• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN ANTAR LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH PADA BMT AMAL MULIA SALATIGA TUGAS AKHIR - STRATEGI DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN ANTAR LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH PADA BMT AMAL MULIA SALATIGA - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STRATEGI DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN ANTAR LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH PADA BMT AMAL MULIA SALATIGA TUGAS AKHIR - STRATEGI DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN ANTAR LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH PADA BMT AMAL MULIA SALATIGA - Test Repository"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Disusun oleh :

MUHAMMAD WIDODO

NIM 20112039

JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)

TUGAS AKHIR

Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat gun memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi DIII PerbankanSyariah (A.md, E.Sy)

Disusun oleh :

MUHAMMAD WIDODO

NIM 20112039

JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(3)
(4)
(5)
(6)

yang makruf, dan mencegah dari yang munkar

(QS Ali „Imran ayat 104)

(7)

1. Untuk Allah SWT Terimakasih berkat rahmat dan hidayah Nya akhirnya Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

2. Untuk baginda Rasul Muhammad SAW, yang saya nantikan syafaatnya di akhirat.

3. Untuk kedua orang tua saya Bapak Subardi (Alm) dan Ibu Sufiatun yang senantiasa dan tidak lelah mendoakan dan memberikan semangat untuk saya.

4. Untuk kakak saya Siti Markamah yang telah mendoakan dan memberikan semangat untuk saya.

5. Untuk Bapak Marwanto Daud dan Ibu I’anatul Khasanah yang membantu pendidikan serta memberikan semangat untuk saya.

6. Untuk teman dan saudara saya di Panti Asuhan Muhammadiyah Tuntang yang telah mendoakan dan banyak membantu saya.

7. Seluruh keluarga dan teman-teman sekalian untuk harapan dan doa kalian. 8. Teman-teman sahabat dahsyat D III perbankan syariah angkatan 2012 atas

bantuannya dalam menyelesaikan karya ini.

(8)

Perbankan Syariah.IAIN Salatiga. Dosen Pembimbing: Dr. Anton Bawono, M.Si.

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi yang diambil oleh BMT Amal Mulia Salatiga ketika menghadapi persaingan dengan lembaga keuangan syariah yang lain. Kemudian mengetahui kendala yang timbul dalam menghadapi persaingan. Selain itu bertujuan untuk mengetahui faktor yang menimbulkan persaingan antar lembaga keuangan syariah. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dengan cara wawancara terhadap general manager, observasi secara langsung terhadap objek tertentu yang menjadi fokus penelitian dan mengetahui suasana kerja BMT Amal Mulia, dan dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian ini. Hasil dari penelitian ini adalah menggunakan strategi pemasaran 4P, yaitu: price (harga), product (produk), place (tempat), promotion (promosi). Kemudian dengan meningkatkan pelayanan internal serta menjadikan pesaing sebagai peluang.

(9)

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Karena limpahan rahmat,

taufik serta hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tanpa

halangan apapun. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad

SAW, yang senantiasa kita ikuti teladannya. Maksud dari penulisan laporan Tugas

Akhir ini adalah untuk memenuhi persyaratan kelulusan mencapai derajat ahli

madya (A.Md) pada progam studi Diploma III Perbankan Syariah IAIN Salatiga.

Penulis juga menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini sulit untuk dapat

terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Dalam penulisan Tugas Akhir

ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu, penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Ahmad Mifdlol M., Lc., M.S.I., selaku pembimbing akademik D III

Perbankan Syariah.

3. Bapak Dr.Anton Bawono,SE, M.SI., selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dengan penuh

perhatian dan kesabaran selama menyusun maupun penulisan Tugas Akhir

ini.

4. Bapak dan Ibu dosen perbankan syariah terima kasih atas ilmu yang tiada

(10)

6. Bapak Mustafa Al Amin selaku general manajer BMT Amal Mulia yang

telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penlitian ini.

7. Seluruh karyawan di BMT Amal Mulia yang telah membantu dalam

perizinan serta wawancara penulis tugas akhir ini.

8. Keluarga besar D III Perabankan Syariah khususnya angkatan 2012,

terima kasih atas semua dukungannya dan buat angkatan 2013 dan 2014

tetap semangat.

9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan yang telah

mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan

Tugas Akhir ini, penulis hanya mampu menghaturkan ucapan terimakasih

yang tulus dan ikhlas dari hati sanubari yang paling dalam, serta iringan

doa semoga Allah memberikan rahmat dan keselamatan bagi kita semua,

(11)

khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Salatiga, 13 September 2015

(12)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN MUNAQOSAH ... iii

HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR………... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Kegunaan ... 5

1. Tujuan Penelitian ... 5

2. Kegunaan Penelitian ... 5

D. Penelitian Terdahulu ... 6

E. Metode Penelitian ... 9

1. Jenis Penelitian ... 9

(13)

G. Sistematik Penulisan ... 12

BAB II LANDASAN TEORI ... 13

A. STRATEGI DALAM BISNIS KEUANGAN ... 13

1. Pengertin Strategi ... 13

2. Tipe-Tipe Strategi ... 14

B. PERSAINGAN USAHA ... 15

1. Pengertian Persaingan ... 15

2. Tujuan Yang Mendorong Persaingan Usaha ... 16

C. LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH ... 17

1. Pengertian Lembaga Keuangan Syariah ... 17

2. Dasar Hukum Lembaga Keuangan Syariah……….…………17

3. Macam-Macam Lembaga Keuangan Syariah ... 20

D. FAKTOR DAN KENDALA ………26

BAB III LAPORAN OBJEK ... 27

A. Gambaran Umum BMT Amal Mulia ... 27

B. Visi dan Misi BMT Amal Mulia ... 28

C. Identitas BMT Amal Mulia………...29

D. Struktur Organisasi BMT Amal Mulia ... 30

(14)

3. Produk Pembiayaan ... 44

BAB IV ANALISIS DATA ... 50

1. Strategi yang digunakan di BMT Amal Mulia Salatiga dalam menghadapi persaingan ... 50

2. Kendala yang timbul dalam menghadapi persaingan ... 57

3. Faktor yang menimbulkan persaingan antar Lembaga Keuangan Syariah ... 59

BAB V PENUTUP ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA

(15)

Gambar 3.2 Struktur Organisai Pengelola Koperasi BMT Amal Mulia...…...32

Gambar 3.3 Skema Pembiayaan Mudharabah.………45

Gambar 3.4 Skema Pembiayaan Murabahah (MBA)..………,,, 46

Gambar 3.5 Skema Pembiayaan Bai‟ Bitsaman Ajil(BBA)…….…………...46

Gambar 3.6 Skema Pembiayaan Musyarakah………..………47

(16)
(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekonomi syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari

masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam. Ekonomi

syariah atau sistem ekonomi koperasi berbeda dari kapitalisme, sosialisme,

maupun negara kesejahteraan (Welfare State). Berbeda dari kapitalisme karena

Islam menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang miskin, dan

penumpukan harta (http://id.wikipedia.org/wiki/pengertianekonomisyari’ah).

Ekonomi Islam di masa modern ini sudah sangat berkembang pesat di

dunia perekonomian dunia, khususnya di indonesia. Hal ini dibuktikan dengan

banyaknya lembaga keuangan syariah yang berdiri di Indonesia. Selain itu

ekonomi Islam juga sangat berperan penting dalam kelangsungan ekonomi di

Indonesia. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi pada kurun waktu tahun

1997–1998 yang menyebabkan perekonomian nasional mengalami perubahan

yang sangat besar.

Dalam kurun waktu dua tahun itu banyak lembaga keuangan mengalami

keterpurukan yang mengakibatkan banyak lembaga keuangan atau bank

mengalami kebangkrutan dan akhirnya gulung tikar. Akan tetapi hal itu tidak

berpengaruh kepada lembaga keuangan yang berbasis syariah, karena dalam

perbankan syariah tidak memacu pada suku bunga melainkan dengan sistem bagi

(18)

semua kegiatannya berdasarkan ekonomi syariah masih tetap eksis dan konsisten

sampai era moderen ini.

Dalam perkembangan sekarang ini, ada dua jenis lembaga keuangan

syariah terbagi menjadi 2, yaitu lembaga syariah perbankan dan lembaga syariah

non perbankan. Salah satu lembaga syariah non perbankan adalah BMT (Baitul

Maal Wat Tamwil). BMT sebenarnya merupakan gabungan dari dua lembaga

yang menjadi satu, yaitu Baitul Maal dan lembaga Baitut Tamwil. Keduanya

memiliki pripsip yang berbeda meskipun memiliki hubungan yang sangat erat.

Prinsip BMT sebagai Baitul maal yaitu sebagai penghimpun dan penyalur

dana zakat, infaq, dan shodaqah-nya saja tanpa ada sesuatu kekuatan untuk

melakukan pengambilan atau pemungutan secara langsung kepada

mereka-mereka yang yang sudah memenuhi kewajibannya tersebut, dan seandainya aktif

pun hanya bersifat seolah-olah meminta dan menghimbau, yang kemudian setelah

itu Baitul Maal menyalurkannya kepada mereka yang berhak untuk menerimanya.

Dari prinsip dasar di atas dapat kita ungkapkan bahwa produk inti dari

Baitul Maal terdiri atas:

a) Poduk Penghimpun Dana

Dalam produk penghimpun dana ini, sebagaimana yang telah

diungkapkan di atas, Baitul Maal menerima dan mencari dana berupa zakat,

infaq, dan shadaqah. Meskipun selain sumber dana tersebut, Baitul Maal juga

menerima dana berupa sumbangan, hibah, ataupun wakaf serta dana-dana yang

(19)

b) Produk Penyaluran Dana

Penyaluran dana-dana yang bersumberkan dari dana-dana Baitul Maal

harus bersifat spesifik, terutama dana yang bersumber dari zakat, karena dana

zakat ini sarana penyalurannya sudah ditetapkan secara tegas dalam al–quran,

yaitu kepada 8 (delapan) ashnaf antara lain : faqir, miskin, amilin, muallaf,

fisabilillah, ghorimin, hamba sahaya, dan musafir. Sedangkan dana diluar

zakat dapat digunakan untuk pengembangan usaha orang-orang miskin,

pembangunan lembaga pendidikan, masjid maupun biaya-biaya operasional

kegiatan sosial lainnya (Yunus,2009:33-34).

Pada prinsip Baitut Tamwil tidak jauh berbada dengan prinsip-prinsip yang

digunakan oleh bank Islam, ada 3(tiga) prinsip yang dapat dilaksanakan oleh

BMT (dalam fungsinya sebagai Baitut Tamwil), yaitu : Prinsip bagi hasil, Prinsip

jual beli dengan mark-up (keuntungan), dan Prinsip non profit ( Yunus, 2009: 35).

Masa sekarang banyak BMT sudah sangat familiar dimata para

masyarakat kita. Hal itu terjadi karena BMT merupakan lembaga keuangan mikro

syariah yang paling sederhana dan didirikan sembagai lembaga ekonomi rakyat

kecil. Walaupun BMT sangat familiar dikalangan masyarakat kita, akan tetapi ada

tantangan bagi setiap BMT. Dengan banyaknya BMT yang ada, tentunya banyak

persaingan antar BMT. Selain dari sektor BMT sendiri persaingan juga muncul

dari lembaga keuangan syariah lain, seperti : BPRS ( Bank Perkreditan Rakyat

Syriah), PS (Perbankan Syariah) dan lembaga keuangan lainnya. Persaingan

(20)

ekonomi, baik lembaga keuangan atau bisnis yang lain. Selain itu persaingan

adalah tantangan yang setiap saat dan pasti ada.

Dalam persaingan yang terjadi antar lembaga keuangan ini, banyak dari

mereka memutar otak dan melakukan berbagai hal agar lembaga keuangannya

tetap eksis dan bisa maju. Persaingan itu bisa terjadi di beberapa hal, seperti :

pengembangan lembaga, pemasaran dan lain-lain. Akan tetapi tak jarang pula

yang sampai rela menjatuhkan lawannya dengan hal yang tidak baik.padahal

ajaran Islam sudah menjelaskan, kita boleh saling berlomba untuk meraih

kesuksesan. Kesuksesan yang didapat haruslah didapat dengan cara yang baik dan

sukses dalam hal kebaikan. Yaitu “fastabiqul khoirot” belomba-lombalah dalam

kebaikan.

Dari pengertian di atas sudah wajib bagi lembaga keuangan yang berbasis

syariah dalam bersaing harus berpedoman pada ekonomi syariah, ajaran Al-Quran

dan hadist. Selain itu, lembaga keuangan syariah harus mempunyai strategi dan

manejemen yang baik dalam menghadapi persaingan. Keberhasilan lembaga

keuangan dalam menghadapi persaingan dapat dilihat dari suatu lembaga tersebut

dalam merumuskan manajemen strategi yang dilakukan.

Dari uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk membahas strategi apa

yang digunakan BMT AMAL MULIA dalam menghadapi persaingan. Maka penulis dalam pembutan tugas akhir ini memberikan judul “STRATEGI DALAM

MENGHADAPI PERSAINGAN ANTAR LEMBAGA KEUANGAN

(21)

B. RumusanMasalah

Dari latar belakang maslah yang telah dikemukakan di atas, maka yang

menjadi pokok permasalahan dalam penulisan tugas akhir ini, penulis

merumuskan:

1. Bagaimana strategi yang digunakan BMT Amal Mulia Cabang Salatiga untuk

menghadapi persaingan ?

2. Apa kendala yang timbul dalam menghadapi persaingan ?

3. Apa faktor yang menimbulkan persaingan antar lembaga keuangan syariah ?

C. Tujuan Dan Keguaan

1. Tujuan

a. Untuk mengetahui faktor yang menimbulkan persaingan antar lembaga

keuangan syariah.

b. Untuk mengetahui kendala yang timbul dalam menghadapi persaingan.

c. Untuk mengetahui bagaimana strategi yang digunakan untuk menghadapi

persaingan antar lembaga keuangan syariah pada BMT Amal Mulia

Salatiga.

2. Kegunaan

a. Bagi penulis

Menambah pengetahuan serta wawasan mengenai lembaga

keuangan syariah dan merupakan sumber ilmu bagi penulis, kemudian

(22)

b. Bagi pihak BMT

Memberikan penilaian serta masukan kepada pihak BMT Amal

Mulia agar dalam meghadapi problema lembaga keuangan syariah,

khususnya dalam menghadapi persaingan dengan lembaga keuangan

syariah yang lain. Sehingga kedepannya bisa menjadi lebih baik lagi.

c. Bagi pihak IAIN Salatiga

Penulisan tugas akhir ini dapat dijadikan tambahan reverensi .

d. Bagi para pembaca

Diharapkan dapat menambah wawasan dan tentunya sumber ilmu

bagi para pembaca. Sehingga dapat mengetahui strategi yang digunakan

dalam menghadapi persaingan antar lembaga keuangan syariah.

D. Penelitian Terdahulu

Choirunnisak (2012): Penerapan Analisis SWOT Dalam Strategi

Pemasaran Produk Tabungan Pada BMI Cabang Pembantu Magelang, Tugas

Akhir, Salatiga : Fakultas Syariah, STAIN Salatiga, 2012. Penelitian ini dibuat

dengan tujuan untuk mengetahui strategi pemasaran yang diterapkan BMI Cabang

Pembantu Magelang dalam memasarkan produk-produknya serta untuk

mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan BMI Cabang Pembantu Magelang

berdasarkan analisis SWOT. Rumusan masalah yang yang diangkat dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah strategi yang dilakukan BMI Cabang

Pembantu Magelang dan strategi pemasaran yang dilakukan BMI Cabang

(23)

penelitian kualitatif sebagai dasar dalam melakukan penulisan. Penelitian

kualitatif adalah penelitiian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung

menggunakan analisis dengan dengan pendekatan induktif. Dari hasil penelitian

didapat bahwa strategi pemasaran khususnya pemasaran produk tabungan yang

diterapkan BMI Cabang Pembantu Magelang meliputi strategi, yaitu : strategi

jemput bola, membngun jaringan, memberikan service excellent, dan memberikan

fasilitas yang memuaskan untuk meningkatkan kepercayaan dan kepuasan

nasabah, sehingga nasabah yang ada tidak lari dari bank.

Rochan (2012): Tugas Akhir, Salatiga : Fakultas Syariah, STAIN

Salatiga, 2012. Umat Islam sebagai mayoritas rakyat Indonesia mengiginkan

adanya sistem ekonomi yang bebas bunga, salah satu dari jawaban keinginan

tersebut melalui peran lembaga syariah seperti Bank Syariah Mandiri. Bank

SyariahMandiri berdiri belum begitu lama, oleh karena itu masih menggunakan

penerapan mendasar demi perkembangan Bank. Dalam upaya meningkatkan

target pembiayaan, Bank SyariahMandiri menerapkan Strategi analisis SWOT.

Analisis SWOT adalah kegiatan menganalisa factor-faktor yang dapat

mempengaruhi perkembangan bank, dari faktor internal (SDM, keadaan

keuangan, serta struktural manajemen) maupun faktor eksternal (persaingan dari

lembaga keuangan lain). Dari hasil penelitian sebagai berikut : penerapan strategi

1) Peningkatan pelayanan terhadap nasabah. 2) Memberikan pelayanan sesuai

dengan standar Bank Syariah secara global. 3) Merekrut tenaga-tenaga

professional yang siap untuk bekerja keras dan mampu untuk menjual produk

(24)

terhadap SDM mengenai bagaimana kinerja yang didinginkan oleh lembaga yang

bertujuan untuk menjadikan SDM yang dimiliki lebih baik dalam memasarkan

produk pembiayaannya. 5) Sering melakukan meeting untuk sharing sesama

karyawan Bank Syariah Mandiri yang bertujuan untuk mengutarakan

kesulitan-kesulitan yang dihadapi marketing atau apa saja yang berhubungan dengan

pembiayaan yang nantinya akan lebih membantu dalam pencapaian target

pembiyaan. Hasil dari penerapan Strategi Analisis SWOT sebagai berikut: 1)

Mengalami peningkatan yang signifikan dalam pencapaian pembiayaannya dari

periode juni 2011 sampai periode juni 2012. 2) Bank Syariah Mandiri semakin

berkembang dan mampu bersaing dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya

Pada skripsi ANALISIS SWOT PRODUK E-BANKING PADA PT

BANK CENTRAL ASIA, TBK. Oleh Sianturi (2007) memiliki hasil penelitian,

bahwa tingkat efektif atau tidaknya strategi yang dilakukan perusahaan melalui

e-banking dan mengetahui alternatif strategi yang dapat digunakan bank melalui

analisis SWOT untuk peningkatan pengguna e-banking. Metode pengumpulan

data yang dilakukan adalah riset yang dilakukan untuk memperoleh data dengan

mengambil data publikasi yang dikeluarkan oleh bank BCA maupun oleh Bank

Indonesia serta melakukan studi pustaka (Library Study) yang dilakukan dengan

cara mempelajari dan membaca buku-buku yang berhubungan dengan

pembahasan sebagai dasar untuk menganalisis. Data yang digunakan adalah data

internal Bank BCA seperti produk dan jasa yang ada, laporan keuangan dan hal

internal lain yang berhubungan serta data eksternal bank seperti keadaan

(25)

e-banking pesaing utama bank BCA, selanjutnya data-data tadi dimasukkan ke

dalam tabel IFAS dan EFAS yaitu faktor-faktor strategis internal dan eksternal

bank. Setelah melakukan analisis EFAS dan IFAS kita dapat meringkasnya

kedalam SFAS, dilanjutkan dalam analisis matriks internal eksternal untuk

mempertajam analisis strategi, terakhir dapat kita lakukan analisis SWOT dari

penggabungan kedua tabel EFAS dan IFAS. Sehingga menghasilkan

alternatif-alternatif yang sesuai. Hasil dari penulisan Tugas Akhir ini adalah strategi yang

sudah dilakukan BCA akan layanan e-banking sudah optimal dan alternatif

strategi berdasarkan analisis SWOT yaitu menambah rentang produk dan fitur

e-banking, mempertahankan ekuitas merek dengan memepertahankan biaya

transaksi yang murah, mempertahankan citra perusahaan yang baik dengan

mensponsori kegiatan-kegiatan sosial, cepat dan tanggap atas keluhan dan kritik

nasabah, menambah jaringan bank ke dalam dan luar negeri.

E. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam tulisan ini yaitu metode

diskriptif. Metode diskriptif digunakan dalam meneliti kasus, kelompok

manusia, suatu kondisi objek, sitem pemikiran atau kilas peristiwa pada masa

sekarang, gambaran atau lukisan secara sistematis dan fakta yang terjadi.

Sehingga pembaca dapat memahami objek yang diteliti.

2. Jenis–jenis data

a. Data primer

(26)

b. Data sekunder

Data yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu melalui

buku-buku, laporan dan sumber yang lain yang berkenaan dengan lembaga

keuangan syariah.

3. Metode pengumpulan data

Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan, penulis melakuakan

beberapa teknik, yaitu :

a. Observasi ( pengamatan )

Yaitu pengamatan secara langsung terhadap BMT yang akan

diteliti, agar mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian.

b. Interview ( wawancara)

Yaitu teknik pengumpulan data yang mengunakan tanya jawab

kepada pihak BMT, baik kepada manager atau karyawan.

c. Library study (studi kepustakaan)

Yaitu mengumpulkan data dengan mencari serta membaca

buku-buku dan mediamasa yang berhubungan dengan objek yang diteliti.

Sehingga dapat mengetahui teori yang ada.

4. Metode analisis data

Analisis data yang digunakan antara lain : Diskriptif analitik yaitu data

(27)

F. Penegasan Istilah

1. Ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari

masalah-masalah dalam ekonomi suatu rakyat yang dilhami oleh

nilai-nilai Islam (http://id.wikipedia.org/wiki/pengertianekonomisyari’ah).

2. Lembaga keuangan adalah lembaga yang menghimpun dana dari

masyarakat dan menanamkannya dalam bentuk asset keuangan lain,

misalnya kredit, surat-surat berharga, giro, dan aktiva produktif lainnya

(Prabowo, 2006: 79).

3. BMT terdiri dari dua istilah, baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha

mengumpulkan dan penyaluran dana yang non profit, seperti zakat, infaq,

dan shodaqoh. Sedangkan baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dan

penyaluran dana komersial (Prabowo,2006: 17).

4. Persaingan menurut Deaux, Dane, & Wrightsman (1993), persaingan

adalah aktivitas mencapai tujuan dengan cara mengalahkan orang lain atau

kelompok. Individu atau kelompok memilih untuk bekerja sama atau

berkompetisi tergantung dari struktur reward dalam suatu situasi.

5. Strategi yaitu visi yang diarahkan pada “apa” yang harus dicapai oleh organisasi itu, bukan “bagaimana” organisasi tersebut sampai disana

(28)

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis membuat sistematika penulisan

sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan merupakan bab pembuka yang berisi dari beberapa

sub, yaitu: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan,

penelitian terdahulu, metode penelitian, penegasan istilah dan sistematika

penulisan.

Bab II Landasan Teori membahas tentang telaah pustaka yang berisi

landasan teoritis dan terhadap masalah dan ditinjau terhadap hasil karya lain

sebelumnya dilakukan. Kerangka teoritik yang membahas tentang konsep-konsep

teoritik yang muncul dalam telaah pustaka dalam rangka menjelaskan

masalah-masalah yang dipilih.

Bab III Laporan Obyek Penelitian membahas tentang gambaran umum,

yang berisi sejarah berdirinya BMT Amal Mulia, visi dan misi BMT Amal Mulia,

tujuan dan fungsi BMT Amal Mulia. Dan juga meliputi data-data diskriptif yang

berisi usaha-usaha yang dilakukan BMT Amal Mulia, produk-produk, struktur

organisasi, badan hukum, lokasi dan permodalan. Kemudian strategi yang

digunakan BMT Amal Mulia dalam menghadapi persaingan antar lembaga

keuangan syariah yang ada.

Bab IV Analisis Data menjelaskan tentang bagaimana BMT Amal Mulia

melakukan strategi dalam menghadapi persaingan antar lembaga keuangan

syariah agar tetap eksis.

(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Strategi dalam Bisnis Keuangan

1. Pengertian Strategi

Didalam buku yang ditulih oleh Rangkuti, menurut Chandkerpada

tahun 1962 mengatakan bahwa strategi merupakan alat untuk mencapai

tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang,

program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya (Rangkuti,

2005: 4).

Strategi merupakan visi yang diarahkan pada “apa” yang harus dicapai

oleh organisasi, bukan “bagaimana” organisasi tersebut sampai disana (W.

Zimmerman, 1980: 15).

Learned, Christensen, Andrews, dan Guth pada tahun 1965

menyebutkan strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan

bersaing. Dengan demikian salah satu fokus strategi adalah memutuskan

apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada (Rangkuti, 2005: 3).

Chaffe (1985) mengatakan strategi adalah kekuatan motivasi untuk

stakeholders, seperti stakeholders, debtholders, manajer, karyawan,

konsumen, komunitas, pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara

langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang

(30)

Dan yang terakhir yaitu Hamel dan Prahalad (1995) mengatakan

strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa

meningkat) dan terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang

tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hamper selalu dimulai dari “apa yang dapat

terjadi”, bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan

inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi

inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti

didalam bisnis yang dilakukan (Rangkuti, 2005: 3).

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi adalah

alat yang digunakan perusahaan untuk mencapai kesuksesan. Serta untuk

menentukan langkah-langkah perusahaan kedepannya.

2. Tipe-Tipe Strategi

a. Stretegi Manajemen

Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh

manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro

misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga,

strategi akuisasi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai

keuangan, dan sebagainya (Rangkuti, 2005: 7).

b. Strategi Investasi

Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi.

(31)

strategi pembangunan kembali suatu devisi baru atau strategi divestasi,

dan sebagainya (Rangkuti, 2005: 7).

c. Strategi Bisnis

Strategi bisnis ini sering juga disebut strtategi bisnis secara

fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan

manajemen, misalnya strategi pemasaran, strtegi produksi atau

operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi

yang berhubungan dengan keuangan (Rangkuti, 2005: 7).

B. Persaingan Usaha

1. Pengertian Persaingan

Persaingan berasal dari bahasa inggris yaitu competition yang artinya

persaingan itu sendiri atau kegiatan bersaing, pertandingan, kompetisi.

Sedangkan dalam kamus manajemen , persaingan adalah usaha-usaha dari

pihak atau lebih perusahaan yang masing-masing bergiat “memperoleh pesanan” dengan menawarkan harga yang paling menguntungkan.

Persaingan ini dapat terdiri atas beberapa bentuk pemotongan harga,

promosi, variasi dan kualitas, kemasan, desain dan segmentasi pasar

(Maribun, 2003: 276).

Dalam kamus manajemen persaingan bisnis terdiri dari:

a. Persaingan sehat (halthy competition), persaingan antara

(32)

akan menurutiatau melakukan tindakan yang tidak layak dan

cenderung mengedepankan etika-etika bisnis.

b. Persaingan gorok leher (cut throat competition), persaingan ini

merupakan bentuk persaingan yang tidak sehat atau fair,

dimana terjadi perebutan pasar antara beberapa pihak yang

melakukan usaha yang mengarah pada menghalalakan segala

cara untuk menjatuhkan lawan, sehingga salah satu tersingkir

dari pasar dan salah satunya menjual barang dibawah harga

yang berlaku di pasar.

2. Tujuan yang mendorong Persaingan Usaha

Persaingan merupakan kondisi real yang dihadapi setiap orang di masa

sekarang. Kompetisi dan persaingan tersebut bila dihadapi dengan secara

positif atau negatife, tergantung pada sikap dan mental persersi kita dalam

memaknai persaingan tersebut. Hampir tiada hal yang tanpa persaingan,

seperti halnya kompetisi dalam berprestasi, dunia usahabahkan dalam

proses belajar. Persaingan merupakan semacam upaya untuk menduduki

posisi yang lebih tinggi di dalam dunia usaha. Bila jumlah pesaing cukup

banayak dan seimbang, persaingan akan tinggisekali karena

masing-masing perusahaan memiliki sumber daya yang relatife sama. Bila jumlah

pesaing sama tetapi terdapat perbedaan sumber daya, maka terlihat sekali

mana yang akan menjadi market leader, dan perusahaan mana yang

merupakan pengikut (Jusuf, 2008: 260).

(33)

C. Lembaga Keuangan Syariah

1. Pengertian Lembaga Keuangan Syariah

Lembaga keuangan syariah yaitu suatu lembaga keuangan yang

mengeluarkan produk keuangan syariah dan mendapat izin operasional

sembagai lembaga keuangan syariah (Susanto, 2008: 71).

2. Dasar Hukum Lembaga Keuangan Syariah

Lembaga keuangan dewasa ini menjadi instrumen penting

dihampir seluruh sistem ekonomi duina. Bunga yang telah menjadi

kewajaran bahkan menjadi cirri khas perekonomian modern. Bunga yang

telah menjadi daya tarik tersendiri bagi bagi masyarakat ekonomiuntuk

dinikmati dan dimanfaatkan dalam proses pengaturan keuangan dan

kegiatan bisnis.

Lembaga keuangan sebagai perantara, dibuat sedemikian rupa

untuk mengolah bunga supaya dapat merangsang investasi. Kejadian ini

telah menjadi cirri dan alat dari kehidupan bisnis dan keuangan dalam

rangka menggiatkan perdagangan, industry dan aktivitas ekonomi lainnya

diseluruh dunia.

Di Indonesia, yang dimana sebagian besar warganya adalah Islam.

Dengan begitu maka diharapkan munculnya lembaga keuangan yang isalmi

yaitu mengembangkan Sistem Lembaga keuangan Syariah secara lebih baik

lagi. Pada dasanya, Lembaga Keuangan Syariah merupakan sistem yang

sesuai dengan ajaran Islam tentang larangan riba dan gharar (Lubis, 2004:

(34)

Selanjutnya pada kenyataannya di Indonesia sudah banyak sekali

berdiri lembaga-lembaga keuangan syariah. Dan dalam setiap kegiatannya

tentunya Lembaga Keuangan Syariah mempeunyai hukum yang harus

dipatuhi semua lembaga yang berdasarkan syariah, yaitu:

a. Dasar Hukum Lembaga Keuangan Syariah Menurut Ketentuan Islam

Setiap lembaga keuangan syariah, mempunyai fisafah dasar

mencari keridhoan Allah untuk memperoleh kebaikan di dunia dan di

akhirat. Oleh karena itu, setiap kegiatan lembag keuangan yang

dikhawatirkan menyimpang dari tuntunan agama harus dihindari

(Lubis, 2004: 35).

Di dalam al-Qur’an tidak menyebutkan lembaga keuangan secara

khusus. Namun penekanan tentang konsep organisasi sebagaimana

organisasi keuangan telah terdapat dalam al-Qur’an. Konsep dasar

kerjasa muamalah dengan berbagai cabang-cabang kegiatannta

mendapat perhatian cukup banyak dalam al-Qur’an. Dalam system

politik misalnya dijumpai istilah qoum untuk menunjukkan adanya

interaksi kelompok sosial satu dengan yang lainnya (Lubis, 2004: 35).

Pedoman lembaga keuangan syariah dalam beroperasi adalah

al-Quran surat al-Baqarah ayat 275 tentang system menjauhkan diri dari

unsure riba dan menerapkan system bagi hasil dan perdagangan. Yaitu

artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat

berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan

(35)

adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual

beli itu sama dengan riba, padahal allah telah menghalalkan jual beli

dan mengharamkan riba…” (QS. Al-Baqarah: 275).

b. Dasar Hukum Lembaga Keuangan Menurut Ketentuan Hukum Positif

di Indonesia

Lembaga keuangan di Indonesia dapat dikatagorikan kedalam dua

kelompok, yaitu formal dan informal. Lembaga yang bersifat formal

ada yang berbentuk bank dan ada juga yang berbentuk non bank.

Sedangkan lembaga keuangan bersifat informal biasanya berbentuk

lembaga swadaya, Baitul Mal wat Tamwil (BMT), serta sebagai

institusi yang pengelolaannya ditangani secara langsung oleh

masyarakat.

Perkembangan industry perbankan dan keuangan syariah dalam

satu dasawarsa belakangan ini mengalami kemajuan yang sangat pesat,

seperti perbankan syariah, asuransi syariah, pasar odal syariah,

pegadaian syariah, BMT. Demikian pula di sector riil, seperti Hotel

Syariah, Multi Levek Marketing Syariah.

Perkembangan perbankan menurut data Bank Indonesia mengalami

kemajuan yang pesat. Jika sebelum tahun 1999, jumlah bank syariah

sangat terbatas dimana hanya ada satu bank syariah, yaitu Bank

Muamalat Indonesia dengan beberapa kantor cabang. Sampai tahun

(36)

mencapai 611. Kemudian jumlah Lembaga Keuangan Syariah telah

melibihi dari 3.800 buah yang tersebar di seluruh Indonesia (Sudarsono,

2004: 67).

Dengan demikian di Indonesia sangat menyambut baik dengan

hadirnya lembaga keuangan syariah. Dan banyak dari masyarakat

tertarik untuk bergabung dengan lembaga keuangan syariah.

3. Macam-Macam Lembaga Keuangan Syariah

A. Bank Umum Syariah

a. Pengertian bank umum syariah

Yaitu bank yang dalam kegiatan usahanya berdasarkan

prinsip-prinsip syariah ( Susanto, 2008: 17).

b. Kegiatan usaha bank umum syariah

Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No: 6/24/PBI/2004,

pasal 36 tentang Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah menetapkan bahwa Bank wajib

menerapkan prinsip syariah kehati-hatian dalam melakukan

kegiatan usahanya yang meliputi :

a. Melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan investasi, antara lain: (1) giro berdasarkan wadi‟ah, (2) tabungan berdasarkan prinsip wadi‟ah atau

mudharabah, atau (3) deposito berjangka berdasarkan prinsip

(37)

b. Melakukan penyaluran dana melalui: (1) prinsip jual beli

berdasarkan akad antara lain: (a) murabahah, (b) istishna, (c)

salam. (2) prinsip bagi hasil berdasarkan akad antara lain: (a)

mudharabah, (b) musyarakah. (3) prinsip sewa menyewa

berdasarkan akad antara lain: (a) ijarah, (b) ijarah muntahiya

bittamlik. (4) prinsip pinjam meminjam berdsarkan akad qardh.

c. Melakukan pemberian jasa pelayanan perbankan berdasarkan

akad antara lain: (1) wakalah, (2) hiwalah, (3) kafalah, (4) rahn.

Dan membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri surat

berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata

( ubderlying transaction) berdasarkan prinsip syariah.

d. Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang

diterbitkan oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia.

e. Menerbitkan surat berharga berdasarkan prinsip syariah.

Penjelasan: keberadaan surat berharga berfungsi sebagai alat

bukti kepemilikan asset. Surat berharga diterbitkan oleh

perusahaan yang membutuhkan modal untuk ditawarkan ke

publik. Dengan menjual surat berharga yang telah diterbitkan,

perusahaan berharap akan mendapatkan tambahan modal untuk

memperlancar jalannya usaha. Dalam islam mengambil manfaat

atau keuntungan melalui jual beli surat berharga merupakan

representasi dari utang (dayn) hukumnya haram. Namun dalam

(38)

yang merupakan representasi dari kepemilikan „ayn hukumnya

halal.

f. Memindahkan uang untuk kepentingan sendiri dan/atau nasabah

berdasarkan prinsip syariah.

g. Menerima pembayaran tagihan atas surat berharga yang

diterbitkan dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak

ketiga berdasarkan prinsip syariah.

h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat-surat

berharga berdasarkan prinsip wadi‟ah dan amanah.

i. Melakukan kegiatan penitipan termasuk penata usahaannya untuk

kepentingan pihak lain berdasarkan prinsip wadi‟ah yang

amanah.

j. Memberikan fasilitas letter of credit (L/C) berdasarkan prinsip

syariah. Penjelasan: secara definitive, yang dimaksud dengan

pembiayaan Letter of Credit (L/C) adalah pembiyaan yang

diberikan dalam rangka memfasilitasi impor atau ekspor nasabah.

k. Memberikan fasilitas garansi bank berdasarkna prinsip syariah.

Penjelasan: garansi bank adalah jaminan yang diberikan bank

berdasarkan prinsip syariah kepada nasabah sebagai pihak

terjaminapabila dalam jangka waktu dan syarat tertentu tidak

mampu memenuhi kewajiban kepada pihak ketiga yang akan

(39)

l. Melakukan kegiatan usaha kartu debet, charge card berdasarkan

prinsip syariah.

m. Melakukan kegiatan wali amanat berdasarkan akad wakalah.

Penjelasan: bank menerima amanat dari perusahaan

untukmengadministrasikan, mendaftarkan, dan atau pengalihan

surat-surat berharga yang dimiliki suatu perusahaan. Dalam hal

ini bank juga dapat menerima amanat untuk

mengadministrasikan penerbitan saham atau surat berharga

lainnya dan sekaligus mencatat ketaatan yang harus dilaksanakan

oleh perusahaan sesuai dengan syarat penerbitan surat tersebut.

n. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan Bank sepanjang

disetujui oleh Bank Indonesia dan mendapatkan fatwa Dewan

Syariah Nasional.

B. Bank Perkreditan Rakyat Syariah

1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat Syariah

Menurut Undang-undang Perbankan No.10 tahun 1998,

pengertian Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang

melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau

berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dengan demikian

BPR syariah dapat diartikan sebagai lembaga keuanga BPR yang

menjalankan kegiatan usaha berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah

(40)

2. Kegiatan Usaha BPRS

Berdasarkan ketentuan (pasal 13) Undang-Undang No.7 Tahun

1992 tentang perbankan, ruang lingkup kegiatan BPRS meliputi:

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu.

b. Memberikan kredit.

c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi

hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan

pemerintah.

d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia

(SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito dan atau tabungan

pada bank lain.

C. Baitul Maal wa Tanwil (BMT)

1. Pengertian

BMT merupakan kependekan dari Baitul Maal wa Tanwil atau

dapat juga ditulis dengan baitul maal wa baitul tanwil. Secara

harfiah baitul maal berarti rumah dana dan baitul tanwil berarti

rumah usaha. Baitul Maal dikembangkan berdasarkan sejarah

perkembngannya, yakni dari masa nabi sampai abad pertengahan

perkembangan islam. Dimana baitul maal berfungsi untuk

mengumpulkan sekaligus mentasyarufkan dana sosial. Sedangkan

(41)

pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa BMT merupakan

organisasi bisnis yang juga berperan sosial ( Ridwan, 2004: 126).

2. Tujuan dan Produk

Didirikannya BMT bertujuan untuk meningkatkan kualitas usaha

ekonomi untuk kesejahteraan anggota pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya (Ridwan, 2004: 128).

Adapun mengenai produk inti dari BMT (sebagai fungsi Baitut

Tamwil) adalah sebagai Penghimpun dana dan Penyalur dana.

a. Produk Penghimpun Dana

Yang dimaksud penghimpun dana disini, berupa jenis-jenis

simpanan yang dihimpun oleh BMT sebaga isumber dana yang

kelak akan disalurkan kepada usaha-usaha produktif. Jenis

simpanan tersebut adalah

pola pembiayaan yang merupakan kegiatan BMT dengan

harapan dapat memberikan penghasilan. Pola pembiayaan

tersebut adalah ( Yunus, 2009: 36) :

a) Pembiayaan Mudharabah

(42)

c) Pembiayaan Murabahah

d) Pembiayaan Bai‟ Bitsaman Ajil

e) Pembiayaan al-Qordhul Hasan

D. Kendala Dan Faktor Dalam Menghadapi Persaingan

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 667) mendefinisikan pengertian

kendala adalah halangan rintangan dengan keadaan yang membatasi,

menghalangi atau mencegah pencapaian sasaran. Sedangkan persaingan

adalah usaha-usaha dari pihak atau lebih perusahaan yang masing-masing bergiat “memperoleh pesanan” dengan menawarkan harga yang paling

menguntungkan (Maribun, 2003: 276).

Jadi, berdasakan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kendala

dalam menghadapi persaingan adalah halangan rintangan dengan keadaan

yang membatasi, menghalangi atau mencegah pencapain sasaran dalam

menghadapi persaingan.

Sedangkan pengertian faktor adalah hal (keadaan, peristiwa) yang ikut

menyebabkan (mempengaruhi) terjadinya sesuatu (KBBI Online: diakses 28

September 2015). Faktor dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri atau dari

dalam perusahann itu sendiri.

2. Faktor external, yaitu faktor yang berasal dari luar perusahaan. Seperti

(43)

BAB III

LAPORAN OBJEK

A. Sejarah BMT Amal Mulia

Berdirinya BMT awalnya melalui program P3T (Penanggulangan

Pengangguran Pekerja Terampil) pada bidan LEP (Lembaga Ekonomi

Produktif) yang diselenggarakan kerjasama antara Depnaker Kabupaten

Semarang dengan fasilitor PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil) Dati

II Kabupaten Semarang.

Proses pendirian di awal dengan sosialisai Koperasi Syari’ah oleh

Dati II Kabupaten Semarang pada acara pengajian IPHI Kecamatan Suruh

yang diselengarakan di rumah Bapak H. Syahri Morangan Desa Suruh,

sosialisasi perdanaan Kecamataan Suruh ini bersifat informatif.

Bersamaan dengan calon pengelola yang sudah terseleksi melalui

P3T, selanjutnya mengikuti pelatihan tentang manajemen operasional

Koperasi Syari’ah se-Jawa Tengah di Asrama Haji Donohudan Solo yang

diselengarakan oleh PINBUK Dati I Provinsi Jawa Tengah. Pelatihan tersebut

diadakan selama dua minggu dan dilanjutkan dengan job on training di koperasi syari’ah Assa’adah Gedangan Sraten Salatiga selama tiga hari.

Setelah pelatihan purna dan job on training selesai kemudian

diadakan pertemuan ulang pada pertengahan bulan agustus tahun 1998 di

kediaman Bapak H. Badarudin yang dihadiri oleh beberapa orang yang

(44)

pengurus sementara kemudian ditindaklanjuti pertemuan di Gedung

Ar-Rohmah Suruh yang di hadiri oleh calon pendiri. Tepat pada acara itu

disahkan susunan pengurus BMT Amal Mulia Suruh serta disepakati

ketentuan simpanan pokok per anggota Rp 200.000 dan simpanan wajib per

anggota pendiri sebesar Rp 2.000 setiap bulan.

Akhirnya pada hari Selasa Pon tanggal 20 Oktober 1998 telah

diresmikan BMT Amal Mulia Suruh oleh bapak Camat Suruh yang diwakili

oleh MPP kecamatan suruh Bapak Suparno Andes di Kantor BMT Amal

Mulia Suruh yang berlokasi di Jl. Sumberejo Suruh No. 57 yang dihadiri oleh

sejumlah tokoh masyarakat, pengurus anggota pendiri, dan tamu undangan

lainnya.

Kemudian BMT Amal Mulia membuka Kantor Cabang Jl. Raya

Wonosegoro-Karanggede, Trayaon Kebonan, Kec. Karanggede, Kab.

Boyolali Provinsi Jawa Tengah, Telp /faks (0289)610714 diresmikan pada

tanggal 5 Mei 2011. BMT Amal Mulia untuk cabang Salatiga diresmikan

tahun 2013.

B. Visi dan Misi BMT Amal Mulia

1. Visi : Berperan aktif dalam memberdayakan dan mengembangkan

ekonomi umat

2. Misi :

a. Meningkatkan kualitas sosial ekonomi terutama pedagang dan

(45)

b. Menghimpun dan mendistribusikan dana umat berdasarkan syariat

Islam.

c. Memberi semangat usaha masyarakat dalam rangka mencapai

kesejahteraan hidup.

C. Identitas BMT Amal Mulia

Nama Koperasi : Koperasi BMT Amal mulia

No Badan Hukum : 069/BH/KDK.II.I/IV/1999

Perubahan : 01/PAD/I/2011 tanggal 12 Januari 2011

HO No. : 503/15/2010

NPWP No. : 02.253.369.9.505.000

SIUP No. : 503/005/PB/II/2005

TDP No. : 1111726500228

Ijin simpan pinjam

Kabupaten Semarang : 009/SISPK/KD.UKM/XII/2009

Jawa Tengah : 01/SISPK/XIV/I/2011

Kantor Pusat

Alamat : Jl. Raya Suruh-Salatiga, Desa Suruh,

Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang,

Provinsi Jawa Tengah. Telp. (0298)317100

(46)

Kantor Cabang Karanggede

Alamat : Jl. Raya Wonosegoro-Karanggede, Trayon,

Kebanonan, Kecamatan Karanggede,

Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah.

Kantor Cabang Salatiga

Alamat : Jl. Wahid Hasyim No.16 D Sidorejo Lor,

Sidorejo, Kota Salatiga, Provinsi Jawa

Tengah. Telp. (0298)322969 Kode Pos

50714.

D. Struktur Organisasi

Suatu kegiatan usaha agar berjalan sesuai dengan tujuan suatu

lembaga atau perusahaan, maka diperlukan adanya struktur organisasi yang

baik. Struktur organisasi yang ditentukan dengan baik juga harus didukung

moral karyawan untuk membantu kerja yang royal dan harmonis.

Dalam menentukan bentuk struktur organisasi, tentunya disesuaikan

dengan kebutuhan dan pertumbuhan lembaga atau perusahaan. Hal ini

dimaksudkan agar pekerjaan yang ada dapat terselesaikan secara efektif dan

efisien. Adapun bagian-bagian dalam struktur organisasi koperasi BMT Amal

(47)

Susunan Organisasi Koperasi BMT Amal Mulia

Gambar : 3.1

Susunan Organisasi Koperasi BMT Amal Mulia RAT

PENGAWAS

GENERAL MANAGER

MANAGER MANAGER MANAGER

PENGURUS PENGAWAS

SYARIAH

(48)

Struktur Organisai Pengelola Koperasi BMT Amal Mulia

Gambar : 3.2

(49)

Struktur Organisasi ini terdiri atas Pengurus, Pengawas, dan Pengelola.

a) Pengurus

a. Ketua : H. Hartoyo Spd

Anggota 1 : Siti Sa’idah, Amd

b. Anggota 2 : H. Budoyo Akbar

b) Pengawas

a. Ketua : Ahmad Hasim, SE

b. Anggota 1 : Ikhwanul muslim, S.Ag

c. Anggota 2 : Drs. Wazir

c) Pengawas syariah

a. Ketua : KH. Fatkhul djawad zuhdi

b. Anggota 1 : KH. Muhasin

c. Anggota 2 : H. Suyitno mustofa

d) Pengelola

a. Manajer Umum : Mustofa Al Amin, S. Ag

b. Manajer Cabang : Isti’anah, SE

Iwan Susiyanto, SE

Amir Mahmud

c. Kasir/ Teller : Restiana Hardanik, SE

Kiptiyah, BA

Fatmawati, Amd

(50)

Siti Sa’idah, Amd

e. Marketing : Edi Yulianto

Slamet Bagyo

Shihabudin, SE

Hamdan Majid, Amd

Any Puji Rahayu, Amd

Sri Susiliwati,Amd

Wahyu Adi Prasetyo, S.Kom

Puji Hartoyo, S.Pd

f. Customer Service : Linta Aftukha Royana, SE

g. Penjaga : Sukarli

Afid Eka Ardana

Wahyudi

Sugiyanto

Sahid Akbar

E. Penjabaran Tugas dan Wewenang Masing–masing Bagian

1. Ketua

Tugas :

a. Menyelenggarakan RAT.

b. Menyusun dan merumuskan kebijakan umum untuk mendapat

(51)

c. Mengevaluasi kegiatan BMT.

d. Mensosialisasikan BMT.

e. Menyelenggarakan rapat untuk :

1. Evaluasi bulanan dan perkembangan kinerja BMT.

2. Bersama pengelola menentukan dan membuat kebijakan dan

strategi BMT.

3. Menandatangani dokumen dan surat yang berhubungan dengan

lembaga lain.

Wewenang :

a. Mengangkat dan memberhentikan Manajer BMT.

b. Menyetujui atau menolak mengenai :

1. Pembiayaan yang nilainya di atas wewenang manajer.

2. Kebijakan baru BMT dengan pertimbangan dari pengurus lain.

3. Kerjasama dengan pihak lain (Investor Asing) yang diusukan

pengurus lain.

4. Mengesahkan laporan bulanan yang diajukan manajer.

5. Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada yang ditunjuk jika

berhalangan.

6. Dengan manajer memilih dan memutuskan Kantor Akuntan Publik

(52)

2. Sekretaris

Tugas :

a. Mengagendakan acara pada kegiatan :

1. Rapat Pengurus.

2. Rapat Anggota.

3. Pertemuan pengurus dengan pengelola.

4. Kunjungan pengurus ke Instansi atau Lembaga lain.

b. Menyusun konsep surat–surat ke luar (ekstern) dan ke dalam (intern)

dari pengurus.

c. Menerima dan melayani tamu yang berhubungan dengan ketua

pengurus BMT.

d. Menyampaikan amanat dari ketua dalam pertemuan apabila ketua

berhalangan hadir.

e. Menyerap dan menyampaikan aspirasi anggota koperasi.

f. Menerima masukan (saran dan kritik) yang diajukan oleh para

pengelola kepada pengurus.

g. Menyusun konsep kebijakan pengurus atas BMT.

Wewenang :

a. Memberi pertimbangan kepada ketua mengenai masalah legalitas

hukum dan protokoler.

b. Meminta laporan bulanan, kwartil, semester, dan tahunan yang belum

(53)

c. Menerima masukan dan aspirasi dari anggota yang lain yang

berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi BMT.

3. Bendahara

Tugas :

a. Menelaah anggaran yang diajukan oleh manajer yang nantinya akan

dibahas dalam RAT.

b. Menyusun anggaran kompensasi dan keperluan lain yang dibutuhkan

pengurus.

c. Bersama manajer memberikan konsep kebijakan bagi hasil yang

diperoleh pemegang investasi.

d. Meringkas laporan keuangan yang sudah diaudit.

Wewenang :

a. Memberikan pendapat kepada ketua mengenai aspek keuangan

terhadap usulan pembukuan cabang, kerjasama (misalnya

pembentukan afiliasi) atau unit usaha baru.

b. Meminta manajer untuk mengoreksi anggaran yang diajukan.

c. Meminta manajer untuk menjelaskan dampak keuangan yang ada dari

aktivitas yang akan diajukan pengelola.

d. Meminta akuntan publik untuk memberikan masukan aspek keuangan

(54)

4. Badan Pengawas

Tugas :

a. Menelaah peraturan lembaga yang berlaku apakah sesuai dengan aturan hukum dan syari’ah, peraturan lain yang berlaku, akhlak serta

tak ada benturan kepentingan maupun unsur–unsur yang melanggar

kepatuhan.

b. Menelaah masalah perilaku manajemen dan karyawan yang

menyangkut :

1. Benturan kepentingan.

2. Melanggar kepatuhan.

3. Manipulasi.

4. Apakah sesuai dengan syari’ah.

c. Menilai kebijakan akuntansi dan penerapannya.

d. Menilai keserasian antara kebijakan akuntansi apakah sesuai dengan syari’ah.

Wewenang :

a. Memberikan solusi dan diajukan kepada pengurus sebagai saran dan

masukan kepada pengelola dan jajaran manajemen.

b. Merekomendasi akuntan publik kepada pengurus.

(55)

5. Manajer

Tugas :

a. Menyusun rencana operasional baitul maal wa tamwil dalam setahun

yang mencakup :

1. Rencana anggaran dan pemasaran.

2. Target funding, lending, konfirmasi dan bagi hasil lainnya.

3. Target asset.

4. Target cash flow.

5. Pengembangan wilayah potensial.

b. Rencana pengembangan produk, promosi dan distribusi (berdasarkan

pemetaan segmen dan potensi pasar)

c. Rencana organisasi sales force (gugusan marketer).

d. Mengusulkan rencana operasional kepada pengurus untuk dibahas dan

disahkan oleh pengurus pada RAT.

e. Memimpin rapat koordinasi dan evaluasi bulanan yang diadakan pada

pekan terakhir dengan agenda :

1. Pembacaan laporan tertulis dari koordinator mengenai laporan

akuntansi dan keuangan, umum dan rumah tangga.

2. Pengambilan keputusan untuk perencanaan perbaikan dan

mengatasi masalah yang ada.

3. Memberikan tanda tangan sebagai validasi pada berkas

(56)

Wewenang :

a. Menyetujui pembiayaan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Mengajukan usulan produk baru pembiayaan dan tabungan.

c. Mengusulkan promosi, mutasi, dan pemberhentian produk berdasarkan

masukan dan pertimbangan.

6. Kabag Pembukuan

Tugas :

a. Melaporkan laporan keuangan bulanan pada pertemuan.

b. Membuat analisa rentabilitas, solvabilitas, dan profitabilitas yang

dibahas pada pertemuan bulanan.

c. Memberikan masukan-masukan yang berkaitan dengan kebijakan yang

berkaitan dengan akuntansi dan keuangan.

d. Mengatur manajemen arus kas dengan memantau arus kas masuk dan

keluar, mengatur jadwal pembayaran utang, kebijakan uang minimal,

perhitungan funding yang harus dicapai untuk menutup penarikan dari

konsumen/ nasabah.

e. Mengadakan pertemuan intern khusus untuk para teller, guna

menyampaikan kebijakan akuntansi.

Wewenang :

a. Mengusulkan pembenahan dan desain sistem informasi akuntansi

apabila sudah tidak sesuai dengan kebutuhan.

(57)

c. Membuat kebijakan mengenai prosedur penyampaian informasi

akuntansi.

d. Mengendalikan pelaksanaan anggaran.

7. Kepala Kantor Kas

Tugas :

a. Melaporkan posisi kas di tangan (on hand/ brankas) dan di bank

terakhir.

b. Mengeluarkan uang yang telah disetujui oleh kabag pembukuan dan

manajer.

c. Menghitung setoran uang dari para teller.

d. Menyimpan uang dalam brankas atau menyetor ke bank.

e. Mengelola kas kecil.

Wewenang :

a. Mengusulkan masukan untuk kebijakan keuangan kepada kabag

pembukuan.

b. Mengusulkan penanganan keamanan keuangan perusahaan.

8. Kabag Pemasaran

Tugas :

a. Menyusun draft rencana operasional yang mencakup :

1. Rencana Anggaran Pemasaran.

(58)

3. Pengembangan wilayah operasional.

4. Rencana pengembangan produk, promosi, dan distribusi

(berdasarkan pemetaan segmen dan potensi pasar).

b. Mengembangkan database pelanggan jasa keuangan BMT untuk

menyusun profil dari nasabah dan pengembangan pemasaran.

c. Mengembangkan strategi pemasaran.

d. Melaksanakan survey berdasarkan wewenang dan/ atau atas

persetujuan.

Wewenang :

a) Mengusulkan pola insentif kepada manajer.

b) Menyetujui pembiayaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

F. Produk–produk Koperasi BMT Amal Mulia

A. Produk Pendanaan

1. SI RELA (Simpanan Sukarela Lancar)

Merupakan bentuk simpanan mudharabah biasa, yaitu simpanan

pihak ketiga yang disimpan di BMT atas dasar akad wadi‟ah (titipan)

dan BMT berkewajiban memelihara dana tersebut yang boleh para

penyimpan sewaktu–waktu dapat ditarik.

Syarat–syaratnya adalah sebagai berikut :

(59)

b. Setoran awal minimal Rp. 10.000,- selanjutnya minimal Rp 5000,-

menandatangani nisbah bagi hasil.

c. Nasabah bagi hasil adalah 35% nasabah:65% BMT

2. SI SUKA (Simpanan Sukarela Berjangka)

Merupakan bentuk simpanan berupa deposito yang penarikannya

hanya dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah

dengan BMT, jangka waktu jatuh temponya adalah sebagai berikut :

a. Tiga (3) bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil 40% untuk

penabung dan 60% untuk BMT.

b. Enam (6) bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil 45% untuk

penabung dan 55% untuk BMT.

c. Dua belas (12) bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil 50%

untuk penabung dan 50% untuk BMT.

3. SI SUQUR (Simpanan Suka Rela Qurban)

Merupakan bentuk simpanan berkala mudharabah yaitu simpanan

dari pihak ketiga dengan harapan BMT dapat memutarkan uang

tersebut kepada debitur. Nasabah menyimpan uang untuk jangka waktu

tertentu dan penarikannya sesuai denganperjanjian yang telah

desepakati. Simpanan ini dikhusukan untuk mewujudkan ibadah

(60)

dapat diambil pada saat akan melaksanakan ibadah Qurban atau bulan

dzulhijjah setiap tahunnya.

B. Produk Layanan

Selain produk yang tersebut diatas,koperasi BMT Amal Mulia cabang

Salatiga juga mempunyai produk baru yaitu berupa produk layanan

bertujuan untuk lebih mempermudah nasabah koperasi BMT Amal Mulia

cabang Salatiga yang meliputi :

a. Pembayaran listrik dengan biaya Rp. 1.600,-

b. Pembayaran rekening telepon dengan biaya Rp. 2000,-

c. Talangan Haji dan Umroh

d. Arisan sepeda motor

e. Transfer uang dalam dan Luar Negeri (online)

Untuk pelayanan arisan sepeda motor, acara arisannya dilakukan

dikantor pusat yaitu kantor suruh, dan dilaksanakan dihari sabtu, 2 kali

setiap bulan.

C. Produk Pembiayaan

1. Pembiayaan Mudharabah

Merupakan pembiayaan yang dilakukkan untuk membiayai

modal yang diperlukan nasabah dengan bagi hasil yang telah

disepakati bersama dan pengembalian sesuai jangka waktu yang telah

(61)

Skema Pembiayaan Mudharabah

PERJANJIAN

BAGI HASIL

KEAHLIAN MODAL

NISBAH X% NISBAH Y%

PENGAMBILAN

MODAL

Gambar : 3.3

Skema Pembiayaan Mudharabah

2. Pembiayaan Murabahah

Pembiayaan yang diberikan untuk pembelian barang yang

diperlukan nasabah, dan nasabah akan membayar secara tangguh pada

waktu yang telah ditentukan sebesar harga barang ditambah bagi hasil

yang diberikan kepada BMT.

NASABAH BMT

USAHA

(62)

MBA

TUNAI & MARK UP

Pembeli Penyerahan

Gambar : 3.4

Skema Pembiayaan Murabahah (MBA)

3. Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil

Pembiayaan yang diberikan untuk pembelian yang diperlukan

nasabah, dan nasabah akan membayar secara angsur sebesar harga

pokok ditambah kelebihan yang telah disepakati (mark up).

BBA

ANGSURAN & MARK UP

Pembeli Penyerahan

Gambar : 3.5

Skema Pembiayaan Bai‟ Bitsaman Ajil (BBA)

(63)

4. Pembiayaan Musyarakah

Pembiayaan yang dilakukan untuk investasi atau modal kerja dengan

kondisi berbagai model dan pengelolaan antara BMT dengan anggota,

dengan pembagian keuntungan sesuatu nisbah yang telah disepakati.

Gambar : 3.6

Skema Pembiayaan Musyarakah

5. Pembiayaan Ijarah

Pembiayaan yang diberikan untuk pembiayaan sewa barang, rumah atau

bangunan dan jasa yang diperlukan nasabah, dan nasabah membayar harga

pokok sewa barang tersebut dengan kelebihan yang disepakati (mark up).

NASABAH BMT

USAHA

KEUNTUNGAN

BAGI HASIL

(64)

Gambar : 3.7

Skema Pembiayaan Ijarah

Syarat-syarat Pengajuan Pembiayaan :

a. Copy KTP Suami/ Istri yang masih berlaku 2 lembar

b. Copy Kartu Keluarga 2 lembar

c. Copy SIUP (Surat Ijin Usaha dan Perdagangan), TDP, NPWP, SKTU,

Laporan Keuangan 2 bulan terakhir, Copy akta badan hokum, susunan

kepengurusan untuk badan usaha

d. Nasabah harus menjadi calon anggota dengan membuka rekening

tabungan SIRELA

e. Copy jaminan yang dibiayai

f. Bertempat di wilayah Suruh dan sekitarnya

g. Bersedia di survey

h. Surat Permohonan (dari BMT)

i. Surat persetujuan dari Istri/ Suami (dari BMT)

PENJUAL NASABAH

OBJEK SEWA

(65)

j. Surat pernyataan dari penjamin di atas materai sesuai dengan ketentuan

(untuk yang belum menikah)

k. Surat kesanggupan potong gaji dari atasan langsung disertai dengan slip

(66)

BAB IV

ANALISIS DATA

Dalam menghadapi persaingan tentunya ada beberapa hal yang harus

diperhatikan. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana strategi

yang digunakan oleh suatu proses atau badan usaha. Strategi itu tentunya

ditujukan dalam beberapa aspek supaya tetap bisa bersaing dengan kompetitor

yang lain.

Strategi yang bagus dan cocok untuk diterapkan didalam suatu lembaga

atau organisasi harus tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Bukan hanya sekedar

menentukan dan hanya difikirkan satu orang saja, tetapi juga harus merupakan

pemikiran bersama dengan melihat situasi, menyangkut liku-liku pasar agar

membuahkan hasil yang efektif untuk perkembangan serta kemajuan lembaga.

Dengan adanya kegitan tersebut, penulis mencona membahas masalah

mengenai strategi yang digunakan untuk menghadapi persaingan antar lembaga

keuangan syariah, guna mencapai tujuan BMT Amal Mulia. Sesuai hasil tersebut,

penulis akan mencoba membandingkan penelitian yang dilakukan pada BMT

Amal Mulia cabang salatiga dengan teori yang diperoleh di perkuliahan.

A. Strategi yang digunakan di BMT Amal Mulia cabang Salatiga dalam

menghadapi persaingan

Strategi yang diterapkan pada BMT BMT Amal Mulia cabang Salatiga

(67)

Meliputi strategi pemasaran dan pelayanan internal. Dari strategi pemasaran

dapat di analisa dan diimplementasikan dari 4P, yaitu place (tempat), product

(produk), price (harga) dan promotion (promosi), yang dijabarkan sebagai

berikut:

1. Place (tempat)

Pemilihan tempat atau lokasi yang tepat akan berdampak pada

penjualan terutama perusahaan yang bergerak dibidang keuangan.

Sehingga BMT Amal Mulia cabang Salatiga memilih lokasi yang

cukup strategis di daerah Salatiga, tepatnya yaitu di Jl. Wahid Hasyim

No. 16 D Sidorejo Lor, Sidorejo, kota Salatiga.

Lokasi ini tepat berada di pinggir jalan utama Solo-Semarang dan

di sekelilingnya ada sekolah-sekolah serta tempat kegiatan usaha. Jadi

secara tidak langsung dapat menjadi nilai tambah bagi BMT.

Selain dari pemilihan lokasi yang tepat, BMT Amal Mulia cabang

Salatiga juga memiliki gedung yang simpel tapi bisa memanjakan para

nasabah. Sehingga diharapkan nasabah dapat merasa nyama dengan

situasi kantor.

2. Product (produk)

Produk yang ditawarkan BMT tentunya berbeda dengan lembaga

keuangan lainnya. Hali ini didasari dengan berpedoman bahwa semua

produk yang ada di BMT Amal Mulia cabang Salatiga harus sesuai

(68)

dana, akan tetapi tetap dengan strategi yang bertujuan untuk

memudahkan serta membuat para nasabah tertarik.

Produk-produk yang ditawarkan menggunakan singkatan dan kata

yang menarik serta mudah diingat serta menjadi daya tarik tersendiri,

seperti contoh:

a. SI RELA (Simpanan Sukarela Lancar)

Yaitu bentuk simpanan mudharabah biasa, yaitu simpanan pihak

ketiga yang disimpan di BMT atas dasar akad wadi‟ah (titipan) dan

BMT berkewajiban memelihara dana tersebut yang boleh para

penyimpan sewaktu dapat menariknya.

b. SI SUKA (Simpanan Sukarela Berjangka)

Yaitu bentuk simpanan berupa deposito yang penarikannya hanya

dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah

dengan BMT.

c. SI SUQUR (Simpanan Sukarela Qurban)

Yaitu bentuk simpanan berkala mudharabah dari pihak ketiga

untuk jangka waktu tertentu dan penarikannya disesuaikan dengan

perjanjian. Simpanan ini dikhususkan untuk mewujudkan ibadah

Qurban.

3. Price (harga)

Dalam menentukan harga jual baik yang berupa akad maupun

saldo minimal setoran awal, BMT Amal Mulia menerapkan bebrapa

Gambar

Gambar : 3.1
Gambar : 3.2
Gambar : 3.3
Gambar : 3.4
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi PT BJB Syariah dalam menghadapi persaingan yang cukup ketat dengan lembaga keuangan lain bukan hanya lembaga

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: PENERAPAN MANAJEMEN STRATEGI PT. BANK BNI SYARIAH CABANG PALANGKA RAYA DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN PASAR DI KOTA

Bab kedua, merupakan tinjauan umum terkait dengan strategi pengusaha tahu untuk menghadapi persaingan antar pengusaha, meliputi: pengertian strategi, persaingan,

BMT Fajar Mulia yang berkantor pusat di town Squer ungaran, pada tahun 1993 berdirilah sebuah lembaga keuangan mikro yang bernama "Mardlotillah". Seluruh

Strategi Pemasaran Produk Si Sidik KSPPS BMT BUS Pada Cabang Semarang Kota. Sebagai Lembaga Keuangan Syariah yang kegiatannya melayani anggota. Koperasi Simpan Pinjam

Berbicara tentang pengaturan BMT dan lembaga keuangan syariah, kita masih dihadapkan pada berbagai kesulitan pengembangan hukum perdangan di Indonesia.Kesulitan

Skripsi yang berjudul “ANALISIS AUDIT SYARIAH DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (STUDI KASUS PADA KSPPS BMT NUSA UMMAT SEJAHTERA ARJAWINANGUN)” telah diajukan dalam

Dengan posisi ini maka alternatif manajemen strategi yang dapat dilakukan KJKS BMT Syariah Sejahtera adalah strategi pertumbuhan pada strategi korporat dan strategi fokus pada