• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN SULTAN MAULANA HASANUDDIN DALAM PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI BANTEN 1526-1570 M.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan " PERAN SULTAN MAULANA HASANUDDIN DALAM PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI BANTEN 1526-1570 M. "

Copied!
39
0
0

Teks penuh

Kedatangan Islam di nusantara merupakan tema penting dalam kajian sejarah Islam di nusantara. Penemuan kembali berbagai penemuan dan data sejarah terkait kedatangan Islam di nusantara masih layak untuk dibahas, meski hanya bersifat deskriptif. Hasymy, Sejarah Masuk dan Perkembangan Islam di Indonesia: kumpulan ceramah pada seminar di Aceh (Bandung: Al-Ma'arif, 1989), hal.

Meski belum ada penelitian lebih lanjut, besar kemungkinan aktivitas penyebaran Islam di Banten sudah dimulai jauh sebelum abad ke-15 Masehi. Dalam Carita Purwaka Caruban Nagari diceritakan upaya Syarif Hidayatullah dan 98 santrinya menyebarkan Islam di Banten. Sebab, penelitian ini menjelaskan fase penting penyebaran Islam di Banten dalam perkembangannya.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih jauh peran Sultan Maulana Hasanuddin dalam penyebaran Islam di Banten.

Batasan dan Rumusan Masalah

Menurut Babad Banten, setelah Syarif Hidayatullah kembali ke Cirebon, Hasanuddin melanjutkan proses penyebaran Islam dari satu daerah ke daerah lain. Dalam menyebarkan ajaran Islam kepada penduduk asli, Hasanuddin menggunakan cara-cara yang dikenal masyarakat setempat, seperti sabung ayam atau mengadu kesaktian, agar Islam dapat diterima sebagai agama. Kehadiran Maulana Hasanuddin di Banten sebagai penerus dakwah Syarif Hidayatullah merupakan suatu hal yang perlu dan penting untuk dikaji.

Pembahasan ini menarik untuk dikaji dari sudut sejarah dan sosio-religius, karena Hasanuddin selain sebagai seorang Panembahan (raja), juga seorang Maulana (ulama), yang menyebarkan agama Islam dengan datang langsung ke masyarakat. Para ulama membatasi rentang waktunya pada tahun 1526-1570 M karena pada masa itulah Sultan Maulana Hasanuddin mulai berperan dalam penyebaran Islam di Banten hingga akhir hayatnya.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tinjauan Pustaka

Najib Al-Bantani berjudul Panembahan Maulana Hasanuddin, Pendiri Kesultanan Banten: Berdasarkan Naskah Kuno dan Peninggalan Purbakala, diterbitkan oleh Penerbit Shengpo Utama di Serang pada tahun 2008. Buku ini membahas tentang sejarah hidup Sultan Maulana Hasanuddin berdasarkan naskah Hikayat Hasanuddin dan berbagai peninggalan arkeologi. Buku ini menjelaskan kehidupan Maulana Hasanuddin dari masa pendidikan hingga masa pemerintahannya sebagai Sultan Banten.

Perbedaannya terletak pada sumber yang digunakan, kitab ini ditulis hanya berdasarkan naskah Hikayat Hasanuddin dan beberapa bukti peninggalan arkeologis, sedangkan penelitian ini menggunakan berbagai sumber lain seperti naskah Carita Purwaka Caruban Nagari dan naskah Sajarah Banten. Buku ini menguraikan teks pupuh Sajarah Banten XVII-LXVI., yang menceritakan kisah Kerajaan Banten pada masa Maulana Hasanuddin, Maulana Yusuf, Maulana Muhammad, Sultan Abdulmufakhir dan Sultan Ageng Tirtayasa. Bedanya pada fokus penelitiannya, buku ini berfokus pada sejarah Kesultanan Banten secara umum pada masa Maulana Hasanuddin hingga masa Sultan Ageng Tirtayasa, sedangkan penelitian ini berfokus pada sejarah Kesultanan Banten pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. masa Maulana Hasanuddin.

Buku ini membahas tentang sejarah dan peradaban Banten sejak zaman prasejarah, masa Hindu-Buddha, masa kerajaan berdirinya Kesultanan Banten hingga pembubarannya, hingga masa penjajahan dan masa kemerdekaan. Bagian ini menjelaskan masuknya Islam di Banten dan proses Banten menjadi kerajaan Islam. Dalam diskusi ini dijelaskan beberapa hal tentang penyebaran Islam di Banten yang dilakukan oleh para penyebar Islam di Banten seperti Sunan Ampel, Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Djati) dan Maulana Hasanuddin.

Persamaannya dengan penelitian ini adalah objek penelitiannya terdapat pembahasan mengenai proses islamisasi di Banten, adapun perbedaannya. Selain itu, peneliti belum menemukan artikel, risalah maupun risalah yang membahas tentang Sultan Maulana Hasanuddin dan peranannya dalam penyebaran Islam di Banten. Hal inilah yang kemudian menjadi latar belakang peneliti untuk menjadikan hal tersebut sebagai bahan pembahasan dalam penelitian ini sebagai skripsi.

Landasan Teori

Peran mengacu pada karakterisasi yang dilakukan oleh seorang aktor dalam pertunjukan dramatis atau teatrikal. Ini adalah peran sosial, yang merupakan salah satu konsep sosiologi paling sentral, yang berarti pola atau norma perilaku yang diharapkan dari orang-orang yang menempati posisi tertentu dalam struktur sosial.21 Peran sosial dapat menjadi alat analisis, karena mereka dapat menjelaskan hubungan antara struktur sosial dan pola perilaku individu. Dalam karyanya yang berjudul The Role-Set: Problem in Sociological Theory, Merton berpendapat bahwa rangkaian peran (rangkaian peran) mengarahkan seseorang pada banyak peran berbeda, yang terikat pada status atau posisi tertentu dalam struktur sosial.22 Dengan demikian, Peran sosial menentukan kedudukan dalam struktur sosial.

Mead berpendapat dalam karyanya Mind, Self and Society bahwa individu memiliki kemampuan untuk berpikir dan melihat diri mereka sendiri melalui sudut pandang orang lain. Oleh karena itu, peran tidak ditentukan oleh jabatan atau status, melainkan merupakan hasil refleksi dan harapan terhadap diri sendiri dari sudut pandang orang lain.23. Menurut Kuntowijoyo, penulisan biografi terdiri dari empat hal, yaitu kepribadian tokoh, kekuatan sosial yang mendukungnya, lukisan sejarah pada masanya, namun juga keberuntungan dan peluang yang menyertainya.24 Berkaitan dengan kepribadian tokoh lebih lanjut Kuntowijoyo menjelaskan bahwa sebuah biografi hendaknya memperhatikan latar belakang keluarga, pendidikan, lingkungan sosial budaya dan perkembangan pribadi.25 Selain itu, penelitian ini juga menggunakan perspektif sosiologi.

Konstruksi sejarah dengan pendekatan sosiologi dapat disebut sejarah sosial karena pembahasannya meliputi kelompok sosial yang terlibat, jenis hubungan sosial, peran dan status sosial, dan lain-lain.26 Menurut Max Weber, kegunaan metodologis sosiologi adalah . Pendekatan biografi digunakan untuk memberikan gambaran sekilas tentang riwayat hidup Sultan Maulana Hasanuddin terutama dari aspek kepribadian tokoh yaitu ditinjau dari latar belakang keluarga, pendidikan, lingkungan sosial budaya dan perkembangan pribadi. Sedangkan pendekatan sosiologi digunakan untuk menganalisis permasalahan sosial yang terjadi di Banten pada abad ke-16 Masehi.

Permasalahan sosial ini merupakan penjelasan tentang sejarah awal masuknya Islam di Banten, kondisi sosial politik, sosial agama, dan sosial ekonomi Banten pada abad ke 16 Masehi. Selain itu, pendekatan sosiologi digunakan untuk menganalisis aliran Islam Sultan Maulana Hasanuddin, upayanya menyebarkan ajaran Islam, metode dan pengaruh dakwahnya. Teori peran sosial dengan pendekatan struktural dan interaksional digunakan untuk menganalisis peran sosial yang dilakukan Sultan Maulana Hasanuddin dalam penyebaran Islam di Banten pada tahun 1526-1570 M, khususnya menganalisis motivasi Sultan Maulana Hasanuddin dalam menjalankan dakwahnya di Banten. .

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang sumber rujukannya adalah sumber pustaka, sehingga penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan. Sesuai dengan objek penelitian yang diteliti, maka metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Gottschalk menjelaskan bahwa metode sejarah adalah suatu proses pengujian dan analisis bukti-bukti sejarah guna menemukan data yang autentik dan dapat diandalkan, serta upaya untuk mensintesis data tersebut menjadi suatu narasi sejarah yang dapat diandalkan.28 Metode sejarah terdiri dari empat tahap, yaitu pengumpulan sumber (heuristik), kritik sumber (verifikasi), analisis (interpretasi), dan historiografi (historiografi).29.

Oleh karena itu, tidak ada aturan umum.31 Sumber sejarah terdiri atas sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer yang digunakan adalah berbagai naskah arsip yang menjelaskan tujuan penelitian ini, seperti naskah Sajarah Banten, naskah Hikayat Hasanuddin, naskah Carita Purwaka Caruban Nagari. Sedangkan sumber sekunder yang digunakan adalah buku-buku, tesis, jurnal dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan tujuan penelitian ini.

Sumber tersebut diperoleh dari perpustakaan seperti Perpustakaan Pusat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten, Perpustakaan Laboratorium Bantenologi UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, dan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Pada fase ini, sumber diuji melalui kritik eksternal dan kritik internal.32 Kritik eksternal bertujuan untuk menilai keabsahan keaslian sumber. Analisis sejarah bertujuan untuk mensintesis sejumlah fakta dari sumber sejarah dan, bersama dengan teori, menyusun fakta-fakta tersebut ke dalam suatu interpretasi.

Dalam proses ini peneliti berusaha mencapai pemahaman tentang faktor-faktor penyebab terjadinya peristiwa yang menjadi subjek penelitiannya.33. Menurut Gottschalk seperti dikutip Aam Abdillah, historiografi adalah konstruksi imajinatif masa lalu berdasarkan data yang diperoleh melalui suatu proses.34 Hakikat historiografi adalah cara menulis, menyajikan atau melaporkan hasil penelitian sejarah. Penyajian penelitian dalam bentuk tertulis pada umumnya terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, hasil penelitian, dan kesimpulan.35 Masing-masing bagian diuraikan dalam bab atau subbab yang jumlahnya tidak ditentukan secara mengikat, dimana satu bab terhubung ke bab lain.

Sistematika Pembahasan

Penjelasan ini merupakan upaya untuk mengetahui keadaan Banten secara umum yang melatar belakangi pengaruh Sultan Maulana Hasanuddin dalam menyebarkan ajaran Islam. Pembahasannya meliputi gambaran aliran Islam Sultan Maulana Hasanuddin, usahanya menyebarkan Islam, metode dakwah yang digunakan, motivasi dan pengaruh dakwahnya di Banten. Berdasarkan sumber lokal antara lain Sajarah Banten dan Hikayat Hasanuddin ditambah sumber asing antara lain sumber Portugis dan Cina, dapat diketahui bahwa wilayah Banten pra Kesultanan (sebelumnya masih berada di bawah Kerajaan Sunda Pajajaran.

Kepercayaan yang dianut sebagian masyarakat Banten sebelum masuknya Islam adalah kepercayaan bercorak Hindu yang disebut Sunda Wiwitan. Islam mulai masuk ke Banten pada abad VII atau VII M, abad pertama Hijriah), melalui para pedagang yang datang ke Banten. Dalam Carita Purwaka Caruban Nagari diceritakan bahwa pada awal abad ke 15 Masehi, Sayyid Rahmat atau dikenal dengan sebutan Sunan Ampel, dalam perjalanan menuju Cirebon, singgah di Banten dan memperkenalkan ajaran Islam kepada masyarakat Banten.

Kemudian, sebelum Demak menyerang Banta pada tahun 1525, Syarif Hidayatullah kembali bersama putranya, Hasanuddin, untuk membantu Demak dari dalam. Setelah diberi tugas dakwah di Banten, Maulana Hasanuddin mulai menetap di Gunung Pulosari dan memperoleh berbagai ilmu tentang agama dan kehidupan. Teks Hikayat Hasanuddin menjelaskan bahwa Sultan Maulana Hasanuddin diangkat menjadi pengikut tarekat Naqsyabandiyah ketika berada di Madinah dan diajarkan wirid, dzikir dan amalan tarekat lainnya.

Sebab, terdapat selisih antara tahun hidup Hasanuddin dengan tahun munculnya tarekat Naqsyabandiyah di Banten. Dakwah Hasanuddin diawali dengan mendatangi masyarakat Banten dan mengajari mereka tentang pertanian sehingga mereka tertarik dengan ajarannya. Dari segi non fisik yaitu diterimanya Islam sebagai agama oleh mayoritas penduduk Banten.

Saran

DAFTAR PUSTAKA

Sejarah Masuknya dan Perkembangan Islam di Indonesia: Rangkuman Presentasi Seminar di Aceh. Bandung: Al-Ma'arif, 1989.

Referensi

Dokumen terkait

KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG PESERTA YANG DINYATAKAN LULUS PADA PENERIMAAN MAHASISWA

Terdapat tiga teori besar mengenai masuknya islam di Nusantara (a) Teori Gujarat (13 M): Islam dipercaya datang dari wilayah Gujarat, India melalui peran para pedagang

Pada awal Islamisasi di Aceh, para penyebar Islam adalah para. pedagang dan bersamaan itu pula datang para ulama, dai,

Hasil penelitian menemukan bahwa para pedagang di pasar tradisional Sentra Antasari Banjarmasin sebagian telah menerapkan etika bisnis Islam ketika mereka berdagang, hal ini

111400872, berjudul: Pengaruh Pelayanan Pegawai Terhadap Peningkatan Penjualan Produk Asuransi Syari’ah (Studi Kasus di Ajb BumiPutera 1912 Syariah Kantor Cabang syariah

Negara Islam menurut Fazlur Rahman ialah suatu Negara yang didirikan atau dihuni oleh umat Islam dalam rangka memenuhi keinginan mereka untuk melaksanakan

Hasil wawancara yang dilakukan dikatakan bahwa agama Islam bukanlah dibawa oleh seorang penyebar agama Islam atau pedagang muslim yang menyiarkan agama sambil berdagang

Pada abad XVI, penguasa Banten menerapkan kebijakan kepada pedagang Eropa dengan tujuan agar tidak mau berdagang kembali di Banten yang dikenakan pajak tinggi sebab mereka