• Tidak ada hasil yang ditemukan

20221003 Perbedaan Individu

N/A
N/A
MEGA NUR HERYADIANA PUTRI UBP

Academic year: 2024

Membagikan "20221003 Perbedaan Individu"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Senin, 3 Oktober 2022 Fakultas Psikologi

Universitas Buana Perjuangan Karawang

PERBEDAAN INDIVIDU

Pertemuan 3

R. Yuwono Pratomo, S.Psi., M.Psi., Psikolog

(2)

Individu

Dalam setiap organisasi akan selalu diisi oleh

manusia

Tantangan, peluang dan konflik dalam mengelola organisasi bersumber dari

masalah yang berkaitan dengan manusia

Adanya anggapan bahwa setiap manusia adalah

sama, sehingga dapat diperlakukan secara identik

dapat dikatakan tidak benar.

o Tidak ada manusia yang sama persis, setiap manusia pasti berbeda secara fisik dan juga psikologisnya.

o Perbedaan tersebut hendaknya menjadi perhatian, sehingga setiap orang dapat memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya.

o Dengan demikian, organisasi dapat memaksimalkan efektivitasnya jika setiap anggota

(3)

Aspek Pembentukan Individu

Perbedaan individu dapat dilihat dari berbagai hal, diantaranya adalah :

o Pengetahuan / kecerdasan.

o Ketrampilan.

o Kemampuan.

o Kepribadian.

o Motivasi.

o Emosi, dll.

(4)

Aspek Pembentukan Individu

A. EMOSI.

Istilah “emosi” berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti menggerakkan. Istilah emosi (emotion) dalam pengertian psikologis diartikan sebagai :

Perasaan atau afeksi yang dapat melibatkan rangsangan fisiologis (seperti denyut jantung yang cepat), pengalaman sadar (seperti memikirkan situasi dan kondisi saat sedang menerima penghargaan) dan ekspresi perilaku (seperti senyuman atau raut muka cemberut).

o Emosi / emo·si / émosi/ n 1 luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat; 2 keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan);

keberanian yang bersifat subjektif); 3 cak marah;-- keagamaan getaran jiwa yang menyebabkan manusia berlaku religius; (KBBI)

o Setiap kegiatan, atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu; setiap keadaan mental yang hebat atau meluap luap. (Oxford English Dictionary).

o Emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis,

(5)

Ekspresi Apakah Ini…

(6)

Kalau Ini…

(7)

Bagaimana Dengan Ini…

(8)

Bagaimana Kalau Ini…

(9)

Ini…

(10)

Perubahan Tubuh Pada Saat Terjadi Emosi

o Terpesona : Reaksi elektris pada kulit.

o Marah : Peredaran darah bertambah cepat.

o Terkejut : Denyut jantung bertambah cepat.

o Kecewa : Bernafas panjang.

o Cemas : Air liur mengering.

o Takut : Berdiri bulu roma.

o Tegang : Terganggu pencernaan, otot tegang dan bergetar.

(11)

Bentuk Emosi menurut Daniel Goleman

• Brutal, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, tersinggung, bermusuhan, tindak kekerasan dan kebencian patologis.

Amarah

• Pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa dan depresi.

Kesedihan

• Cemas, takut, gugup, khawatir, waswas, perasaan takut sekali, sedih, waspada, tidak tenang, ngeri, kecut, panik dan fobia.

Takut

• Bahagia, gembira, ringan puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, terpesona, puas, rasa terpenuhi, girang, senang sekali dan mania.

Kenikmatan

• Penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran dan kasih sayang.

Cinta

• Terkesiap, takjub dan terpana.

Terkejut

• Hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka dan mau muntah.

Jengkel

• Rasa bersalah, malu hati, kesal hati, menyesal, hina, aib dan hati hancur lebur.

Malu

(12)

Kecerdasan Emosi

Daniel Goleman (1999) mengatakan :

o Menegaskan bahwa kemampuan mengelola emosi pada khususnya dan kecerdasan emosi pada umumnya, sangat penting bagi seorang pemimpin, atau seseorang yang memegang posisi dengan wewenang dan tanggung jawab yang lebih besar.

o Kecerdasan emosional / kompetensi emosi (EQ) merujuk pada kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.

(13)

Aspek Kecerdasan Emosi

Knowing what we’re feeling, why we’re feeling.

Which is basis of good intution, good decion-making, and moral compass.

Self Awareness

Handling your distressing emotion in effective way, so that they don’t cripple you.

Managing

Emotion Persistence, hopefulness, delaying

gratification, self assertive, coping under stress, goal oriented.

Self Motivation

Knowing what someone’s Feeling.

Emphaty

Managing emotion in other, handling relationship, people skills, putting others at ease, soothing feeling.

Social Art

(14)

Unsur–Unsur Kompetensi Kecerdasan Emosi

• Kemampuan untuk mengenali dan memahami kekuatan, kelemahan, kebutuhan, nilai–nilai, ambisi, suasana hati, emosi, dorongan diri sendiri dan dampaknya terhadap orang lain.

Kesadaran Diri

• Kemampuan dalam mengelola emosi, mengelola waktu, mengelola prioritas, mengelola energi, mengelola pikiran, mengelola kata, mengelola kehidupan pribadi, mengelola kekuatan dan mengetahui cara melakukan pekerjaan.

Manajemen Diri

• Kemampuan dalam empati dasar (perasaan dengan orang lain, merasakan isyarat–

isyarat emosi non verbal), penyelarasan (menyelaraskan diri pada orang lain), ketepatan empatik (memahami pikiran, perasaan, dan maksud orang lain).

Kesadaran Sosial

• Kemampuan yang baik dalam bergaul dengan orang lain.

(15)

Aspek Pembentukan Individu (Lanj.)

B. Intelegensi.

o Dalam Laura A. King, Ketika digunakan dalam menjelaskan orang, kecerdasan (intelligence) mengacu pada perbedaan individual dalam keterampilan–keterampilan pemecahan masalah dan dalam kemampuan–kemampuan penting lainnya.

o Menurut Claparde dan Stern kecerdasan adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi dan kondisi baru.

(16)

Faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi

Faktor Bawaan

• Kualitas Intelegensi orangtua serta kondisi anak pada saat pembentukan dalam kandungan.

Faktor Lingkungan

• Gizi selama masa-masa pertumbuhan.

• Rangsangan intelektual yang memberinya

berbagai sumber daya pengalaman

(pendidikan, Latihan berbagai

(17)

Aspek Pembentukan Individu (Lanj.)

C. Kepribadian.

o Kepribadian adalah sejumlah ciri yang relatif stabil yang membantu dalam menerangkan dan memprediksi perilaku individu (Kaswan, 2017 : 29).

o Setiap individu berbeda, namun akan memiliki kesaman dalam beberapa hal. Kita perlu memahami kepribadian orang, karena kepribadian mempengaruhi perilaku, persepsi dan sikap.

(18)

Big Five Personality

Openness to experience

• Keterbukaan terhadap pengalaman hidup.

• Ukuran tingkat penerimaan

seseorang pada pengalaman dan gagasan baru.

Conscientiousnes

• Kehati-hatian.

• Mengukur

motivasi dan tingkat kehati–

hatian merupakan pendekatan

seseorang dalam menyelesaikan tugas.

• Disiplin, teratur, bekerja pada metode, dapat diandalkan, gigih.

Extraversion

• Mengukur ketertarikan

seseorang pada aktivitas dan orang lain.

• Orang ekstrover yang tinggi selalu aktif, suka pesta, suka mendominasi pembicaraan, dan mencari

petualangan.

Agreeableness

• Penerimaan.

• Kemampuan dan kemauan bekerja sama dengan orang lain dan menghinari

konfrontasi.

• Seseorang yang mengorbankan diri sendiri, cenderung pada otoritas, umumnya percaya pada orang lain,

Neuroticism

• Neurotisme.

• Ukuran pada kecenderungan keseluruhan

seseorang dalam merasakan emosi negatif yang kronis, seperti depresi,

kegelisahan.

(19)

Locus Of Control

o Locus of control (pusat kendali diri) adalah kesadaran akan penjelasan terhadap sebab–sebab perilaku individu.

o Seseorang yang cenderung beranggapan bahwa perilakunya di dorong oleh faktor–faktor di luar dirinya di sebut mempunyai locus of control eksternal.

o Sedangkan yang beranggapan bahwa perilakunya diakibatkan oleh daya–

daya dalam dirinya sendiri disebut memiliki locus of control internal.

(20)

Karakteristik Locus Of Control

LOC Internal LOC Eksternal

Siap Kurang perhatian

Siaga Performannya tidak menentu

Kompeten Dipengaruhi oleh status

Mampu menolak pengaruh Dipengaruhi oleh teman sebaya

Mendominasi Dikendalikan oleh orang lain

Berorientasi pada prestasi Kurang percaya diri terhadap kemampuannya

Independen Bereaksi secara acak

Percaya diri Trampil

(21)

Konsep Diri ( Self Concept )

o Adalah evaluasi individu mengenai diri sendiri; penilaian atau penaksiran mengenai diri sendiri oleh individu yang bersangkutan.

o Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai sesuatu hal yang sulit untuk dikerjakan.

o Sebaliknya, pandangan positif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan seorang individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang mudah untuk dikerjakan.

o Konsep diri dapat terbentuk dan berubah karena interaksi dengan lingkungannya.

(22)

Penghargaan Diri ( Self Esteem )

o Salah satu komponen dalam konsep diri adalah harga diri (self esteem).

o Harga diri (self esteem) adalah penilaian, baik positif atau negatif, individu terhadap diri sendiri.

o Tingginya harga diri (self esteem) merujuk pada tingginya estimasi individu atas nilai, kemampuan, keberartian, dan kepercayaan yang dimilikinya.

o Sedangkan harga diri (self esteem) yang rendah melibatkan penilaian yang buruk akan pengalaman masa lalu dan pengharapan yang rendah bagi pencapaian masa depan. Jika seseorang sering mengalami kegagalan

(23)

Efikasi Diri ( Self Efficacy )

o Efikasi diri (self efficacy) adalah harapan yang tinggi terhadap kesuksesan.

o Agar seseorang termotivasi untuk melakukan sesuatu, kita perlu memiliki harapan yang tinggi terhadap kesuksesan dan mempercayai bahwa kita bisa melakukan itu.

o Hal ini penting dimiliki ketika kita bertemu dengan kesulitan. Jika seseorang memiliki efikasi diri yang tinggi, kita akan meningkatkan usahanya dan tidak patah semangat.

o Harapan ini juga akan mendorong perilaku lain yang bertujuan untuk mencapai sasaran.

(24)

Pengawasan Diri ( Self Monitoring )

o Self–monitoring yaitu pengawasan terhadap tindakan kita guna mencapai tujuan tertentu. Melalui pengawasan ini kita melakukan penyesuaian–penyesuaian atas tindakan–tindakan yang dilakukan atau hendak dilakukan. Ahli psikologi sosial menyebutkan dimensi ini dapat menyebabkan orang terlihat berbeda. Pada suatu keadaan, seseorang akan mempunyai self–monitoring yang tinggi terhadap situasi sosialnya dan berperilaku selayaknya. Ini disebut dengan high self–monitoring.

o High self–monitoring memberi perhatian lebih pada orang lain, melihat dan menaggapi orang lain untuk menyenangkan mereka. Mereka mengatakan hal–hal yang mereka pikir orang lain mau dengar atau memberi pendapat untuk menyenangkan orang lain. Sebaliknya, orang dengan low self–monitoring berperilaku konsisten pada situasi apapun, yaitu dengan mempertahankan nilai–nilai mereka, dan

(25)

Sikap Dan Perilaku

Sikap mempunyai pengaruh yang penting terhadap perilaku. Sikap seseorang biasanya menyebabkan orang tersebut berperilaku dalam cara tertentu. Dimana pemikiran dan tindakan seseorang ini akan dipengaruhi oleh nilai dan keyakinan seseorang terhdap sesuatu.

Sikap

• Adalah kepercayaan atau perasaan yang kuat terhadap orang, benda dan situasi (Kaswan, 2017 : 28).

• Sikap diartikan juga sebagai kecenderungan untuk mereaksi terhadap orang, institusi atau kejadian, baik secara posistif maupun negatif (Chaplin, 1999 : 43).

Perilaku

• Adalah segala tindakan atau aktivitas dari manusia yang mempunyai bentangan yang sangat luas, baik yang tampak (seperti berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, menulis, membaca, dll), maupun yang tidak tampak (seperti berfikir, tanggapan, ide–ide, persepsi, impian, dll) (Chaplin 1999 : 53).

(26)

Daniel Goleman

Orang optimis melihat kegagalan disebabkan sesuatu

yang bisa di ubah sehingga dia dapat sukses di masa

yang akan datang, sedang orang pesimis

menyalahkan orang / pihak lain atas kegagalannya,

dan menyandarkannya pada sesuatu yang permanen

yang dia tidak mampu untuk mengubahnya.

(27)

Selesai

Terima Kasih Shkran Lak Thank You Dank Je

Vielen Dank Spasibo

Xièxiè

Arigatōgozaimasu Gomabseubnida Hatur Nuhun

Matur Nuwun Sanget

Referensi

Dokumen terkait

Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan

Pada siswa dengan kecerdasan emosional yang rendah, sebagian besar memiliki kemampuan yang rendah dalam mengenali emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kecerdasan emosional adalah kemampuan siswa untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang

Kecerdasan emosi merupakan kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik

Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan

Dengan demikian, kecerdasan emosi atau emotional intelligence merujuk kepada kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri

Dengan demikian, kecerdasan emosional yaitu kemampuan seseorang untuk mengenali dan mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan

Goleman (2002) mengatakan bahwa kecerdasan emosional merujuk kepada kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan