PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR
SQUARE DAN TIPE SEND A PROBLEM SISWA KELAS VIII SMPN 3 BATANG KAPAS
E-JURNAL
VISNA RAHAYU NIM.10050038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG
2015
PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR
SQUARE DAN TIPE SEND A PROBLEM SISWA KELAS VIII SMPN 3 BATANG KAPAS
Oleh:
Visna Rahayu*), Rina Febriana**), Anny Sovia**)
*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
This research is based on lower scores in mathematics subject because of deficiency in student’s participation on mathematics learning. This research is purposed to find out the differences between mathematics learning outcomes in two learning models that are cooperative learning model type think pair square and send a problem type for student of class VIII SMPN 3 Batang Kapas.The type of this research was experimental research. Sampling technique was random sampling. Research instrument was learning outcomes testing. Testing used in this research was essay and reliability test, where reliability tests score was 0.793 which was suggested that the testing was reliable. Data analysis technique was t-test for both classes with = 0.05 and calculated with MINITAB software.Based on data analysis result, it is suggested that both classes are distributed normally and homogenously. Result from hypothesis test obtained P- value of 0.041 which is less than = 0.05, thus it can be concluded that the hypothesis is accepted. This can be summarized that there is differences between mathematics learning outcomes in cooperative learning model type think pair square and send a problem type for student of class VIII SMPN 3 Batang Kapas.
Key word : mathematics learning outcomes, cooperative learning, Think Pair Square type, Send A Problem type
PENDAHULUAN
Matematika adalah pelajaran yang paling ditakuti oleh beberapa siswa disekolah. Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit karena para siswa sudah menilai bahwa matematika itu sulit dan rumit karena selalu berhubungan dengan angka, rumus dan hitung - menghitung.
Mereka pun tidak berniat untuk mempelajarinya, kecuali karena tuntutan materi. Pemikiran awal siswa yang seperti itu jelas akan berpengaruh terhadap keberhasialn proses pembelajaran matematika.
Keberhasilan proses pembelajaran matematika dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti
kegiatan pembelajaran tersebut.
Keberhasilan itu salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Guru sebagai orang yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran diharapkan dapat menciptakan kondisi belajar yang kondusif, efektif dan efisien serta dapat memahami karakteristik siswa yang berbeda.
Dengan demikian proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar matematika.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas VIII SMPN 3 Batang Kapas pada tanggal 13 Agustus 2014 diperoleh gambaran, yaitu siswa kurang berpatisipasi dalam pembelajaran. Hal ini terlihat ketika guru bertanya mengenai materi pelajaran, sebagian besar siswa tidak mau mengeluarkan ide atau pendapat sebelum ditunjuk oleh guru. Siswa kurang berani untuk bertanya pada guru. Siswa juga kurang mempunyai keinginan dalam mengerjakan soal yang diberikan, serta kurangnya kerja sama antara siswa dengan siswa yang lain. Hasil wawancara dengan guru matematika kelas VIII menyatakan bahwa guru telah berusaha untuk melibatkan
siswa dalam proses pembelajaran yang bertujuan agar siswa bisa fokus dan aktif selama pembelajaran.
Selain itu, untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, guru juga telah melaksanakan pembelajaran kelompok, namun hasil belajar siswa masih belum sesuai dengan harapan. Hasil wawancara dengan beberapa siswa, sebagian besar siswa menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit karena selalu berhubungan dengan angka dan rumus-rumus yang sulit untuk dipahami.
Banyak cara yang dapat dilakukan guru untuk memperbaiki permasalahan diatas. Salah satumya adalah dengan pembelajaran kooperatif. Pada pembelajaran kooperatif, siswa belajar dengan saling bekerja sama dalam kelompoknya, menumbuhkan sikap toleransi dan menghargai pendapat orang lain.
Ada beberapa model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan yaitu tipe Think Pair Square dan tipe Send A Problem. Lie (2002: 56) menyatakan bahwa “Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square
atau yang disebut dengan Berfikir- Berpasangan-Berempat
dikembangkan oleh Spencer Kagan sebagai struktur kegiatan pembelajaran gotong royong”. Tipe ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Menurut Barkley (2012: 272) “ Pembelajaran kooperatif tipe Send A Problem adalah sebuah teknik paling efektif untuk membangun solusi dengan pemikiran mendalam bagi masalah- masalah yang lebih kompleks yang tidak memiliki jawaban tunggal yang tepat”. Tipe ini dapat mengantikan kegiatan-kegiatan mengulang dan berlatih yang tradisional dengan menambahkan keterampilan berfikir selama tahap evaluasi-solusi”.
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square dan tipe Send A Problem siswa kelas VIII SMPN 3 Batang Kapas.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
terdapat perbedaan hasil belajar matematika dengan mengunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe
Think Pair Square dan tipe Send A Problem Kelas VIIISMPN 3 Batang Kapas.
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Meitrida Wulandari (2012) dengan judul ”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Square Disertai Kuis Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Padang Tahun Pelajaran 2011/2012”. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square disertai kuis lebih baik dari pada pemahaman konsep matematis siswa yang diajarkan menggunakan pembelajaran konvensional
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni dengan rancangan Ramdomized Post Test Only Comparison Group Design (Sukmadinata, 2010: 206). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 3 Batang Kapas yang terdiri dari 4 lokal dengan
sampel kelas VIII.A sebagai eksperimen I dan kelas VIII.B sebagai eksperimen II.
Instrumen penelitian ini adalah tes hasil belajar matematika. Tes yang diberikan adalah tes yang berbentuk esai.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar matematika dengan mengunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Square dan tipe Send A Problem Kelas VIIISMPN 3 Batang Kapas. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t dua pihak dengan bantuan software MINITAB (Syafriandi, 2001:10).
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data tes akhir diperoleh rata-rata, simpangan baku, nilai tertinggi dan terendah dari masing-masing kelas diperoleh data seperti Tabel 1.
Tabel 1. Analisis Nilai Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Sampel
Kelas Sampel
S
Eksperimen I
81,474 16,110 34,37 100
Eksperimen II
71,208 19,501 20,31 98,43
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa simpangan baku kelas eksperimen I lebih kecil dibandingkan dengan simpangan baku kelas eksperimen II.
Berdasarkan hal diatas, nilai rata-rata pada kelas eksperimen I 81,474 dan kelas eksperimen II 71,208. Jika dilihat dari nilai maksimum dan minimum yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen I juga lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen II.
Berdasarkan hasil Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t dua pihak dengan bantuan software Minitab diperoleh P-Value = 0,041 lebih kecil dari ( = 0,05) maka hipotesis penelitian diterima.
Terdapat perbedaan hasil belajar matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square dan tipe Send A Problem siswa kelas VIII SMPN 3 Batang Kapas.Proses pembelajaran yang berlangsung dalam penelitian dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square siswa dituntut
untuk memikirkan dan
menyelesaikan soal yang diberikan guru secara individu terlebih dahulu, lalu berpasangan dan selanjutnya
mendiskusikannya dengan teman kelompok, sedangkan pada tipe Send A Problem siswa pada kelompoknya masing-masing mendiskusikan dan menyelesaikan soal yang diberikan terlebih dahulu, lalu mengirimnya kepada kelompok selanjutnya dengan cara menempatkannya dalam sebuah amplop, selanjutnya kelompok penerima mengulas serta menganalisis masalah yang mereka terima dari kelompok pengirim.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap hasil belajar matematika siswa tersebut dapat disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square dan tipe Send A Problem pada siswa kelas VIII SMPN 3 Batang Kapas.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan terdapat perbedaan hasil belajar matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square
dan tipe Send A Problem siswa kelas VIII SMPN 3 Batang Kapas.
DAFTAR PUSTAKA
Barkley, Elizabert E. 2012.
Collaborative Learning Techniques. Bandung: Nusa Media.
Depdiknas. 2001. Penyusunan Butir Soal dan Instrumen Penilaian. Jakarta : Depdiknas.
Lie, Anita. 2002. Coperative Learning . Jakarta : PT Grasindo.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010.
Metodologi Penelitian.
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Syafriandi. 2001. Analisis Statistik Inferensial Dengan Menggunakan MINITAB.
Padang:UNP.