• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Perangkat Pembelajaran Model Kurikulum Adiwiyata berbasis Kearifan Lokal

N/A
N/A
Irgie Muzhaffar

Academic year: 2023

Membagikan "Buku Perangkat Pembelajaran Model Kurikulum Adiwiyata berbasis Kearifan Lokal"

Copied!
168
0
0

Teks penuh

Dalam upaya menyelamatkan lingkungan hidup dan menghancurkan kearifan lokal, salah satu caranya adalah dengan mengintegrasikan pendidikan lingkungan hidup berbasis kearifan lokal ke dalam pendidikan di tengah derasnya arus globalisasi. Pengembangan kurikulum Adiwiyata berbasis kearifan lokal dilakukan atas dasar nilai-nilai budaya dan karakter bangsa sebagai satuan kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di sekolah.

  • Landasan Sosiologis
  • Landasan Psikopedagogis
  • Landasan Teoritis
  • Landasan Yuridis
  • Landasan Konseptual Kurikulum a. Peduli lingkungan

Pandangan ini menghendaki agar kurikulum diposisikan sebagai alat pendewasaan peserta didik sesuai dengan psikologi perkembangan dan psikologi belajar (hakikat belajar dan teori belajar), sehingga mendapat perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan. , kearifan lokal dan daya tanggap terhadap berbagai kondisi dan perkembangan zaman (Bahri, 2011). Kurikulum adiwiyata berbasis kearifan lokal dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya kepada peserta didik dalam mengembangkan kemampuan bersikap, mempunyai pengetahuan, keterampilan dan bertindak untuk melaksanakan tugas di sekolah, masyarakat dan lingkungan tempat anak berinteraksi.

Konsep Prosedural Kurikulum 1. Melakukan analisis kebutuhan

Tujuan Pengembangan Kurikulum

Prinsip Pengembangan Kurikulum

  • Prinsip Relevansi, kurikulum sangat erat kaitannya dengan lingkungan setempat dan
  • Prinsip Efektivitas, sejauh mana tingkat perencanaan kurikulum tercapai sesuai
  • Prinsip Efisiensi, dikatakan efisien jika dapat mendayagunakan waktu, biaya dan
  • Prinsip Berkesinambungan, Prinsip kesinambungan dalam pengembangan
  • Prinsip Fleksibilitas, Kurikulum yang dikembangkan harus memiliki ruang gerak
  • Prinsip Pembelajaran Bermakna, pembelajaran dilakukan dalam bentuk
  • Prinsip Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya

Misalnya mengenalkan pertanian kepada pelajar karena daerah ini merupakan daerah pedesaan yang subur dalam bidang pertanian. Prinsip pengakuan terhadap perbedaan individu dan latar belakang budaya individu serta latar belakang budaya siswa, cita-cita, latar belakang keluarga, cara menerima pendidikan di rumah, cara pandang, cara belajar, cara berpikir dan keyakinan berbeda.

Karakteristik Kurikulum Adiwiyata Berbasis Kearifan Lokal

Penyajian pakaian ini juga dilakukan dalam lomba dey nte yojo dan dikenakan setiap hari kamis, motif batik bomba dan sampoulu/siga sesuai petunjuk ketua Palu harus tetap dilestarikan. Kota Palu juga terletak di sebelah utara garis khatulistiwa, menjadikan Kota Palu sebagai salah satu kota tropis terkering di Indonesia dengan curah hujan yang lebih sedikit dan rawan terhadap gempa bumi serta merupakan daerah yang terkena bencana tsunami dan likuifaksi serta banjir lumpur, sehingga perlu adanya pengenalan lingkungan hidup. pendidikan. sejak dini untuk meminimalisir bencana. .

Tujuan Pendidikan

Tujuan Pendidikan Dasar

Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

Tujuan Kurikulum Adiwiyata Berbasis Kearifan Lokal

Muatan lokal Kompetensi inti berkaitan dengan pendidikan lingkungan hidup berbasis kearifan lokal, sehingga pembelajaran untuk kelas I, II dan III dari 26, 27 dan 28 jam menjadi 32, 32 dan 34 jam per minggu (Subandi, 2014). Mata pelajaran muatan lokal dengan materi pendidikan lingkungan hidup berbasis kearifan lokal dilaksanakan sebanyak 2 kali pembelajaran setiap minggunya. Kurikulum ini memuat mata pelajaran dengan muatan lokal yang berdiri sendiri dengan materi lingkungan hidup dan kearifan lokal.

Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran seni budaya dan kerajinan, PJOK dan mata pelajaran muatan lokal merupakan kelompok mata pelajaran yang muatannya dikembangkan oleh pusat dan melengkapi muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.

Tabel 3.1  Sturktur Kurikulum
Tabel 3.1 Sturktur Kurikulum

Muatan Kurikulum 1. Mata Pelajaran

  • Pengembangan Diri dan Pembiasaan a) Pengembangan
  • Pembiasaan Rutin
  • Terprogram
  • Spontan
  • Kegiatan Keteladanan
  • Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme
  • Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Pada prinsipnya materi perlindungan lingkungan hidup berbasis kearifan lokal diajarkan pada mata pelajaran muatan lokal dan diintegrasikan pada mata pelajaran lain. Guru dan warga sekolah perlu mengintegrasikan pendidikan lingkungan hidup berbasis kearifan lokal ke dalam kurikulum, silabus, dan silabus yang ada. Indikator pendidikan lingkungan hidup berbasis kearifan lokal juga berlaku pada kegiatan terprogram dan kegiatan sekolah sehari-hari.

Pembelajaran lingkungan hidup berbasis kearifan lokal menggunakan pendekatan proses pembelajaran aktif, kreatif, menyenangkan dan berpusat pada anak, yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan di kelas, sekolah dan masyarakat. Pembinaan nilai-nilai pendidikan lingkungan hidup berbasis kearifan lokal di sekolah dasar Kota Palu akan dilakukan secara bertahap. Program pendidikan lingkungan hidup berbasis kearifan lokal dilaksanakan pertama kali dalam kurun waktu empat tahun di SDN 5 Palu.

Mengingat pentingnya pendidikan lingkungan hidup berbasis kearifan lokal yang ditanamkan sejak usia dini, maka SDN 5 Kota Palu telah menetapkan mata pelajaran muatan lokal yang memuat materi pendidikan lingkungan hidup berbasis kearifan lokal yang akan diajarkan kepada siswa kelas I (satu) sampai dengan kelas 6 (enam). ) pada awal semester pertama (satu) tahun 2020.

Beban belajar pada Kelas I, II, III, IV dan V dalam satu semester minimal 18 minggu dan maksimal 20 minggu. Beban belajar di kelas VI semester ganjil minimal 18 minggu dan maksimal 20 minggu. Beban belajar di kelas VI semester genap minimal 14 minggu dan maksimal 16 minggu.

Alokasi waktu latihan dapat dibagi menjadi dua jam kegiatan praktik di sekolah, setara dengan satu jam kontak personal.

Penilaian

Ketuntasan Belajar

Ketuntasan ketuntasan adalah ketuntasan belajar KD, yaitu tingkat penguasaan KD tertentu oleh siswa pada tingkat ketuntasan minimal atau lebih tinggi, sedangkan ketuntasan belajar dalam konteks masa pembelajaran terdiri dari ketuntasan pada setiap semester, setiap tahun ajaran dan setiap satuan pendidikan. tingkat. Selesainya pembelajaran dalam satu semester merupakan keberhasilan mahasiswa dalam menguasai sejumlah kompetensi mata pelajaran yang diambilnya dalam satu semester. Selesainya pembelajaran pada setiap tahun ajaran merupakan keberhasilan mahasiswa pada semester ganjil dan genap pada suatu tahun ajaran.

Ketuntasan pada tingkat satuan pendidikan merupakan keberhasilan peserta didik dalam menguasai kompetensi seluruh mata pelajaran di suatu daerah. Nilai kelengkapan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dinyatakan dalam bentuk angka dan huruf yaitu 0 – 100 untuk angka yang setara dengan huruf A sampai D seperti terlihat pada tabel 3.7 di bawah ini. Oleh karena itu, ketuntasan belajar pada aspek pengetahuan ditentukan dengan skor rata-rata sebesar 68, sedangkan pada aspek keterampilan ditentukan dengan kinerja optimal sebesar 68.

Khusus di SD/MI, kelengkapan sikap, pengetahuan, dan keterampilan ditentukan dalam bentuk uraian berdasarkan modus, nilai rata-rata, dan prestasi optimal.

Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan 1. Kenaikan Kelas

  • Kelulusan
  • Penentuan kelulusan
  • Pendidikan Berbasis lingkungan dan Keunggulan Lokal
  • Pembelajaran Tematik Integrated (Terpadu) Kurikulum menggunakan pendekatan
  • Pendekatan Saintifik (Ilmiah)
  • Penilaian Autentik (Responsif)

Keterampilan berbasis lingkungan dan keunggulan lokal merupakan layanan pendidikan lingkungan hidup biotik dan abiotik serta seni dan budaya masyarakat Kaili, seni daerah Kaili. Tema tersebut merangkai makna dari beberapa konsep dasar sehingga siswa tidak mempelajari konsep dasar secara parsial. Dengan demikian, pembelajaran memberikan makna utuh kepada siswa yang tercermin dari berbagai tema yang tersedia.

Pendidikan lingkungan hidup berbasis kearifan lokal dimasukkan dalam mata pelajaran muatan lokal, mulai dari kelas awal hingga akhir (kelas 1 hingga kelas 6) agar tidak mengganggu jam pelajaran lainnya. Dari segi psikologis, siswa mampu berpikir abstrak untuk memahami isi mata pelajaran muatan lokal karena dilakukan dengan lebih realistis dan santai. Dari perspektif transdisipliner, model kurikulum Adiwiyata berbasis kearifan lokal yang memuat materi lingkungan hidup dan kearifan lokal, berkaitan dengan teori dan bidang ilmu seperti sosiolog, antropolog, psikolog, sejarah dan budaya.

Di bawah ini adalah topik yang disiapkan untuk siswa SD I., II., II., IV.

Pendidikan Lingkungan dan Muata Lokal

Program Adiwiyata Berbasis Kearifan Lokal Pendidikan Lingkungan dalam kurikulum

Pemberian materi terutama dilakukan secara real time oleh siswa termasuk seluruh warga sekolah, orang tua, masyarakat dan instansi terkait. Siswa disadarkan akan pentingnya menjaga lingkungan, merawat diri, merawat dan menanam tanaman, membuat kompos, memilah sampah, mengelola bank sampah, menyehatkan lingkungan, menghemat air dan listrik serta membuat palu khas penanaman hutan sekolah. pohon eboni, pohon mangga dan kayu jawa. Melalui muatan lokal yang diterapkan di sekolah, diharapkan siswa dapat meningkatkan kecintaan terhadap budaya daerahnya dan menanamkan nilai-nilai sosial budaya yang ada di sekitar siswa.

Pembelajaran berbasis kearifan lokal sangat penting untuk diterapkan oleh guru dalam pembelajaran, berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa serta sebagai media untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap kearifan lokal di daerahnya, menumbuhkan karakter positif sesuai nilai-nilai luhur. kearifan lokal dan membekali siswa dalam menghadapi segala permasalahan di luar sekolah. . Mengingat pentingnya pembelajaran berbasis kearifan lokal, maka diharapkan guru dapat merancang dan mengembangkan pembelajaran berbasis kearifan lokal. Pendidikan berbasis kearifan lokal merupakan pendidikan yang mengajarkan peserta didik untuk selalu terhubung dengan situasi konkrit yang dihadapinya.

Untuk mengikuti program sekolah Adiwiyata harus memiliki 4 komponen penilaian Adiwiyata, Konsep Adiwiyata 5R/5M dan 2 Prinsip Adiwiyata yang terintegrasi dengan kearifan lokal.

Pendidikan Penanggulangan Bencana

Kalender pendidikan merupakan jadwal kegiatan belajar peserta didik selama satu tahun ajaran, yang meliputi awal tahun ajaran, minggu pengajaran efektif, waktu pengajaran efektif, dan hari libur. Pada setiap awal tahun ajaran, tim pengembang program di sekolah menyiapkan kalender pendidikan untuk mengatur durasi kegiatan pembelajaran, minggu pembelajaran efektif, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah/madrasah mengacu pada standar isi dan menyesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah/madrasah, kebutuhan siswa dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah daerah.

Alokasi Waktu

Kepala Daerah Kabupaten/Kota dan/atau organisasi penyelenggara pelatihan dapat menetapkan hari libur khusus. Sekolah/madrasah yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan waktu secara spesifik tanpa mengurangi jumlah minggu efektif dan waktu pembelajaran efektif.

Penetapan Kalender Pendidikan

Hari libur sekolah/madrasah ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan/atau Menteri Agama. Dalam hal yang berkaitan dengan hari raya keagamaan, kepala daerah kabupaten/kota dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus. Kalender pendidikan SDN 5 Palu disusun berdasarkan Kalender Pendidikan Nasional yang disesuaikan dengan program sekolah.

PENUTUP

Jurnal Internasional Ilmu Sosial Mengembangkan Kurikulum Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris informasi penting dan model kurikulum yang dapat dikembangkan di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI – Pendidikan Bahasa Inggris) di Ar-Ranir, 0-14. Evaluasi implementasi kurikulum dalam kegiatan kehidupan nyata pada topik instalasi sistem operasi jaringan berbasis antarmuka pengguna grafis abstrak. Larangan Penggunaan A]R Minuh4 Berbagai plastik sekali pakai dan kantong plastik di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.52/Menlhk/Setjen/Kum.1/9/2019 tentang Gerakan Peduli dan Budaya Lingkungan di Sekolah.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KOMPETENSI INTI (KI)

Setelah mengikuti permainan bola, siswa dapat memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama panggilannya dengan benar dalam bahasa Indonesia dan Kaila. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menghias kartu nama dengan bahan bekas berupa karton.

KEGIATAN PEMBELAJARAN

Siswa diajak untuk saling mengenal melalui permainan lempar bola dan guru menjelaskan aturan mainnya. siswa diminta melingkari, boleh duduk atau berdiri dan guru mencontohkan cara melempar dan menangkap bola yang benar). Guru membagikan kertas berisi nama siswa kepada setiap siswa untuk digunakan sebagai contoh tulisan. Siswa kemudian diminta untuk menuliskan namanya pada kartu karton dan menghias atau mewarnai kartu nama tersebut dengan menggunakan bahan alam yang diterimanya.

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

Menjelaskan jenis-jenis teknologi sederhana dalam pemeliharaan lingkungan berdasarkan kearifan lokal (misalnya botol air mineral, kaleng bekas, kantong plastik) 6.2. Memiliki sikap jujur, disiplin, bertanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru. Memiliki sikap jujur, disiplin, bertanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk Tuhan dan aktivitasnya, serta benda-benda yang ditemui di rumah dan di sekolah. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan-gerakan yang mencerminkan anak yang sehat, dan dalam tindakan yang sesuai.

Gambar

Tabel 3.1  Sturktur Kurikulum

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah