1
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan. Adapun data pada penelitian tentang perbaikan fasilitas kerja ini adalah sebagai berikut :
4.1.1 Data Umum Penelitian
Data umum penelitian menunjukan gambaran secara umum tempat penelitian. Data umum penelitian terdiri dari lokasi penelitian, sejarah tempat penelitian, visi dan misi tempat penelitan, dan jam operasional kereta api.
4.1.1.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian bertempat di jalan Letnal Jendral R. Suprapto atau jalan raya Anyer, kira-kira 2,5 Km dari arah Cilegon ke arah Anyer. Kebonsari, Kec.
Citangkil, Kota Cilegon, Banten 42411.
4.1.1.2 Sejarah Tempat Penelitian
Stasiun kereta api Z didirikan pada masa pemerintah colonial Belanda, yaitu sekitar tahun 1896 oleh Staatspoorwegen (Perusahaan Kereta Api Negara). Stasiun kereta api ini menjadi penghubung dan jalur yang cukup vital menuju Batavia, melalui Serang, Rangkasbitung, dan Serpong. Bangunan khas kolonial Belanda, menjadi ciri utama dari stasiun kereta api kerenceng. Saat memasuki ruang dalam stasiun, disisi kiri berhadapan dengan loket penjaga karcis kereta api, lengkap berdaun jendela khas Kolonial. Menurut penuturan Akhmad (55 tahun), seorang pegawai PT. Kereta Api Indonesia yang berfungsi menjaga pintu perlintasan kereta api menuju Merak dan kawasan Krakatau Steel, bahwa stasiun ini merupakan pindahan yang digotong ramai-ramai antara masyrakat dan pegawai kereta api.
4.1.1.3 Visi, Misi, dan Nilai Budaya Tempat Penelitian
Adapun visi dan misi dari PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah sebagai berikut :
34
35
1. Visi :
Menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia 2. Misi :
1. Untuk menyediakan sistem transportasi yang aman, efisien, berbasis digital, dan berkembang pesat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
2. Untuk mengembangkan solusi transfortasi massal yang terintegrasi melalui investasi dalam sumber daya manusia, infrastruktur dan teknologi.
3. Untuk memajukan pembangunan nasional melalui kemitraan dengan para pemangku kepentingan, termasuk memperkarsai dan melaksanakan pembangun infrastruktur-infrastruktur penting terkait transportasi.
4.1.1.4 Jam Oprasional Kereta Api Ekonomi
Stasiun Z terdapat 2 bagian jam oprasional yaitu jam kedatangan kereta dan jam keberangkatan kereta. Berikut ini jam oprasional kereta api di stasiun Z :
Tabel 3 Jam Oprasional Kereta Api Ekonomi No Jam Kedatangan
Stasiun A- Stasiun Z
Jam Keberangkatan Stasiun Z -Stasiun A
1 06.39 05.06
2 09.09 07.36
3 11.39 10.06
4 15.33 12.36
5 18.09 16.36
6 20.39 19.06
7 23.09 21.36
4.1.2 Data Responden
Data Responden pada penelitian ini adalah Penumpang Kereta api Ekonomi Stasiun Z bulan Januari , berikut adalah hasil rekapitulasi :
Tabel 4. Data Responden
No Nama Jenis Kelamin Usia (Tahun) Pekerjaan
1 Penumpang 1 Perempuan 18 Mahasiswa
2 Penumpang 2 Perempuan 18 Mahasiswa
3 Penumpang 3 Perempuan 19 Mahasiswa
4 Penumpang 4 Perempuan 18 Mahasiswa
5 Penumpang 5 Laki-laki 22 PT KAI Perssero
6 Penumpang 6 Laki-laki 34 Guru/PNS
7 Penumpang 7 Perempuan 32 Ibu rumah tangga
8 Penumpang 8 Perempuan 34 Ibu rumah tangga
9 Penumpang 9 Perempuan 44 Ibu rumah tangga
10 Penumpang 10 Laki-laki 52 PNS
11 Penumpang 11 Perempuan 56 Ibu rumah tangga
12 Penumpang 12 Perempuan 16 Pelajar
13 Penumpang 13 Perempuan 22 Mahasiswa
14 Penumpang 14 Laki-laki 19 Mahasiswa
15 Penumpang 15 Laki-laki 19 Mahasiswa
16 Penumpang 16 Laki-laki 20 Mahasiswa
17 Penumpang 17 Laki-laki 25 PT Wajatama
18 Penumpang 18 Perempuan 28 PT Wajatama
19 Penumpang 19 Laki-laki 22 Wiraswasta
20 Penumpang 20 Laki-laki 20 Usaha
21 Penumpang 21 Perempuan 15 Pelajar
22 Penumpang 22 Perempuan 38 Ibu rumah tangga
23 Penumpang 23 Laki-laki 22 Kurir JNE
24 Penumpang 24 Perempuan 19 Wiraswasta
25 Penumpang 25 Perempuan 19 Wiraswasta
26 Penumpang 26 Perempuan 20 Wiraswasta
27 Penumpang 27 Perempuan 26 PPIC PT Krakatau Posco
28 Penumpang 28 Perempuan 22 Asisten rumah tangga
29 Penumpang 29 Laki-laki 46 Owner Winata Grup
30 Penumpang 30 Laki-laki 24 Karyawan
31 Penumpang 31 Laki-laki 25 Karyawan
32 Penumpang 32 Laki-laki 22 Karyawan
33 Penumpang 33 Perempuan 50 Guru/ PNS
34 Penumpang 34 Perempuan 47 Guru/PNS
35 Penumpang 35 Laki-laki 39 Bidan
36 Penumpang 36 Laki-Laki 22 Mahasiswa
37 Penumpang 37 Perempuan 38 Ibu rumah tangga
38 Penumpang 38 Perempuan 22 Mahasiswa
39 Penumpang 39 Laki-laki 41 Dosen
40 Penumpang 40 Laki-laki 31 Wiraswasta
Tabel di atas merupakan responden dari kuesioner yang akan diolah pada pengolahan data. Terdapat 40 responden yang beragam dari umur hingga pekerjaan yang menggunakan layanan kereta api.
4.1.3 Data Rekapitulasi Kuesioner Suara Konsumen
Berikut tabel rekapitulasi kuesioner suara konsumen adalah:
37
Tabel 5. Data Rekapitulasi Hasil Suara Konsumen
No Nama
Responden
Nomor Pernyataan
A1 A2 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 C1 C2 C3 C4 C5 D1 D2 D3 D4 D5 D6 Y
1 Penumpang 1 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 78
2 Penumpang 2 5 4 3 4 5 5 4 5 3 5 2 4 2 3 2 3 4 4 4 4 63
3 Penumpang 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 85
4 Penumpang 4 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 4 64
5 Penumpang 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 3 5 4 5 5 4 5 5 3 72
6 Penumpang 6 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 76
7 Penumpang 7 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 84
8 Penumpang 8 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 83
9 Penumpang 9 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 84
10 Penumpang 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 85
11 Penumpang 11 3 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 73
12 Penumpang 12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 85
13 Penumpang 13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
14 Penumpang 14 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 74
15 Penumpang 15 5 2 2 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 1 4 76
16 Penumpang 16 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 72
17 Penumpang 17 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 3 5 5 4 5 76
18 Penumpang 18 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 72
19 Penumpang 19 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 2 2 2 51
20 Penumpang 20 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 5 3 4 4 3 4 3 4 61
21 Penumpang 21 4 5 5 5 3 5 5 5 5 4 3 4 5 4 5 5 4 4 4 4 74
22 Penumpang 22 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 84
23 Penumpang 23 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 3 76
Tabel 5. Data Rekapitulasi Hasil Suara Konsumen (Lanjutan)
No Nama
Responden
Nomor Pernyataan
A1 A2 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 C1 C2 C3 C4 C5 D1 D2 D3 D4 D5 D6 Y
24 Penumpang 24 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 82
25 Penumpang 25 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 77
26 Penumpang 26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 85
27 Penumpang 27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
28 Penumpang 28 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 77
29 Penumpang 29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 85
30 Penumpang 30 3 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 76
31 Penumpang 31 4 4 4 4 3 4 4 2 3 2 3 5 3 5 3 3 3 4 4 5 60
32 Penumpang 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
33 Penumpang 33 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 84
34 Penumpang 34 4 4 5 5 5 5 3 5 5 4 3 4 5 4 3 3 3 4 4 5 70
35 Penumpang 35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 67
36 Penumpang 36 5 4 3 4 5 4 4 5 3 5 4 5 4 4 5 4 3 3 3 4 69
37 Penumpang 37 3 3 3 5 5 5 4 5 5 5 3 4 5 3 5 3 4 4 4 4 73
38 Penumpang 38 5 5 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 76
39 Penumpang 39 4 5 4 3 4 3 1 3 4 4 4 5 5 4 3 4 2 4 4 4 61
40 Penumpang 40 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 70
39
Data hasil kuesioner yang didapat adalah 40 responden yang dimana data ini akan di uji validitas, dan uji reabilitas. Berikut adalah gambar diagram pie dari karakteristik responden
Karakteristik Responden
1
1 1 1
1 3 1 10
1
5 4
2 2 6 1
Mahasiswa Guru/PNS IRT PT Wajatama Wiraswasta Usaha
ART Owner Karyawan
Pelajar Kurir JNE Bidan
PT KAI PPIC PT KPE Dosen
4.2
Gambar 5. Diagram Karakteristik Responden Pengolahan Data
Pengolahan data ini terdapat uji validitas hasil kuesioner, uji reabilitas hasil kuesioner, dan usulan perbaikan dengan metode MEAD. Berikut pengolahan datanya.
4.2.1 Uji Stastistik
Pada uji stastistik ini terdapat 2 uji yaitu uji validitas dan uji reabilitas. Berikut penut pengujiannya
1. Uji Validitas
Berikut perhitungan uji validitas menggunakan SPSS:
Gambar 6. Uji Validitas Hasil Kuesioner
41
Gambar 6. Uji Validitas Hasil Kuesioner (Lanjutan)
Gambar 6. Uji Validitas Hasil Kuesioner (Lanjutan)
43
Gambar 6. Uji Validitas Hasil Kuesioner (Lanjutan)
Dalam gambar di atas diketahui tentang hasil uji validitas menggunakan software SPSS. Dalam gambar diatas diketahui nilai total adalah hasil dari R tabel.
Pada perhitungan kali ini hasilnya data keseluruhan valid, diketahui dengan tanda bintang pada SPSS itu berarti nilai valid. Data kepentingan konsumen dengan menggunakan software SPSS valid karena semua nilai totalnya atau R hitung nya lebih besar dari R tabel yang sebesar 0,312 nilai level dari signifikan dengan nilai N yaitu 40.
2. Uji Reabilitas
Berikut perhitungan uji reabilitas menggunakan SPSS:
Gambar 7. Uji Reabilitas
Dari gambar Hasil Uji Reliabilitas kepentingan Konsumen dengan menggunakan software SPSS didapatkan nilai Cronbach alpha yaitu sebesar 0,707 yang artinya bahwa data yang didapatkan dapat diandalkan karena nilai Cronbach alpha yang mendekati nilai 1. Hasil kuesioner ini dapat dikatakan reabel karena Cronbach alpha lebih dari 0,6.
4.2.2 Macroegonomic Analysis and Design (MEAD)
Dalam perbaikan layanan fasilitias pelayanan di stasiun kereta api digunakannya metode MEAD. Berikut 10 tahapan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang ada dengan metode MEAD yaitu:
4.2.2.1 Identifikasi lingkungan dan sub-sistem organisasi
Stasiun Z merupakan stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Cilegon. Stasiun yang terletak pada ketinggian +17 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta. Hanya ada satu kereta api yang melayani angkutan penumpang di stasiun ini, yaitu KA Lokal Merak. Stasiun Z memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus. Jalur 1 dan 2 digunakan untuk lalu-lalang maupun persilangan antarkereta api, dan jalur 3 digunakan sebagai sepur simpan. Sebelumnya, jalur 3 ini merupakan jalur nonaktif yang tidak bisa dilalui
45
Penumpang
Petugas Kebersihan Petugas
Penjualan Tiket Petugas
Pelayanan Penumpang Petugas
Keamanan Petugas
Informasi
Pengantar Perjalanan Kereta Api (PPKA) Kepala Stasiun
(KS)
oleh kereta, namun sudah diaktifkan kembali saat proyek upgrade rel KA lintas Rangkasbitung-Merak pada 2020-2021. PT KAI memiliki visi dan misi yaitu:
a. Visi dan Misi Visi :
Menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia Misi :
1. Untuk menyediakan sistem transportasi yang aman, efisien, berbasis digital, dan berkembang pesat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
2. Untuk mengembangkan solusi transfortasi massal yang terintegrasi melalui investasi dalam sumber daya manusia, infrastruktur dan teknologi.
3. Untuk memajukan pembangunan nasional melalui kemitraan dengan para pemangku kepentingan, termasuk memperkarsai dan melaksanakan pembangun infrastruktur-infrastruktur penting terkait transportasi.
b. Struktur Organisasi
Berikut adalah struktur organisasi pada PT Z:
Gambar 8. Struktur Organisasi Stasiun Z (Sumber: Stasiun Z, 2022)
1. Kepala Stasiun (KS)
Bertanggung jawab atas operasional keseluruhan stasiun kereta, termasuk pengelolaan personel, pengawasan layanan penumpang, keselamatan, dan pemeliharaan fasilitas.
2. Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA)
Bertanggung jawab langsung atas koordinasi operasional di stasiun kereta, termasuk penjadwalan petugas, pengawasan pemuatan dan penurunan penumpang, serta pemantauan keamanan.
3. Petugas Keamanan
Menjaga keamanan dan ketertiban di stasiun kereta, termasuk pemeriksaan penumpang, pemantauan CCTV, serta penanganan situasi darurat atau gangguan keamanan.
4. Petugas Loket
Bertanggung jawab atas penjualan tiket kepada penumpang, memberikan informasi perjalanan, serta membantu penumpang dalam masalah tiket atau rute.
5. Petugas Informasi
Menyediakan informasi kepada penumpang mengenai jadwal, perubahan rute, keterlambatan, atau hal-hal terkait lainnya.
6. Petugas Pelayanan Penumpang
Membantu penumpang dalam memasuki atau keluar dari stasiun, memberikan bantuan dalam pengangkutan bagasi, serta memberikan petunjuk umum tentang fasilitas di stasiun.
7. Petugas Kebersihan
Bertugas membersihkan area peron, fasilitas umum, dan ruang tunggu di stasiun untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan.
8. Penumpang
Orang yang menggunakan fasilitas kereta api untuk berpegian.
c. Daftar Checklist Syarat minimum Fasilitas Stasiun
Berikut daftar lengkap fasilitas di stasiun Z yang dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2015.
47
Tabel 6. Checklist Syarat minimum Fasilitas Stasiun Z
Fasilitas Stasiun No Peraturan Pemerintah No. 48
Tahun 2015
Stasiun Z Tidak Ya
1 Lampu Penerangan √
2 Layanan Penjualan Tiket √
3 Ruang Tunggu √
4 Ruang Boarding √
5 Toilet √
6 Mushola √
7 Pengatur Sirkulasi Udara √
8 Tempat Parkir √
9 Fasilitas bagi penumpang difable √
10 Restorasi √
11 Display Harga Tiket √
Berdasarkan data di atas, maka stasiun Z masih ada yang belum sesuai dengan peraturan No. 48 tahun 2015. Restorasi di peraturan menteri tersebut yaitu fasilitas yang menyedikan tempat makan dan minum.
4.2.2.2 Mengidentifikasi Tipe Sistem Produksi dan Ekspetasi Performansi
Berikut merupakan tipe sistem produksi dan ekspetasi performansi di stasiun Z:
a. Jenis Sistem pada Stasiun Kereta Api Z 1. Sistem Pelayanan Penumpang
Stasiun kereta api berfungsi sebagai pusat pelayanan penumpang, di mana penumpang naik dan turun dari kereta. Sistem pelayanan penumpang melibatkan berbagai aktivitas seperti penjualan tiket, pengecekan tiket, pengaturan antrian, pengumuman jadwal keberangkatan, dan fasilitas penunjang lainnya yang diperlukan untuk memastikan kenyamanan dan keamanan penumpang.
2. Sistem Logistik
Stasiun kereta api juga berperan dalam mengelola sistem logistik, terutama untuk pergerakan kereta dan penanganan barang. Ini melibatkan pengaturan jadwal perjalanan kereta, pengelolaan dan
pengiriman muatan barang, pengaturan fasilitas pergudangan dan penanganan kargo, serta koordinasi dengan perusahaan logistik terkait.
3. Sistem Keamanan
Stasiun kereta api memiliki tanggung jawab untuk memastikan keamanan penumpang, kereta, dan fasilitas stasiun. Sistem keamanan melibatkan pengawasan keamanan, pemeriksaan bagasi, pemantauan CCTV, kehadiran petugas keamanan, serta koordinasi dengan pihak berwenang terkait untuk menjaga keamanan stasiun dan perjalanan kereta.
b. Ekspetasi Performansi pada Stasiun Kereta Api Z Berikut ekspetasi performansi di stasiun Z
1. Keandalan dan Punctuality
Penumpang mengharapkan stasiun kereta api untuk menjaga keandalan jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta. Performansi yang diharapkan adalah tingkat ketepatan waktu yang tinggi sehingga penumpang dapat mengandalkan waktu perjalanan mereka.
2. Efisiensi Pelayanan
Penumpang mengharapkan sistem pelayanan di stasiun kereta api berjalan dengan efisien. Ini mencakup proses penjualan tiket yang cepat, pengecekan tiket yang efisien, dan pengaturan antrian yang baik untuk menghindari penumpukan. eamanan dan Keselamatan: Stasiun kereta api diharapkan memberikan lingkungan yang aman dan terjamin bagi penumpang. Fasilitas keamanan seperti pemantauan CCTV, petugas keamanan yang hadir, serta sistem pemeriksaan dan deteksi keamanan yang efektif diharapkan dapat memberikan rasa aman kepada penumpang.
3. Fasilitas dan Kenyamanan
Penumpang mengharapkan fasilitas yang memadai di stasiun kereta api, seperti tempat duduk yang cukup, toilet yang bersih, aksesibilitas bagi penumpang dengan kebutuhan khusus, dan fasilitas penunjang lainnya seperti tempat makan atau area tunggu yang nyaman.
49
4. Informasi dan Komunikasi
Penumpang mengharapkan adanya informasi yang jelas dan akurat mengenai jadwal keberangkatan, perubahan jadwal, atau penundaan yang mungkin terjadi. Sistem pengumuman dan papan.
4.2.2.3 Mendefisnisikan Unit Operasi dan Proses Kerja Berikut unit operasi dan proses kerja di satsiun Z a. Unit Operasi di Stasiun Kereta Api:
Unit operasi di stasiun kereta api merujuk pada bagian-bagian atau departemen yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas dan fungsi tertentu dalam operasional stasiun. Berikut adalah beberapa unit operasi umum di stasiun kereta api:
1. Unit Penjualan Tiket:
Bertanggung jawab untuk penjualan tiket kepada penumpang.
Mereka dapat bekerja di loket penjualan tiket di stasiun atau menggunakan sistem penjualan tiket otomatis.
2. Unit Pemeriksaan Tiket
Bertugas memeriksa tiket penumpang yang naik ke dalam kereta.
Mereka memastikan tiket yang valid dan memeriksa keabsahan penumpang.
3. Unit Informasi dan Layanan Pelanggan
Menyediakan informasi dan bantuan kepada penumpang tentang jadwal keberangkatan, perubahan jadwal, fasilitas stasiun, dan pertanyaan umum terkait pelayanan kereta api.
4. Unit Keamanan
Bertugas menjaga keamanan stasiun dan melindungi penumpang serta aset kereta api. Mereka melakukan patroli keamanan, memantau CCTV, dan merespons situasi darurat.
5. Unit Logistik dan Pengangkutan
Menangani koordinasi dan pengaturan perjalanan kereta api, termasuk penjadwalan, penanganan kargo, pemeliharaan kereta, dan pemeliharaan fasilitas logistik di stasiun.
b. Proses Kerja di Stasiun Kereta Api:
Proses kerja di stasiun kereta api merujuk pada serangkaian tindakan atau langkah yang dilakukan oleh unit operasi untuk menjalankan operasional stasiun dengan lancar. Berikut adalah beberapa proses kerja umum di stasiun kereta api:
1. Penjualan Tiket
Proses penjualan tiket kepada penumpang melibatkan interaksi dengan penumpang, memproses pembayaran, dan mencetak tiket.
2. Pemeriksaan Tiket
Proses pemeriksaan tiket dilakukan ketika penumpang naik ke dalam kereta. Tiket penumpang diperiksa untuk memastikan keabsahan dan kecocokan dengan identitas penumpang.
3. Pengumuman Jadwal Keberangkatan
Informasi tentang jadwal keberangkatan kereta diumumkan melalui pengeras suara atau tampilan elektronik di stasiun. Proses ini memastikan penumpang mendapatkan informasi yang diperlukan.
4. Koordinasi Keberangkatan dan Kedatangan
Unit logistik bekerja sama dengan petugas stasiun untuk mengatur keberangkatan dan kedatangan kereta sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
5. Pelayanan Penumpang
Proses ini mencakup memberikan bantuan dan informasi kepada penumpang, menangani keluhan atau masalah, serta menjaga fasilitas stasiun agar nyaman bagi penumpang.
6. Kebersihan dan Pemeliharaan Fasilitas
Proses ini melibatkan tim kebersihan yang membersihkan area stasiun, termasuk toilet, peron.
4.2.2.4 Mengidentifikasi Data Varian
Permasalahan yang terjadi di stasiun Z dapat diketahui dengan identifikasi data varian, sehingga dapat mempermudah dalam melakukan analisis. Penyebaran kuesioner yang telah dilakukan kepada seluruh penumpang kereta api di stasiun Z, sehingga dapat diketahui permasalahn yang dihadapi oleh para penumpang di
51
stasiun Z. Dalam hasil kuesioner yang disebar dari semua jawaban dilakukan perhitungan prosentase. Presentase dari semua jawaban responden yang terkecil yang akan di identifikasi data variannya pada tabel berikut;
Tabel 7 Data Varian
Faktor Varian Varian
Kondisi Pekerjaan Mendapatkan informasi yang jelas tentang keberangkatan dan informasi lainnya dari kereta dari pegawai KA
Fisik Kebersihan Toilet
Lingkungan Intensitas Suara atau Kebisingan dalam Ruang Tunggu Suhu Diruang Tunggu
Fasilitas Informasi Display Tiket
Didapatkan dari hasil kuesioner dengan presentase yang terkecil dari varian lainnya. Ada empat faktor varian untuk memperbaiki fasilitas di stasiun Z yaitu kondisi pekerja, fisik, lingkungan, dan fasilitas.
4.2.2.5 Membangun Matriks Varian
Pada subab ini dilakukan analisis data varian yang diperoleh dari hasil kuesioner untuk mengetahui hubungan keterkaitan antar varian satu dengan dengan varian lainnya. Faktor kunci yang terpilih dari data varian adalah sebagai berikut
Tabel 8. Data Faktor Kunci
No Jawaban Responden Target
1
Kurangnya jumlah petugas sehingga penumpang tidak mendapatkan informasi yang jelas mengenai suatu informasi di stasiun
Penggunaan sistem informasi elektornik seperti papan pengumuman elektronik
2 Kondisi toilet yang sedikit berbau dan kurang bersih
Kampanye edukasi dan pemasangan tanda- tanda pengingat di toilet dapat membantu meningkatkan kesadaran penumpang 3
Tingkat intensitas bunyi di bagian ruang tunggu, sehingga mengganggu informasi yang diberikan oleh pihak PT KAI kepada penumpang
Membuat papan pengumuman elektornik atau layar tampilan informasi.
4 Temperatur udara di ruang tunggu panas Penempatan kipas angin atau penghembus udara.
5 Tidak terdapatnya display informasi mengenai harga tiket kereta api
Terdapatnya display infromasi mengenai harga tiket kereta api.
Faktor kunci yang variannya memiliki hubungan dengan varian lainnya paling dominan, maka akan menjadi varian kunci. Dalam jawaban responden yang pertama ada target yang ingin dicapai agar dapat memberikan informasi real-time tentang jadwal keberankatan, perubahan jadwal, dan informasi penting lainnya kepada penumpang. Dalam jawaban responden yang kedua ada target yang ingin dicapai yaitu kampanye edukasi dan pemasangan tanda-tanda pengingat di toilet dapat membantu meningkatkan kesadaran penumpang. Dalam jawaban responden
ketiga, targetnya dibuat untuk mudah terlihat oleh penumpang, sehingga penumpang dapat membacanya dengan mudah tanpa harus bergantung pada pengumuman suara. Dalam jawaban responden keempat, targetnya dibuat untuk membantu menggerakan udara dan memberikan efek penyejukan di sekitar penumpang. Dalam jawaban responden keempat, targetnya dibuat untuk memudahkan penumpang mengetahui harga tiket kereta api, agar penumpang sudah terlebih dahulu menyiapkan uangnya supaya tidak membuat antrean yang panjang.
Berikut tabel matriks varian untuk mengetahui hubungan keterkaitan antar varian apakah memengaruhi varian lainnya:
Tabel 9. Matriks Varian
Faktor
Varian Varian
Kurangnyajumlahpetugas sehingga penumpangtidak mendapatkan informasi yang jelas mengenai informasi di stasiun Kondisi toilet yang sedikit berbau dan kurang bersih Tingkat intensitas bunyi di bagian ruangtunggu, sehingga menggangguinformasiyang diberikanolehpihakPTKAI kepada penumpang Temperatur udara di ruang tunggu panas Tidakterdapatnyadisplay informasimengenaiharga tiket kereta api Jumlah Kondisi
Pekerjaan
Kurangnya jumlah petugas sehingga penumpang tidak mendapatkan informasi yang jelas mengenai informasi di stasiun.
O X X 2
Fisik Kondisi toilet yang sedikit berbau dan
kurang bersih O 0
Lingkungan
Tingkat intensitas bunyi di bagian ruang tunggu, sehingga mengganggu informasi yang diberikan oleh pihak PT KAI kepada penumpang
X O 1
Temperatur udara di ruang tunggu panas O 0
Fasilitas Tidak terdapatnya display informasi
mengenai harga tiket kereta api X O 1
Pada tabel di atas diketahui pada varian ke-1 berhubungan dengan 2 varian lainnya. Varian ke-1 berhubungan dengan varian ke-3 karena jika terdapat kurangnya jumlah petugas di stasiun kereta api, kemungkinan besar akan ada keterbatasan dalam memberikan informasi kepada penumpang dengan cepat dan efektif. Petugas yang tersedia mungkin sibuk dengan tugas-tugas lain atau tidak dapat menangani seluruh penumpang secara bersamaan. Bunyi yang bising dapat mengganggu komunikasi yang jelas dan menyebabkan penumpang sulit mendengar atau memahami informasi yang diberikan. Dalam kondisi kurangnya petugas,
53
stasiun mungkin mengandalkan sarana komunikasi tertentu, seperti pengeras suara, layar informasi, atau papan pengumuman elektronik. Selain itu, perlu diupayakan untuk mengurangi tingkat intensitas bunyi di ruang tunggu agar komunikasi dapat berjalan lancar. Varian ke-1 berhubungan dengan varian ke-5 karena jika jumlah petugas terbatas, mereka mungkin tidak dapat memberikan layanan yang memadai kepada semua penumpang, yang berarti beberapa penumpang mungkin tidak mendapatkan informasi yang jelas. Kedua masalah tersebut berdampak pada kemampuan penumpang untuk mendapatkan informasi yang jelas dan akurat.
4.2.2.6 Membuat Tabel Kendali Varian Kunci dan Jaringan Peran
Setelah mendapat varian kunci dari matriks varian kuci pada subab sebelumnya, maka berikut kendali varian kunci dan jaringan peran di stasiun Z
Tabel 10. Data Faktor Kunci
No Varian Kunci Tempat Terjadinya
Pihak Yang menangani
Pihak yang terlibat langsung
Aktifitas atau Sarana Prasaran yang
dibutuhkan
Aktifitas pendukung yang sudah
ada
1
Kurangnya jumlah petugas sehingga penumpang tidak mendapatkan informasi yang jelas mengenai informasi di stasiun.
Ruang Tunggu
Supervisor Operasional
Unit Logistik
1. Pembuatan Papan informasi elektronik 2. Pembuatan
Display Harga Tiket
-
Varian kunci ini didapatkan dari nilai jumlah terbanyak pada matriks varian yang memasangkan varian satu dengan varian lainnya.
4.2.2.7 Penyusunan Fuction Allocation and Joint Design
Subab ini untuk membahas rancangan alternatif perbaikan dan membuat fungsi alokasi. Berikut alternatif penyelesaian masalah dalam bentuk objective tree
Penempatan Kipas Angin atau Penghembus Udara Papan Informasi
Elektronik
Alat untuk menetralkan Suhu Fasilitas dan
teknologi Komunikasi
Pengaturan Fasilitas Pembuatan Display
Pembuatan Pusat Informasi karena masalah varian 1,3,
dan 5
Mengurangi Ketidakpuasan Penumpang pada Bagian Ruang Tunggu Stasiun Kereta Api Z
Display Harga Tiket Antisipasi Penumpukan
Antrean
Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
Gambar 9. Objective Tree (Alternatif Penyelesaian Masalah)
Gambar di atas merupakan alternatif yang kemungkinan dapat diterapkan di stasiun Z.. Menurut Robertson & O’Meill. (1998), untuk mengalokasi fungsi dan penggabungan desain dapat dibuat alternatif perbaikan yang disesuaikan dengan kondisi yang ada. Menurut Mosard (1982) untuk dapat menentukan alternatif mana yang lebih baik dan dapat diterapkan, sebelumnya dapat dilakukan pembobotan dengan empat kriteria penilaian. Penilaian bobot untuk menilai ketiga alternatif tersebut terdapat pada tabel berikut.
Tabel 11. Kriteria Penilaian Bobot Alternatif
Kategori Jangakaun Terhadap
Organisasi
Resiko yang akan terjadi dalam
keberhasilan
Keuntungan Pengaruh Terhadap pengeluaran biaya 1. Menciptakan
Keefisienan dan keefektifan dalam organisasi
1. Komunikasi yang kurang efektif
1. Akurasi dan kebaruan informasi 2. Pengurangan
ketergantungan pada jumlah petugas
1. Biaya Pelatihan dan Pendidikan 2. Meningkatkan
kualitas pelayanan
2. Kurangnya pemeliharaan dan dukungan teknis
3. Penghematan waktu dan efisinesi
2. Biaya Pembelian dan
pemasangan 3. Ketergantungan
pada display dan teknologi
4. Aksesbilitas informasi yang lebih baik.
3. Biaya perawatan dan
pemeliharaan 4. Kesulitan
Adaptasi Penumpang
Meningkatkan Kualitas Pelayanan pada bagian Ruang Tunggu Stasiun Kereta Api Z
55
Dalam resiko yang terjadi dalam keberhasilan nomor satu yang dimaksud adalah papan informasi elektronik dapat memberikan informasi secara visual, beberapa penumpang mungkin membutuhkan penjelasan atau bantuan langsung dari petugas stasiun. Dalam situasi tersebut, risiko terjadinya komunikasi yang kurang efektif dapat muncul. Penumpang mungkin merasa sulit untuk mencari petugas atau mungkin kesulitan dalam menghubungi petugas untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci. Dalam keuntungan nomor satu yang dimaksud adalah papan informasi elektronik, informasi yang ditampilkan dapat diperbarui secara real-time. Hal ini memastikan bahwa penumpang mendapatkan informasi terkini dan akurat mengenai jadwal keberangkatan dan informasi lainnya. Ketika terjadi perubahan jadwal atau pengumuman penting, papan informasi elektronik dapat segera memperbarui informasinya, menghindari kebingungan dan ketidakpastian di kalangan penumpang. Dalam pengaruh biaya nomor satu yang dimaksud adalah implementasi papan informasi elektronik akan membutuhkan pelatihan dan pendidikan kepada petugas stasiun yang bertanggung jawab untuk mengoperasikan dan memperbarui informasi di papan tersebut. Pelatihan yang memadai akan membantu petugas memahami dan menggunakan sistem dengan efektif. Biaya pelatihan dan pendidikan ini perlu diperhitungkan dalam anggaran proyek.
Meskipun ada biaya yang terkait dengan papan informasi elektronik, penggunaannya dapat membantu menghemat biaya operasional jangka panjang.
Dengan adanya papan informasi elektronik, jumlah petugas yang diperlukan untuk memberikan informasi kepada penumpang dapat berkurang. Hal ini dapat mengurangi biaya tenaga kerja dan meningkatkan efisiensi operasional stasiun.
Sistem pembobotan untuk masing-masing kriteria sebagai berikut:
1. Jangakuan terhadap organisasi = 1 sampai 2 2. Resiko yang akan terjadi dalam keberhasilan = 1 sampai 9
3. Keuntungan = 1 sampai 10
4. Pengaruh terhadap pengluaran biaya = 1 sampai 6 4.2.2.8 Evaluasi Peran dan Persepsi Tanggung Jawab
Tahap ke-delapan ini digunakan untuk memberikan pembobotan kepada masing-masing alternatif perbaikan yang diperoleh. Dan dalam proses menentukan nilai pembobotan juga berdiskusi dengan pihak stasiun Z yang disebut regulator
atau pemilik jabatan di stasiun Z. Pembobotan alternatif yang telah dibuat dalam dilihat pada tabel berikut:
Tabel 12. Pemberian Pembobotan Alternatif
Kategori
Alternatif
Jangakaun Terhadap Organisasi
(1)
Resiko yang akan terjadi dalam
keberhasilan (2)
Keuntungan (3)
Pengaruh Terhadap pengeluaran
biaya (4)
Total Bobot
Pembuatan Pusat Informasi karena masalah varian 1,2, & 3
2 -1 6 -2 5
Pembuatan
Display 2 -1 6 -2 5
Pengaturan
Fasilitas 2 -1 3 -1 3
Kategori 2 dan 4 diberikan tanda negatif (-), karena kategori 2 dan 4 adalah karakteristik yang berpontesi negatif. Menururt Mosard (1982) skala penilaian yang digunakan mulai dari 0 sampai 10, dimana rating 0 sampai 3 menunjukan preferensi rendah, rating 4 sampai 7 menunjukkan preferensi moderate, dan rating 8 sampai 10 menunjjukan preferensi tinggi.
4.2.2.9 Memperbaiki Sub-sistem Pendukung
Berdasarkan hasil pembobotan pada subab sebelumnya, maka nilai pembobotan terbesar yaitu alternatif 1 dan 2 dengan skor 5, yaitu pembuatan pusat informasi dengan penambahan fasilitas papan elektronik dan pembuatan display harga tiket.
Berikut ini hasil rancangannya:
1. Menambah fasilitas yaitu papan eletronik
Pada peraturan Menteri No. 44 Tahun 2018 Tampilan monitor ditempatkan pada kabin sarana stasiun. Tampilan monitor dapat dilihat atau diakses oleh penumpang. Tampilan monitor ini sudah ditetapkan kecepatan aktual, kecepatan target atau referensi, status signal didepan, dan profil kecepatan sesuai standar PT KAI. Ukuran yang biasa digunakan oleh PT KAI adalah 19,07 x 15,66 cm. Berikut contoh gambar papan elektronik
57
Gambar 10. Papan Elektronik Informasi 2. Perancangan Display Harga Tiket
Perancangan display ini dibagi dua yaitu penentuan wanra dan bentuk displaynya. Berikut perancangannya:
a. Penentuan Warna pada Display
Warna yang akan dipilih adalah putik tulislatar belakang display dan warna hitam untuk tulisan displaynya. warna putih untuk latar belakang display dan warna hitam untuk tulisan di display umumnya dianggap sebagai kombinasi yang baik dalam hal kontras dan keterbacaan.
Kontras antara warna putih dan hitam memberikan perbedaan yang kuat, sehingga tulisan akan mudah terlihat dan terbaca oleh penggunan (WCAG). WCAG merekomendasikan kontras minimal antara teks dan latar belakang untuk memastikan keterbacaan yang baik. Menurut WCAG 2.0, Level AA, rasio kontras minimal yang direkomendasikan antara teks dan latar belakang adalah 4.5:1. Ini berarti jika menggunakan warna hitam untuk teks, warna latar belakang putih atau mendekati putih akan memenuhi persyaratan kontras yang dianjurkan.
b. Perhitungan Manual Display
Untuk ukuran tulisan visual display yang ditempatkan pada kaca loket tiket yang akan dapat terlihat, dan dapat dibaca dengan jelas. Sehingga
mudah untuk dipahami pada jarak 5 meter. (Ervil, 2016). Adapun rancangannya adalah sebagai berikut:
1. Tinggi Huruf Angka dalam mm (H) = JarakVisual(mm)
200
= 5000 mm
200
= 25 mm 2. Lebar Huruf Besar (h) = 2H
3
=2 x 25 mm
3
= 16,67 mm 3. Lebar Huruf Kecil = 2h
3
= 2 x 16,67 mm
3
= 11,1 mm 4. Tebal Huruf Besar = 1H
6
= 1 x 25 mm
6
= 4,1 mm 5. Tebal Huruf Kecil =1h
6
=1 x1 6,67 mm
6
= 2,7 mm 6. Jarak Antara Huruf dan Angka = 1H
5
= 1 x 25 mm
5
= 5 mm 7. Jarak Antara 2 Huruf = 1H
4
=1 x 25 mm
4
= 6,25 mm 8. Jarak Antara 2 Baris = 2H
3
=2 x 25 mm
3
=16,67 mm c. Penentuan Dimensi Luas Penyajian
59
Penentuan display ini berdasarkan sudut pandang horizontal dan vertikal. Jarak pandang yaitu jarak dari mata ke objek yang dilihat.
Adapun jarak pandang yang digunakan adalah menurut pheasang (1998) jarak minimum adalah 350 mm, paling aman 500 mm, dan jarak terjauh adalah 700 mm. Rumus untuk menentukan luas daerah penyajian display dengan konsep dasar sudut pandang yaitu :
X (Cm) = D cm x Tan α Y1.2 (Cm) = D cm x Tan β1.2
Diketahui :
D = Jarak penempatan layar display yang digunakan (Nilai D= Nilai H) = 100 cm
X = Panjang garis tengah horizontal atas daerah penyajian 2 Y1 = Panjang garis tengah vertikal bagian atas daerah penyajian Y2 = Panjang garis tengah vertikal bagian bawah daerah penyajian α = Sudut pandang vertikal atas = 150
β1 = Sudut pandang vertikal atas β2 = Sudut pandang vertikal bawah 1. X (Cm) = D cm x Tan α
= 100 cm x Tan 150
= 27 cm2
2. Y1.2 (Cm) = D cm x Tan β1.2
= 100 cm x Tan 150
= 27 cm2
3. Luas Penyajian = 2X x (y1+y2) cm2
= 2(27) x (27 + 27) cm2
= 2916 cm2 d. Hasil Perancangan Display
Berikut ini merupakan hasil rancangan display yang telah dibuat untuk ditempel di kaca loket tiket:
27 cm
Gambar 11. Hasil Rancangan Display
Pada gambar diatas merupakan hasil dari rancangan display pada stasiun Z pada loket tiket. Display tersebut untuk menginformasikan kepada penumpang untuk mengetahui informasi harga kereta.
e. Penempatan Display di Loket
Berikut perhitungan penempatan display di kaca loket yaitu Persentil 50th = 152,8 cm
Allowance = 2 cm
Pada tinggi meja digunakan persentil 50th dari dimensi tinggi mata pada data antropometri indonesia berdiri dikarenakan mengambil rata-rata dan pada allowance diambil 2 cm karena operator menggunakan sepatu saat mengoperasikan mesin. Jadi penempatannya pada tinggi 154,8 cm.
4.2.2.10 Implementasi, Iterasi, dan Penyempurnaaan
Pada tahap terakhir metode MEAD yaitu implementasi dari hasil yang telah didapatkan dari tahap sebelumnya berdasarkan hasil dari pembobotan maka alternatif yang dipilih yaitu dengan melakukan pembuatan pusat informasi dengan cara menambah fasilitas papan elektronik infromasi dengan tujuan untuk memberikan aksesibilitas informasi yang lebih baik kepada penumpang. Informasi seperti jadwal keberangkatan, perubahan jadwal, informasi tiket, dan pengumuman penting dapat ditampilkan secara jelas dan mudah diakses oleh penumpang. Dengan
HARGA TIKET
16,67mm6,3mm
Rp3.000,-
11,10mm 2,7mm
27 cm 25mm 16,67mm
61
demikian, penumpang dapat dengan cepat mendapatkan informasi yang mereka butuhkan tanpa harus bergantung pada petugas stasiun.. Dengan display harga tiket yang ditampilkan secara terbuka di loket tiket, penumpang dapat melihat harga tiket secara langsung tanpa perlu menanyakan kepada petugas loket. Hal ini dapat menghemat waktu dalam proses pembelian tiket, terutama jika terdapat antrian yang panjang di loket tiket. Display harga tiket yang terpasang di loket tiket memungkinkan penumpang melihat harga tiket dengan jelas dan langsung. Berikut adalah gambar penempatan display harga tiket di loket antrian
Gambar 12. Penempatan Display