• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU BK DALAM LAYANAN INFORMASI ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU BK DALAM LAYANAN INFORMASI ABSTRACT"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 2

Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatra Barat anggaputra.chaniago123@gmail.com

ABSTRACT

This research is motivated by the existence of BK teachers who do not appreciate learners with different beliefs. The purpose of this study is to describe: 1) learners' perceptions about the personality competence of BK teachers in information services viewed from religious, legal, social, and cultural norms. 2) learners' perceptions about the personality competence of BK teachers in information services seen from the honest person, noble and exemplary. 3) learners' perceptions about the personality competence of BK teachers in information services viewed from a steady, stable, mature, wise and authoritative person.This research is quantitative descriptive research, population in this research is 202 people, sampling technique is done by simple random sampling, the number of samples in this study 67 students and research obtained by questionnaire. Data is processed using persantage data.Based on the results of research can be concluded perceptions of learners about the personality competence of teachers BK in information services in SMP N 2 Pulau Punjung is in the category quite well. while viewed from: 1) learners' perceptions about the personality competence of BK teachers in information services seen from religious, legal, social, and cultural norms are in fairly good category. 2) learners' perceptions about the personality competence of BK teachers in information services seen from the honest person, noble character and role model are in good enough category. 3) learners' perceptions about the personality competence of BK teachers in information services viewed from a steady, stable, mature, wise and authoritative person are in fairly good category.

Keywords: Teacher Personality, Competence BK

PENDAHULUAN

Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia untuk memandirikan manusia itu sendiri, yaitu untuk menjadikan manusia yang berbudaya. Pendidikan merupakan usaha yang

mempersiapkan peserta didik melalui pengajaran, bimbingan atau latihan serta keterampilan guna meningkatkan peranan peserta didik dimasa yang akan datang. Untuk itu guru sangat berperan dalam

(2)

meningkatkan kemampuan di sekolah, dan penampilan gurupun dijadikan contoh yang baik bagi peserta didik di sekolah.

Menurut Sisrianti, dkk (2013: 33) kompetensi kepribadian guru BK perlu memiliki kepribadian yang meliputi berimandan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas dan kebebasan memilih, menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat serta menampilkan kinerja berkualitas yang tinggi.

Berdasarkan observasi pada 10 Agustus 2016 sampai 28September 2016 di SMP N 2 Pulau Punjung adanya guru BK yang tidak menghargai pendapat yang di sampaikan oleh peserta didik saat menangapi suatu jawaban, adanya guru BK bersikap tertutup terhadap peserta didik, kurang tegasnya guru BK dalam menyikapi permasalahan peserta didik dan adanya guru BK yang kurang dewasa dalam memahami permasalahan peserta didik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa peserta didik pada 26 Oktober 2016 di SMPN 2 Pulau Punjung, bahwa guru BK ketika masuk dalam kelas jarang mengucapkan salam, dan ketika peserta didik mengemukakan pendapat kurang dihargai oleh guru BK berhubungan dengan materi layanan informasi, guru BK kurang jelas memberikan layanan informasi tentang materi yang di sampaikan, lalu ketika guru BK memberikan layanan informasi kurang menguasai materi, guru BK kurang ramah ketika dihadapan peserta didiknya, guru BK terlalu cerewet terhadap peserta didik dan guru BK suka mencari-cari kesalahan peserta didik. Berdasarkan realita yang telah peneliti jelaskan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di SMPN 2 Pulau Punjung tentang “Persepsi Peserta Didik tentang Kompetensi Kepribadian Guru BK dalam Layanan Informasi di SMPN 2 Pulau Punjung”.

Berdasarkan latar belakang, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

(3)

1. Persepsi peserta didik tentang kompetensi kepribadian guru BK dalam layanan informasi dilihat dari norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan

2. Persepsi peserta didik tentang kompetensi kepribadian guru BK dalam layanan informasi dilihat dari pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan teladan

3. Persepsi peserta didik tentang kompetensi kepribadian guru BK dalam layanan informasi dilihat dari pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan beribawa.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2017. Tempat melaksanakan penelitian adalah di Sekolah SMPN 2 Pulau Punjung, alasan peneliti memilih sekolah ini sebagai tempat penelitian adalah karena peneliti menemukan masalah yang diteliti yaitu tentang persepsi peseta didik tentang kompetensi kepribadian guru BK dalam layanan informasi.

MenurutSugiyono (2009:14) metode penelitian kuantitatif dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Populasi merupakan keseluruhan objek yang menjadi fokus penelitian. Menurut Sax (Yusuf, 2005:183) populasi adalah keseluruhan manusia atau individu yang terdapat dalam area yang telah ditetapkan. Iskandar (2009:68) menjelaskan bahwa populasi merupakan seluruh obyek penelitian.

Tabel 1. Populasi Penelitian No Kelas Jumlah 1 VII.1 34 2 VII. 2 34 3 VII. 3 34 4 VII. 4 34 5 VII. 5 33 6 VII. 6 33 Jumlah 202

Sumber: Tata Usaha SMPN 2 Pulau Punjung

(4)

Menurut Yusuf (2005:186) “Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut”. Iskandar (2009:69) menjelaskan bahwa “Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil secara representatif atau mewakili populasi yang bersangkutan atau bagian kecil yang diamati”.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel “Simple Random Sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan secara acak, artinya setiap anggota populasi atau unit dalam populasi mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih”.

Teknik untuk menentukan jumlah sampel peneliti memakai rumus Slovin (Umar, 2011:78) yaitu:

n = 𝟏+𝐍𝐞𝐍 𝟐

Dimana : n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi e² = Persen kelonggaran Setelah sampel ditemukan, maka untuk mendapatkan sampel per kelas melalui pengambilan sampel sebelumnya yang diambil secara acak sistematik. Pengambilan sampel

dilakukan dengan cara menulis dalam kertas kecil yang berisikan masing-masing kelas dalam kertas tersebut. Kemudian peneliti menggulung kertas tersebut dan dimasukan kedalam botol dan dikeluarkan tiga dari enam gulungan tersebut ternyata kelas yang menjadi sampel penelitian adalah kelas VII.1, VII.3, dan VII.4. Berdasarkan jumlah sampel di atas, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2. Sampel Penelitian No Kelas Jumlah 1 Kelas VII. 1 23 2 Kelas VII. 3 23 3 Kelas VII. 4 21 Total Sampel 67 Menurut Arikunto (2010: 211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Pernyataan dikatakan valid apabila > 0,361 (Sugiyono, 2011:178).

Berkaitan dengan penelitian validitas instrumen peneliti

(5)

menggunakan rumus Pearson Product Moment menurut Riduwan

(2010:98) sebagai berikut:

  

 

 

 

2 2 2 2

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

XY

n

rxy

Keterangan :

Rxy= Koefisien korelasi antara

x dan y N = Jumlah responden X = Variabel bebas Y = Variabel terikat ΣX= Jumah skor masing item ΣY = Jumlah skor seluruh item (total)

ΣXY = Jumlah skor antara X dan Y X²= Kuadrat skor masing-masing item

Y² = Kuadrat dari skor total

Kriteria pengujiannya adalah bila𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka item angket

dikatakan valid. Sesuai dengan cara pengujian validitas yang peneliti rencanakan, peneliti menggunakan rumus Pearson Product Moment.

HASIL DANPEMBAHASAN 1. BertindakSesuai Norma

Agama, Hukum, Sosial, dan Kebudayaan

Bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan menunjukkan bahwa peserta didik berpersepsi tentang guru bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan sebanyak 3 orang peserta didik berpersepsi yang sangat baik dengan persentase 4,48%, 18 orang peserta didik berpersepsi baik dengan persentase 26,87%, 26 orang peserta didik berpersepsi cukup baik dengan persentase 38,81%, 16 orang peserta didik berpersepsi kurang baik dengan persentase 23,88% dan 4 orang peserta didik berpersepsi sangat kurang baik dengan persentase 5,97%.

Jadi, persepsi peserta didik tentang guru bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan beradapadakategori cukup baik, artinya guru cukup baik dalam bertindak sesuai norma

(6)

agama, hukum, sosial, dan kebudayaan.

Persepsi terjadi di karenakan adanya rangsangan melalui alat indra sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Fitriyah (2014:120) bahwa alat indra merupalan reseptor atau alat penerima stimulus. Dalam kategori guru bertindak sesuai dengan norma tentunya alat indra yang digunakan adalah alat indra penglihatan yang menerima respon dari tindakan guru, maka diperolehlah hasil Guru BK bersikap baik. Guru BK memang harus memiliki kompetensi sebagai pendidik agar layanan yang disampaikan bisa dipahami oleh peserta didik dengan baik. Kompetensi pendidik ini dilihat dari norma agama, hukum, sosial maupun kebudayaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Uno (2008: 16) menyatakan bahwa guru sebagai pendidik harus dapat mempengaruhi kearah tata nilai yang dianggap baik dan berlaku dalam masyarakat. Tata nilai ini termasuk bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial dan

kebudayaan nasiaonal indonesia. Jadi, guru harus berhati-hati dalam bertindak dan bersikap. Segala sikap, tindakan, dan perilaku guru harus selalu memperhatikan norma agama yang dianut, hukum dan sosial yang berlaku didalam masyarakat serta kebudayaan nasional indonesia yang beragam. Seperti halnya guru harus berilmu dan beriman, bila guru sendiri tidak berilmu kepada Tuhan dan tidak bermoral maka menjadi sulit untuk dapat membantu peserta didik untuk beriman kepada Tuhan dan bemoral. Guru harus mempunyai pandangan yang luas tentang keberagaman bangsa Indonesia, misalnya budaya, suku, dan agama.

2. Menampilkan Diri sebagai Pribadi yang Jujur, Berakhlak Mulia, dan Teladan

Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat bahwa persepsi peserta didik tentang guru menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan

(7)

masyarakat sebanyak 2 orang peserta didik berpersepsi yang sangat baik dengan persentase 2,99%, 15 orang peserta didik berpersepsi baik dengan persentase 22,39%, 30 orang peserta didik berpersepsi cukup baik dengan persentase 44,78%, 15 orang peserta didik berpersepsi kurang baik dengan persentase 22,39% dan 5 orang peserta didik berpersepsi sangat kurang baik dengan persentase 7,46%.

Jadi, persepsi peserta didik tentang guru menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik beradapadakategori cukup baik, artinya guru cukup baik menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik.

Sikap yang ditampilkan guru BK dalam keseharian maupun dalam proses pemberian layanan mempengaruhi persepsi peserta didik terhadap Guru BK tersebut. Menurut Thoha (2000:30) ada dua faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar.Terjadinya

penilai yang baik terhadap guru juga dipengaruhi oleh dua faktor tersebut. Untuk itu hendaknya guru BK memiliki kepribadian yang jujur berakhlak mulia dan teladan bagi peserta didiknya sebagai faktor dari luar sehingga respektor menerima rangsangan yang baik sehingga persepsi yang muncul juga baik.Hal ini di jelaskan Uno (2008 : 16) dalam bukunya bahwa kriteria kompetensi yang melekat pada kompetensi kepribadian guru meliputi menampilkan diri sebagai diri yang jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, dan hal ini harus diaplikasikan oleh guru BK dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi, sesuai pendapat diatas guru merupakan teladan yang baik bagi peserta didik atau bagi masyarakat sehingga guru harus bisa menjaga diri dengan tetap mengedepankan profesionalismenya dengan penuh amanah, arif, dan bijaksana. Kepribadian guru sangat dibutuhkan oleh peserta didik dalam proses pembentukan pribadinya. Disamping itu guru

(8)

harus mampu menegakan disiplin diantaranya datang tepat waktu, sehinga menjadi teladan bagi peserta didik, dan guru harus bertingkah laku jujur dan sopan santun dalam berbicara, berpenampilan serta bersikap terhdap semua peserta didik, orang tua dan teman sejawat.

3. Menampilkan Diri sebagai Pribadi yang Mantap, Stabil, Dewasa, Arif, dan Beribawa

Persepsi peserta didik tentang guru menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan beribawa sebanyak2 orang peserta didik berpersepsi yang sangat baik dengan persentase 2,99%, 20 orang peserta didik berpersepsi baik dengan persentase 29,85%, 25 orang peserta didik berpersepsi cukup baik dengan persentase 37,31%, 11 orang peserta didik berpersepsi kurang baik dengan persentase 16,42% dan 9 orang peserta didik berpersepsi sangat kurang baik dengan persentase 13,43%.

Jadi, persepsi peserta didik tentang guru menampilkan diri sebagai

pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan beribawa beradapadakategori cukup baik, artinya guru cukup baik menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan beribawa.

Persepsi yang muncul seperti hasil di atas tentunya tidak hanya penilaian yang bisa dilakukan oleh orang-orang yang hanya baru bertemu karena pribadi yang mantap, arif, stabil tentu dilihat dari kebiasaan dan perilaku sehari-hari dari guru BK.

KESIMPULAN

1. Persepsi peserta didik tentang kompetensi kepribadian guru BK dalam layanan informasi dilihat dari norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan berada pada kategori cukup baik.

2. Persepsi peserta didik tentang kompetensi kepribadian guru BK dalam layanan informasi dilihat dari pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan teladan berada pada kategori cuku pbaik.

3. Persepsi peserta didik tentang kompetensi kepribadian guru BK dalam layanan informasi dilihat

(9)

dari pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan beribawa berada pada kategori cukup baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur

Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik) Edisi Revisi.

Yogyakarta: Rineka Cipta. Desmita. 2014. Psikologi

Perkembangan Peserta Didik.

Bandung: Remaja Rosdakarya Offest.

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian

Pendidikan dan Sosial (KuantitatifdanKualitatif).Jaka

rta: GaungPersada Press. Marliany, Rosleny. 2010. Psikologi

Umum. Bandung: Pustaka

Setia.

Prayitno.2012. Jenis Layanan dan

Kegiatan Pendukung Konseling.UNP Press.

Riduwan.2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Sisrianti dkk. 2013. Kompetensi Guru

Bimbingan dan Konseling.

Jakarta: Rahawali Pers.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.

Jakarta:Rineka

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum.

Bandung: Pustaka Setia.

Sugiyono. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D).

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode penelitian

pendidikan. Bandung:Alfabeta.

Umar, Husein. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.Jakarta: Rajawali Pers.

Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial

(Suatu Pengantar).

Yogyakarta: Andi.

Walgito, Bimo. 2004. Pengantar

Psikologi Umum.Yogyakarta:

Andi

Yusuf, A. Muri. 2005. Metodologi

Penelitian. Padang: UNP Press.

Gambar

Tabel 1. Populasi Penelitian  No  Kelas  Jumlah  1  VII.1  34  2  VII. 2  34  3  VII. 3  34  4  VII

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis kesenjangan antara persepsi dan harapan member terhadap kualitas pelayanan, kesenjangan antara persepsi

Judul Penelitian : Penerapan Siklus Akuntansi dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah Takashi Sushi.. Tanggal Penyerahan : 23 / 02

Dalam pelaksanan layanan bimbingan konseling guru BK mempunyai tugas utama memberikan layanan kepada peserta didik, akan tetapi kegiatan guuru BK tidak hanya

Hal ini didukung oleh pernyataan Siagian (dalam Syamsi, 1995) bahwa pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan

6 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas menurut Propinsi, Kondisi Kesehatan (Hambatan yang Dihadapi dalam Pergaulan atau Melibatkan Diri dalam Kegiatan Masyarakat) selama

Secara umum, kenaikan tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) nasional mengalami kenaikan sebesar 0,73 persen, sedangkan indeks harga yang

dibahas pada bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian Guru BK/Konselor dilihat dari beriman

Sudah adanya peran dari guru BK untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik tinggal kelas dengan memberikan layanan BK kepada peserta didik tinggal kelas tersebut