• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pentingnya Nilai Perusahaan dan Investment Opportunity Set

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Pentingnya Nilai Perusahaan dan Investment Opportunity Set"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Tujuan utama sebagian besar perusahaan, terutama perusahaan yang berorientasi bisnis adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang meningkat merupakan harapan bagi para pemegang saham karena peningkatan nilai perusahaan menunjukkan peningkatan kemakmuran pemegang saham. Nilai perusahaan menjadi menurun bisa diakibatkan kurangnya partisipasi pihak manajer dalam mengambil keputusan untuk meningkatkan keuntungan pemegang saham (Hidayah, 2015).

Nilai perusahaan salah satu indikator penting bagi para investor ketka akan membeli ataupun menjual saham pembelian dan penjulan di pasar modal. Harga pasar dianggap sebagai cerminan dari nilai aset perusahaan yang sesungguhnya (Sudiani dan Damayanti, 2016). Sehingga investor dapat mengukur nilai perusahaan dari harga pasar yang terjadi pada saat itu.

Nilai perusahaan dipengaruhi oleh Investment Opportunity Set (IOS), yaitu pilihan kesempatan investasi masa depan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan aktiva perusahaan atau proyek yang memiliki net present value positif (Hidayah, 2015). IOS merupakan komponen penting dari nilai pasar (Kallapur & Trombley, 2001) karena IOS mempengaruhi cara pandang manajer, pemilik, investor dan kreditor terhadap perusahaan. Besarnya IOS tergantung pada pengeluaran- pengeluaran yang ditetapkan manajemen dimasa yang akan datang, yang pada saat

(2)

2

ini merupakan pilihan-pilihan investasiyang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar (Gaver, 1993).

Investment Opportunity Set (IOS) memiliki peranan yang sangat penting bagi perusahaan karena IOS merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi dari aset yang dimiliki (assets in place) dan opsi investasi di masa yang akan datang, sehingga IOS tersebut akan mempengaruhi nilai suatu perusahaan.

IOS dari suatu perusahaan juga dapat mempengaruhi cara pandang manajer, pemilik, investor dan kreditur terhadap perusahaan. Perusahaan yang mempunyai kesempatan tumbuh tinggi dianggap dapat menghasilkan return yang tinggi (Syardiana et al. 2015).

Beberapa penelitian secara empiris membuktikan bahwa IOS berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (Rachmawati & Triatmoko, 2007). Hidayah (2015) menggunakan nilai CAPBVA dan MVBVE untuk memproksikan Invesment Opportunity Set menghasilkan temuan dimana kedua variabel tersebut memberikan pengaruh yang positif terhadap nilai perusahaan. Nilai perusahaan juga bergantung dari keputusan keuangan yang diambil oleh perusahaan (Purnama, 2016). Satu keputusan yang diambil akan berdampak pada keputusan lainnya. Keputusan- keputusan tersebut akan membentuk image dari perusahaan. Salah satu keutusan keuangan perusahaan yaitu kebijakan deviden yang memutuskan apakah laba yang diperoleh akan dibagikan atau ditahan untuk kebutuhan perusahaan di masa yang akan datang (Putra & Lestari, 2016).

Selain Investment Opportunity Set (IOS), nilai perusahaan dipengaruhi oleh mekanisme Corporate Governance.Corporate governance merupakan suatu sistem

(3)

yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada para pemegang saham. (Hasnawati, 2005) Dengan demikian, penerapan good corporate governance dipercaya dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dey Report (1994) dalam (Siallagan, 2006) mengemukakan bahwa corporate governance yang efektif dalam jangka panjang dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan menguntungkan para pemegang saham.

Bagi beberapa perusahaan, aktivitas investasi merupakan unsur penting dari operasi perusahaan dan penilaian kinerja perusahaan mungkin sebagian besar, atau seluruhnya bergantung pada hasil yang dilaporkan pada bagian ini. Dalam Signaling theory, pengeluaran investasi memberikan sinyal positif mengenai pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan harga saham yang digunakan sebagai indikator nilai perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006).

Dalam hal ini, perusahaan dihadapkan pada keputusan tentang dana yang harus diinvestasikan pada aktiva lancar dan aktiva tetap serta pos-pos yang terkait dengan aktiva lain-lain perusahaan. Dengan aktiva yang tersedia perusahaan harus dapat menghasilkan laba. Keputusan ini terkait dengan kepentingan pemilik dan agen.

Berdasarkan teori keagenan, permasalahan tersebut dapat diatasi dengan tata kelola yang baik (Good Corporate Governance). Mekanisme corporate governance memiliki kemampuan pengendalian yang dapat mensejajarkan perbedaan kepentingan antara prinsipal dan agen, sehingga dapat menghasilkan suatu laporan laba yang memiliki kandungan informasi laba yang berkualitas (Boediono, 2005).

Corporate governance yang mengandung lima unsur penting yaitu transparency, accountability, responsibility, independency, dan fairness, diharapkan dapat

(4)

2

menjadi suatu jalan dalam mengurangi konflik keagenan serta nilai perusahaan akan dapat dinilai dengan baik oleh investor. Corporate governance merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomi, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham, dan stakeholders lainnya yang dapat menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholder)

Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk meneliti tentang nilai perusahaan tetapi hasil yang didapat belum konsisten. (Santoso, 2017) menyatakan bahwa penerapan mekanisme good corporate governance yang diwakili oleh proxi kepemilikan institusional memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan dimana tidak konsistennya. Mekanisme corporate governance diharapkan mampu memberikan pengelolaan yang baik sehingga mampu meningkatkan nilai perusahaan tidak konsistennya berati ada perbedaan hasil.

Penelitian ini menggunakan empat variable mekanisme dalam mengukur corporate governance yaitu komisaris independen, dewan direksi komite audit dan kepemilikan manajerial.

1.2 Identifikasi Masalah

IOS sendiri merupakan keputusan investasi yang melakukan kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dengan pilihan atau opsi investasi dimasa yang akan datang, dimana pada akhirnya hal tersebut akan mempengaruhi nilai perusahaan. Adanya peluang pertumbuhan perusahaan yang salah satunya terlihat dari kesempatan investasi yang diproksikan dengan berbagai macam

(5)

kombinasi IOS, padahal IOS sendiri tidak dapat diobservasi. Adanya konflik antara prinsipal dan agen menyebabkan tidak maksimalnya nilai perusahaan.

Mekanisme corporate governance memiliki kemampuan dalam kaitannya menghasilkan suatu laporan yang memiliki kandungan informasi laba. Investor mengalami kesulitan dalam memprediksi nilai perusahaan yang digunakan sebagai salah satu acuan dalam pengambilan keputusan. Agency theory menyebabkan pihak prinsipal (pemilik saham) sulit memantau aktivitas agen (manajer). Konflik keagenan menyebabkan adanya sikap opportunistic atau mementingkan diri sendiri oleh manajer sehingga mengabaikan kepentingan pihak investor.

Nilai perusahaan yang rendah dapat disebabkan oleh good corporate governance yang tidak diterapkan dengan baik dalam suatu perusahaan. Beberapa perusahaan property di Indonesia juga belum menerapkan good corporate governance Sapsepti (2017). Masih banyak yang belum menyadari manfaat dari penerapan good corporate governance.Masih banyak perusahaan belum mengetahui arti pentingnya good corporate governance untuk peningkatan nilai perusahaan.

1.3 Batasan dan Rumusan Masalah 1.3.1 Batasan Masalah

Dengan mempertimbangkan masalah yang ada, penulis membatasi masalah dalam penelitian ini dengan memfokuskan pengaruh mekanisme good corporate governance pada aspek perangkat keras yang mana lebih bersifat teknis mencakup pembentukan atau perubahan struktur dan sistem organisasi. Sedangkan untuk aspek software yang lebih bersifat psikososial mencakup perubahan

(6)

2

paradigma, visi, misi, dan nilai (values), sikap (attitude), dan etika keperilakuan.

Mekanisme GCG yang terdiri dari unsur internal perusahaan adalah dewan direksi, pemegang saham, dewan komisaris, manajer, karyawan atau serikat kerja, dan komite audit. Namun dalam pengukurannya tidak semua data dapat diperoleh dengan data sekunder, melaikan juga dengan data primer. Unsur yang berasal dari luar perusahaan mencakup akuntan publik, investor, pemberi pinjaman, lembaga yang rnengesahan legalitas, institusi pernberi inforrnasi, kecukupan undang-undang dan perangkat hukum, institusi yang rnernihak kepentingan publik.

Tidak semua data tersebut dapat diperoleh Dalam laporan keuangan, melainkan dengan data primer. Batasan lain adalah karena sifat investment opportunity set (IOS) yang tidak dapat diobservasi.

1.3.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan rnasalah di atas, maka rumusan masalah Dalam penelitian ini meliputi:

1. Bagaimana pengaruh investment opportunity set (IOS) terhadap nilai perusahaan property yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2018- 2020?

2. Bagaimana pengaruh mekanisme Corporate Governance terhadap nilai perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018- 2021?

3. Bagaimana pengaruh investment opportunity set (IOS) dan mekanisme Corporate Governance terhadap nilai perusahaan property yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2018-2020?

(7)

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut maka tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh investment opportunity set (IOS) terhadap nilai perusahaan property yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2018-2020?

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh mekanisme Corporate Governance terhadap nilai perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2021?

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh investment opportunity set (IOS) dan mekanisme Corporate Governance terhadap nilai perusahaan property yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2018-2020.

1.5 Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Bagi manajer

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan, mengingat nilai perusahaan yang tercermin dalam harga saham memiliki pengaruhnya yang sangat besar terhadap tujuan perusahaan.

2 Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam pengembangan ilmu ekonomi dan sekaligus menambah pengetahuan dan wawasan penulis sendiri tentang kinerja fundamental pada perusahaan.

(8)

1 BAB II LANDASAN TEORI

2.2 Uraian Teoritis

a. Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal membahas bagaimana seharusnya sinyal-sinyal keberhasilan atau kegagalan manajemen (agent) disampaikan kepada pemilik (principal).

Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar seperti investor dan kreditor (Prapaska et al. 2012). Nilai perusahaan dapat ditingkatkan dengan mengurangi informasi asimetris, caranya dengan memberikan sinyal kepada pihak luar berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya sehingga dapat mengurangi ketidakpastian mengenai prospek pertumbuhan perusahaan pada masa yang akan datang. Laporan keuangan yang baik akan meningkatkan nilai perusahaan.

b. Teori Agensi (Agency Theory)

Menurut (Anthony dan Govindarajan, 2012) menyatakan bahwa konsep dari teori agensi yaitu hubungan atau kontak antara principal dan agent. Principal memperkerjakan agent untuk melakukan tugas untuk kepentingan principal, termasuk pendelegasian otorisasi pengambilan keputusan dari principal kepada agent. Hubungan inilah yang disebut dengan hubungan keagenan yang dijadikan dasar untuk memahami kontak antara principal (pemegang saham) dan agent

(9)

(manajer). Hubungan keagenan terkadang menimbulkan suatu konflik antara pemegang saham dan manajer. Konflik ini terjadi dikarenakan manusia pada dasarnya adalah makhluk ekonomi yang mementingkan kepentingan sendiri.

Perbedaan kepentingan inilah yang menjadi dasar dari agency problem atau masalah keagenan. Perbedaan kepentingan antar pihak, yaitu terutama dari pihak manajer yang kinerjanya diukur berdasarkan laba yang diperoleh, sehingga manajer berusaha mencapai keinginannya tersebut dengan memanipulasi angka laba yang terdapat dalam laporan keuangan yaitu dengan cara manajemen laba.

c. Investment Opportunity Set (IOS)

Para pelaku pasar kebanyakan melakukan investasi dalam jangka panjang menekankan pada peluang investasi sebagai harapan untuk adanya pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang. Penelitian Vogt. (1997) dalam (Saputro, 2003) menujukkan bahwa perusahaan yang tumbuh akan direspon positif oleh pasar. Namun, kendalanya adalah para investor dalam Bursa Efek Indonesia sulit untuk diidentifikasi apakah mereka termasuk investor jangka panjang atau jangka pendek.

Peluang pertumbuhan perusahaan sendiri menurut Smith dan Watts (1992) dalam Saputro (2003) terlihat pada kesempatan investasi yang diproduksi dengan berbagai macam kombinasi nilai set kesempatan investasi atau lebih dikenal dengan sebutan investment opportunity set (IOS). Myers (1997) dalam (Jati, 2005) membagi perusahaan menjadi dua komponen. Assets in place yang dinilai secara independen dari kesempatan investasi perusahaan dimasa mendatang dan pilihan pertumbuhan yang dinilai atas dasar keputusan investasi discretionary perusahaan

(10)

2

di masa mendatang dengan NPV positif. Sedang menurut Gaver and Gaver (1993) dalam Saputro (2003) mengatakan bahwa IOS merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen dimasa yang akan datang, yang pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar. Komponen dari nilai perusahaan merupakan hasil dari pilihan-pilihan untuk membuat investasi dimasa yang akan datang adalah merupakan IOS (Myers, 1997; Smith dan Watts, 1992 dalam (Saputro, 2003). Potensi pertumbuhan dapat ditunjukkan dengan perbedaan antara nilai pasar saham dengan nilai buku dan adanya kesempatan investasi yang dapat menghasilkan keuntungan (Chung dan Charoenwong, 1991). Sedang kesempatan pertumbuhan yang diukur dengan IOS dipengaruhi oleh keunggulan perusahaan dalam bentuk reputasi perusahaan, jenis perusahaan multidimensional, size dan profitabilitas perusahaan, sedang keteratasan dalam bentuk leverage dan risiko sistematis (AlNajjar dan Belkoiki, 2001 dalam Pagalung, 2003). Komponen dari nilai perusahaan merupakan hasil dari pilihanpilihan untuk membuat investasi di masa mendatang merupakan IOS (Myer 1977, Smith dan Watts, 1992 dalam Jati, 2005). IOS merupakan variabel yang tidak dapat diobservasi (variabel laten), oleh karena itu diperlukan proksi (Hartono, 1999 dalam Saputro, 2003). Hal yang sama juga diutarakan oleh Gaver dan Gaver (1993) yang mengatakan bahwa IOS bersifat unobserable. Kedua pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat Kallapur dan Trombley (2001) dalam (Saputro, 003) yang mengatakan bahwa kesempatan investasi perusahaan tidak dapat diobservasi untuk pihak-pihak luar perusahaan.

Berbagai variabel yang digunakan sebagai proksi IOS telah banyak diteliti dan diuji

(11)

pada berbagai penelitian, penelitian ini mengikuti penelitian Wah (2002) dalam Nazir (2009) yang menggunakan tiga proksi untuk membentuk variabel IOS.

Tipe yang pertama adalah proksi yang berbasis pada harga. Proksi ini mendasarkan pada perbedaan antara set dan nilai perusahaan, oleh karena itu proksi ini sangat bergantung pada harga saham (Hartono, 1999 dalam Saputro, 2003). Tipe kedua adalah proksi yang berbasis pada investasi. Proksi yang berbasis pada investasi menujukkan tingkat aktivitas investasi yang tinggi secara positif berhubungan dengan IOS perusahaan Kallapur dan Trombley, 1992 dalam (Saputro, 2003), perusahaan dengan IOS yang tinggi juga akan mempunyai tingkat investasi yang sama tinggi, yang dikonversi menjadi aset yang dimiliki. Tipe ketiga adalah proksi yang berbasis pada varian. Proksi ini mendasarkan pada ide bahwa pilihan akan menjadi lebih bernilai sebagai variabilitas dari return dengan mendasarkan pada penilaian aset Kallapur dan Trombley, 1992 dalam (Saputro, 2003).

Tipe ketiga adalah proksi yang berbasis pada varian. Proksi ini mendasarkan pada ide bahwa pilihan akan menjadi lebih bernilai sebagai variabilitas dari return dengan mendasarkan pada penilaian aset (Kallapur dan Trombley, 1992 dalam Saputro, 2003). Dari proksi-proksi tersebut selalu ada proksi-proksi yang tidak dapat digunakan. Kallapur dan Trombley (2001) dalam (Jati. 2005) menyatakan bahwa berbagai proksi IOS yang ada tidak semuanya ekuivalen dan bernilai. Belum ada kesepakatan tentang proksi mana yang dapat mewakili IOS secara tepat Gaver dan Gaver, 1993 dalam (Saputro, 2003) Pada akhirnya kombinasi aktiva yang

(12)

2

dimiliki dan opsi investasi dimasa yang akan datang yang diukur dengan investment opportunity set (IOS) akan menunjukkan nilai suatu perusahaan.

IOS dihitung dengan menggunakan analisis faktor dari ketiga proksi berikut ini:

d. Mekanisme Corporate Governance

Tidak menutup kemungkinan dalam sebuah perusahaan terdapat dua atau lebih kepentingan yang berbeda, Seperti yang diungkapkan oleh Barley dan Means (1934) dalam Ifada (2011) adanya teori keagenan (agency theory) muncul ketika pengelolaan suatu perusahaan terpisah dari kepemilikannya. Dewan komisaris dan direksi yang berperan sebagai agen dalam hal ini diberi kewenangan untuk mengelola atas nama pemilik. Tidak menutup kemungkinan bahwa agen tersebut bertindak tidak untuk kepentingan perusahaan, maka disini Barley menjelaskan perlunya corporate governance, atau sering disebut sebagai tata kelola perusahaan yang baik, sehingga kepentingan pemilik atau agen akan dapat disejajarkan dengan kepentingan pemegang saham. Hal senada juga dikatakan oleh Brigham dan Houston (2001) bahwa potensi konflik antar agent dan principal besar kemungkinanya terjadi karena perbedaan kepentingan tersebut.

Mekanisme corporate governance yang baik akan memberikan perlindungan kepada pemegang saham dan direktur untuk memperoleh kembali atas investasi dengan wajar, tepat dan seefisien mungkin, serta memastikan bahwa manajemen bertindak sebaik yang dapat dilakukan untuk kepentingan perusahaan.

(13)

Contoh dari Good Corporate Governance adalah adanya pemisahan yang tegas antara fungsi dalam organisasi top management dengan personil yang mengisi fungsi-fungsi tersebut, seperti pemegang saham terpisah dari komisaris dan pemegang direksi (Samsul, 2006). Menurut menteri koordinator bidang perekonomian Indonesia, DR. Boediono, corporate governance adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. Corporate governance berkaitan erat dengan kepercayan baik terhadap perusahaan yang melaksanakan maupun terhadap iklim usaha di suatu negara. (Samsul, 2006) mengatakan para investor berkepentingan mengetahui tingkat Good Corporate Governance yang telah dilaksanakan oleh setiap emiten. Emiten yang profesional cenderung memisahkan pemegang saham, komisaris dan direksi. Sedangkan akuntan publik bertugas untuk menginformasikan realisasi dari Good Corporate Governance, semisal pemisahan fungsi dan personel antara pemegang saham, komisaris, direksi dalam laporan hasil audit atau setidaknya informasi pelaksanaan peratuaran bursa efek tentang keberadaan dan kinerja para komisaris independen, direksi independen dan komisaris audit sebagai pelaksana pasal 68 ayat 1 UUPM nomer 8 tahun 1995.

Good Corporate Governance adalah sistem dan struktur untuk mengelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang saham (stakeholders value) serta mengalokasikan berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholders) seperti kreditor, supplier, asosiasi usaha, konsumen, pekerja, pemerintah dan masyarakat luas (Hessel dalam Sulu, 2004). Sulu (2004) dalam Good Corporate Governance workshop kantor meneg PM BUMN des 1999 dirumuskan bahwa Good Corporate Governance berkaitan dengan pengembalian

(14)

2

keputusan yang efektif, yang bersumber dari budaya perusahaan, etika, nilai, sistem, proses bisnis, kebijakan, dan struktur organisasi yang bertujuan untuk mendorong dan mendukung

1) Pengembangan perusahaan

2) Pengelolaan sumber daya dan risiko secara lebih efisien atau efektif 3) Pertanggungjawaban perusahaan kepada pemegang saham dan

stakeholders lainnya. Oleh karena itu, dalam keputusan menteri BUMN disebutkan bahwa tiga prinsip yang harus dipegang dalam pengelolaan institusi ekonomi dilingkungan BUMN dalam upaya menerapkan Good Corporate Governance adalah transparansi, kemandirian dan akuntabilitas.

Black (2001) dalam Hidayah (2011) menyatakan bahwa pengaruh praktik corporate governance terhadap nilai perusahaan akan lebih kuat di negara berkembang dibandingkan dengan negara maju. Hal tersebut dikarenakan oleh lebih bervariasinya praktik corporate governance di negara berkembang dibanding negara maju. Durnev dan Kim (2002) juga mengaskan bahwa praktik corporate governance lebih bervariasi di negara yang memiliki lingkungan hukum yang lebih lemah.

Jumlah kepemilikan saham oleh direksi KM =

Total saham yang beredar e. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan yang tinggi menimbulkan semangat pemegang saham untuk meningkatkan kekayaan, dengan begitu permintaan terhadap saham akan meningkat. Harga saham yang lebih tinggi akan membuat nilai saham perusahaan meningkat. Brigham (2001) berpendapat bahwa nilai perusahaan sangat penting

(15)

karena nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Fuad (2006) mengatakan bahwa bagi perusahaan yang menjual sahamnya ke masyarakat (go public) indikator nilai perusahaan adalah harga saham yang dijual-belikan di bursa efek. Pendapat ini didasarkan atas pemikiran bahwa peningkatan harga saham identik dengan peningkatan kemakmuran para pemegang saham, dan peningkatan harga saham identik dengan peningkatan nilai perusahaan. meskipun demikian, tidak berarti bahwa nilai perusahaan sama dengan harga saham. Nilai perusahaan sama dengan nilai saham (yaitu jumlah lembar saham dikalikan dengan nilai pasar per lembar) ditambah dengan nilai pasar utangnya. Tetapi bila besamya nilai utang dipegang konstan, maka setiap peningkatan nilai saham dengan sendirinya akan meningkatkan nilai perusahaan.

Dalam hal ini peningkatan nilai perusahaan identik dengan peningkatan harga saham.

Menurut Andri dan Hanung (2007) dalam (Retno, 2012) nilai perusahaan adalah nilai jual perusahaan atau nilai tumbuh bagi pemegang saham, nilai perusahaan akan turnbuh dari harga pasar sahamnya. Sedang Rika dan Islanudin (2008) Dalam (Retno, 2012) menyatakan bahwa nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasar.

Sernakin tinggi harga saham berarti sernakin bertambah kemakrnuran pemegang saham. (Blocher, 2007) rnengatakan bahwa konsep menarnbah nilai pemegang saham rnernerlukan interpretasi baru rnengenai strategi manajemen dan rantai nilai. Peran strategi berjalan diatas kebijakan-kebijakan dan prosedur-

(16)

2

prosedur untuk rnencapai keunggulan kompetitif, dan bertujuan untuk menambah nilai bagi pemegang saham.

Optirnalisasi nilai perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan Fama dan French, (1998) Dalam (Wijaya, 2010). Keputusan keuangan sendiri mencakup keputusan investasi, keputusan pendanaan dan keputusan dividen. Kornbinasi ketiganya akan menaksirnalkan nilai perusahaan dan rnemakrnurkan stakeholders.

Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruk manajemen mengelola kekayaannya, hal ini bisa dilihat dari pengukuran kinerja keuangan yang diperoleh. Suatu perusahaan akan berusaha untuk memaksimalkan nilai perusahaannya.

Dalam penelitian ini nilai perusahaan diukur menggunakan formulasi Tobin’s Q yang merupakan modifikasi rumus versi Chung dan Pruitt (1994), formulasi ini pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya (Sunitha Devi, dkk, 2017).

Alasan menggunakan Rasio Tobin’s Q untuk melihat bagaimana reaksi pasar atau penilaian pasar terhadap perusahaan dari berbagai aspek yang dilihat oleh pihak luar termasuk investor. Rumus Tobin’s Q adalah sebagai berikut:

2.3 Penelitian Terdahulu

(17)

NO PENULI S

JUDUL

PENELITIAN VARIABEL

TEKNIK ANALISA

DATA

HASIL

1 Paramith a Anggia Puteri (2012)

Analisis Pengaruh Investment

Opportunity Set (Ios) Dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kualitas Laba Dan Nilai Perusahaan

Dependent 1. Kualitas

Laba 2. Nilai

Perusahaan

Independent 1. Investment

Opportunit y Set (Ios) 2. Mekanisme

Corporate Governanc e

Kuantitatif Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan;

Mekanisme Corporate Governance tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan

2 Nurul

Hidayah (2015)

Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS)

Dan

Kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan Pada

Perusahaan property dan real estat

Di bursa efek indonesia

Dependent Nilai perusahaan

Independent

1. Investment Opportunit y Set (IOS) 2. Kepemilika

n

manajerial

Kuantitatif Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwavariable independen yaitu

IOS (CAPBVA dan MVBVE) berpengaruh signifikan

terhadap nilai

perusahaan, sedangkan variable kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

(18)

2

3 Sufi Fajrotus Syifah (2015)

Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios), Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen, Dan Return On Investment (Roi) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Dependent Nilai perusahaan

Independent 1. Investment

Opportunit y Set (IOS) 2. Kepemilika

n

Institusiona l

3. Komisaris Independen ,

4. Return On Investment (ROI)

Kuantitatif Hasil penelitian bahwa Investment Opportunity Set (IOS) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan

4 Kadek

Ria Citra Dewi dan I Gede Sanica (2017)

Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Independent 1. Pengaruh

Kepemilika n

Institusiona l,

2. Kepemilika n

Manajerial 3. Pengungka

pan Corporate Social Responsibil

Kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepemilikan manajerial atau kepemilikan saham oleh pihak manajemen tidak mempengaruhi nilai perusahaan pada

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015.

(19)

ity

Dependent Nilai Perusahaan 5 Bella

Fitri Putri Rinjani (2018)

Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2013- 2016

Dependent Nilai perusahaan

Independent

Mekanisme Corporate Governance

Kuantitatif kepemilikan institusional, dewan komisaris

independen dan komite audit berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Akan tetapi, kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

6 Dewi

Halimah (2018)

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial Dan Investment Opportunity Set Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Keluarga Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2016.

Dependent Nilai perusahaan

Independent 1. Kepemilika

n

Manajerial 2. Investment Opportunit y Set

Kuantitatif Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan dan Investment Opportunity Set berpengaruh signifikan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Keluarga Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2016.

7 Herlamba

ng Pudjo

Analisis Pengaruh Investment

Dependent 1. Kualitas

Kuantitatif Hasil penelitian Investment Opportunity Set (IOS)

(20)

2

Santos (2019)

Opportunity Set (Ios) Dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kualitas Laba Dan Nilai Perusahaan

Laba 2. Nilai

Perusahaan

Independent 1. Investment

Opportunit y Set (Ios) 2. Mekanisme

Corporate Governanc e

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan;

Mekanisme Corporate Governance tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan;

8 Nursanita (2019)

Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan

Institusional, Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia Tahun 2015-2018

Dependent Nilai Perusahaan

Independent 1. Kepemilika

n

Manajerial, 2. Kepemilika

n

Institusiona l,

3. Struktur Modal, 4. Pertumbuh

an

Perusahaan 5. Profitabilit

as

Kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

9 Khairanin grum

Pengaruh Kepemilikan

Dependent kuantitatif Kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan

(21)

Mulyanti, Mutia Nurfadhil lah (2021)

Manajerial Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Bumn Yang Terdaftar Di Bei Untuk Tahun 2017-2019”

Nilai

1. Kepemilika n

Manajerial 2. Pengungka

pan Corporate Social Responsibil ity

tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dan pengungkapan CSR berpengaruh negatif signifikan pada nilai”perusahaan.

Berdasarkan hasil

penelitian secara simultan bahwa kepemilikan manajerial dan

pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan

10 Desi triyanings ih, Yuni Rosdiana (2021)

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan

Dependent Nilai

Perusahaan

Independent Mekanisme Good Corporate Governance

Kuantitatif Hasil penelitian menunjukan Mekanisme Good Corporate Governance berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

2.3. Kerangka Konseptual

a. Pengaruh Investment Opportunity Set (10S) terhadap Nilai Perusahaan Menurut Wahyudi dan Pawestri (2006) dalam (Wijaya.(2010) mengatakan bahwa nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. oleh karena itu, nilai perusahaan salah satunya ditentukan oleh keputusan investasi. Kombinasi aktiva yang dimiliki dan opsi investasi dirnasa yang akan datang yang diukur dengan

(22)

2

investment opportunity set (IOS) akan menunjukkan nilai suatu perusahaan (Pagalung, 2003).

Myers (1977) dalam (Wijaya, 2011) memperkenalkan IOS pada studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan keputusan investasi. IOS memberikan petunjuk yang lebih luas dengan nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga prospek perusahaan dapat ditaksir dari Investment Opportunity Set (IOS). IOS didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi dimasa yang akan datang dengan net present value positif.

b. Mekanisme Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan

Cadbury dalam (Sutedi, 2011) mengatakan bahwa good corporate governance adalah mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan dan kewenangan perusahaan. Adanya good corporate governance dilatarbelakangi adanya keinginan sebuah perusahaan mempertahankan goodwill perusahaan dengan cara memastikan kepada pihak penyandang dana ekstern bahwa dana-dana tersebut digunakan secara tepat dan efisien, dan manajemen bertindak yang terbaik untuk kepentingan perusahaan.

Harapannya agar perusahaan bisa bergantung kepada para pemodal ekstern (modal ekuiti serta pinjaman) untuk pembiayaan kegiatan-kegiatan mereka. Maka dari itu diperlukan adanya pengendalian dari pihak eksternal.

Investment Opportunity Set (X1)

Nilai Perusahaan (Y)

(23)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kajian empiris diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah:

H1 : Investment Opportunity Set (10S) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018- 2020.

H2 : Mekanisme Corporate Governance berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan properrty yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2020.

H3 : Investment Opportunity Set (10S) dan Mekanisme Corporate Governance berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan property yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2018-2020.

Mekanisme Corporate Governance (X2)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan Investment Opportunity Set (IOS)

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap konservatisma akuntansi pada perusahaan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kinerja keuangan yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) dan Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh

Investment Opportunity Set berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014,

kebijakan hutang berpengaruh terhadap investment opportunity set membuktikan bahwa ukuran perusahaan yang besar maka akan memperbesar kesempatan investasi

“Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) Dan Firm Size Terhadap Corporate Value (Studi Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa variabel investment opportunity set ios memiliki nilai signifikansi sebesar 0,458, likuiditas memiliki nilai signifikansi sebesar 0,746,

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran investment opportunity set, ukuran perusahaan dan kualitas laba serta mengetahui pengaruh investment opportunity set