• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN GURU PAI PADA KURIKULUM MERDEKA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN PESERTA DIDIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PERAN GURU PAI PADA KURIKULUM MERDEKA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN PESERTA DIDIK"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN GURU PAI PADA KURIKULUM MERDEKA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN PESERTA DIDIK

Ulfi Ana Marsila1, Shokhibul Arifin2, Ika Puspitasari3 Universitas Muhammadiyah Surabaya123

Email:ulfimrslana13@gmail.com1 shokhibularifin@um-surabaya.ac.id2

ikapuspitasari@um-surabaya.ac.id3

ABSTRAK

Pendidikan mempunyai peranan yang penting terhadap perkembangan segala aspek kehidupan yang ada terutama pada kepribadian diri sendiri. Kepribadian peserta didik disekolah itu berbeda-beda dikarenakan factor dari lingkungan yang bisa mempengaruhi kepribadiannya.

Untuk itu artikel ini bertujuan untuk mengetahui peran guru PAI dalam kurikulum merdeka untuk membentuk kepribadian peserta didik di SMPN 2 TARIK. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang diperoleh dengan data hasil observasi, wawancara dari guru PAI, literatur jurnal ilmiah, dan buku. Untuk teknik analisis data menggunakan reduksi data, display data, dan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru PAI dalam kurikulum merdeka untuk membentuk kepribadian peserta didik sangat berperan penting.

Diantaranya guru sebagai tempat curhatan, memberikan arahan dan bimbingan, pengarahan kepada peserta didik. Kepribadian peserta didik di SMPN 2 TARIK seperti pada sekolah umumnya seperti bolos sekolah, berantem dengan teman, terlambat sekolah, labil, dan manja.

Kata kunci: Peran Guru PAI, Kurikulum Merdeka, Kepribadian Peserta didik ABSTRACT

Education has an important role in the development of all aspects of life, especially in one's personality. The personality of students at school varies due to environmental factors that can influence their personality. For this reason, this article aims to determine the role of PAI teachers in the independent curriculum to shape the personality of students at SMPN 2 TARIK.

This study used a descriptive qualitative method which was obtained from observational data, interviews with Islamic education teachers, scientific journal literature, and books, for data analysis techniques using data reduction, data display, and conclusions. The results of this study indicate that PAI teachers in the independent curriculum play an important role in shaping the personality of students. Among them is the teacher as a place to vent, providing direction and guidance, and directing students. The personality of the students at SMPN 2 TARIK is like that of

(2)

a normal school, such as skipping school, fighting with friends, being late for school, unstable, and spoiled.

Keywords: Religious Education Teacher's Role, Independent Curriculum, Learner Personality

A. PENDAHULUAN

Peranan penting dalam Pendidikan adalah untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, dan pendidikan merupakan alat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (Muh Hambali dan Eva Yulianti, 2018).

Selaras dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 menyatakan tujuan Pendidikan nasional adalah mewujudkan dan membina manusia sebagai peserta didik dalam suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk menjadi manusia yang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Chomaidi dan Salamah, 2018).

Tujuan Pendidikan adalah mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik dapatsecaraaktif mengembangkan potensi dirinya dan memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional, 2008). Dasar pendidikan Indonesia adalah Pancasila, yang menjadi pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran (Aminullah, 2016). Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sangat penting untuk disampaikan kepada peserta didik dan di implementasikan dalam kegiatan sehari-hari.

Nilai tersebut meliputi perilaku yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, perilaku manusia dalam hubungannya dengan diri sendiri, sesamamanusia, lingkungan, negara, sehingga tidak dapat dipisahkan maupun diganti(Asmaroini, 2016).

Seiring berjalannya waktu Pendidikan pun semakin hari semakin berkembang dan sudah beberapa kali mengalami perubahan pada kurikulum. Kurikulum sebagai salah satu

(3)

bentuk desain pendidikan mempunyai posisi strategis yang sangat penting dalam segala bidang kegiatan Pendidikan (Faiz, A., Parhan, 2022). Menurut (Forey, G. & Cheung, 2019) mengingat pentingnya peran kurikulum dalam perkembangan pendidikan dan kehidupan manusia, tidak mungkin menyusun kurikulum tanpa memahami bahwa konsep dasar kurikulum adalah seperangkat atau sistem. Mengenai perencanaan dan penyusunan isi dan materi pembelajaran, serta metode yang digunakan sebagai pedoman kegiatan belajar mengajar. Kurikulum dalam Pasal 1 Ayat 19 Bab I Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang mencakup tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta sebagai sarana pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kurikulumsendirimemegangperananpentingsebagaibagianintegraldariprogrampendidikan yangdisusunmenurutpembelajaranyangdilakukanolehsekolahlangsungdibawahlembagape ndidikan. Kurikulum tidak hanya berfokus pada proses belajar mengajar, tetapi juga berfokus pada pembentukan kepribadian dan meningkatkan taraf hidup peserta didik dilingkungan (Bahri, 2017).

Pada tahun 2021 Bapak Nadiem Anwar Makarim selaku Menteri Pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi Indonesia meluncurkan kurikulum terbaru yaitu kurikulum merdeka belajar. Merdeka belajar adalah kebijakan yang menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan bagi guru maupun peserta didik. Merdeka belajar dapat diartikan sebagai penerapan kurikulum yang mengedepankan situasi menyenangkan dalam proses pembelajaran yang dapat meningkatkan pemikiran guru menjadi inovatif (Fathan, 2020). Dalam merdeka belajar memberikan kepercayaan penuh kepada guru dan siswa dalam proses pembelajaran (Mulyasa, 2021b). Ketika guru diberikan kebebasan untuk memilih metode pembelajaran yang menurutnya paling sesuai, maka guru dapat mewujudkankan inovasi-inovasi yang khas serta spesifik (Hikmah et al., 2022). Salah satu hal yang dikhawatirkan dalam menerapkan kurikulum merdeka adalah pembentukan kepribadian peserta didik yang harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Nilai-nilai Pancasila merupakan sumber karakter bangsa, Pendidikan, dan kebudayaan yang selalu tercermin dalam masyarakat, khususnya dikalangan pelajar yang merupakan bagian dari generasi bangsa Indonesia. Pembelajaran di sekolah yang

(4)

menggunakan kurikulum merdeka adalah menjadi bagian besar untuk menciptakan Pendidikan yang menyenangkan. Kurikulum merdeka belajar juga menekankan aspek pengembangan karakter yang selaras dengan nilai-nilai bangsa Indonesia dan profil pelajar Pancasila (Novita Nur ‘Inayah, 2021). Profil pelajar Pancasila merupakan bagian dari upaya dalam peningkatan mutu Pendidikan di Indonesia, yang dimana pembentukan karakter menjadi prioritas (Susilawati, E., Sarifuddin, S & Muslim, 2021). Menurut Rahayuningsih penerapan profil pelajar Pancasila dapat diwujudkan melalui budaya sekolah, pembelajaran intrakulikuler, kegiatan kokulikuler dan ekstrakulikurel yang lebih fokus pada pembentukan karakter dan keterampilan yang dibangun dan dihidupkan setiap peserta didik dalam keseharian melalui penerapan profil pelajar Pancasila (Rahayuningshih, 2022).

Profil yang dimaksud adalah pribadi yang berakhlak mulia, mandiri, berpikir kritis, kreatif, bergotong royong dan berkebhinekaan global. Enam hal ini disebut dengan indikator profil pelajar Pancasila (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2020).

Semua kebijakan yang menuju pada profil pelajar Pancasila ini bertujuan untuk mewujudkan pelajar Indonesia yang berkepribadian Pancasila dan mengetahui cara menerapkan atau melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari (Walsiyam, 2021).

Kepribadian adalah perubahan sikap atau karakter seorang peserta didik dikarenakan tingkat perkembangan setiap peserta didik berubah secara dinamis yang disebabkan beberapa faktor internal maupun eksternal (Fadhlullah, 2021). Menurut (Sjarkawi, 2011) kepribadian seseorang dapat mempengaruhi akhlak, moral, budi pekerti, etika, dan estetika seseorang Ketika berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari di manapun dia berada. Kepribadian siswa meliputi perilaku, cara berfikir, perasaan, gerak, hati, usaha, tindakan, respon terhadap kesempatan, tekanan dan cara sehari-hari berinteraksi dengan orang lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah karakteristik peserta didik yang berasal dari diri sendiri yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya baik dari lingkungan keluarga, masyarakat, maupun sekolah. Oleh karena itu untuk membentuk kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila diperlukan pengarahan dan bimbingan oleh pendidik.

(5)

Guru PAI adalah pendidik yang peran utamanya untuk mendidik, membimbing, mengarahkan, mengajar, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik (Jamilah, 2021). Guru sangat bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan Pendidikan, memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta didik. Tanggung jawab ini dilaksanakan untuk membimbing peserta didik dalam belajar, menjaga karakter, fisik peserta didik, mengatasi kesulitan belajar, mengevaluasi kemajuan belajar siswa (Taruna, 2011). Hal inilah yang menjadikan peran guru PAI sangat penting dalam pembentukan kepribadian peserta didik.

Islam mengenal kepribadian dengan istilah akhlak yang sebaiknya ada pada setiap individu. Ajaran ajaran islam dapat memberikan motivasi kepada setiap umat muslim agar berlomba lomba dalam kebaikan. Akhlak sangat penting ditanamkan sejak kecil kepada seseorang baik dari orang tua maupun pendidik.

Pembentukanakhlakdilingkungansekolah sangat diperlukan,

karenasekolahmemegangperanan yang sangat

pentingdalampembentukanakhlakpesertadidik, Dalamlingkungan sekolah, peserta didik merupakansubjek dan objek yang harus dibimbing oleh pendidik terutama pendidik agama islam (Lubis, 2022).

Jadi tugas pendidik tidak hanya memberikan ilmu pengetahuannya saja, tetapi juga bagaimana menjadikan akhlak peserta didik itu baik sesuai norma-norma yang berlaku dan peserta didik bisa mengetahui perbuatan mana yang baik dan mana yang buruk.

Sehinggapesertadidik yang berkarakterbaik dan tangguhadalahmereka yang berusahamelakukan yang terbaikuntukTuhan Yang MahaEsa, dirisendiri, orang lain, lingkungan, bangsa, negara, dan dunia internasional dengan mewujudkan potensi dirinya dengan menyertai kesadaran, emosi, usaha dan motivasi(Irawati et al., 2022).

Lingkungan sekolah bukan hanyapendidikan yang diajarkan, tetapi juganilai-nilai moral dan etika dalamberperilaku. Bisa jadi ketika anak tidak bersekolah akhlaknya buruk tetapi menjadi lebih baik setelahmasuk sekolah atau sebaliknya jika tidak sekolah.Akhlaknya berubah menjadi lebih baikkarena anak dipengaruhi oleh faktor sekolah (Lubis, 2022). Karena krisis moral yang melanda Indonesia berawal dari

(6)

lemahnya penanaman nilai keagamaan terhadap anak. Saat ini banyak anak yang menggunakan narkoba, bolos sekolah, bahkan berkelahi dan juga banyak anak pada zaman sekarang ini yang melawan orang tuanya.Oleh karena itu peneliti ingin membahas tentangperan guru PAI dalam kurikulum merdeka untuk membentuk kepribadian peserta didik.

B. METODEPENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan hasil yang tidak dapat diperoleh melalui metode statistik atau metode dari kuantifikasi (pengukuran) lainnya. Penelitian ini digunakan dalam kegiatan penelitian yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat, sejarah, perilaku, fungsi organisasi, kegiatan social, dan ekonomi. Hasil dari penelitian kualitatif ini berupa gambaran mendalam tentang bahasa, tulisan, atau perilaku yang dilihat dari sudut pandang individu, kelompok, komunitas, atau organisasi yang dikaji dari sudut pandang yang menyeluruh (Jaya, 2020).

Menurut (Basrowi & Suwandi, 2008) jenis penelitian kualitatif memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi subjek dan merasakan apa yang dialami subjek dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian kualitatif, peneliti melakukan penelitian yang berhubungandengan situasi dan lingkungan fenomena alam yang diteliti. Tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah untuk memahami keadaan yang bertujuan untuk mengarahkan pada gambaran secara rinci dan mendalam tentanggambarankeadaan dalam konteks yang alami (lingkunganalam), tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studi.

Subjekpenelitianadalahhalpenting yang harusditentukansejakawalpenelitian yang artinyapenelitidapatmengetahuiapa dan siapa yang akanmemberikanpeneliti data dan informasi(Agusti, 2022). Subjekpenelitianiniadalahkepalasekolah dan guru PAI.

Penelitian ini dilakukan di SMPN 2 Tarik Desa Kedungbocok, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

(7)

Metodeobservasiadalahkegiatan yang bertujuanuntukmenemukansesuatudarifenomena yang didasari oleh pengetahuan dan ide yang bertujuanuntukmemperolehinformasitentangfenomenaataupeistiwa yang sudahatausedangterjadidilingkungantersebut(Ismail, 2020).Pada metodeobservasiinidifokuskan kepada peserta didik Ketika kegiatan diluar maupun didalam kelas.

Metode wawancara adalah proses diskusi yang dilakukan oleh interviewer dan interviewe dengan tujuan dan arah tertentu yang dapat dilakukan secara tatap muka atau melalui sarana komunikasi (Edi, 2016). Untuk metode wawancara dilakukan untuk mengetahui peran guru PAI pada kurikulum merdeka dalam membentuk kepribadian peserta didik, dan juga mengetahui sikap kepribadian peserta didik Ketika berada di lingkungan sekolah.

Metode dokumentasi adalah mencari informasi mengenai hal-hal yang diperlukan dalam bentuk catatan, transkrip, buku, suratkabar, majalah, tulisan, agenda(Siyoto, 2015).

Dalam penelitian ini metode dokumentasi untuk mengumpulkan data lapangan melalui foto, video dan jurnal yang bisa mendukung penelitian ini. Untuk Teknik analisis data dilakukan dengan mereduksi data, display data, dan kesimpulan.Reduksi data berartimeringkas, memilihhal-halpokok, focus pada hal yang penting dan menghilangkan yang tidakperlu. Tujuan dari reduksi data ini untuk mempermudah informasi yang diperoleh pada saat data pencarian data di lapangan.

Display data berarti sekumpulan informasi terstruktur yang memberikan peluang untuk menarik kesimpulan. Kemudian kesimpulan, pada bagian ini peneliti menarik kesimpulan dari data yang diperolehnya agar menemukan makna dari data yang dikumpulkan dengan cara mencari hubungan, persamaan maupun perbedaanya (Siyoto, 2015).

C. PEMBAHASAN

Zaman sekarang pada dunia Pendidikan memegang peranan yang penting dalam perkembangan segala bidang kehidupan yang ada terutama pada kepribadian diri sendiri.

(8)

Pendidikan disini pada hakikatnya adalah upaya untuk mengembangkan dan potensi dari dalam agar Pendidikan dapat memberikan perubahan sumber daya manusia yang sebaik- baiknya. Dari segi Pendidikan juga dapat mempengaruhi proses berpikir seseorang ketika melakukan suatu kegiatan atau perilaku yang akan dilakukan (Arviansyah & Shagena, 2022). Kemudian mengenai peran dari guru sendiri, tuntutan peran dan tanggung jawab guru akan selalu berkembang kearah modernisasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan zaman. Oleh karena itu, guru pada saat ini harus bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman yang sedang berlangsung. Guru sebagai penggerak merdeka belajar artinya guru harus dituntut untuk memiliki kemampuan aktif dan semangat, kreatif, inovatif, serta terampil untuk menjadi fasilitator penggerak perubahan di sekolah. Guru sebagai penggerak merdeka belajar tidak hanya mengelola dan mengajar secara efektif dikelas saja, tetapi juga harus mampu menciptakan lingkungan yang baik dengan mengembangkan hubungan yang erat dengan peserta didik (Mulyasa, 2021a).

SMPN 2 TARIK masih berkolaborasi dalam menggunakan kurikulum merdeka yang artinya tidak semua kelas menggunakan kurikulum merdeka, sehingga yang menggunakan kurikulum merdeka adalah peserta didik kelas 7 sedangkan untuk kelas 8 dan 9 masih tetap menggunakan kurikulum lama yaitu kurikulum 2013. Guru PAI di SMPN 2 TARIK dalam kurikulum merdeka harus bisa menyesuaikan kurikulum tersebut terkait dengan perkembangan zaman sekarang. Kata merdeka dalam pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada guru dalam proses pembelajaran yang artinya guru mempunyai kebebasan dalam memilih perangkat mengajar seperti memilih media, metode, strategi pembelajaran yang tepat yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang efektif. Guru SMPN 2 TARIK tidak hanya mengajar atau mengelola kelas saja, tetapi juga harus mempunyai skill kreatif, inovatif, dan terampil. Pembelajaran yang didasari dengan kreatif, inovatif, dan terampil diharapkan agar peserta didik bisa mengembangkan kemampuan dalam pembuatan projek dengan desain yang sesuai dengan sikap dan kebutuhan dari peserta didik. Guru dituntut untuk membuat hubungan yang baik dengan peserta didik seperti melibatkan peserta didik dalam pembuatan projek sesuai dengan pelajaran di kelas. Hal ini bisa membuat pendidik

(9)

menciptakan kedekatannya dengan peserta didik. Guru juga harus bisa memahami kepribadian peserta didiknya, karena tidak semua peserta didik mempunyai kepribadian yang baik. Kurikulum merdeka menuntut guru agar memanfaatkan berbagai teknologi yang ada untuk meningkatkan dalam mengajar dan menjadi tempat motivator peserta didik.

Beberapa penelitian mengemukakan tentang peran guru dalam kurikulum merdeka yaitu guru memegang peranan yang sangat penting baik dalam pengembangan maupun implementasi kurikulum. Demikian pula, guru juga memainkan peran yang sangat penting dalam menerapkan kebijakan pembelajaran mandiri. Guru dapat berkolaborasi dan berpartisipasi secara efektif dalam pengembangan kurikulum sekolah untuk mengatur dan menyusun materi pembelajaran, bukupelajaran dan isi. Keterlibatan guru dalam proses pengembangan kursus penting agar isi kursus memenuhi kebutuhan siswa di kelas. Sebagai pendidik, guru harus memahami psikologi siswa dan memahami metode dan strategi pengajaran. Guru juga berperan sebagai evaluator yang menilai hasil belajar siswa. Oleh karena itu, guru harus memiliki kursus mandiri untuk mengembangkan kualitas perencana, perancang, manajer, evaluator, peneliti, pengambil keputusan, dan pemimpin. Guru dapat mengambil peran ini pada setiap tahap proses pengembangan kurikulum (Anggraini et al., 2022)

Profil pelajar Pancasila mengacu pada proses pembelajaran kurikulum merdeka di sekolah yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang bisa berkompeten dan tetap mempertahankan nilai-nilai karakter (Anggraini et al., 2022). Profil pelajar Pancasila berfungsi sebagai pedoman kebijakan Pendidikan, juga termasuk sebagai acuan bagi pendidik dalam mengembangkan karakter dan kompetensi peserta didik (Nursalam

&Suardi, 2022).

Dalam usaha untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila, perlu diciptakan dan penguatan pembentukan karakter untuk peserta didik. Mengembangkan nilai-nilai karakter pada peserta didik membutuhkan strategi pembelajaran dan keterampilan khusus. Profil pelajar Pancasila memiliki enam dimensi salah satunya beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Juliani & Bastian, 2021). Keimanan dan ketakwaanya terintegrasi dengan akhlak dan kepribadian mulia terhadap alam, negara, bangsa, dan diri sendiri. Pendidik

(10)

haarus mampu berpikir dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai ketuhanan sebagai arah untuk memilih yang patut dan layak, dan juga menjaga loyalitas, identitas diri dan keadilan (Andriani, 2022).

Guru PAI di SMPN 2 TARIK dalam profil pelajar Pancasila memiliki peranan penting terhadap pembentukan kepribadian peserta didik yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pada profil pelajar Pancasila memiliki 6 dimensi salah satunya beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia karena pada ajaran PAI ada dua yang diajarkan kepada peserta didik salah satunya bangunlah jiwa dan ragaku. Projek bangunlah jiwa dan raguku berupa pembuatan poster tentang kerapian. Kerapian dalam berpakaian yang sesuai dengan aturan sekolah bersepatu hitam, untuk yang anak laik-laki berambut pendek. Karena penampilan rapi bisa menunjukkan kepribadian peserta didik, misalnya peserta didik menggunakan seragam yang rapi, rambut pendek, sepatu hitam adalah ciri peserta didik yang mempunyai kepribadian baik sedangkan peserta didik yang baju seragamnya dikeluarkan, menggunakan sepatu berwarna, rambut Panjang atau bahkan ada yang cat rambut adalah ciri peserta didik yang mempunyai kepribadian kurang baik.

Sehingga beberapa guru biasanya mengadakan sidak kerapian seperti sidak sepatu yang berwarna maupun rambut anak cowok yang Panjang, hal ini dilakukan agar peserta didik bisa mentaati peraturan yang sudah dibuat oleh sekolah.

Guru PAI SMPN 2 TARIK juga mengajak peserta didik untuk menerapkan 5 S (Senyum, Salam, Sapa, dan Santun). Kegiatan 5 S ini diharapkan agar peserta didik terbiasa selalu tersenyum, salam, sapa, sopan, dan santun Ketika sedang berinteraksi dengan teman, guru, dan orang lain disekitarnya. Kegiatan 5 S ini juga diterapkan karena adanya perilaku dari peserta didik yang kurang sopan terhadap teman sepantaran maupun orang yang lebih tua. Guru di SMPN 2 TARIK memberikan contoh penerapan 5 S (Senyum, Salam, Sapa, dan Santun) dimulai dengan hal kecil seperti menyambut kedatangan peserta didik di depan pintu masuk sekolah, sehingga peserta didik juga bisa menerapkan langsung dalam kehidupan sehari-harinya. Pembuatan poster tentang stop bullying, dengan adanya pembuatan poster tentang ini agar peserta didik atau staf staf sekolah bisa memahami arti dari saling menghargai, menghormati dan juga untuk mencegah terjadinya perkelahian antar teman atau kekerasan dilingkungan sekolah.

(11)

Membiasakan peserta didik untuk hidup sehat seperti makan 4 sehat 5 sempurna karena dengan membiasakan hidup sehat mengajarkan peserta didik untuk merawat dan menjaga kebersihan dilingkungannya, menjaga kebersihan kuku seperti memotong kuku jika sudah Panjang, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, membuang sampah pada tempatnya, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin atau membawa bekal dari rumah. Kemudian pada akhir semester mengadakan lomba pembuatan mading dengan tema bangunlah jiwa ragaku.

Projek bangunlah jiwa dan ragaku ini membantu peserta didik untuk membangun jiwa nasionalisme melalui kegiatan yang ada didalam maupun diluar sekolah, juga diharapkan untuk membentuk kepribadian peserta didik yang sesuai dengan nilai-nilai ketuhanan.

Hal ini sesuai dengan temuan pada salah satu dimensi profil pelajar Pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia yaitu pelajar Pancasila mengenal sifat-sifat tuhan dan memahami bahwa inti dari sifat-sifatNya adalah kasih dan sayang. Peserta didik adalah makhluk yang ditugaskan oleh Tuhan untuk menjadi pemimpin di muka bumi dengan kewajiban untuk mencintai dan menyayangi dirinya, sesama manusia dan alam, memenuhi perintah dan menjauhi laranga-Nya. Rasa sayang, peduli, hormat dan menghargai diri sendiri diwujudkan dalam sikap jujur, yaitu menunjukkan Tindakan yang sesuai dengan apa yang dikatakan maupun dipikirkan seseorang (Nursalam & Suardi, 2022).

Guru PAI di SMPN 2 TARIK mempunyai tanggung jawab yang besar dalam pembentukan kepribadian siswa yang sesuai dengan nilai-nilai ketuhanan. Sehingga guru SMPN 2 TARIK mempunyai cara sendiri yang diharapkan peserta didik bisa mempunyai kepribadian yang baik yaitu dimulai dengan guru memberikan contoh perilaku atau teladan yang baik pada peserta didik seperti berpakaian yang sopan dan rapi, harus hormat kepada orang yang lebih tua, menanamkan nilai-nilai ketuhanan kepada peserta didik. Guru yang mempunyai sikap, Tindakan, atau perilaku yang baik akan menjadi pusat perhatian dari peserta didik yang dimana peserta didik akan mencontoh perilaku guru tersebut. Oleh karena itu guru harus pintar menjaga sikap yang baik didalam maupun diluar sekolah.

Kemudian jika ada peserta didik yang berperilaku kurang baik sebagai guru akan menegurnya dengan pelan dan memberi nasihat perbuatan mana yang baik dan buruk serta dampak melakukan perbuatan tersebut untuk diri sendiri, orang tua, dan sekolah.

(12)

Melakukan pengawasan kepada peserta didik yang sering berperilaku kurang baik terhadap teman maupun gurunya. Mengawasi peserta didik yang mempunyai permasalahan dalam belajar seperti malas belajar, malas dalam mengerjakan tugas, sering tidur dikelas.

Sebagai guru adalah memberikan motivasi yang dapat membangkitkan semangat dalam belajar peserta didik, memberikan pujian atau komentar yang baik kepada peserta didik atas berhasilnya dalam mengerjakan tugas agar peserta didik merasa senang dan dihargai apa yang sudah ia lakukan, sehingga peserta didik akan lebih semangat lagi dalam mengerjakan tugas lainnya, serta memberi tahu kepada orang tua agar orang tuanya juga bisa menasihati dan membimbing anaknya untuk belajar ketika dirumah. Menumbuhkan sikap disiplin melalui datang sekolah tepat waktu, mengerjakan dan mengumpulkan tugas tepat waktu, belajar dengan rajin, mentaati peraturan yang ada di sekolah. Adanya kebiasaan sikap disiplin membuat peserta didik menjadi lebih tertib dan teratur Ketika menjalankan kehidupan sehar-harinya, hal tersebut adalah salah satu proses merubah peserta didik kearah yang lebih baik. Kemudian guru memberikan bimbingan atau arahan kepada peserta didik. Membimbing peserta didik agar bisa menentukan potensi yang dimiliknya untuk bekal masa depan mereka, membimbing agar mencapai dan melaksanakan tugas sesuai yang diberikan oleh guru, orang tua maupun orang lain. Dengan ketercapaianya peserta didik dapat tumbuh dan berkembang sesuai apa yang diharapkan orang tua dan sesuai dengan nilai ketuhanan. Melibatkan peserta didik dalam kegiatan keagamaan.

Adapun kegiatan yang mendukung dalam pembentukan kepribadian peserta didik di SMPN 2 TARIK diantaranya melaksanakan sholat dhuha, sholat dhuhur berjamaah, sholat jum’at, berdoa sebelum dan sesudah belajar, mengaji sebelum pelajaran. Dengan dilaksanakan sholat berjamaah, berdoa sebelum dan sesudah belajar, mengaji diharapkan peserta didik bisa menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim, menjauhi larangan- Nya, menerapkan nilai ketuhanan dalam kehidupan sehari-harinya, terhindar dari sifat iri dengki, . Kemudian mengadakan infaq yang dilakukan setiap hari selasa dan jum’at, ada juga bakti social untuk masyarakat yang terkena bencana. Kegiatan ini dilakukan agar peserta didik mempunyai rasa empati, peduli, adil, rendah hati terhadap sesama manusia, dan juga dapat menumbuhkan jiwa nasionalisme yang tinggi pada peserta didik. SMPN 2

(13)

TARIK juga ada kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pembentukan ekstrakurikuler salah satunya kegiatan remaja musholla. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah kegiatan rutin yang dilakukan di SMPN 2 TARIK untuk membiasakan peserta didik untuk melakukan sesuatu dengan baik. Selain kegiatan rutin di SMPN 2 TARIK juga ada kegiatan yang dalam satu tahun bisa dilakukan 2 kali diantaranya kegiatan class meeting, kegiatan memperingati hari besar nasional, kegiatan memperingati haul sekolah. Kegiatan seperti itu dilakukan agar peserta didik mempunyai rasa kekompakan, tanggung jawab, menjaga komunikasi antara guru dan peserta didik.

Untuk kepribadian peserta didik di SMPN 2 TARIK sama seperti sekolah pada umumnya seperti terlambat sekolah, bolos sekolah, berantem dengan teman, berbicara kurang sopan, labil, suka manja sehingga peserta didik membutuhkan guru untuk tempat curhatan mereka. Peserta didik sudah menganggap guru sebagai orang tua kedua mereka disekolah sehingga guru harus membangun komunikasi yang baik dengan peserta didik.

Adanya komunikasi yang baik antara guru dengan peserta didik, peserta didik akan lebih nyaman Ketika curhat tentang permasalahan yang dihadapinya. Guru juga harus memberikan masukan yang sesuai dengan nilai-nilai ketuhanan agar peserta didik juga bisa menerapkan dilingkungannya. Ada juga peserta didik yang suka bolos mengikuti temannya.

Dengan kejadian itu guru mempunyai hak untuk memberikan teguran atau memberikan hukuman terhadap peserta didik yang suka bolos. Tidak semua peserta didik itu mempunyai keinginan untuk bolos, hanya saja mereka terpengaruh dari temannya yang bolos juga. Karena dari lingkungan dapat mempengaruhi kepribadian peserta didik sendiri, seperti ada peserta didik jika dilingkungan keluarga dia berperilaku dengan baik, tetapi ketika berada disekolah peserta didik sering berantem dengan temannya, suka bolos. Hal inilah yang membuat peran guru PAI disekolah SMPN 2 TARIK sangat penting untuk mendidik, membimbing, dan mengarahkan kearah yang lebih baik lagi sesuai nilai-nilai ketuhanan.

Sebagaimana selaras dengan penelitian tentang peran guru dalam membentuk kepribadian siswa yaitu guru memberikan arahan kepada peserta didik dengan membiasakan datang tepat waktu, membiasakan berdoa sebelum dan sesudah belajar, serta membantu peserta didik dalam membiasakan dalam menerapkan nilai, norma-norma yang

(14)

ada, kemudian menegur peserta didik yang berambut Panjang. Tugas guru juga untuk membimbing peserta didik dalam kegiatan keagamaan seperti dalam sholat berjamaah di sekolah. Mengawasi dengan adanya buku catatan pengawasan yang dari guru BK. Disini guru bisa melihat adanya peserta didik yang datang terlambat maupun yang suka bolos (Tokuan, 2015). Tugas guru adalah untuk mendidik, mengajar, melatih yang berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai orang tua kedua peserta didik di sekolah yang dimana harus bertanggung jawab untuk memberikan norma yang baik kepada peserta didik agar tau mana perbuatan yang Susila dan asusila, juga perbuatan yang bermoral dan amoral (Afandi, 2021).

D. KESIMPULAN

Kurikulum merdeka mengacu pada profil pelajar Pancasila. Sebagai usaha untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila diperlukan pembentukan dan penguatan Pendidikan karakter untuk peserta didik. Salah satu dimensi pada profil pelajar Pancasila adalah beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Untuk membentuk kepribadian peserta didik yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dibutuhkan bimbingan dan arahan dari seorang pendidik. Guru PAI di SMPN 2 TARIK sangat berperan penting dalam pembentukan kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila diantaranya guru memberikan arahan kepada peserta didik dengan membiasakan datang tepat waktu, membiasakan berdoa sebelum dan sesudah belajar, mengarahkan kepada kegiatan yang bersifat pembiasaan untuk peserta didik dalam menerapkan nilai, norma-norma yang ada, kemudian menegur peserta didik yang berambut Panjang. Guru juga bertugas untuk membimbing peserta didik dalam kegiatan keagamaan seperti dalam sholat dhuha, dhuhur, maupun sholat jum’at di sekolah.

Mengajarkan peserta didik untuk mempunyai rasa empati, peduli, rendah hati dengan cara mengadakan bakti social untuk korban bencana, dan juga ada infaq yang dilaksanakan setiap hari selasa dan jum’at. Untuk kepribadian peserta didik di SMPN 2 TARIK sama seperti sekolah pada umumnya seperti terlambat sekolah, labil, suka manja, bolos sekolah, anak laki-laki ada yang berambut Panjang, berantem dengan temannya, berbicara kurang sopan. Hal inilah guru PAI mempunyai peran sangat penting untuk

(15)

mendidik, membimbing, dan mengarahkan kearah yang lebih baik lagi sesuai nilai-nilai ketuhanan.

DAFTARPUSTAKA

Afandi, A. (2021). Peranan Guru sebagai Model dalam Membentuk Kepribadian Islam.Al-Ibtida, 02, 15–33.

Agusti. (2022).Metodologi Penelitian(A. Yanto (Ed.)). PT Global Eksekutif Teknologi.

Aminullah. (2016). Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat.Jurnal Ilmiah IKIP Mataram,3, 620–628.

Andriani, A. (2022).Penguatan Profil Pelajar Pancasila Melalui Disiplin Positif (DISPOS) (Zendi (Ed.)). Maghza Pustaka.

https://www.google.co.id/books/edition/Penguatan_Profil_Pelajar_Pancasila_Melal/suOCE AAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=profil+pelajar+pancasila&pg=PA1&printsec=frontcover Anggraini, D. L., Yulianti, M., Faizah, S. N., Belawati, A. P., Guru, P., & Ibtidaiyah, M. (2022).

Peran guru dalam mengembangan kurikulum merdeka.1(3).

Arviansyah, M. R., & Shagena, A. (2022). 1803-Article_Text-5370-1-10-20220705.Efektivitas Dan Peran Dari Guru Dalam Kurikulum Merdeka Belajar,17(1), 40–50.

Asmaroini, A. . (2016). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila bagi Siswa di Era Globlisasi.Jurnal Pancasila Dan Kewarganegaraan,4, 440–450.

Bahri, S. (2017). Pengembangan Kurikulum Dasar Dan Tujuannya.Jurnal Ilmiah Islam Futura, 11(1), 15. https://doi.org/10.22373/jiif.v11i1.61

Basrowi & Suwandi. (2008).Memahami Penelitian Kualitatif. Rineka Cipta.

Chomaidi dan Salamah. (2018).Pendidikan dan Pengajaran Strategi Pembelajaran Sekolah(C.

K. Untari (Ed.)). PT Grasindo.

https://www.google.co.id/books/edition/Pendidikan_dan_Pengajaran_Strategi_Pembe/YbB 1DwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=pendidikan+adalah&printsec=frontcover

Edi, F. R. S. (2016).Teori Wawancara Psikodignostik. Leutikaprio.

Fadhlullah, I. (2021).Pengaruh pendidikan karakter dan kepribadian guru terhadap kepribadian siswa(guepedia (Ed.)). Guepedia.

(16)

Faiz, A., Parhan, M. & A. (2022). Paradigma Baru dalam Kurikulum Prototipe.Jurnal Ilmu Pendidikan,4, 1544–1550.

Fathan, R. (2020). Hardiknas 2020: Merdeka Belajar ditengah Pandemi Covid-19.Jurnal Pos Media. http://jurnalposmedia.com/hardiknas-2020-merdeka-belajar-ditengah-covid19/

Forey, G. & Cheung, L. M. . (2019). The Benefits of Explicit Teaching of Language for

Curriculum Learning in the Physical Education Classroom.English for Specific Purposes, 54, 91–109.

https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0889490618300140?via%3Dihub Hikmah, J., Pendidikan, J., & Vol, I. (2022).Ahmad Nashir, Sandi Pratama – Peran Guru

ISMUBA dalam Pembinaan Akhlak Pada Elemen Profil Page 80.11(2), 80–90.

Irawati, D., Iqbal, A. M., Hasanah, A., & Arifin, B. S. (2022). Profil Pelajar Pancasila Sebagai Upaya Mewujudkan Karakter Bangsa.Edumaspul: Jurnal Pendidikan,6(1), 1224–1238.

https://doi.org/10.33487/edumaspul.v6i1.3622

Ismail, M. I. (2020).Evaluasi Pembelajaran:Konsep Dasar, Prinsip, Teknik, dan Prosedur(P.

Vita (Ed.)). PT Rajagrafindo Persada.

Jamilah, A. (2021).PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMK TELADAN JAKARTA SELATAN. 1.

Jaya, I. M. L. M. (2020).Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Anak Hebat.

Juliani, A. J., & Bastian, A. (2021).Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Wujudkan Pelajar Pancasila. 257–265.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020).Sekolah Penggerak dan Profil Pelajar Pancasila.

Lubis, N. S. (2022). Pembentukan Akhlak Siswa di Madrasah: Kontribusi Lingkungan Sekolah, Kompetensi Guru, dan Mutu Pendidikan.Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah, 7(1), 137–156. https://doi.org/10.25299/al-thariqah.2022.vol7(1).8847

Muh Hambali dan Eva Yulianti. (2018). Ekstrakurikuler Keagamaan Terhadap Pembentukan Karakter Religius Peserta Didik di Kota Majapahit.Pedagogik,05, 194.

Mulyasa. (2021a).Menjadi Guru Penggerak Merdeka Belajar(L. I. Darojah (Ed.)). PT Bumi Aksara.

https://www.google.co.id/books/edition/Menjadi_Guru_Penggerak_Merdeka_Belajar/0WAl EAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&printsec=frontcover

(17)

Mulyasa. (2021b).Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. PT Remaja Rosdakarya.

Novita Nur ‘Inayah. (2021). Integrasi Dimensi Profil Pelajar Pancasila dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Menghadapi Era 4.0 di SMK Negeri Tambakboyo.Journal of Education and Learning Sciences,1(1), 1–13. https://doi.org/10.56404/jels.v1i1.7 Nursalam & Suardi. (2022).Penguatan Karakter Profil Pelajar Pancasila Berbasis Integratif

Moral Di Sekolah Dasar. CV AA RIZKY.

https://www.google.co.id/books/edition/Penguatan_Karakter_PROFIL_PELAJAR_PANCA S/XfmZEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=profil+pelajar+pancasila&pg=PA17&printsec=fr ontcover

Rahayuningshih, F. (2022). Internalisasi Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara Dalam Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.Jurnal Inovasi Pendidikan IPS,1, 177–187.

Siyoto, S. dan M. A. S. (2015).Dasar Metodologi Penelitian(Ayup (Ed.)). Literasi Media Publishing.

Sjarkawi. (2011).Pembentukan Kepribadian Anak Peran Moral, Intelektual, Emosional dan Sosial sebagai Wujud Integrasi Membangun Jati Diri. Bumi Aksara.

Susilawati, E., Sarifuddin, S & Muslim, S. (2021). Internalisasi Nilai Pancasila Dalam Pembelajaran Melalui Penerapan Profil Pelajar Pancasila Berbantuan Platfrom Merdeka Belajar.Jurnal Teknodik,25, 155–167.

Taruna, M. M. (2011). Perbedaan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam.Jurnal Analisa,2, 182–183.

Tokuan, Y. M. (2015).Peran Guru Dalam Pembentukan Kepribadian Disiplin Siswa SMP Negeri 11 Kota Pontianak. 6–8.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. (2008). Sinar Grafika.

Walsiyam. (2021). Implementasi Pendidikan Karakter Pelajar Pancasila Melalui Pembelajaran Berbasis STEAM di SDIT Lukmanul Hakim Puring Kebumen.Prosiding Seminar Nasional Manajemen …, 966–978.

https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/semnasmp/article/view/10901

Referensi

Dokumen terkait

“ya jadi problem atau masalah dalam membentuk kepribadian muslim peserta didik salah satunya adalah yang pertama akibat terbatasnya waktu dalam pelajaran Pendidikan

Kepribadian yang mantap dari seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap peserta didik maupun masyarakat, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut digugu

Berdasarkan hasil penelitian tentang peran guru pendidikan agama Islam sebagai motivator dalam membentuk perilaku islam peserta didik di SDN Mawomba kecamatan Tojo barat

Untuk itu hendaknya guru BK memiliki kepribadian yang jujur berakhlak mulia dan teladan bagi peserta didiknya sebagai faktor dari luar sehingga respektor menerima

Dari hasil penelitian ini berarti bahwa sebagian besar peserta didik memiliki persepsi yang cukup baik mengenai kepribadian guru BK pada aspek kesehatan psikologis dalam pelaksanaan

Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas sangatlah menarik untuk dikaji dan diteliti secara mendalam kaitannya dengan “Peran Guru dalam Mengatasi Perilaku Bullying pada Peserta Didik

Upaya Guru BK mengatasi kecemasan peserta didik dalam belajar dengan identifikasi yaitu guru BK memberikan contoh- contoh pribadi nyata dengan menyontohkan diri sendiri agar peserta

Pinrang 35 3.3 Tabel kisi-kisi instrumen kepribadian guru Akidah Akhlak 37 3.4 kisi-kisi instrumen kedisiplinan peserta didik 38 3.5 Hasil Analisis Item Instrumen Kepribadian Guru