• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan dan Pembuatan Media Pembelajaran Animasi Berbasis Macromedia Flash 8 Pada Mata Kuliah Teknik Tenaga Listrik Di Prodi Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Bontang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Perancangan dan Pembuatan Media Pembelajaran Animasi Berbasis Macromedia Flash 8 Pada Mata Kuliah Teknik Tenaga Listrik Di Prodi Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Bontang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan dan Pembuatan Media Pembelajaran Animasi Berbasis Macromedia Flash 8 Pada Mata Kuliah Teknik Tenaga Listrik

Di Prodi Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Bontang

Akbar1*

1Sekolah Tinggi Teknologi Bontang

Jl. Letjen S Parman No. 65 RT. 48 Kel. Belimbing 75313 Bontang Indonesia e-mail: akbarliwang@gmail.com

Abstrak - Media Pembelajaran animasi saat sekarang ini semakin berkembang serta beragam, mulai dari media konvensional dengan menggunakan metode alat peraga, dan buku sampai dengan media pembelajaran modern berupa audio visual animasi 3 dimensi atau 2 dimensi maupun media pembelajaran modern lainnya.

Semakin baik media yang digunakan maka semakin baik pula pesan materi yg tersampaikan kepada mahasiswa/pelajar. Berdasarkan hasil observasi pada mata kuliah Teknik Tenaga Listrik di program studi Teknik Elektro media pembelajaran yang saat ini digunakan masih mempunyai kekurangan, yaitu hanya mampu untuk menampilkan materi dalam bentuk teks tanpa ada inovasi, sehingga Mahasiswa/Pelajar sedikit bosan dan monoton. Membuat proses pembelajaran kurang menarik, sedikit interaktif dan belum mampu menyampaikan pesan-pesan historis melalui gambar dan video. Untuk itu perlu dilakukan perancangan dan pembuatan media pembelajaran animasi. Metode penelitian yang digunakan adalah R&D (Research and Developmen ) dengan model pengembangan 4-D yang terdiri dari 4 tahapan yaitu Define (Pendefinisian), Design (perancangan), Develop (pengembangan) dan Disseminate (Penyebaran). Berdasarkan dari hasil dan pembahasan penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a). Media pembelajaran animasi mata kuliah Teknik tenaga listrik dikembangkan berdasarkan model pengembangan 4-D dengan tahapan pengembangan yaitu Define (pendefinisian), Design (perancangan), develop (Pengembangan) dan Disseminate (Penyebaran).

b). Hasil uji kelayakan perancangan dan pembuatan media pembelajaran animasi berdasarkan validasi ahli/pakar media memperoleh nilai rata-rata persentase sebesar 93 % dengan kategori sangat layak, validasi ahli/pakar materi memperoleh nilai rata-rata sebesar 92 % dengan kategori sangat layak dan hasil ujicoba kelayakan terhadap responden/pengguna sebesar 95 % dengan kategori sangat layak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara umum media pembelajaran animasi ini sangat layak digunakan serta membuat pembelajaran menjadi lebih efektif, efisien dan mahasiswa/pelajar lebih puas saat pembelajaran animasi diterapkan.

Kata Kunci: Media, Pembelajaran, Animasi, Macrimedia flash.

Abstract - Animation learning media is currently increasingly developing and diverse, starting from conventional media using teaching aids and books to modern learning media in the form of 3-dimensional or 2-dimensional animated audio visuals and other modern learning media. The better the media used, the better the message of the material will be conveyed to students. Based on the results of observations in the Electrical Power Engineering course in the Electrical Engineering study program, the learning media currently used still has shortcomings, namely that it is only able to display material in text form without any innovation, so students are a little bored and monotonous. Makes the learning process less interesting, less interactive and unable to convey historical messages through pictures and videos. For this reason, it is necessary to design and create animated learning media. The research method used is R&D (Research and Development) with a 4-D development model consisting of 4 stages, namely Define, Design, Develop and Disseminate. Based on the results and discussion of the research, the following conclusions can be drawn:

a). The animated learning media for the Electrical Power Engineering course was developed based on the 4- D development model with development stages, namely Define, Design, Develop and Disseminate. b). The results of the feasibility test for designing and making animated learning media based on expert/media expert validation obtained an average percentage score of 93% in the very feasible category, validation from material experts/experts obtained an average value of 92% in the very feasible category and the results of the feasibility trial of respondents/users was 95% in the very feasible category. So it can be concluded that in general this animated learning media is very suitable for use and makes learning more effective, efficient and students are more satisfied when animated learning is applied.

Keywords: Media, Learning, Animation, Macrimedia flash.

Submitted Date : 16 Desember 2023 Accepted Date : 18 Desember 2023

(2)

1. Pendahuluan

Media Pembelajaran animasi saat sekarang ini semakin berkembang serta beragam, mulai dari media konvensional dengan menggunakan metode alat peraga, dan buku sampai dengan media pembelajaran modern berupa audio visual animasi 3 dimensi atau 2 dimensi maupun media pembelajaran modern lainnya.

Media dapat membantu pengajar baik itu dosen maupun guru dalam menyampaikan sebuah pesan didalam materi ajar. Semakin baik media yang digunakan maka semakin baik pula pesan materi yg tersampaikan kepada mahasiswa/pelajar. Media dapat digunakan dalam pembelajaran dengan dua cara, yaitu sebagai alat bantu (dependent media) dan digunakan sendiri oleh siswa ( Independent Media ) [1].

Pelaksanaan pembelajaran yang baik harus diawali oleh suatu perencanaan yang baik. Sebab keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh proses pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan mengajar yang dilakukan oleh pendidik sangat mempengaruhi kegiatan belajar peserta didik. Untuk mengembangkan potensi diri peserta didik, maka peserta didik diharuskan aktif dalam proses belajar. Keaktifan tersebut dapat dicapai dengan penggunaan bahan ajar yang inovatif, variatif, menarik, kontekstual, dan sesuai dengan tingkat kebutuhan peserta didik. Dengan digunakannya bahan ajar yang demikian, maka diharapkan proses pembelajaran yang menyenangkan dapat tercipta, sehingga dapat memicu terjadinya proses pembelajaran yang efektif [2]. Penggunaan media pembelajaran animasi pada tahap orientasi pembelajaran sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan isi pembelajaran secara langsung. Media pembelajaran dapat membantu mahasiswa/pelajar untuk meningkatkan pemahaman, menyajikan animasi yang menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran media animasi dan memadatkan informasi didalam media pembelajaran.

Fungsi media pembelajaran adalah memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya Indera, menghilangkan sikap pasif pada subjek belajar dan membangkitkan motivasi belajar pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap mahasiswa/pelajar. Berdasarkan hasil observasi pada Mata Kuliah Teknik Tenaga Listrik Program Studi Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Bontang media pembelajaran yang saat ini digunakan masih mempunyai kekurangan, yaitu hanya mampu untuk menampilkan materi dalam bentuk teks tanpa ada inovasi, sehingga Mahasiswa/Pelajar sedikit bosan dan monoton. Membuat proses pembelajaran kurang menarik, sedikit interaktif dan belum mampu menyampaikan pesan-pesan historis melalui gambar dan video. Berdasarkan keterangan dan gambaran terkait dengan media pembelajaran yang berlangsung maka penulis membuat penelitian dengan judul “Perancangan dan Pembuatan Media Pembelajaran Animasi Berbasis Macromedia Flash Pada Mata Kuliah Teknik Tenaga Listrik Di Program Studi Teknik Elektro”.

2. Tinjauan Pustaka 2.1. Media Pembelajaran

Secara etimologis, media berasal dari bahasa latin dalam bentuk jamak yang tunggalnya medium, artinya sesuatu yang ditengah atau perantara atau pengantar. Kegiatan pembelajaran merupakan proses komunikasi antar sumber pesan dan penerima pesan. Media pembelajaran berarti sesuatu yang ada diantara sumber pesan dan penerima pesan [3]. Selain itu media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Media pembelajaran adalah pengantar pesan dari pengirim kepenerima pesan, dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan [4]. Sehingga media adalah salah satu alat komunikasi dalam menyampaikan pesan tentunya sangat bermanfaat jika diimplementasikan ke dalam proses pembelajaran, media yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut disebut sebagai media pembelajaran [5].

Media pembelajaran mempunyai manfaat yang banyak sekali antara lain dapat memberikan penjelasan yang lebih konkrit karena materi dapat disajikan dengan logis dan jelas, baik media pembelajaran berupa gambar, foto, miniature, film, video, CD interaktif, komputer dan lain sebagainya. pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dilakukan dengan maksud untuk memfasilitasi belajar. Selain itu pembelajaran sebagai uapaya yang disengaja untuk mengelola kejadian atau peristiwa belajar dalam memfasilitasi peserta didik sehingga memperoleh tujuan yang dipelajari [6]. Oleh sebab itu Media pembelajaran adalah salah satu komponen proses belajar mengajar yang memiliki peranan sangat penting dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar.

2.2. Media Animasi

Macromedia Flash 8 adalah Aplikasi yang mampu mengolah gambar vector, bitmap, dan animasi.

Sekarang namanya adalah Adobe Flash, yang sebelumnya dikenal sebagai Macromedia Flash. Adobe Flash adalah satu software dari perusahaan Adobe, Inc. Yang banyak diminati oleh kebanyakan orang karena kehandalan yang mampu mengerjakan segala hal yang berkaitan untuk pembuatan film kartun, iklan website, presentase, game, dan lain sebagainya. Selain itu Flash juga dapat dikombinasikan dengan program grafis

(3)

yang lain, misalnya Autocad, Photoshop, dan lain sebagainya [7]. Keberadaan flash dalam dunia grafis standar animasi, seperti tutorial, game presentasi, video player, aplikasi audio streaming, bahkan web sudah banyak ditemukan. Flash dengan kekuatan interaktifnya, kemudahan dalam penggunaannya, kompatibilitasnya dengan program lain serta kecilnya ukuran file, membuat banyak praktisi desainer, developer, dan praktisi multimedia yang beralih ke flash. Macromedia telah berusaha memperbaiki dan mengembangkan Flash agar lebih bisa memberikan kemudahan dan mengurangi kekurangan-kekurangan.

Macromedia Flash 8 memberikan keleluasaan bagi para penggunanya untuk memanfaatkan tool editing objek yang lebih handal. Macromedia Flash 8 telah merancang interface untuk Macromedia Flash 8 ini begitu interaktif, sehingga bisa digunakan oleh para pengguna dengan mudah, khususnya dalam bidang animasi.

Dalam pembuatannya pun pengguna langsung bisa menggunakannya dengan kreatifitas dan imajinasi dengan kemampuan flash yang ada.

3. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah R&D (Research and Developmen ). Perancangan dan pembuatan media merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menciptakan produk tertentu [8]. Model perancangan/pengembangan media pembelajaran animasi bagi mahasiswa atau pelajar dengan mata kuliah Teknik tenaga listrik yaitu model pengembangan 4-D yang terdiri dari 4 tahapan : 1). Define (Pendefinisian) berisikan tahap analisis awal (front-end-analysis), analisis siswa (learner analysis), analisis tugas (taks- analisis), analisis konsep (concept analysis), dan merumuskan tujuan pembelajaran (specifying instructional objectives). 2). Design (Perancangan) meliputi tahap penyusunan tes acuan patokan (constructing criterion- referanced test), tahap pemilihan media (media selction), pemilihan format (format selection), dan membuat rancangan awal (initial design). 3). Develop (pengembangan) meliputi tahap penilaian ahli (expert appraisal) dan uji coba pengembangan (developmental testing). 4) Disseminate (penyebaran) merupakan tahap penyebarluasan produk.

Media pembelajaran berupa animasi perlu dilakukan sebuah pengujian untuk mengetahui kelayakan dan kualitasnya. Uji produk media pembelajaran animasi merupakan bagian dari tahapan validasi dan evaluasi.

Media pembelajaran animasi akan dikonsultasikan kepada pakar/ahli, tenaga pengajar, dan mahasiswa/pelajar sebagai calon pemakai media pembelajaran. Ahli/pakar melakukan validasi terhadap media pembelajaran animasi agar dapat diketahui kekurangan yang masih ada. Hasil dari validasi akan menjadi acuan untuk perbaikan media. Ahli/pakar menilai kelayakan media pembelajaran animasi ditinjau dari beberapa bagian kelayakan yakni pada aspek materi, gambar dan Bahasa, tampilan dan penyajian.

Teknik analisis deskriptif dilakukan dengan menggunkan statistik deskriptif yaitu digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi [9].

Cara untuk menentukan kriteria dilakukan seperti tabel berikut

Tabel 1. Kategori Kelayakan Media Animasi

Tebel 1 Kategori kelayakan menunjukkan persentase pencapaian serta skala nilai agar mengetahui kelayakan dan tanggapan pengguna media, tabel 1 juga sebagai acuan penilaian data yang dihasilkan dari validasi ahli/pakar media, materi dan ujicoba.

4. Hasil dan Pembahasan

Hasil perancangan dan pembuatan media pembelajaran animasi dengan tahapan yang telah ditetapkan agar menghasilkan media animasi yang interaktif berbasis macromedia flash 8 dengan materi pada mata kuliah Teknik tenaga listrik di program studi Teknik elektro. Media pembelajaran animasi dinyatakan layak digunakan sesuai validasi oleh ahli/pakar media, materi, dan uji coba oleh mahasiswa/pelajar untuk mengetahui tingkat kelayakan produk media pembelajaran animasi.

Tahapan penelitian ini menggunakan model 4-D untuk melakukan perancangan dan pembuatan media pembelajaran animasi. Berikut pembahasan tahapan dan Langkah-langkah model 4-D dalam perancangan dan pembuatan media pembelajaran animasi:

a. Define (Pendefinisian) : Pada tahap ini dilakukan untuk mendefinisikan segala sesuatu yang dibutuhkan di lapangan agar peneliti dapat mengetahui masalah yang akan dihadapi dan solusinya. Tahapan awal ini peneliti melakukan wawancara dengan mahasiswa/pelajar di mata kuliah Teknik Tenaga Listrik mengenai

No Penilaian Kualitatif Kategori

1 0 % - 20 % Sangat Tidak Setuju Sangat Tidak Layak

2 21 % - 40 % Tidak Setuju Tidak Layak

3 41 % - 60 % Kurang Setuju Kurang Layak

4 61 % -80 % Setuju Layak

5 81 % - 100 % Sangat Setuju Sangat Layak

(4)

materi-materi yang dipelajari dalam perkuliahan/pembelajaran.

b. Design (Perancangan): Tahap kedua adalah tahap design (perancangan) yang bertujuan untuk membuat rancangan awal produk untuk dikembangkan. Tahapan pengembangan produk dilakukan melalui Mendesain media pembelajaran animasi berbasis macromedia flash 8.

Gambar 1. Desain Rancangan Dan Pembuatan Rangkaian Instalasi Tenaga Listrik

c. Development (Pengembangan) : Tahap ketiga adalah tahap develop rancangan tersebut diselesaikan untuk menjadi media pembelajaran animasi yang lengkap. kemudian media dilakukan pengujian untuk mengetahui kualitas serta kelayakannya. Berikut media pembelajaran animasi yang telah di kembangkan dan divalidasi oleh ahli/pakar.

Gambar 2. Pembuatan Desain Media Pembelajaran Animasi

Gambar 3. Media Pembelajaran Animasi

Kemudian dilakukan validasi oleh 2 orang ahli/pakar yaitu validasi tenaga ahli dilakukan terhadap 2 aspek yaitu validasi media dan materi. Analisis data ahli/pakar desain media dengan hasil seperti tabel berikut.

Tabel 2. Hasil Validasi Materi

Keterangan Hasil Validasi

Uji Kelayakan Penyajian 95 %

Uji Kelayakan Materi 90 %

Uji Kelayakan Bahasa 95 %

Rata-Rata 93 %

(5)

Sesuai hasil evaluasi ahli/pakar materi dapat dilihat validasi aspek uji kelayakan penyajian 95 % dengan kategori sangat layak, validasi aspek uji kelayakan materi 90 % dengan kategori sangat layak dan validasi aspek uji kelayakan bahasa memperoleh 95 % dengan kategori sangat layak.sehingga rata-rata hasil dari ketiga aspek diperoleh validasi akhir sebesar 93 % dengan kategori sangat layak.

Hasil validasi media animasi oleh ahli/pakar dilakukan oleh 2 orang terhadap aspek yang dinilia yaitu aspek tampilan media, aspek interaktif dan aspek kemanfaatan. Analisis data ahli/pakar media dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Hasil Validasi Media

Aspek yang dinilai Persentase Hasil Validasi

Tampilan 92 %

Interaktif 89 %

Kemanfaatan 95 %

Rata – Rata 92

Berdasarkan hasil validasi oleh pakar/ahli media dapat dilihat bahwa aspek tampilan memperoleh validasi 92 % dengan kategori sangat layak, aspek interaktif memperoleh hasil validasi 89 % dengan kategori sangat layak kemudian aspek kemanfaatan memperoleh hasil validsi 95 % dengan kategori sangat layak dan nilai rata-rata hasil validasi memperoleh 92 % dengan kategori sangat layak. Sehingg dapat disimpulkan bahwa dengan melihat hasil evaluasi dan validasi ahli/pakar maka media pembelajaran animasi sangat layak.

d. Disseminate (Penyebaran): tahap ke empat adalah penyebaran. Media pembelajaran animasi yang telah direvisi dan di uji kelayakannya selanjutnya disebarluaskan. Penyebarluasan media pembelajaran dibagi menjadi 2 tahap yaitu satu ujicoba skala kecil, kedua ujicoba skala besar. Pada tahap ujicoba pertama jumlah responden sebanyak 6 orang mahasiswa/pelajar sebagai ujicoba skala kecil yang memberikan penilaian terhadap media yang dikembangkang secara langsung. Pada tahap kedua ujicoba skala besar dengan jumlah responden 26 orang mahasiswa/pelajar. Hasil evaluasi dari Disseminate (penyebaran) dengan menggunakan responden mahasiswa/pelajar sebagai pengguna memperoleh nilai validasi 95 % dengan kategori sangat layak.

5. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil dan pembahasan penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Media pembelajaran animasi mata kuliah Teknik tenaga listrik dikembangkan berdasarkan model pengembangan 4-D dengan tahapan pengembangan yaitu Define (pendefinisian), Design (perancangan), develop (Pengembangan) dan Disseminate (Penyebaran).

2. Hasil uji kelayakan perancangan dan pembuatan media pembelajaran animasi berdasarkan validasi ahli/pakar media memperoleh nilai rata-rata persentase sebesar 93 % dengan kategori sangat layak, validasi ahli/pakar materi memperoleh nilai rata-rata sebesar 92 % dengan kategori sangat layak dan hasil ujicoba kelayakan terhadap responden/pengguna sebesar 95 % dengan kategori sangat layak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara umum media pembelajaran animasi ini sangat layak digunakan serta membuat pembelajaran menjadi lebih efektif, efisien dan mahasiswa/pelajar lebih puas saat pembelajaran animasi diterapkan.

Daftar Pustaka

[1] A. S. Lestari, “Pembuatan bahan ajar berbasis modul pada matakuliah media pembelajaran di jurusan tarbiyah STAIN Sultan Qaimuddin Kendari,” Al-TA’DIB: Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan, vol. 7, no.

2, pp. 154–176, 2014.

[2] Sugeng A Karim, Jumadi M Parenreng, and Abdul Hafizh, “Pengembangan Modul Pembelajaran Mata Kuliah Jaringan Komputer Di Prodi PTIK UNM,” INTEC Journal: Information Technology Education Journal, Vol. 1, No 1, pp. 75-78, 2022.

[3] S. Thiagarajan, “Instructional development for training teachers of exceptional children: A sourcebook.,” 1974.

[4] D. Sugiyono, “Metode penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D,” 2013.

[5] Z. Zulfan et al., “Perancangan Storyboard Konten Animasi 3 Dimensi Untuk Edukasi Anak Usia Sekolah Dasar Tentang Mitigasi Penyebaran COVID-19,” J. Serambi Eng., vol. 7, no. 1, 2022.

[6] M. Mustofa, S. Sidiq, and E. Rahmawati, “Penerapan Finite State Machine Untuk Pengendalian Animasi Pada Video Game Rpg Nusantara Legacy,” J. Sist. Komput. Musirawas, vol. 3, no. 1, p. 1, 2018.

[7] R. Gunawan, T. H. Prastyawan, and Y. Wahyudin, “Rancang Bangun Game Edukasi Perhitungan Dasar Matematika Sekolah Dasar Kelas 3, 4 Dan 5 Mengunakan Construct 2,” J. Interkom J. Publ. Ilm. Bid.

Teknol. Inf. dan Komun., vol. 16, no. 1, pp. 46–59, 2021.

(6)

[8] M. Khaerudin, D. B. Srisulistiowati, and J. Warta, “GAME EDUKASI DENGAN MENGGUNAKAN UNITY 3D UNTUK MENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN.”

[9] D. W. P. A. P. N. Erri Wahyu Puspitarini, “Game Edukasi Berbasis Android Sebagai Media Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini,” J I M P - J. Inform. Merdeka Pasuruan, vol. 1, no. 1, pp. 46–58, 2016.

[10] N. Abidin and A. F. Haq, “Aplikasi Media Pembelajaran Anak Usia Dini Menggunakan Teknologi Augmented Reality Berbasis Android,” J. Nas. Komputasi dan Teknol. Inf., vol. 6, no. 1, pp. 95–102, 2023.

[11] E. Emelda, D. Yusuf, Y. Heryani, N. Kurniati, and S. Watini, “Analisis Implementasi Inovasi Pembelajaran Digital Bagi Sekolah Penggerak Berbasis TV Sekolah di Kabupaten Tanah Datar,” J. Nas.

Komputasi dan Teknol. Inf., vol. 6, no. 4, pp. 556–560, 2023.

[12] A. Budiman, A. Arifin, and F. Marlianto, “Pengembangan media pembelajaran berbasis e-learning pada SMK di Pontianak,” J. Nas. Komputasi dan Teknol. Inf., vol. 2, no. 2, pp. 133–139, 2019.

[13] R. Hadi, I. B. K. P. Dipa, K. G. O. Ciptahadi, and N. L. G. P. Suwirmayanti, “Pengenalan Taman Makam Pahlawan Pancaka Tirta dengan Virtual Tour 360,” J. Nas. Komputasi dan Teknol. Inf., vol. 6, no. 2, 2023.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari uji kelayakan yang dilakukan terhadap media pembelajaran ini antara lain: (1) tanggapan ahli materi secara keseluruhan mendapatkan persentase sebesar 80,00%

Dari rekapitulasi hasil validasi oleh ahli dan penilaian dari 20 siswa, maka rata-rata keseluruhan skor yang diperoleh adalah sebesar 4,19 dan dengan demikian rancang

Berdasarkan tabel 10 penilaian ahli materi terhadap aspek penyajian diperoleh rata-rata skor sebesar 4,14 dengan persentase sebesar 82,86% sehingga dapat dikatakan

Berdasarkan data tersebut, persentase penilaian dari dua validator ahli media terhadap video tutorial berbasis animasi didapatkan klasifikasi kelayakan produk dalam Utomo dan

Hasil uji coba pada penelitian ini berupa analisis dari nilai rata-rata hasil validasi dua ahli materi dari presentase aspek kelayakan isi adalah 90%, presentase