• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Perawat dalam Pemenuhan Diet Pasien

N/A
N/A
Rubitra Devi

Academic year: 2023

Membagikan "Peran Perawat dalam Pemenuhan Diet Pasien"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "Peran Perawat dalam Pemenuhan Diet Pasien".

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas kami dalam mempelajari peran penting perawat dalam menjaga kesehatan dan pemulihan pasien melalui pemenuhan diet yang tepat. Melalui makalah ini, kami berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang peran perawat dalam hal ini, serta bagaimana perawat dapat memberikan dukungan yang optimal dalam memastikan pasien menerima nutrisi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan mereka.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna dan masih memiliki kekurangan.

Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan masukan yang konstruktif untuk pengembangan lebih lanjut. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan ikut berkontribusi dalam peningkatan kualitas asuhan keperawatan dalam pemenuhan diet pasien.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat dan menjadi sumbangan kecil kami dalam meningkatkan pemahaman tentang peran perawat dalam pemenuhan diet pasien.

Terima kasih.

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Latar belakang peran perawat dalam pelaksanaan diet pasien didasarkan pada pemahaman bahwa nutrisi yang adekuat dan diet yang tepat sangat penting bagi pemulihan dan pemeliharaan kesehatan pasien. Diet yang sesuai dengan kebutuhan pasien dapat mempengaruhi proses penyembuhan, mengoptimalkan fungsi organ, dan mencegah komplikasi gizi. Oleh karena itu, perawat memainkan peran yang penting dalam membantu pasien memperoleh nutrisi yang tepat sesuai dengan keadaan klinis mereka.

Perawat, sebagai anggota tim perawatan kesehatan yang berinteraksi langsung dengan pasien, memiliki kesempatan unik untuk mengamati dan memahami kebutuhan gizi pasien. Mereka memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip gizi, jenis-jenis diet, serta perubahan kebutuhan nutrisi yang mungkin terjadi pada kondisi kesehatan tertentu. Dalam praktik klinis, perawat bertanggung jawab untuk melakukan evaluasi gizi, merencanakan diet yang sesuai, melaksanakan diet tersebut, serta memantau dan mengevaluasi respons pasien terhadap diet yang diberikan.

B. TUJUAN

a. Tujuan Umum

Tujuan umum dari makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang peran perawat dalam pelaksanaan diet pasien.

Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan pentingnya peran perawat dalam memastikan pasien menerima nutrisi yang tepat sesuai dengan kebutuhan mereka. Kami akan membahas tugas dan tanggung jawab perawat dalam evaluasi gizi pasien, perencanaan diet yang sesuai, implementasi diet pasien, serta monitoring dan evaluasi respons pasien terhadap diet yang diberikan.

(3)

b. Tujuan khusus

Makalah ini bertujuan untuk:

a. Menjelaskan peran perawat dalam memahami dan mengevaluasi kebutuhan gizi pasien.

b. Menggambarkan tugas dan tanggung jawab perawat dalam merencanakan diet yang sesuai dengan kebutuhan pasien.

c. Menyajikan langkah-langkah implementasi diet pasien yang dilakukan oleh perawat.

d. Membahas pentingnya monitoring dan evaluasi diet pasien oleh perawat untuk memastikan respons yang adekuat dan hasil yang optimal.

e. Mengidentifikasi tantangan yang dihadapi perawat dalam pelaksanaan diet pasien dan strategi untuk mengatasinya.

f. Menyoroti manfaat pelaksanaan diet pasien yang efektif oleh perawat dalam pemulihan dan pemeliharaan kesehatan pasien.

g. Menjelaskan pentingnya kolaborasi dan komunikasi antara perawat, ahli gizi, dan tim medis dalam memberikan perawatan diet yang terkoordinasi.

h. Mendorong pemahaman yang lebih baik tentang peran perawat dalam memberikan perawatan yang holistik dan komprehensif kepada pasien melalui pelaksanaan diet yang tepat.

i. Menggambarkan dampak positif yang dapat dicapai melalui peran perawat dalam pelaksanaan diet pasien, baik dalam aspek fisik maupun psikososial.

j. Mendorong peningkatan kesadaran dan peningkatan kompetensi perawat dalam mengelola diet pasien secara efektif.

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. PERAN PERAWAT DALAM DIET PASIEN 1. Peran Perawat Dalam Pelaksanaan Diet Pasien

Perawat memainkan peran yang krusial dalam pelaksanaan diet pasien, baik di rumah sakit, pusat perawatan, maupun dalam perawatan komunitas.

Mereka memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien menerima nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan mereka untuk mendukung pemulihan dan pemeliharaan kesehatan. Peran perawat dalam pelaksanaan diet pasien meliputi evaluasi kebutuhan gizi pasien, perencanaan diet, implementasi diet, serta monitoring dan evaluasi.

Pertama, perawat melakukan evaluasi terhadap kebutuhan gizi pasien.

Mereka mengumpulkan data pasien yang meliputi riwayat medis, riwayat diet, dan preferensi makanan. Dengan informasi ini, perawat dapat menilai kebutuhan gizi pasien berdasarkan kondisi kesehatan, status nutrisi, dan rekomendasi medis. Evaluasi ini penting untuk merancang diet yang sesuai dengan kebutuhan individu pasien.

Selanjutnya, perawat terlibat dalam perencanaan diet pasien. Mereka bekerja sama dengan ahli gizi untuk menentukan jenis diet yang sesuai dengan kondisi pasien, seperti diet rendah garam, diet rendah lemak, atau diet khusus lainnya.

Perawat juga berperan dalam mengatur kandungan nutrisi yang dibutuhkan pasien, seperti asupan kalori, protein, vitamin, dan mineral. Selain itu, perawat mempertimbangkan batasan atau preferensi makanan pasien dalam merencanakan diet yang dapat diterima dan dipatuhi oleh pasien.

Setelah perencanaan diet, perawat bertanggung jawab dalam implementasi diet pasien. Mereka memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang diet yang direkomendasikan, termasuk penjelasan tentang jenis makanan yang diperbolehkan atau dihindari. Perawat juga membantu pasien dalam memilih dan mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan diet yang ditentukan. Dalam hal ini, perawat memberikan dukungan dan

(5)

pendampingan kepada pasien untuk memastikan diet yang tepat dijalankan dengan benar.

Terakhir, perawat melakukan monitoring dan evaluasi terhadap respons pasien terhadap diet yang diberikan. Mereka memantau asupan makanan pasien, mengukur perubahan berat badan, serta menilai adanya perubahan dalam kondisi kesehatan pasien yang terkait dengan diet. Jika diperlukan, perawat melakukan penyesuaian atau perubahan dalam diet pasien untuk memastikan bahwa kebutuhan gizi pasien terpenuhi dengan baik.Secara keseluruhan, perawat memiliki peran penting dalam pelaksanaan diet pasien.

Melalui evaluasi, perencanaan, implementasi, dan monitoring yang cermat, perawat memastikan pasien menerima nutrisi yang tepat sesuai dengan kebutuhan mereka. Peran perawat ini berkontribusi dalam pemulihan yang optimal, pemeliharaan kesehatan, serta mencegah terjadinya komplikasi gizi pada pasien

2. Tujuan Diet Pasien

Tujuan dari diet untuk pasien dapat bervariasi tergantung pada kondisi klinis, kebutuhan individu, dan tujuan perawatan. Namun, beberapa tujuan umum dari diet untuk pasien adalah sebagai berikut:

a. Pemulihan dan Penyembuhan: Salah satu tujuan utama dari diet pasien adalah untuk memfasilitasi pemulihan dan penyembuhan kondisi klinis. Diet yang tepat dapat membantu meningkatkan kekuatan tubuh, mempercepat penyembuhan luka, mengurangi risiko infeksi, dan mendukung pemulihan organ yang terkena.

b. Pemeliharaan Status Nutrisi: Diet pasien juga bertujuan untuk menjaga status nutrisi yang optimal. Hal ini penting terutama dalam kasus pasien dengan gangguan makan, kondisi kronis, atau kondisi medis yang mempengaruhi penyerapan nutrisi. Diet yang tepat akan memastikan pasien mendapatkan asupan nutrisi yang memadai untuk menjaga kesehatan dan mencegah defisiensi nutrisi.

(6)

c. Pengendalian Penyakit Kronis: Diet dapat digunakan sebagai bagian dari pengelolaan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan penyakit ginjal. Diet yang tepat dapat membantu mengontrol kadar gula darah, tekanan darah, kolesterol, atau faktor risiko lainnya yang terkait dengan kondisi tersebut.

d. Pengaturan Berat Badan: Diet juga digunakan untuk tujuan pengaturan berat badan. Ini dapat melibatkan peningkatan atau penurunan berat badan sesuai dengan kebutuhan pasien. Diet yang tepat secara nutrisi dapat membantu mencapai tujuan pengaturan berat badan dengan aman dan efektif.

e. Meningkatkan Kualitas Hidup: Diet yang tepat dapat memberikan dampak positif pada kualitas hidup pasien. Ini meliputi peningkatan energi dan stamina, peningkatan mood, peningkatan kepercayaan diri, dan peningkatan kesejahteraan secara keseluruhan.

f. Pencegahan Komplikasi: Tujuan diet juga termasuk pencegahan atau pengendalian komplikasi yang terkait dengan kondisi klinis atau kebiasaan makan yang tidak sehat. Misalnya, diet rendah garam dapat membantu mencegah edema atau tekanan darah tinggi, sedangkan diet rendah lemak dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung.

g. Edukasi dan Peningkatan Kesadaran: Melalui diet, pasien dan keluarganya dapat diberikan edukasi mengenai pentingnya pola makan sehat, pemilihan makanan yang tepat, dan gaya hidup yang seimbang. Tujuan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya nutrisi dan mempromosikan perubahan gaya hidup yang sehat.

c. Mentoring Pelaksanaan Diet

Mentoring pelaksanaan diet pasien oleh perawat merupakan bagian penting dari peran perawat dalam perawatan pasien secara keseluruhan. Dengan melibatkan pasien secara aktif, memberikan edukasi yang komprehensif, dan memberikan dukungan yang kontinu, perawat dapat membantu pasien mencapai tujuan diet mereka dan memperbaiki kualitas hidup secara keseluruhan.

(7)

Berikut ini adalah beberapa poin yang dapat dijelaskan terkait mentoring pelaksanaan diet pasien oleh perawat:

a. Edukasi Pasien: Perawat berperan sebagai pendidik yang memberikan edukasi kepada pasien tentang pentingnya diet yang tepat dan cara melaksanakannya. Mereka menjelaskan prinsip-prinsip diet yang direkomendasikan, memberikan informasi tentang jenis makanan yang diperbolehkan dan dihindari, serta memberikan petunjuk praktis dalam memilih dan mengatur makanan sesuai dengan diet yang ditentukan.

b. Demonstrasi dan Pembelajaran: Perawat dapat melakukan demonstrasi tentang cara menyiapkan makanan yang sesuai dengan diet pasien. Mereka juga membantu pasien dalam belajar dan menerapkan keterampilan praktis seperti mengukur porsi makanan, membaca label nutrisi, atau menggunakan alat bantu seperti pengukur gula darah. Dalam hal ini, perawat memberikan panduan yang jelas dan praktis kepada pasien dalam melaksanakan diet mereka.

c. Pendampingan dan Motivasi: Perawat berperan sebagai pendamping yang memberikan dukungan dan motivasi kepada pasien dalam menjalankan diet.

Mereka mengakomodasi kebutuhan individu pasien, memberikan dorongan, serta memberikan solusi untuk mengatasi hambatan atau tantangan yang mungkin muncul selama pelaksanaan diet. Perawat juga mengingatkan pasien tentang manfaat jangka panjang dari diet yang tepat, serta memberikan penguatan positif ketika pasien mencapai tujuan diet mereka.

d. Monitoring dan Evaluasi: Perawat melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan diet pasien. Mereka memantau asupan makanan pasien, mengukur perubahan berat badan, serta mengamati adanya perubahan dalam kondisi kesehatan pasien yang terkait dengan diet. Jika diperlukan, perawat melakukan penyesuaian atau perubahan dalam diet pasien untuk memastikan bahwa kebutuhan gizi pasien terpenuhi dengan baik.

(8)

e. Kolaborasi dengan Ahli Gizi: Perawat bekerja sama dengan ahli gizi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang kebutuhan gizi pasien, serta untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang terkait dengan diet. Kolaborasi ini memungkinkan perawat untuk memperoleh panduan ahli dan memberikan perawatan yang holistik dan terintegrasi.

B. MEMBANTU PEMENUHAN DIET SESUAI TERAPI 1. Membantu Pemenuhan Diet Pasien

Membantu pasien dalam pemenuhan diet sesuai dengan program terapi merupakan salah satu peran penting perawat dalam memberikan perawatan yang efektif. Perawat memiliki peran aktif dalam mendukung pasien dalam memenuhi kebutuhan diet yang ditentukan sebagai bagian dari program terapi yang sedang dijalani.Pertama, perawat memberikan edukasi kepada pasien tentang pentingnya pemenuhan diet sesuai dengan program terapi. Mereka menjelaskan manfaat diet yang tepat dalam mendukung proses penyembuhan dan memperbaiki kondisi kesehatan pasien. Perawat juga memberikan informasi mengenai jenis makanan yang diperbolehkan dan dihindari sesuai dengan program terapi yang ditentukan.

Selanjutnya, perawat bekerja sama dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai dengan kebutuhan pasien dan program terapi yang sedang dijalani. Rencana diet ini mencakup jenis makanan yang direkomendasikan, porsi makanan, dan jadwal makan yang harus diikuti oleh pasien. Perawat membantu pasien memahami dan menerapkan rencana diet tersebut.Selama proses pelaksanaan diet, perawat memberikan bantuan praktis kepada pasien. Mereka membantu pasien dalam memilih dan mempersiapkan makanan yang sesuai dengan program terapi, serta memberikan tips dan trik dalam mengatur pola makan sehari-hari. Perawat juga dapat membantu pasien dalam mengukur porsi makanan yang tepat dan memberikan saran tentang pengaturan makanan di luar rumah.

(9)

Selain itu, perawat memberikan pendampingan dan dukungan emosional kepada pasien. Mereka mendengarkan dan mengakomodasi kekhawatiran, kesulitan, atau hambatan yang dialami pasien dalam memenuhi diet. Perawat memberikan dorongan dan motivasi kepada pasien dalam menjalani program terapi diet, serta memberikan penguatan positif ketika pasien mencapai tujuan diet mereka.

2. Pemberian Makanan Per oral

Pemberian makanan per oral mengacu pada proses memberikan makanan dan minuman melalui mulut seseorang. Ini adalah cara yang umum digunakan untuk memberikan nutrisi kepada individu yang dapat makan dan minum dengan sendirinya atau dengan bantuan minimal.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memberikan makanan per oral:

a. Konsistensi makanan: Pilih makanan yang sesuai dengan kemampuan mengunyah dan menelan penerima makanan. Beberapa orang mungkin membutuhkan makanan halus atau cair, tergantung pada kondisi mereka.

b. Ukuran potongan makanan: Potong makanan menjadi ukuran yang sesuai untuk memudahkan penerima makanan mengunyah dan menelannya.

Hindari memberikan makanan yang terlalu besar atau terlalu kecil.

c. Postur penerima makanan: Pastikan penerima makanan berada dalam posisi yang tepat saat makan. Posisikan mereka duduk tegak dengan kepala sedikit condong ke depan. Hal ini membantu menghindari tersedak dan memfasilitasi proses menelan.

d. Waktu makan: Tetapkan jadwal makan yang teratur dan konsisten.

Menyediakan makanan pada waktu yang sama setiap hari dapat membantu tubuh mempersiapkan diri untuk makan dan meningkatkan nafsu makan.

e. Keamanan makanan: Pastikan makanan yang diberikan dalam kondisi aman dan higienis. Hindari memberikan makanan yang sudah kadaluwarsa atau terkontaminasi.

f. Bantuan dan pengawasan: Jika penerima makanan membutuhkan bantuan dalam makan, pastikan ada orang yang mengawasi mereka selama proses

(10)

tersebut. Mereka mungkin membutuhkan bantuan dengan mengunyah, menelan, atau mengendalikan laju makan.

g. Minuman: Selain makanan, pastikan penerima makanan juga mendapatkan cairan yang cukup. Berikan minuman yang sesuai dengan kebutuhan mereka, seperti air, jus, atau suplemen cair jika diperlukan.

h. Penting untuk berkonsultasi dengan profesional medis atau ahli gizi jika Anda merasa perlu untuk memberikan makanan per oral kepada seseorang yang mungkin memiliki kondisi khusus atau membutuhkan penyesuaian diet tertentu.

3.Pemberian Makanan Melalui Sonde

Pemberian makanan melalui sonde adalah metode alternatif untuk memberikan nutrisi kepada individu yang tidak dapat makan atau minum secara normal.

Sonde adalah tabung yang dimasukkan melalui hidung atau langsung ke dalam perut atau usus halus untuk memberikan makanan, cairan, atau obat-obatan.

Ada beberapa jenis sonding yang umum digunakan:

a. Sonding nasal: Sonding ini dimasukkan melalui hidung dan berakhir di perut atau usus halus. Proses pemasangan biasanya aman dan tidak invasif. Sonding nasal cocok untuk pemberian makanan sementara atau pendek.

b. Gastrostomi: Gastrostomi adalah prosedur pembedahan di mana sebuah tabung dimasukkan langsung ke dalam perut melalui sayatan kecil di dinding perut. Hal ini memungkinkan pemberian makanan dan cairan secara langsung ke dalam perut.

c. Jejunostomi: Jejunostomi adalah prosedur pembedahan di mana tabung dimasukkan langsung ke dalam usus halus melalui sayatan kecil di dinding perut. Metode ini digunakan jika ada masalah dengan saluran pencernaan bagian atas atau jika perut tidak dapat menerima makanan secara normal.

(11)

d. Nasojejunal: Ini adalah jenis sonding yang dimasukkan melalui hidung dan berakhir di usus halus (jejenum). Ini digunakan ketika makanan atau cairan harus diberikan langsung ke usus halus, melewati lambung.

e. Pemberian makanan melalui sonde membutuhkan pemantauan yang cermat dan pengawasan medis. Perawatan dan pemeliharaan yang tepat harus dilakukan untuk mencegah infeksi dan komplikasi lainnya. Proses ini harus diawasi dan diatur oleh profesional medis atau ahli gizi yang berpengalaman.

(12)

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN

Peran perawat dalam pelaksanaan diet pasien sangat penting untuk memastikan pasien menerima nutrisi yang tepat sesuai dengan kebutuhan mereka. Perawat berperan dalam evaluasi dan perencanaan diet pasien berdasarkan kondisi medis dan kebutuhan nutrisi individu. Mereka juga bertanggung jawab untuk memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang diet yang direkomendasikan, termasuk penyesuaian makanan dan minuman, konsistensi makanan, dan waktu makan yang tepat. Selain itu, perawat melakukan pengawasan terhadap pemberian makanan per oral atau melalui sonde, memantau respon pasien terhadap diet yang diberikan, dan melaporkan perubahan atau masalah yang mungkin terjadi kepada tim medis. Perawat juga bekerja sama dengan ahli gizi untuk menyusun dan mengatur rencana diet yang sesuai dengan kondisi medis dan kebutuhan pasien. Dengan peran ini, perawat berperan penting dalam memastikan pasien menerima nutrisi yang optimal untuk pemulihan dan kesehatan mereka.

B. SARAN

Peran perawat dalam pelaksanaan diet pasien sangat penting untuk memastikan pasien mendapatkan nutrisi yang adekuat selama masa perawatan. Beberapa saran singkat mengenai peran perawat dalam hal ini adalah sebagai berikut:

1. Pertama, perawat perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebutuhan nutrisi pasien berdasarkan kondisi medis, riwayat diet, dan faktor-faktor lain yang relevan. Dengan pemahaman yang baik tentang kebutuhan pasien, perawat dapat merencanakan diet yang sesuai dan memenuhi kebutuhan nutrisi individu.

2. Selanjutnya, perawat harus memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai diet yang direkomendasikan. Hal ini meliputi penjelasan mengenai jenis makanan yang diperbolehkan atau dibatasi, konsistensi makanan, waktu makan, dan porsi yang tepat. Edukasi ini membantu pasien dan keluarga memahami pentingnya diet dalam pemulihan dan menjaga kesehatan pasien.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

1. Pitri, A. D., Ismail, S., & Erawati, M. (2019). Eksplorasi Peran Perawat Dan Ahli Gizi Dalam Pemberian Nutrisi Pada Pasien Kritis. Jurnal Perawat Indonesia, 3(2), 109-116.

2. Kondoy, E. A., Posumah, J. H., & Londa, V. Y. (2017). Peran Tenaga Medis Dalam Pelaksanaan Program Universal Coverage Di Puskesmas Bahu Kota Manado. Jurnal Administrasi Publik, 3(046).

3. Masi, G. M., & Silolonga, W. (2018). Hubungan peran perawat sebagai edukator dengan kepatuhan penatalaksanaan hipertensi di Puskesmas Tahuna Timur. Jurnal keperawatan, 6(1).

4. Anggraeni, N. C., Widayati, N., & Sutawardana, J. H. (2020). Peran Perawat sebagai Edukator terhadap Persepsi Sakit pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Kabupaten Jember.

5. Naryati, N., & Nugrahandari, M. E. (2021). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Diet Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Melalui Terapi Hemodialisis:

Associated Factors with Dietary Adherence in Patients with Chronic Kidney Disease through Hemodialysis Therapy. Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), 7(2), 256-265.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam meningkatkan peran perawat dalam memenuhi kebutuhan dasar pasien gangguan jiwa dengan defisit perawatan diri dalam rangka

Dengan diketahuinya peran perawat dalam pemberian edukasi pada pasien DM tipe 2 ini diharapkan agar kinerja perawat ruangan dapat ditingkatkan lagi dengan cara memberikan pelatihan

menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa telah mendapatkan dukungan spiritual dari perawat berupa dukungan motivasi dengan baik sebanyak 81

Penelitian ini memberikan gambaran yang koprehensif dan mendalam tentang pengalaman perawat dalam menangani pasien Covid 19. Gambaran pengalaman tersebut tergambar

Tujuan pertama yaitu Pengalaman penerapan peran dan fungsi perawat dalam pemberian asuhan keperawatan lansia hipertensi di komunitas mendapatkan 3 tema yaitu

Peran perawat dibutuhkan dalam menentukan pelayanan kesehatan yang optimal bagi penderita skizofrenia.Salah satu pelayanan keperawatan adalah perilaku caring perawat. Perilaku

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan merumuskan dalam judul penelitian : “Hubungan Peran Perawat dalam Pemberian

2 Distribusi Frekuensi Peran Perawat kepada Keluarga di Puskesmas Padang Bulan Peran Perawat F % Baik 21 70 Kurang 9 30 Total 30 100 Pada Tabel 2 merupakan hasil