PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN SHOLAT WAJIB MELALUI STRATEGI MODELLING-THE-WAY SISWA KELAS IV SD-N PARIMATA-I BARITO KUALA
Sriwati
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan starategi pembelajaran dengan metode Modelling The Way dapat meningkatkan keterampilan shalat siswa Kelas 4 SDN Parimata 1
Hasil penelitian menunjukan bahwa metode Modelling The Way pada materi shalat wajib berhasil meningkatkan keterampilan shalat siswa, khususnya meliputi, gerakan shalat, bacaan shalat serta kombinasi keduanya dengan baik dan benar. Hal ini dapat terlihat dari analisis ketercapaian hasil belajar siswa pada siklus 1 yang hanya sekitar 40 % dan pada siklus 2 meningkat menjadi 100 %. Adapun keterampilan siswa melakukan gerakan dan bacaan shalat pada awal penggunaan metode ini hanya 54 % setelah pembelajaran dengan penggunaan metode modelling the way dengan segala tahapannya meningkat menjadi 90 %.
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode Modelling The way dapat meningkatkan ketrampilan siswa melakukan shalat wajib. Siswa dapat memperbaiki gerakan shalat serta bacaannya yang dinilai kurang tepat secara praktek langsung bukan teori semata. Saran yang dapat diajukan bahwa menanamkan konsep praktik gerakan shalat , guru dapat menggunakan metode Modelling the way.
Kata Kunci : Shalat, Modelling The Way, Hasil belajar siswa
PENDAHULUAN
Pendidikan Agama merupakan pendidikan yang sangat fundamental yang harus diberikan kepada anak sejak usia dini. Hal ini menjadi sebuah keharusan untuk meningkatkan potensi spiritual dan membentuk peserta didik mnjadi manusia yang beriman dan bertaqwa.
Pendidikan Agama Islam berlandaskan pada aqidah Islam yang berisi tentang keesaan Allah SWT. sebagai sumber utama nilai-nilai kehidupan bagi manusia dan alam semesta. Sumber lainnya adalah akhlak yang merupakan manifestasi dari aqidah, yang sekaligus merupakan landasan pengembangan nilainilai karakter bangsa Indonesia. Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang ditujukan untuk dapat menserasikan, menselaraskan dan menyeimbangkan antara iman, Islam, dan ihsan yang diwujudkan dalam:
1.Membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. serta berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur. 2. Menghargai, menghormati dan mengembangkan potensi diri yang berlandaskan pada nilai- nilai keimanan dan ketakwaan. 3. Menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antar umat beragama serta menumbuhkembangkan akhlak mulia dan budi pekerti luhur. 4. Penyesuaian mental keislaman terhadap lingkungan fisik dan sosial (Kemendikbud, 2016:3).
Memberikan pelajaran Shalat terhadap anak usia dini memanglah tidak mudah, karena pada dasarnya anak akan mudah merasa bosan dan jenuh.
Dengan demikian guru harus mampu mengelola dan menyampaikan materi dengan berbagai metode, tidak hanya satu metode saja. Terlebih pada pelajaran shalat anak tidak hanya dituntut mengenai bacaannya saja, akan tetapi juga ketepatan gerakan – gerakan shalat yang juga harus mereka hafal
Pada kenyataannya di SDN Parimata 1 masih banyak siswa yang kurang tepat atau salah dalam mempraktekan gerakan shalat, masih banyak siswa yang belum hafal bacaan shalat, belum terbiasa melaksanakan shalat secara rutin. Hal ini mungkin disebabkan masih belum bervariasinya metode pengajaran yang dilakukan guru sehingga siswa kurang tertarik. Sementara kemampuan melaksanakan sholat dengan baik dan benar merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa sebagai hasil belajar pada
materi sholat dikelas IV SD, oleh karena itu pembelajaran sholat khususnya pada kemampuan praktek menjadi perhatian guru dan siswa. Pemilihan strategi modeling the way yang akan membantu siswa dan guru dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai, sesuai dengan pendapat Menurut Hisyam Zaini, (2008: 76 ) strategi Modelling The Way memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mempraktekkan keterampilan spesifik yang di pelajari dikelas melalui demonstrasi. Hal ini sesuai dengan karakter siswa SD yang masih dalam tahap berpikir konkrit dan memerlukan contoh nyata.
METODE PENELETIAN
1. Hakikat Keterampilan Ibadah Shalat
Menurut Syah (2005:120) keterampilan adalah belajar dengan gerakan – gerakan motorik ( yang berhubungan dengan urat – urat syaraf dan otot – otot). Tujuannya adalah untuk memperoleh dan menguasai keterampilan jasmani tertentu. Dalam belajar jenis ini latihan – latihan intensif dan teratur sangat diperlukan. Termasuk belajar dalam jenis ini misalnya belajar olahraga, melukis, menari dan memperbaiki benda –benda elektronik dan juga sebagian materi pelajaran agama seperti shalat dan haji.
Shalat adalah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadah, dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara’. Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi umat muslim, diantaranya yaitu shalat wajib atau shalat lima waktu merupakan shalat yang wajib dilaksanakan oleh umat muslim apabila telah memenuhi syarat- syarat untuk melaksanakannya. Selain itu shalat hukumnya dapat
dikatakan wajib, wajib atau sunnah. Shalat jum’at yang dilaksanakan pada setiap hari jum’at dan dilaksanakan oleh laki-laki hukumnya yaitu wajib
‘ain.
Adapun hikmah dari shalat itu sendiri adalah antara lain :
a. Menanamkan kedalam jiwa manusia bahwa tiada yang memberikan ketenangan dan pertolongan selain Allah.
b. Shalat akan menjadikan hati manusia tenang.
c. Shalat dapat menjauhkan diri dari perbuatan yang keji dan munkar.
d. Shalat dapat menjauhkan diri dari sifat sombong.
e. Menyadarkan diri manusia tentang hakikat dirinya, bahwa dirinya adalah seoorang hamba yang dikuasai oleh Allah.
Perintah shalat seyogyanya harus diperkenalkan sedari dini kepada generasi islam agar kelak dikemudian hari mereka tidak lagi merasa canggung, malu bahkan tidak bisa melakukannya.
Adapun beberapa macam upaya yang dapat dilakukan guru untuk mengajarkan shalat bagi para siswanya antara lain :
a. Mengadakan pengajaran dengan Metode Mauziah (nasihat)
Cara melaksanakan metode mauziah (nasihat) dilakukan dalam kegiatan penutup setelah KBM selesai, sebelum doa pulang guru dapat memberikannya berupa ceramah yang berkaitan dengan ibadah shalat.
Metode tersebut dapat berupa
1) Rayuan dalam nasehat, seperti memuji kebaikan siswa,dengan tujuan agar siswa lebih meningkatkan kualitas ibadah shalatnya.
2) Menyebutkan tokoh – tokoh agung umat islam masa lalu, sehingga membangkitkan semangat siswa untuk mengikuti jejak mereka.
3) Membangkitkan semangat kehormatan peserta didik.
4) Sengaja menyampaikan nasehat ditengah peserta didik.
5) Mengadakan Pengajaran dengan Metode Modelling The Way
b. Cara mengajar dengan Metode Modelling The Way hampir sama dengan metode demonstarsi yakni dengan memberikan contoh dan kebiasan yang baik kepada siswa dalam berbagai kegiatan sebagai berikut :
1) Mengajak siswa untuk berwudhu dan memberi contoh cara berwudhu yang baik, sehingga mereka terbiasa dengan cara berwudhu yang telah diajarkan oleg guru.
2) Mengajak para peserta didik agar membiasakan shalat setelah berwudhu.
3) Mengajak siswa agar mebiasakan shalat berjamaah. Para siswa dibimbing dan diarahkan untuk meluruskan dan merapatkan shaf barisan saat shalat berjamaah.
4) Membimbing siswa saat praktek shalat yaitu dalam hal bacaan dan gerakan shalat.
5) Menuntun siswa berdo’a setelah shalat.
2. Hakikat Metode Modelling The Way
Metode Modelling The Way merupakan salah satu metode mengajar yang dikembangkan oleh Mel Silbermam, seorang yang memang berkompeten dibidang psikologi pendidikan. Metode ini merupakan sekumpulan dari 101 strategi pengajaran. Sebuah metode yang menitikberatkan pada kemampuan seorang siswa untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya karena siswa dituntut untuk bermain peran sesuai dengan materi yang diajarkan.
Beberapa kelebihan dari metode ini adalah:
a. Mendidik siswa mampu menyelesaikan sendiri problema sosial yang ia jumpai.
b. Memperkaya pengetahuan dan pengalaman siswa.
c. Mendidik siswa berbahasa yang baik dan dapat menyalurkan pikiran serta perasaannya dengan jelas dan tepat.
d. Mau menerima dan menghargai pendapat orang lain.
e. Memupuk perkembangan kreativitas anak.
Adapun kelemahan-kelemahan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Memerlukan persiapan yang lebih matang dan waktu yang banyak.
b. Memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai.
c. Memerlukan kemampuan dan keterampilan guru dituntut untuk bekerja lebih profesional.(Wijaya; 2004:15)
Metode Modelling The Way sangat efektif menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan, seperti: bagaimana prosesnya?, terdiri atas unsur apa?, cara mana yang paling baik sebagai mana dapat diketahui kebenarannya?, melalui pengamatan induktif
Sebagai bentuk metode pembelajaran aktif metode Modelling The Way rinsip-prinsip yang harus diperhatikan adalah:
a. Hal apapun yang dipelajari oleh murid, maka ia harus mempelajarinya sendiri tidak ada seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya.
b. Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatan sendiri dan setiap kelompok umur terdapat variasi dalam kecepatan belajar)
c. Seorang murid belajar bilamana setiap langkah memungkinkan secara keseluruhan lebih berarti.
d. Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, ia akan belajar dan mengingat secara lebih baik.
Langkah-langkah Modelling The Way sebagai berikut:
a. Setelah pembelajaran suatu topik tertentu, guru mencari topik-topik yang menuntut siswa untuk mencoba atau mempraktikan keterampilan yang diterangkan.
b. Selanjutnya guru membagi siswa kedalam kelompok kecil sesuai dengan jumlah mereka. Kelompok–kelompok ini akan mendemonstrasikan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan skenario yang dibuat.
c. Kemudian guru memberikan kepada siswa waktu 10-15 menit untuk menciptakan skenario kerja.
d. Guru memberikan waktu 5-7 menit kepada siswa untuk berlatih.
e. Secara bergiliran tiap kelompok diminta mendemonstrasikan kerja masingmasing, kemudian guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain memberikan masukan pada setiap demonstrasi
f. Guru memberikan penjelasan secukupnya untuk mengklasifikasi
Metode penelitian digunakan pada peneltian ini adalah desain penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Desain penelitian tindakan kelas yang digunakan pada penelitian ini adalah desain Kemmis dan Taggart. Objek penelitian ini keterampilan siswa melakukan praktek shalat dengan metode Modelling the Way. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SDN Parimata 1 yang terdiri dari 10 orang .
Penelitian dilaksanakan berdasarkan berbagai data yang dikumpulkan.
Oleh karena itu, pada proses penelitian diperlukan berbagai teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik tes dan observasi (Surawan : 2019).
HASIL PENELITIAN
Penggunaan metode Modelling The Way menjadikan siswa lebih mampu mengimplementasikan keterampilan shalat wajibnya terutama mengenai gerakan shalat, bacaan shalat dan kombinasi keduanya. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Tabel 1
Tabel Ketuntasan dan aktivitas Siswa pada siklus 1 dan siklus 2
Post Test Keaktifan siswa
Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas
SIKLUS 1 54 % 40 % 60 %
SIKLUS 2 90 % 100 % 0 %
Pada grafik diatas terlihat peningkatan yang terjadi sebelumnya pada siklus 1 ketuntasan siswa hanya mencapai 40 % pada siklus 2 ketuntasan siswa meningkat menjadi 100 %, artinya dari 10 siswa kelas 4 SDN Parimata 1 pada saat tes tertulis untuk materi Shalat wajib sudah 100 % diatas KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 70.
Adapun pada keterampilan aktivitas siswa melakukan praktek gerakan shalat pada siklus 1 hanya terdapat 54 % pada siklus 2 meningkat menjadi 90 % siswa yang berada di kategori “Aktif dan Sangat Aktif”.
Jadi pembelajaran Shalat Fardu dengan menggunakan Metode Modelling The Way ini bisa meningkatkan keterampilan dalam melaksanakan ibadah shalat siswa dengan baik dan benar di kelas 4 tahun ajaran 2021 / 2022.
Dan untuk melanjutkan keterampilan iswa dalam shalat baik gerakannya maupun bacaan, peneliti masih melanjutkan penggunaan metode Modelling The Way karena telah terbuktu khususnya upaya peningkatan keterampilan pelaksanaan ibadah shalat.
KESIMPULAN
Setelah diperoleh data yang telah dilakukan, maka ditarik kesimpulan Pelaksanaan pembelajaran materi shalat wajib melalui metode Modelling The Way siswa kelas 4 SDN Parimata 1 Kecamatan Belawang Kabupaten Barito Kuala berdasarkan Rencana pembelajaran yang telah disusun dan dibuat dapat meningkatkan keterampilan ibadah shalat wajib.
Metode Modelling The Way dapat meningkatkan keterampilan shalat wajib siswa kelas 4 SDN parimata 1 Kecamatan Belawang Kabupaten Barito Kuala yang dibuktikan penelitian pra siklus nilai rata – rata hasil belajar masih 60, 2 dan seluruh siswa belum tuntas pada siklus 1 ketuntasan menjadi 40 % dan meningkat pada siklus 2 menjadi 100 % siswa kelas 4 mendapat nilai di atas KKM. Sedangkan untuk ketetampilan praktek shalat pada awal siklus hanya 54 % pada siklus ke 2 meningkat menjadi 90 %.
DAFTAR PUSTAKA
A.M. Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo.
Abdurahman. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Ali, M. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Angkasa
Aqib, zaenal.2015.Model – Model Media dan Strategi Pembelajaran Konstektual ( Inovatif). Bandung : Yrama Widya
Bawani, Imam. 1993. Tradisionalisme dalam Pendidikan Islam .Surabaya:
Al-Ikhlas
Djamarah,S. B.2008.Pisikologi Belajar.Jakarta : Rineka Cipta
I Rodin.2017. Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Pq4r Di Kelas Viii Smp
Muhammadiyah 07 Sukaraja. Jurnal Pendidikan Islam http://Journal.stikipnurulhuda.ac.id diakses 28 Agustus 2021
Kemendikbud 2021. Enam Profil Pelajar Pancasila https://edukasi.kompas.com/read/2021/04/06/074216971/kemendikbud- ini-6-profil-pelajar-pancasila?page=all diakses 20 Agustus 2021
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada(Gp) Press Jakarta, 2007)
Mulyati. 2012. Penggunaan Strategi Modelling The Way Di Kelas Vi Sdn 43 SungaiKakaphttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/
850/pdf diakses 28 Agustus 2021
Nuraeni. 2014. Upaya Peningkatan Ibadah Shalat Melalui Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas III. https://repository.uinjkt.ac.id>dispace>bitsream.pdf diakses 28 Agustus 2021
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta : Rajagrafido Persada.
Sardiman 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT.
Rajagrafindo Persada
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta
Sriyono, dkk. 1992.Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana, Nana. 1989. Penelitian dan penilaian dalam Pendidikan. Bandung: C.V.
Baru
Sumarni. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Surawan, 2019. "Pernikahan Dini; Ditinjau dari Aspek Psikologi". Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam, Vol. 2 No. 2.
Zuhaerini, 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya : Usaha Nasional.
Yoga Ade Putra1 dan Suyadi..2019. Penerapan Metode Demonstrasi Pada Materi Sholat Kelas 3 SD N Dayuharjo Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Islam http://Jurnal.iainpare.ac.id diakses pada 30 Agustus 2021
Zaitun, Siti Habiba 2013. Implementasi Shalat Fardu Sebagai Sarana Pembentuk Karakter Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjung Pinang. Jurnal pendidikan Agama Islam vol 11 No 2 http://jurnal.upi.edu/file/06_Implementasi_Shalat_Fardhu_-_Zaitun.pdf diakses pada 1 September 2021