• Tidak ada hasil yang ditemukan

perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS)

DENGAN COMPLETE SENTENCE PADA MATA PELAJARAN IPS EKONOMI SISWA

KELAS VIII SMP N 26 PADANG

JURNAL

FEBRI MARYA DIOLA 11090037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP ) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2016

(2)
(3)

PERB EDAAN HAS IL B ELAJ AR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMB ELAJARANKOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS)

DENGAN C OMPLETE SENTE NCE PADA MATA PELAJARAN IPS EKONOMI S ISWA

KELAS VIII S MP N 26 PADANG

Oleh :

Fe bri Marya Diol a1, Yolamalinda2, Joli anis3

Mahasiswa dan Dosen Prodi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Su mbar

Jl. Gunung Pangilun No 1 Padang Sumatera Barat,Te lp: (0751) 7053731, Fa x (0751) 7053826 Ema il: febrimaryadiyola @g mail.co m.Yo la ma linda@g mail.co m.jolianiskoto@yma il.co m

ABSTRA CT

This research is motivated by the poor results of social studies class VIII SMP N 26 Padang in the academic year 2014/2015 . This type of research is an experimental research. The study population is a tenth grade students of SMP N 26 Padang school year 2014/2015. The sample was taken by purposive sampling technique, elected class 𝑉𝐼𝐼𝐼2 as the experimental class 1 and class 𝑉𝐼𝐼𝐼1 as the experimental class 2. Based on the analysis of data obtained by the average value of th e experimental class 1 was 83,00 and the average experimental class 2 is 73,29. For testing the hypothesis used Z-sided test with SPSS version 16, the value of Z count is greater than Z 4.243 1.645 table which means the hypothesis is accepted on the real level α = 0.05. It can be concluded that the results of social studies Economics students with learning model Think Pair Share (TPS) is greater than the results of social studies students learning process using a model Complete Sentence in class VIII SMP N 26 Padang. Researchers suggested that teachers IPS particular field of study SMPN 26 Padang is expected to apply the learning model Think Pair Share (TPS) as one alternative learning models that can be used to improve student learning outcomes.

ABSTRAK

Penelit ian ini dilatar bela kangi oleh rendahnya hasil belajar IPS siswa ke las VIII SMP N 26 Padang Tahun Pelajaran 2014/ 2015. Jen is penelitian in i adalah penelit ian eksperimen. Populasi penelit ian adalah siswa kelas VIII SMP N 26 Padang tahun pelajaran 2014/2015. Sa mpel dia mb il dengan teknik purposive sampling, terpilih kelas VIII2 sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas VIII1 sebagai kelas eksperimen 2.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen 1 adalah 82,00 dan rata-rata kelas eksperimen 2 adalah 73,29. Dipero leh nila i Zhitung 3,824 leb ih besar dari Ztabel 1,645 yang berarti h ipotesis yang diajukan diterima pada taraf nyata α = 0,05.

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS Ekonomi siswa dengan model pembelaja ran Think Pair Share (TPS) lebih besar dari hasil belaja r IPS Siswa yang proses pembela jarannya menggunakan model Complete Sentence pada kelas VIII SM P N 26 Padang. Penelit i menyarankan agar guru-guru bidang studi IPS Khususnya SMP N 26 Padang diharapkan dapat menerapkan mode l pe mbela jaran Think Pair Share (TPS) sebagai salah satu alternative model pe mbela jaran yang dapat digunakan untuk men ingkatkan hasil be laja r siswa.

(4)

PENDAHULUAN

Pendidikan me rupakan salah satu kebutuhan manusia, karena dengan pendidikan manusia me mpe roleh pengetahuan, nilai, sikap serta keterampilan. Menyadari akan pentingnya pendidikan pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan tujuan Pendidikan nasional.

Mengingat pentingnya peranan pendidikan, berbagai usaha pun telah dilaku kan peme rintah untuk meningkatkan ke ma mpuan peserta didik dala m me maha mi pelajaran. Adapun usaha yang telah dilaku kan antara la in berupa pengembangan kurikulu m pendidikan, perbaikan mutu guru melalu i sertifikasi, seminar dan pe mberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti pendidikan lan jut.

Disa mping itu guru juga telah mengaplikasikan ilmu yang telah diperolehnya pada saat sertifikasi dan seminar. Na mun, ha l tersebut belum me mperlihatkan hasil yang me muaskan.

Ilmu pengetahuan sosial me rupakan sebuah mata pela jaran yang me mpela jari tentang hubungan antara manusia dan dunia sekitarnya.

Salah satu ilmu pengetahuan sosial adalah ekonomi. Ekonomi merupakan ilmu yang me mpe la jari seputar pengetahuan tentang prilaku manusia dala m me menuhi kebutuhan yang terbatas.

Mengingat pentingnya mata pelaja ran IPS khususnya ekonomi diperlukan proses pembela jaran yang dapat meningkatkan hasil belajar ekono mi. Hasil belajar me rupakan salah satu indikator untuk melihat sejauh mana pencapaian standar kompetensi yang ditetapkan dala m proses pembelajaran. Untuk men ingkatkan hasil bela jar, siswa dituntut untuk kreatif dan inovatif dala m proses pembela jaran. Pada kenyataannya menumbuh ke mbangkan sikap aktif, kreatif dan inovatif pada siswa tidaklah mudah, kenyataan yang terjadi guru dianggap sebagai satu-satunya sumber bela jar sehingga siswa men jadi pasif.

Menurut Sanjaya (2006 : 52) terdapat faktor-faktor yang me mpengaruhi kegiatan dala m proses pembelaja ran, diantaranya faktor guru, faktor siswa, fa ktor sarana, alat, media yang tersedia, serta faktor lingkungan. Di antara faktor tersebut faktor guru yang paling me mpengaruhi da la m pe mbe laja ran.

Berdasarkan pengamatan yang dila kukan terlihat bahwa proses pembelaja ran IPS e konomi yang dilakukan masih berpusat pada guru, sehingga mengakibatkan siswa pasif dan kurang berpartisipasi dalam pembe laja ran dan tidak mendengarkan guru s aat menjelaskan

pelajaran d idepan kelas, sedikit sekali siswa yang mau bertanya apalagi mengeluarkan pendapatnya. Siswa kurang termotivasi untuk bertanya atau menge mukakan pendapat. Dan siswa pun jarang mau menja wab pertanyaan guru saat guru bertanya kepada siswa, siswa pun sering keluar masuk saat proses pembela jaran berlangsung, banyak siswa yang me ribut dan pada saat guru memberikan latihan kepada siswa, banyak siswa yang menemu kan kesulitan dalam mengerjakan lat ihan, karena siswa tidak paha m dengan materi yang telah diajarkan, sehingga siswa lebih banyak melihat pekerjaan dari ka wannya tanpa me maha mi apakah yang dikerja kan oleh te mannya itu betul atau salah. Siswa banyak mengulur-ulur waktu disaat guru menyuruh untuk mengu mpulkan tugas yang telah diberikan, padahal guru juga akan menilai siswa yang mengu mpulkan tugas pada waktunya.

Permasalahan la in yang dite mukan pada pembela jaran IPS yaitu guru belu m sepenuhnya menerap kan model dala m proses pembelajaran, karena guru kurang me mahami model-model pembela jaran, tetapi guru cenderung menerap kan metode dalam proses pembela jaran yaitu metode ceramah. Sehingga siswa cenderung bosan karena mendengarkan penjelasan dari guru. Dita mbah lag i kurangnya minat siswa terhadap pelajaran ekonomi dan siswa pasif atau kurang berpartisipasi dalam proses pembelaja ran.. Ha l ini terlihat dari nilai ulangan harian II semester 2 pada mata pelajaran IPS ekono mi.

Tabel 1

Nilai Ul ang an Hari an 2 mata pelajar an IPS ekonomi siswa kelas VIII tahan ajaran 2015-

2016 SMPN 26 Padang.

N

o Kelas Nilai

Rata-rata KKM Jum lah Siswa

Jum lah Tuntas Tidak

Tuntas

1 VIII1 53,13 78 29 7 22

2 VIII2 55,65 78 28 8 20

3 VIII3 65,09 78 31 15 16

4 VIII4 78,06 78 30 22 8

5 VIII5 68,62 78 29 15 14

6 VIII6 62,96 78 30 9 21

7 VIII7 71,20 78 29 19 10

8 VIII8 80,66 78 27 24 3

Sumber: guru mata pelajaran IPS tahun pelajaran 2015-2016

Berdasarkan tabel tersebut, me mpe rlihatkan bahwa hasil be laja r IPS ekonomi siswa kelas VIII SMPN 26 Padang masih belu m me muaskan. Secara keseluruhan ketuntasan belajar siswa belum mencapai 100% dan belu m sesuai dengan apa yang

(5)

diharapkan karena n ila i rata-rata siswa masih banyak di bawah Kriteria Ketuntasan Minimu m (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah ya itu 78.

Kelas yang me miliki nila i rata-rata tert inggi yaitu kelas VIII8 sebesar 80,66 dengan 24 orang siswa yang tuntas dari 27 siswa, sedangkan kelas yang me miliki rata-rata terendah yaitu kelas VIII1 sebesar 53,13 dengan 7 orang siswa yang tuntas dari 29 siswa. Kondisi ini me mbu ktikan bahwa materi pela jaran IPS ekonomi kurang dipahami siswa ke las VIII sehingga menyebabkan rendahnya hasil bela jar IPS ekono mi.

Dari permasalahan diatas guru memiliki peran yang sangat penting. Gu ru harus me miliki berbagai maca m ke ma mpuan di antaranya, me mbe kali d iri dengan berbagai maca m ilmu pengetahuan, keteramp ilan, serta mengelo la proses pembelajaran. serta me milih model pe mbe laja ran yang tepat. Jadi model pembela jaran me rupakan salah satu faktor atau ko mponen pendidikan yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu pembelaja ran.

Salah satu strategi yang yang dapat menc iptakan kondisi tersebut adalah pembela jaran kooperatif Think Pair Share (TPS). Menurut Lie (2002:57) “teknik Think Pair Share (TPS) me mbe ri siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta beke rja sama dengan orang lain. Me la lui pe mbe laja ran kooperatif Think Pair Share siswa akan lebih antusias dan bersemangat, siswa saling bertukar pendapat dalam me mecah kan suatu permasalahan, dan dapat me mbantu siswa untuk meningkat kan sikap ke rja sama yang baik da la m pe mbe laja ran, sehingga diharapkan hasil belaja r siswa meningkat. Pene lit ian yang relevan yaitu penelitian yang dilaku kan oleh Dina sovianti (2013), dimana dengan diterapkannya pembelajaran dengan penggunaan Think Pair Share (TPS) ini hasil belajar ekono mi siswa lebih baik daripada pembela jaran Student Teams Achievement Division (STAD)

METODE PENELITIAN

Penelit ian ini a kan dilaksanakan pada semester I pada siswa kelas VIII SMPN 26 Padang yang beralamat di jl. Kayu kale k lubuk buaya padang. Sekolah in i dipilih sebagai tempat penelitian ka rena dari hasil observasi dan wawancara awal yang peneliti la kukan, hasil belaja r IPS ekono mi siswa masih tergolong rendah. Penelitian ini a kan dila ksanakan pada semester I tahun ajaran

2015/2016 pada bulan september, penelit ian dila kukan sebanyak 4 kali perte muan pembela jaran yang berlangsung dua minggu.

Berdasarkan permasalahan yang telah dike mu kakan sebelumnya, maka jenis penelitian in i adalah penelit ian eksperimen.

Pada saat pelaksanaan penelitian, penelit i a kan mengelo mpokkan siswa menjad i dua ke las, yaitu kelas eksperimen 1 dan ke las eksperimen 2. Kedua kelas tersebut diajarkan dengan materi yang sama. Pada ke las eksperimen 1 diberi perla kuan dengan pemberian pembela jaran dengan menggunakan mo del pembela jaran kooperatif Think Pair Share (TPS), sedangkan pada kelas eksperimen 2 adalah dengan menggunakan model pembela jaran kooperatif tipe Complete Sentence. Pada kedua kelas sampel tidak diberikan tes awal, karena nilai tes awal diperoleh dari nila i ujian ulangan harian 2 semester II mata pelajaran IPS ekono mi sebelumnya, dan kedua kelas smapel tersebut sama-sama diberikan tes pada akhir proses pembela jaran. Ha l ini dapat di lihat dari tabel 3.

Menurut Arikunto (2006:87) rancangan penelitian yang digunakan adalah purposive sampling, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 berikut:

Tabel 2. Ranc angan Pe nelitian Perlakuan Kel as Tes

Akhir

Eksperimen 1 VIII2 T

Eksperimen 2 VIII1 T

Sumber: Arik unto (2006: 87) Keterangan :

VIII2 = Be laja r dengan menggunakan Model Pe mbela jaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

VIII1 = Be la jar dengan menggunakan Model Pe mbela jaran Kooperatif Tipe Complete Sentence

T = Tes akh ir

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 26 Padang tahun pelajaran 2014/ 2015, sedangkan sampel adalah VIII-1 dan VIII-2. Variabel bebas adalah model pe mbela jaran Thin k Pair Share pada kelas eksperimen 1 dan model pembela jaran Co mp lete Sentence pada kelas eksperimen 2, sedangkan variable terikat adalah hasil bela jar.

(6)

Instrumen penelitian merupakan alat untuk me mpero leh data tentang hasil bela jar.

Data diperoleh da ri tes hasil bela jar yang dia mbil dia khir penelit ian. Agar dapat tes benar-benar valid, reliabilitas serta me mpe rhatikan indeks kesukaran soal dan daya pembeda soal, maka terlebih dahulu dilaku kan uji coba tes. Teknik analisis data dalam penelitian ini d ila kukan dala m dua tahap yaitu analisis deskriptif dan analisis induktif.

Menurut Sugiyono (2004) Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terku mpul sebagaimana adanya tanpa berma ksud me mbuat kesimpulan yang berlaku untuk umu m atau generalisasi.

Analisis deskriptif mendeskripsikan data ke dala m tabel fre kuensi untuk menentukan mean data, median, modus dan standar deviasi serta me mberikan intervensi terhadap data yang diperoleh dari lapangan. Analisis deskriptif dila kukan dengan bantuan SPSS versi 16.0.

Dan analisis induktif yang terdiri dari, uji norma litas, uji homogenitas dan uji hipotesis (z).

HAS IL DAN PEMBAHASAN

Data hasil penelitian yang dideskripsikan adalah data hasil bela jar IPS e konomi yang diperoleh siswa setelah tes akhir dilaksanakan pada kelas eksperimen 1 dan ke las ekaperimen 2. Deskripsi ini bertu juan untuk mengetahui tentang hasil belajar IPS ekono mi siswa setelah me mpe la jari materi Kelangkaan dan alat Pe muas kebutuhan dalam kegiatan ekonomi.

Berdasarkan penelit ian yang dilakukan pada bulan September dipero leh hasil penelit ian sebagai berikut:

1. Deskripsi Data Hasil Belajar Kelas Eks peri men 1

Data mengenai hasil bela jar tes akhir siswa kelas eksperimen diku mpulkan me la lui soal yang terdiri 25 butir soal pertanyaan yang telah diuji validitas, daya beda dan reliabilitasnya. Soal diberikan kepada 28 orang siswa yang merupakan siswa yang berada pada kelas eksperimen 1.

Diketahui bahwa distribusi skor terendah 0 dan tertinggi 1, dan kemudian setelah diperoleh skor tersebut diubah menjadi skala 0 – 100. Berdasarkan d istribusi skor

tersebut didapat nilai te rendah sebesar 60 nila i rata-rata (mean) sebesar skor 82,00 yang banyak muncul (modus) 84 simpangan baku (standar deviasi) 9dapat dilihat pada tabel 3, berikut:

Tabel 3. Distribusi Skor Hasil Belajar Kel as Eksperi men I

N o

Kel as Inter val

Kel as Eksperi men 1 Frekuensi

Absolut

Frekuensi Kumul atif

(% )

1 60– 65 3 10,71

2 66– 71 0 10,71

3 72– 77 1 14,29

4 78– 83 9 46,9

5 84– 89 12 88,99

6 90– 95 0 88,99

7 96– 100 3

Total 28

Tuntas 24

Belum Tuntas 4

Mean 82,00

Modus 84

Standar De vi asi 9,01

Max 96

Mi n 60

Sumber: Olahan Data Primer 2016

Tabel tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 24 dari 28 orang siswa mendapat nila i rata-rata di atas KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 78, dan sebanyak 4 dari 28 siswa mendapatkan nila i rata-rata di ba wah KKM. Disa mping itu, diketahui pula bahwa frekuensi terbanyak berada pada kelas interval 80 – 84 dan frekuensi terendah berada pada kelas interval 66 – 71 dengan 90 – 95.

2. Deskripsi Data Hasil Belajar Kelas Eks peri men 2

Data mengenai hasil be laja r tes akhir siswa kelas eksperimen diku mpulkan me la lui soal yang terdiri 25 butir soal pertanyaan yang telah diuji validitas, daya beda dan reliabilitasnya. Selanjutnya soal ini diberikan kepada 28 orang siswa yang me rupakan siswa yang berada pada kelas eksperimen 1. Da ri data yang diperoleh diketahui bahwa distribusi skor terendah 0 dan tertinggi 1, dan kemudian setelah diperoleh skor tersebut diubah menjadi

(7)

skala 0 – 100. Berdasarkan d istribusi skor tersebut didapat nilai te rendah sebesar 52 nila i tertinggi sebesar 84 rata-rata (mean) sebesar 73,28 skor yang banyak muncul (modus) 76 simpangan baku (standar deviasi) 8,00 untuk me mpero leh ga mbaran yang jelas tentang distribusi skor hasil belajar ke las eksperimen 2 dapat dilihat pada Tabel 16 berikut:

Tabel 4. Distribusi Skor Hasil Belajar Kel as Eksperi men I

N o

Kel as Inter val

Kel as Eksperi men 2 Frekuensi

Absolut

Frekuensi Kumul atif

(% )

1 52– 56 2 7,14

2 57– 61 1 10,71

3 62– 66 1 14,29

4 67– 71 2 21,42

5 72– 76 14 71,4

6 77– 81 7 89,29

7 82– 86 1

Total 28

Tuntas 8

Belum Tuntas 20

Mean 73,29

Modus 76

Standar De vi asi 8,00

Max 84

Mi n 52

Sumber: Olahan Data Primer 2016

Tabel di atas juga menunjukkan bahwa sebanyak 8 dari 28 orang siswa mendapat nilai rata-rata di atas KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 78, dan sebanyak 20 dari 28 siswa mendapatkan nila i rata-rata di ba wah KKM. Disa mping itu, diketahui pula bahwa frekuensi terbanyak berada pada kelas interval 72 – 76 dan frekuensi terendah berada pada kelas interval 62 – 66 dan 67 - 71.

Hipotesis penelitian in i adalah “Hasil belajar IPS ekono mi siswa menggunakan model pe mbelaja ran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) leb ih tinggi dari pada hasil belajar IPS e konomi siswa dengan model pembela jaran Complete Sentence siswa kelas VIII SMP N 26 Padang”.Untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak maka u ji yang digunakan adalah uji z satu pihak,

sebelum me lakukan uji z terlebih dahulu dila kukan uji norma litas dan uji ho mogenitas

.

PEMBAHASAN HAS IL PEN ELITIAN Berdasarkan hasil deskripsi hasil penelitian, hasil bela jar IPS e konomi siswa kelas eksperimen 1 yang diberikan model pembela jaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) leb ih tinggi dari hasil belajar IPS ekonomi kelas eksperimen 2 yang diberikan pembela jaran Complete Sentence. Dengan hasil belajar kelas eksperimen 1 d iperoleh nilai terendah sebesar 60, n ila i tertinggi sebesar 96, rata-rata (mean) sebesar 82,00 sebanyak 24 dari 28 orang siswa mendapatkan nila i rata-rata di atas KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 78, dan sebanyak 4 dari 28 siswa mendapatkan nila i rata-rata di bawah KKM . Sedangkan hasil belajar kelas eksperimen 2 d iperoleh nilai terendah sebesar 52, nila i tertinggi sebesar 84 rata-rata (mean) sebesar 73,29, sebanyak 8 dari 28 orang siswa mendapatkan nila i rata-rata di atas KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 78, dan sebanyak 20 dari 28 siswa mendapatkan nilai rata-rata d i bawah KKM .

Menurut Sla meto (2003:54) proses pembela jaran dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intern dan ek stern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar seperti minat, bakat, perhatian, kesiapan dan kesehatan. Sedangkan faktor ek stern adalah faktor yang ada di luar ind ividu seperti lingkungan ke luarga, waktu sekolah, keadaan gedung dan model pe mbela jaran yang di gunakan guru di dala m ke las.

Model pembelaja ran kooperatif dapat me mbantu siswa dalam me maha mi mate ri pelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ha l ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Trianto (2009:59) yang menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dala m tugas - tugas akademik, unggul dala m me mbantu siswa me maha mi konsep-konsep yang sulit, dan me mbantu siswa menumbuhkan kemampuan berfikr kritis”. Hamdani (2011:33) juga menyatakan bahwa model pe mbe laja ran kooperatif dapat me mperbaiki prestasi siswa.

Salah satu model pembe laja ran kooperatif yang dapat meningkatkan ke ma mpuan berfikir siswa adalah Think Pair Share.

Perbedaan hasil belajar ke las eksperimen 1 dengan kelas eskperimen 2 disebabkan karena siswa kelas eksperimen 1 didukung oleh penggunaan model pe mbe laja ran kooperatif

(8)

tipe Think Pair Share (TPS). Trianto (2009:81) menyatakan bahwa model pe mbela jaran Think Pair Share (TPS) dapat me mberikan siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespons dan saling me mbantu dala m pembe laja ran sehingga dapat meningkatkan hasil bela jar siswa.

Menurut Trianto (2012:81) model pembela jaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) in i me rupakan salah satu model pembela jaran yang terdiri dari 3 tahapan, yaitu thinking (berfikir), pairing (berpasangan), dan sharing (berbagi) yang digunakan untuk me mpengaruhi pola interaksi siswa. Pada tahap awal guru mengajukan pertanyaan atau isu-isu yang dihubungkan dengan pelajaran, ke mud ian siswa diminta untuk me mikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri beberapa saat.

Tahap ini yang disebut berpikir (think ing), tahap ini me latih siswa untuk berpikir secara mandiri sehingga kebiasaan ini akan men ingkatkan potensi berpikir siswa.

Ke mudian guru me minta siswa berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkan pada tahap pertama.

Tahap ini disebut dengan tahap berpasangan (pairing) sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa tidak berasal dari guru saja tetapi dengan pair, pengetahuan juga diperoleh siswa dari temannya.

Setelah masing-masing kelo mpo k selesai mengerjakan pertanyaan yang diberikan guru, guru me minta berpasangan dari anggota kelo mpokmya tersebut untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan.

Langkah in i efe ktif jika guru berkeliling kelas dari pasangan yang satu kepasangan yang lain, sehingga seperempat atau separuh dari pasangan-pasangan tersebut me mpero leh kesempatan untuk persentasi. Tahap ini disebut tahap berbagi (sharing). Sebelu mnya siswa ma las bertanya dan tidak bersedia menje laskan materi pe laja ran di depan kelas, dengan share siswa dibiasakan untuk aktif. Siswa bisa menanyakan bagian yang tidak dipahami, mengoreksi bagian yang keliru, dan mengeluarkan pendapatnya terhadap jawaban pasangan yang presentasi di depan kelas.

Pasangan yang persentasi juga dapat me mpe rtahankan jawabannya atau menerima kritik dan saran dari pasangan lain.

Sedangkan pada kelas eksperimen 2, peneliti menggunakan model pembe laja ran Complete Sentence. Dala m proses pembela jaran kegiatan belajar siswa kurangnya

interaksi dala m kelo mpok. Pada saat guru men jelaskan materi dengan pembelaja ran Compelete Sentence, ada siswa yang mengantuk dan meribut di belakang sehingga harus dapat perhatian penuh dari guru apalagi siswa yang duduknya dibelakang, hanya sebagian kecil yang me mpe rhatikan ya itu siswa yang duduknya di depan, ketika guru me mbe rikan kesempatan untuk bertanya tidak ada yang mau bertanya, setelah guru me mbe rikan pertanyaan siswa terdia m dan men jawab hanya sebagian kecil saja yaitu anak yang selalu aktif dala m bela jar yang bisa mengeluarkan pendapatnya, hal ini disebabkan karena siswa tidak berusaha me maha mi materi pelajaran sendiri tetapi siswa hanya menunggu sajian materi dari guru, selain itu siswa malas mencatat disaat guru menje laskan pelajaran.

Sehingga pada saat ujian banyak siswa yang tidak dapat menjawab soal dengan benar. Oleh karena itu, hasil bela jar IPS e konomi d i kelas eksperimen 2 rendah di bandingkan eksperimen 1

KES IMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dila kukan maka dapat di simpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembela jaran Think Pair Share (TPS), hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai tertinggi tes akhir ke las eksperimen 1 yaitu 96 dengan rata-rata 82,00 sedangkan kelas eksperimen 2 nilai te rendah 52 dan nilai tertinggi 84 dengan nilai rata-rata 73,29 sedangkan dengan perhitungan dengan Uji Z pada hasil bela jar siswa dipe roleh Zhitung 3,824 sedangkan Ztabel 1,645 ha l in i terlihat bahwa Zhitung lebih besar dari Ztabel, berarti hipotesis yang diajukan (Ho) diterima pada taraf nyata alfha sehingga keputusannya adalah H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil bela jar siswa menggunakan model pe mbela jaran kooperatif Think Pair Share (TPS) dengan Complete Sentence pada mata pelaja ran IPS Ekono mi Siswa Kelas VIII SMP N 26 Padang.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelit ian, penulis menge muka kan saran yang diharapkan dapat bermanfaat dala m men ingkatkan hasil belajar

1. Gu ru bidang studi khususnya guru IPS diharapkan dapat menerapkan strategi Think Pair Share (TPS) untuk

(9)

men ingkatkan akt ivitas dan hasil belajar siswa.

2. Siswa diharap kan lebih termot ivasi dan lebih akt if da la m bela jar ekono mi jika strategi ini diterap kan.

3. Bagi peneliti lain yang berminat harap menerap kannya dengan variasi tes yang berbeda, di sekolah yang berbeda dan pokok bahasan yang berbeda serta adanya persiapan yang matang sehingga keterbatasan penelitian in i dapat teratasi dan dapat terujinya hipotesis yang akan ditelit i.

DAFTAR PUS TAKA

Arikunto, suharsimi. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyat i dan mudjiono. (2013). belajar dan pembelajaran (Pt. Abadi). Jaka rta.

Ha ma lik, O. (2013). Proses Belajar Mengajar.

Jakarta: Bu mi Aksar.

Lie, Anita. (2010). Cooperative Learning Memprak tekkan Cooperative di ruang- ruang Kelas. Jakarta : Grasindo

Siregar. Syofian. (2013). Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jaka rta : Bu mi Aksara

Sla meto. (2013). belajar dan fak tor-faktor yang mempengaruhi (Rineka Cip).

Jakarta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol, maka dari itu dinyatakan berpengaruh model kooperatif tipe match a match pada hasil belajar siswa