atau menciptakan kondisi yang dapt

membuat siswa aktif belajar melalui proses penemuan dan memberikan

contoh-contoh secara langsung. Hal ini berkaitan dengan karakteristik pembelajaran IPA

yang harus dilakukan dengan proses penemuan dan karketristik peserta didik kelas

V yang berbeda dalam tahap operasional kongkret, yang mana siswa mudah

merasa jenuh dan cepat bosan ketika dihadapkan dengan pembelajaran yang

abstrak, sehingga perhatian dan konsentrasi siswa terhadap proses pembelajaran

masih rendah. Hal ini berdampak pada hasil belajar IPA kelas V SDN Sidorejo

Lor 05 Kota Salatiga tahun ajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa 39 orang,

terdiri dari 12 laki-laki dan 27 perempuan. Sebagian besar siswa mendapatkan

nilai yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Ketidaktuntasan

ini dapat dilihat dari hasil yang masih dibawah KKM yang ditetapkan yaitu 65.

Didasarkan pada Tabel 1.1, hasil belajar siswa kelas 5 SD N Sidorejo Lor

05, nilai matapelajaran IPA yang didapatkan masih belum mencapai standar

kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Tabel 1.1

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus

Siswa SD Sidorejo Lor 05 Semester 1 Tahun Pelajaran 2016 - 2017

KKM = 65 Frekuensi (siswa) Presentase (%) Keterangan

≥ 65 14 36% Tuntas

˂ 65 25 64% Belum Tuntas

Jumlah 30 100%

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 45

Masalah pembelajaran IPA di SDN Sidorejo Lor 05 Kota Salatiga

(5)

5 rata-rata 64, selain hasil belajar, sikap dan kreatifitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran juga masih kurang. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan

pembelajaran IPA kelas V guru cenderung masih menggunakan pendekatan

pembelajaran yang belum sesuai dengan yang seharusnya, yaitu pembelajaran

yang memperlihatkan karakteristik mata pelajaran IPA dan karakteristik siswa SD.

selain itu, kegiatan dalam pembelajaran juga belum memfasilitasi siswa untuk

menuangkan dan menunjang kreatifitas mereka.

Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V SDN Sidorejo Lor 05

yang masih rendah seperti pada tabel di atas, maka akan dilakukan penelitian

tindakan kelas di kelas V SDN Sidorejo Lor 05 dengan menggunakan model

Problem Based Learning (PBL). PBL merupakan salah satu model pembelajaran

yang ideal untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA . Pokok bahasan IPA sangat

luas, desain tugas atau sub-sub topik yang mengarah pada kegiatan metode ilmiah,

diharapkan siswa dan kelompoknya akan saling memberikan kontribusi

berdasarkan pengalaman sehari-hari, (Rusman, 2010:221).

Berdasarkan uraian yang ada, Maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning Siswa Kelas 5 SD N Sidorejo Lor 05 Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018".

1.2 Identifikasi Masalah

Rendahnya hasil belajar IPA kelas V SDN Sidorejo Lor 05 Kota Salatiga,

beradasarkan latas belakang di atas dikarenakan dalam kegiatan belajar masih

menggunakan pendekatan pembelajaran yang belum inovatif, belum

memperlihatkan karakteristik mata pelajaran IPA dan karakteristik siswa itu

sendiri, sehingga selama kegiata pembelajaran, siswa cenderung pasif dan merasa

cepat bosan dengan kegiatan pembelajaran, hal tersebut berdampak pada hasil

(6)

6 1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dibuat suatu

rumusan masalah yaitu “Apakah dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL ) dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5 SD Negeri Sidorejo Lor 05 Salatiga ?”.

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk

Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat

meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Negeri Lor 05 Salatiga.

1.5 Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang telah lakukan, maka diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

1.6.1 Manfaat Teoritis

Dengan penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan konsep

pengetahuan IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

dengan menerapkan model Problem Based Learning.

1.6.2 Manfaat Praktis a. Bagi sekolah

Memberikan sumbangan kepada pihak sekolah sebagai instansi pendidikan

agar memanfaatkan hasil penelitian ini untuk peningkatan mutu pendidikan di

sekolahnya, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu

pendidikan ialah dengan menerapkan model pembelajaran yang bervariatif,

contohnya ialah Problem Based Learning. Dengan meningkatnya mutu

pendidikan akan berdampak pada meningkatnya kepercayaan dari masyarakat

(7)

7 a. Bagi guru

Dapat dijadikan acuan oleh guru untuk sarana di dalam monitoring dan

evaluasi pembelajaran yang sudah berlangsung, selain itu informasi dari hasil

penelitian akan menjadi masukan berharga bagi guru dalam melakukan berbagai

upaya untuk meningkatkan hasil belajar. Dengan menggunakan media lingkungan,

akan memudahkan guru dalam menyampaiakan materi kepada siswa.

b. Bagi siswa

Dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, dapat menemukan

sendiri konsep–konsep dari pembelajaran yang diajarkan sehingga ilmu yang didapat menjadi lebih bermakna dan bermanfaat dalam kehidupan anak

Gambar

Tabel 1.1

Referensi

Dokumen terkait

Namun peneliti menemukan beberapa penelitian mengenai penerjemahan teks sastra khususnya puisi dengan menggunakan berbagai pendekatan diantaranya adalah Zainab

 BANGKA

Untuk soal nomor 7–11, pilihlah kata-kata atau frasa yang yang merupakan padanan kata atau padanan pengertian yang paling dekat dengan kata yang dicetak dengan huruf kapital

Dengan melihat pentingnya discharge planning pada pasien Diabetes Melitus dan keluarganya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan tingkat

Pendidikan di dalam suatu organisasi adalah suatu proses pengembangan kemampuan ke arah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan (Notoadmodjo, 1992). Bidan

Dari hasil anlaisis tanah pada akhir percobaan menunjukkan bahwa kandungan bahan organik tanah (asam humik dan asam fulvik) masih tinggi, untuk itu disarankan untuk

Pada era transisi yang dialami masyarakat Indonesia saat ini dari masyarakat agraris menuju modern.Keindahan sebuah pernikahan sering kali ternodai dengan kekerasan

Dalam proyek ini ada Bangunan Gedung Kantor dan Gudang memakai rangka atap yang terdiri dari baja Ringan yang dikerjakan setelah pekerjaan cor balok dan