• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MELALUI STRATEGI METODE INDEX CARD MATCH KELAS IV SDN 80 SELUMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MELALUI STRATEGI METODE INDEX CARD MATCH KELAS IV SDN 80 SELUMA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

UINFAS GUPAS

Volume 1 No 1 (2023), Desember P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: .... - ....

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

Peningkatan Hasil Belajar Pai Melalui Strategi Metode Index Card Match Kelas Iv Sdn 80 Seluma

Agung Kurniawan1,

1 Fakultas Tarbiyah, UIN Fatmawati Bengkulu, Indonesia. E-mail:agungkurniawan404@gmail.com

Abstrak: Pemilihan metode pembelajaran yang tepat sangat mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik. Di SDN 80 Seluma , strategi pembelajaran yang digunakan guru Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti masih konvensional. Pembelajaran selama ini berpusat pada guru dan komunikasi berjalan satu arah. Metode ceramah tidak memberi ruang bagi peserta didik untuk mengembangkan pengetahuannya. Peserta didik pasif dan pembelajaran menjadi membosankan. Sehingga hasil belajar Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti peserta didik kelas IV SDN 80 Seluma tergolong rendah.

Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian pada pembelajaran PAI dengan menerapkan strategi pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Strategi Index Card Match adalah suatu cara pembelajaran aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran dengan teknik mencari pasangan kartu indeks yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan Salah satunya dengan menggunakan strategi pembelajaran Index Card Match.Perumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah penerapan Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran PAI kelas IV SDN 80 Seluma 2023? ”. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data sejauh mana penerapan Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar PAI peserta didik kelas IV SDN 80 Seluma 2023.

Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research) dengan siklus berdaur ulang yang terdiri dari empat tahap yaitu (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, (c) observasi dan (d) refleksi. Data dikumpulkan melalui lembar observasi, studi dokumentasi, dan tes pada setiap siklus.Hasil penelitian menunjukkan bahwa, rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Presentase ketuntasan juga meningkat. Pada pra penelitian presentase ketuntasan sebesar 37,5%. siklus I sebesar 66,66% dan siklus II sebesar 87,05%. Demekian strategi pembelajaran Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI di kelas IV SDN 80 Seluma.

Kata kunci : Hasil Belajar, PAI, Pembelajaaran Index Card Match.

1. Pendahuluan

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya sehingga diharapkan dapat membuat perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi dalam kehidupan masyarakat. Dalam kontek ini, pengajaran menurut Oemar Hamalik bertugas

“mengarahkan proses pendidikan agar mencapai sebagaimana tujuan yang diinginkan”.

Pendidikan adalah “proses pemartabatan manusia menuju puncak optimasi potensi kognitif, afektif dan psikomotorik yang dimilikinya”.

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para guru di sekolah. Oleh karena itu, peranan strategi mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif sangatlah penting. Menurut Dewi Salma Prawiradilaga, strategi pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh perancang dalam menentukan tehnik penyampaian pesan,

(2)

penentuan strategi, dan media, alur isi pelajaran, serta interaksi antara pengajar dan peserta didik.

Berdasarkan observasi awal ditemukan bahwa pembelajaran Pendidikan gama Islam kelas IV kurang meningkatkan kreativitas siswa, guru- guru masih banyak menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu model pembelajaran yang dominan menerapkan metode ceramah dimana guru lebih aktif sehingga siswa menjadi pasif dalam pembelajaran Pendidikan gama Islam di kelas dan suasana pembelajaran terkesan kaku yang mengakibatkan proses belajar mengajar tidak berjalan secara optimal sehingga siswa kurang termotivasi dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan penulis, diperoleh data tentang pelaksanaan proses pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah. Sumber belajar berupa buku paket PAI yang jumlahnya hanya sedikit, dan tidak cukup jika untuk 24 siswa, media belajar yang digunakan berupa papan tulis, tidak pernah menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan kompetensi dasar kepada perserta didik, dan tidak memberikan penghargaan atau hadiah kepada perserta didik yang berprestasi sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.

Dari hasil observasi pra survey peneliti terhadap peserta didik di SD Negeri 80 Seluma, para peserta didik dalam prestasinya belum menunjukkan hasil yang maksimal. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas IV di SD Negeri 80 Seluma dapat di lihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1

Nilai Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI Kelas IV SD Negeri 80 Seluma

Pra Siklus

No Nama Siswa Nilai KKTP Keterangan

1 Athaya Faiha Rahma 60 65 Tidak Tuntas 2 Aulia Bayyinatus Sholihah 60 65 Tidak Tuntas 3 Ayu Nestiana Safira 50 65 Tidak Tuntas 4 Cipto Mangun Kusumo 50 65 Tidak Tuntas

5 Diandra Ambarita 70 65 Tuntas

6 Diwan Tian Abimayu 47 65 Tidak Tuntas 7 Farel Varienio Yudika 55 65 Tidak Tuntas

8 Gadi Alviano 50 65 Tidak Tuntas

9 Kayla Luvvita Ayu 70 65 Tuntas

10 M.Iqbal Efendi 45 65 Tidak Tuntas

11 Nabila Salsabilla 72 65 Tuntas

12 Nuansa Orga Aprilio 90 65 Tuntas

13 Nur Azizah 65 65 Tuntas

14 Nur Aini Sabrina 63 65 Tidak Tuntas

15 Putri Ayuni Zahra 70 65 Tuntas

16 Randi Ramadhan 65 65 Tuntas

17 Raihan Zafri Ramadhan 50 65 Tidak Tuntas

18 Rebiyan Ayunda 55 65 Tidak Tuntas

19 Rehan Ade 85 65 Tuntas

(3)

UINFAS GUPAS

Volume 1 No 1 (2023), Desember P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: .... - ....

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

20 Reyhan Novrio 70 65 Tuntas

21 Rizki Ananda Putra 60 65 Tidak Tuntas

22 Viritihan Parlin 60 65 Tidak Tuntas

23 Zikri Nurma.S 45 65 Tidak Tuntas

24 Zuhrotussifa 55 65 Tidak Tuntas

Sumber : Dokumentasi Nilai Guru PAI Kelas IV Tahun Pelajaran 2023

Berdasarkan tabel di atas, ternyata dari 24 orang siswa, diketahui hasil belajar pendidikan agama islam yang belum tuntas mencapai nilai (KKTP) yang telah ditetapkan yakni 65, sebanyak 15 orang dengan persentase 62,5%. Dengan demikian hanya ada 9 siswa yang mencapai nilai KKTP atau dengan persentase 37,5%. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dapat dikatakan masih rendah.

Melihat hasil belajar siswa masih rendah, dan berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada pra survey yang dilakukan di lokasi penelitian, penulis bermaksud untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul :

“PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MELALUI STRATEGI METODE INDEX CARD MATCH KELAS IV SDN 80 SELUMA”

2. Metode

Metode pada penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Pengertian penelitian tindakan kelas dapat dipahami sebagai penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran dikelas sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.

dakan kelas ukan secara kolaborasi antara Kepala Sekolah, guru kelas dan peneliti. Dalam prosesnya terbentuk siklus yang terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Pelaksanaan siklus ini terdiri dari beberapa tahapan sehingga akan dapat tercapai tujuan yang diinginkan.

A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 80 Seluma kelas IV. Pemilihan kelas ini dengan pertimbangan bahwa hasil belajar PAI dan Budi Pekerti masih rendah. Harapannya guru dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti juga berperan sebagai guru pelaksana tindakan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan bulan Agustus 2023 sampai Oktober 2023 secara garis besar pelaksanaan penilitian dapat dibagi menjadi 3 tahapan:

a. Tahap persiapan

Tahap ini dimulai dari pengajuan judul dan pembuatan proposal.

b. Tahap penelitian

Tahapan ini meliputi semua kegiatan yang berlangsung dilapangan.

c. Tahap penyelesaian

Tahapan ini meliputi analisis data yang telah terkumpul dan penyusunan laporan hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

(4)

B. Subjek Penelitian

1. Subjek penelitian yang melaksanakan tindakan

Dalam penelitian ini guru kelas SDN 80 Seluma sebagai peneliti.

2. Subjek penelitian yang menerima tindakan

Subjek penelitian adalah siswa Kelas IV SDN 80 Seluma tahun pelajaran 2023/2024. Jumlah siswa Kelas IV ada 24 siswa, dalam penelitian ini semua siswa diambil sebagai subjek penelitian.

C. Sumber Data 1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini di peroleh dari siswa (subjek penelitian melalui pengisian angket dan observasi.

2. Data Sekunder

Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah penilaian sikap siswa yang di peroleh dari hasil observasi.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam sebuah penelitian. Terkait cara untuk mendapatkan data dari lapangan. Baik buruknya hasil penelitian tergantung pada metode atau tehnik pengumpulan data yang dilakukan dan prosedur-prosedur ataupun alat yang digunakan dalam penelitian. Adapun metodenya adalah:

1. Metode Observasi

Metode Observasi, yaitu dengan mengamati perilaku, peristiwa, atau mencatat karakteristik fisik dalam peraturan alamiah (yaumi, dkk: 2014).

Metode ini digunakan untuk mengamati/ melihat secara langsung bagaimana proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran selama tindakan dilakukan. Peneliti juga menggunakan lembar observasi siswa yang bertujuan untuk mengetahui keterlibatan siswa terhadap proses pembelajaran yang meliputi kehadiran, keaktifan, kerjasama / kekompakan dan kemampuan.

2. Metode Interview (Wawancara)

Menurut Lexy J. Moleong wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu ( Meleong: 2010). Sedangkan menurut Nasution wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Wawancara membantu peneliti untuk mengetahui informasi yang tidak dapat diperoleh pada saat observasi Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan guru kelas dan untuk mencari informasi terhadap siswa ketika peneliti melaksanakan proses tindakan( Nasution: 2003).

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi dari asal kata dokumen, yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat dipercaya jika didukung oleh

(5)

UINFAS GUPAS

Volume 1 No 1 (2023), Desember P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: .... - ....

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada( sugiono: 2008).

Data tersebut digunakan untuk memberi gambaran secara lebih mendalam atau lebih detail sesuatu yang diteliti, yakni yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran Kelas IV di SDN 10 Seluma, yang berhubungan dengan silabus, RPP, kondisi sekolah, foto kegiatan dan dokumentasi administrasi lainnya yang terkait dalam pelaksanaan proses belajaja mengajar khususnya pada Kelas IV di SDN 10 Seluma.

4. Metode Tes

Menurut Arikunto dalam Purwanto(2009) Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensia, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes hasil belajar bertujuan untuk mengukur hasil yang telah dicapai siswa dalam belajar. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data hasil belajar adalah dengan tes yang disusun berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi, tes berbentuk pilihan ganda terdiri dari 10 butir soal yang akan dikerjakan siswa setiap selesai proses pembelajaran. Setiap siklus pertanyaan yang terdiri dari 10 butir akan dibedakan, jadi setiap siklus pertanyaannya tidak sama.

E. Validasi Data

Validasi data dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajarsiswa dianalisis dari perolehan nilai prasiklus, siklus I, dan siklus II. Perolehan tiap siklus kemudian dibandingkan untuk menetapkan seberapa besar peningkatan yang dicapai setelah pembelajaran PAI dan Budi Pekerti yang menggunakan media puzzle. Selain hasil belajar, validasi dilakukan untukmengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa. Data yang dianalisis melalui hasil observasi kemudian dilakukan triangulasi baik triangulasi sumber maupun triangulasi metode.

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Pengertian penelitian tindakan kelas dapat dipahami sebagai penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran dikelas sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. 1

Menurut Mulyasa Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah bentuk refleksi diri yang melibatkan para guru sebagai partisipasi atas proses pendidikan yang mereka lakukan dengan maksud untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi diri sendiri maupun peserta didik.2

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu tindakan yang secara khusus diamati terus menerus dilihat plus minusnya kemudian diadakan pengubahan terkontrol sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tepat.3

1 Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera

2 E. Mulyasa, (2010). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

3 Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara

(6)

Dengan demikian penelitian tindakan kelas adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang

terencana serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.

Penelitian tindakan kelas ukan secara kolaborasi antara Kepala Sekolah, guru kelas dan peneliti. Dalam prosesnya terbentuk siklus yang terdiri dari empat tahapan yaitu:

perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Pelaksanaan siklus ini terdiri dari beberapa tahapan sehingga akan dapat tercapai tujuan yang diinginkan.

F. Analisis Data

Kegiatan menganalisa data merupakan hal yang yang sangat penting dalam penelitian.

Dengan menganalisa data akan mampu menyelesaikan masalah dalam penelitian. Analisis data adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data ke dalam pola, kategori data satuan dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.4

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan statistik diskriptif komparatif dan analisis interaktif. Statistik diskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif dan analisis interaktif digunakan untuk data kualitatif. Jadi analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.

1) Analisis Data Interaktif

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif Milles dan Huberman yaitu dengan prosedur 1. Reduksi data 2.

Pengumpulan data 3. Penyajian data 4. Penarikan kesimpulan atau verifikasi, karena komponen tersebut saling berkaitan dengan aktivitasnya berbentuk interaksi antar komponen dengan proses pengumpulan data sebagai proses siklus. 5

a) Pengumpulan Data

Bahwasanya dalam pengumpulan data selain mengumpulkan data dengan wawancara, dokumentasi, observasi, penulis juga membuat catatan lapangan dalam pengumpulan data itu. Catatan lapangan tidak lain daripada catatan yang dibuat oleh peneliti sewaktu mengadakan pengamatan, wawancara atau menyaksikan kejadian tertentu. Menurut Bogdan dan Biklen, catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data data refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif . 6

b) Reduksi Data

Reduksi data artinya bentuk analisis yang mempertajam atau memperdalam, menyortir, memusatkan, menyingkirkan, dan mengorganisasi data untuk disimpulkan dan diverifikasi .7

Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, juga mempermudah penelitian untuk mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan.

c) Penyajian data

4 Moleong, L.J. 2010.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:PT Remaja Rosdakarya

5 Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : ALFABETA

6 Moleong, L.J. 2010.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:PT Remaja Rosdakarya

7 Yaumi, Muhammad. dan Muljono Damopolii. Action Research: Teori, Model & Aplikasi. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014.

(7)

UINFAS GUPAS

Volume 1 No 1 (2023), Desember P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: .... - ....

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

Setelah dilakukan reduksi data langkah selanjutnya adalah menyajikan data secara jelas dan singkat. Dalam hal ini, data hasil kegiatan reduksi kemudian disajikan berdasarkan pada aspek-aspek yang diteliti pada sekolah yang menjadi lokasi penelitian. Dengan demikian penyajian data secara singkat dan jelas dimungkinkan dapat mempermudah memahami gambaran keseluruhan atau bagian tertentu dari aspek yang diteliti.

Penyajian data yaitu untuk membuat informasi terorganisasi dalam bentuk yang tersedia, dapat diakses, dan terpadu, sehingga para pembaca dapat melihat dengan mudah apa yang terjadi tentang sesuatu berdasarkan pemaparan datanya.8

d) Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Verifikasi data adalah pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil laporan penelitian.

Kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan dilapangan atau kesimpulan dapat ditinjau sebagaimana yang muncul dari data yang harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya yaitu yang merupakan validitasnya.

Langkah terakhir yang ditempuh setelah menganalisis data adalah melakukan pengambilan kesimpulan dan verifikasi kesimpulan yang dimaksud dalam tahap ini adalah memaknai terhadap data yang telah terkumpul kesimpulan perlu dibuat dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan mengacu pada pokok permasalahan yang akan diteliti, karena merupakan intisari dari hasil penelitian.

2) Statistik Diskriptif Komparatif

Statistik deskriptif adalah prosedur matematis biasa yang menyajikan data dengan jalan meringkas dan mengorganisasi secara relative jumlah besar data numerik.9 Analisa data dilakukan dengan membandingkan Prosentase hasil belajar dengan indikator keberhasilan tindakan maka analisa data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memberikan tes sebelum pemberian tindakan dan menghitung Prosentase hasil belajar.

Data nilai ketuntasan belajar siswa diperoleh menggunakan rumus:

Ketuntasan Belajar

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑙𝑒𝑏𝑖 ℎ 𝑑𝑎𝑟𝑖 75 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 X 100%

2. Memberikan tes setelah pemberian tindakan dan menghitung Prosentase hasil belajar.

3. Menghitung selisih antara kedua Prosentase untuk mengetahui peningkatan hasil belajar.

4. Membandingkan Prosentase hasil belajar dengan indikator keberhasilan tindakan.

5. Membuat keputusan perbaikan:

3. Hasil

Berdasarkan hasil data yang penulis dapatkan dilapangan dengan melakukan observasi dan wawancara, serta dokumentasi maka gambaran tentang penerapan strategi pembelajaran Index Card Match pada mata pelajaran PAI di kelas IV SDN 80 Seluma dapat penulis jelaskan bahwa dalam penerapan strategi pembelajaran Index Card Match sudah berjalan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

8 Ibid

9 Ibid

(8)

Siklus I

Siklus I terdiri atas dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 21 Oktober 2023.

Pembelajaran berlangsung selama 4 x 35 menit untuk setiap kali pertemuan.

Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 Oktober 2023.

Hasil belajar siswa pada siklus I bisa dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9

Hasil Belajar PAI Siswa Kelas IV SDN 80 Seluma Pada Siklus I

No Nama Siswa Nilai KKTP Keterangan

1 Athaya Faiha Rahma 85 65 Tuntas

2 Aulia Bayyinatus Sholihah 70 65 Tuntas 3 Ayu Nestiana Safira 60 65 Tidak Tuntas

4 Cipto Mangun Kusumo 75 65 Tuntas

5 Diandra Ambarita 75 65 Tuntas

6 Diwan Tian Abimayu 60 65 Tidak Tuntas

7 Farel Varienio Yudika 60 65 Tidak Tuntas

8 Gadi Alviano 60 65 Tidak Tuntas

9 Kayla Luvvita Ayu 75 65 Tuntas

10 M.Iqbal Efendi 60 65 Tidak Tuntas

11 Nabila Salsabilla 70 65 Tuntas

12 Nuansa Orga Aprilio 100 65 Tuntas

13 Nur Azizah 65 65 Tuntas

14 Nur Aini Sabrina 75 65 Tuntas

15 Putri Ayuni Zahra 70 65 Tuntas

16 Randi Ramadhan 75 65 Tuntas

17 Raihan Zafri Ramadhan 60 65 Tidak Tuntas

18 Rebiyan Ayunda 70 65 Tuntas

19 Rehan Ade 85 65 Tuntas

20 Reyhan Novrio 70 65 Tuntas

21 Rizki Ananda Putra 60 65 Tidak Tuntas

22 Viritihan Parlin 85 65 Tuntas

23 Zikri Nurma.S 75 65 Tuntas

24 Zuhrotussifa 70 65 Tidak Tuntas

Rata-rata 71

Peserta didik yang tuntas 16

Peserta didik yang tidak tuntas 8

Persentase peserta didik yang tuntas 66,66%

Persentase peserta didik yang tidak tuntas 33,33%

Refleksi

Pada tahap refleksi ini, guru dan peneliti mengidentifikasi kelemahan yang terdapat pada pembelajaran siklus I pertemuan ke dua :

a. Pada saat mencari kartu pasangan masih terdapat siswa yang kesulitan mencari pasangannya karena pada saat guru menjelaskan materi siswa asik mengobrol dengan kawannya.

(9)

UINFAS GUPAS

Volume 1 No 1 (2023), Desember P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: .... - ....

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

b. Terdapat peserta didik yang masih bekerja sama pada saat mengerjakan soal individu.

Untuk menyusun rencana pada pertemuan siklus II maka perlu di adakan perbaikan terencana dari siklus I. berdasarkan hasil dari refleksi siklus I, maka beberapa perbaikan yang disepakati antara peneliti dengan guru adalah sebagai berikut:

a. Peneliti akan memanggil siswa yang kesulitan dalam mencari pasangan kartu untuk mempelajari kembali materi yang telah dijelaskan dan diberi soal

b. Peneliti tidak akan memberi nilai kepada peserta didik yang masih melakukan kerja sama saat mengerjakan soal kuis individu sebagai hukumannya.

(10)

Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada hari senin, tanggal 30 Oktober 2023 dengan alokasi waktu 4 x 35 Menit. Siklus II Pertemuan pertama Dilaksanakan pada hari selasa, 30 Oktober 2023

Hasil belajar siswa pada siklus II adalah:

Tabel 10

Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 80 Seluma Pada Siklus II

No Nama Siswa Nilai KKTP Keterangan

1 Athaya Faiha Rahma 90 65 Tuntas

2 Aulia Bayyinatus Sholihah 80 65 Tuntas 3 Ayu Nestiana Safira 60 65 Tidak Tuntas

4 Cipto Mangun Kusumo 80 65 Tuntas

5 Diandra Ambarita 90 65 Tuntas

6 Diwan Tian Abimayu 80 65 Tuntas

7 Farel Varienio Yudika 70 65 Tuntas

8 Gadi Alviano 60 65 Tidak Tuntas

9 Kayla Luvvita Ayu 75 65 Tuntas

10 M.Iqbal Efendi 60 65 Tidak Tuntas

11 Nabila Salsabilla 75 65 Tuntas

12 Nuansa Orga Aprilio 100 65 Tuntas

13 Nur Azizah 70 65 Tuntas

14 Nur Aini Sabrina 85 65 Tuntas

15 Putri Ayuni Zahra 95 65 Tuntas

16 Randi Ramadhan 75 65 Tuntas

17 Raihan Zafri Ramadhan 80 65 Tuntas

18 Rebiyan Ayunda 80 65 Tuntas

19 Rehan Ade 85 65 Tuntas

20 Reyhan Novrio 80 65 Tuntas

21 Rizki Ananda Putra 75 65 Tuntas

22 Viritihan Parlin 90 65 Tuntas

23 Zikri Nurma.S 85 65 Tuntas

(11)

UINFAS GUPAS

Volume 1 No 1 (2023), Desember P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: .... - ....

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

24 Zuhrotussifa 70 65 Tuntas

Rata-rata 78

Peserta didik yang tuntas 21

Peserta didik yang tidak tuntas 3

Persentase peserta didik yang tuntas 87,5%

Persentase peserta didik yang tidak tuntas 12,5%

Refleksi

Berdasarkan observasi pembelajaran pada siklus II pertemuan kedua, proses pembelajaran yang berlangsung lebih baik dari sebelumnya, hasil belajar peserta didik juga meningkat dari siklus I. Hasil refleksi penelitian pada siklus II pertemuan kedua diperoleh sebagai berikut:

a. Diskusi mencari pasangan kartu antar peserta didik sudah berjalan dengan baik, interaksi peserta didik dengan peneliti juga sudah berjalan lancar.

b. Peneliti juga sudah dapat menempatkan diri sebagai motivator dan fasilitator.

c. Kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang telah disajikan sudah baik sehingga tidak ada lagi peserta didik yang bekerja sama.

d. Hasil belajar yang diperoleh sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yang ingin dicapai.

Berdasarkan refleksi yang dilakukan di siklus II ini, peneliti dan guru melihat adanya peningkatan hasil belajar peserta didik dalam Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI) dengan menerapkan strategi

pembelajaran Index Card Match. Dengan demikian siklus dalam penelitian ini hanya sampai pada siklus II dikarenakan telah mencapai indikator keberhasilan sebesar 85%.

3.1. Sub-judul

Peningkatan Hasil Belajar PAI Melalui Strategi Metode Index Card Match HASIL Kelas IV Sdn 80 Seluma.

3.2. Sub-judul

Peningkatan Hasil Belajar PAI Melalui Strategi Metode Index Card Match HASIL Kelas IV Sdn 80 Seluma.

3.3. Sub-judul

Peningkatan Hasil Belajar PAI Melalui Strategi Metode Index Card Match HASIL Kelas IV Sdn 80 Seluma.

4. Pembahasan

Berdasarkan teori Silberman Index card match merupakan salah satu strategi yang menyenangkan yang akan mengajak siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Index card match adalah salah satu teknik instruksional dari belajar aktif yang termasuk dalam berbagai reviewing strategis (strategi pengulangan). Tipe Index Card Match ini berhubungan dengan cara-cara belajar agar siswa lebih lama mengingat materi pelajaran yang dipelajari dengan teknik mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan.

(12)

Dari pernyataan tersebut dengan menggunakan strategi Index Card Match ini berpotensi Bertambahnya nilai yang diperoleh dalam pembelajaran PAI disebabkan oleh proses pembelajaran yang mendorong siswa berpikir dalam berbagai perspektif dan untuk mengingat kembali apa yang telah mereka pelajari dan menguji pengetahuan serta kemampuan mereka dengan teknik mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan.

Pembahasan keberhasilan belajar dengan mengimplementasikan strategi pembelajaran Index Card Match dengan mengacu pada hasil pengamatan yang telah peneliti lakukan dan hasil yang diperoleh terhadap mata pelajaran PAI dengan diterapkan strategi pembelajaran Index Card Match mengalami peningkatan pada setiap siklus nya. Peneliti bersama guru PAI menilai penelitian dicukupkan sampai dengan siklus 2 karena telah mencapai target yang telah ditentukan peneliti yaitu 85% dari jumlah peserta didik yang mencapai nilai KKTP yang ditetapkan oleh sekolah tersebut yaitu 65.

(13)

UINFAS GUPAS

Volume 1 No 1 (2023), Desember P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: .... - ....

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

Nilai pencapaian hasil belajar peserta didik untuk masing-masing siklus dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 13

Data Pencapaian Hasil Belajar Peserta Didik

Silklus Jumlah Peserta Didik yang Mencapai KKTP

Persentas e Nilai Tuntas

Pra Survey 9 37.5%

Siklus I 16 66,66%

Siklus II 21 87,05%

Dari tabel diatas menunjukkan adanya peningkatan terhadap hasil belajar peserta didik. Pada pra survey hanya 9 peserta didik atau sebesar 39% siklus 1 hanya 16 peserta didik yang mencapai KKTP dengan persentase 66,66% akan tetapi pada siklus 2 terjadi peningkatan menjadi 87,05%. Data ini menunjukkan bahwa pembelajaran Index Card Match telah berhasil membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar.

Dengan demikian dengan berakhirnya siklus II ini tampak jelas terjadinya peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di kelas IV SDN 80 Seluma Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma Tahun Pelajaran 2023/2024.

Peningkatan hasil belajar dari tahap pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat dari grafik dibawah ini:

(14)

14

Axis Title

Gambar: 2

Grafik Hasil Belajar Peserta didik Kelas IV SDN 80 Seluma

Pra Survey Siklus I Siklus II

jumlah peserta didik yang

mencapai KKTP 9 16 21

Persentase Nilai Tuntas 37.5 66.66 87.05

(15)

UINFAS GUMARS. 7(2): 101-133

15

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari analisis data dalam penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Penggunaan strategi pembelajaran Index Card Match dalam pembelajaran PAI dilakukan dengan memasang dua buah kartu yang terdiri dari kartu soal dan jawaban. Dengan strategi ini siswa dilibatkan secara langsung agar materi yang diterima lebih berkesan. Dimana guru mengacak kartu yang terdiri dari kartu soal dan jawaban kemudian dibagikan kepada siswa selanjutnya siswa mencari pasangan antara soal dan jawaban dalam kartu tersebut dan mempersentassikan jawaban dalam kartu tersebut dan mempersentasikan dihadapan kawan-kawan.

penerapan strategi pembelajaran Index Card Match dapat meningkatkan Hasil belajar PAI siswa kelas IV SDN 80 Seluma. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan adanya peningkatan rata-rata kelas yaitu pada tes awal pra penelitian tindakan rata-rata kelas sebesar 60, pada siklus I sebesar 71, dan siklus II sebesar 78. Presentase ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan.

Pada pra penelitian 2,6%, siklus I, 66,66%, dan 87,5% pada siklus II dimana semua siswa sudah mencapai nilai KKTP, jika dipersentasekan 100%. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa strategi pembelajaran Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar.

(16)

P-ISSN: #### - ####, E-ISSN: #### - ####

16

Daftar Pustaka

Slavin, R. 1995. Cooperative Learning: Theory, research, and Practise. Boston : Allyand and Bacon Publishers

Yaumi, Muhammad. dan Muljono Damopolii. Action Research: Teori, Model &

Aplikasi. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014

Moleong, L.J. 2010.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:PT Remaja Rosdakarya

Nasution (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses\Belajar Mengajar. Bandung. Sinar

Baru Algensindo

Sudjana, Nana. 2010. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.

Bandung. Sinar Baru Algensindo

Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan profesinalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Rista Dwi Permata. 2020. Pengaruh Permainan Puzzle Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Anak Usia 4-5 Tahun. Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran, 5 (2), 1-10

Tawaduddin Nawafilaty. 2017.Penanaman Nilai-Nilai Agama Melalui Media Bermain Puzzle Pada Anak Usia Dini. Al Hikmah: Indonesian Journal Of Early Childhood Islamic Education, 1 (1), 2017

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : ALFABETA

Purwanto.(2009).Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Belajar

Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera

E. Mulyasa, (2010). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara

Moleong, L.J. 2010.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:PT Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : ALFABETA

Moleong, L.J. 2010.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:PT Remaja Rosdakarya

Yaumi, Muhammad. dan Muljono Damopolii. Action Research: Teori, Model &

Aplikasi. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Strategi Index Card Match (Mencari Pasangan) adalah suatu strategi. pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif dan bertujuan

Apakah strategi pembelajaran mencari pasangan kartu (index card match) menggunakan catatan penting dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa di kelas XI IPA

kemampuan berfikir kritis siswa dengan menggunakan strategi Index Card. Match

Penelitian index card match pernah dilakukan oleh L aela (2009), dalam skripsi yang berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Index Card Match (Mencari Pasangan)

Teknik pembelajaran make a match dilakukan dengan suasana yang menyenangkan karena dalam pembelajarannya siswa dituntut untuk berkompetisi mencari pasangan dari

Model pembelajaran aktif tipe Index Card Match adalah cara belajar yang menyenangkan dan aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran, dimana model pembelajaran ini

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa penerapan metode Index Card Match (mencari pasang kartu) dapat meningkatkan hasil belajar

Setelah mendengarkan penjelasan dari guru tentang metode evaluasi index card match , siswa dapat mengambil 1 kartu pertanyaan atau kartu jawaban tentang materi perkembangan