• Tidak ada hasil yang ditemukan

upaya guru bk mengatasi kecemasan peserta didik dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "upaya guru bk mengatasi kecemasan peserta didik dalam"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

UPAYA GURU BK MENGATASI KECEMASAN PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI KELAS VIII MTsN MODEL PADANG

OLEH:

AFRISOL

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Problems research based on the phenomenon that the researchers have encountered in the field that learners experiencing anxiety in learning. Researchers raised the issue of research on how overcome the teacher guide and counseling attempts to learners anxiety in learning at MTsN Model Padang. The purpose of this research is to describe: (1) To effort teachers guide and counseling overcome students anxiety in learning process with the defense, (2) To effort teachers guide and counseling overcome students anxiety in learning process with projections and (3) To effort teachers guide and counseling overcome students anxiety in learning process with identification,

This research was conducted with descriptive qualitative approach. As for the key informant research was 2 teachers guide and counseling and additional informants as 3 students of VIII class.

Instruments that researchers use in this research is interview guide and techniques analysis data is through data reduction, data presentation and conclusion.

Keywords: Student,anxiety, learning.

PENDAHULUAN

Upaya Guru BK adalah usaha yang diberikan oleh guru BK sebagai konselor untuk membantu dan mengarahkan peserta didik agar tidak cemas ketika dalam belajar.

Adapun upaya guru BK antara lain

memberikan pendekatan, motivasi sehingga peserta didik memiliki rasa percaya diri dalam belajar.

Menurut Calhoun(1990:211) ada empat cara Guru BK mengatasi kecemasan

diantaranya adalah:

1. Merencanakan Lingkungan 2. Memberi Julukan

3. Desentisasi(pengurangan kepekaan) 4. Desentisasi Kursi Malas.

Berdasarkan Praktek Lapangan (PL) Sekolah di MTsN Model Padang pada bulan Januari hingga Mei 2014, terlihat peserta didik yang ingin berbicara dan ingin membagi informasi yang mereka punya kepada temannya, tetapi setelah ditunjuk dan diminta untuk menjawab pertanyaan tentang pembelajaran yang berlangsung, mereka merasa takut dan tidak berani untuk mengatakannya, mereka seakan lupa dan cemas ketika akan menghadapi pembelajaran.

Gejala kecemasan terlihat dari keadaan fisik

peserta didik yaitunya, peserta didik berkeringat, gemetaran, kaku, dan gagap ketika menjawab pertanyaan tentang pembelajaran yang diberikan oleh guru.

Selanjutnya, ketika guru BK bertanya kepada beberapa peserta didik yang merasa memiliki kecemasan ketika menjawab pertanyaan didepan kelas, mereka mengatakan bahwa mereka memiliki trauma yang mendalam yakni ketika mereka menjawab

pertanyaan dari

gurunya,namun jawaban yang diucapkan ada yang salah, teman-temannya

menertawakannya dan memalukannya.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif.

Adapun tempat atau lokasi untuk melaksanakan penelitian adalah di MTsN Model Padang. Alasan peneliti memilih tempat ini adalah karena masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini peneliti temukan di MTsN Model Padang terhadap guru BK,sehingga peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian di MTsN Model Padang.

(3)

Informan penelitian ini ditentukan setelah peneliti menentukan informan kunci (key informants)dan selanjutnya dari informan kunci di tetapkan informan berikutnya.Informan kunci yang ditetapkan berdasarkan pertimbangan bahwa informan kunci harus mengetahui dengan jelas tujuan penelitian serta terkait dengan permasalahan yang diteliti yaitu yang menjadai informan kunci dalam penelitian ini ada 2 orang guru BK.

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk penelitian ini adalah wawancara. Teknik analisis data adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat diungkapkan bahwa Upaya guru BK mengatasi kecemasan peserta didik dalam belajar di MTsN Model Padang yaitu:

1. Upaya Guru BK mengatasi kecemasan peserta didik dalam belajar dengan pembelaan yaitu memperbanyak latihan dan membiasakan diri untuk memberanikan diri berpartisipasi dalam belajar di kelas. Guru BK memberikan sugesti positif kepada peserta didik agar peserta didik yakin terhadap nasehat yang diberikan oleh Guru BK.

Namun kurangnya rasa percaya diri peserta didik sendiri terhadap kemampuan dirinya sehingga peserta didik terasa sulit untuk diberi nasehat dan pendekatan untuk tidak cemas dalam belajar. Selain itu, upaya Guru BK dalam menghilangkan kecemasan peserta didik dalam belajar dengan pembelaan yaitu memberikan nasehat agar peserta didik berfikir tenang dalam belajar serta jangan pernah berfikir untuk takut salah ketika belajar. Selalu berfikir positif agar tidak merasa cemas.

Kemudian Guru BK meyakinkan peserta didik dengan memberikan pendekatan kepada peserta didik agar peserta didik

selalu menumbuhkan rasa percaya diri sehingga peserta didik tidak merasa cemas dalam belajar. Peserta didik juga merasa senang dengan kata-kata motivasi dan pendekatan yang diberikan oleh Guru BK tersebut.

2. Upaya Guru BK mengatasi kecemasan peserta didik dalam belajar dengan Proyeksi yaitu memberikan latihan-latihan di dalam kelas agar siswa semangat belajar dan tidak terlintas rasa cemas ketika belajar sehingga akan memupuk rasa percaya diri pada peserta didik tersebut. Jika peserta didik tidak dapat mengatasi rasa cemas nya dalam belajar maka guru BK tetap memberikan arahan, nasehat dan pendekatan serta terus mengikut sertakan peserta didik yang kurang aktif atau yang memiliki rasa cemas tersebut untuk selalu berkomentar dan selalu membuat peserta didik bisa berpartisipasi dalam belajar.

Upaya Guru BK mengatasi kecemasan peserta didik dalam belajar dengan identifikasi yaitu guru BK memberikan contoh- contoh pribadi nyata dengan menyontohkan diri sendiri agar peserta didik dapat termotivasi untuk tidak cemas dalam belajar serta guru BK mengadakan training motivasi, membuat ruangan kelas menjadi nyaman sehingga peserta didik tidak merasa cemas dalam belajar.

Guru BK meyakinkan peserta didik agar tidak cemas dalam belajar dengan menumbuhkan sifat percaya diri kepada peserta didik, menjelaskan manfaat dari percaya diri dan dampak dari memiliki rasa cemas.

3. Upaya guru BK mengatasi kecemasan peserta didik dalam belajar dengan identifikasi yaitu dengan selalu membuat diri peserta didik tersebut bangga akan dirinya sehingga peserta didik memiliki rasa percaya diri

(4)

yang membuat peserta didik dapat menghilangkan rasa cemas dalam belajar. Guru BK juga memberikan contoh-contoh video motivasi pada akhir pembelajaran yang memiliki maksud untuk mensupport peserta didik untuk tidak cemas dalam belajar.

Contoh- contoh video tersebut seperti video orang yang tidak memiliki kaki namun dapat terus percaya diri dan tidak cemas dalam melalui kehidupan ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK HD dan AH sebagai informan inti, dapat disimpulkan upaya guru BK mengatasi kecemasan peserta didik dengan indentifikasi yaitu memberikan video motivasi pada akhir pembelajaran dan selalu mensupport peserta didik untuk bisa menghilangkan rasa cemas dalam belajar dan meyakinkan peserta didik dengan contoh nyata diri sendiri agar peserta didik termotivasi dan juga guru BK menumbuhkan rsa percaya diri peserta didik agar peserta didik tidak merasakan kecemasan saat belajar

Menurut Yusak Burhanuddin (1999:59) ada beberapa cara mengatasi perasaan cemas ialah menghilangkan sebab- sebabnya atau beberapa cara berikut :

1. Pembelaan

Merupakan pemberian

alasan-alasan untuk

membenarkan tindakan sesungguhnya. Pembelaan ini tidak dimaksudkan untuk membenarkan tindakan yang dilakukan namun pembelaan ini bisa diterima dan masih tetap dalam batas-batas yang diinginkan. Pembelaan ini berbeda, karena tidak menutup- nutupi perbuatan yang dilakukan,

melainkan berusaha

membenarkan tindakan yang

dilakukannya dengan

memberikan alasan.

Jadi, pembelaan yang dilakukan oleh Guru BK dalam

mengatasi kecemasan peserta didik belajar adalah memberikan suatu alasan atau suatu nasihat kepada peserta didik agar peserta didik tidak melakukan kecemasan diluar batasnya.

2. Proyeksi

Proyeksi adalah

mengalihkan sesuatu yang dilakukan oleh dirinya kepada orang lain, untuk menghindari rasa gelisah dan rasa rendah diri.

Misalnya, seseorang yang tidak mampu menjawab pertanyaan dari gurunya di kelas dan melimpahkan kekesalannya atau kesalahannya kepada orang lain.

Jadi, proyeksi yang dilakukan oleh Guru BK dalam mengatasi kecemasan peserta didik yang tidak mampu menjawab pertanyaan gurunya ketika belajar di kelas adalah mengarahkan agar peserta didik tidak merasa rendah diri serta mengarahkan agar lebih giat lagi dalam belajar di kelas.

3. Identifikasi

Identifikasi adalah hampir sama dengan meniru, hanya pada identifikasi tidak hanya mengambil sifat-sifat orang lain yang ditiru, tetapi menjadikan diri sendiri sebagai orang yang ditiru mengalami kegagalan, ia turut merasa sedih. Identifikasi dan meniru sangat penting dalam perkembangan kepribadian anak- anak. Biasanya anak-anak belajar melakukan fungsinya dalam hidup dengan jalan meniru dan identifikasi.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan upaya guru BK mengatasi kecemasan peserta didik dalam belajar di MTsN Model Padang, temuan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Upaya Guru BK mengatasi kecemasan peserta didik dalam belajar dengan pembelaan yaitu memberikan nasehat atau arahan kepada peserta didik agar

(5)

peserta didik tidak merasa cemas dalam belajar. Nasehat-nasehat yang diberikan dapat berupa latihan-latihan atau berupa pendekatan kepada peserta didik tersebut.

2. Upaya Guru BK mengatasi kecemasan peserta didik dalam belajar dengan Proyeksi ialah menghindarkan rasa cemas yakni memberikan motivasi melalui contoh-contoh video agar peserta didik termotivasi dan meniru sehingga peserta didik tidak merasakan kecemasan lagi. Seperti contoh menampilkan motivasi orang yang tidak memiliki kaki namun tetap menjadi sukses karena memiliki niat hati yang kuat dan tidak memiliki rasa cemas terhadap kehidupan.

3. Upaya Guru BK mengatasi kecemasan peserta didik dalam belajar dengan identifikasi yaitu dengan cara memberikan contoh-contoh untuk meyakinkan siswa agar tidak cemas di kelas. Contoh-contoh tersebut dapat berupa contoh-contoh pribadi diri sendiri karena melalui contoh-contoh pribadi dari guru tersebut maka peserta didik akan percaya dan akan mudah mengikutinya.Peserta didik akan lebih bisa mengatasi kecemasannya dalam belajar apabila peserta didik dapat melihat contoh-contoh orang terdekat.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti ingin mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Guru BK agar dapat meningkatkan upaya mengatasi kecemasan peserta didik dalam belajar baik itu melalui pembelaan, proyeksi maupun identifikasi.

2. Peserta didik yang ada di MTsN Model Padang agar dapat

menghindarkan diri dan mengatasi diri dari rasa cemas dalam belajar serta memperbanyak latihan–latihan agar terhindar dari rasa cemas tersebut.

3. Kepala Sekolah agar dapat ikut berperan aktif dalam memberikan pelatihan bagi Guru BK dan ikut berpartisipasi memantau perkembangan peserta didik yang mengalami kecemasan dalam belajar.

4. Program studi BK agar dapat meningkatkan keprofesionalan mahasiswa untuk mengatasi masalah yang dimiliki oleh Guru BK dalam memberikan upaya mengatasi kecemasan peserta didik dalam belajar.Peneliti Selanjutnya agar dapat melakukan penelitian lanjutan dibidang upaya guru BK dalam aspek lain.

KEPUSTAKAAN

Bungin, Burhan. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:

Gema Insami.

Burhanuddin, Yusak. (1999). Kesehatan Mental. Bandung: CV Pustaka Setia.

Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).

Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Persepsi peserta didik tentang penerapan azas kerahasiaan oleh guru BK dalam pelaksanaan konseling perorangan dilihat dari menyimpan data pribadi peserta didik Berdasarkan hasil

kerjasama guru BK dengan guru PAI dalam meningkatkan pemahaman agama peserta didik di SMAN 1 Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan dilihat dari dari kerjasama guru BK dengan guru