i
PERAN EKONOMI KREATIF DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN PENGRAJIN EMAS DI LINGKUNGAN SEKARBELA KELURAHAN
KARANG PULE KECAMATAN SEKARBELA
Oleh:
KARMILA NIM. 1502131571
JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
|UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM TAHUN 2019
ii
PERAN EKONOMI KREATIF DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN PENGRAJIN EMAS DI LINGKUNGAN SEKARBELA KELURAHAN
KARANG PULE KECAMATAN SEKARBELA Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi
Oleh:
KARMILA NIM. 1502131571
JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
|UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM TAHUN 2019
vi
MOTTO
“jika kamu ingin semua tujuan dan mimpimu tercapai agar hidup kamu bahagia, maka terikatlah pada tujuan tersebut, bukan orang atau benda ”
“ Alber t Einstein”
vii
PERSEMBAHAN
Dengan segala puja dan puji syukur kehadirat Allah yang Maha Kuasa dan berkat do’a dari orang-orang yang tercinta , akhirnya skripsi ini bisa dapat dirampungkan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu denga rasa bangga dan bahagia saya khaturkan dan terima kasih saya kepada :
1. Allah swt yang telah memberikan kesehatan, kesempatan, izinnya dan karunianya, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
2. Ibu dan ayah tercinta Fathiah dan Abdul samad serta semua saudara-saudara ku dan segenap keluarga besar Ratnasih yang selalu memberikan semangat dan motivasi dan do’a yang tulus sehingga saya dapat melewati segala tantangan yang ada dan menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.
3. Mujahid Anshori yang senantiasa mendukung dalam suka maupun duka baik secara moril maupun materil dalam pengerjaan skripsi ini .
4. Bapak dan Ibu dosen Pengajar, Pembimbing, dan Penguji yang ada di Fakultas FEBI UIN Mataram, yang selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun, membimbing dan mengarahkan serta mengajar saya menjadi pribadi yang lebih baik.
5. Terima kasih atas bantuanya saya ucapkan khusus kepada “Teman -teman seperjuangan kelas C ” yang selalu memberikan arahan dan masukan tanpa kenal lelah serta selalu baik kepada saya.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah tuhan semesta alam yang senantiasa memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan perjuangan dan do’a. Sholawat beserta salam selalu tercurahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad saw yang menjadi panutan umat Islam sehingga dapat membedakan yang hak dan yang batil serta memperjuangkan hakikat manusia.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, tentunya tidak bisa dilakukan dengan sendiri, tetapi juga butuh bantuan orang lain. Maka dari itu saya pribadi ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan ini. Oleh karena itu, penulis memberikan pengahargaan setinggi-tinggnya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut :
1. Dr.Muhamad Saleh Ending,M.A sebagai Pembimbing I dan Yunia Ulfa Variana, M.Sc sebagai Pembimbing II yang selelu memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail secara terus-menerus sehingga skripsi ini menjadi skripsi yang lebih matang.
2. H. Bahrur Rosyid, M.M sebagai Ketua Jurusan Ekonomi Syari’ah.
3. Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
4. Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag sebagai Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.
ix
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat-lipat dari Allah swt dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi mahasiswa UIN Mataram selanjutnya. Amin
Mataram, 15 oktober 2019 Penulis
Karmila
x DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
ABSTRAK ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah... 6
C. Tujuan dan Manfaat ... 6
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 7
E. Telaah Pustaka ... 8
F. Kerangka Teori ... 11
G. Metode Penelitian ... 28
H. Sistematika Pembahasan... 36
I. Rencanajadwalkegiatanpenelitian ... 37
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 38
A. Gambaran Umum lokasi penelitian ... 38
xi
B. GambaranumumBUMDesAikMateng ... 43
C. Unit Kegiatan Usaha BUMDesAikMateng ... 46
D. BentukPengelolaanBUMDesAikMatengDalam PemberdayaanEkonomiMasyarakatDesaAikBual KecamatanKopangKabupaten Lombok Tengah ... 49
E. Efektivitas Pengelolaan BUMDes Aik Mateng Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Aik Bual Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah...53
BAB III PEMBAHASAN ... 58
A. AnalisisBentukPengelolaanBUMDesAikMatengDalam PemberdayaanEkonomiMasyarakatDesaAikBual KecamatanKopangKabupaten Lombok Tengah ... 58
B. AnalisisEfektivitas Pengelolaan BUMDes Aik Mateng Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Aik Bual Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah ... 62
BAB IV PENUTUP ... 67
A. Kesimpulan ... 67
B. Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 70
LAMPIRAN ... 72 DAFTAR RIWAYAT
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1PedomanWawancara
Lampiran 2 Foto Tempat Produksi Dan Proses Produksi Lampiran 3 Foto Bahan Baku Dan Hasil Produksi
xiii
PERAN EKONOMI KREATIF DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN PENGRAJIN EMAS DI LINGKUNGAN SEKARBELA KELURAHAN KARANG PULE KECAMATAN SEKARBEKLA
Oleh Karmila NIM : 1502131571
ABSTRAK
Persaingan berasal dari bahasa Inggris yaitu Competition yang artinya persaingan itu sendiri atau kegiatan bersaing, pertandingan dan kompetisi. Persaingan merupakan dasar masalah bagi pengrajin yang kurang memiliki kreativitasan dalam kerajinan emas. Pengrajin yang kurang memiliki kreativitas akan sulit menghadapi persaingan melawan pengrajin-pengrajin yang lebih kreatif dalam usaha kerajinan emas ini. Kreatifitas merupakan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat dan mempunyai unsur yang menarik. Di dalam usaha kerajinan ini sangat di perlukan kekereativitasan guna untuk menarik minat konsumen terhadap barang yang di produksi. Kreatifitas sangat mempengarhui pendapatan seorang pengrajin. Semakin tinggi tingkat kreativitas seorang pengrajin maka semakin tinggi juga pendapatan yang akan di perolehnya. Ekonomi kreatif merupakan konsep ekonomi baru yang memadupadankan informasi dan kreatifitas yang mengandalakan ide, gagasan dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksinya dalam studi ekonomi di kenal ada eempat faktor produksi, yakni sumber daya alam, sumber daya manusia, modal (faktor utama) dan orientasi atau manajemen. Jenis dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang di tujukan untuk mendeskrifsikan dan menganalisis penomena, penomena, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan dan persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok. Metode pengumpulan data yang di gunakan adalah metode observasi, metode wawancara dan metode dokumentasi. Hasil penelitian menunjukakan bahwa ekonomi kreatif pada industri kerajinan emas yang berada diLingkungan Sekarbela sudah baik, terlihat dari hasil penelitian di ketahui dari 15 sample yang diambil dari pengrajin, terdapat 6 orang pengrajin dengan penghasilan stabil dari tahun 2017sampai 2018 walaw masih fluktuatif dan sisanya yang 9 orang pengrajin mengalami kenaikan di tahun 2018. Selain itu pendapatan yang di hasilkan dari penjualan produk kerajinan emas ini berperan dalam memenuhi kebutuhan sehari- hari. Dengan ini dapat dikatakan bahwa memproduksi perhiasan emas sudah menjadi rutinitas dalam upaya peningkatan pendapatan pengrajin untuk masyarakat sekarbela.
Kata kunci : Ekonomi kreatif, Pendapatan, Pengrajin Emas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Persaingan berasal dari bahasa Inggris yaitu Competition yang artinya persaingan itu sendiri atau kegiatan bersaing, pertandingan, dan kompetisi.Persaingan adalah ketika organisasi atau perorangan berlomba untuk mencapai tujuan yang diinginkan seperti konsumen, pangsa pasar, peringkat survei atau sumber daya yang di butuhkan.1Persaingan adalah mitra karena dengan adanya persaingan maka produk yang dihasilkan suatu perusahaan menjadi lebih baik.Di dalam dunia bisnis, persaingan itu pasti ada.Persaingan merupakan dasar masalah bagi pengrajin yang kurang memiliki kekereativitasan dalam kerajinan emas. Pengrajin yang kurang memiliki kreativitas akan sulit menghadapi persaingan melawan pengrajin-pengrajin yang lebih kreatif dalam usaha kerajinan emas ini.
Kreatifitas merupakan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat dan mempunyai unsur yang menarik. Di dalam usaha kerajinan ini sangat di perlukan kekereativitasan guna untuk menarik minat konsumen terhadap barang yang di produksi. Kreativitas sangat mempengaruhi pendapatan seorang pengrajin. Semakin tinggi tingkat kereativitas seorang pengrajin maka
1Mudrajad Kuncoro, Strategi Bagaimana Meraih Keuntungan Kompetitif, (Jakarta: Erlangga, 2005), h. 86.
semakin tinggi juga pendapatan yang akan diperolehnya.Kreativitas menjadi modal dasar untuk menciptakan inovasi dalam menghadapi daya saing atau kompetisi terhadap suatu usaha. Kreativitas yang diciptakan tergantung pada pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman sumber daya manusianya, karena semakin baik Intellectual Capital maka inovasi yang diciptakan akan semakin tinggi. Pendapatan pengrajin emas tidak hanya di pengaruhi oleh besar kecilnya modal yang di keluarkan, sekalipun industri kerajinan emas ini didukung dengan modal usaha yang besar akan tetapi tidak didukung dengan tenaga kerja yang kreatif maka produksi industri kerajinan emas ini tidak akan pernah mendapatkan hasil yang memuaskan dan sangat berkorelasi dengan tingkat pendapatan produksi industri tersebut.Kreativitas merupakan faktor pendorong munculnya inovasi atau penciptaan karya kreatif dengan memanfaatkan penemuan yang sudah ada. Hal ini akan mendorong peningkatan produktivitas dan sekaligus nilai tambah. Kemampuan untuk mewujudkan kreativitas menjadi modal dasar untuk menghadapi persaingan ekonomi, sehingga muncul ekonomi kreatif sebagai alternatif pembangunan ekonomi guna meningkatkan kesejahteraaan masyarakat.
Ekonomi kreatif merupakan konsep ekonomi baru yang memadupadankan informasi dan kreatifitas yang mengandalkan ide, gagasan dan pengetahuan dari sumberdaya manusia sebagai faktor produksi.Dalam studi ekonomi dikenal ada empat faktor produksi, yakni sumber daya alam, sumber
daya manusia, modal (faktor utama) dan orientasi atau manajemen.2Ekonomi kreatif di Indonesia diuraikan dalam kronologis perhatian pemerintah pada tahun 2006 dimana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan untuk mengembangkan ekonomi kreatif diIndonesia. Proses pengembangan ini diwujudkan pertama kali dengan pembentukan Indonesia Design Power oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan waktu itu, untuk membantu pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Tahun 2007 dilakukan peluncuran studi pemetaan kontribusi Industri Kreatif Indonesia, tahun 2008 dilakukan peluncuran Cetak Biru Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025 dan Cetak Biru Pengembangan 14 Subsektor Industri Kreatif Indonesia. Perancangan tahun Indonesia Kreatif tahun 2009, diadakan Pekan Produk Kreatif yang berlangsung setiaptahun.3Ekonomi kreatif membutuhkan para kreator dan pencetus ide.Manusia harus mampu mewujudkan ide dan kreativitas yang di miliki. Ekonomi kreatif itu berfokus pada kreatifitas dan informasi dengan modal utama yang di perlukan adalah wawasan yang luas dan ide yang di miliki sumber daya manusia (SDM). Kedua faktor tersebut menjaadi modal utama yang di gunakan manusia dalam menghadapi era ekonomi kreatif saat ini. Ada beberapa hal pokok yang menjadi dasar dari ekonomi kreatif antara lain yaitu kreativitas, inovasi dan penemuan. Inti atau jantung ekonomi kreatif adalah industri kreatif.
2I Gusti Bagus Arjana, Georafi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, (Jakarta: Rajawali Pers,2016), h. 227.
3Ibid. h. 237.
Industri kreatif merupakan penggerakan penciptaan nilai ekonomi pada era ekonomi kreatif. Dalam proses penciptaan nilai ekonomi kreatif, industri kreatif tidak hanya menciptakan transaksi ekonomi, tetapi juga transaksi sosial dan budaya. Proses umum yang terjadi dalam rantai nilai kreatif adalah kreasi- produksi-distribusi-komersialisasi, tetapi setiap kelompok industri kreatif memiliki rantai nilai kreatif yang berbeda. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka industri kreatif didefinisikan sebagai industri yang menghasilkan output dari pemanfaatan kreativitas, keahlian dan bakat individu untuk menciptakan nilai tambah, lapangan kerja, dan peningkatan kualitas hidup. Industri kreatif memproduksi karya kreatif untuk dikonsumsi secara langsung oleh rumah tangga, perusahaan dan entitas ekonomi lain yang tidak hanya menghasilkan karya yang memenuhi fungsi tetapi juga nilai estetika yang dapat meningkatkan kebahagiaan konsumeen yang mengonsumsinya.4Pemanfaatan sumber daya manusia yang ada pada sektor industri, merupakan kunci keberhasilan pencapaian tujuan pada sektor industri tersebut.
Ada beberapa jenis ekonomi kreatif yang berada di Lingkungan Sekarbela diantaranya adalah, kerajina kayu, kerajinan menjahit (fesyen),video dan fotografi dan yang paling menonjol atau terkenal yaitu kerajina emas yang dibentuk menjadi perhiasan seperti gelang, cincin, kalung dan lain-lain, yang berbahan dasar emas dan berfungsi sebagai penunjang penampilan terutama bagi
4Mari Elka Pangestu, Pengembangan Ekonomi kreatif indosesia 2025, (Jakarta: Departemen Perdagangan RI, 2008), h. 23.
perempuan. Selama bertahun-tahun Lingkungan Sekarbela dikenal sebagai pusat kerajin emas. Kerajinan emas sudah menjadi bagian dari keseharian sebagian besar Masyarakat Sekarbela. Perkembangan kerajinan emas yang berada diLingkungan Sekarbela sudah berlangsung sejak lama, sehingga keberlangsungan produksi pada industri ini sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dalam peningkatan pendapatan. Rata-rata ekonomi Masyarakat Sekarbela berada pada level menengah ke atas karena sebagian besar dari penduduk tersebut adalah pedagang perhiasan emas dan sebagian besar dari pedagang perhiasan tersebut adalah dari usaha kerajinan emas yang ada di Lingkungan Sekarbela.
Karena sebagian besar penduduk Sekarbela berprofesi sebagai pengrajin emas sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul “Peran Ekonomi Kreatif dalam Menghadapi Persaingan Pengrajin Emas di Lingkungan Sekarbela Kelurahan Karang Pule Kecamatan Sekarbela”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan konteks penelitian yang telah penulis uraikan diatas, maka penulis menentukan rumusan masalah yaitu “Bagaimana peran ekonomi kreatif dalam menghadapi persaingan pengrajin Emas diLingkungan Sekarbela, kelurahan karang pule, kecamatan sekarbela”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peran ekonomi kreatif dalam menghadapi persaingan pengrajin emas diLingkungan Sekarbela kelurahan Karang Pule Kecamatan Sekarbela.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah :
1) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak pemerintah Kota Mataram khususnya agar lebih memperhatikan pengrajin emas diLingkungan Sekarbela Kelurahan Karang Pule Kecamatan Sekarbela
2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pendalaman pengetahuan, sebagai refrensi dan kontribusi bagi pihak lain yang ingin mengetahui mengenai Peran Ekonomi Kreatif dalam menghadapi persaingan Pengrajin Emas diLingkungan Sekarbela Kelurahan Karang Pule Kecamatan Sekarbela.
3) Bagi penulis penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana yang bermanfaat dalam mengimplemntasikan pengetahuan mengenai analisis peran ekonomi kreatif dalam menghadapi persaingan pengrajin emas diLingkungan Sekarbela Kelurahan Karang Pule Kecamatan Sekarbela.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
Adapun fokus penelitian ini mencakup pada bagaimana peran ekonomi kreatif dalam menghadapi persaingan pengrajin emas diLingkungan Sekarbela, Kelurahan Karang Pule, Kecamatan Sekarbela. Pembatasan ruang lingkup bahasa ini dimaksudan agar tidak melebar atau keluar dari pokok pembahasan, sehingga tujuan penelitian dapat mencapai sasaran yang tepat.Namun demikian tidak menutup kemungkinan membahas hal-hal lain diluar pembahasan diatas, sepanjang hal itu masih relevan dengan pokok permasalahan yang di angkat.
Adapun setting penelitian ini yaitu diLingkungan Sekarbela, Kelurahan Karang Pule, Kecamatan Sekarbela yang merupakan daerah tempat tinggal peneliti, dan merupakan daerah yang banyak terdapat pengrajin emas, sehingga memungkinkan peneliti mudah mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan.
E. Telaah Pustaka
Untuk mendapatkan gambaran secara jelas mengenai penelitian ini, peneliti melakukan telaah pustaka terhadap karya-karya peneliti sebelumnya.
Telaah pustaka dilakukan dengan memperhatikan skripsi dan buku-buku terkait untuk memperkaya isi tulisan. Tujuan telaah pustaka ini adalah untuk menghindari plagiasi dan duplikasi serta mempertahankan urgensi data penelitian yang dapat dijadikan refrensi dan pertimbangan, yaitu :
1. Zuhdi Syaiful Anhar, dalam skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan
Ekonomi Kreatif (studi kasus kelompok wanita tani (KWK) Karanglo Makmur diDusun Karanglo Desa Sukohardjo Kabupaten Sleman)”.
Penelitian ini membahas tentang bagaiman kinerja anggota kelompok wanita tani karanglo makmur terhadap pengembangan usaha ekonomi kreatif pengolahan hasil taninya serta membahas mengenai bagaimana bentuk stategi pengembangan usaha ekonomi kreatif kelompok wanita tani karanglo makmur.Perbedaan skripsi terdahulun dengan yang yang diteliti sekarang adalah peneliti terdahulu lebih luas membahas mengenai kinerja serta faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja itu sendiri.Sedangkan peneliti sekarang hanya mebahas mengenai kinerja atau kemampuan memproduksi suatu barang guna untuk menghadapi persaingan. Peneliti terdahulu membahas ekonomi kreatif bidang pertanian sedang peneliiti sekarang membahas ekonomi kreatif dibidang industri kerajinan emas.Sedangkan persamaannya adalah sama-sama membahas mengenai ekonomi kreatif.5
2. Andi Sutrismana dalam skripsi yang berjudul “Strategi Peningkatan Potensi Ekonomi Kreatif Melalui Penataan Wilayah Strategis di Kota Palopo”. Penelitian ini membahas tentang bagaimana upaya yang dilakukan pemerintah dalam peningkatan potensi ekonomi kreatif melalui penataan wilayah strategi diKota Palopo serta membahas mengenai manfaat yang di rasakan masyarakat dari program strategi peningkatan potensi ekonom kreatif
5Zuhdi Syaiful Anhar, “Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif (studi kasus kelompok wanita tani (KWK) Karanglo Makmur Di Dusun Karanglo Desa Sukohardjo Kabupaten Sleman)”, (Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta 2017), h. 43.
melalui penataan wilayah strategi diKota Palopo. Perbedaan skripsi terdahulu dengan skripsi yang sekarang yaitu, skripsi terdahulu fokus membahas mengenai strategi peningkatan potensi ekonomi kreatif melalui penataan wilayah sedangkan skripsi yang sekarang lebih membahas mengenai peran ekonomi kreatif dalam menghadapi persaingan pengrajin, persamaan peneliti terdahulu dengan yang diteliti sekarang yaitu sama-sama membahas mengenai ekonomi kreatif.6
3. Maleo Tri Iriyanto dalam skripsi yang berjudul “Peran Industri Kerajinan Kulit Terhadap Pendapatan Rumah Tangga dan Penyerapan Tenaga Kerja di Dusun Mandang, Desa Sabdodadi, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul”.
Skripsi ini membahas mengenai peran industri kerajinan terhadap pendapatan rumah tangga pengrajin serta bagaimana peran industri kerajinan terhadap penyerapan tenaga kerja. Perbedaan skripsi terdahulu dengan skripsi yang di teliti sekarang yaitu skripsi terdahulu membahasan tentang peran industri kerajinan kulit sedangkan peneliti sekarang membahas mengenai peran ekonomi kreatif. Lalu persamaan skripsi terdahulu dengan skripsi yang di teliti sekarang yaitu sama-sama membahas mengenai industri kerajinan.7
6Andi Sutrismana, “Strategi Peningkatan Potensi Ekonomi Kreatif Melalui Penataan Wilayah Strategis di Kota Palopo”, (Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanudin Makassar, Makassar 2017), h. 24.
7Maleo Tri Iriyanto, “Peran Industri Kerajinan Kulit Terhadap Pendapatan Rumah Tangga dan Penyerapan Tenaga Kerja di Dusun Mandang, Desa Sabdodadi, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul”, (Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta 2017), h. 18.
F. Kerangka Teori 1. Ekonomi Kreatif
a. Definisi Ekonomi Kreatif
Ekonomi kreatif merupakan konsep ekonomi baru yang memadu padankan informasi dan kreatifitas yang mengandalkan ide, gagasan dan pengetahuan dari sumberdaya manusia sebagai faktor produksi.Dalam studi ekonomi dikenal ada empat faktor produksi, yakni sumber daya alam, sumber daya manusia, modal (faktor utama) dan orientasi atau manajemen.8 Ekonomi kreatif adalah wujud dari upaya mencari pembangunan yang berkelanjutan melalui kreativitas, yang mana pembangunan yang berklanjutan adalah suatu iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan.
Ekonomi kreatif adalah manifestasi dari semangat bertahan hidup yang sangat penting bagi negara-negara maju dan juga menawarkan peluang yang sama untuk negara-negara berkembang. Pesan besar yang di tawarkan ekonomi kreatif adalah pemanfaatan cadangan sumber daya yang bukan hanya terbarukan, bahkan tak terbatas, seperti ide, talenta dan kreativitas.9Istilah ekonomi kreatif mulai ramai di perbincangkan sejak Jhon Howkins, menulis buku “Creative Economy, How People Make
8I Gusti Bagus Arjana, Georafi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,(Jakarta:
Rajawali Pers, 2016), h. 227.
9Departemen Perdagangan RI, Rencana Pembangunan Ekonomi Kreatif 2009-2025, (Jakarta:
Departemen Perdagangan, 2008), h. 1.
Money from Ideas”. Howkins mendefinisikan ekonomi kreatif sebagai kegiatan ekonomi dimana input dan outputnya adalah gagasan. Atau dalam satu kalimat yang singkat, esensi dari kreativitas adalah gagasan.
Maka dapat dibayangkan bahwa hanya dengan modal gagasan, seseorang yang kreatif dapat memperoleh penghasilan yang relatif tinggi.10Ekonomi kreatif ini menjadikan sumberdaya manusia sebagai modal utama dalam sebuah pengembangan yang berawal dari gagasan, ide dan pemikiran.Profesi yang mengahruskan seseorang memiliki daya kreatif tinggi adalah wirausahawan.Maka dari itu pengembangan ekonomi kreatif secara tidak langsungkan mencoba untuk menciptakaan wirausahawan- wirausahawan yang handal. Ekonomi kreatif membicarakan spektrum yang sangat luas, yakni segala aspek yang bertujuan meningkatkan daya saing dengan menggunakan kreativitas individu yang dilihat dengan kacamata ekonomi.Industri kreatif adalah bagian dari ekonomi kreatif dan berfokus pada industrinya masing-masing, Jadi Industri kreatif merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif yang berfokus pada penciptaan barang dan jasa dengan mengandalkan keahlian bakat dan kreativitas sebagai kekayaan intelektual, adalah harapan bagi para pekerja industri kreatif untuk bersaing dalam meraih kuntungan guna meningkatkan pendapatan. Daya
10Rohmat Aldy Purnomo, Ekonomi Kreatif Pilar Pembangunan Indonesia, (Surakarta: Ziyad Visi Media, 2016), h. 10.
kreatifitas harus dilandasi dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan yang sudah ada.
Kendala yang di hadapi SDM kreatif Indonesia saat ini ada 3 bagian besar yaitu :
1) SDM kreatif berbasis artistik belum memahami konteks kreativitas diera industri kreatif secara menyeluruh. Sehingga masyarakat melihat dunia artistik sebagai dunia yang eksklusif dan tidak merakyat.
2) SDM kreatif yang berbasis non-artistik (sains dan teknologi) terlalu mikroskopis dalam melihat keprofesiannya sehingga kadang terlalu mekanistik dalam berpikir, sehingga kurang inovatif. Dalam bekerja orang-orang ini lebih termotivasi bekerja pada perusahaan-perusahaan besar yang membuat mereka tenggelam dalam rutinitas sehari-hari dan memiliki keterbatasan dalam mengekspresikan kreativitas yang ada dalam diri.
3) SDM kreatif berbasis artistik maupun non-artistik kekurangan sarana unutuk bereksperimen dan berekspresi sehingga hasil karya mereka masih kurang kreatif dan kurang inovatif. Akibatnya industri lokal dan internasional belum melihat kepentingan yang besar untuk mengadopsi ide-ide baru dari mereka.11
b. Sub-Sub Sektor Industri Kreatif
11Mauled Moelyono, Menggerakkan Ekonomi Kreatif Antara Tuntutan dan Kebutuhan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), h. 285.
1) Periklanan
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa periklanan, yakni komunikasi satu arah dengan menggunakan media dan sasaran tertentu. Meliputi proses kreasi, operasi, dan distribusi dari periklanan yang dihasilkan, misalnya dimulai dari riset pasar, setelah itu dibuat perencanaan komunikasi periklanan, media periklanan luar ruang, produksi material periklanan, promosi dan relasi kepada publik.Selain itu, tampilan periklanan dapat berupa iklan media cetak (surat kabar dan majalah) dan elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan media reklame, serta penyewaan kolom untuk iklan pada situs-situs website, baik website kelas mikro maupun website kelas makro.
2) Arsitektur
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain bangunan secara menyeluruh, baik dari level makro (town planning, urban design, landscape architecture) sampai level mikro (detail
konstruksi). Misalnya arsitektur taman kota, perencanaan biaya konstruksi, pelestarian bangunan warisan sejarah, pengawasan konstruksi, perencanaan kota, konsultasi kegiatan teknik dan rekayasa seperti bangunan sipil dan rekayasa mekanika dan elektrikal.
3) Pasar Barang Seni
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang- barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni dan sejarah yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan dan internet, meliputi barang-barang musik, percetakan, kerajinan, auto- mobile, dan film. Seperti halnya barang-barang berbau vintage
maupun barang-barang peninggalan orang-orang terkenal.
4) Kerajinan (craft)
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat atau dihasilkan oleh tenaga pengrajin.
Biasanya berawal dari desain awal sampai proses penyelesaian produknya. Antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari batu berharga, batu mulia, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga, perunggu dan besi), kaca, porselen, kain, marmer, tanah liat, dan kapur. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal).
5) Desain
Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.Pembuatan desain apartement, desain rumah susun misalnya.
6) Fesyen (fashion)
Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, dan juga bisa terkait dengan distribusi produk fesyen.
7) Video, Film dan Fotografi
Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film.
Termasuk didalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi atau festival film.
8) Permainan Interaktif (game)
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer ataupun android serta IOS maupun video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Sub sektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi.
9) Musik
Kegiatan kreatif yang berupa kegiatan dengan kreasi atau komposisi, pertunjukkan,reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara.
10)Seni Pertunjukkan (showbiz)
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten, produksi pertunjukkan. Misalnya, pertunjukkan wayang, balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera, termasuk musik etnik, desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.
11)Penerbitan dan Percetakan
Kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita dan pencari berita. Subsektor ini juga mencakup penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanko cek, giro, surat andil, obligasi, saham dan surat berharga lainnya, paspor, tiket pesawat terbang, dan terbitan khusus lainnya. Juga mencakup penerbitan foto-foto, grafir (engraving) dan kartu pos, formulir, poster, reproduksi, percetakan lukisan, dan barang cetakan lainnya, termasuk rekaman mikro film.
12)Layanan Komputer dan Piranti Lunak (software) atau Teknologi Informasi
Kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi, termasuk layanan jasa komputer, pengolahan data, pengembangan database, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak,
desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal termasuk perawatannya.
13)Televisi & Radio (broadcasting)
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan acara televisi (seperti games, kuis, reality show, infotainment, dan lainnya), penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan station relay (pemancar) siaran radio dan televisi.
14)Riset dan Pengembangan (Research and Development)
Kegiatan kreatif terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi, serta mengambil manfaat terapan dari ilmu dan teknologi tersebut guna perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar. Termasuk yang berkaitan dengan humaniora, seperti penelitian dan pengembangan bahasa, sastra, dan seni serta jasa konsultasi bisnis dan manajemen.
15)Kuliner
Kegiatan kreatif dengan usaha inovatif yang menawarkan produk-produk kuliner yang menarik, mulai dari penyajian, cara pembuatan, sampai dengan komposisi makanan atau minuman yang disajikan. Seperti anak dari Presiden Indonesia, Joko Widodo yaitu
Gibran yang membuat bisnis catering dengan mengkombinasikan sektor inovasi dan kreasi kedalam makanan dan minuman.12
2. Teori Persaingan
Persaingan berasal dari bahasa Inggris yaitu competition yang artinya persaingan itu sendiri atau kegiatan bersaing, pertandingan, dan kompetisi.
Persaingan adalah ketika organisasi atau perorangan berlomba untuk mencapai tujuan yang diinginkan seperti konsumen, pangsa pasar,peringkat survei, atau sumber daya yang dibutuhkan.13 Sedangkan dalam kamus manajemen, persaingan adalah usaha-usaha dari 2 pihak/lebih perusahaan yang masing-masing bergiat “memperoleh pesanan” dengan menawarkan harga/syarat yang paling menguntungkan. Persaingan ini dapat terdiri dari beberapa bentuk pemotongan harga Menurut kamus besar Bahasa Indonesia persaingan adalah suatu persaingan yang di lakukan oleh seseorang atau sekelompok orang tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif.
Persaingan juga merupakan kenyataan hidup dalam dunia bisnis, sifat, bentuk dan intensitas persaingan yang terjadi dan cara yang ditempuh oleh para pengambil keputusan stratejik untuk menghadapi para tingkat yang
12Rohmat Aldy Purnomo, Ekonomi Kreatif Pilar Pembangunan Indonesia, (Surakarta: Ziyad Visi Media 2016), h. 18-23.
13Mudrajad Kuncoro, Strategi Bagaimana Meraih Keuntungan Kompetitif, (Jakarta: Erlangga, 2005), h. 86.
dominan yang mempengaruhi tingkat keuntungan suatu perusahaan.14
Dalam persaingan kita mengenal istilah “pesaing” yaitu perusahaan yang menghasilkan atau menjual barang atau jasa yang sama atau mirip dengan produk yang kita tawarkan. Pesaing suatu perusahaan dapat dikategorikan pesaing yang kuat dan pesaing yang lemah atau ada pesaingan yang dekat yang memiliki produk yang sama atau memiliki produk yang mirip.15
Dalam dunia bisnis istilah persaingan tidak asing lagi didengar, setiap usaha yang di jalankan tidak akan lepas dari kata persaingan, begitu juga dengan usaha kerajinan emas yang berada dilingkungan Sekarbela Kelurahan Karang Pule Kecamatan Sekarbela ini, bahkan dalam usaha kerajinan emas ini persaingan inilah yang menjadi dasar masalah bagi pengrajin yang kurangt memiliki kekeretifitasan dalam kerajinan emas ini, di dalam usaha ini sangat di butuhkan kekereatifitasan guna menarik minat pelanggan terhadap barang yang dikonsumsi.
Seseorang dalam menjalankan usahanya tentu saja mengalami mengalami berbagai macam persaingan dari para pesaingnya. Menurut Porter, persaingan adalah inti dari keberhasilan. Agar dapat memenangkan setiap persaingan, setiap perusahaan harus memiliki strategi bersaing.16 Salah satunya dengan membangun kepercayaan dalam suatu hubungan jangka
14Sondang P. Siagian, Manajemen Stratejik,(Jakarta: PT. Bumi Aksara,2003), h.83-84.
15 Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta :PT. Raja Grapindo Persada, 2012) , Cetakan ke-7, h. 279.
16 Wibowo Kuntjoroadi, “Analisis Strategi Bersaing Dalam Persaingan Usaha Perkembangan Komersial”, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol. 16 No. 1 (2009) ISSN 0854-3844, h.46
panjang antara pedagang dan pelanggannya. Dengan demikian persaingan usaha merupakan rivalitas yang terjadi diantara para pelaku usaha untuk dapat memproleh konsumen dengan menawarkan barang yang berkualitas baik dan dengan harga yang baik pula.
Persaingan usaha juga dapat ditemui dalam UU No.5 tahun 1999 tentang larangan praktek Monopoli dan persaingan tidak sehat. Secara umum, persaingan bisnis adalah perseteruan atau rivalitas antara pelaku bisnis yang secara independen berusaha mendapatkan konsumen dengan menawarkan harga yang baik dengan kualitas barang atau jasa yang baik pula.17
Dalam dunia persaingan usaha dikenal dengan dinamika persaingan yang berarti perubahan-perubahan yang terjadi terhadap persaingan yang terjadi pada perusahaan dalam memperebutkan pelanggan pada periode- periode tertentu. Untuk itu setiap perusahaan perlu memperhatikan dinamika yang terjadi agar mereka bisa mengikuti persaingan supaya tidak mengalami kekalahan dalam kompetisi di pasar.
Dalam kamus Manajemen persaingan bisnis terdiri dari:
a. Persaingan sehat (healthy competition), persaingan antara perusahaan- perusahaan atau pelaku bisnis yang diyakini tidak akan menuruti atau melakukan tindakan yang tidak layak dan cenderung mengedepankan etika-etika bisnis.
17 Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam, (Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada, 2007), h. 27.
b. Persaingan gorok leher (cut throat competition) persaingan ini merupakan bentuk persaingan yang tidak sehat atau fair, dimana terjadi perebutan pasar antara beberapa pihak yang melakukan usaha yang mengarah pada menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan lawan, sehingga salah satu tersingkir dari pasar dan salah satunya menjual.
Persaingan akan mendoronga inovasi dan pembaruan yang terkait dengan yang misalnya pengurangan biaya produksi, pembukaan jalur-jalur distribusi dan pasar-pasar baru. Kata kunci persaingan usaha adalah inovasi, dalam arti adanya persaingan usaha yang akan mendorong pelaku usaha melakukan inovasi produk barang dan atau jasanya agar tetap bertahan dalam persaingan usaha yang berlangsung. Inovasi yang sukses berujung pada penerimaaan keuntrungan yang di harapkan. 18
Persaingan sering dikonotasikan negatif karena dianggap mementingkan kepentingan sendiri. Walawpun pada kenyataannya seorang manusia, apakah pada kapasitasnya sebagai individual maupun anggota suatu organisasi, secara ekonomi tetap akan berusaha mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Alfred Marshal, seorang ekonomi terkemuka sampai mengusulkan agar istilah persaingan digantikan dengan istilah “economic freedom” (kebebasan ekonomi) dalam menggambarkan atau mendukung tujuan positif dari proses persaingan. Oleh sebab itu pengertian konpetisi atau
18 Hermansyah, Pokok-Pokok Hukum Persaingan Usaha Di Indonesia, (Jakarta : Penerbit Kencana, 2009), h. 18
persaingan usaha dalam pengertian yang positif dan independent sebagai jawaban terhadap upaya dalam segi keuntungan untuk menarik pembeli agar mencapai untung.19
Persaingan merupakan kondisi real yang dihadapi oleh setiap orang di masa sekarang. Konfetisi dan persaingan tersebut bila di hadapi secara positif atau negatif, bergantung pada sikap dan mental persepsi kita dalam memaknai persaingan tersebut. Hampir tidak ada hal yang tidak ada konfetisi atau persaingan, seperti halnya konfetisi dalam berprestasi, dunia usaha bahkan dalam proses belajar. Persaingan merupakan semacam upaya untuk menduduki posisis yang lebih tinggi dalam dunia usaha. Bila jumlah pesaing cukup banyak dan seimbang, persaingan akan tinggi sekali karena masing- masing perusahan memiliki sumber daya yang relatif sama. Bila jumlah pesaing sama ttapi terdapat perbedaan sumber daya, maka terlihat sekali mana yang akan menjadi market leader, dan perusahaan mana yang merupakan pengikut. Motiv utama dalam kegiatan bisnis adalah laba yang didefinisikan sebagai perbedaan antara penghasilan dan biaya-biaya yang dikeluarkan. Dalam kegiatan bisnis, mereka harus bisa menghadapi persaingan usaha yang lazim terjadi dalam dunia bisnis. Olehkarena itu di perlukan kekuatan-kekuatan atau daya saing sebagaimana disebut oleh Didin
19 Ningrum Natasya Sirait, Hukum Persaingan Di Indonesia, (Medan : Pustaka Bangsa Press, 2004), h. 1
Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, antara lain :20
a. Daya saing produk-produk yang akan ditawarkan harus kualitasnya bisa bersaing dengan baik.
b. Daya saing harga tidak mungkin memenangkan persaingan jika produk- produk yang di miliki sangat mahal harganya.
c. Daya saing marketing dunia marketing berbicara masalah pasar maka hal yang terpenting adalah bagaimana menarik konsumen untuk membeli barang-barang yang telah diproduksi.
d. Daya saing jaringan kerja (networking) suatu bisnis tidak akan memiliki daya saing dan akan kalah jika “bermain sendiri”, dalam hal ini bermakna tidak melakukan kerjasama, koordinasi dan sinergi dengan lembaga- lembaga bisnis lainnya diberbagai bidang.
Menurut informasi yang di dapatkan dari beberapa pengrajin emas yang ada di lingkungan Sekarbela ada beberapa cara yang di lakukakan untuk menghadapi persaingan usaha di antaranya yaitu meningkatkan kualitas produk kerajinan emas mereka dengan mengembangkan kekereatifitasan sesuai dengan tren yang berlaku serta memenuhu permintaan para pelanggan sesai dengan model-model yang di inginkan yang biasanya mereka ambil dari internet, selain itu juga para pengrajin mempercepat proses pembuatan perhiasan emas yang sudah di pesan oleh
20 Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syar’ah dalam Praktek (Jakarta : Gema Insani Press, Cet I, 2002), h. 44.
pelanggan, dan meningkatkan kualitas pelayanan seperti keramah tamahan para pengrajin terhadap pelanggan, seperti itulah beberapa cara yang di lakukan para pengrajin untuk menghadapi persaingan.
3. Pengrajin emas
Pengrajin ialah orang yang pekerjaannya membuat barang-barang kerajinan atau orang yang mempunyai keterampilan berkaitan dengan kerajinan tertentu, seperti contohnya pengrajin emas atau perhiasan dari sekarbela.
Barang-barang tersebut tidak dibuat dengan mesin, tetapi dengan tangan sehingga sering disebut barang kerajinan tangan.
Sedangkan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, emas adalah logam mulia berwarna kuning yang dapat ditempa dan dibentuk, biasa dibuat perhiasan seperti cincin, dan kalung.
Jadi pengrajin emas ialah seseorang yang mempunyai keahlian serta kreatifitas dalam pembuatan barang dengan menggunjakan bahan dasar emas yang biasanya di bentuk menjadi cincin. Gelang, anting dan beberapa asesoris perhiasan lainnya.
4. Teori Industri
a. Pengertian Industri
Istilah industri berasal dari bahasa latin, yaitu industria yang artinya buruh atau tenaga kerja. Istilah industri sering digunakan secara umum dan luas, yaitu semua kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam rangkai mencapai kesejahteraan.Industri adalah suatu usaha
manusia untuk mengelola bahan dasar atau bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi sehingga mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi manusia.21Definisi industri menurut Sukirno adalah perusahaan yang menjalankan kegiatan ekonomi yang tergolong dalam sektor sekunder. Kegiatan itu antara lain adalah pabrik tekstil, pabrik perakitan dan pabrik pembuatan rokok. Industri merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk.Selain itu industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu sumberdaya manusia dan kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya alam secara optimal.
Menurut BPS, pengelompokan industry berdasarkan jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan dibedakan menjadi empat seperti berikut ini : 1) Industri besar, jika mempekerjakan tenaga kerja 100 orang atau lebih 2) Industri sedang, jika mempekerjakan 20 sampai 90 orang
3) Industri kecil, jika memperkerjakan 5 samapi 19 0rang
4) Industri mikro, jika memperkerjakan kurang dari 5 orang (termasuktenaga kerja yang tidak di bayar).22
Menurut Departemen Perindustrian, industri secara nasional dapat di kelompokkans ebagai berikut :
21Ratna Evy, Usaha Industri dan Kerajinan Indonesia, (Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya, 2001), h. 5.
22Lincolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan, Edisi 5, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2010), h.
453-454.
1) Industri dasar (hulu), yaitu industri mesin-mesin dan logam dasar serta industri kimia dasar, industri dasar ini membawa misi pertumbuhan ekonomi, dan penguatan struktur ekonomi. Ciri industri dasar adalah teknologi tepat guna yang di gunakan sudah maju dan teruji serta tidak padat karya.
2) Industri hilir, teknologi tepat guna yang digunakan adalah teknologi maju, teruji, dan teknologi madya, industri hilir ini mempunyai misi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan, memperluas kesempatan kerja, dan tidak padat modal.
3) Industri kecil, misi yang di bawa oleh industri kecil adalah melaksanakan pemerataan. Menggunakan teknologi madya dan teknologi sederhana serta mempunyai tenaga kerja yang banyak (padat karya). Pengembangan industri kecil ini diharapkan dapat menambah kesempatan kerja dan mendapatkan nilai tambah dengan memanfaatkan pasar dalam negeri dan luar negeri.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang di tujukan untuk mendeskrifsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas social, sikap, kepercayaa, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok.Beberapa
deskripsi digunakan untuk menemukan prinsif-prinsif dan penjelasan yang mengarah pada penyimpulan.23
Peneliti menggunakan metode kualitatif karena penelitian kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan-kenyataan ganda pendekatan ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan pola-pola nilai yang dihadapi dengan tujuan untuk membuat penelitian secara sistematis, factual, dan akurat.
Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh serta penelitian kualitatif ini juga mencoba mengerti makna suatu kejadian atau peristiwa dengan mencoba berinteraksi dengan orang-orang dalam situasi atau penomena tersebut. Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.
Dalam hal ini peneliti akan menggunakan pendekatan kualitatif deskriftif yang lebih menjurus pada studi kasus memaparkan tentang analisi peran ekonomi kreatif dalam peningkatkan pendapatan pengrajin emas di Lingkungan Sekarbela, Kelurahan Karang Pule, Kecamatan Sekarbela.
2. Kehadiran Peneliti
Sesuai dengan ciri penelitian kualitatif dimana peneliti adalah instrumen kunci, maka kehadiran peneliti mutlah diperlukan. Berkenaan
23Nana Syaodih Sukmadinata, Metode penelitian pendidikan, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 60.
dengan hal tersebut, peneliti berusaha menciptakan hubungan yang akrab dengan informan yang menjadi sumber data dalam penelitian ini. Peneliti menghubungi sumber data yang ada dilokasi penelitian. Pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap yaitu selama 6 bulan dari tanggal 4 februari sampai tanggal 26 juli dan adapun tahapan-tahapannya diantaranya adalah :
c. Tahap persiapan, yaitu mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam penelitian ini, seperti mendapatkan rekomendasi surat izin peneleitian Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram maupun lembaga terkait lainnya dan mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan pada informan serta menentukan siapa-siapa yang akan dijadikan informan.
d. Tahap pelaksanaan, yaitu tahap peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian dan melakukan wawancara dengan informan guna mendapatkan data yang di butuhkan.
e. Tahap penulisan laporan, yaitu tahap pengelolaan dan analisis data-data yang diperoleh dari lapangan sesuai dengan ketentuan yang digunakan dalam penelitian ini.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah diLingkungan Sekarbela, Kelurahan Karang Pule, Kecamatan Sekarbela. Pengambilan Lingkungan tersebut sebagai lokasi penelitian didasarkan pada beberapa alasan yaitu :
a. Lingkungan Sekarbela dikenal dengan pusat kerajinan emas yang ada diLombok dan memenuhi kebutuhan pasar baik didalam maupun luar daerah.
b. Lingkungan Sekarbela merupakan tempat tinggal peneliti sehingga bisa memudahkan peneliti memperoleh data yang di butuhkan.
4. Sumber dan Jenis Data
Adapun jenis data yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah : a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek
penelitian perorangan, kelompok dan organisasi.24 Dalam penelitian ini yang termasuk data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari pengrajin emas berupa informasi mengenai jenis barang yang diproduksi, jumlah barang yang diproduksi, serta pendapatannya. Disini yang menjadi data primer yaitu para pengrajin emas di antaranya yaitu saudara Muliyadi, bapak Masmuq, saudara Isnan Hadi, saudara Topan, bapak Fathurahman, H. Junaidi dan beberapa pengrajin lainnya.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dan digali melalui hasil pengolahan hasil kedua dari hasil penelitian lapangannya, baik berupa data kualitatif maupun data kuantitatif.25 Dalam penelitian ini data sekunder berupa data yang di ambil dari buku-buku, majalah ilmiah,
24 Rosdy Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta : PT Raja Grapindo Persada, 2006), h. 29.
25 Muhammad Teguh, Metode Penelitian Ekonomi, Teori dan Aplikasi, (Jakarta : Grapindo Persada, 2005), h. 121.
sumber dari arsip, serta dokumen-dokumen lainnya yang dibutuhkan terkait dengan masalah dalam penelitian ini.
5. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan dalam upaya memperoleh dan mengumpulkan data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Adapun metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
a. Metode Observasi
Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatan melalui hasil kerja mata serta dibantu oleh panca indra yang lain. Dalam arti luas, observasi tidaklah terbatas pada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.26
Observasi atau yang disebut pula pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu yang diteliti dengan menggunakan seluruh alat indra. Observasi atau pengamatan dilakukan untuk memperoleh data atau informasi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi langsung terhadap para pengrajin emas yang ada diSekarbela untuk mendapatkan data atau informasi mengenai proses produksi, proses pemasaran serta bahan baku yang digunakan para pengrajin emas dalam membuat kerajinan emas tersebut. Alasan saya menggunakan observasi langsung dalam penelitian ini adalah agar bisa
26Ibid. h. 115
lebih mengetahui secara langsung keadaan yang sebenarnya sedang terjadi dilapangan.
b. Metode Wawancara
Metode wawancara yang penulis gunakan adalah metode wawancara mendalam yaitu proses memproleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan informan atau orang yang diwawancara dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, dimana pewawancara dan informan terlebih dalam kehidupan sosial yang relatif lama.27
Pada penelitian ini penulis menggunakan wawancara terstruktur di karenakan dengan menggunakan wawancara terstruktur peneliti bisa melakukan pembicaraan lebih fokus dalam mengajukan pertanyaan secara teratur dan tidak keluar dari pokok permasalahan atau pokok pembahasan.
Dalam hal ini penulis mewawancarai pihak-pihak terkait seperti para pengrajin emas yang ada di lingkungan sekarbela serta konsumen yang berasal dari dalam maupun dari luar sekarbela. Penulis mewawancarai para pengrajin emas untuk memperoleh informasi mengenai data konsumen , jumlah produksi yang di hasilkan, serta pendapatan yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu. Wawancara selanjutnya ditujukan kepada para kosumen kerajinan emas ini untuk memperoleh informasi mengenai sejauh mana kepuasan mereka terhadap barang-barang yang
27Ibid. h. 108.
diproduksi oleh para pengjarin emas yang menjadi langganan mereka serta menggali penialian mereka mengenai hasil produksi para pengrajin emas yang ada di lingkungan sekarbela.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa data-data tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang penomena yang masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian.28 Data-data tersebut biasanya berbentuk surat, catatan harian, cendera mata, foto dan lain-lain.
Penulis menggunakan teknik ini untuk memperoleh informasi atau data- data tentang lingkungan sekarbela, pengrajin emas, serta bentuk kerajinan emas yang ada diLingkungan Sekarbela.
6. Analisis Data
Analisis data adalah mendefinisikan data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan ide seperti yang di sarankan oleh data sebagai usaha memberikan bantuan terhadap tema dan ide itu sendiri.29 Metode analisis yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, yaitu dengan memaparkan informasi-informasi faktual yang diperoleh dari lapangan yang banyak bersifat informasi dan keterangan-keterangan, baik berupa kata-kata lisan maupun tulisan.
28 Muhammad, Metode Penelitian Ekonomi Islam : Pendekatan Kuantitatif, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 152.
29Soetrisno Hadi, Metode Researceh, (Yogyakarta: Andi Ofset, 2001), h. 420.
Adapun cara atau proses dalam analisis data yaitu pertama tama data yang di peroleh di tulis dalam bentuk laporan atau data yang terperinci.
Laporan disusun berdasarkann data yang di peroleh 7. Validitas Data
Validitas data membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam dunia kenyataan. Apakah penjelasan yang diberikan tentang dunia memang sesuai dengan yangsebenarnya atau terjadi.30
Untuk menjamin validasi digunakan cara-cara sebagai berikut:
a. Perpanjangan Waktu Observasi
Harus cukup waktu untuk betul-betul mengenal suatu Lingkungan, mengadakan hubungan baik dengan orang-orang yang ada disana, mengenal budaya Lingkungan, dan mengecek kebenaran informasi tentang peran ekonomi kreatif dalam meningkatkan pendapatan pengrajin emas diLingkungan Sekarbela, Kelurahan Karang Pule, Kecamatan Sekarbela. Peneliti melakukan perpanjangan observassi selama 1 bulan yaitu dari tanggal 5 agustus sampai dengan tanggal 30 agustus.
b. Pengamatan yang Terus Menerus
Dengan pengamatan yang terus menerus atau kontinyu peneliti dapat memperhatikan sesuatu lebih cermat, terinci, dan mendalam terkait dengan apa yang peneliti teliti. Tidak sedikitpun akan luput dari
30Nasution S, Metode Penelitian Naturalistic Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 1992), h. 105.
pengamatannya. Apa saja harus dianggap penting, terutama dalam taraf permulaan, lambat laun ia akan dapat membedakan hal-hal yang tak bermakna untuk memahami gejala tertentu. Cara peneliti melakukan pengamatan secara terus menerus dalam penelitian ini ialah dengan cara mengamati langsung atau berbaur langsung serta memperhatikan secara terus menerus sesuatu yang di teliti, pengamatan yang terus menerus dapat peneliti lakukan secara mudah di karenakan lokasi penelitian merupakan tempat tinggal peneliti.
H.Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini merupakan pendahuluan yang memuat permasalahan yang ada untuk diteliti sehingga melahirkan judul penelitian.
Termasuk didalamnya konteks penelitian, fokus penelitian yang dituangkan ke dalam bentuk pertanyaan, tujuan dan mafaat penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, ruang lingkup dan setting penelitian, metode penelitian, kemudian diakhiri dengan sistematika penulisan.
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN
Dalam bab ini diuraikan tentang paparan data dan temuan peneliti yang ditemukan di lapangan. Adapun temuan dan data tersebut antara lain tentang gambaran umum lokasi penelitia. Selain itu juga memuat tentang analisis peran ekonomi kreatif dalam menghadapi persaingan
pengrajin emas diLingkungan Sekarbela, Kelurahan Karang Pule, Kecamatan Sekarbela.
BAB III PEMBAHASAN
Dalam hal ini berisi tentang pembahasan yang merupakan inti dari penelitian ini. Penelitian ini menguraikan pembahasan hasil jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang disebut dengan fokus penelitian yaitu bagaimana peran ekonomi kreatif dalam menghadapi persaingan pengrajin emas diLingkungan Sekarbela, Kelurahan Karang Pule, Kecamatan Sekarbela.
BAB IV PENUTUP
Dalam bab ini menguraikan tentang penutup yang didalamnya memaparkan tentang kesimpulan penelitian yang bersumber dari pembahasan yang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diuraikan difokus penelitian ada bagian penutup, dan saran dari analisis data yang berkaitan dengan penelitian.
I. Jadwal Penelitian
Berdasarkan rencana yang akan peneliti lakukan dalam pembuatan proposal sampai dengan penyusunan skripsi ini direncanakan selama 6 bulan dari bulan januari sampai dengan juni 2019. Adapun rincian rencana jadwal kegiatan penelitian ini akan diuraikan pada tabel berikut ini :
Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Bulan ke
1 2 3 4 5 6
1 Penyusunan proposal √
2 Seminar proposal √
3 Memasuki lapangan √
4 Tahap seleksi dan analisis √
5 Membuat draf laporan √
6 Diskusi draf laporan √
7 Penyempurnaan laporan √
8 Dan seterusnya disesuaikan kebutuhan
√
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kelurahan Karang Pule terbentuk tahun 1961 Adapun batas kelurahan Karang Pule antara lain31 :
Sebelah utara berbatasan dengan lingkungan kekalik jaya
Sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan jempong baru
Sebelah timur berbatasan dengan kelurahan pagesangan barat
Sebelah barat berbatasan dengan kelurahan tanjung karang
Kelurahan Karang Pule terdiri dari 7 lingkungan diantaranya yaitu Lingkungan karang pule, Lingkungan pande besi, Lingkungan pande mas timur, Lingkungan pande mas barat, Lingkungan karang seme, Lingkungan mas mutiara dan Lingkungan BTN kekalik. Adapun dari 7 Lingkungan yang ada diKelurahan Karang Pule terdiri dari 33 RT antara lain yaitu
No Lingkungan Jumlah RT
1 Karang pule 8 RT
2 Pandebesi 6 RT
3 Pande mas timur 4 RT
4 Pande mas barat 4 RT
5 Karangseme 3 RT
6 Mas mutiara 3 RT
31 Arsip kantor lurah karang pule
7 BTN kekalik 5 RT
Potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh Kelurahan Karang Pule berdasarkan luas wilayah menurut penggunaannya terbagi atas luas pemukiman sebesar 37 ha/m2, perrsawahan seluasa 36,9 ha/m2, Luas kuburan 2.000 ha/m2, Luas pekarangan 30 ha/m2. Pekantoran 0,8 ha/m2, sehingga total luas wilayah Kelurahan Karang Pule mencapai 106,7 ha/m2.
Program kerja yang disusun tetap mangacu pada visi, misi, tujuan strategi dan kebijaksanaan Kelurahan disamping tetap memperhatikan kepada kerangka acuan program pembangunan Kota Mataram, baik program umum, program perioritas maupun program unggulan. Untuk diketahui program pembangunan yang telah disusun oleh Pemerintan Kota Mataram di antaranya yaitu, Peningkatan keamanan dan ketertiban Masyarakat, Penataan dan pembinaan kependudukan, Peningkatan kualitas sumber daya manusia, Pengembangan wilayah dalam rangka pemberdayaan ekonomi rakyat berbasis potensi lokal, Peningkatan pertumbuhan sektor perdagangan dan jasa, Perwujudan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik, Pembinaan dan penegakan kesadaran hukum masyarakat, Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasaran perkotaan, Penataan supra struktur dan infra struktur pemerintahan, Penataan kawasan permukiman dan pelestarian dan pelestarian lingkungan hidup. Sedangkan untuk program unggulan Kota Mataram adalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam rangka peningkatan daya
saing daerah, Pemberdayaan ekonomi rakyat berbasisi potensi ekonomi lokal, Peningkatan daya dukung infras, Struktur perkotaan dalam rangka pencapaian peningkatan kualitas sumber daya manusia , Pemberdayaan ekonomi rakyat.
Ada beberapa Program unggulan Kelurahan Karang Pule diantaranya yaitu, Untuk peningkatan pencapaian pengerajin emas perak mutiara yang diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat yang ada diKelurahan Karang Pule, Normalisasi saluran yang dilakukan untuk menghindari terjadinya banjir dan tercapainya Lingkungan yang sehat, Program rumah kumuh berkelanjutan, Pemerataan Jaminan Kesehatan Nasional, Program prona, Bantuan air bersih, Program kelistrikan
a. Jumlah Penduduk
Data kependudukan digambarkan sebagai berikut32 :
Lingkungan KK
jumlah
Jumlah penduduk Jumlah Jumlah RT
L P L+P
Karang pule Pande besi Pande mas barat Pande mas timur Karang seme
953 582 391 282 337
1802 1165 703 635 635
1730 1237 712 648 634
3532 2402 1415 1282 1269
8 6 4 4 3
32 Arsip kantor lurah karang pule kecamatan sekarbela
Mas mutiara BTN kekalek
282 153
608 283
551 260
1159 543
3 5
Jumlah 2980 5831 5772 11.602 33
Wilayah Lingkungan Sekarbela memiliki mata air yang dikenal dengan sebutan kolam bengak, mata air ini di manfaatkan oleh masyarakat sekarbela untuk kebutuhan air minum, mandi dan beberapa kegiatan lainnya , mata air kolam bengak tidak mengenal kata musim kemaraw karena pada saat musim kemaraw mata air kolam bengak tetap mengalir.
Kondisi iklim di lingkungan sekarbela tidak jauh beda dengan kondisi iklim wilayah sekitarnya yaitu mempunya dua musim diantaranya adalah musim kemarau dan musim penghujan.
B. Data Pengrajin Emas
No Lingkungan Jumlah Pengrajin 1 Pande Mas
Barat
88 2 Pande Mas
Timur
62
3 Pande Besi 49
4 Mas Mutiara 51
Dari 7 lingkungan yang ada di Kelurahan Karang Pule, hanya terdapat 4 lingkungan yang masyarakatnya berpropesi sebagai pengrajin emas. 4
lingkungan tersebut di antaranya adalah Lingkungan Pande Mas Barat, Pande Mas Timur, Pande Besi dan Lingkungan Mas Mutiara. Dapat kita lihat dari tabel di atas bahwasannya Lingkungan Pande Mas Barat mempunyai 88 orang pengrajin, di Lingkungan Pande Mas Timur terdapat 62 orang pengrajin, Lingkungan Pande Besi terdapat 49 orang pengrajin dan di Lingkungan Mas Mutiara terdapat 51 orang pengrajin, sehingga total jumlah pengrajin dari 4 lingkungan tersebut yaitu berjumlah 250 orang, terlihat bahwasannya Lingkungan Pande Mas Barat merupakan Lingkungan yang paling banyak terdapat pengrajin di bandingkan dengan lingkungan yang lainnya.
C.Industri Kerajinan Emas
Industri Kerajinan Emas yang berada diLingkungan Sekarbela merupakan industri rumah tangga dalam hal ini para pengrajin memproduksi perhiasan disekitar rumah. Adapun industri rumahan diLingkungan Sekarbela sudah menjadi sebuah industri sentra. Industri sentra yang dimaksud yaitu kelompok jenis industri yang dari segi satuan usaha mempunyai skala kecil, tetapi membentuk suatu pengelompokan atau kawasan produksi yang terdiri dari kumpulan unit usaha yang menghasilkan barang sejenis. Barang yang dihasilkan dari sentra Industri ini yaitu berbagai macam produk kerajinan emas yang menggunakan bahan dasar emas. Kerajinan emas yang dihasilkan merupakan salah satu upaya yang dilakukan pengrajin untuk peningkatan pendapatan keluarga. Dengan adanya pemproduksian kerajinan emas ini