• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyebab, Dampak, dan Upaya Mengatasinya

N/A
N/A
Muhammad Akhtar Al Faiq

Academic year: 2024

Membagikan " Penyebab, Dampak, dan Upaya Mengatasinya"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1. GEJALA PEMANASAN GLOBAL

PETA KONSEP

Tujuan Pembelajaran :

1. Melalui pengamatan, peserta didik dapat mengamati dampak pemanasan global dengan benar.

2. Melalui bertanya, peserta didik dapat menjelaskan efek rumah kaca, dan emisi karbon dengan benar.

3. Melalui analisis, peserta didik dapat menganalisis upaya untuk mengurangi dampak pemanasan global dengan benar.

4. Melalui kegiatan presentasi, peserta didik dapat mempresentasikan penyebab dan dampak pemanasan global serta mengeksplorasi kesepakatan internasional tentang pemanasan global dengan benar.

(2)

A. PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

Bumi mempunyai suhu yang ideal bagi berlangsungnya kehidupan makhluk hidup.

Namun, perubahan suhu yang ekstrem, tentu mengancam kehidupan di Bumi sehingga perlu diketahui dan dipelajari penyebabnya. Suhu rata-rata global di permukaan bumi telah meningkat 0,180C selama seratus tahun terakhir. Peningkatan suhu bumi meliputi suhu atmosfer, laut dan daratan bumi.

Pemanasan global (global warming) merupakan fenomena peningkatan suhu global setiap tahunnya akibat efek rumah kaca dan meningkatnya emisi gas, misalnya karbon dioksida (CO2), metana (CH4), CFC, dan sebagainya sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Pemanasan global memberikan dampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap masa depan bumi. Oleh sebab itu, berbagai penelitian dilakukan para ilmuan, dan kesepakatan-kesepakatan internasional disusun sebagai langkah untuk mengurangi dampak yang mengancam eksistensi kehidupan makhluk hidup tersebut.

1. Efek Rumah Kaca

Pada tahun 1824, Jean Baptise Joseph Fourier mengusulkan efek rumah kaca. Penemuan Fourier tentang efek rumah kaca, kemudian dilanjutkan oleh Svante Arrhenius pada tahun 1894. Istilah efek rumah kaca (greenhouse effect) bermula dari pola atau cara yang dilakukan oleh para petani sayur dan bunga di daerah beriklim sedang (musim panas, dingin, semi, dan gugur). Untuk menjaga kehangatan suhu ruangan, petani menanam sayur dan bunga di rumah kaca. Ketika sinar matahari masuk, sinar akan dipantulkan oleh permukaan dalam rumah kaca, dalam bentuk energi panas sehingga energi panas terperangkap dalam rumah kaca.

Akibatnya, suhu di dalam rumah kaca lebih tinggi dibandingkan suhu di luar rumah kaca.

Atmosfer Bumi terdiri dari gas nitrogen (78%), Oksigen (21%), dan gas-gas lain seperti argon, karbondioksida, uap air, dan sebagainya. Gas-gas tersebut mempu meneruskan sinar matahari yang mempunyai gelombang pendek sehingga sampai ke Bumi. Energi panas yang sampai ke Bumi, akan diserap dan sebagian akan dipancarkan kembali. Berdasarkan hukum fisika tentang radiasi, panjang gelombang sinar yang dipancarkan suatu benda, tergantung pada suhunya. Semakin tinggi suhu benda, maka panjang gelombangnya akan semakin pendek, dan sebaliknya. Karena permukaan Bumi memiliki suhu lebih rendah, maka Bumi memancarkan sinar dengan gelombang panjang, yaitu sinar inframerah. Sinar inframerah

(3)

yang dipantulkan bumi, sebagian diserap oleh gas-gas, antara lain uap air (H2O), karbondioksida (CO2), metana (CH4), dan CFC (gas buatan manusia). Hal ini mengakibatkan sinar inframerah terperangkap dalam lapisan troposfir sehingga suhu udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi naik. Gas-gas yang menyerap sinar inframerah disebut sebagai gas rumah kaca.

Sebenarnya, efek rumah kaca juga memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.

Seandainya tidak ada efek rumah kaca, maka suhu Bumi akan mencapai -180C, sehingga makhluk hidup tidak mampu bertahan hidup dengan kondisi ini. Namun, berdasarkan penelitian, gas-gas penyebab rumah kaca mengalami peningkatan sehingga dikhawatirkan intensitas efek rumah kaca meningkat. Hal tersebut tentu akan menyebabkan kenaikan suhu Bumi. Bahkan, diperkirakan suhu Bumi akan mengalami kenaikan antara 1,50C- 4,50C, pada tahun 2030.

2. Emisi Kendaraan Bermotor

Kemajuan suatu negaran tidak terlepas dari kemajuan bidang transportasi. Ekspor motor dan mobil misalnya, dilakukan guna memenuhi permintaan pasar. Oleh sebab itu, bukan hal asing jika kamu banyak menjumpai berbagai jenis kendaraan bermotor di daerah perkotaan dan bahkan di pedesaan. Namun, hal tersebut ternyata menimbulkan dampak yang tidak dapat perkotaan. Asap-asap mengepul dari tempat pembuangan, mengeluarkan gas-gas sisa yang mengancam kesehatan jika terlampau banyak dihirup. Di Indonesia, emisi yang dihasilkan dari kendaraan bermotor ternyata mencapai 26% emisi total yang dihasilkan negara ini.

Akibat polusi dan kebisingan tersebut, maka disarankan bagi masyarakat untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. Misalnya, menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan seperti sepeda, dan memanfaatkan angkutan massal (bus, taksi, kereta, dan sebagainya) untuk bepergian. Selain itu, memilih untuk berjalan kaki akan memberi manfaat besar bagi kesehatan dan mengurangi polusi, dalam menempuh rute yang relatif pendek.

3. Emisi Karbon

Emisi karbon adalah hasil pembuangan atau sisa dari aktivitas makhluk hidup. Misalnya, saat kamu bernafas, kamu akan menghirup oksigen (O2) dan mengeluarkan karbon dioksida (CO2). Selain itu, bahan bakar fosil merupakan penyumbang terbesar CO2. Hasil pembekaran ini akan diserap oleh atmosfer Bumi sehingga menyebabkan pemanasan global. Oleh sebab itu, perlu efisiensi dalam mengggunakan bahan bakar fosil.

(4)

Umumnya, sumbangan karbon dilakukan oleh negara-negara industri. Menurut Organisasi Meteorologi di atmosfer meningkat sangat pesat di tahun 2012, dibandingkan kenaikan rata-rata selama satu dasawarsa terakhir.

Peraturan Presiden RI Nomor 61 tahun 2011 tentang Rencana Aksi Naisonal Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca, terbit sebagai salah satu bentuk kebijakan untuk mengurangi emisi karbon.Oleh karena itu, laju emisi karbon harus ditekankan karena akan meningkatkan suhu bumi hingga 30C bahkan lebih. Kondisi ini akan menyebabkan berbagai dampak yang ekstrem, seperti gelombang panas, kekringan parah, dan banjir besar di berbagai daerah.

B. DAMPAK PEMANASAN GLOBAL

Pemanasan global tentu berdampak pada perubahan iklim di dunia. Di Indonesia misalnya, perubahan iklim menyebabkan curah hujan meningkat sehingga dapat menyebabkan bencana banjir seperti di Jakarta dan Semarang. Selain itu, topan Haiyan yang terjadi di Filipina beberapa waktu lalu, merupakan bencana yang terjadi karena perubahan iklim. Bahkan, badai tersebut telah melumpuhkan berbagai sektor kehidupan di Filipina.

Perubahan iklim juga mengakibatkan belahan bumi bagian utara menjadi lebih panas daripada belahan bumi lainnya. Hal ini mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es dan naiknya permukaan air laut. Bahkan, para ilmuan memperkirakan permukaan air laut dapat naik hingga lebih dari 1 meter pada tahun 2100 jika tidak ada pengurangan emisi gas rumah kaca.

Kenaikan permukaan air laut juga disebabkan mencairnya gletser, mencairnya lempengan es di Greenland, mencairnya lempeng es di Antartika dan meluasnya lautan seiring dengan meningkatnya suhu. Kenaikan permukaan air laut membawa dampak, misalnya meningkatnya intensitas banjir, perubahan arus laut, merusak ekosistem mangrove, hilangnya pulau-pulau kecil, terancamnya roda perekonomian masyarakat pesisir, dan sebagainya. Lebih lanjut, kerusakan mangrove akan berdampak pada timbulnya abrasi pantai akibat tidak adanya penahan gelombang, dan rusaknya budidaya akuakultur.

(5)

Di Indonesia, perubahan iklim yang terjadi umumnya ditandai adanya perubahan suhu rerata harian, pola curah hujan, tinggi muka laut, dan variabilitas iklim (misalnya El Nino dan La Nina, Indian Dipole, dan sebagainya). Perubahan ini memberi dampak serius terhadap berbagai sektor di Indonesi, misalnya kesehatan, pertanian, perekonomian, dan lain-lain.

Berikut beberapa dampak yang disebabkan akibat pemanasan global:

1. Kebakaran hutan secara besar-besaran

2. Suhu ekstrem menyebakan situs-situs purbakala terancam hancur, misalnya candi, artefak, dan sebagainya

3. Es akan mencairnya sehingga daratan menyempit 4. Habitat beruang kutub terancam akibat es mencair

5. Mewabahnya berbagai penyakit seperti malaria dan demam berdarah.

C. KESEPAKATAN INTERNASIONAL tentang PEMANASAN GLOBAL

Pemanasan global memang telah menimbulkan dampak luar biasa bagi seluruh negara.

Oleh karena itu, diadakan konferensi-konferensi yang melahirkan kesepakatan-kesepakatan internasional terkait pemanasan global. Berikut dijelaskan secara terperinci.

1. World Meteorological Organization (WMO)

Pada tahun 1979, digelar konferensi pemanasan global pertama, oleh World Meteorological Organization (WMO). Dalam konferensi tersebut, mambahas tentang pengaruh perubahan iklim pada aktivitas manusia.

Pada 10-15 September 2012 di Mercure Convention Center, Ancol, Jakarta, pemerintah Indonesia di daulat untuk menggelar konferensi meteorogi internasional. Di dalam konferensi tersebut, antara lain membahas tentang pengembangan, implementasi, dan pelaksanaan sistem terintegrasi observasi, data processing, komunikasi dan manajemen data, serta penyediaan layanan cuaca untuk publik antara negara maju dan negara berkembang.

(6)

2. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)

Panel Antar pemerintah Tentang Perubahan Iklim atau Intergovernment Panel On Climate Change (IPCC) adalah badan international terkemuka untuk menilai perubahan iklim. IPCC didirikan oleh dua organisasi PBB, yaitu Word Meteorological Organization (WMO) dan United Nations Environment Programme (UNEP), untuk mengevaluasi risiko perubahan iklim akibat aktivitas manusia, dengan meneliti semua aspek berdasarkan pada literatur teknis atau ilmiah yang telah dikaji dan diplubikasikan. Laporan-laporan IPCC disusun oleh ribuan ahli dari seluruh bagian di dunia.

IPCC adalah badan ilmiah yang melakukan kajian secara berkala mengenai aspek ilmiah dan dampak perubahan iklim serta cara-cara mengatasinya. IPCC tidak melakukan penelitian dan tidak memonitor data iklim. Saat ini IPCC diketuai oleh Rajendra Pachauri dari India.

Dalam melaksanakan tugasnya, IPCC memiliki tiga kelompok kerja, yaitu bidang pertama mengkaji Ilmiah Perubahan Iklim, bidang kedua mengkaji Dampak, Adaptasi, dan Kerentanan terhadap Perubahan Iklim, serta kelompok kerja ketiga mengkaji Mitigasi Perubahan Iklim.

Laporan pengkajian IPCC pertama diterbitkan tahun 1990 dan telah membantu proses perundingan internasional hingga terbentuk United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) pada tahun 1992. Laporan pengkajian kedua disahkan tahun 1995 dan telah membantu berbagai pihak dalam mengadopsi Protocol Kyoto. Sedangkan laporan pengkajian ketiga diterbitkan tahun 2001, dan banyak mengungkap bukti-bukti baru dampak perubahan iklim dan kerentanan negara-negara berkembang.

Kajian keempat IPCC yang dikenal dengan nama IPCC Fourth Assessment Report

(IPCC 4 AR), muncul menjelang konferensi PBB tentang Perubahan Iklim ketiga belas (COP13) di Bali. IPCC 4 AR mencatat, wilayah yang paling rentan dan sekaligus paling parah mengalami dampak perubahan iklim adalah negara-negara pulau kecil di Samudra Pasifik.

Laporan Kelompok Kerja 1 IPCC kelima mengutip bencana-bencana yang telah diprediksi, yaitu meningkatkan kerentanan akuakultur, pertanian, dan juga tangkapan ikan dikarenakan kenaikan muka air laut, meningkatnya intensitas angin puting beliung tropis, serta intrusi air laut. IPCC juga mencatat adanya kemungkinan terjadi panas ekstrim dan gelombang panas (heatwaves) di Asia.

(7)

3. United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC)

UNFCC merupakan sebuah perjanjian internasional yang dihasilkan di Rio de Janeiro pada tahun 1992. Tujuan dari perjanjian ini adalah melakukan stabilisasi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer pada level yang aman bagi kehidupan organisme dan memungkinkan terjadinya adaptasi ekosistem, sehingga dapat menjamin ketersediaan pangan dan pembangunan yang berkelanjutan.

4. Protocol Kyoto

Protocol Kyoto adalah sebuah perjanjian internasional yang mengatur tatacara penurunan emisi gas rumah kaca sehingga tidak mengganggu sistem iklim bumi. Protokol ini diadopsi pada Konferensi Para Pihak Ketiga (Third Session of the Conference of Parties, COP3 dari UNFCC yang diselenggarakan di Kyoto, Desember 1997. Berikut beberapa peran Protokol Kyoto.

a. Merumuskan mekanisme dan target penurunan emisi secara transparan.

b. Mengurangi rata-rata emisi dari enam gas rumah kaca, yaitu karbondioksida, metana, nitrous oxide, sulfur heksafluorida, HFC, dan PFC yang dihitung sebagai rata-rata selama masa lima tahun antara 2008-2012.

c. Setiap negara maju memiliki komitmen yang berbeda sesuai dengan tingkat emisinya pada tahun 1990.

d. Negara berkembang tidak memiliki obligasi untuk menurunkan emisi.

Sebanyak 187 negara telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto. Indonesia sendiri telah meratifikasi Protokol Kyoto pada tanggal 23 Juni 2004 dalam Undang- Undang No. 17 tahun 2004.

Di dalam Protokol Kyoto, negara anggota dibedakan dalam 3 (tiga) kategori sebagai berikut. (Jhen reski: 40, 2013)

a. Annex I, terdiri dari 37 negara industri yang merupakan anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) pada tahun 1992 dan negara-negara yang dalam masa transisi ekonomi, seperti Rusia, negara-negara baltik, beberapa negara di Eropa Tengah dan beberapa negara di Eropa timur.

b. Annex II, terdiri dari negara-negara industri (anggota OECD) yang berkewajiban menyediakan sumber keuangan untuk memungkinkan negara berkembang melakukan kegiatan pengurangan emisi menurut konvensi dan membantu beradaptasi dengan dampak buruk dari perubahan iklim.

(8)

c. Non-Annex 1, terdiri dari negara-negara berkembang yang sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim.

Protokol Kyoto menawarkan tiga mekanisme fleksibel untuk membantu negara industri dalam menekan laju emisi karbon sebagai berikut.

a. Implementasi Bersama (Join Implementation).

b. Perdagangan Karbon Internasional (International Carbon Trading).

c. Mekanisme Pembangunan Bersih ( Clean Development Mechanism) d.

D. UPAYA MENGURANGI DAMPAK PEMANASAN GLOBAL

Dampak pemanasan global telah dirasakan oleh seluruh masyarakat dunia. Indonesia sebagai negara kepulauan, terancam keutuhannya akibat tenggelamnya pulau-pulau.

Sedikitnya 23 pulau tidak berpenghuni di Indonesia tenggelam dalam 10 tahun terakhir akibat pemanasan global (www.antarnews.com). Berikut disajikan bebrapa upaya untuk mengurangi dampak pemanasan global.

1. Reboisasi Hutan

Penebangan hutan secara liar yang menyebabkan hutan gundul harus dihentikan. Hutan merupakan lahan hijau yang menghasilkan banyak oksigen bagi makhluk hidup. Selain itu, pepohonan hutan akan menyerap karbon dioksida selama proses fotosintesis sehingga kadar karbon dioksida di atmosfer bumi dapat berkurang. Oleh sebab itu, pembuatan hutan kota, atau taman kota sangat dianjurkan untuk memperindah kota, sekaligus mengurangi dampak pemanasan global.

Untuk lingkup yang lebih sempit, kamu dapat menanam pohon atau bunga-bunga di halaman rumahmu. Selain itu, penggunaan pupuk organik atau pupuk kompos buatan sendiri, akan lebih hemat dan ramah lingkungan.

2. Energi Alternatif

Pembangkit listrik di Indonesia umumnya menggunakan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Padahal, ketiganya mengeluarkan CO2 sehinggan memicu peningkatan emisi karbon. Oleh karena itu, sumber energi alternatif misalnya energi nuklir, energi biomassa, energi matahari (solar cell), panas bumi, dan sebagainya. Di samping itu, perlu berhemat dalam pemakaian listrik, misalnya melalui cara-cara sebagai berikut.

(9)

a. Mematikan alat elektonik jika tidak digunakan b. Gunakan alat elektronik sesuai kebutuhan

c. Gunakan jenis lampu fluorescent dan lampu hemat energi d. Matikan lampu saat tidur

e. Mengurangi intensitas membuka pintu kulkas karena menyebabkan boros listrik f. Gunakan tenaga surya untuk rumah dan pemanas air

g. Gunakan sinar matahari untuk mengeringkan pakaian.

3. Manajemen lingkungan

Manajemen lingkungan dilakukan dengan cara reuse (gunakan kembali), refuse (berhemat), dan recycle (daur ulang)limbah-limbah yang ada. Langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain.

a. Menggunakan kembali kantong plastik, dan jangan dibuang sembarangan.

b. Mengurangi penggunaan kertas

c. Menggunakan serbet atau sapu tangan daripada menggunakan tissue d. Mengurangi penggunaan barang-barang plastik sekali pakai

e. Membeli produk yang berlabel ramah lingkungan f. Mengkonsumsi makanan organik

g. Menggunakan tas daur ulang

h. Memisahkan sampah organik dan anorganik.

(10)

SOAL EVALUASI

BAB 1 : GEJALA PEMANASAN GLOBAL

A. Pilihlah Salah Satu Jawaban Yang Paling Tepat!

1. Lapisan atmosfer yang paling dekat dengan Bumi adalah....

a. Troposfer b. Stratosfer c. Mesosfer d. Termosfer e. Ionosfer

2. Dalam pendingin AC dan dan kulkas terdapat senyawa yang merupakan polutan di udara. Jika senyawa tersebut terlepas di udara maka dapat mengakibatkan....

a. Emisi karbon b. Hujan asam c. Pemanasan global d. Efek rumah kaca e. Menipisnya ozon

3. Di bawah ini, yang tergolong sebagai gas rumah kaca adalah....

a. Karbon dioksida, metana, CFC, dan Oksigen b. Karbon dioksida, metana, CFC, dan ozon c. Karbon dioksida, metana, CFC, dan nitrogen d. Metana, CFC, oksigen, dan uap air

e. Metana, CFC, uap air, dan helium

4. Pada proses efek rumah kaca, kalor akan terperangkap di bumi sehingga menyebabkan....

a. Meningkatkan suhu rata-rata bumi b. Meningkatkan kelembapan udara c. Menurunkan suhu rata-rata bumi d. Menurunkan kelembapan udara

e. Suhu bumi mengalami perubahan tidak tentu

5. Badan ilmiah yang melakukan kajian secara berkala mengenai aspek ilmiah dan dampak perubahan iklim serta cara-cara mengatasinya adalah....

a. The Task Group on Data and Scenario Support for Impacts and Climate Analysis (TGICA) b. Wo Meteorlogical Organization (WMO)

c. Intergovernment Panel On Climate Change (IPCC) d. United Nation Framework (UNFCCC)

e. Protokol Kyoto

(11)

6. Upaya untuk mencegah terjadinya efek rumah kaca, diantaranya....

a. Membakar sampah b. Mendaur ulang sampah c. Mengurangi tanaman pohon d. Mengurangi kendaraan bermotor e. Menanam Pohon

7. Perhatikan beberapa peristiwa berikut ini!

1) Meningkatnya suhu bumi

2) Meningkatnya jumlah CO, di atmosfer 3) Mencairnya es di kutub

4) Terendamnya daerah pesisir 5) Rusaknya lapisan ozon

Beberapa peristiwa di atas yang merupakan dampak dari pemanasan global adalah....

a. 1), 2) dan 3) b. 1), 3) dan 4) c. 2), 3) dan 4) d. 2), 3) dan 4) e. 3), 4) dan 5)

8. Wilayah yang paling rentan dan sekaligus paling parah mengalami dampak perubahan iklim adalah negara-negara pulau kecil di Samudra Pasifik. Pernyataan tersebut termuat dalam laporan IPCC ke....

a. Satu b. Dua c. Tiga d. Empat e. Lima

9. Pada lapisan troposfer, ozon bersifat meracuni. Namun, pada lapisan stratosfer bermanfaat bagi kehidupan di bumi karena....

a. Menaikkan suhu global bumi b. Menurunkan suhu global bumi c. Berfungsi sebagai gas rumah kaca

d. Dapat mencegah terjadinya efek rumah kaca

e. Dapat menahan radiasi ultraviolet dari sinar matahari

10. Peraturan yang memuat tentang penurunan efek rumah kaca dan emisi karbon di Indonesia adalah....

a. PP Nomor 41 tahun 2011 b. PP Nomor 51 tahun 2011 c. PP Nomor 61 tahun 2011 d. PP Nomor 71 tahun 2011 e. PP Nomor 81 tahun 2011

(12)

B. Jawablah Pertanyaan-Pertanyaan di Bawah ini dengan Benar!

1. Jelaskan pemahamanmu tentang pemanasan global!

Jawab :

2. Jelaskan proses terjadinya efek rumah kaca!

Jawab :

3. Sebutkan 4 cara untuk melindungi lapisan ozon!

Jawab :

4. Sebutkan 4 upaya yang seharusnya kamu lakukan, untuk mengurangi dampak pemanasan global!

Jawab :

5. Sebutkan dan jelaskan mekanisme penurunan emisi karbon yang termuat dalam protokol Kyoto!

Jawab :

Referensi

Dokumen terkait

Siswa dapat menjelaskan penyebab, dampak dan upaya penanggulangan pemanasan global melalui diskusi dengan kalimatnya sendiriC. Mengembangkan perilaku rasa ingin tahu, objektif,

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembuatan aplikasi multimedia ini adalah sudah dapat dibuatnya aplikasi CD Interaktif Dampak Pencemaran Lingkungan dan Upaya Mengatasinya

Dalam tugas akhir ini membahas mengenai faktor-faktor, dampak serta cara mengatasi kegagalan pada proyek konstruksi berdasarkan tiga pihak yaitu kontraktor,

Pemanasan global mengakibatkan cuaca yang sangat ekstrim, yang membuat virus dan bakteri makin kuat dan cepat berkembang biak, dan dapat menyebabkan jenis penyakit baru, Pemanasan

Prayitno dan Amti (Nuragusta, 2010: 10) menyatakan bahwa faktor penyebab indisipliner siswa yaitu: 1) siswa tidak begitu memahami kegunaan masing-masing aturan

Secara eksplisit, istilah global warming atau pemanasan dunia global tidak akan ditemukan di dalam Al-Qur’an maupun hadits, karena ia merupakan istilah baru yang

Aspek hukum kerjasama internasional terkait perdagangan karbon dalam upaya menanggulangi dampak pemanasan global menurut persetujuan ERPA (Emission Reduction Purchase

Hasil penelitian berdasarkan tinjauan terhadap faktor penyebab dan juga dampak dari pelecehan seksual fisik di perguruan tinggi dapat dirumuskan 30 strategi kebijakan sebagai upaya