• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENYUNTINGAN KARYA ILMIAH

N/A
N/A
Reza Mulyadi

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH PENYUNTINGAN KARYA ILMIAH "

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PENYUNTINGAN KARYA ILMIAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2015

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, taufik dan hinayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini, yang berjudul

“Penyuntingan Karya Ilmiah”. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam pendidikan.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini baik terlibat secara langsung maupun tidak. Harapan kami, semoga makalah ini membantu menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Malang, 3 Desember 2015

Penyusun

(3)

Daftar Isi

Kata Pengantar ... 2

Daftar Isi ... 3

BAB I PENDAHULUAN ... 4

1.1 Latar Belakang ... 4

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan ... 4

BAB II PEMBAHASAN ... 5

2.1 Hakikat dalam Penyuntingan ... 5

2.2 Materi atau Gagasan ... 6

2.3 Paragraf ... 7

2.4 Kerangka Karangan ... 8

2.5 Kebahasaan ... 12

BAB III KESIMPULAN ... 13

Daftar Pustaka ... 14

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karya tulis ilmiah merupakan karya yang sangat di minati kaum intelek, banyak pengetahuan yang didapat dari kita membacanya atau pun saat kita menulisnya. Selain itu, karya tulis ilmiah juga dapat membuat penulis menjadi terkenal dengan melalui karyanya tersebut dan bisa memberikan gagasan atau hasil dari observasi kepeda pembaca.

Di dalam penulisan karya tulis ilmiah tidak luput dengan pengeditan yang mana dalam pengeditan itu berfungsi sebagai penyempurna tulisan atau proses memperbaiki tulisan yang sekiranya harus di perbaiki, karena dengan pengeditan tulisan bisa dipahami dengan baik dan tidak membingugkan pembaca. Oleh karena itu, pengeditan sangatlah penting dalam penulisan karya tulis ilmiah maupun yang lain. Secara redaksional, editor memperbaiki kata dan kalimat supaya lebih logis, mudah dipahami, dan tidak rancu.

Oleh karna itu pemakalah akan sedikit memaparkan sedikit tentang penyuntingan karya tulis ilmiyah.

1.2 Rumusan Masalah

Di dalam pembuatan makalah ini, telah dibuat yang menjadikan rumusan masalah mengenai makalah tentang “Penyuntingan Karya Tulis Ilmiah”, yaitu:

1. Bagaimana hakikat penyuntingan karya tulis ilmiah?

2. Apa saja macam-macam editing?

3. Apa tujuan penyuntingan karya tulis ilmiah?

1.3 Tujuan

Pembuatan makalah ini memiliki tujuan agar pembaca menambah wawasan mengenai pembahasan makalah “Penyuntingan Karya Tulis Ilmiah” ini. Mengenali secara rinci mengenai penyuntingan karya tulis ilmiah, sehingga diharapkan makalah ini

(5)

dapat membantu pembaca dalam penyuntingan maupun dalam pembelajaran penyuntingan.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Hakikat dalam Penyuntingan

Penyuntingan adalah sebuah proses memperbaiki atau penyempurnaan tulisan secara redaksional dan substansial. Pelakunya disebut editor (penyunting) atau redaktur.

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, penyuntingan adalah :

 Mempersiapkan naskah yang siap cetak atau siap terbit (dengan memperhatikan, terutama segi ejaan, diksi dan struktur kalimat). Mana ini sering diterjemahkan menjadi menyunting

 Merencanakan dan mengarahkan pnerbitan (surat kabar, majalah)

 Menyusun (film, pita rekaman) dengan memotong dan memadukan kembali. Orang yang melakukan pengeditan (mengedit) dipanggil dengan sebutan editor

Penyuntingan memiliki beberapa tujuan diantaranya:

 Menjadikan naskah atau karangan ilmiah sebagai karya yang sempurna yang dapat dibaca dan dihayati dengan mudah oleh pembaca apabila diterbitkan kelak.

 Untuk memastikan isi karya disampaikan dengan jelas, tepat, dan tidak menyalahi etika

 Untuk memastikan penyampaian ide dari penulis kepada pembaca disampaikan dalam bahasa yang gramatis, jelas, indah, dan menarik

 Untuk memastikan karya yang akan diterbitkan dapat menggambarkan nilai dan identitas karya itu sendiri sehingga dapat menarik minat pembaca.

Proses editing/pengeditan/penyuntingan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a) Penyuntingan secara redaksional.

(6)

Berdasarkan cara ini, editor memeriksa setiap kata dan kalimat agar logis, mudah dipahami, dan tidak rancu (memiliki ejaan yang bener, mempunyai arti, dan enak dibaca).

Proses editing ini mencakup kegiatan-kegiatan seperti memperbaiki kesalahan ejaan (tanda baca, tata bahasa, angka, nama, almat, dan sebagainya). Menyesuiakan gaya bahasa dengan gaya surat kabar bersangkutan dan mengetatkan tulisan (meringkas beberapa kalimat menjadi satu atau dua kalimat dengan tidak mengubah makna kumpulan kalimat sebelumnya). Tujuan akhir proses editing jenis ini adalah agar tulisan tidak hanya memiliki ejaan yang benar dan arti yang jelas, tetapi juga enak dibaca.

b) Penyuntingan secara substansi

Pada penyuntingan ini, editor memperhatikan data dan fakta agar tetap akurat dan benar.

Kegiatan-kegiatan yang dicakup dalam proses penyuntingan substansi adalah : o Memperhatikan kesalahan-kesalahan faktual

o Menghindari kontradiksi dan mengedit berita untuk di perbaiki o Menghindari unsur-unsur seperti penghinaan dan ambiguitas

o Melengkapi tulisan dengan bahan-bahan tipografi, misal anak judul atau subjudul o Menulis judul yang menarik

o Memberikan penjelasan tambahan untuk gambar atau table

o Menelaah kembali hasil tulisan yang telah dicetak karena tidak menutup kemungkinan masih terdapat kesalahan redaksional dan subtansial

2.2 Materi atau Gagasan

Gagasan adalah sesuatu yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca, dengan adanya gagasan para pembaca akan mengetahui tentang maksud bacaan tersebut.

Orang yang ingin menulis sesuatu hendaknya sudah mempunyai ide/ gagasan tentangnya.

Misalnya, kita mendengar laporan tentang seseorang yang tertabrak mobil di jalan raya.

Timbulah gagasan: saya mau mengemukakan, bahwa peraturan lalu-lintas berlaku bagi semua orang, tidak terkecuali peengemudi kendaraan dinas, tentara, polisi, maupun pengemudi bis, bajaj dan truk.

Bagaimanapun juga, karangan harus dijiwai suatu gagasan, betapapun sederhananya. Karangan tanpa gagasan pokok tiada bedanya dengan tubuh tanpa nyawa.

(7)

Setiap bagian karangan harus tunduk pada gagasan pokok seluruh karangan, baik mengenai bahannya maupun mengenai maksud dan tujuanya. Ini berarti, setiap bagian karangan harus berkaitan dengan gagasan pokok, menuju padanya, mendukung atau mengembangkan gagasan pokok itu. Setiap bagian karangan membawa perhatian pembaca terpusat pada gagasan atau poin yang mempersatukan karangan.

Dalam memilih gagasan pokok karangan, pikiran pokok apa yang anda maksudkan itu, mengapa ingin mengatakan hal itu, bagaimana sikap pribadi terhadap soal itu.

Selama mencari bahan, pusatkan segala pikiran pada apa yang di maksudkan dan hendak dicapai. Sebelum mulai mengarang, hendaknya pengarang merumuskan dulu gagasan pokok seperti berikut: dalam kalimat lengkap, makin khusus makin baik, tapat dan persis. Apabila gagsan pokok tidak dirumuskan secara jelas dan tajam dalam kalimat, biasanya pembaca tidak akan menangkap gagasan itu. Sebab, rumusan kalimat yang jangal mencerminkan kurang cermatnya pemikiran. Seringkali gagasan pokok menjadi kabur, karena hal-hal kecil yang dimasuk-masukan, padahal pengarang tidak bermaksud menguraikanya lebih lanjut dalam karanganya.

2.3 Paragraf

Paragraf adalah seperangkap kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah bahwa suatu paragraf berisi lebih dari lima buah kalimat. Walaupun paragraf itu mengandung beberapa kalimat, tidak satu pun dari kalimat-kalimat itu memperkatakan soal lain. Seluruhnya membincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu.

Syarat-syarat Paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu:

 Kesatuan paragraf

Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran. Oleh sebab itu, kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu. Kalau ada kalimat yang menyimpang dari

(8)

pokok paragraf itu, paragraf menjadi tidak berpautan, tidak utuh. Kalimat yang menyimpang itu harus dikeluarkan dari paragraf.

 Kepaduan paragraf

Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengkait antar kalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraph itu. Dalam paragraf itu tidak ada kalimat- kalimat yang sumbang atau keluar dari permasalahan yang dibicarakan.

Pembagian paragraf dalam sebuah karangan menurut jenisnya terbagi menjadi tiga macam, yaitu:

 Paragraf pembuka

Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Oleh sebab itu, paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca pada masalah yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk menarik perhatian ini adalah dengan mengutip pernyataan yang memberikan rangsangan dari para orang terkemuka orang yang terkenal.

 Paragraf pengembang

Paragraf pengembang adalah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf yang terkhir sekali didalam bab anak bab itu. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Dengan kata lain, paragraf pengembang mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Oleh sebab itu, satu paragraf Dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan yang serasi dan logis. Paragraf itu bisa dikembangkan dengan cara ekspositoris, dengan cara deskriptif, dengan cara naratif, atau dengan cara argumentatif yang akan dibicarakan pada halaman-halaman selanjutnya.

 Paragraf penutup

Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil didalam karangan itu. Biasanya, paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah di paparkan pada bagian-bagian sebelumnya.

2.4 Kerangka Karangan

(9)

Kerangka karangan (outline) yaitu rencana teratur dalam pembagian dan penyusunan gagasan. Fungsi utamanya adalah menunjukan hubungan di antara gagasan yang ada. Kerangaka karangan memumgkinkan kita melihat kekuatan dan kelemahan karangan kita sehingga kita dapat mengadakan penyesuaian sebelum kita menulis.

Kerangka karangan mengandung rencana kerja dan ketentuan-ketentuan bagaimana menyusun karangan. Kerangka karangan dapat mengalami perubahan terus menerus selama penulisan untuk mencapai suatu bentuk yang sempurna. Kerangka karangan itu dapat membentuk catan-catan sederhana, tetapi juga dapat berbentuk mendetail dan digarap dengan sangat cermat. Ada tahap-tahap yang perlu dilakukan dalam menyusun kerangka karangan seperti memilih topik, mengumpulkan informasi, mengatur gagasan, menulis karangan itu sendiri. Pengumpulan bahan-bahan untuk menyusun kerangka karangan dapat dilakukan melalui studi pustaka.

Adapun manfaat dibuatnya kerangka karangan adalah untuk menjelaskan penggolongan dan hubungan antara bagian-bagian karangan dalam kerangka karangan seluruhnya. Kalimat yang satu dengan yang lainnya dalam kerangka karangan harus diatur sedemikian, sehingga tampak jelas hubungan yang tepat, misalya menurut sebab akibat, umum- khusus, luas- sepi, dan sebagainya. Karangan yang bermutu menuntut pemikiran yang jelas dan mendalam tentang isinya, sebelum mulai mengarang. Demikian juga dalam mengarang tanpa kerangka karangan, bahan menjadi kabur, banyak hal yang terlupa, bagian- bagian tidak seimbang. Kerangka karangan sendiri bukan tujuan melainkan alat peraktis.

Mungkin untuk satu bab atau karangan pendek dan mudah, cukup mencatat beberapa poin saja. Tetapi untuk menulis suatu karangan esai atau buku, pasti sangat diperlukan kerangka karangan yang rinci.

Selain itu, manfaat dibuatnya kerangka karangan, yaitu:

 Kerangka karangan yang terinci memudahkan penulis menyusun karangan sehingga tidak mengolah satu ide sampai dua kali, serta mencegah penulisnya keluar dari sasaran penulisnya

(10)

 Kerangka karangan membantu penulis menciptakan klimak yang berbeda-beda, berdasarkan variasi ide yang ada pada setiap karangan

 Kerangka karangan memandu penulis untuk selalu pada hal-hal yang memang perlu dipaparkan dalam karangan

 Bila seorang pembaca kelak menghadapi karangan yang sudah jadi, ia dapat menelusuri gagasan utama karangan sebagai mana yang dimaksud penulisnya

 Kerangka karangan terumuskan secara jelas dan menyeluruh, begitu proses penulisan selesai, penulis dapat merasakan puas dan lega karena karanganya benar-benar lengkap dan tepat sasaran

Tipe susunan kerangka karangan, yaitu:

 Berdasarkan urutan kronologis. Susunan kerangka karangan diatur menurut susunan waktu (kronologis) peristiwa yang hendak di uraikan.

 Berdasarkan urutan klimaks. Susunan kerangka karangan diatur menurut jenjang kepentingan. Karangan dimulai dari jenjang kepentingan yang terendah menuju kepada kepentingan yang paling tinggi.

 Berdasarkan urutan familiaritas. Susunan kerangka karangan diatur menurut dikenal atau tidaknya bahan-bahan yang akan diuraikan. Karangan dimulai dari sesuatu yang dikenal kemudian berangsur-angsur masuk kepada sesuatu yang belum dikenal atau diketahui oleh pembaca.

 Berdasarkan urutan akseptabilitas. Susunan kerangka karangan diatur menurut diterima atau tidaknya perinsip-perinsip yang akan dikemukakan. Karangan dimulai dari mengemukakan hal-hal yang dapat diterima pembaca, kemudian baru mengemukakan gagasan-gagasan yang mungkin ditolak.

 Berdasarkan urutan klausalitas. Susunan kerangka karangan diatur menurut hubungan klausal. Karangan dapat dimulai dengan mengemukakan sebab kemudian diuraikan akibat-akibat yang mungkin ditimbulkanya dan dapat pula sebaliknya.

 Berdasarkan urutan logis. Susunan kerangka karangan diatur menurut aspek umum dan aspek khusus.

 Berdasarkan urutan perspektif. Susunan kerangka karangan diatur menurut pemihan baik- buruk , untung- rugi, benar-salah. Pengarang dapat mengemukakan hal-hal yang baik terlebih dahulu, baru memeparkan hal-hal yang buruk pada bagian selanjutnya.

(11)

Hal-hal penting yang perlu dilakukan dalam membuat kerangaka karangan, yaitu:

 Dalam membuat kerangka karangan ialah merumuskan gagasan pokok secara jelas dalam kalimat lengkap. Gagasan pokok yang telah dirumuskan itu menjadi dasar yang menentukan penggolongan, koordinasi dan subordinasi.

 Mencatat diatas kertas semua gagasan yang timbul dari pikiran atau yang telah dikumpulkan, baik dari ingatan dan sumber tertulis maupun dari sumber lisan (wawancara). Pada tahap pencatatan hasil pemikiran ini belum perlu suatu sistem atau urutan.

 Mengatur segala gagasan/ide/bahan/unsur/informasi. Hal-hal yang saling berhubungan dan termasuk suatu kelompok disatukan, hal-hal yang sejajar di koordinasi, hal-hal bawaan disubordinasi. Buanglah gagasan yang tidak cocok dengan gagasan pokok atau luar tema karangan.

 Mengatur setiap kelompok gagasan yang sudah dibuat(tahap ketiga) menurut pengaturan organisasi karangan. Kadang-kadang beberapa kelompok tak dapat diterima, karena tidak termasuk gagasan pokok secara langsung atau membuat karangan terlalu luas, berat sebelah, membosankan dan sebagainya. Kelompok-kelomopok gagasan yang sudah tersusun baik dan diterima itu merupakan bagian-bagian pokok kerangka karangan.

 Melihat kembali aneka ide/gagasan/unsur/informasi. Apakah masih ada yang kurang?

Mana yang perlu diperluas atau dipersmpit? Akhirnya, setiap kelompok disusun berdasarkan prinsip koordinasi dan subordinasi.

 Mengatur semua kelompok, yang masing-masing sudah disusun dengan baik dan rinci, yang satu dibawah yang lain menjadi satu kerangaka karangan untuk seluruh karangan.

 Membuat kerangka karangan yang rinci dan lengkap, yang mencakup perumusan gagasan pokok yang dicatat dalam kalimat lengkap, catatan tentang pendahuluan, sistematika bagian batang tubuh, catatan tentang penutup.

 Meninjau sekali lagi seluruh kerangka karangan tadi dengan keritis. Sebaliknya diperlihatkan kepada orang lain.

Langkah-langkah dalam penyusunan kerangka karangan, yaitu:

(12)

1. Merumukan tema yang jelas berdasarkan sebuah topik dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.tema yang dirumuskan untuk suatu kerangaka karangan haruslah berbentuk tesis atau pengungkapan maksud.

2. Mengadakan inventarisasi topik-topik bawahan yang dianggap sebagai rincian dari tesis atau pengungkapan maksud tadi. Penulis boleh mencatat sebanyak-banyaknya topik-topik yang terlintas dalam pikiran dengan tidak perlu langsung mengadakan evaluasi terhadap topik-topik tadi.

3. Penulis berusaha mengadakan evaluasi semua topik yang dicatat pada langkah kedua di atas.

4. Untuk mendapatkan sebuah kerangka karangan yang rinci, langkah kedua dan ketiga dikerjakan berulang untuk menyusun topik-topik yang lebih rendah tingkatanya.

5. Sesudah semuanya siap masih harus dilakukan langkah yang terakhir, yaitu menentukan sebuah susunan yang paling cocok untuk mengurutkan semua rincian tesis yang telah diperoleh dengan mempergunakan semua langkah di atas. Dengan susunan tersebut, semua rincian akan disusun kembali sehingga dapat diperoleh sebuah kerngka karangan yang baik.

2.5 Kebahasaan

Kebahasaan yaitu alat untuk berkomunikasi sehari-sehari dalam segi diskusi maupun yang lainya. Dengan pengetahuan bahasa kita dapat mengunakan atau memakai aspek- aspek pengetahuan bahasa dengan jalan latihan-latihan sehingga menjadi terbiasa.

Pengetahuan bahasa itu di ajarkan bukan untuk dihafalkan melainkan dipakai sebagai kebisaan berbahasa sehari-hari. Bahan pembelajaran bahasa itu berbentuk kalimat-kalimat, dan kalimat itu berwujud struktur-struktur tertentu yang berunsurkan kata, suku, dan bunyi atau huruf. Jenis-jenis kegiatan atau materi pelajaran yang berupa struktur-struktur kalimat itu, di ajarkan secara langsung dan spontan.

Susunan kata-kata yang membentuk satu kalimat disebut struktur kalimat, sedang kedudukan kata-kata dalam hubungan fungsi kata dalam satu kalimat disebut pola kalimat.

Pola kalimat dilihat dari segi bentuknya, ada pola dasar pola lengkap atau pola sempurna.

Pada dasarnya, bahasa itu ucapan lisan. Setelah bangsa-bangsa di dunia mulai maju, manusia mulai mengenal tulisan. Oleh karena itu zaman sekarang ada bahasa tulisan dan ada bahasa

(13)

lisan. Bahasa lisan terdiri atas bunyi-bunyi. Dalam bahasa tulis bunyi-bunyi itu dinyatakan dengan lambang bunyi atau huruf. Pengenalan huruf tidak dilakukan huruf demi huruf, tetapi melalui pengenalan struktur bahasa tulis (kalimat).

BAB III KESIMPULAN

Penyuntingan adalah sebuah proses memperbaiki atau penyempurnaan tulisan secara redaksional dan subtansial.

Proses pengeditan didahului dengan memperbaiki kesalahan-kesalahan faktual, menghindari kontradiksi dan mengedit berita untuk diperbaiki, menghindari unsur-unsur seperti penghinaan, melengkapi tulisan dengan bahan-bahan tipografi, menulis judul yang menarik, memberikan penjelasan untuk gambar/ tabel, menelaah kembali hasil tulisan yang telah di cetak karena tidak memungkinkan masih terdapat kesalahan redaksional dan substansial.

Gagasan adalah sesuatu yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca, dengan adanya gagasan para pembaca akan mengetahui tentang maksud bacaan tersebut. Orang yang ingin menulis sesuatu hendaknya sudah mempunyai ide/ gagasan tentangnya.

Paragraf adalah seperangkap kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat- kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.

Kerangaka karangan (outline) yaitu rencana teratur dalam pembagian dan penyusunan gagasan.

Fungsi utamanya adalah menunjukan hubungan di antara gagasan yang ada. Kerangaka karangan

(14)

memumgkinkan kita melihat kekuatan dan kelemahan karangan kita sehingga kita dapat mengadakan penyesuaian sebelum kita menulis.

Kebahasaan yaitu alat untuk berkomunikasi sehari-sehari dalam segi diskusi maupun yang lainya.

Dengan pengetahuan bahasa kita dapat mengunakan atau memakai aspek- aspek pengetahuan bahasa dengan jalan latihan-latihan sehingga menjadi terbiasa.

Daftar Pustaka

Arifin, Z. dan Tasai S. Amran. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Presindo, 2003

Heuken, S. A. 2008. Teknik Mengarang. Yogyakarta: Kanisius Kuncoro, M. 2009. Mahir Menulis. Jakarta: Erlangga

Rumaningsih, E. 2011. Mahir Berbahasa Indonesia. Semarang: Rasail Samsul, A. 2009. Jurnalistik Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Wulansari, R. 2013. Penyuntingan Karya Tulis Ilmiah. Jakarta.

http://respatiwulansari.blogspot.co.id/2013/10/penyuntingan-karya-tulis-ilmiah.html . Diakses pada tanggal 3 Desember 2015

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kerangka karangan ilmiah, analisis atau pembahasan data harus didasarkan pada teorisasi yang benar, selain juga digunakan alat-alat analisis yang juga harus tepat benar..

Buatlah sebuah kerangka karangan topik sesuai dengan bidang

Ada beberapa tahapan yang kita lalui sebelum membuat kerangka/ragangan karangan, jelaskan3. Didalam sebuah organ karangan sering kita temukan istilah-istilah :

Dari berbagai macam pengertian karya ilmiah di atas dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud karya ilmiah dalam makalah ini adalah, suatu karangan yang berdasarkan penelitian

Karya ilmiah dan non-ilmiah sangatlah berbeda, karya ilmiah ditulis berdasarkan fakta atau data – data yang diperoleh melalui tahap penelitian sedangkan karya non– ilmiah,

mengemukakan gagasan yang disampaikan. Dan karangan tersebut tidak pendek,.. melainkan karangan tersebut tidak berboros kata dan tidak mengulang – ulang butir ide yang sama serta

Bahasa pada setiap penyair berbeda, karena setiap penyair mempunyai gaya bahasa yang berbeda-beda dalam menciptakan sebuah puisi.

Dalam kerangka karangan:  Merupakan rencana kerja bagaimana menyusun karangan,  Membantu penulis menggarap karangan menjadi logis & teratur serta memungkinkan penulis membedakan