• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Bangunan Pembagi Air

N/A
N/A
Hanifah Zain Azhar

Academic year: 2024

Membagikan "Perencanaan Bangunan Pembagi Air"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

3.4 Analisa Perencanaan Bangunan Pembagi Air Tabel 3.24 Tabel Perencanaan bangunan pembagi air

STA.1 Pintu Romijin SP.2 Pintu Sorong STB.1 Pintu Romijin STC.1 Pintu Romijin SS.1 Pintu Sorong SS.2 Pintu Sorong STD.1 Pintu Romijin STE.1 Pintu Romijin STG.1 Pintu Romijin SS3 Pintu Sorong

BS.4 STF.1 Pintu Romijin

SS4 Pintu Sorong SS6 Pintu Sorong STH.1 Pintu Romijin SS5 Pintu Sorong STH.4 Pintu Romijin SS7 Pintu Sorong SS8 Pintu Sorong STI.1 Pintu Romijin

BS.6 STJ.1 Pintu Romijin

BS.7 STK.1 Pintu Romijin

BBS.3

Bangunan Saluran Pintu Air

BS.3

BS.5 BS.1

BSS.1

BS.2

BBS.2

3.4.1 Perencanaan Bangunan Pengatur Debit ( Pintu Romijin ) Perencanaan Hidrolis :

Keterangan : Q = Debit (m³/dtk)

Cd = Koefisien debit

Cv = Koefisien kecepatan datang g = Percepatan grafitasi = 9,81 m/dtk² bc = L = Lebar meja (m)

Q=Cd x Cv x 2

3

23g x bc x h1 ¹·⁵

(2)

h1 = Tinggi energy hulu diatas meja (m) V = Kecepatan dihulu alat ukur (m/dtk) H1 = Tinggi energy diatas meja (m)

Perencanaan Pintu Romijin Untuk Saluran STA.1 Dik:

Q = 0,138 m³/dtk A = 0,50 m² Vuse = 0.28 m/dtk bc = L = 0,50 m

Bedasarkan KP 04 Lampiran 2 tabel A.2.3 hal 10 diperoleh :

 Lebar meja (bc) = L = 0,50 m

 Tinggi energy diatas meja (H1 max) = 0,50 m

 Tinggi energy hulu diatas meja (h1) didapatkan dari hasil interpolasi tabel A.2.3 hal 10 - KP 04 Lampiran 2, dengan menggunakan nilai debit (Q) diperoleh tinggi energy hulu di atas meja (h1tabel) = 0.294

 Tinggi Energi Diatas Meja (H1)

H1 = 0,298 m ¿ 0,5 m OK!!!

 Menentukan Luasan Saluran (A’) A = bc x h1tabel

= 0,50 x 0,294

= 0,147 m

H1=h1tabel+ V2 2x g

H1=0,294+ 0,282 2x9,81

(3)

 Menghitung koefisien debit (Cd)

Dimana L = bc = 0,50 m

= 0,990

Cd x A’/A = 0,990 x

(

0,1470,50

)

= 0,291

Berdasarkan perhitungan diatas dari grafik 2.3 KP 04 sebagai fungsi perbandingan Cd x A’/A dengan menggunakan pengontrol parabolik atau trapesium (grafik 1 lampiran 3) diperoleh :

Cv = 1.03

 Tinggi Energi Hulu di Atas Meja

Q = Cd x Cv x 2

3

23 g x bc x h1¹´⁵ h1¹´⁵ =

0,138 0,990x1,03x2

3x

(

23x9,81

)

05x0,5

h1¹´⁵ = 0,293

h1¹´⁵ = 0,293 m ¿ h tabel = 0,294 m OK !!!

Cd=0,93+0,1H1 L

Cd=0,93+0,10,298 0,50

(4)

Tabel 3.25 Rekapitulasi Perhitungan Perencanaan Bangunan Pengatur Debit Dengan Romijin

No. Bangunan Saluran Q A use V use b use H1 max

bc = L h1 tabel H1 Kontrol A'

(m3/det) (m2) (m/det) (m) (m) (m) (m) H1 max > h tabel (m2)

1 BS.1 STA.1 0,138 0,50 0,28 0,50 0,50 0,50 0,294 0,298 OK 0,147

2 BBS.1 STB.1 0,086 0,32 0,27 0,90 0,50 0,50 0,248 0,252 OK 0,124

3 BBS.1 STC.1 0,133 0,50 0,27 0,50 0,50 0,50 0,316 0,320 OK 0,158

4 BS.2 STD.1 0,119 0,50 0,24 0,50 0,50 0,50 0,268 0,271 OK 0,134

5 BS.2 STE.1 0,175 0,50 0,35 0,50 0,50 0,50 0,342 0,348 OK 0,171

6 BS.3 STG.1 0,133 0,50 0,27 0,50 0,50 0,50 0,291 0,295 OK 0,146

7 BS.4 STF.1 0,153 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,358 0,371 OK 0,179

8 BBS.2 STH.1 0,056 0,18 0,31 0,30 0,50 0,50 0,169 0,174 OK 0,085

9 BS.5 STH.3 0,049 0,18 0,27 0,30 0,50 0,50 0,167 0,171 OK 0,084

10 BBS 3 STI.1 0,119 0,50 0,24 0,50 0,50 0,50 0,274 0,277 OK 0,137

11 BS.6 STJ.1 0,166 0,50 0,33 0,50 0,50 0,50 0,333 0,339 OK 0,166

12 BS.7 STK.1 0,178 0,50 0,36 0,50 0,50 0,50 0,348 0,354 OK 0,174

(5)

3.4.2 Perencanaan Bangunan Pengatur Tinggi Muka Air (Pintu Sorong)

Perencanaan Hidrolis : Q=Kµab

2gh1

Keterangan :

Q = Debit (m³/dtk)

K = Faktor aliran tenggelam µ = Koefisien debit

a = Bukaan pintu (m) b = Lebar pintu (m) g = Gravitasi (m/detik2)

h1 = Kedalaman air didepan pintu diatas ambang (m) h2 = Tinggi muka air untuk untuk aliran dihilir pintu (m)

Perencanaan Pintu Sorong Untuk Saluran SP.2

Dik : Q = 0,986 m3/detik h1 = 1.068 m b.use = 1.4 m

b = 1.0 m (diambil dari lebar standar untuk pintu pembilas bawah / undersluice)

(6)

Untuk mencari nilai a, maka digunakan asumsi dengan cara asumsi : o Untuk a1 = 0,20 m

h

a1 = 1.068

0,2 = 5.34

Berdasarkan perhitungan diatas, maka setelah dilakukan plot pada grafik koefisien debit µ masuk permukaan pintu datar dengan β = 90ᵒ ( lampiran 3) di peroleh nilai µ = 0,580

= μ x a x b x 2 x g x h

Q₁

= 0,581 x 0,2 x 1,0 x (2 x 9,81 x 1.068)⁰·⁵

=0.531 m3/detik

o Untuk a2 = 0,3 m h1

a2 = 1.068

0,3 = 3.56

Berdasarkan perhitungan diatas, maka dari grafik koefisien debit µ masuk permukaan pintu datar dengan β = 90ᵒ (grafik 2 lampiran 3) di peroleh µ2 = 0.562

= μ x a x b x 2 x g x h

Q₂

= 0,560 x 0,3 x 1,0 x (2 x 9,81 x 1.068)⁰·⁵

= 0.772 m3/detik a1 = 0,2 m

a2 = 0,3 m

Q1 = 0,531 m3/detik Q2 = 0,772 m3/detik

(7)

Q = K x μ x a x b 2.g.h1

Nilai a diperoleh dari hasil persamaan :

a2 - a1 = Q - Q

a2 - a Q₂ - Q

0.3 - 0.2 = 0,772 - 0,531

0.3 - a 0,772 - 0,531

0.1 = 0,241

0.3 - a 0,241

a = 0,389 m

Sehingga : huse

a = 1.068 0,389 = 3

Berdasarkan perhitungan diatas, maka dari grafik koefisien debit µ masuk permukaan pintu datar dengan β = 90ᵒ (grafik 2 lampiran 3) di peroleh nilai µ = 540

0,98

6 = K x 0,540 x 0,389 x 1.0 ( 2 x 9.81 x 0.790 )0,5

K =

0,986

0.540 x 0.389 x 1,0 x ( 2 x 9.81 x 1.068 ) ⁰'⁵

K = 2,05

Berdasarkan hasil perhitungan nilai K dan h₁/a diatas,maka dari Grafik Koefisien K untuk debit tenggelam (grafik 3 lampiran 3) diperoleh nilai h₂/a sebesar 1.8. Sehingga,

h2 = 2,05 x a h2 = 2,05 x 0,389

= 2,20 m

(8)

Tabel 3.26 Rekapitulasi Perhitungan Perencanaan Bangunan Pengatur Debit Dengan Pintu Sorong

Q buse bc huse a1 Q1 a2 Q2 a h2

(m3/det) (m) (m) (m) (asumsi 1) (m3/det) (asumi 2) (m3/det) (m) (m)

1 BS.1 SP.2 0,986 1,400 1,00 1,068 0,20 5,34 0,580 0,531 0,3 3,56 0,562 0,772 0,389 3 0,540 2,05 2,20 0,856 2 BBS.1 SS1 0,327 1,100 1,00 0,593 0,20 2,96 0,558 0,381 0,3 1,98 0,548 0,561 0,170 3 0,545 2,07 2,21 0,376 3 BBS.1 SS2 0,318 0,700 0,50 0,688 0,20 3,44 0,562 0,206 0,3 2,29 0,550 0,303 0,315 2 0,545 1,01 1,80 0,567 4 BS.3 SS3 0,170 0,500 0,50 0,500 0,20 2,50 0,551 0,173 0,3 1,67 0,545 0,256 0,197 3 0,560 0,98 2,20 0,433 5 BBS2 SS4 0,054 0,300 0,50 0,300 0,20 1,50 0,547 0,133 0,3 1,00 0,535 0,195 0,074 4 0,560 1,09 2,80 0,207 6 BBS2 SS5 0,515 1,000 1,00 0,829 0,20 4,15 0,570 0,460 0,3 2,76 0,555 0,672 0,226 4 0,545 2,07 2,82 0,638 7 BBS3 SS6 0,185 0,600 0,50 0,600 0,20 3,00 0,560 0,192 0,3 2,00 0,545 0,280 0,192 3 0,560 1,00 2,30 0,441 8 BBS3 SS7 0,198 0,600 0,50 0,600 0,20 3,00 0,560 0,192 0,3 2,00 0,545 0,280 0,207 3 0,560 1,00 2,30 0,476

K h2 / a

No. Bangunan Saluran h1 / a1 μ1 h1 / a2 μ2 h1 / a μ

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari tugas perencanaan pengolahan air buangan adalah untuk merencanakan bangunan pengolahan air buangan industri gula yang mempunyai karakteristik limbah

Pada bab ini dilakukan analisa data-data yang ada dan melakukan perhitungan konstruksi bangunan saluran pintu air beserta kelengkapannya (kamar, schotbalk, pintu gerbang,

Maksud dan tujuan perencanaan konstruksi pintu air ini adalah untuk mengatasi kendala pelayaran perahu yang melalui sungai Serang yang melewati bangunan Bendung Klambu,

Pintu sorong yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah pintu air gesek tegak dengan tipe aliran bawah.. Pada rancangan pintu sorong jenis ini, hal yang menjadi perhatian

Bangunan pengolahan air yang direncanakan sesuai dengan besarnya debit kebutuhan air masyarakat pada 10 tahun mendatang adalah bak koagulasi dengan dimensi 9,6 m x 4,8 m..

Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum (PBPAM) ini berdasarkan pemilihan teknologi pengolahan air minum yang sangat dipengaruhi oleh kualitas air baku yang

Instalasi Pengolahan Air Minum dalam perencanaan di Kabupaten Demak sendiri menggunakan intake saluran terbuka dengan jumlah pipa sadap sebanyak 2 pipa sadap yang diletakkan di Average

Dokumen ini berisi tentang standar perencanaan bangunan irigasi yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan