• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Ninik Mamak dalam Adat Perkawinan Minangkabau

hanna brain

Academic year: 2024

Membagikan "Peranan Ninik Mamak dalam Adat Perkawinan Minangkabau "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Nur Anna Sahada

Universitas Negeri Padang

E-mail: nurannasahada0812@gmail.com

Abstrak

Ninik Mamak adalah kelompok penentu setiap keputusan yang menyangkut kebutuhan orang banyak dalam masyarakat Minangkabau, sehingga setiap tindakan dan perilaku adat masyarakat harus berdasarkan kesepakatan ninik mamak. Namun pada sekarang ini, peranan ninik mamak mulai memudar perlahan dalam masyarakat Miangkabau. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana peranan niniak mamak dalam perkawinan pada masyarakat saat ini di Korong Sikilir, Nagari Lurah Ampalu, Kec. VII Koto Sungai Sariak, Padang Pariaman. Pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif, dengan pengumpulan datanya yakni observsi, wawancara dan studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya peranan ninik mamak dalam adat perkawinan kemenakannya yang telah memudar, seperti ninik mamak yang berperan dalam mencarikan jodoh, pelaksanaan perkawinan, serta segala urusan setelah perkawinan.

Kata Kunci:ninik mamak, perkawinan

Pendahuluan

Minangkabau merupakan salah satu yang sampai saat ini masih mempertahankan adatnya dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kepribadian masyarakat Minangkabau. Dan hal itu sudah menjadi pemahaman di tengah masyarakat Minangkabau, bahwa nagarinya diatur dalam ketentuan adat yang sudah ada sejak turun-temurun (Handayani & Pinasti, 2018). Salah satunya adalah peran kepemimpinan tradisional yaitu kepemimpinan ninik mamak. Menurut Jamil (2015:26), ninik mamak adalah kelompok penentu setiap keputusan yang menyangkut hajat orang banyak dalam masyarakat. Maka setiap tindakan dan perilaku adat masyarakat harus berdasarkan kesepakatan ninik mamak (Handayani & Pinasti, 2018).

Dalam suatu adat Minangkabau, bahwa ninik mamak adalah seorang pemimpin dalam kaum anak kemenakan, yang di mana kedudukannya merupakan warisan turunan atau turun temurun dan di dalam pimpinan ia mengayomi anak kemenakan yang di bawah perintahnya (Farida, 2020). Akan tetapi, peranan ninik mamak tersebut pada zaman sekarang sudah mengalami pergeseran dalam masyarakat Minangkabau. Dan salah satunya peranan ninik mamak dalam perkawinan. Secara adat Minangkabau, ninik mamak memiliki peran dalam perkawinan kemenakannya baik itu di keluarga dan kerabat dalam adat Minangkabau. Adapun peran mamak tersebut dimulai dari mencarikan jodoh, membuat persetujuan, pertunangan, sampai pelaksanaan perkawinan, termasuk segala urusan akibat perkawinan itu. Karena perkawinan dalam adat bukanlah masalah sepasang

(2)

ISSN: 2686-343X 2

insan yang akan membentuk rumah tangganya saja, akan tetapi falsafah Minangkabau menjadikan kaum (suku) hidup bersama-sama (Nofiardi, 2018).

Peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang menduduki dan memegang status tertentu. Dan dalam penelitian ini adalah menyangkut peranan kepemimpinan ninik mamak dalam masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto (1982:239), dimana peran dapat juga dikatakan sebagai aspek dinamis kedudukan (status). Dan status dalam peran adalah sejalan, yang artinya apabila seseorang menduduki status tertentu maka orang tersebut dituntut untuk menjalankan peran sesuai dengan status yang dimilikinya.

Menurut Selo Soemardjan dan Soemardi (1974:1987), teori perubahan sosial yang dijelaskan bahwa setiap masyarakat manusia selama hidupnya pasti akan mengalami pergeseran-pergeseran. Dimana pergeseran-pergeseran itu dapat berupa yang mencolok dan ada pula yang berjalan sangat cepat dan ada pula yang berjalan sangat lambat.

Menurut Roucek dan Warren (1984:215), bahwa pergeseran-pergeseran di dalam masyarakat dapat dibedakan dalam dua arti yakni pergeseran sosial (social change) dan pergeseran kebudayaan(culture change). Pergeseran sosial hanya meliputi pada proses sosial atau struktur masyarakat. Sedangkan pergeseran kebudayaan mempunyai konotasi yang lebih luas berupa pergeseran dalam kebudayaan. Misalnya peranan kepemimpinan ninik mamak dalam masyarakat yang sudah mulai berkurang karena disebabkan oleh pengetahuan, teknologi dan lain-lainnya yang berupa produk dari kebudayaan (Oktavia, 2013).

Penelitian yang relevan dengan topik ini yaitu (Farida, 2020) tentang analisis hukum islam tentang tanggung jawab mamak terhadap prosesi perkawinan kemenakan menurut adat Pariaman, yang berisi tanggung Jawab Mamak yang hanya memikul urusan upacara Adat, harta warisan serta masalah suku akibat perubahan sosial. Persamaan dalam penelitian ini terletak pada objek kajian yang dilakukan terhadap peranan mamak, sedangkan perbedaan yang signifikan dalam penelitian tersebut yaitu pada permasalahan, fokus kajian dan objek penelitiannya. (Hertasmaldi, 2019) penelitian ini mengenai persetujuan ninik mamak sebagai salah satu syarat administratif dalam akad nikah.

Persamaan penelitian ini dengan topik penelitian ini yaitu dimana pada peranan ninik mamak dalam perkawinan yaitu tentang persetujuan ninik mamak sebagai syarat perkawinan adat yang harus dipenuhi, namun perbedaan yang mendasar yakni pada fokus permasalahan yang mana membahas secara spesifik tentang pergeseran peranan ninik mamak dalam perkawinan. Studi (Julianti ZN, 2017) tentang peran mamak dalam pelaksanaan tradisi bajapuik di Nagari Lubuk Pandan Kecamatan 2X11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman. Perbedaan penelitian ini terletak pada fokus permasalahan yang mana membahas secara spesifik tentang pergeseran peranan ninik mamak dalam perkawinan. Persamaan dalam penelitian ini yakni pada fokus kajian peran ninik mamak dalam pelaksanaan tradisi bajapuik yang ada di Nagari Lubuk Pandan.

Dari beberapa penelitan yang telah dikaji diatas, peneliti melihat adanya perbedaan dalam peranan ninik mamak dalam perkawinan saat ini. Dengan demikian, dalam penelitian ini peneliti akan memaparkan bagaimana peranan ninik mamak dalam perkawinan pada masyarakat Minangkabau saat ini di Korong Sikilir, Nagari Lurah Ampalu, Kec. Koto VII Sungai Sariak, Padang Pariaman.

(3)

melakukan pengujian mendalam (in-depth) atas kasus spesifik jawaban akan diperoleh.

Dalam hal ini, penelitian kualitatif berupayah mengungkapkan fenomena besar (big portaits) tersebut melalui kedalaman pengetahuan atas fenomena (Kholifah & Suyadnya, 2018).

Fokus penelitian yang peneliti tekankan adalah pergeseran peran ninik mamak dalam perkawinan pada masyarakat Minangkabau saat ini di Korong Sikilir, Nagari Lurah Ampalu, Kec. VII Koto Sungai Sariak, Padang Pariaman.

Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu (1) Observasi, tipe observasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yakni, observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi, sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan. (2) Wawancara, wawancara yang dilakukan adalah wawancara terarah (guided interview) di mana peneliti menanyakan kepada informan hal-hal yang telah disiapkan sebelumnya (Rahardjo, 2011). (3) Studi Kepustakaan, yaitu penelitian yang digunakan dalam mencari dan membaca sumber yang relevan dengan topik penelitian baik itu dari jurnal, artikel, skripsi, maupun buku.

Hasil dan Pembahasan

1. Tradisi Perkawinan Pada Masyarakat Minangkabau

Perkawinan merupakan selingkaran hidup bagi seorang perempuan maupun laki-laki dalam kehidupannya. Dalam adat mayarakat Minangkabau yang menganut sistem matrilineal turut mempengaruhi sistem perkawinannya. Dimana sistem perkawinannya bersifat eksogami yaitu perkawinan antar laki-laki dan perempuan yang bukan berasal dari satu klan melainkan dari luar klan. Dan sistem perkawinan yang bersifat eksogami tersebut menghasilkan bentuk perkawinansumando.

Dengan bentuk perkawinan masyarakat Minangkabau, yang mana laki-laki atau suami dianggap hanya sebagai “tamu” atau “urang sumando” saja yang datang menetap pada malam hari lalu pagi harinya kembali ke rumah orang tuannya. Dan hal itu menyebabkan peranan laki-laki atau suami terhadap istri dan anak-anaknya sangat kecil, sedangkan peranan sebagai seorang ninik mamak sangatlah menonjol (Julianti ZN, 2017).

Dan tradisi adat perkawinan pada masyarakat Korong Sikilir, Nagari Lurah Ampalu, Kec. VII Koto Sungai Sariak, Padang Pariaman yakni tradisi Bajapuik.

Tradisi Bajapuik itu telah menjadi tradisi perkawinan turun-temurun yang dimana keluarga pihak perempuan memberikan uangJapuikkepada calon mempelai laki-laki.

Tradisi Bajapuik itu berbeda dengan tradisi adat perkawinan daerah Minangkabau lainnya, sebab dalam tradisiBajapuikada acara batimbang tando (bertukar tanda) yang mengisyaratkan adanya uang japuik (uang jemput) untuk calon mempelai laki-laki.

Walaupun berbeda dengan masyarakat Minangkabau lainnya, namun adat perkawinan tetap sama untuk masyarakat Minangkabau.

(4)

ISSN: 2686-343X 4

2. Peranan Ninik Mamak Dahulu Dalam Perkawinan

Dalam adat masyarakat Minangkabau peranan ninik mamak dalam perkawinan sangatlah penting. Secara adat Minangkabau tanggung jawab ninik mamak dalam perkawinan kemenakannya merupakan suatu urusan keluarga dan kerabat dalam adat Minangkabau. Dimana ninik mamak berperan dalam mulai mencarikan jodoh, membuat persetujuan, pertunangan, sampai pelaksanaan perkawinan, termasuk segala urusan akibat perkawinan itu

(Handayani & Pinasti, 2018)

. Apalagi peran ninik mamak dalam perkawinan kemenakannya khususnya kemenakan perempuan yang bertanggung jawab dalam mencarikan jodoh ketika ia sudah berajak dewasa

(Julianti ZN, 2017).

Dalam mencarikan jodoh untuk anak kemenakan merupakan salah satu tugas dari ninik mamak dalam kaum. Karena dalam pencarian tersebut, ada beberapa hal yang dilihat ninik mamak untuk dijadikan menantu dari kemenakannya. Katakanlah seperti untuk mencari seorang menantu itu harus diketahui oleh ninik mamak yaitu mulai dari neneknya, bapaknya, ibunya siapa dan kesehariannya bagaimana. Ninik mamak akan mengambil keputusan apakah calon menantu itu baik untuk kemenakannya dan apakah pasangan yang didapatkannya sesuai dengan kriterianya dan masing-masing juga sudah disetujui oleh orangtuanya.

Lalu orangtuanya akan bertemu dengan ninik mamak untuk membicarakan bahwa anaknya sudah mendapatkan calon pasangannya. Setelah diceritakan tentang asal usul calon menantu yang disampaikan oleh orangtua kemenakan, dan ninik mamak memberikan persetujuan. Kemudian, tugas ninik mamak yang selanjutnya adalah menandatangani surat Izin Nikah (NA). Dalam hal mengeluarkan surat izin nikah masih dilakukan ninik mamak sampai sekarang. Karena tanpa ada surat ini nikah dari ninik mamak, maka pernikahan itu tidak bisa dilaksanakan

(Handayani &

Pinasti, 2018)

.

3. Peranan Ninik Mamak Sekarang Dalam Perkawinan

Dahulu masyarakat Minangkabau masih sangat menaati adat yang telah diturunkan secara turun menurun pun, akan memudar dan mungkin menghilang pada saat nantinya. Dan salah satunya peranan ninik mamak dalam adat perkawinan pada saat ini.

Ninik mamak yang dahulu berperan dari mulai mencarikan jodoh, membuat persetujuan, pertunangan, sampai pelaksanaan perkawinan, termasuk segala urusan akibat perkawinan itu.

Namun saat ini peran ninik mamak itu ada yang tidak lagi berperan dalam

adat perkawinan pada masyarakat Minangkabau.

Seperti halnya peranan ninik mamak dalam perkawinan pada masyarakat Minangkabau di Korong Sikilir, Lurah Ampalu, Kec. VII Koto Sungai Sariak, Padang Pariaman saat ini. Tradisi perkawinannya yakni tradisi Bajapuik dan pelaksanaanya yang sama dengan adat perkawinan Minangkabau, namun yang berbeda ada acara batimbang tando (bertukar tanda) yang mengisyaratkan adanya uang japuik (uang jemput) untuk calon mempelai

(5)

khususnya seorang perempuan. Kemenakannya dapat mencari kebebasan untuk mencari jodohnya masing-masing sesuai dengan kriteria yang dirasakan oleh mereka untuk menjadi calon menantunya. Dan apabila kemenakan ingin melaksanakan perkawinan tetap harus disetujui oleh ninik mamak, karena tanpa persetujuan ninik mamak perkawinan itu tidak akan dilaksanakan.

Selain itu, peran ninik mamak dalam perkawinan itu hanya sampai pada acara

batimbang tando (bertukar tanda) yang mengisyaratkan adanya uang japuik (uang jemput) untuk calon mempelai laki-laki dan juga uang japuik itu tidak lagi seketat pada zaman dahulu. Adapun pelaksanaan perkawinan atau hari baralek,ninik mamak tidak lagi berperan dalam membiaya perkawinan kemenakannya, segala urusan kebutuhan pelaksanaan perkawinan itu adalah tanggungjawab orangtua kemenakannya. Dan ninik mamak hanya berperan untuk hadir saja dalam perkawinan tersebut. Begitu juga t

ermasuk segala urusan akibat perkawinan, ninik mamak tidak lagi berperan dalam mengurus segala urusan setelah kemenakannya menikah.

Karena telah menjadi tanggungjawab kemenakannya dalam mengurusi kehidupan setelah perkawinannya.

4. Analisis Struktural Fungsional Peranan Ninik Mamak Dalam Perkawinan Penelitian ini sejalan dengan teori struktural fungsional yang mana menurut Talcott Parson dari konsepnya yang terkenal AGIL (Adaptation, Goal Attainment, Integration dan Latency), pengertiannya yaitu adaptasi dengan lingkungan yang bertujuan untuk mencapai sesuatu yang di inginkan oleh Ninik Mamak untuk kepentingan bersama, integrasi antar sub sistem agar kehidupan bermasyarakat dapat menjadi kesatuan yang utuh dan menerapkan segala kegiatan- kegiatan yang telah menjadi suatu ketetapan trasdisi adat di dalamnya, pemiliharaan budaya yang di anut baik dari segi nilai-nilai, norma, dan kebiasaan. Menurut Levy suatu kesimbangan peraturan yang berlaku pada keluarga maka peran ninik mamak adalah suatu tujuan agar pelestarian nilai-nilai dan peraturan norma-norma tersebut dapat terjaga. Dan suatu tradisi kebudayaan dianut masyarakat di Indonesia adalah suatu ajaran yang di ajarkan nenek moyang mereka.

Dan dengan ninik mamak yang tujuan adanya di dalam adat pernikahan adalah agar masyarakat dapat mengetahui dan tidak menimbulkan perasangka buruk terhadap anak kemenenakan yang telah resmi menikah, sehingga tradisi perkawinan itu dapat terus dilakukan pada setiap masyarakat yang ingin melaksakan pernikahan.

Selain itu, agar setelah tradisi perkawinan itu dilakukan maka kemenakan tahu siapa ninik mamak mereka, mamak (paman), dan garis sepersukuan lainya, menghormati petuah tradisi yang telah di buat oleh ninik mamak terdahulu, dapat terjaga kelestarian tradisi dan hal ini juga termasuk rasa syukur kepada Allah Swt (Agustar, 2022).

(6)

ISSN: 2686-343X 6

Kesimpulan

Ninik mamak sangatlah berperan penting pada masayarakat Minagkabau khususnya pada anak kemenakannya. Dimana n

inik mamak merupakan s

eorang pemimpin dalam kaum anak kemenakan, yang kedudukannya merupakan warisan turunan atau turun temurun dan di dalam pimpinan ia mengayomi anak kemenakan yang di bawah perintahnya. Apalagi peran ninik mamak dalam adat perkawinan anak kemenakannya, yang dimulai dari mencarikan jodoh, persetujuan, pertunangan, pelaksaan perkawinan, serta segala urusan akibat perkawinannya. Namun, peranan ninik mamak itu sekarang telah mulai memudar seiring dengan perkembangan zamannya. Salah satunya di daerah Korong Sikilir, Nagari Lurah Ampalu, Kec. Sungai Sariak, Padang Pariaman. Dimana peranan ninik mamak yang telah memudar atau ninik mamak tidak lagi berperan dalam perkawinan itu adalah pada peran mencarikan jodoh, segala urusan pelaksanaan perkawinan atau haribaralek,dan segala urusan setelah perkawinan itu.

Daftar Pustaka

Agustar, A. (2022). OTORITAS NINIK MAMAK SEBAGAI SYARAT PERKAWINAN DI DESA PANGKALAN BARU.Jurnal Ilmiah Ahwal Syakhshiyyah (JAS),4(1), 25-40.

Farida, F. (2020). ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG TANGGUNG JAWAB MAMAK TERHADAP PROSESI PERKAWINAN KEMENAKAN MENURUT ADAT PARIAMAN (Studi Pada Pengurus Keluarga Besar Sumatera Barat (KBSB) Provinsi Lampung) (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).

Fahma, A. R. (2018).Pergeseran peran ninik mamak dalam membentuk keluarga sakinah pada masyarakat minangkabau perspektif teori peran: Studi Kasus Malalak Timur Kabupaten Agam Sumatera Barat(Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Handayani, M., & Pinasti, V. I. S. (2018). Pergeseran Peran Ninik Mamak Pada Masyarakat Minangkabau Dalam Era Modernisasi (Studi kasus di Nagari Kamang Hilia, Kecamatan Kamang Magek, Agam, Sumatera Barat).E-Societas,7(7).

Hertasmaldi, H. (2019). Persetujuan Ninik Mamak Sebagai Salah Satu Syarat Administratif dalam Akad Nikah.IJTIHAD,35(2).

Julianti ZN, T. N. (2017). Peran mamak dalam pelaksanaan tradisi bajapuik: Studi di Nagari Lubuk Pandan Kecamatan 2X11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Kholifah, S., & Suyadnya, I. W. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif; Berbagi Pengalaman dari Lapangan.

Nofiardi, N. (2018). Perkawinan dan Baganyi di Minangkabau: Analisis Sosiologis Kultural dalam Penyelesaian Perselisihan.AL-IHKAM: Jurnal Hukum & Pranata Sosial,13(1), 49-72.

Oktavia, R. (2013). PERGESERAN PERAN NINIK MAMAK DALAM MEMBIMBING KEMENAKAN DI KENAGARIAN LUBUK JANTAN KABUPATEN TANAH DATAR.

Rahardjo, M. (2011). Metode pengumpulan data penelitian kualitatif.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian ini adalah untuk menentukan dan merumuskan pelaksanaan perkawinan sesuku menurut perspektif Hukum Adat Minangkabau dan untuk memahami sanksi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan hula – hula dalam pelaksanaan perkawinan menurut adat Batak Toba di Desa Lumban Purba Saitnihuta Kecamatan Doloksanggul

Ninik Mamak (NM) sebagai organisasi Kerapatan Kaum (KK). Masing-masing kelompok kerapatan itu memiliki seorang wakil di Kerapatan Nagari. Secara struktural

PERANAN DALIHAN NATOLU SEBAGAI MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERKAWINAN ADAT BATAK TOBA.. Permasalahan Yang Sering Timbul dalam Perkawinan Adat

48 Peran Seloko dalam Upacara Adat Perkawinan Masyarakat di Kota Jambi Nenek mamak suku nan sebelah yang kami hormati, jiko itu maksud kedatangan nenek mamak

48 Peran Seloko dalam Upacara Adat Perkawinan Masyarakat di Kota Jambi Nenek mamak suku nan sebelah yang kami hormati, jiko itu maksud kedatangan nenek mamak

KESIMPULAN Mengenai kepemimpinan dan peranan Ninik Mamak dalam pembangunan di Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar dapat dilihat bahwa tokoh adat merupakan pemimpin yang bersifat

Penyelesaian Sengketa Tanah Ulayat Melalui Kerapatan Adat Nagari Supayang KAN dilakukan apabila tidak selesainya oleh ninik mamak dalam menyelesaikan masalah tersebut, akhirnya