• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERFORMANS DAN IOFC (INCOME OVER FEED COST) ITIK PEKING PEDAGING YANG DIBERI BONGGOL PISANG DALAM RANSUM SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT

N/A
N/A
Siti hana Halida

Academic year: 2023

Membagikan "PERFORMANS DAN IOFC (INCOME OVER FEED COST) ITIK PEKING PEDAGING YANG DIBERI BONGGOL PISANG DALAM RANSUM SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

Performa dan IOFC (income over feed cost) ayam broiler Peking yang diberi pakan akar pisang sebagai sumber karbohidrat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bonggol pisang dalam ransum itik peking sebagai sumber karbohidrat pada kadar berbeda terhadap konsumsi ransum, bobot akhir, pertambahan bobot badan, konversi ransum dan Income Over Feed Cost (IOFC) itik Peking. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bonggol pisang pada pakan itik peking sebagai alternatif sumber karbohidrat sampai taraf 30% tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap performa yaitu: Konsumsi Pakan, Bobot Akhir, Bobot Badan Perolehan (PBB) dan konversi pakan, namun hal ini tidak menurunkan performa itik peking dan dapat meningkatkan hasil income over feed cost (IOFC).

Riwayat pendidikan penulis menyelesaikan sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah Nahdatul Ulama Pengambau Hilir Dalam pada tahun 2010, kemudian melanjutkan sekolah menengah pertama di Madrasah Tsanawiyah Nahdatul Ulama Haruyan dan tamat pada tahun 2013, kemudian melanjutkan sekolah menengah atas di SMK SPP Negeri Pelaihari jurusan Agribisnis bidang peternakan. peternakan dengan keahlian dan pengetahuan di bidang agribisnis dengan peternakan ruminansia dan diploma pada tahun 2016, kemudian ia mendaftar di Fakultas Pertanian Jurusan Peternakan Universitas Lambung Mangkurat pada tahun 2017 dan terdaftar sebagai mahasiswa diploma (S1). Pada tahun 2020, penulis menjadi pengurus di BEM-KM Fakultas Pertanian ULM Banjarbaru, sebagai anggota bidang Sekretariat. “Performa dan IOFC (Income Over Feed Cost) Itik Broiler Peking yang Diberi Akar Pisang sebagai Sumber Karbohidrat” dipimpin oleh Dr.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis akhirnya berhasil menyelesaikan skripsi yang berjudul Efisiensi dan IOFC (Income Over Feed Cost) Itik Peking Kepala Pisang. dalam makanan sebagai sumber karbohidrat, tepat waktu. Abrani Sulaiman, M.Si., dan Ibu Habibah S.Pt., M.P., selaku dosen pembimbing yang memberikan bimbingan dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.

DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN

Kumbang pisang dapat dijadikan alternatif sumber karbohidrat dan serat pada pakan ternak sehingga biaya pakan lebih murah (Saragih, 2013). Selanjutnya pada penelitian Kupai et al., (2020), mengenai pemanfaatan bonggol pisang (Musa Paradisiaca L.) dalam ransum terhadap performa ayam broiler. Pemanfaatan bonggol pisang sebagai sumber karbohidrat alternatif itik peking yang dipadukan dengan pakan lain diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan juga pendapatan perusahaan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan bonggol pisang sebagai sumber karbohidrat yang dapat meningkatkan performa dan pendapatan (income over feed cost) pada itik peking. Apakah pemanfaatan bonggol pisang sebagai sumber karbohidrat dalam ransum dapat meningkatkan performa dan pendapatan (income over feed cost) itik peking? Hipotesis dalam penelitian ini adalah pemanfaatan bonggol pisang sebagai sumber karbohidrat dalam ransum dapat meningkatkan performa dan pendapatan (income over feed cost) itik peking pada tingkat yang berbeda-beda.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan jamur pisang dalam pakan sebagai sumber karbohidrat pada berbagai tingkat terhadap performa dan pendapatan (income over feed cost) itik peking. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada peternak mengenai pemanfaatan jamur pisang sebagai sumber karbohidrat dalam ransum yang dapat berdampak pada performa dan pendapatan (income over feed cost) itik peking.

TINJAUAN PUSTAKA

Berat badan akhir mempunyai hubungan berbanding lurus dengan pertambahan berat badan, hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan berat badan akan mengakibatkan peningkatan berat badan akhir (Scott et al., dalam Sulaiman, 1998). Pertambahan bobot badan merupakan selisih antara bobot akhir atau panen dengan bobot awal pada waktu tertentu. Kurva pertumbuhan ternak sangat bergantung pada pakan yang diberikan, jika pakan mengandung nutrisi yang tinggi maka ternak dapat mencapai bobot badan tertentu pada umur yang lebih muda (North, 1990).

Pertumbuhan berat badan biasanya diukur dengan penimbangan yang dapat dilakukan setiap hari, setiap minggu atau pada waktu yang telah ditentukan (Saleh dan Jeffrienda, 2005). Pertumbuhan tercepat pada itik dan pertumbuhan bobot badan terjadi pada periode awal dan melambat seiring bertambahnya usia. Pertambahan berat badan dapat dicapai dengan mengukur pertambahan berat badan setiap hari, setiap minggu, dan setiap bulan.

Bobot badan ternak sebaiknya ditimbang setiap minggu untuk mengetahui perkembangan pertambahan bobot badan yang dicapai. Jika konversi ransum tinggi maka pemanfaatan ransum tidak efisien dan sebaliknya jika nilai konversi ransum rendah maka pemanfaatan ransum efisien (Scott et al., dalam Sulaiman, 1998) Konversi ransum merupakan perbandingan antara jumlah ransum yang dikonsumsi dengan besarnya pertambahan berat badan dalam jangka waktu tertentu (Rasyaf, 1994).

Tabel 2. Kebutuhan  Nutrisi Itik Peking
Tabel 2. Kebutuhan Nutrisi Itik Peking

METODE PENELITIAN

Tirai plastik digunakan untuk menutupi sekeliling kandang pada malam hari dan saat suhu lingkungan rendah. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan, dimana setiap ulangan terdiri dari 5 ekor itik peking, sehingga jumlah hewan yang digunakan sebanyak 100 ekor. Perlakuan penelitiannya adalah penambahan kulit pisang pada ransum itik peking dengan persentase yang berbeda-beda pada setiap perlakuan.

Cuci terlebih dahulu umbi pisang hingga bersih untuk menghilangkan kotoran dan sisa serabut akar. Kupas kulit pisang hingga bebas dari serat kasarnya lalu potong menjadi beberapa bagian. Keluarkan umbi pisang dari penangas air jeruk nipis lalu serut untuk memudahkan proses penjemuran atau penjemuran.

Jemur batang pisang serut tersebut di bawah terik matahari hingga benar-benar kering selama ± 2 hari. Setiap lokasi kandang dibersihkan terlebih dahulu dengan cara disapu, disikat dan dicuci dengan air bersih, kemudian kandang yang bersih diberi kapur. Day Old Duck (DOD), itik peking yang pertama kali tiba, diberikan air minum yang dicampur dengan air gula 2% untuk memenuhi kebutuhan energi yang hilang selama perjalanan dari tempat pembelian benih menuju kandang.

Pemberian pakan itik peking tahap awal (1-2 minggu) menggunakan pakan komposit seperti dedak padi, jagung kuning, minyak kelapa, premix dan konsentrat dengan kandungan EM 3100 kkal/kg, PK 22% dan SK 7%. . Air minum yang digunakan dalam penelitian ini adalah mata air yang disediakan secara ad libitum. Pemeliharaan itik peking pada penelitian dilakukan dengan cara memberikan kumbang pisang melalui pakan yang diberikan pada itik mulai umur 15 hari (umur 3 minggu) hingga umur 49 hari (umur 7 minggu).

Dihitung berdasarkan jumlah makanan yang dikonsumsi dibagi pertambahan berat badan selama penelitian dan dihitung per minggu. Pendapatan kotor inilah yang dihitung dengan cara mengurangi pendapatan penjualan ternak hidup dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pendapatan feed over feed cost (IOFC) dan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: IOFC = (BW Akhir - BW Awal berat badan (Kg)/Ekor) x Harga Jual Itik Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan variansi (ANOVA) dengan rancangan acak lengkap (RAL) dimana sebelumnya dilakukan uji homogenitas data dengan uji normalitas data.

Tabel 7. Komposisi Nutrisi Bahan Penyusun Ransum Perlakukan
Tabel 7. Komposisi Nutrisi Bahan Penyusun Ransum Perlakukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang sama dilakukan oleh Ulfa dan Djunaidi (2019) bahwa penggunaan pakan yang dicampur dengan tepung ampas pisang dan Indigofera sp. Serta hasil penelitian yang dilakukan oleh Aswandi (2016) yang menyatakan bahwa penggunaan ransum yang mengandung 30% tepung bonggol pisang kepok dan batu tidak menurunkan konsumsi ransum pada ayam pedaging. Pemanfaatan bonggol pisang pada ransum sebagai bahan pakan alternatif sumber karbohidrat pada itik peking dengan menggunakan 20% pada ransum dicampur ransum basal memberikan nilai rata-rata tertinggi sebesar 679,12 g/ekor/minggu, sehingga penggunaan 20% kumbang pisang tidak mengurangi konsumsi ransum pada itik peking, sehingga kumbang pisang dapat dijadikan pakan.

24 Aswandi (2012), menyatakan bahwa bonggol pisang mengandung karbohidrat dan pati yang tinggi dengan partikel tepung yang rapuh sehingga akan memperlancar proses pencernaan pada unggas. Pemanfaatan bonggol pisang sebagai alternatif sumber karbohidrat pakan itik peking pada penggunaan 30% dengan rata-rata 1071,4 g/ekor tidak menurunkan bobot akhir badan, sehingga penggunaan 30% bonggol pisang dapat digunakan sebagai bahan pakan. untuk bebek Peking. 28 terhadap pertumbuhan bobot badan itik Peking yang diproduksi, namun terdapat kecenderungan peningkatan pertumbuhan bobot badan pada pemberian pakan bonggol pisang yang lebih tinggi pada ransum dasar yang digunakan.

Penggunaan kumbang pisang pada ransum dasar itik peking pada taraf pemberian pakan 30% mampu meningkatkan pertumbuhan bobot badan hingga 175,28 g/ekor dan penggunaan kumbang pisang pada ransum dapat dimanfaatkan atau disukai oleh itik peking sehingga penggunaan kumbang pisang dalam ransum mungkin sesuai dengan jenis pakannya. Senada dengan hasil penelitian Ulfa dan Djunaidi (2019) yang menyatakan bahwa dengan bahan pakan yang dicampur tepung kumbang pisang dan Indigofera sp. Jenis karbohidrat pada tepung kumbang pisang merupakan karbohidrat yang mudah dicerna (pati) yang terdiri dari amilosa dan amilopektin dalam ikatan polimer glukosa (Saragih, 2013).

Hasil penelitian menggunakan jamur pisang sebagai sumber karbohidrat dengan kadar berbeda pada ransum pada perlakuan P0 (Kontrol), P1 (10%), P2 (20%) dan P3 (30%). Penggunaan jamur pisang 30% pada pakan itik peking mempunyai nilai konversi pakan yang lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya, konversi pakan erat kaitannya dengan pertambahan bobot badan dan juga konsumsi pakan, begitu pula dengan semakin rendah konversi pakan maka semakin efisien. pakan yang digunakan. Penggunaan jamur pisang dalam ransum sebagai bahan pakan alternatif sumber karbohidrat pakan itik peking hingga 30% dicampur dengan bahan pakan lain cenderung tidak menurunkan konversi ransum pada itik peking.

Dalam penelitian ini, peningkatan penggunaan jamur pisang dalam ransum menghasilkan tingkat konversi yang lebih rendah (lebih efisien). Hasil penelitian Ulfa dan Djunaidi (2019) menyatakan bahwa, dengan menggunakan campuran tepung pisang dan Indigofera sp. Serta hasil penelitian Aswandi (2016) yang menyatakan bahwa penggunaan ransum yang mengandung 30% tepung bongkahan pisang kepok dan batu dalam campuran pakan komersial memberikan manfaat yang paling besar.

Penggunaan bonggol pisang dalam ransum sebesar 30% dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar sehingga bonggol pisang dapat digunakan sebagai bahan alternatif pakan bebek peking. Kumbang pisang dapat dijadikan sebagai alternatif sumber karbohidrat, namun harus dicampur dengan bahan pakan yang sesuai dan nutrisi yang tepat sehingga dapat meningkatkan performa itik peking dan meningkatkan Income Over Feed Cost (IOFC).

Tabel 10. Rataan Bobot Badan Akhir Itik Peking Selama 5 Minggu (g/ekor).
Tabel 10. Rataan Bobot Badan Akhir Itik Peking Selama 5 Minggu (g/ekor).

KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Pengaruh penambahan tepung terigu terhadap daya terima, kandungan karbohidrat dan kandungan serat kue pisang jamur (Musa Paradisiaca). Pengaruh penambahan tepung tepung pisang pada pakan terhadap bobot karkas, persentase karkas dan lemak abdominal pada ayam broiler. 2019), Pengaruh penggunaan tepung kepala pisang (Musa Paradiciasa L.) sebagai pengganti dedak padi dalam pakan terhadap performa produksi, persentase karkas, isi perut dan lemak perut pada itik hibrida.

Konsep bahan pakan pengganti dedak pada bahan pakan itik hibrida dengan tepung bonggol pisang (Musa Paradiciasa L.) untuk meningkatkan proporsi karkas, isi perut dan lemak perut.

Gambar

Gambar 1. Itik Peking Jantan
Tabel 2. Kebutuhan  Nutrisi Itik Peking
Gambar 2. Bonggol Pisang
Tabel 3. Kandungan Bonggol Pisang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tepung apu-apu dalam ransum terhadap bobot potong, bobot karkas, persentase karkas dan menurunkan lemak abdominal pada itik

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tepung apu-apu dalam ransum terhadap bobot potong, bobot karkas, persentase karkas dan menurunkan lemak abdominal pada itik

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tepung apu-apu dalam ransum terhadap bobot potong, bobot karkas, persentase karkas dan menurunkan lemak abdominal pada itik

Skripsi yang berjudul: Daya Tahan Tubuh Itik Peking yang Diberi Ransum dengan Suplementasi Tepung Temu Hitam ( Curcuma aeruginosa R.) dan penelitian yang terkait

Skripsi yang berjudul: Evaluasi Pemanfaatan Protein pada Itik Peking yang diberi Ransum Mengandung Tepung Temu Hitam (Curcuma aeruginosa R.) dan penelitian yang terkait

Hipotesis penelitian adalah penambahan tepung temu hitam pada ransum itik Peking dengan level yang tepat dapat meningkatkan kecernaan protein, retensi nitrogen dan

Penelitian dengan judul “ Evaluasi Pemanfaatan Protein Pada Itik Peking yang Diberi Ransum Mengandung Tepung Temu Hitam ( Curcuma aeruginosa R. ) ” dilaksanakan pada

Rataan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum itik Pitalah yang diberi probiotik Bacillus amyloliquefaciens dengan imbangan energi dan protein ransum