Jurnal Pendidikan Dasar Setia Budhi Volume x (x) xx 202x
Copyright ©202x STKIP Setiabudhi
ISSN : 2480-9466 (Print) / ISSN: 2621-4997 (Online) Available at: https://stkipsetiabudhi.e-journal.id/jpd
PERAN ORANG TUA DALAM MENGAWASI PENGGUNAAN GADGET PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS V DI SDN 4 CIPARAHU
KAB. LEBAK Iik Nurul Khotimah
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Setia Budhi Rangkasbitung
[email protected]ABSTRAK
Gadget merupakan alat komunikasi yang saat ini sudah tidak asing lagi di dengar di telinga kita apalagi bagi orang dewasa bahkan anak-anak usia sekolah dasar pun sekrang sudah mengenal gadget bahkan memliki gadget pribadi. Melalui gadget mereka masing-masing tentu dapat memberikan hal yang positif ataupun negatif. Peranan orang tua yang harus selalu ikut mengawasi penggunaan gadget pada anak dan memberikan batasan waktu bermain gadget. Peneliti meneliti bagaimana peran orang tua dalam mengawasi penggunaan gadget pada anak kelas v di sdn 4 ciparahu ini dan berdasarkan hasil data di lapangan adanya peran-peran orang tua dalam mengawasi penggunaan gadget pada anak sekolah dasar bertujuan agar anak-anak sekolah dasar terkontorol dalam penggunaan gadget. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Dari hasil penelitian data yang diperoleh kemudian di analisis, serta setelah data dianalisis maka dapat disimpulkan bahwa peran orang tua dalam mengawasi penggunaan gadget pada anak sekolah dasar adalah dengan membuat peraturan dan mengecek gadget anak apa saja situs atau aplikasi yang anak buka ketika bermain gadget, kemudia orangtua harus berperan mejadi sebagai sahabat agar anak merasa terbuka dan mau menceritkan masalahnya dengan orang tua agar hubungan anak dengan orang tua menjadi lebih dekat dan harmonis, dan yang lebih penting orang tu a harus membatasi anak dalam menggunakan gadget.
Kata Kunci : Peran Orang Tua, Penggunaan Gadget, Anak Sekolah Dasar
ABSTRACT
Gadgets are communication tools that are now familiar to our ears, especially for adults, even elementary school-age children are now familiar with gadgets and even have personal gadgets. Through their respective gadgets, of course, they can provide positive or negative things. The role of parents who must always supervise the use of gadgets in children and provide time limits for playing gadgets. The researcher examined the role of parents in supervising the use of gadgets in fifth grade children at SDN 4 Ciparahu and based on the results of data in the field, the role of parents in supervising the use of gadgets in elementary school children aims to control elementary school children's use of gadgets. . This research is a descriptive research. From the research results the data obtained was then analyzed, and after the data was analyzed it can be concluded that the role of parents in supervising the use of gadgets in elementary school children is to make rules and check the child's gadgets, what sites or applications children open when playing gadgets, then parents must play the role of being a friend so that children feel open and willing to share their problems with parents so that children's relationships with parents become closer and harmonious, and more importantly parents must limit children's use of gadgets.
Keywords: The Role Of Parents, Use Of Gadgets In Elementary School Children
PENDAHULUAN Latar Belakang
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan hampir pada seluruh tatanan kehidupan manusia. Di era globalisasi ini kemajuan media informasi dan teknologi sudah di rasakan hampir seluruh lapisan masyarakat. Teknologi adalah benda-benda atau alat-alat yang diciptakan oleh menusia untuk membantu dan mempermudah pekerjaan manusia dalam melakukan beberapa hal. Contohnya adalah teknologi berupa gadget, sangat mudah menarik perhatian dan minat anak-anak. Semakin berkembangnya teknologi menjadi salah satu faktor meningkatnya persetase anak menggunakan gadget.
Gadget memiliki banyaknya fitur-fitur seperti games dan gadget ini mudah untuk digunakan.
Namun, dengan keberadaan gadget juga bisa digunakan sebagai alat atau media pembelajaran yang sangat efektif. Jadi, dapat dikatakan bahwa penggunaan teknologi gadget pada saat ini memiliki dampak positif dan negatif bagi anak. Dampak positif penggunaan gadget sebagai berikut. (1) menambah pengetahuan, dengan menggunakan gadget yang berteknologi canggih, anak-anak dengan mudah dan cepat untuk mendapatkan informasi mengenai tugasnya disekolah, (2) memperluas jaringan persahabatan karena dapat dengan mudah dan cepat bergabung ke sosial media jadi kita dengan mudah berbagi bersama teman kita, (3) mempermudah komunikasi karena gadget suatu alat yang memiliki teknolgi yang canggih sehingga semua orang dapat dengan mudah berkomunikasi dengan orang lain dari seluruh penjuru dunia, dan (4) melatih kreativitas anak. Diharapkan dengan adanya perkembangan teknologi berupa gadget dapat meningkatkan minat serta hasil belajar siswa.
Namun yang terjadi di lapangan, penggunaan gadget pada anak-anak lebih dominan pada dampak negatifnya. Menurunnya minat belajar anak karena lebih suka bermain gadget. Anak yang kecanduan gadget menyebabkan anak menjadi pribadi yang tertutup dan suka menyendiri. Selain itu, anak bisa mengalami beberapa gangguan seperti gangguan pada kesehatan otak, kesehatan mata, kesehatan tangan, dan gangguan tidur. Dengan adanya gadget, anak rentan terkena paparan radiasi karena efek yang ditimbulkan ketika bermain gadget terlalu lama biasanya mengakibatkan mata berair karena kelelahan mata. Kecenderungan anak menjadi kurang kreatif lagi. Hal itu dikarenakan ketika anak diberi tugas oleh sekolah ia tinggal browsing internet untuk menyelesaikan tugas. Ancaman cyberbullying atau pelecehan di dunia maya yang biasanya terjadi melalui jejaring sosial juga termasuk dampak negatif penggunaan gadget pada anak. Penggunaan gadget secara terus menerus akan menimbulkan kecanduan pada penggunanya. Selain itu, berdasarkan observasi awal peran orang tua dalam mengawasi penggunaan gadget pada anak sekolah dasar di SDN 4 Ciparahu masih kurang karena orang tua tidak mengetahui dampak yang akan ditimbulkan oleh gadget. Orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaan, sehingga kurang peka terhadap anak.
Hal itu tentu menjadi perhatian karena dampak negatif yang begitu mengkhawatirkan terlebih bagi anak–anak yang menggunakan gadget. Oleh sebab itu, peran orang tua sangat penting dalam memberikan dan melakukan pengawasan serta pengontrolan penggunaan gadget pada anak, (Imron, 2017). mengemukakan hal-hal yang dilakukan orang tua untuk meminimalisir anak dari pengaruh negatif penggunaan gadget (1) mendampingi anak, (2) membuat kesepakatan waktu dalam penggunaan gadget, (3) membuat kesepakatan dalam membuka fitur-fitur yang akan dibuka, (4) modelling yang baik dari orang tua, (5) orang tua dapat menaruh gadget dengan baik, dan (7) mengajak anak untuk belajar
bersama. Sebagai orang tua, sebaiknya mereka membimbing dan memantau serta memberikan pemahaman yang baik kepada anak untuk lebih selektif dalam memilih permainan (game online) yang terdapat pada gadget.
Dalam menanggulangi dampak negatif penggunaan gadget orang tua harus mampu mendidik dan mengarahkan anaknya sejak dini melalui sikap dan perbuatan yang sepatutnya dicontoh oleh anak – anaknya. Sebuah keluarga disarankan untuk lebih memperhatikan penggunaan gadget pada anak saat dirumah dengan cara memberikan batasan waktu untuk bermain gadget pada anak saat dirumah dengan melakukan hal yang menarik seperti mengajak bermain diluar rumah, ajak anak untuk lebih banyak beraktivitas (olahraga, bermain musik, dll), dan bersosialisasi dengan teman sebayanya.
Berdasarkan pembahasan dia atas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:
Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran orang tua dalam Mengawasi penggunaan gadget pada Anak Sekolah Dasar di SDN 4 Ciparahu.
2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari pengaruh gatget terhadap anak Sekolah Dasar di SDN 4 Ciparahu.
Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis dan mendeskripsikan peran orang tua dalam Mengawasi penggunaan gadget pada Anak Sekolah Dasar di SDN 4 Ciparahu.
2. Untuk menganalisis dan mendeskripsikan dampak yang ditimbulkan dari pengaruh gadget terhadap Anak Sekolah Dasar di SDN 4 Ciparahu.
METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhitung sejak bulan Oktober 2022 di SDN 04 Ciparahu, yang terletak di Jalan Sukahujan No. KM, RT. 004, RW. 002, Ciparahu,Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, Banten.
Peneliti melakukan penelitian ini pada anak kelas V SD karena saat ini maraknya penggunaan gadget tidak hanya pada dikalangan remaja atau dewasa saja, tetapi juga semakin dikenal dan digemari oleh anak-anak baik itu anak Usia Dini dan khususnya Anak usia Sekolah Dasar. Selain itu, berdasarkan Observasi di kelas V terdapat beberapa siswa yang memilki masalah Akademik dan kebiasaan bermain gadget yang tidak diawasi orang tua mereka sehingga mereka terkena dampak negatif dari bermain gadget.
Metode dan Prosedur Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data. Juga menyajikan data, menganalisis, dan mengintropretasikan data tersebut. Dengan menggunakan penelitian deskriptif, prosedur pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan pencatatan.
Data dan Sumber Data
Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui data primer berupa observasi dan wawancara sedangkan data sekunder berupa dokumentasi. Dalam proses pengambilan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi dengan sumber data yaitu orang tua siswa dan siswa. Hal ini dipilih karena sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Dimana penelitian ini memfokuskan pada pemahaman fenomena dan menggali informasi terkait fenomena penelitian tersebut.
Sampel menurut Sugiyono ialah bagian dari populasi yang menjadi sumber data dalam penelitian, dimana populasi merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Populasi dalam penelitian ini yaitu kelas V SDN 4 Ciparahu yang berjumlah 27 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. dan yang diambil menjadi sampel dari 28 siswa tersebut adalah 10 siswa kelas V.
Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Untuk memperoleh data yang sesuai dengan apa yang diperlukan maka, metode pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara. Dimana data tersebut adalah suatu langkah dalam aktifitas yang sangat menentukan keberhasilan dari sebuah penelitian sumber data yang diproleh dengan instrument yang digunakan yaitu observasi,wawancara,dokumentasi dan pencatatn.
Prosedur Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat di informasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat disampaikan kepada orang lain. Adapun aktivitas dalam analisis data antara lain reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.
Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam penelitian ini untuk mengetahui keabsahan data peneliti menggunakan kriteria derajat kepercayaan (kredibilitas) dengan melalui triangulasi data.
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada, triangulasi ini memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data penelitian, dengan tujuan untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data penelitian yang di peroleh. Dalam penelitian kualitatif ini peneliti menggunakan triangulasi sumber, triangulasi waktu dan triangulasi teknik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk mengetahui peran orang tua dalam mengawasi pengunaan gadget pada anak Sekolah Dasar di SDN 4 Ciparahu, maka berdasarkan hasil penelitian peneliti dilapangan melalui observasi, wawancara serta dokumentasi sebagai pelengkap penyajian hasil penelitian ini. Maka dapat peneliti deskripsikan temuan-temuan sebagai berikut :
1.
Hasil wawancara orangtua siswa kelas Va. Orang tua Shifa Hasanatul Zahra (ibu Hasanah)
Berdasarkan hasil wawancara ibu Hasanah sebagai beriku:
“saya selalu membuat aturan ketika shifa bermain gadget yaitu paling lama 2 jam, dan ketika shifa bermain gadget saya selalu memantau apa yang shifa buka ketika bermain gadget, biasanya shifa memainkan whatsapp tiktok dan menonton youtube, ketika ada pembelajaran yang mengahruskan membuka gadget biasanya saya akan membantu shifa mengerjakan ketika dia tidak mengerti, saya merasa sikaf shifa berubah ketika terlalu sering bermain gadget, dia jarang bersosialisasi dengan temannya, shifa juga jadi tidak disiplin belajar karena terlalu asik bermain gadget, alasan saya memberikan shifa gadget agar dia tidak tertinggal jaman dan juga karena melihat teman-teman nya yang sudah memiliki gadget sendiri”.
b. Orang tua Riana Putri (Ibu Eruk)
Berdasarkan hasil wawancara ibu Eruk sebagai beriku:
“Riana tidak memiliki gadget pribadi tapi saya selalu meminjamkannya untuk bertukar kabar dengan teman-teman sekolahnya dan biasanya riana juga membuka social media seperti tiktok,youtube, dan whatsapp, saya selalu membatasi penggunaan gadget pada riana, biasanya riana bermain gadget ketika pulang sekolah dan itupun hanya beberapa jam, tapi riana sering marah atau kesal ketika gadgetnya saya ambil karena waktu penggunaanya sudah selesai”.
c. Orang tua Zihan (Ibu Komalasari)
Berdasarkan hasil wawancara ibu Eruk sebagai berikut:
”zihan memiliki gadget pribadi,alasan saya memberikan gadget karena teman-temannya yang hampir kebanyaka sudah memiliki gadget sendiri, jadi saya merasa kasian ke anak saya, semenjak dia punya gadget zihan lebih suka menyendiri dan jarang bersosialisasi dengan temanya dan sering marah ketika diingatkan untuk tidak terlalu sering bermain gadget,saya sering cek gadget zihan yang ada di gadget zihan itu aplikasi tiktok,youtube dan whatsapp”.
d. Orang tua Wawan ( Nurhayati)
Berdasarkan hasil wawancara ibu Nurhayati sebagai berikut:
“Wawan memiliki gadget sendiri, awal mula dibelikan gadget itu pas jaman covid yang mengharuskan punya gadget karena untuk pembelajaran, akan tetapi wawan jadi kecanduan main gadget dan sering menghabiskan waktunya untuk bermain gadget biasanya dia main game online, dan aplikasi lainya, ketika saya membatasi waktu bermain gadgetnya dia akan marah dan tidak mau sekolah jika gadgetnya di ambil sama saya, tetapi dia juga sering memanfaatkan gadgetnya untuk pembelajaran,contoh nya mengerjakan tugas sekolah atau menonton vidio pembelajaran”.
e. Orang tua Kepin (Ibu Tiah)
Berdasarkan hasil wawancara ibu Tiah sebagai berikut:
“Kepin sudah memiliki gadget sendiri karena karena jaman sudah berkembang dan juga teman- teman sekolahnya sudah pada punya gadget sendiri jadinya dia juga mau dibelikan gadget, kita sebagai orang tua ingin memberikan yang terbaik untuk anak kami jadinya kami membelkan gadget untuk kepin, tapi setelah saya belikan gadget kepin lebih sering sibuk dengan gedgetnya dan jika disuruh belajar dia selalu bilang nanti-nanti saja, kepin lebih sering menyendiri dan jarang bersosialisasi dengan temanya,bahkan sering bermain game sampe larut malam, kami sering mengingatkan dia tapi yang namnya anak-anak jika diingatkan atau gadgetnya di ambil dia akan menangis dan marah”.
f. Orang tua Ripaldo ( Ibu Raba)
Berdasarkan hasil wawancara ibu Raba sebagai berikut:
“saya membelikan ripaldo gadget karena saya jarang dirumah jadinya supaya gampang untuk berkomunikasi dengan ripaldo, tapi justru itu yang akhirnya membuat ripaldo jadi kecanduan main gadget dan saya jarang mengontrol atau mengawasi ketika anak saya bermain gadget, dan saya tidak tahu apa saja yang sering ripado buka atau aplikasi apa yang dia mainkan, tapi biasanya dia bermain gadget tidak sampe larut malam, biasanya habis pulang sekolah dan ketika berlibur saja, saya sering memberi tahu ripaldo bahwa terlalu sering bermain gadget bisa merusak mata”.
g. Orang tua Maya (Ibu Ningsih)
Berdasarkan hasil wawancara ibu Ningsih sebagai berikut:
“ maya sudah memiliki gadget sendiri, awalnya saya belikan itu krena pas jaman covid yang mengharuskan anak-anak memiliki gadget untuk belajar akan tetapi setelah covid sudah tidak ada, maya masih terus-terusan mnggunakan gadget kadang juga kan pembelajaran sekarang masih ada yang harus dikerjakan melalui gadget, contohnya mengerjakan tugas atau menonton vidio pembelajaran di youtube, saya jarang mengontrol maya keika bermain gadget, akrena saya memiliki warung yang lumayan jauh dari rumah yaitu di pantai, jadi saya jarang mengawasi maya bermain gadget, tapi biasanya saya akan cek gadget maya ketik maya sedang tidur atau sedang sekolah jadinya saya tau apa saja apliksi yang maya download dan maya gunakan, prilaku maya juga agak berubah maya lebih sering menyendiri dan lebih memilih untuk bermain gadget, sebenarnya banyak manfaatnya yah maya punya gadget selain memudahkan dia untuk mencari vidio pembelajaran dan juga memudahkan untuk berkomunikasi, tapi ya itu ada pegaruh yang tidak baiknya juga maya sering marah ketika gadget nya mau di ami, dan juga susah ketika kami membutuhkan bantuanya”.
h. Orang tua Imaswati ( Ibu Rindi)
Berdasarkan hasil wawancara ibu Rindi sebagai berikut:
“ saya sebagai orang tua imas, saya memberikan imas gadget karena saya sudah berjanji ke anak saya kalau dia masuk peringkat 5 besar saya akan membelikan dia gadget, dan alahamdulillah dia masuk 5 besar, tapi ya itu terlalu sering bermain gadget anak saya jadi jarang belajar, ya tapi kadang dia juga sering menonton vidio-vidio di youtube yang ada pembelajaranya tapi juga akibat dari sering main gadget dia peringkatnya jadi turun, saya sering menasuhati dia kalau jangan terlalu sering main gadget yang akhirnya peringkatnya jadi turun, tapi yang namanya anak-anak yang masih sulit untuk diberitahu jadinya dia sering ngeyel dan kesal ke saya kalau saya mengingatkan dia”.
i. Orang tua Rediansyah (Ibu Sanah)
Berdasarkan hasil wawancara ibu Sanah sebagai berikut:
“Redi mah suka main handphone terus, kalau disuruh belajar suka nolak, biasanya main handphonya itu maen game online, terus kalau handphonenya mau di ambil dia suka marah- marah, kami sebagai orang tua pasti khawatir yah dengan sikap anak kami yang seperti itu, biasanya dia kalau main gadget itu ketika pulang sekolah,hari libur, bahkan suka sampe malem, terus juga guru kelasnya pernah panggil saya ke sekolah,karena redi tidak mengerjakan tugas beberapa kali dan tidur di sekolah, ya kami sadar itu kesalahan kami karena terlalu membiarkan redi main gadget sampe tengah malam apalagi usia dia yang masih dini jadi emang seharusnya belum cukup umur tapi ya gimana faktor lingkungan temanya juga yang sudah punya gadget, apalagi bapak redi jarang dirumah jadi saya agak kewalahan ngingetinya”.
j. Orang tua Galih Triana (Ibu Eroh)
Berdasarkan hasil wawancara ibu Eroh sebagai berikut:
“galih mah susah untuk dikasih taunya, saya sering marah ke galih karena dia lebih suka main gadget daripada belajar, apalagi dirumah saya kan ada wifi yah jadinya tambah anteng apalagi teman-temannya suka dateng kerumah maen game bareng itu sama si redi, kadang suka sampe malem maen game, teteh nya galih juga sering marahi galih supaya tidak terlalu sering maen gadget, harus banyakin belajar, apalagi dari bidang pembelajaran galih masih kurang, baca nya yang belum lancar, iya saya sadar mungkin itu faktor dari bermain gadget yah, tapi saya sebagai orang tua mengingatkan mah selalu tapi ya gitu anak saya agak susah buat dikasih tau dia suka ngeyel dan marah-marah”.
Dari hasil wawancara orang tua siswa dapat peneliti simpulkan bahwa, orang tua masih kurang mengawasi anaknya ketika bermain gadget, orang tua kurang tegas, kurangnya pengetahuan orangtua bahwa dampak yang dipengaruhi gadget itu sangat berbahaya, contohnya anak lebih sering mengurung diri di rumah, kurang bersosialisa dengan teman sebayanya, perubahan prilaku yang sering marah, jadi tidak semangat belajar, menurunnya peringkat pembelajaran. Adapun dampak positif nya yaitu dengan adanya gadget memudahkan anak untuk mencari informasi yang tidak ada di buku, menonton vidio pembelajaran, memudahkan untuk berkomunikasi dan menambah wawasan serta pengetahuan pada anak.
2.
Hasil wawancara siswa kelas V a. Wawancara Shifa Hasanatul ZahraBerdasarkan Hasil wawancara siswa kelas V
“ Saya tidak punya handphone sendiri, tapi biasanya bunda ngasih pinjem handphonenya dia, biasanya dikasih waktu 2 jam untuk maen handphone pulang sekolah, kalau malem biasanya dikasih waktu 1 jam, itupun aku gunain untuk ngerjain tugas sekolah, biasanya kalau main handphone aku buka whatsapp sama buka tiktok, aku suka kesal kalau bunda ngambil handphonenya kembali, karena aku jadi tidak bisa main handphone lagi”.
b. Wawancara Riana Putri
Berdasarkan Hasil wawancara siswa Kelas V
“ Saya biasanya kalau main gadget itu pinjem sama mamah ataua bapak, karena belum diijinin buat punya gadget sendiri, tapi biasanya kalau pinjem gadget mamah itu dikasih waktu nya 2 jam itupun tidak tiap hari, karena pulang sekolah SD saya harus ke sekolah Agama, pulang sekolah agama langsung ngaji, jadi biasanya kalau hari libur sekolah saja kalau tidak pas waktu luang saja, biasanya aku buka tiktok, whatsapp, sama youtuban, kalau di youtube aku suka nonton vidio pembeljaran, kalau di tiktok suka liat dance-dance, kalau di whatsapp aku cek grup kelas sama chatan sama temen kelas”
c. Wawancara Zihan
Berdasarkan Hasil wawancara siswa kelas V
“Aku punya handphone sendiri dibelikan sama ibu karena teman-teman aku semuanya sudah punya handphone jadinya aku juga pengen punya handphone sendiri, biasanya aku kalau main handphone buka whatsapp, youtube dan bikin vidio tiktok, ibu selalu ngingetin aku untuk tidak terlalu sering bermain handphone tapi aku suka marah dan ngeyel karena keasikan main handphone, biasanya aku main handphone sepulang sekolah dan di malam hari, kalau di hari libur aku bisa seharian main handphone, tap kadang juga suka nonton vidio pembelajaran di youtube, terus kalau ada tugas dari sekolah aku suka nyari di google.”
d. Berdasarkan hasil wawancara Wawan siswa kelas V
“Aku punya gadget sediri, biasanya aku gunain gadget aku untuk main game online free fire, terus nontn vidio di snackvidio terus juga biasanya whatsappan sama teman-teman disekolah, dan juga suka digunakan buat ngerjain tugas sekolah, biasanya aku bermain gadget ketika pulang sekolah, malam hari sama pas waktu libur jadi aku ngga tau berapa jam aku gunakan gadget, mamah aku suka ngingetin aku untuk tidak main gadget terus tapi kadang di dengerin kadang juga ngga, suka marah kalau misalkan lagi asik main game terus disuruh udahan atau disuruh bantuin apa aja, tapi kadang juga aku nurut sama mamah aku, bapak aku kerja di kota jadinya dia tidak tau kalau aku suka terus-terusan main gadget”.
e. Berdasarkan hasil wawancara Kepin siswa kelas V
“aku punya gadget sendiri dibelikan sama bapak aku, karena waktu pas jaman covid mengharuskan untuk mempunya gadget sendiri untuk pembelajaran online, tapi sekarang aku gunakan untuk bermain game atau menonton vidio di youtube terus juga untuk chatingan sama teman-teman aku, aku jarang gunakan gadget aku untuk belajar kecuali ada tugas sekolah, aku bermain gadget setiap hari”.
f. Berdasarkn hasil wawancara Ripaldo siswa kelas V
“ Aku dibelikan gadget sama mamah karena mamah aku jarang ada dirumah jadinya kalau ngga ada handphone mamah aku susah buat ngehubungi aku, tapi sekrang mamah aku udah ada di rumah dan gadgetnya masih aku pake buat maen game sama teman-teman sekolah ataupun teman-teman dari luar sekolah, mamah aku sering ngingetin tapi akunya yang ngeyel suka marah kalau disuruh udahan maen gadget”.
g. Berdasarkan hasil wawancara Maya kelas V
“ Aku dibelikan gadget sama mamah aku awalnya pas jaman covid, kan waktu itu harus be;ajar di gadget tapi sekarang juga aku masih suka mainin gadget aku, biasanya aku buka tiktok sama chatan sama teman-teman aku, terus juga orangtua aku jarang kontrol atau mengawasi aku karena mamah aku punya warung di pantai jadinya pulangnya sore”.
h. Berdasarkan hasil wawancara Imaswati siswa kelas V
“ Aku dibelikan gadget karena hadiah aku dapet peringkat 5 besar, sampe sekarang aku masih suka main gadget, mamah aku sering marahin aku karena aku jadi jarang belajar dan lebih suka main gadget, aku juga sering kesal kalau mamah aku mau ngambil gadget aku, tapi aku juga suka nonton vidio pembelajaran di youtube”.
i. Berdasarkan hasil wawancara Rediansyah siswa kelas V
“ Aku punya gadget sendiri, biasanya aku gunakan untuk bermain game sama si galih teman sekelas aku, aku suka main ke rumah galih karena dirumah dia ada wifi, mamah aku suka marah-marah sama aku karena aku terus-terusan main game sama teman aku, kadang juga kami mengerjakan tugas bersama”.
j. Berdasarkan hasil wawancara Galih Triana siswa kelas V
“ Aku suka maen game bareng Redi di rumah aku, aku dibelikan gadget sama mamah aku, karena aku liat teman-teman aku sudah punya gadget sendiri, tiap pulang sekolah aku sama redi suka maen game bareng dirumah aku, karena di rumah aku ada wifi”.
Dari hasil wawancara siswa kelas V diatas dapat peneliti simpulkan bahwa anak-anak kelas V kebanyakan sudah memiliki gadget sendiri, tanpa mereka sadari abhwa dengan memiliki gadget sendiri membuat mereka jadi kecanduan bermain gadget, selain itu juga terdapat dampak yang dapat dipengaruhi oleh gadget baik itu dampak negatif ataupun dampak positif, dampak negatif yang ditimbulkan dari gadget diantaranya, anak-anak jadi lebih asik dengan bermain gadget ketimbang bermain dengan teman sebayanya, anak-anak jadi sulit untuk bersosialisasi, turunnya minat belajar, kerusakan pada mata anak, hilangnya konsentrasi saat belajar di kelas.
Adapun dampak positifnya yaitu, anak-anak lebih mudah untuk bertukar kabar dengan keluarga,
teman-teman, menambah wawasan pembelajaran, dan memudahkan anak untuk menemukan informasi terkait dengan pembelajaran disekolah.
Dari hasil beberapa wawancara dan pengamatan diatas menyimpulkan bahwa ada atau tidaknya dampak negatif dari penggunaan gadget pada anak ini tidak lepas dari peran dan dukungan yang diberikan oleh keluarga terutama orang tua anak. Sebab, orang tua merupakan panutan atau contoh bagi anak. Dari hasil penelitian diatas dapat peneliti pahami bahwa peran orang tua dalam mengatasi penggunaan gadget pada anak usia Sekolah Dasar kelas V di SDN 4 Ciparahu secara umum terlihat dari peran yang diberikan orang tua terhadap anak seperti membatasi waktu anak menggunakan gadget menyediakan permainan untuk anak selain dari gadget, membiarkan anak bermaian permainan tradisonal berasama teman-teman sebayanya.
Selain itu juga orang tua memberikan contoh yang baik kepada anak karena pada dasarnya sifat anak lebih senang untuk meniru sikap dari orang dewasa. Peran lain yang orang tua berikan kepada anak yaitu dengan tidak memaksa kehendak orang tua terhadap anak, tidak terlalu melarang anak namun tetap memberi batasan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan atau dilihat oleh anak. Dan jadilah sebagai sahabat bagi anak agar anak bisa terbuka kepada orangtua dan tumbuhkan rasa saling percaya terhadap anak dan orang tua.
KESIMPULAN
Peran orang tua sangat penting untuk mengawasi penggunaan gadget pada anak khususnya anak usia sekolah dasar. Oleh sebab itu, dengan pengawasan orang tua anak jadi bisa terkontrol apa saja situs yang anak buka serta game apa yang anak mainkan. Ada atau tidaknya dampak negatif dari penggunaan gadget pada anak ini tidak lepas dari peran dan dukungan yang diberikan oleh keluarga terutama orang tua anak. Sebab, orang tua merupakan panutan atau contoh bagi anak. Dari hasil penelitian diatas dapat peneliti pahami bahwa peran orang tua dalam mengatasi penggunaan gadget pada anak usia Sekolah Dasar kelas V di SDN 4 Ciparahu secara umum terlihat dari peran yang diberikan orang tua terhadap anak seperti membatasi waktu anak menggunakan gadget menyediakan permainan untuk anak selain dari gadget, membiarkan anak bermaian permainan tradisonal berasama teman-teman sebayanya.
DAFTAR PUSTAKA
(Antonius SM Simamora, Irawan Suntoro, Y. N, & The. (n.d.). presepsi orantua terhadap dampak penggunaan gatget pada anak usia pendidikan dasar. Antonius SM Simamora,Irwan Sunatro,Yunisca Nurmalisa.
Andriyani, Y, Husen Arifin, M., & Wahyuningsih, Y. (2021). Dampak Negatif Penggunaan Gadget Terhadap Perilaku Siswa Sekolah Dasar Di Era Globalisasi. Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 6(2).
Ariston, Y, & Frahasini, F. (2018). Dampak Penggunaan Gadget Bagi Perkembangan Sosial Anak Sekolah Dasar. Journal of Educational Review and Research, 1(2), 86.
Bangsawan, Ridwan, R, & Oktarina, Y. (2021). Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Anak Usia Dini dalam Tunjuk Ajar Melayu Karya Tenas Efendy. KINDERGARTEN: Journal of Islamic Early Childhood Education, 4(2), 235–244.
Bondy, B, Klages, U, Müller-Spahn, F, & Hock, C. (2016). Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia ). European Archives of Psychiatry and Clinical Neuroscience, 243(5), 224–
228.
Chairilsyah, D. (2016). Metode dan teknik mengajarkan kejujuran oada anak sejak usia dini.
Educhild, 5(1), 8–14.
Fiantika, F. (2022). Metodologi Penelitian Kualitatif. In Metodologi Penelitian Kualitatif. Rake Sarasin, March, 54–68.
Hardiyanti, Y, Parulian, T. S, & Sihombing, F. (2021). Peran Orangtua Dalam Mengawasi Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Sekolah Selama Pandemi Covid-19. Carolus Journal of Nursing, 4(1), 67–81.
Husaini, 2019; Saputri & Pambudi, 2018. (2021). Peran Orang Tua dalam Mengontrol Penggunaan Gadget pada Anak Usia 11 Tahun. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, 5(3), 363.
Ii, B. A. B., & Teori, A. K. (n.d.). Peran dan kewajiban orang tua. 16–52.
Kosanke, R. M. (2019). Peran oran tua dalam mengawasi penggunaan gatget pada anak usia dini di tk sejahtera sukahujan.
Mayasari, S. &. (2018). PSunita, I., & Mayasari, E. (2018). Pengawasan Orang tua Terhadap Dampak Penggunaan Gadget pada Anak. Jurnal Endurance, 3(3), 510. pengawasan Orang tua Terhadap Dampak Penggunaan Gadget pada Anak. Jurnal Endurance, 3(3), 510.
Meriza, I. (2018). Pengawasan (Controling) Dalam Institusi Pendidikan. At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No.1, 37–45.
Mudyahardjo:2019, R. (2018). Rumusan Tujuan Pendidikan Nasional Pasal 3 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2013 Melalui Pendekatan Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Ayat 30 Surah Ar-Ruum dan Ayat 172 Surah Al-‘Araaf. Universitas Singaperbangsa Karawang, 20, 123–144.
Nasution, S. (2019). Pendidikan lingkungan keluarga. Tazkiya, 8(1), 115–124.
Novitasari, N., (2019:176). (2018). Negatif Penggunaan Gadget Pada Anak Dengan Perilaku Anak Dalam Penggunaan Gadget. E-Journal Keperawatan, 6(2), 1–8.
Nurhidayah, I, Ramadhan, J. G., Amira, I., & Lukman, M. (2021). Peran Orangtua Dalam Pencegahan Terhadap Kejadian Adiksi Gadget Pada Anak: Literatur Review. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 4(9), 12.
Roza, Emilia, dkk. (2018). (2021). Dampak Penggunaan Gadget terhadap Perilaku Sosial Anak di Desa Jekulo Kudus. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(4), 2132–2140.
S. nasution, & (2019:129-130), N. (2016). analisis data kualitatif. Analisis Data
Sugiyono, 2015: 187. (2017). sumber data kualitatif. Jurnal Pendidikan Sosiologi, 41–51.
Sugiyono, 2015:329. (2002). metode Penelitina Kualitatif. 50–61.
Taufiq, A. (2014). Hakikat Pendidikan di Sekolah Dasar. Pendidikan Anak Di SD, 1(1), 1–37.
Wahidin. (2019). Peran Orang Tua Dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Anak Sekolah
Dasar. Pancar, 3(1), 232–245.
WHO. (2022). peran orangtua dalam mengatasi dampak negatif penggunaan gadget pada anak usia sekolah dasar di kelurahan bumi ayu kota bengkulu. 8.5.2017, 2003–2005.
Yasin, N. A. (2018). Tanggung Jawab Orang Tua Kepada Anak di Era Digital Perspektif Hukum Keluarga Islam di Indonesia. Al-Hukama’, 8(2), 430–455.
Drs. Muhibbin Syah M. Ed., Psikologi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung 1995, hal.
11.
Elizabeth B. Hurlock (1980). Psikologi Perkembangan (Edisi 5). Jakarta: Erlangga, hal. 33 Sutikno sobry. M & saputra hadi prosmala 2020. Penelitian kualitatif
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2009, Cet. Ke 8, h. 137.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif (Setiyawami (Ed.); 1st Ed.). Alfabeta
Wijaya Hengki & Umrati, 2020. Analisis Data Kualitatif Teori Konsep Dalam Penelitian Pendidikan,
Makasar.