TUGAS AKHIR
Disusun oleh :
MUHAMMAD WIDODO
NIM 20112039
JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
TUGAS AKHIR
Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat gun memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi DIII PerbankanSyariah (A.md, E.Sy)
Disusun oleh :
MUHAMMAD WIDODO
NIM 20112039
JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
yang makruf, dan mencegah dari yang munkar
”
(QS Ali „Imran ayat 104)
1. Untuk Allah SWT Terimakasih berkat rahmat dan hidayah Nya akhirnya Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
2. Untuk baginda Rasul Muhammad SAW, yang saya nantikan syafaatnya di akhirat.
3. Untuk kedua orang tua saya Bapak Subardi (Alm) dan Ibu Sufiatun yang senantiasa dan tidak lelah mendoakan dan memberikan semangat untuk saya.
4. Untuk kakak saya Siti Markamah yang telah mendoakan dan memberikan semangat untuk saya.
5. Untuk Bapak Marwanto Daud dan Ibu I’anatul Khasanah yang membantu pendidikan serta memberikan semangat untuk saya.
6. Untuk teman dan saudara saya di Panti Asuhan Muhammadiyah Tuntang yang telah mendoakan dan banyak membantu saya.
7. Seluruh keluarga dan teman-teman sekalian untuk harapan dan doa kalian. 8. Teman-teman sahabat dahsyat D III perbankan syariah angkatan 2012 atas
bantuannya dalam menyelesaikan karya ini.
Perbankan Syariah.IAIN Salatiga. Dosen Pembimbing: Dr. Anton Bawono, M.Si.
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi yang diambil oleh BMT Amal Mulia Salatiga ketika menghadapi persaingan dengan lembaga keuangan syariah yang lain. Kemudian mengetahui kendala yang timbul dalam menghadapi persaingan. Selain itu bertujuan untuk mengetahui faktor yang menimbulkan persaingan antar lembaga keuangan syariah. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dengan cara wawancara terhadap general manager, observasi secara langsung terhadap objek tertentu yang menjadi fokus penelitian dan mengetahui suasana kerja BMT Amal Mulia, dan dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian ini. Hasil dari penelitian ini adalah menggunakan strategi pemasaran 4P, yaitu: price (harga), product (produk), place (tempat), promotion (promosi). Kemudian dengan meningkatkan pelayanan internal serta menjadikan pesaing sebagai peluang.
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Karena limpahan rahmat,
taufik serta hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tanpa
halangan apapun. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad
SAW, yang senantiasa kita ikuti teladannya. Maksud dari penulisan laporan Tugas
Akhir ini adalah untuk memenuhi persyaratan kelulusan mencapai derajat ahli
madya (A.Md) pada progam studi Diploma III Perbankan Syariah IAIN Salatiga.
Penulis juga menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini sulit untuk dapat
terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Dalam penulisan Tugas Akhir
ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Ahmad Mifdlol M., Lc., M.S.I., selaku pembimbing akademik D III
Perbankan Syariah.
3. Bapak Dr.Anton Bawono,SE, M.SI., selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dengan penuh
perhatian dan kesabaran selama menyusun maupun penulisan Tugas Akhir
ini.
4. Bapak dan Ibu dosen perbankan syariah terima kasih atas ilmu yang tiada
6. Bapak Mustafa Al Amin selaku general manajer BMT Amal Mulia yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penlitian ini.
7. Seluruh karyawan di BMT Amal Mulia yang telah membantu dalam
perizinan serta wawancara penulis tugas akhir ini.
8. Keluarga besar D III Perabankan Syariah khususnya angkatan 2012,
terima kasih atas semua dukungannya dan buat angkatan 2013 dan 2014
tetap semangat.
9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan yang telah
mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan
Tugas Akhir ini, penulis hanya mampu menghaturkan ucapan terimakasih
yang tulus dan ikhlas dari hati sanubari yang paling dalam, serta iringan
doa semoga Allah memberikan rahmat dan keselamatan bagi kita semua,
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Salatiga, 13 September 2015
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN MUNAQOSAH ... iii
HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR GAMBAR………... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan dan Kegunaan ... 5
1. Tujuan Penelitian ... 5
2. Kegunaan Penelitian ... 5
D. Penelitian Terdahulu ... 6
E. Metode Penelitian ... 9
1. Jenis Penelitian ... 9
G. Sistematik Penulisan ... 12
BAB II LANDASAN TEORI ... 13
A. STRATEGI DALAM BISNIS KEUANGAN ... 13
1. Pengertin Strategi ... 13
2. Tipe-Tipe Strategi ... 14
B. PERSAINGAN USAHA ... 15
1. Pengertian Persaingan ... 15
2. Tujuan Yang Mendorong Persaingan Usaha ... 16
C. LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH ... 17
1. Pengertian Lembaga Keuangan Syariah ... 17
2. Dasar Hukum Lembaga Keuangan Syariah……….…………17
3. Macam-Macam Lembaga Keuangan Syariah ... 20
D. FAKTOR DAN KENDALA ………26
BAB III LAPORAN OBJEK ... 27
A. Gambaran Umum BMT Amal Mulia ... 27
B. Visi dan Misi BMT Amal Mulia ... 28
C. Identitas BMT Amal Mulia………...29
D. Struktur Organisasi BMT Amal Mulia ... 30
3. Produk Pembiayaan ... 44
BAB IV ANALISIS DATA ... 50
1. Strategi yang digunakan di BMT Amal Mulia Salatiga dalam menghadapi persaingan ... 50
2. Kendala yang timbul dalam menghadapi persaingan ... 57
3. Faktor yang menimbulkan persaingan antar Lembaga Keuangan Syariah ... 59
BAB V PENUTUP ... 60
A. Kesimpulan ... 60
B. Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 3.2 Struktur Organisai Pengelola Koperasi BMT Amal Mulia...…...32
Gambar 3.3 Skema Pembiayaan Mudharabah.………45
Gambar 3.4 Skema Pembiayaan Murabahah (MBA)..………,,, 46
Gambar 3.5 Skema Pembiayaan Bai‟ Bitsaman Ajil(BBA)…….…………...46
Gambar 3.6 Skema Pembiayaan Musyarakah………..………47
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekonomi syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam. Ekonomi
syariah atau sistem ekonomi koperasi berbeda dari kapitalisme, sosialisme,
maupun negara kesejahteraan (Welfare State). Berbeda dari kapitalisme karena
Islam menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang miskin, dan
penumpukan harta (http://id.wikipedia.org/wiki/pengertianekonomisyari’ah).
Ekonomi Islam di masa modern ini sudah sangat berkembang pesat di
dunia perekonomian dunia, khususnya di indonesia. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya lembaga keuangan syariah yang berdiri di Indonesia. Selain itu
ekonomi Islam juga sangat berperan penting dalam kelangsungan ekonomi di
Indonesia. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi pada kurun waktu tahun
1997–1998 yang menyebabkan perekonomian nasional mengalami perubahan
yang sangat besar.
Dalam kurun waktu dua tahun itu banyak lembaga keuangan mengalami
keterpurukan yang mengakibatkan banyak lembaga keuangan atau bank
mengalami kebangkrutan dan akhirnya gulung tikar. Akan tetapi hal itu tidak
berpengaruh kepada lembaga keuangan yang berbasis syariah, karena dalam
perbankan syariah tidak memacu pada suku bunga melainkan dengan sistem bagi
semua kegiatannya berdasarkan ekonomi syariah masih tetap eksis dan konsisten
sampai era moderen ini.
Dalam perkembangan sekarang ini, ada dua jenis lembaga keuangan
syariah terbagi menjadi 2, yaitu lembaga syariah perbankan dan lembaga syariah
non perbankan. Salah satu lembaga syariah non perbankan adalah BMT (Baitul
Maal Wat Tamwil). BMT sebenarnya merupakan gabungan dari dua lembaga
yang menjadi satu, yaitu Baitul Maal dan lembaga Baitut Tamwil. Keduanya
memiliki pripsip yang berbeda meskipun memiliki hubungan yang sangat erat.
Prinsip BMT sebagai Baitul maal yaitu sebagai penghimpun dan penyalur
dana zakat, infaq, dan shodaqah-nya saja tanpa ada sesuatu kekuatan untuk
melakukan pengambilan atau pemungutan secara langsung kepada
mereka-mereka yang yang sudah memenuhi kewajibannya tersebut, dan seandainya aktif
pun hanya bersifat seolah-olah meminta dan menghimbau, yang kemudian setelah
itu Baitul Maal menyalurkannya kepada mereka yang berhak untuk menerimanya.
Dari prinsip dasar di atas dapat kita ungkapkan bahwa produk inti dari
Baitul Maal terdiri atas:
a) Poduk Penghimpun Dana
Dalam produk penghimpun dana ini, sebagaimana yang telah
diungkapkan di atas, Baitul Maal menerima dan mencari dana berupa zakat,
infaq, dan shadaqah. Meskipun selain sumber dana tersebut, Baitul Maal juga
menerima dana berupa sumbangan, hibah, ataupun wakaf serta dana-dana yang
b) Produk Penyaluran Dana
Penyaluran dana-dana yang bersumberkan dari dana-dana Baitul Maal
harus bersifat spesifik, terutama dana yang bersumber dari zakat, karena dana
zakat ini sarana penyalurannya sudah ditetapkan secara tegas dalam al–quran,
yaitu kepada 8 (delapan) ashnaf antara lain : faqir, miskin, amilin, muallaf,
fisabilillah, ghorimin, hamba sahaya, dan musafir. Sedangkan dana diluar
zakat dapat digunakan untuk pengembangan usaha orang-orang miskin,
pembangunan lembaga pendidikan, masjid maupun biaya-biaya operasional
kegiatan sosial lainnya (Yunus,2009:33-34).
Pada prinsip Baitut Tamwil tidak jauh berbada dengan prinsip-prinsip yang
digunakan oleh bank Islam, ada 3(tiga) prinsip yang dapat dilaksanakan oleh
BMT (dalam fungsinya sebagai Baitut Tamwil), yaitu : Prinsip bagi hasil, Prinsip
jual beli dengan mark-up (keuntungan), dan Prinsip non profit ( Yunus, 2009: 35).
Masa sekarang banyak BMT sudah sangat familiar dimata para
masyarakat kita. Hal itu terjadi karena BMT merupakan lembaga keuangan mikro
syariah yang paling sederhana dan didirikan sembagai lembaga ekonomi rakyat
kecil. Walaupun BMT sangat familiar dikalangan masyarakat kita, akan tetapi ada
tantangan bagi setiap BMT. Dengan banyaknya BMT yang ada, tentunya banyak
persaingan antar BMT. Selain dari sektor BMT sendiri persaingan juga muncul
dari lembaga keuangan syariah lain, seperti : BPRS ( Bank Perkreditan Rakyat
Syriah), PS (Perbankan Syariah) dan lembaga keuangan lainnya. Persaingan
ekonomi, baik lembaga keuangan atau bisnis yang lain. Selain itu persaingan
adalah tantangan yang setiap saat dan pasti ada.
Dalam persaingan yang terjadi antar lembaga keuangan ini, banyak dari
mereka memutar otak dan melakukan berbagai hal agar lembaga keuangannya
tetap eksis dan bisa maju. Persaingan itu bisa terjadi di beberapa hal, seperti :
pengembangan lembaga, pemasaran dan lain-lain. Akan tetapi tak jarang pula
yang sampai rela menjatuhkan lawannya dengan hal yang tidak baik.padahal
ajaran Islam sudah menjelaskan, kita boleh saling berlomba untuk meraih
kesuksesan. Kesuksesan yang didapat haruslah didapat dengan cara yang baik dan
sukses dalam hal kebaikan. Yaitu “fastabiqul khoirot” belomba-lombalah dalam
kebaikan.
Dari pengertian di atas sudah wajib bagi lembaga keuangan yang berbasis
syariah dalam bersaing harus berpedoman pada ekonomi syariah, ajaran Al-Quran
dan hadist. Selain itu, lembaga keuangan syariah harus mempunyai strategi dan
manejemen yang baik dalam menghadapi persaingan. Keberhasilan lembaga
keuangan dalam menghadapi persaingan dapat dilihat dari suatu lembaga tersebut
dalam merumuskan manajemen strategi yang dilakukan.
Dari uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk membahas strategi apa
yang digunakan BMT AMAL MULIA dalam menghadapi persaingan. Maka penulis dalam pembutan tugas akhir ini memberikan judul “STRATEGI DALAM
MENGHADAPI PERSAINGAN ANTAR LEMBAGA KEUANGAN
B. RumusanMasalah
Dari latar belakang maslah yang telah dikemukakan di atas, maka yang
menjadi pokok permasalahan dalam penulisan tugas akhir ini, penulis
merumuskan:
1. Bagaimana strategi yang digunakan BMT Amal Mulia Cabang Salatiga untuk
menghadapi persaingan ?
2. Apa kendala yang timbul dalam menghadapi persaingan ?
3. Apa faktor yang menimbulkan persaingan antar lembaga keuangan syariah ?
C. Tujuan Dan Keguaan
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui faktor yang menimbulkan persaingan antar lembaga
keuangan syariah.
b. Untuk mengetahui kendala yang timbul dalam menghadapi persaingan.
c. Untuk mengetahui bagaimana strategi yang digunakan untuk menghadapi
persaingan antar lembaga keuangan syariah pada BMT Amal Mulia
Salatiga.
2. Kegunaan
a. Bagi penulis
Menambah pengetahuan serta wawasan mengenai lembaga
keuangan syariah dan merupakan sumber ilmu bagi penulis, kemudian
b. Bagi pihak BMT
Memberikan penilaian serta masukan kepada pihak BMT Amal
Mulia agar dalam meghadapi problema lembaga keuangan syariah,
khususnya dalam menghadapi persaingan dengan lembaga keuangan
syariah yang lain. Sehingga kedepannya bisa menjadi lebih baik lagi.
c. Bagi pihak IAIN Salatiga
Penulisan tugas akhir ini dapat dijadikan tambahan reverensi .
d. Bagi para pembaca
Diharapkan dapat menambah wawasan dan tentunya sumber ilmu
bagi para pembaca. Sehingga dapat mengetahui strategi yang digunakan
dalam menghadapi persaingan antar lembaga keuangan syariah.
D. Penelitian Terdahulu
Choirunnisak (2012): Penerapan Analisis SWOT Dalam Strategi
Pemasaran Produk Tabungan Pada BMI Cabang Pembantu Magelang, Tugas
Akhir, Salatiga : Fakultas Syariah, STAIN Salatiga, 2012. Penelitian ini dibuat
dengan tujuan untuk mengetahui strategi pemasaran yang diterapkan BMI Cabang
Pembantu Magelang dalam memasarkan produk-produknya serta untuk
mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan BMI Cabang Pembantu Magelang
berdasarkan analisis SWOT. Rumusan masalah yang yang diangkat dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah strategi yang dilakukan BMI Cabang
Pembantu Magelang dan strategi pemasaran yang dilakukan BMI Cabang
penelitian kualitatif sebagai dasar dalam melakukan penulisan. Penelitian
kualitatif adalah penelitiian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis dengan dengan pendekatan induktif. Dari hasil penelitian
didapat bahwa strategi pemasaran khususnya pemasaran produk tabungan yang
diterapkan BMI Cabang Pembantu Magelang meliputi strategi, yaitu : strategi
jemput bola, membngun jaringan, memberikan service excellent, dan memberikan
fasilitas yang memuaskan untuk meningkatkan kepercayaan dan kepuasan
nasabah, sehingga nasabah yang ada tidak lari dari bank.
Rochan (2012): Tugas Akhir, Salatiga : Fakultas Syariah, STAIN
Salatiga, 2012. Umat Islam sebagai mayoritas rakyat Indonesia mengiginkan
adanya sistem ekonomi yang bebas bunga, salah satu dari jawaban keinginan
tersebut melalui peran lembaga syariah seperti Bank Syariah Mandiri. Bank
SyariahMandiri berdiri belum begitu lama, oleh karena itu masih menggunakan
penerapan mendasar demi perkembangan Bank. Dalam upaya meningkatkan
target pembiayaan, Bank SyariahMandiri menerapkan Strategi analisis SWOT.
Analisis SWOT adalah kegiatan menganalisa factor-faktor yang dapat
mempengaruhi perkembangan bank, dari faktor internal (SDM, keadaan
keuangan, serta struktural manajemen) maupun faktor eksternal (persaingan dari
lembaga keuangan lain). Dari hasil penelitian sebagai berikut : penerapan strategi
1) Peningkatan pelayanan terhadap nasabah. 2) Memberikan pelayanan sesuai
dengan standar Bank Syariah secara global. 3) Merekrut tenaga-tenaga
professional yang siap untuk bekerja keras dan mampu untuk menjual produk
terhadap SDM mengenai bagaimana kinerja yang didinginkan oleh lembaga yang
bertujuan untuk menjadikan SDM yang dimiliki lebih baik dalam memasarkan
produk pembiayaannya. 5) Sering melakukan meeting untuk sharing sesama
karyawan Bank Syariah Mandiri yang bertujuan untuk mengutarakan
kesulitan-kesulitan yang dihadapi marketing atau apa saja yang berhubungan dengan
pembiayaan yang nantinya akan lebih membantu dalam pencapaian target
pembiyaan. Hasil dari penerapan Strategi Analisis SWOT sebagai berikut: 1)
Mengalami peningkatan yang signifikan dalam pencapaian pembiayaannya dari
periode juni 2011 sampai periode juni 2012. 2) Bank Syariah Mandiri semakin
berkembang dan mampu bersaing dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya
Pada skripsi ANALISIS SWOT PRODUK E-BANKING PADA PT
BANK CENTRAL ASIA, TBK. Oleh Sianturi (2007) memiliki hasil penelitian,
bahwa tingkat efektif atau tidaknya strategi yang dilakukan perusahaan melalui
e-banking dan mengetahui alternatif strategi yang dapat digunakan bank melalui
analisis SWOT untuk peningkatan pengguna e-banking. Metode pengumpulan
data yang dilakukan adalah riset yang dilakukan untuk memperoleh data dengan
mengambil data publikasi yang dikeluarkan oleh bank BCA maupun oleh Bank
Indonesia serta melakukan studi pustaka (Library Study) yang dilakukan dengan
cara mempelajari dan membaca buku-buku yang berhubungan dengan
pembahasan sebagai dasar untuk menganalisis. Data yang digunakan adalah data
internal Bank BCA seperti produk dan jasa yang ada, laporan keuangan dan hal
internal lain yang berhubungan serta data eksternal bank seperti keadaan
e-banking pesaing utama bank BCA, selanjutnya data-data tadi dimasukkan ke
dalam tabel IFAS dan EFAS yaitu faktor-faktor strategis internal dan eksternal
bank. Setelah melakukan analisis EFAS dan IFAS kita dapat meringkasnya
kedalam SFAS, dilanjutkan dalam analisis matriks internal eksternal untuk
mempertajam analisis strategi, terakhir dapat kita lakukan analisis SWOT dari
penggabungan kedua tabel EFAS dan IFAS. Sehingga menghasilkan
alternatif-alternatif yang sesuai. Hasil dari penulisan Tugas Akhir ini adalah strategi yang
sudah dilakukan BCA akan layanan e-banking sudah optimal dan alternatif
strategi berdasarkan analisis SWOT yaitu menambah rentang produk dan fitur
e-banking, mempertahankan ekuitas merek dengan memepertahankan biaya
transaksi yang murah, mempertahankan citra perusahaan yang baik dengan
mensponsori kegiatan-kegiatan sosial, cepat dan tanggap atas keluhan dan kritik
nasabah, menambah jaringan bank ke dalam dan luar negeri.
E. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam tulisan ini yaitu metode
diskriptif. Metode diskriptif digunakan dalam meneliti kasus, kelompok
manusia, suatu kondisi objek, sitem pemikiran atau kilas peristiwa pada masa
sekarang, gambaran atau lukisan secara sistematis dan fakta yang terjadi.
Sehingga pembaca dapat memahami objek yang diteliti.
2. Jenis–jenis data
a. Data primer
b. Data sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu melalui
buku-buku, laporan dan sumber yang lain yang berkenaan dengan lembaga
keuangan syariah.
3. Metode pengumpulan data
Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan, penulis melakuakan
beberapa teknik, yaitu :
a. Observasi ( pengamatan )
Yaitu pengamatan secara langsung terhadap BMT yang akan
diteliti, agar mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian.
b. Interview ( wawancara)
Yaitu teknik pengumpulan data yang mengunakan tanya jawab
kepada pihak BMT, baik kepada manager atau karyawan.
c. Library study (studi kepustakaan)
Yaitu mengumpulkan data dengan mencari serta membaca
buku-buku dan mediamasa yang berhubungan dengan objek yang diteliti.
Sehingga dapat mengetahui teori yang ada.
4. Metode analisis data
Analisis data yang digunakan antara lain : Diskriptif analitik yaitu data
F. Penegasan Istilah
1. Ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
masalah-masalah dalam ekonomi suatu rakyat yang dilhami oleh
nilai-nilai Islam (http://id.wikipedia.org/wiki/pengertianekonomisyari’ah).
2. Lembaga keuangan adalah lembaga yang menghimpun dana dari
masyarakat dan menanamkannya dalam bentuk asset keuangan lain,
misalnya kredit, surat-surat berharga, giro, dan aktiva produktif lainnya
(Prabowo, 2006: 79).
3. BMT terdiri dari dua istilah, baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha
mengumpulkan dan penyaluran dana yang non profit, seperti zakat, infaq,
dan shodaqoh. Sedangkan baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dan
penyaluran dana komersial (Prabowo,2006: 17).
4. Persaingan menurut Deaux, Dane, & Wrightsman (1993), persaingan
adalah aktivitas mencapai tujuan dengan cara mengalahkan orang lain atau
kelompok. Individu atau kelompok memilih untuk bekerja sama atau
berkompetisi tergantung dari struktur reward dalam suatu situasi.
5. Strategi yaitu visi yang diarahkan pada “apa” yang harus dicapai oleh organisasi itu, bukan “bagaimana” organisasi tersebut sampai disana
G. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis membuat sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan merupakan bab pembuka yang berisi dari beberapa
sub, yaitu: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan,
penelitian terdahulu, metode penelitian, penegasan istilah dan sistematika
penulisan.
Bab II Landasan Teori membahas tentang telaah pustaka yang berisi
landasan teoritis dan terhadap masalah dan ditinjau terhadap hasil karya lain
sebelumnya dilakukan. Kerangka teoritik yang membahas tentang konsep-konsep
teoritik yang muncul dalam telaah pustaka dalam rangka menjelaskan
masalah-masalah yang dipilih.
Bab III Laporan Obyek Penelitian membahas tentang gambaran umum,
yang berisi sejarah berdirinya BMT Amal Mulia, visi dan misi BMT Amal Mulia,
tujuan dan fungsi BMT Amal Mulia. Dan juga meliputi data-data diskriptif yang
berisi usaha-usaha yang dilakukan BMT Amal Mulia, produk-produk, struktur
organisasi, badan hukum, lokasi dan permodalan. Kemudian strategi yang
digunakan BMT Amal Mulia dalam menghadapi persaingan antar lembaga
keuangan syariah yang ada.
Bab IV Analisis Data menjelaskan tentang bagaimana BMT Amal Mulia
melakukan strategi dalam menghadapi persaingan antar lembaga keuangan
syariah agar tetap eksis.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi dalam Bisnis Keuangan
1. Pengertian Strategi
Didalam buku yang ditulih oleh Rangkuti, menurut Chandkerpada
tahun 1962 mengatakan bahwa strategi merupakan alat untuk mencapai
tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang,
program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya (Rangkuti,
2005: 4).
Strategi merupakan visi yang diarahkan pada “apa” yang harus dicapai
oleh organisasi, bukan “bagaimana” organisasi tersebut sampai disana (W.
Zimmerman, 1980: 15).
Learned, Christensen, Andrews, dan Guth pada tahun 1965
menyebutkan strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan
bersaing. Dengan demikian salah satu fokus strategi adalah memutuskan
apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada (Rangkuti, 2005: 3).
Chaffe (1985) mengatakan strategi adalah kekuatan motivasi untuk
stakeholders, seperti stakeholders, debtholders, manajer, karyawan,
konsumen, komunitas, pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara
langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang
Dan yang terakhir yaitu Hamel dan Prahalad (1995) mengatakan
strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang
tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hamper selalu dimulai dari “apa yang dapat
terjadi”, bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan
inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi
inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti
didalam bisnis yang dilakukan (Rangkuti, 2005: 3).
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi adalah
alat yang digunakan perusahaan untuk mencapai kesuksesan. Serta untuk
menentukan langkah-langkah perusahaan kedepannya.
2. Tipe-Tipe Strategi
a. Stretegi Manajemen
Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh
manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro
misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga,
strategi akuisasi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai
keuangan, dan sebagainya (Rangkuti, 2005: 7).
b. Strategi Investasi
Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi.
strategi pembangunan kembali suatu devisi baru atau strategi divestasi,
dan sebagainya (Rangkuti, 2005: 7).
c. Strategi Bisnis
Strategi bisnis ini sering juga disebut strtategi bisnis secara
fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan
manajemen, misalnya strategi pemasaran, strtegi produksi atau
operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi
yang berhubungan dengan keuangan (Rangkuti, 2005: 7).
B. Persaingan Usaha
1. Pengertian Persaingan
Persaingan berasal dari bahasa inggris yaitu competition yang artinya
persaingan itu sendiri atau kegiatan bersaing, pertandingan, kompetisi.
Sedangkan dalam kamus manajemen , persaingan adalah usaha-usaha dari
pihak atau lebih perusahaan yang masing-masing bergiat “memperoleh pesanan” dengan menawarkan harga yang paling menguntungkan.
Persaingan ini dapat terdiri atas beberapa bentuk pemotongan harga,
promosi, variasi dan kualitas, kemasan, desain dan segmentasi pasar
(Maribun, 2003: 276).
Dalam kamus manajemen persaingan bisnis terdiri dari:
a. Persaingan sehat (halthy competition), persaingan antara
akan menurutiatau melakukan tindakan yang tidak layak dan
cenderung mengedepankan etika-etika bisnis.
b. Persaingan gorok leher (cut throat competition), persaingan ini
merupakan bentuk persaingan yang tidak sehat atau fair,
dimana terjadi perebutan pasar antara beberapa pihak yang
melakukan usaha yang mengarah pada menghalalakan segala
cara untuk menjatuhkan lawan, sehingga salah satu tersingkir
dari pasar dan salah satunya menjual barang dibawah harga
yang berlaku di pasar.
2. Tujuan yang mendorong Persaingan Usaha
Persaingan merupakan kondisi real yang dihadapi setiap orang di masa
sekarang. Kompetisi dan persaingan tersebut bila dihadapi dengan secara
positif atau negatife, tergantung pada sikap dan mental persersi kita dalam
memaknai persaingan tersebut. Hampir tiada hal yang tanpa persaingan,
seperti halnya kompetisi dalam berprestasi, dunia usahabahkan dalam
proses belajar. Persaingan merupakan semacam upaya untuk menduduki
posisi yang lebih tinggi di dalam dunia usaha. Bila jumlah pesaing cukup
banayak dan seimbang, persaingan akan tinggisekali karena
masing-masing perusahaan memiliki sumber daya yang relatife sama. Bila jumlah
pesaing sama tetapi terdapat perbedaan sumber daya, maka terlihat sekali
mana yang akan menjadi market leader, dan perusahaan mana yang
merupakan pengikut (Jusuf, 2008: 260).
C. Lembaga Keuangan Syariah
1. Pengertian Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga keuangan syariah yaitu suatu lembaga keuangan yang
mengeluarkan produk keuangan syariah dan mendapat izin operasional
sembagai lembaga keuangan syariah (Susanto, 2008: 71).
2. Dasar Hukum Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga keuangan dewasa ini menjadi instrumen penting
dihampir seluruh sistem ekonomi duina. Bunga yang telah menjadi
kewajaran bahkan menjadi cirri khas perekonomian modern. Bunga yang
telah menjadi daya tarik tersendiri bagi bagi masyarakat ekonomiuntuk
dinikmati dan dimanfaatkan dalam proses pengaturan keuangan dan
kegiatan bisnis.
Lembaga keuangan sebagai perantara, dibuat sedemikian rupa
untuk mengolah bunga supaya dapat merangsang investasi. Kejadian ini
telah menjadi cirri dan alat dari kehidupan bisnis dan keuangan dalam
rangka menggiatkan perdagangan, industry dan aktivitas ekonomi lainnya
diseluruh dunia.
Di Indonesia, yang dimana sebagian besar warganya adalah Islam.
Dengan begitu maka diharapkan munculnya lembaga keuangan yang isalmi
yaitu mengembangkan Sistem Lembaga keuangan Syariah secara lebih baik
lagi. Pada dasanya, Lembaga Keuangan Syariah merupakan sistem yang
sesuai dengan ajaran Islam tentang larangan riba dan gharar (Lubis, 2004:
Selanjutnya pada kenyataannya di Indonesia sudah banyak sekali
berdiri lembaga-lembaga keuangan syariah. Dan dalam setiap kegiatannya
tentunya Lembaga Keuangan Syariah mempeunyai hukum yang harus
dipatuhi semua lembaga yang berdasarkan syariah, yaitu:
a. Dasar Hukum Lembaga Keuangan Syariah Menurut Ketentuan Islam
Setiap lembaga keuangan syariah, mempunyai fisafah dasar
mencari keridhoan Allah untuk memperoleh kebaikan di dunia dan di
akhirat. Oleh karena itu, setiap kegiatan lembag keuangan yang
dikhawatirkan menyimpang dari tuntunan agama harus dihindari
(Lubis, 2004: 35).
Di dalam al-Qur’an tidak menyebutkan lembaga keuangan secara
khusus. Namun penekanan tentang konsep organisasi sebagaimana
organisasi keuangan telah terdapat dalam al-Qur’an. Konsep dasar
kerjasa muamalah dengan berbagai cabang-cabang kegiatannta
mendapat perhatian cukup banyak dalam al-Qur’an. Dalam system
politik misalnya dijumpai istilah qoum untuk menunjukkan adanya
interaksi kelompok sosial satu dengan yang lainnya (Lubis, 2004: 35).
Pedoman lembaga keuangan syariah dalam beroperasi adalah
al-Quran surat al-Baqarah ayat 275 tentang system menjauhkan diri dari
unsure riba dan menerapkan system bagi hasil dan perdagangan. Yaitu
artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan
adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual
beli itu sama dengan riba, padahal allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba…” (QS. Al-Baqarah: 275).
b. Dasar Hukum Lembaga Keuangan Menurut Ketentuan Hukum Positif
di Indonesia
Lembaga keuangan di Indonesia dapat dikatagorikan kedalam dua
kelompok, yaitu formal dan informal. Lembaga yang bersifat formal
ada yang berbentuk bank dan ada juga yang berbentuk non bank.
Sedangkan lembaga keuangan bersifat informal biasanya berbentuk
lembaga swadaya, Baitul Mal wat Tamwil (BMT), serta sebagai
institusi yang pengelolaannya ditangani secara langsung oleh
masyarakat.
Perkembangan industry perbankan dan keuangan syariah dalam
satu dasawarsa belakangan ini mengalami kemajuan yang sangat pesat,
seperti perbankan syariah, asuransi syariah, pasar odal syariah,
pegadaian syariah, BMT. Demikian pula di sector riil, seperti Hotel
Syariah, Multi Levek Marketing Syariah.
Perkembangan perbankan menurut data Bank Indonesia mengalami
kemajuan yang pesat. Jika sebelum tahun 1999, jumlah bank syariah
sangat terbatas dimana hanya ada satu bank syariah, yaitu Bank
Muamalat Indonesia dengan beberapa kantor cabang. Sampai tahun
mencapai 611. Kemudian jumlah Lembaga Keuangan Syariah telah
melibihi dari 3.800 buah yang tersebar di seluruh Indonesia (Sudarsono,
2004: 67).
Dengan demikian di Indonesia sangat menyambut baik dengan
hadirnya lembaga keuangan syariah. Dan banyak dari masyarakat
tertarik untuk bergabung dengan lembaga keuangan syariah.
3. Macam-Macam Lembaga Keuangan Syariah
A. Bank Umum Syariah
a. Pengertian bank umum syariah
Yaitu bank yang dalam kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip-prinsip syariah ( Susanto, 2008: 17).
b. Kegiatan usaha bank umum syariah
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No: 6/24/PBI/2004,
pasal 36 tentang Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah menetapkan bahwa Bank wajib
menerapkan prinsip syariah kehati-hatian dalam melakukan
kegiatan usahanya yang meliputi :
a. Melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan investasi, antara lain: (1) giro berdasarkan wadi‟ah, (2) tabungan berdasarkan prinsip wadi‟ah atau
mudharabah, atau (3) deposito berjangka berdasarkan prinsip
b. Melakukan penyaluran dana melalui: (1) prinsip jual beli
berdasarkan akad antara lain: (a) murabahah, (b) istishna, (c)
salam. (2) prinsip bagi hasil berdasarkan akad antara lain: (a)
mudharabah, (b) musyarakah. (3) prinsip sewa menyewa
berdasarkan akad antara lain: (a) ijarah, (b) ijarah muntahiya
bittamlik. (4) prinsip pinjam meminjam berdsarkan akad qardh.
c. Melakukan pemberian jasa pelayanan perbankan berdasarkan
akad antara lain: (1) wakalah, (2) hiwalah, (3) kafalah, (4) rahn.
Dan membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri surat
berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata
( ubderlying transaction) berdasarkan prinsip syariah.
d. Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang
diterbitkan oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia.
e. Menerbitkan surat berharga berdasarkan prinsip syariah.
Penjelasan: keberadaan surat berharga berfungsi sebagai alat
bukti kepemilikan asset. Surat berharga diterbitkan oleh
perusahaan yang membutuhkan modal untuk ditawarkan ke
publik. Dengan menjual surat berharga yang telah diterbitkan,
perusahaan berharap akan mendapatkan tambahan modal untuk
memperlancar jalannya usaha. Dalam islam mengambil manfaat
atau keuntungan melalui jual beli surat berharga merupakan
representasi dari utang (dayn) hukumnya haram. Namun dalam
yang merupakan representasi dari kepemilikan „ayn hukumnya
halal.
f. Memindahkan uang untuk kepentingan sendiri dan/atau nasabah
berdasarkan prinsip syariah.
g. Menerima pembayaran tagihan atas surat berharga yang
diterbitkan dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak
ketiga berdasarkan prinsip syariah.
h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat-surat
berharga berdasarkan prinsip wadi‟ah dan amanah.
i. Melakukan kegiatan penitipan termasuk penata usahaannya untuk
kepentingan pihak lain berdasarkan prinsip wadi‟ah yang
amanah.
j. Memberikan fasilitas letter of credit (L/C) berdasarkan prinsip
syariah. Penjelasan: secara definitive, yang dimaksud dengan
pembiayaan Letter of Credit (L/C) adalah pembiyaan yang
diberikan dalam rangka memfasilitasi impor atau ekspor nasabah.
k. Memberikan fasilitas garansi bank berdasarkna prinsip syariah.
Penjelasan: garansi bank adalah jaminan yang diberikan bank
berdasarkan prinsip syariah kepada nasabah sebagai pihak
terjaminapabila dalam jangka waktu dan syarat tertentu tidak
mampu memenuhi kewajiban kepada pihak ketiga yang akan
l. Melakukan kegiatan usaha kartu debet, charge card berdasarkan
prinsip syariah.
m. Melakukan kegiatan wali amanat berdasarkan akad wakalah.
Penjelasan: bank menerima amanat dari perusahaan
untukmengadministrasikan, mendaftarkan, dan atau pengalihan
surat-surat berharga yang dimiliki suatu perusahaan. Dalam hal
ini bank juga dapat menerima amanat untuk
mengadministrasikan penerbitan saham atau surat berharga
lainnya dan sekaligus mencatat ketaatan yang harus dilaksanakan
oleh perusahaan sesuai dengan syarat penerbitan surat tersebut.
n. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan Bank sepanjang
disetujui oleh Bank Indonesia dan mendapatkan fatwa Dewan
Syariah Nasional.
B. Bank Perkreditan Rakyat Syariah
1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat Syariah
Menurut Undang-undang Perbankan No.10 tahun 1998,
pengertian Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dengan demikian
BPR syariah dapat diartikan sebagai lembaga keuanga BPR yang
menjalankan kegiatan usaha berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah
2. Kegiatan Usaha BPRS
Berdasarkan ketentuan (pasal 13) Undang-Undang No.7 Tahun
1992 tentang perbankan, ruang lingkup kegiatan BPRS meliputi:
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
b. Memberikan kredit.
c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi
hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan
pemerintah.
d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia
(SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito dan atau tabungan
pada bank lain.
C. Baitul Maal wa Tanwil (BMT)
1. Pengertian
BMT merupakan kependekan dari Baitul Maal wa Tanwil atau
dapat juga ditulis dengan baitul maal wa baitul tanwil. Secara
harfiah baitul maal berarti rumah dana dan baitul tanwil berarti
rumah usaha. Baitul Maal dikembangkan berdasarkan sejarah
perkembngannya, yakni dari masa nabi sampai abad pertengahan
perkembangan islam. Dimana baitul maal berfungsi untuk
mengumpulkan sekaligus mentasyarufkan dana sosial. Sedangkan
pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa BMT merupakan
organisasi bisnis yang juga berperan sosial ( Ridwan, 2004: 126).
2. Tujuan dan Produk
Didirikannya BMT bertujuan untuk meningkatkan kualitas usaha
ekonomi untuk kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya (Ridwan, 2004: 128).
Adapun mengenai produk inti dari BMT (sebagai fungsi Baitut
Tamwil) adalah sebagai Penghimpun dana dan Penyalur dana.
a. Produk Penghimpun Dana
Yang dimaksud penghimpun dana disini, berupa jenis-jenis
simpanan yang dihimpun oleh BMT sebaga isumber dana yang
kelak akan disalurkan kepada usaha-usaha produktif. Jenis
simpanan tersebut adalah
pola pembiayaan yang merupakan kegiatan BMT dengan
harapan dapat memberikan penghasilan. Pola pembiayaan
tersebut adalah ( Yunus, 2009: 36) :
a) Pembiayaan Mudharabah
c) Pembiayaan Murabahah
d) Pembiayaan Bai‟ Bitsaman Ajil
e) Pembiayaan al-Qordhul Hasan
D. Kendala Dan Faktor Dalam Menghadapi Persaingan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 667) mendefinisikan pengertian
kendala adalah halangan rintangan dengan keadaan yang membatasi,
menghalangi atau mencegah pencapaian sasaran. Sedangkan persaingan
adalah usaha-usaha dari pihak atau lebih perusahaan yang masing-masing bergiat “memperoleh pesanan” dengan menawarkan harga yang paling
menguntungkan (Maribun, 2003: 276).
Jadi, berdasakan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kendala
dalam menghadapi persaingan adalah halangan rintangan dengan keadaan
yang membatasi, menghalangi atau mencegah pencapain sasaran dalam
menghadapi persaingan.
Sedangkan pengertian faktor adalah hal (keadaan, peristiwa) yang ikut
menyebabkan (mempengaruhi) terjadinya sesuatu (KBBI Online: diakses 28
September 2015). Faktor dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri atau dari
dalam perusahann itu sendiri.
2. Faktor external, yaitu faktor yang berasal dari luar perusahaan. Seperti
BAB III
LAPORAN OBJEK
A. Sejarah BMT Amal Mulia
Berdirinya BMT awalnya melalui program P3T (Penanggulangan
Pengangguran Pekerja Terampil) pada bidan LEP (Lembaga Ekonomi
Produktif) yang diselenggarakan kerjasama antara Depnaker Kabupaten
Semarang dengan fasilitor PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil) Dati
II Kabupaten Semarang.
Proses pendirian di awal dengan sosialisai Koperasi Syari’ah oleh
Dati II Kabupaten Semarang pada acara pengajian IPHI Kecamatan Suruh
yang diselengarakan di rumah Bapak H. Syahri Morangan Desa Suruh,
sosialisasi perdanaan Kecamataan Suruh ini bersifat informatif.
Bersamaan dengan calon pengelola yang sudah terseleksi melalui
P3T, selanjutnya mengikuti pelatihan tentang manajemen operasional
Koperasi Syari’ah se-Jawa Tengah di Asrama Haji Donohudan Solo yang
diselengarakan oleh PINBUK Dati I Provinsi Jawa Tengah. Pelatihan tersebut
diadakan selama dua minggu dan dilanjutkan dengan job on training di koperasi syari’ah Assa’adah Gedangan Sraten Salatiga selama tiga hari.
Setelah pelatihan purna dan job on training selesai kemudian
diadakan pertemuan ulang pada pertengahan bulan agustus tahun 1998 di
kediaman Bapak H. Badarudin yang dihadiri oleh beberapa orang yang
pengurus sementara kemudian ditindaklanjuti pertemuan di Gedung
Ar-Rohmah Suruh yang di hadiri oleh calon pendiri. Tepat pada acara itu
disahkan susunan pengurus BMT Amal Mulia Suruh serta disepakati
ketentuan simpanan pokok per anggota Rp 200.000 dan simpanan wajib per
anggota pendiri sebesar Rp 2.000 setiap bulan.
Akhirnya pada hari Selasa Pon tanggal 20 Oktober 1998 telah
diresmikan BMT Amal Mulia Suruh oleh bapak Camat Suruh yang diwakili
oleh MPP kecamatan suruh Bapak Suparno Andes di Kantor BMT Amal
Mulia Suruh yang berlokasi di Jl. Sumberejo Suruh No. 57 yang dihadiri oleh
sejumlah tokoh masyarakat, pengurus anggota pendiri, dan tamu undangan
lainnya.
Kemudian BMT Amal Mulia membuka Kantor Cabang Jl. Raya
Wonosegoro-Karanggede, Trayaon Kebonan, Kec. Karanggede, Kab.
Boyolali Provinsi Jawa Tengah, Telp /faks (0289)610714 diresmikan pada
tanggal 5 Mei 2011. BMT Amal Mulia untuk cabang Salatiga diresmikan
tahun 2013.
B. Visi dan Misi BMT Amal Mulia
1. Visi : Berperan aktif dalam memberdayakan dan mengembangkan
ekonomi umat
2. Misi :
a. Meningkatkan kualitas sosial ekonomi terutama pedagang dan
b. Menghimpun dan mendistribusikan dana umat berdasarkan syariat
Islam.
c. Memberi semangat usaha masyarakat dalam rangka mencapai
kesejahteraan hidup.
C. Identitas BMT Amal Mulia
Nama Koperasi : Koperasi BMT Amal mulia
No Badan Hukum : 069/BH/KDK.II.I/IV/1999
Perubahan : 01/PAD/I/2011 tanggal 12 Januari 2011
HO No. : 503/15/2010
NPWP No. : 02.253.369.9.505.000
SIUP No. : 503/005/PB/II/2005
TDP No. : 1111726500228
Ijin simpan pinjam
Kabupaten Semarang : 009/SISPK/KD.UKM/XII/2009
Jawa Tengah : 01/SISPK/XIV/I/2011
Kantor Pusat
Alamat : Jl. Raya Suruh-Salatiga, Desa Suruh,
Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang,
Provinsi Jawa Tengah. Telp. (0298)317100
Kantor Cabang Karanggede
Alamat : Jl. Raya Wonosegoro-Karanggede, Trayon,
Kebanonan, Kecamatan Karanggede,
Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah.
Kantor Cabang Salatiga
Alamat : Jl. Wahid Hasyim No.16 D Sidorejo Lor,
Sidorejo, Kota Salatiga, Provinsi Jawa
Tengah. Telp. (0298)322969 Kode Pos
50714.
D. Struktur Organisasi
Suatu kegiatan usaha agar berjalan sesuai dengan tujuan suatu
lembaga atau perusahaan, maka diperlukan adanya struktur organisasi yang
baik. Struktur organisasi yang ditentukan dengan baik juga harus didukung
moral karyawan untuk membantu kerja yang royal dan harmonis.
Dalam menentukan bentuk struktur organisasi, tentunya disesuaikan
dengan kebutuhan dan pertumbuhan lembaga atau perusahaan. Hal ini
dimaksudkan agar pekerjaan yang ada dapat terselesaikan secara efektif dan
efisien. Adapun bagian-bagian dalam struktur organisasi koperasi BMT Amal
Susunan Organisasi Koperasi BMT Amal Mulia
Gambar : 3.1
Susunan Organisasi Koperasi BMT Amal Mulia RAT
PENGAWAS
GENERAL MANAGER
MANAGER MANAGER MANAGER
PENGURUS PENGAWAS
SYARIAH
Struktur Organisai Pengelola Koperasi BMT Amal Mulia
Gambar : 3.2
Struktur Organisasi ini terdiri atas Pengurus, Pengawas, dan Pengelola.
a) Pengurus
a. Ketua : H. Hartoyo Spd
Anggota 1 : Siti Sa’idah, Amd
b. Anggota 2 : H. Budoyo Akbar
b) Pengawas
a. Ketua : Ahmad Hasim, SE
b. Anggota 1 : Ikhwanul muslim, S.Ag
c. Anggota 2 : Drs. Wazir
c) Pengawas syariah
a. Ketua : KH. Fatkhul djawad zuhdi
b. Anggota 1 : KH. Muhasin
c. Anggota 2 : H. Suyitno mustofa
d) Pengelola
a. Manajer Umum : Mustofa Al Amin, S. Ag
b. Manajer Cabang : Isti’anah, SE
Iwan Susiyanto, SE
Amir Mahmud
c. Kasir/ Teller : Restiana Hardanik, SE
Kiptiyah, BA
Fatmawati, Amd
Siti Sa’idah, Amd
e. Marketing : Edi Yulianto
Slamet Bagyo
Shihabudin, SE
Hamdan Majid, Amd
Any Puji Rahayu, Amd
Sri Susiliwati,Amd
Wahyu Adi Prasetyo, S.Kom
Puji Hartoyo, S.Pd
f. Customer Service : Linta Aftukha Royana, SE
g. Penjaga : Sukarli
Afid Eka Ardana
Wahyudi
Sugiyanto
Sahid Akbar
E. Penjabaran Tugas dan Wewenang Masing–masing Bagian
1. Ketua
Tugas :
a. Menyelenggarakan RAT.
b. Menyusun dan merumuskan kebijakan umum untuk mendapat
c. Mengevaluasi kegiatan BMT.
d. Mensosialisasikan BMT.
e. Menyelenggarakan rapat untuk :
1. Evaluasi bulanan dan perkembangan kinerja BMT.
2. Bersama pengelola menentukan dan membuat kebijakan dan
strategi BMT.
3. Menandatangani dokumen dan surat yang berhubungan dengan
lembaga lain.
Wewenang :
a. Mengangkat dan memberhentikan Manajer BMT.
b. Menyetujui atau menolak mengenai :
1. Pembiayaan yang nilainya di atas wewenang manajer.
2. Kebijakan baru BMT dengan pertimbangan dari pengurus lain.
3. Kerjasama dengan pihak lain (Investor Asing) yang diusukan
pengurus lain.
4. Mengesahkan laporan bulanan yang diajukan manajer.
5. Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada yang ditunjuk jika
berhalangan.
6. Dengan manajer memilih dan memutuskan Kantor Akuntan Publik
2. Sekretaris
Tugas :
a. Mengagendakan acara pada kegiatan :
1. Rapat Pengurus.
2. Rapat Anggota.
3. Pertemuan pengurus dengan pengelola.
4. Kunjungan pengurus ke Instansi atau Lembaga lain.
b. Menyusun konsep surat–surat ke luar (ekstern) dan ke dalam (intern)
dari pengurus.
c. Menerima dan melayani tamu yang berhubungan dengan ketua
pengurus BMT.
d. Menyampaikan amanat dari ketua dalam pertemuan apabila ketua
berhalangan hadir.
e. Menyerap dan menyampaikan aspirasi anggota koperasi.
f. Menerima masukan (saran dan kritik) yang diajukan oleh para
pengelola kepada pengurus.
g. Menyusun konsep kebijakan pengurus atas BMT.
Wewenang :
a. Memberi pertimbangan kepada ketua mengenai masalah legalitas
hukum dan protokoler.
b. Meminta laporan bulanan, kwartil, semester, dan tahunan yang belum
c. Menerima masukan dan aspirasi dari anggota yang lain yang
berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi BMT.
3. Bendahara
Tugas :
a. Menelaah anggaran yang diajukan oleh manajer yang nantinya akan
dibahas dalam RAT.
b. Menyusun anggaran kompensasi dan keperluan lain yang dibutuhkan
pengurus.
c. Bersama manajer memberikan konsep kebijakan bagi hasil yang
diperoleh pemegang investasi.
d. Meringkas laporan keuangan yang sudah diaudit.
Wewenang :
a. Memberikan pendapat kepada ketua mengenai aspek keuangan
terhadap usulan pembukuan cabang, kerjasama (misalnya
pembentukan afiliasi) atau unit usaha baru.
b. Meminta manajer untuk mengoreksi anggaran yang diajukan.
c. Meminta manajer untuk menjelaskan dampak keuangan yang ada dari
aktivitas yang akan diajukan pengelola.
d. Meminta akuntan publik untuk memberikan masukan aspek keuangan
4. Badan Pengawas
Tugas :
a. Menelaah peraturan lembaga yang berlaku apakah sesuai dengan aturan hukum dan syari’ah, peraturan lain yang berlaku, akhlak serta
tak ada benturan kepentingan maupun unsur–unsur yang melanggar
kepatuhan.
b. Menelaah masalah perilaku manajemen dan karyawan yang
menyangkut :
1. Benturan kepentingan.
2. Melanggar kepatuhan.
3. Manipulasi.
4. Apakah sesuai dengan syari’ah.
c. Menilai kebijakan akuntansi dan penerapannya.
d. Menilai keserasian antara kebijakan akuntansi apakah sesuai dengan syari’ah.
Wewenang :
a. Memberikan solusi dan diajukan kepada pengurus sebagai saran dan
masukan kepada pengelola dan jajaran manajemen.
b. Merekomendasi akuntan publik kepada pengurus.
5. Manajer
Tugas :
a. Menyusun rencana operasional baitul maal wa tamwil dalam setahun
yang mencakup :
1. Rencana anggaran dan pemasaran.
2. Target funding, lending, konfirmasi dan bagi hasil lainnya.
3. Target asset.
4. Target cash flow.
5. Pengembangan wilayah potensial.
b. Rencana pengembangan produk, promosi dan distribusi (berdasarkan
pemetaan segmen dan potensi pasar)
c. Rencana organisasi sales force (gugusan marketer).
d. Mengusulkan rencana operasional kepada pengurus untuk dibahas dan
disahkan oleh pengurus pada RAT.
e. Memimpin rapat koordinasi dan evaluasi bulanan yang diadakan pada
pekan terakhir dengan agenda :
1. Pembacaan laporan tertulis dari koordinator mengenai laporan
akuntansi dan keuangan, umum dan rumah tangga.
2. Pengambilan keputusan untuk perencanaan perbaikan dan
mengatasi masalah yang ada.
3. Memberikan tanda tangan sebagai validasi pada berkas
Wewenang :
a. Menyetujui pembiayaan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Mengajukan usulan produk baru pembiayaan dan tabungan.
c. Mengusulkan promosi, mutasi, dan pemberhentian produk berdasarkan
masukan dan pertimbangan.
6. Kabag Pembukuan
Tugas :
a. Melaporkan laporan keuangan bulanan pada pertemuan.
b. Membuat analisa rentabilitas, solvabilitas, dan profitabilitas yang
dibahas pada pertemuan bulanan.
c. Memberikan masukan-masukan yang berkaitan dengan kebijakan yang
berkaitan dengan akuntansi dan keuangan.
d. Mengatur manajemen arus kas dengan memantau arus kas masuk dan
keluar, mengatur jadwal pembayaran utang, kebijakan uang minimal,
perhitungan funding yang harus dicapai untuk menutup penarikan dari
konsumen/ nasabah.
e. Mengadakan pertemuan intern khusus untuk para teller, guna
menyampaikan kebijakan akuntansi.
Wewenang :
a. Mengusulkan pembenahan dan desain sistem informasi akuntansi
apabila sudah tidak sesuai dengan kebutuhan.
c. Membuat kebijakan mengenai prosedur penyampaian informasi
akuntansi.
d. Mengendalikan pelaksanaan anggaran.
7. Kepala Kantor Kas
Tugas :
a. Melaporkan posisi kas di tangan (on hand/ brankas) dan di bank
terakhir.
b. Mengeluarkan uang yang telah disetujui oleh kabag pembukuan dan
manajer.
c. Menghitung setoran uang dari para teller.
d. Menyimpan uang dalam brankas atau menyetor ke bank.
e. Mengelola kas kecil.
Wewenang :
a. Mengusulkan masukan untuk kebijakan keuangan kepada kabag
pembukuan.
b. Mengusulkan penanganan keamanan keuangan perusahaan.
8. Kabag Pemasaran
Tugas :
a. Menyusun draft rencana operasional yang mencakup :
1. Rencana Anggaran Pemasaran.
3. Pengembangan wilayah operasional.
4. Rencana pengembangan produk, promosi, dan distribusi
(berdasarkan pemetaan segmen dan potensi pasar).
b. Mengembangkan database pelanggan jasa keuangan BMT untuk
menyusun profil dari nasabah dan pengembangan pemasaran.
c. Mengembangkan strategi pemasaran.
d. Melaksanakan survey berdasarkan wewenang dan/ atau atas
persetujuan.
Wewenang :
a) Mengusulkan pola insentif kepada manajer.
b) Menyetujui pembiayaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
F. Produk–produk Koperasi BMT Amal Mulia
A. Produk Pendanaan
1. SI RELA (Simpanan Sukarela Lancar)
Merupakan bentuk simpanan mudharabah biasa, yaitu simpanan
pihak ketiga yang disimpan di BMT atas dasar akad wadi‟ah (titipan)
dan BMT berkewajiban memelihara dana tersebut yang boleh para
penyimpan sewaktu–waktu dapat ditarik.
Syarat–syaratnya adalah sebagai berikut :
b. Setoran awal minimal Rp. 10.000,- selanjutnya minimal Rp 5000,-
menandatangani nisbah bagi hasil.
c. Nasabah bagi hasil adalah 35% nasabah:65% BMT
2. SI SUKA (Simpanan Sukarela Berjangka)
Merupakan bentuk simpanan berupa deposito yang penarikannya
hanya dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah
dengan BMT, jangka waktu jatuh temponya adalah sebagai berikut :
a. Tiga (3) bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil 40% untuk
penabung dan 60% untuk BMT.
b. Enam (6) bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil 45% untuk
penabung dan 55% untuk BMT.
c. Dua belas (12) bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil 50%
untuk penabung dan 50% untuk BMT.
3. SI SUQUR (Simpanan Suka Rela Qurban)
Merupakan bentuk simpanan berkala mudharabah yaitu simpanan
dari pihak ketiga dengan harapan BMT dapat memutarkan uang
tersebut kepada debitur. Nasabah menyimpan uang untuk jangka waktu
tertentu dan penarikannya sesuai denganperjanjian yang telah
desepakati. Simpanan ini dikhusukan untuk mewujudkan ibadah
dapat diambil pada saat akan melaksanakan ibadah Qurban atau bulan
dzulhijjah setiap tahunnya.
B. Produk Layanan
Selain produk yang tersebut diatas,koperasi BMT Amal Mulia cabang
Salatiga juga mempunyai produk baru yaitu berupa produk layanan
bertujuan untuk lebih mempermudah nasabah koperasi BMT Amal Mulia
cabang Salatiga yang meliputi :
a. Pembayaran listrik dengan biaya Rp. 1.600,-
b. Pembayaran rekening telepon dengan biaya Rp. 2000,-
c. Talangan Haji dan Umroh
d. Arisan sepeda motor
e. Transfer uang dalam dan Luar Negeri (online)
Untuk pelayanan arisan sepeda motor, acara arisannya dilakukan
dikantor pusat yaitu kantor suruh, dan dilaksanakan dihari sabtu, 2 kali
setiap bulan.
C. Produk Pembiayaan
1. Pembiayaan Mudharabah
Merupakan pembiayaan yang dilakukkan untuk membiayai
modal yang diperlukan nasabah dengan bagi hasil yang telah
disepakati bersama dan pengembalian sesuai jangka waktu yang telah
Skema Pembiayaan Mudharabah
PERJANJIAN
BAGI HASIL
KEAHLIAN MODAL
NISBAH X% NISBAH Y%
PENGAMBILAN
MODAL
Gambar : 3.3
Skema Pembiayaan Mudharabah
2. Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan yang diberikan untuk pembelian barang yang
diperlukan nasabah, dan nasabah akan membayar secara tangguh pada
waktu yang telah ditentukan sebesar harga barang ditambah bagi hasil
yang diberikan kepada BMT.
NASABAH BMT
USAHA
MBA
TUNAI & MARK UP
Pembeli Penyerahan
Gambar : 3.4
Skema Pembiayaan Murabahah (MBA)
3. Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil
Pembiayaan yang diberikan untuk pembelian yang diperlukan
nasabah, dan nasabah akan membayar secara angsur sebesar harga
pokok ditambah kelebihan yang telah disepakati (mark up).
BBA
ANGSURAN & MARK UP
Pembeli Penyerahan
Gambar : 3.5
Skema Pembiayaan Bai‟ Bitsaman Ajil (BBA)
4. Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan yang dilakukan untuk investasi atau modal kerja dengan
kondisi berbagai model dan pengelolaan antara BMT dengan anggota,
dengan pembagian keuntungan sesuatu nisbah yang telah disepakati.
Gambar : 3.6
Skema Pembiayaan Musyarakah
5. Pembiayaan Ijarah
Pembiayaan yang diberikan untuk pembiayaan sewa barang, rumah atau
bangunan dan jasa yang diperlukan nasabah, dan nasabah membayar harga
pokok sewa barang tersebut dengan kelebihan yang disepakati (mark up).
NASABAH BMT
USAHA
KEUNTUNGAN
BAGI HASIL
Gambar : 3.7
Skema Pembiayaan Ijarah
Syarat-syarat Pengajuan Pembiayaan :
a. Copy KTP Suami/ Istri yang masih berlaku 2 lembar
b. Copy Kartu Keluarga 2 lembar
c. Copy SIUP (Surat Ijin Usaha dan Perdagangan), TDP, NPWP, SKTU,
Laporan Keuangan 2 bulan terakhir, Copy akta badan hokum, susunan
kepengurusan untuk badan usaha
d. Nasabah harus menjadi calon anggota dengan membuka rekening
tabungan SIRELA
e. Copy jaminan yang dibiayai
f. Bertempat di wilayah Suruh dan sekitarnya
g. Bersedia di survey
h. Surat Permohonan (dari BMT)
i. Surat persetujuan dari Istri/ Suami (dari BMT)
PENJUAL NASABAH
OBJEK SEWA
j. Surat pernyataan dari penjamin di atas materai sesuai dengan ketentuan
(untuk yang belum menikah)
k. Surat kesanggupan potong gaji dari atasan langsung disertai dengan slip
BAB IV
ANALISIS DATA
Dalam menghadapi persaingan tentunya ada beberapa hal yang harus
diperhatikan. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana strategi
yang digunakan oleh suatu proses atau badan usaha. Strategi itu tentunya
ditujukan dalam beberapa aspek supaya tetap bisa bersaing dengan kompetitor
yang lain.
Strategi yang bagus dan cocok untuk diterapkan didalam suatu lembaga
atau organisasi harus tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Bukan hanya sekedar
menentukan dan hanya difikirkan satu orang saja, tetapi juga harus merupakan
pemikiran bersama dengan melihat situasi, menyangkut liku-liku pasar agar
membuahkan hasil yang efektif untuk perkembangan serta kemajuan lembaga.
Dengan adanya kegitan tersebut, penulis mencona membahas masalah
mengenai strategi yang digunakan untuk menghadapi persaingan antar lembaga
keuangan syariah, guna mencapai tujuan BMT Amal Mulia. Sesuai hasil tersebut,
penulis akan mencoba membandingkan penelitian yang dilakukan pada BMT
Amal Mulia cabang salatiga dengan teori yang diperoleh di perkuliahan.
A. Strategi yang digunakan di BMT Amal Mulia cabang Salatiga dalam
menghadapi persaingan
Strategi yang diterapkan pada BMT BMT Amal Mulia cabang Salatiga
Meliputi strategi pemasaran dan pelayanan internal. Dari strategi pemasaran
dapat di analisa dan diimplementasikan dari 4P, yaitu place (tempat), product
(produk), price (harga) dan promotion (promosi), yang dijabarkan sebagai
berikut:
1. Place (tempat)
Pemilihan tempat atau lokasi yang tepat akan berdampak pada
penjualan terutama perusahaan yang bergerak dibidang keuangan.
Sehingga BMT Amal Mulia cabang Salatiga memilih lokasi yang
cukup strategis di daerah Salatiga, tepatnya yaitu di Jl. Wahid Hasyim
No. 16 D Sidorejo Lor, Sidorejo, kota Salatiga.
Lokasi ini tepat berada di pinggir jalan utama Solo-Semarang dan
di sekelilingnya ada sekolah-sekolah serta tempat kegiatan usaha. Jadi
secara tidak langsung dapat menjadi nilai tambah bagi BMT.
Selain dari pemilihan lokasi yang tepat, BMT Amal Mulia cabang
Salatiga juga memiliki gedung yang simpel tapi bisa memanjakan para
nasabah. Sehingga diharapkan nasabah dapat merasa nyama dengan
situasi kantor.
2. Product (produk)
Produk yang ditawarkan BMT tentunya berbeda dengan lembaga
keuangan lainnya. Hali ini didasari dengan berpedoman bahwa semua
produk yang ada di BMT Amal Mulia cabang Salatiga harus sesuai
dana, akan tetapi tetap dengan strategi yang bertujuan untuk
memudahkan serta membuat para nasabah tertarik.
Produk-produk yang ditawarkan menggunakan singkatan dan kata
yang menarik serta mudah diingat serta menjadi daya tarik tersendiri,
seperti contoh:
a. SI RELA (Simpanan Sukarela Lancar)
Yaitu bentuk simpanan mudharabah biasa, yaitu simpanan pihak
ketiga yang disimpan di BMT atas dasar akad wadi‟ah (titipan) dan
BMT berkewajiban memelihara dana tersebut yang boleh para
penyimpan sewaktu dapat menariknya.
b. SI SUKA (Simpanan Sukarela Berjangka)
Yaitu bentuk simpanan berupa deposito yang penarikannya hanya
dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah
dengan BMT.
c. SI SUQUR (Simpanan Sukarela Qurban)
Yaitu bentuk simpanan berkala mudharabah dari pihak ketiga
untuk jangka waktu tertentu dan penarikannya disesuaikan dengan
perjanjian. Simpanan ini dikhususkan untuk mewujudkan ibadah
Qurban.
3. Price (harga)
Dalam menentukan harga jual baik yang berupa akad maupun
saldo minimal setoran awal, BMT Amal Mulia menerapkan bebrapa