• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI NUSANTARA.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI NUSANTARA.docx"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENYEBARAN AGAMA

ISLAM DI NUSANTARA

Ketua : Teguh Eko Riyanto

Anggota : Oscar

Rizki

Milenia

Rani Aisyah

Sistika Arlina

Rasuna Aditya

Siti

(2)

Riska Anjelli

Siti

Rahma Kerinci

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt, karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan masalah ini yang berjudul “PENYEBARAN ISLAM DI

NUSANTARA”. Penulis menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan sumbang saran dan krtitik dari semua pihak yang membaca makalah ini yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Harapan penulis, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang

membacanya khususnya bagi penulis. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang mendukung sehingga terwujudnya makalah ini.

Batam, 3 Februari 2018

Penulis

(4)

DAFTAR ISI

Kata pengantar………...i

Daftar isi………ii

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang……….1

Tujuan………..1

Rumusan masalah……….1

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Masuknya islam ke Nusantara………2

2.2 Perkembangan Islam Di Beberapa Wilayah Indonesia………..4

2.2.1 Sumatera………..4

2.2.2 Jawa………10

2.2.3 Timur………...11

2.3 Faktor-Faktor Penyebab Islam Berkembang Pesat………14

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan………..15

3.2 Daftar pustaka………..15

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa agama islam diturunkan oleh Alllah kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Sejak saat itulah, rasulullah SAW mulai menyebarkan keseluruh penjuru dunia khususnya Jazirah Arab.

Agama islam mulai berkembang pesat ke seluruh Arab Saudi, walaupun masih mendapat penolakan dan ancaman dari para kaum kafir Quraisy. Dengan usaha kers dan pantang menyerah dari Rasulullah SAW agama islam mulai menyebar keseluruh penjuru Arab. Hingga beliau wafat, perjuangan untuk menyiarkan dan mendirikan agama islam tidaklah berhenti begitu saja, sepeninggalan beliau, perjuangan tersebut oleh khilafaur-rasyidin. Mereka semua hanya memiliki satu tujuan yaitu memperjuangkan agama tauhid, yaitu agama Islam.

Sebagaimana umat islam yang baik, maka kita haruslah mengetahui bagaimana

perkembangan islam, terutama pada abad pertengahan yang tentunya sangat berperan penting dalam perkembangan agama islam sampai sekarang ini.

1.2 TUJUAN

1.2.1 sebagai penyelesaian salah satu tugas mata pelajaran Agama Islam

1.2.2 Sebagai pengetahuan tentang masuknya islam ke Nusantara

1.3 RUMUSAN MASALAH

1.3.1 menjelaskan tentang penyebaran islam di Nusantara.

1.3.2 Menjelaskan tentang cara masuknya islam ke Nusantara

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Masuknya Islam Ke Nusantara

Islam masuk ke Nusantara bukan dengan peperangan ataupun dengan penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Nusantara justru dengan cara damai dan persuasive berkat kegigihan para ulama. Karena memang para ulama berpegang teguh pada prinsip Q.S Al-baqarah ayat 256yang artinya: “tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (islam);

sesungguh telah jelas jalanyang benar daripada jalan yang sesat. Karna itu barang siapa yang ingkar pada Thagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allh maha mendengar lagi maha mengetahui”.

Masuknya islam ke Nusantara di mulai sejak abad ke-7. Wilayah yang pertama kali menerima pengaruh islam adalah daerah pantai Sumatra utara atau wilayah samudra pasai.

2.1.1 Cara Masuknya Islam Ke Nusantara Melalui Beberapa Cara

1) Perdagangan

Pada abad ke 7 bangsa Indonesia kedatangan para pedagang islam dari Arab, Persia, dan India. Mereka telah ambil bagian dari dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Hal ini konsekuensi logisnya menimbulkan jalinan dagang antara masyarakat Indonesia dengan para pedagang islam.

Disamping berdagang, mereka juga memounyai kewajiban berdakwah maka para pedagang islam juga menyampaikan dan mengajarkan agama dan kebudayaan islam kepada orang lain. Dengan cara tersebut, banyak pedagang Indonesia memeluk agama islam. Dan merekapun menyebarkan agama islam dan kebdayaan islam yang baru di anutnya kepada orang lain. Dengan demikian secara bertahap agama dan budaya islam tersebar dari pedagang Persia, arab, dan india kepada bangsa Indonesia.

https://29gilankun.blogspot.co.id/2016/08/makalah-penyebaran-islam-di-indonesia.html

(7)

2) Perkawinan

Para pedagang islam banyak yang akhirnya menetap di Indonesia. Sebagian besar dari mereka menikahi penduduk lkal. Sehingga, perlahan-lahan terbentuklah sejumlah

perkampungan muslim. Setelah banyak perkampungan muslim, ekspansi islam pun semakin mudah di jalnkan. Sebab, jalinan pernikahan ini menimbulkan kedekatan emosianal para penyebar islam dengan para penduduk local.

3) Seni Budaya.

Masa-masa penyebaran islam seni merupakan salah satu media yang paling efektif dalam berdakwah, alasanya antara lain:

 Kesenian sudah mengakar di masyarakat tanpa mengenal status sosial.

 Bahasa seni merupakan bahas yang simple.

 Untuk menggeser paradigm keberagamaan masyarakat. Seperti diketahui, seni yang berkembang saat itu lebih banyak membawa muatan ajaran hindu-budha.

Diantara jenis kesenian yang lazim digunakan antara lain wayang, tembang, hikayat, pantun, dan seni arsitektur.

4) Pendidikan

Pendidikan islam yang cepat menyebabkan tokoh ulama atau mebalig yang menyebarkan agama islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok-pondok pesantren.dan di dalam pesantren itulah tempat pemuda-pemudi menuntut ilmu yang berhubungan dengan islam. Yang jika para pelajar tersebut selesai menuntut ilmu. Sehingga,mereka mempuyai kewajiban untuk mengajrkan kembali ilmu yang di perolehnya kepada masyarakat sekitar.

5) Politik.

Tokoh-tokoh muslim yang berpengaruh saat itu berpikir untuk mendirikan kerajaan dengan tujuan:

 Mempermudah dakwah

 Untuk melembagakan agama islam, sehingga ajarannya bisa dilaksanakan secara kolektif oleh masyarakat.

 Membangun sentral kekuasaan baru pasca runtuhnya beberapa kerajaan super power, seperti majapahit dan sriwijaya.

Terbukti setelah berdirinya kerajaan-kerajaan tersebut, islam semakin mengalami perkembangan yang semakin pesat.

https://29gilankun.blogspot.co.id/2016/08/makalah-penyebaran-islam-di-indonesia.html

(8)

2.2 Perkembangan Islam Di Beberapa Wilayah Indonesia

2.2.1 Sumatera

Bukti tertulis mengenai adanya masyarakat Islam di Indonesia tidak ditemukan sampai dengan abad 4 H (10 M). Yang dimaksud dengan bukti tertulis adalah bangunan-bangunan masjid, makam, ataupun lainnya.

Hal ini memberikan kesimpulan bahwa pada abad 1—4 H merupakan fase pertama proses kedatangan Islam di Indonesia umumnya dan Sumatera khususnya, dengan kehadiran para pedagang muslim yang singgah di berbagai pelabuhan di Sumatera. Dan hal ini dapat diketahui berdasarkan sumber-sumber asing.

Dari literature Arab, dapat diketahui bahwa kapal-kapal dagang Arab sudah mulai berlayar ke wilayah Asia Tenggara sejak permulaan abad ke– 7 M. Sehingga, kita dapat berasumsi, mungkin dalam kurun waktu abad 1—4 H terdapat hubungan pernikahan anatara para pedagang atau masyarakat muslim asing dengan penduduk setempat sehingga

menjadikan mereka masuk Islam baik sebagai istri ataupun keluarganya.

Sedangkan bukti-bukti tertulis adanya masyarakat Islam di Indonesia khususnya Sumatera, baru ditemukan setelah abad ke– 10 M. yaitu dengan ditemukannya makam seorang wanita bernama Tuhar Amisuri di Barus, dan makam Malik as Shaleh yang ditemukan di Meunahasah Beringin kabupaten Aceh Utara pada abad ke– 13. M.

A. KEADAAN MASYARAKAT SUMATRA SEBELUM MASUKNYA ISLAM

Sumatera Utara memiiki letak geografis yang strategis. Hal ini membuat Sumatera Utara menjadi pelabuhan yang ramai, menjadi tempat persinggahan saudagar-saudagar muslim Arab dan menjadi salah satu pusat perniagaan pada masa dahulu.

Sebelum masuk agama Islam ke Sumatera Utara, masyarakat setempat telah menganut agama Hindu. Hal ini dibuktikan dengan kabar yang menyebutkan bahwasanya Sultan Malik As-Shaleh, Sultan Samudera Pasai pertama, menganut agama Hindu sebelum akhirnya diIslamkan oleh Syekh Ismael.

Sama halnya dengan Sumatera Utara, Sumatera Selatan juga memiliki letak geografis yang strategis. Sehingga pelabuhan di Sumatera Selatan merupakan pelabuhan yang ramai dan menjadi salah satu pusat perniagaan pada masa dahulu. Oleh karena itu, otomatis banyak saudagar-saudagar muslim yang singgah ke pelabuhan ini.

Sebelum masuknya Islam, Sumatera Selatan telah berdiri kerajaan Sriwijaya yang bercorak Buddha. Kerajaan ini memiliki kekuatan maritim yang luar biasa. Karena kerajaannya bercorak Buddha, maka secara tidak langsung sebagian besar masyarakatnya menganut Agama Buddha.

http://azkyanz.blogspot.co.id/2011/05/sejarah-masuk-dan-berkembangnya-islam.html?m=1 4

(9)

Letak yang strategis menyebabkan interaksi dengan budaya asing, yang mau tidak mau harus dihadapi. Hal ini membuat secara tidak langsung banyak budaya asing yang masuk ke Sriwijaya dan mempengaruhi kehidupan penduduknya dan sistem pemerintahannya. Termasuk masuknya Islam.

Bangsa Indonesia yang sejak zaman nenek moyang terkenal akan sikap tidak menutup diri, dan sangat menghormati perbedaan keyakinan beragama, menimbulkan kemungkinan besar ajaran agama yang berbeda dapat hidup secara damai. Hal-hal ini yang membuat Islam dapat masuk dan menyebar dengan damai di Sumatera selatan khususnya dan Pulau Sumatera umumnya.

B. MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM DI SUMATERA UTARA

Sumatera Utara merupakan salah satu pusat perniagaan yang terpenting di Nusantara pada abad ke- 7 M. Sehingga Sumatera Utara menjadi salah satu tempat berkumpul dan singgahnya para saudagar-saudagar Arab Islam. Dengan demikian dakwah Islamiyah berpeluang untuk bergerak dan berkembang dengan cepat di kawasan ini.

Hal ini berdasarkan catatan tua Cina yang menyebutkan adanya sebuah kerajaan di utara Sumatera namanya Ta Shi telah membuat hubungan diplomatic dengan kerajaan Cina. Ta Shi menurut istilah Cina adalah istilah yang diberikan kepada orang-orang Islam. Dan letaknya kerajaan Ta Shi itu lima hari berlayar dari Chop’o (bagian yang lebih lebar dari malaka) di seberang selat Malaka. Ini menunjukkan Ta Shi dalam catatan tua Cina itu ialah Ta Shi Sumatera Utara, bukan Ta Shi Arab. Karena, Ta Shi Arab tidak mungkin di capai dalam waktu lima hari.

Islam semakin berkembang di Sumatera Utara setelah semakin ramai pedagang – pedagang muslim yang datang ke Nusantara, karena Laut Merah telah menjadi Laut Islam sejak armada rome dihancurkan oleh armada muslim di Laut Iskandariyah.

Disamping itu , terdapat satu factor besar yang menyebabkan para pedagang Islam Arab memilih Sumatera Utara pada akhir abad ke- 7 M. Yaitu karena terhalangnya pelayaran mereka melalui Selat Malaka karena disekat oleh tentara laut/Sriwijaya kerajaan Budha sebagai pembalasan atas serangan tentara Islam atas kerajaan Hindu di Sind. Maka terpaksalah mereka melalui Sumatera utara dengan pesisir barat Sumatera kemudian masuk selat Sunda melalui Singapura menuju Kantun, Cina.

http://azkyanz.blogspot.co.id/2011/05/sejarah-masuk-dan-berkembangnya-islam.html?m=1 5

(10)

KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATERA UTARA

KERAJAAN PERLAK

Kata Perlak berasal dari nama pohon kayu besar yaitu “Kayei Peureulak” (Kayu Perlak). Kayu ini sangat baik digunakan untuk bahan dasar pembuatan perahu kapal, sehingga banyak dibeli oleh perusahaan-perusahaan perahu kapal. Dan di Perlak banyak tumbuh jenis pepohonan ini, sehingga disebut negeri Perlak (Perlak).[2]

Perlak merupakan salah satu pelabuhan perdagangan yang maju dan aman pada abad ke- 8 M. sehingga menjadi tempat persinggahan kapal-kapal pedagang muslim. Dengan demikian, secara tidak langsung berkembanglah masyarakat Islam di daerah ini. Factor utamanya yaitu karena sebab pernikahan antara saudagar-saudagar muslim dengan perempuan-perempuan pribumi. Sehingga menyebabkan lahir keturunan-keturunan yang beragama Islam.

Hal ini semakin berkembang sehingga berdirinya kerajaan Islam Perlak yaitu pada hari selasa bulan muharram tahun 225 H (840 M). dan sultannya yang pertama adalah Syed Maulana Abdul Aziz Shah yang bergelar Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah. Kemudian Bandar Perlak diganti namanya menjadi Bandar Khalifah.[3]

Islam terus berkembang di Perlak, dan hal ini terlihat jelas pada abad ke – 13 M. pada abad ini, perkembangan Islam di Perlak melebihi dari daerah-daerah lain di Sumatera. Hal ini bersumber pada riwayat Marco Polo yang tiba di Sumatera pada tahun 1292 M.

Ia mengatakan bahwa pada saat iu di Sumatera terbagi dalam delapan kerajaan, yang semuanya menyembah berhala kecuali satu, itu kerajaan Perlak.

Kerajaan Perlak terus berdiri hingga akhirnya bergabung dalam kerajaan Islam Samudera Pasai pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik Al-Dzahir(1289-1326 M)

http://azkyanz.blogspot.co.id/2011/05/sejarah-masuk-dan-berkembangnya-islam.html?m=1 6

(11)

KERAJAAN SAMUDERA PASAI

Raja pertamanya adalah Sultan Malik as Shaleh. Beliau adalah keturunan dari Raja Islam Perlak, yaitu Makhdum Sultan Malik Ibrahim Syah Joan (365 – 402 H/976 – 1012 M).

Ada beberapa hal yang masih simpang siur mengenai Sultan Malik as Shaleh. Ada yang menyebutkan beliau memeluk agama Hindu yang kemudian diIslamkan oleh Syekh Ismail. Ada pula yang menyebutkan bahwa beliau sudah memeluk agama Islam sejak awal.

Sebelum bernama Samudra Pasai, kerajaan ini bernama kerajaan Samudra saja. Kerajaan Samudra merupakan kerajaan yang makmur dan kaya. Juga memiliki angkatan tentara laut dan darat yang teratur.

Kerajaan Samudra semakin bertambah maju, yang kemudian dikenal dengan nama “Samudera Pasai”, yaitu setelah dibangunnya Bandar Pasai pada masa pemerintahan Raja Muhammad.

Hubungan Kerajaan Samudra Pasai dengan Kerajaan Perlak sangatlah baik. Dan hal ini makin dipererat dengan menikahnya Sultan Malik as Shaleh dengan putri raja Perlak.

Puncak kejayaan kerajaan Samudra Pasai yaitu pada masa pemerintahan Sultan Al Malik Al Zahir (1326—1349/757—750 H).

KERAJAAN ACEH

Kerajaan ini berdiri pada abad ke- 13 M. Pada awalnya Aceh merupakan daerah taklukan kerajaan Pidir. Namun berkat jasa Sultan Ali Mughiyat Syah, Aceh akhirnya mampu melepaskan diri dan berdaulat penuh menjadi Kerajaan. Atas jasa beliau, akhirnya Sultan Mghiyat Syah dinobatkan menjadi Raja pertama.

Kerajaan Aceh mengalami masa kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607—1638 M).

http://azkyanz.blogspot.co.id/2011/05/sejarah-masuk-dan-berkembangnya-islam.html?m=1 7

(12)

C. MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM DI SUMATERA SELATAN

Palembang adalah kota yang memiliki letak geografis yang sangat strategis. Sejak masa kuno, Palembang menjadi tempat singgah para pedagang yang berlayar di selat Malaka, baik yang akan pergi ke negeri Cina dan daerah Asia Timur lainnya maupun yang akan melewati jalur barat ke India dan negeri Arab serta terus melewati jalur barat ke India dan negeri Arab serta terus ke Eropa. Dan selain pedagang, para peziarah pun banyak

menggunakan jalur ini. Persinggahan ini yang memungkinkan terjadinya agama Islam mulai masuk ke Palembang (Sriwijaya pada waktu itu) atau ke Sumatera Selatan.

Ada sebuah catatan sejarah Cina yang ditulis oleh It’sing, ketika ia berlayar ke India dan akan kembali ke negeri Cina dan tertahan di Palembang. Kemudian ia membuat catatan tentang kota dan penduduknya. Ada dua tempat di tepi selat Malaka pada permulaan abad ke– 7 M yang menjadi tempat singgah para musafir yang beragama Islam dan diterima dengan baik oleh penguasa setempat yang belum beragama Islam yaitu Palembang dan Keddah. Dengan demikian dapat disimpulkan, pada permulaan abad ke- 7 M di Palembang sudah ada masyarakat Islam yang oleh penguasa setempat (pada waktu itu Raja Sriwijaya) telah diterima dengan baik dan dapat menjalankan ibadah menurut agama Islam.

Selain itu, ada sumber yang menyebutkan bahwa telah ada hubungan yang erat antara perdagangan yang diselenggarakan oleh kekhalifahan di Timur Tengah dengan Sriwijaya. Yaitu dengan mempertimbangkan sejarah T’ang yang memberitakan adanya utusan raja Ta-che (sebutan untuk Arab) ke Kalingga pada 674 M, dapatlah dipastikan bahwa di Sumatera Selatan pun telah terjadi proses awal Islamisasi. Apalagi T’ang menyebutkan telah adanya kampong Arab muslim di pantai Barat Sumatera.

Sesuai dengan keterangan sejarah, masuknya Islam ke Indonesia tidak mengadakan invasi militer dan agama, tetapi hanya melaui jalan perdagangan. System penyebaran Islam yang tidak kenal misionaris dan tidak adanya system pemaksaan melalui perang, melinkan hanya melaui perdagangan saja memungkinkan Sriwijaya sebagai pusat kegiatan penyebaran agama Budha, dapat menerima kehadiran Islam di wilayahnya.

Berdasarkan sejarah, Sriwijaya terkenal memiliki kekuatan maritim yang tangguh. Walaupun ada yang meragukan hal tersebut karena melihat kondisi maritime bangsa Indonesia sekarang.

Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan putra pribumi ikut berlayar bersama para pedagang Islam ke pusat agama Islam yaitu mekkah. Dan tidak menutup kemungkinan pula, putera pribumi mengadakan ekspedisi ke timur tengah untuk memperdalam keilmuan agama Islam.

Sehingga dapat disimpulkan, bahwa bangsa Indonesia tidak serta merta menunggu para pedagang Islam baik itu dari bangsa Arab ataupun sekitarnya untuk mencari tambahan pengetahuannya tentang ajaran agama Islam.

http://azkyanz.blogspot.co.id/2011/05/sejarah-masuk-dan-berkembangnya-islam.html?m=1 8

(13)

KESULTANAN ISLAM DI SUMATERA SELATAN

KESULTANAN PALEMBANG

Pada waktu daerah Palembang menjadi bagian dari Kerajaan Majapahit, di daerah ini ditempatkan seorang Adipati bernama Ario Damar. (14—15 H/1447 M). Pada awalnya ia beragama Hindu, lalu kemudian memeluk Islam. Hal ini menunjukkan bahwasanya pada waktu itu, Islam sudah dominant di Palembang.

Pada suatu hari, Ario Damar mendapat hadiah salah seorang selir dari Prabu Kertabumi, yang bernama Putri Campa yang sedang hamil tua. Yang kemudian lahir dari rahimnya seorang anak yang bernama Raden Patah.

Pada tahun 1473, raden Patah bersama adiknya Raden Kusen (Ario Dillah), menghadap Prabu Kertabumi. Mereka mendapat kepercayaan untuk membangun desa Bintoro, yang nantinya berkembang dengan pesat dan menjadi kerajaan Islam Demak yang pada akhirnya menghancurkan Majapahit.

Pada tahun 1528, Demak di serang oleh kerajaan Pajang dan mengalami kekalahan. Para pembesar kerajaan dipimpin oleh Pangeran Sedo Ing Lautan bermigrasi ke Palembang yang kemudian mendirikan kerajaan Islam Palembang.

http://azkyanz.blogspot.co.id/2011/05/sejarah-masuk-dan-berkembangnya-islam.html?m=1 9

(14)

2.2.2 Jawa

Benih-benih kedatangan islam ketanah jawa sebenarnya sudah dimulai pada abad pertama hijryah atau abad ke 7 M pada tahun 674 M sampai 675 M, sahabat nabi, muawiyah bin abu sufyan pernah singgah di tanah jawa (kerajaan kalingga) menyamar sebagai

pedagang. Biasa jadi muawiyah saat itu hanya penjajagan saja, tapi proses dakwah selanjutnya dilakukan oleh para da’i yang berasal dari malaka atau kerajaan pasai sendiri.

Adapun geraka dakwah di pulau jawa selanjutnya di lakukan oleh para walisongo, Yaitu:

1) Maulana malik Ibrahim (sunan gresik)

Beliau dikenal sebagai syeikh magribi. Ia dianggap pelopor penyebaran islam di jawa. Beliau juga ahli pertanian, ahli tata Negara dan sebagai perintis lembaga pesantren. Wafat tahun1419 M. (882 H) dimakamkan di gapura wtan gresik.

2) Raden ali rahmatullah (sunan ampel)

Dilahirkan di aceh 1401 M ayahnya orang arab dan ibunya orang cempa, ia sebagai mufti dalam mengajarkan islam tak kenal kompromi dengan budaya local. Wejangan terkenalnya Mo Limo yang artinya menolak mencuri, mabuk, main wanita, judi dan madat. Yang marak di masa majapahit. Wafat di desa ampel 1481 m.

3) Raden aenul yaqin atau raden paku (sunan giri)

Ia putra syeikh yakub bin maulana ishak. Dimasa keruntuhan majapahit, ia di percaya sebagai raja peralihan sebelum raden patah naik menjadi sultan demak. Ketika sunan ampel wafat, ia menggantikannya sebagai mufti jawa.

4) Makhdum Ibrahim (sunan bonang)

Putra sunan Ampel yang sempat menimba ilmu ke pasai bersama-sama raden Paku. Beliaulah yang mendidik raden fatah beliau wafat tahun 1515 M.

5) Raden syahid (sunan kalijaga)

Ia membuat wayang kulit dan cerita wayang hindu yang di islamkan. Sunan Giri sempat menetangnya, karena wayang beber kala itu menggambarkan gambar manusia yang utuh yang tidak sesuai dengan ajaran islam. Kalijaga mengkreasi wayang kulit yang bentuknya jauh dari manusia utuh. Ini adalah suatu usaha ijtihad di bidang fiqih yang dilakukannya dalam rangka dakwah islam.

6) Sunan drajat

Nama aslinya adalah syarifudin(putra sunan ampel, adik sunan bonang), dakwahnya terutama dalam bidang social, beliau juga mengkader para da’i yang berdatangan dari berbagai daerah antara lain dari ternate dan hindu ambon.

https://29gilankun.blogspot.co.id/2016/08/makalah-penyebaran-islam-di-indonesia.html

(15)

7) Syarif hidayatullah

Nama aslinya adalah sunan gunung jati yang sering dipanggil juga fatahillah, ia memiliki kesultanan sendiri di Cirebon yang wilayahnya sampai ke Banten. Ia juga salah satu pembuat soko guru di masjid demak selain sunan ampel, sunan bonang dan sunan kalijaga.

Keberadaan syarif hidayatullah membuktikan ada tiga kekuasaan islam yang hidup bersamaan kala itu, yaitu demak, giri, dan Cirebon. Hanya saja demak dijadikan pusat dakwah, pusat studi islam sekaligus control poloitik para wali.

8) Sunan kudus

Nama aslinya adalah ja’far siddiq Lahir pada pertengahan abad ke-15 dan wafat tahun 1550 M (960 H). beliau berjasa menyebarkan islam didaerah kudus dan sekitarnya. Ia membangun mesjid menara kudus yang sangat terkenal dan merupakan salah satu warisan budaya

nusantara.

9) Sunan Muria

Nama aslinya raden prawoto atau raden umar said putra kalijaga. Beliau menyebarkan agama islam dengan sarana gamelan, wayang serta kesenian daerah lainnya. Beliau dimakamkan digunung muria, disebelah ujtara kota kudus.

2.2.3 Timur

Ribuan pulau yang ada di Indonesia, sudah lama menjalin hubungan pulau ke pulau baik atas motivasi ekonomi maupun politik dan kepentingan kerajaan. Hubungan ini pula yang mengantar dakwah menembus dan merambah daerah Sulawesi. Menurut catatan company dagang portugis pada tahun 1540 saat datang ke Sulawesi, di tanah ini daerah. Meski belum terlalu banyak,namun upaya dakwah terus berlanjut dilakukan oleh para da’i Sumatra, malaka dan jawa hingga menyentuh raja-raja di kerajaan gowa dan tallo atau yang dikenal dengan negeri Makassar, terlentak di semaenanjung barat daya pulau Sumatra.

Setelah resmi menjadi kerajaan bercorak islam gowa tallo menyampaikan pesan islam kepada kerajaan-kerajaan lain seperti kerajaan luwu, wajo, soppeng, dan bane. Raja luwu segera menerima pesan islam diikuti oleh raja wajo tanggal 10 mei 1610 dan raja bone yang bergelar sultan adam menerima islam tanggal 23 november 1611 M. dengan demikian gowa (makasar) menjadi kerajaan yang berpengaruh dan di segani. Hal ini mendatangkan

keuntungan yang luar biasa bagi kerajaan gowa (makasar).

https://29gilankun.blogspot.co.id/2016/08/makalah-penyebaran-islam-di-indonesia.html

(16)

Islam tak hanya tumbuh subur di Jawa dan Sumatra. Jauh di bagian timur Indonesia,

Islam masuk dan berkembang pesat. Ternate dan Tidore di Maluku Utara merupakan dua

kerajaan yang menjadi kunci penyebaran Islam di sana.

Maluku pada masa lalu berbeda dengan Ambon. Dalam Hikayat Ternate disebut

Moeloka (Maluku) terdiri dari empat kepulauan, yakni Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan.

Kerajaan Ternate dan Tidore merupakan kerajaan bercorak Islam di kepulauan Maluku yang

paling menonjol.

Lokasi Ternate dan Tidore berada di sebelah barat pulau Halmahera, Maluku Utara.

Nama Ternate dan Tidore pun sesuai nama pulau yang menjadi pusat pemerintahan dua

kerajaan tersebut. Dalam perkembangannya, baik Ternate maupun Tidore, memiliki wilayah

kekuasaan hingga Irian dan Nusa Tenggara.

Sebagaimana wilayah Indonesia lain, masuknya Islam ke Maluku pun melalui para

pedagang. Menurut Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto dalam

Sejarah Nasional Indonesia III: Zaman Pertumbuhan dan Perkembangan Islam di Indonesia,

pada abad ke-14 Masehi di masa Kerajaan Majapahit, Ternate dan Tidore telah menjalin

hubungan perdagangan dan pelayaran dengan Pelabuhan Tuban dan Gresik. Bahkan pada

abad tersebut, pelabuhan-pelabuhan di bawah Kerajaan Majapahit telah didatangi pedagang

Muslim.

"Untuk memperoleh komoditas berupa rempah-rempah, terutama cengkih dan pala,

para pedagang Muslim dari Arab dan Timur Tengah lainnya itu juga sangat mungkin

mendatangi daerah Maluku," ujarnya.

Dalam artikel "Kerajaan Ternate dan Tidore" perpustakaan siber disebutkan,

berdasarkan catatan orang Portugis, Raja Maluku yang pertama kali memeluk Islam adalah

Raja Ternate, Gapi Baguna atau Sultan Marhum (1465-1485). Sang sultan mendapat dakwah

dari Datuk Maulana Husin.

http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/13/10/09/mudtx6-penyebaran-islam-di-indonesia-timur

(17)

Namun, menurut Marwati, saat era pemerintahan Raja Marhum di Ternate, agama

Islam belum berkembang di Maluku. Saat itu, memang datang seorang alim dari tanah Jawa,

Maulana Hussein, yang mengajarkan Alquran di Maluku. Sang alim juga mengenalkan

kaligrafi Arab hingga menarik perhatian raja Ternate dan masyarakatnya. Namun, Islam

belum mendapatkan tempat di sana.

Pascamangkatnya Sultan Marhum, Zainul Abidin menggantikan sang ayah. Saat

itulah ketertarikan pada Islam dimulai. "Perkembangan Islam baru terjadi di era Raja Cico

atau putranya Gopi Baguna dan bersama Zainulabidin pergi ke Jawa belajar agama Islam.

Zainulabidin (1486-1500) berguru pada Prabu Atmaka atau Raja Buwala di Kediri.

Sekembalinya dari Jawa, ia pun menjadi ulama bernama Tuhubahalul," ujar Marwati.

Berdasarkan artikel siber, Zainul Abidin bahkan belajar kepada Sunan Giri. Ia

terkenal sangat giat mendakwahkan Islam. Tak hanya di Ternate, ia juga berdakwah di

kepulauan sekitar, bahkan hingga Filipina Selatan. Setelah Sultan Zainal Abidin mangkat,

pemerintahan di Ternate berturut-turut dipegang oleh Sultan Sirullah, Sultan Hairun, dan

Sultan Baabullah.

Bahkan, menurut Marwati, keturunan raja-raja Maluku disebut-sebut sebagai

keturunan Jafar Sadik dari Arab. Menurut sumber tradisi setempat, Raja Ternate XII,

Molomatea (1350-1357), menjalin hubungan dekat dengan para Muslim Arab yang datang ke

Maluku memberikan petunjuk pembuatan kapal.

Berdasarkan catatan Tome Pires 1512-1515, Ternate digambarkan telah banyak

didatangi kapal-kapal asal Gresik milik Pate Yusuf. Kala itu Raja Ternate telah menggunakan

gelar sultan, sementara raja-raja di sekitarnya masih memakai gelar raja di Tidore, yakni

gelar Kolano. Pada waktu itu, dikisahkan Sultan Ternate tengah berperang dengan mertuanya

yang menjadi raja di Tidore, Raja Almansor. Baik Ternate, Tidore, Bacan, Mkyan, Hitu dan

Banda, pada masa kehadiran Tome Pires sudah banyak beragama Islam. Dari catatan tersebut

disebutkan, Islam memasuki Maluku 50 tahun sebelum Tome Pires datang ke sana.

http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/13/10/09/mudtx6-penyebaran-islam-di-indonesia-timur

(18)
(19)

2.3 Faktor-Faktor Penyebab Islam Berkembang Pesat

1) syarat masuk agam islam mudah (mengucapkan 2 kalimat syahadat

2) tidak mengenal kasta, sehingga semua orang boleh untuk memeluk agam islam.

3) di sebarkan secara damai (lewat pendekatan budaya)

4) tata cara ibadahnya islam sangat sederhana dan biaya murah.

5) aturan-aturan fleksibel dan tidak memaksa.

6) jatuhnya kerajaan majapahit dan sriwijaya menyebarkan kerajaan islam berkembang pesat.

https://29gilankun.blogspot.co.id/2016/08/makalah-penyebaran-islam-di-indonesia.html

(20)

BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

 Penyebaran islam di Indonesia melalui beberapa cara yaitu: perdagangan, perkawinan, seni budaya, politik dan pendidikan.

 Di Indonesia, mula-mulaislam menyebar kebeberapa wilayah yaitu di pulau Sumatra, jawa, dan Sulawesi

Factor-faktor yang menyebabkan islam berkembang pesat adalah masuk agama islam mudah, tidak mengenal sistem kasta, disebarkan secara damia, tata cara beribadahnya sangat sederhana, aturan-aturannya fleksibel dan tidak memaksa. Dan runtuhnya kerajaan majapahit pada abad ke-15

3.2 Daftar Pustaka

https://29gilankun.blogspot.co.id/2016/08/makalah-penyebaran-islam-di-indonesia.html

http://azkyanz.blogspot.co.id/2011/05/sejarah-masuk-dan-berkembangnya-islam.html?m=1

http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/13/10/09/mudtx6-penyebaran-islam-di-indonesia-timur

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Berkaitan dengan ini, Arikunto berpendapat bahwa pengelolan kelas yang baik adalah pengelolaan yang didasarkan atas pengertian yang penuh terhadap siswa mengenai

Pada 1999, melanjutkan studi Pascasarjana pada program studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada (UGM)

Permasalahan dalam penelitian ini adalah mahasiswa lebih banyak makan di kantin Koperasi Mahasiswa daripada kantin lain di dalam kawasan kampus, sehingga dalam

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan Kedai Roti Gempol dan Kopi Anjis Bandung, maka dapat diambil beberapa

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedelapan yang menyatakan bahwa BOPO secara parsial memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap ROA pada bank umum

H1: Debt to equity ratio, return on equity dan net profit margin secara simultan berpengaruh signifikan terhadap price earning ratio pada pada perusahaan yang termasuk dalam

V. Dengan segala kelemahan-kelemahannja, maka angka-angka penduduk ta- hun 1954 hasil pendaftaran Pemilihan Umum untuk DPR/Konstituante dan hasil pelaporan para

Persamaan dengan penelitian sekarang sama- sama meneliti pendapatan dan data yang digunakan sama-sama data primer. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya