• Tidak ada hasil yang ditemukan

peran guru bimbingan dan konseling dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "peran guru bimbingan dan konseling dalam"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Penegasan Judul

Oleh karena itu, apabila seseorang memenuhi hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, berarti ia memenuhi suatu peran. Guru bimbingan dan konseling bisa juga disebut konsultan, yaitu guru merupakan rekan konseli dalam menyelesaikan atau mengatasi permasalahan yang dihadapi konseli. Menurut Goleman, kecerdasan emosional adalah kemampuan memotivasi, menoleransi rasa frustasi, mengendalikan dorongan hati, tidak memanjakan diri secara berlebihan, mengatur suasana hati dan mencegah stres sehingga melumpuhkan pikiran, serta berempati dan berdoa.

2 Tika Evi, “Manfaat Bimbingan dan Konseling Bagi Siswa SD”, Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) 2, no. Pelajar adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.Dengan demikian peserta didik adalah manusia yang mempunyai pilihan untuk menimba ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapannya di masa depan. .

Latar Belakang Masalah

Mengelola emosi secara alami menuntut seseorang untuk memiliki kecerdasan emosional yang baik. Mengelola emosi tersebut dapat mempengaruhi berbagai aktivitas sehari-hari, termasuk aktivitas belajar. Harapan dari penelitian ini adalah kita dapat mengetahui apa saja aspek-aspek kecerdasan emosional, faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional, dan apa peran guru pembimbing dalam pengembangan kecerdasan emosional.

6 Siti Nurhasanah dan Rebin Sumardi, “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kompetensi Dan Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja Karyawan Pt Agranet Multicitra Siberkom (Detikcom),” Oikonomia: Jurnal Manajemen 14, no. W., & Rizki, “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Kelas X IIS SMA Negeri 1 Raya Tahun Ajaran Jurnal Ekonomi Pendidikan 8, no. 8Lisa Febrianti dan Lucky Rachmawati, “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Motivasi Belajar Disiplin Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri 3 Nganjuk.”

Selain itu untuk mengetahui bagaimana hasil penelitian yang dilakukan peneliti berdasarkan hasil buku kasus guru BK SMA N 1 Seputih Banyak, berikut tabelnya. Sumber : Dokumentasi guru bimbingan dan konseling kelas XII IPA Semester di SMA N 1 Seputih Banyak Tahun Pelajaran 2021/2022. Berdasarkan tabel diatas terdapat permasalahan pada siswa dalam mengembangkan kecerdasan emosionalnya, permasalahan yang terjadi antara lain inisial DK tidak bisa berhubungan dengan orang lain, inisial BJ tidak bisa mengatur emosi, inisial NH tidak bisa mengatur emosi dan belum empati, inisial SA belum mampu sadar diri, inisial FF belum mampu mengatur emosi dan kemampuan berhubungan dengan orang lain.

Dengan menggunakan tabel di atas, peneliti ingin mengetahui bagaimana peran guru bimbingan dan konseling dalam pengembangan kecerdasan emosional siswa. Mengingat guru bimbingan dan konseling menempati tempat yang sangat penting dalam pendidikan karena di sekolah banyak terdapat siswa yang mampu mengembangkan kecerdasan emosional dan tetap mengembangkannya. Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Pengembangan Kecerdasan Emosional Kelas XII IPA SMA N 1 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah.

Fokus dan Sub-Fokus Penelitian

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Persamaan penelitian yang dilakukan Siti Kamila H dan M. Ridwan Said Ahmad dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang perkembangan kecerdasan emosional. Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh Candra Aditya A.I, Anwar Sutoyo, Edy Purwanto, Program Studi Bimbingan dan Konseling Program Pascasarjana UNNES dengan judul Model Pengajaran Berbasis Hadits Nabi untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional. Kesimpulan penelitian, model pengajaran berdasarkan hadis Nabi sallallahu alaihi wa sallam efektif untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa.

Persamaan penelitian Candra Aditya A.I dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang peningkatan kecerdasan emosional. Persamaan penelitian Ika Arina Wulandari dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang perkembangan kecerdasan emosional. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Indah Lestari berjudul Pengembangan model konseling kelompok menggunakan teknik simulasi untuk meningkatkan kecerdasan emosional.

Persamaan penelitian Indah Lestari dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang cara mengembangkan kecerdasan emosional. Tempat yang akan dilakukan penelitian tentang peran guru bimbingan dan konseling dalam pengembangan kecerdasan emosional ini adalah di kelas XII IPA SMA N 1 Seputih Banyak yang beralamat di JL.. Lampung Tengah, dimana peneliti memilih tempat ini untuk penelitian menjadi lokasi. Selanjutnya penelitian ini akan mengkaji peran guru bimbingan dan konseling terhadap pengembangan kecerdasan emosional.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang peran guru bimbingan dan konseling dalam mengembangkan kecerdasan emosional siswa kelas XII IPA SMA N 1 Seputih Banyak. Jadi kecerdasan emosional (EQ) bukanlah kebalikan dari kecerdasan intelektual (IQ), melainkan keduanya berinteraksi secara dinamis. Mengembangkan kecerdasan emosional siswa sangatlah penting, karena kecerdasan emosional memegang peranan penting dalam perkembangan siswa dalam mencapai keberhasilan yang diharapkan.

Kajian Terdahulu Yang Relevan

Metode Penelitian

  • Sistematika Penulisan

Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang berupaya memperoleh informasi mendalam dan terbuka terhadap semua jawaban dan bukan sekedar jawaban ya atau tidak. Penelitian ini menggunakan penelitian dengan pendekatan deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan hubungan yang jelas dan sistematis terhadap subjek yang diteliti dengan memberikan informasi yang valid tentang data yang berkaitan dengan data dan fenomena di lapangan. Dibandingkan dengan alat pengumpulan data lainnya, langkah pengumpulan data model ini dapat digunakan untuk mengeksplorasi hubungan sebab akibat antar aspek dalam penelitian kualitatif.

Teknik pengumpulan data wawancara atau wawancara digunakan untuk memperoleh informasi dari sumber data langsung yang dilakukan secara tatap muka. Prosedur analisis data merupakan cara yang berguna untuk menyusun data atau informasi yang diperoleh agar data tersebut mudah dipahami. Reduksi data merupakan data yang diperoleh dari lapangan dalam jumlah banyak, oleh karena itu harus dicatat secara cermat dan rinci.

Dengan demikian, reduksi data memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk terus mengumpulkan data dan menemukannya bila diperlukan. Kesimpulan awal yang disampaikan masih bersifat tentatif dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data selanjutnya. Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif bisa saja mampu menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal, karena seolah-olah telah dikemukakan bahwa permasalahan dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan berkembang setelah penelitian tersebut dilakukan. di lapangan 14 6. Keabsahan data.

Teknik validasi data yang digunakan peneliti adalah teknik triangulasi, yaitu menggunakan sesuatu yang lain pada data untuk keperluan validasi data. 14Umar Siddiq, Miftachul Choiri dan Anwar Mujahidin, Metode Penelitian Kualitatif dalam bidang Pendidikan, (Ponogoro: CV. b) Triangulasi penelitian (triangulasi penyidik), triangulasi dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu peneliti dalam menganalisis dan mengumpulkan data. Membahas analisis data yang diteliti, kemudian membahas data yang telah dikumpulkan.

KERANGKA TEORITIK

Peran Guru Bimbingan dan Konseling

  • Pengertian Guru Bimbingan dan Konseling
  • Macam-macam Peran Guru Bimbingan
  • Fungsi Guru Bimbingan dan Konseling

17 Dewa Ketut Sukardi dan Nila kusmawati, Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 2. Menurut Muhammad Surya, guru bimbingan dan konseling sekolah berperan sebagai motivator terhadap kegiatan belajar siswa secara umum, yaitu . konselor diharapkan mampu; (1) membangun semangat belajar siswa, (2) menjelaskan sejujurnya apa yang harus dilakukan siswa di akhir pembelajaran, (3) memberi penghargaan atas prestasi selanjutnya, (4) membuat aturan perilaku siswa.20. Bimbingan dan konseling di sekolah bertujuan untuk membekali siswa agar lebih siap menghadapi tantangan masa depan dan mencegah terjadinya permasalahan serius di kemudian hari.

Permasalahan karakter sangat penting karena menyangkut sikap, sifat dan perilaku sehingga diperlukan peran bimbingan dan konseling guru untuk memperkuat karakter siswa di sekolah. Fungsi bimbingan dan konseling ditinjau dari kegunaan dan manfaat layanannya dapat dikelompokkan menjadi empat fungsi utama, yaitu. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli untuk memahami dirinya (potensi yang dimilikinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan dan norma agama).

Fungsi pengembangan yaitu fungsi pembinaan dan pemberian nasihat yang lebih proaktif dibandingkan fungsi lainnya. Fungsi distribusi yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu pengawas memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan sesuai dengan minat, bakat, keterampilan dan sifat kepribadian lainnya. Fungsi adaptasi, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu pengawas menyesuaikan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

Fungsi pemulihan yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli agar dapat memperbaiki kesalahan berpikir, merasakan dan berbuat (berkehendak). Fungsi pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli agar mampu menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. 26Kristianto Batuadji, “Hubungan efektivitas fungsi bimbingan dan konseling dengan persepsi siswa terhadap bimbingan dan konseling di SMP”, majalah psikologi, Vol.

Kecerdasan Emosional

  • Pengertian Kecerdasan Emosional
  • Hakikat Kecerdasan Emosional
  • Fungsi Kecerdasan Emosional
  • Pengembangan Kecerdasan Emosional

Walaupun istilah kecerdasan emosional baru dikenal luas pada pertengahan tahun 1990an dengan terbitnya buku Daniel Goleman (Emotional Intelligence), namun Goleman menjelaskan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan mengenali diri sendiri. -motivasi dan kemampuan mengelola hati dengan baik, baik dalam diri sendiri maupun dalam hubungan dengan orang lain. Sedangkan Cooper dan Sawaf mengatakan kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara selektif menerapkan kekuatan dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi. Kedua, kecerdasan emosional bukan berarti memberikan kebebasan perasaan untuk mendominasi perasaan, melainkan mengelola perasaan untuk mengekspresikan diri secara tepat.

Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan lebih disukai oleh orang lain dalam masyarakatnya karena kemampuannya dalam mengenali perasaan dirinya dan orang lain serta dapat mengendalikan emosinya dengan lebih baik. Bagi siswa yang memiliki kecerdasan emosional yang baik maka siswa lain akan menyukainya karena pandai berkomunikasi dan dapat memotivasi diri untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Unsur-unsur penting dari kecerdasan emosional terdiri dari: keterampilan pribadi (manajemen diri), keterampilan sosial (menangani suatu hubungan) dan keterampilan sosial (kemampuan membangkitkan respons yang diinginkan pada orang lain. 30.

Karena pada kenyataannya harus diakui bahwa kecerdasan emosional mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan di sekolah dan di masyarakat. Pada saat itu, kecerdasan emosional seseorang akan mempengaruhi bagaimana menghadapi cobaan, karena cobaan setiap orang berbeda-beda. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional Kecerdasan emosional dapat berkembang tanpa mengenal waktu dan usia, namun seiring berjalannya waktu, kecerdasan emosional dapat terus meningkat, sedangkan seseorang dapat terus berkembang menjadi lebih baik.

Dari pemikiran di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional merupakan hasil kerja otak kanan, sedangkan kecerdasan intelektual merupakan hasil kerja otak kiri. Dari sini dapat disimpulkan bahwa manusia membutuhkan kecerdasan selain kecerdasan intelektual yaitu kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional mengacu pada kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan mengelola emosi dengan baik dalam diri sendiri maupun dalam hubungan dengan orang lain.

Layanan Konseling Kelompok

  • Pengertian Layanan Konseling Kelompok
  • Tujuan Layanan Konseling Kelompok
  • Asas-asas dalam konseling kelompok
  • Tahap-tahap Layanan Konseling Kelompok

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Gambaran Umum Objek

  • Sejarah SMA N 1 Seputih Banyak
  • Identitas Sekolah
  • Data Guru
  • Biodata Guru Bimbingan dan Konseling SMA N1

Penyajian Fakta dan Data Penelitian

ANALISIS PENELITIAN

Analisis Data Penelitian

Temuan Penelitian

PENUTUP

Simpulan

Rekomendasi

Gambar

Gambar 1.1  Tanda Tangan Surat Persetujuan Bersama                                                      Guru Bimbingan dan Konseling ..................................

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Planning school education personnel (demand, availability, and gaps); (c) Recruiting, selecting and orienting new education personnel; (d) Develop the

Bimbingan dan Konseling Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang ahli kepada seseorang atau kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak,