Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada masyarakat suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sejak alinea pertama, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda setinggi-tingginya. menjadi Rp. PERSPEKTIF FIQH, HUKUM POSITIF DAN ADAT DI INDONESIA). Cetakan pertama: Desember 2020. Hak cipta 2020, hak cipta konten di luar tanggung jawab printer. Hak Cipta © 2020 oleh Penerbit Elmarkazi.
Sistem Kekerabatan dalam Islam
Laki-laki mendapat bagian warisan dua kali lipat dari perempuan, firman Allah SWT. Ayat-ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang perkawinan, baik dari segi hak dan tanggung jawab sebagai orang tua, maupun dari segi mencari nafkah, warisan, dimana Islam memberikan warisan kepada laki-laki dan perempuan, menyimpulkan bahwa Islam menganut sistem kekerabatan orang tua atau bilateral. .
Sistem Kekerabatan Adat di Indonesia
Kedua ialah matrilineal, mewujudkan unit keluarga yang menghubungkan zuriat berdasarkan garis keturunan ibu, sehingga anak-anak garis keturunan hanya mempunyai garis keturunan ibu. Keturunan dua hala ketiga, yang melahirkan persatuan kekeluargaan yang menghubungkan garis keturunan bapa dan juga ibu, sehingga anak-anak zuriat mempunyai puak bapa dan ibu, merangkumi ciri-ciri;
Sistem Perkawinan Dalam Islam Dan Hukum Positif Indonesia 29
- Rukun Perkawinan
- Syarat Perkawinan
- Tujuan Perkawinan
- Mahar
Menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia disebutkan bahwa wali suami-istri merupakan rukun yang wajib dipenuhi bagi calon pengantin yang hendak menikah.77 Yang berperan sebagai wali adalah laki-laki yang beragama Islam, aqil, dan baligh. . Kelompok terakhir adalah saudara kandung kakek, saudara tiri kakek dan keturunan laki-lakinya. Sekelompok kerabat dari saudara kandung atau pihak ayah beserta keturunan laki-lakinya.
85 Hal ini berdasarkan hadis riwayat Aisyah bahwa seorang laki-laki apabila melamar seorang perempuan harus melalui walinya. Syarat-syarat mempelai laki-laki yang harus dipenuhi oleh pihak laki-laki berdasarkan ijtihad para ulama adalah: Calon mempelai laki-laki mengetahui atau mengenal calon mempelai wanita dan mengetahui bahwa calon mempelainya halal baginya.
Ketentuan ini ditetapkan karena dalam hukum Islam, laki-laki dalam rumah tangga adalah pelindung keluarga, kepala keluarga, kepala rumah tangga. Orang non muslim kecuali ahli kitab tidak boleh menikah dengan orang islam, hal ini berdasarkan firman Allah 97. Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa mahar adalah pemberian wajib dari mempelai pria berupa uang atau barang kepada mempelai wanita. dan pengantin pria.
Hukum Melaksanakan Perkawinan
Wajib bagi mereka yang mempunyai kemahuan dan kemampuan fizikal dan mental dan jika tidak berkahwin, mereka akan terjerumus ke dalam zina. Sunnah untuk orang yang mempunyai wasiat dan kemampuan untuk berkahwin, tetapi jika tidak, mereka tidak bimbang untuk berzina. Namun, perkahwinan lebih baik baginya kerana Rasulullah SAW melarang hidup bersendirian atau membujang tanpa nikah.
Perkahwinan diharamkan bagi seseorang yang mampu secara fizikal untuk berkahwin, tetapi juga mempunyai keupayaan untuk menahan diri daripada terjerumus ke dalam perzinaan. Perkahwinan adalah haram bagi orang yang tidak rela dan tidak mempunyai kemampuan fizikal atau mental, serta tidak dapat menunaikan kewajipan rumah tangga, maka apabila dia berkahwin, sangat disyaki dia boleh meninggalkan dirinya, isteri dan keluarga. Perkahwinan itu sah bagi orang yang mempunyai kemampuan untuk berkahwin, tetapi jika tidak, mereka tidak bimbang untuk berzina.
Hukum mubah ini juga untuk orang yang sama motivasi dan halangannya untuk berkahwin, sehingga menimbulkan keraguan bagi orang yang akan melakukannya seperti orang yang mempunyai keinginan tetapi belum mempunyai kemampuan untuk berkahwin, tetapi belum mempunyai kemahuan yang kuat. .
Akad Nikah
Apabila para pihak dalam suatu akad nikah terpaksa atau tidak seagama, maka pihak-pihak yang merasa dirugikan dengan adanya akad tersebut dapat mengajukan gugatan ke hakim, dalam hal ini pengadilan agama. Mengenai usia kedewasaan calon pengantin dalam UU Perkawinan no. 1 Tahun 1974, alinea pertama Pasal 7 mengatur bahwa seorang laki-laki telah berumur 19 tahun dan seorang perempuan telah berumur 16 tahun.
Pada dasarnya aqad nikah harus diucapkan secara lisan, kecuali bagi yang tidak dapat mengucapkannya secara lisan; mereka mungkin melakukannya secara tertulis atau menggunakan tanda-tanda tertentu. Misalnya, setelah wali mempelai wanita atau wakilnya mengucapkan ijab, maka mempelai laki-laki diam sejenak, lalu mengucapkan ijab, maka ijab kabul dianggap sah. Imam Maliki berpendapat Kabul hanya bisa mendapat izin yang sangat singkat. Ulama Syafi'i menghendaki hal ini terjadi, yaitu setelah wali mempelai wanita menyatakan persetujuannya, maka mempelai laki-laki harus segera mengucapkan kabulnya, tanpa ada waktu. menunda.
Setiap pihak hendaklah mendengar dan memahami isyarat yang diucapkan atau dilakukan oleh setiap pihak semasa akad nikah.
Wali dan saksi
Sepanjang yang menjadi wali adalah seorang muslim, dewasa, berjenis kelamin laki-laki, dan berakal sehat, maka dianggap cukup untuk bertindak sebagai wali. Wali Nasab adalah anggota keluarga laki-laki dari calon mempelai wanita yang mempunyai hubungan darah dengan calon mempelai wanita dan berdasarkan sistem patrilineal. Laki-laki yang dipilih oleh wali akan mampu menunaikan kewajiban isterinya dengan baik dan tidak ada kesan akan membuat isterinya sengsara.
Justeru, wali yang maha kuasa boleh mengahwini seorang gadis tanpa terlebih dahulu meminta persetujuan daripada yang berkenaan, asalkan gadis itu menyukai lelaki pilihan wali. Pengawal barisan berjalan jauh atau tidak hadir, tetapi tidak memberi kuasa kepada pengawal yang lebih dekat. Ini berlaku apabila orang yang berkahwin adalah seorang wanita yang berkahwin dengan saudara lelaki sepupu kandung atau bapanya.
Sekurang-kurangnya dua orang saksi lelaki hadir, tetapi jika tidak ada dua orang saksi lelaki, maka seorang saksi lelaki dan dua perempuan boleh hadir.
Sistem Perkawinan Adat di Indonesia
- Bentuk-bentuk Perkawinan Semendo
- Perkawinan Semendo Ambil Anak
- Sistem Kewarisan
Perkawinan dapat dilakukan oleh seorang laki-laki yang mempunyai seorang isteri atau lebih, yang kedudukannya masing-masing ditentukan oleh hukum adat setempat. Pengangkatan anak adalah untuk mempelai laki-laki menjadi anaknya dan anak yang dilahirkan dari keturunan marga pihak perempuan jujur tanpa bayaran.Di Sumatera Selatan disebut pengangkatan anak semendo, agkon. Semendo mengangkat anak dalam masyarakat yang menganut sistem kekerabatan matrilineal adalah mengangkat anak laki-laki sebagai menantu.
Sedangkan dalam masyarakat matrilineal, laki-laki juga tidak memberikan kejujuran, siapapun yang melamar perempuan dijadikan ahli waris. Sedangkan dalam masyarakat yang menganut sistem matrilineal, perkawinan mengambil anak semata-mata untuk mempertahankan garis keturunan dari pihak ibu, dan dalam keluarga isteri tidak mempunyai anak laki-laki dengan tujuan suami dijadikan menantu dan juga diangkat menjadi anak angkat. Apabila seseorang mempersatukan laki-laki dan perempuan dalam suatu perkawinan dan menetap dalam keluarga salah satu pihak, maka disebut perkawinan angkat.
Seperti di Sumatera Selatan (Suku Semende) warisan diberikan kepada anak perempuan tertua, sedangkan di Bali diberikan kepada anak laki-laki tertua.
Idealisme Dalam Menentukan Pendamping Hidup
Walaupun kriteria orang yang baik untuk dijadikan teman hidup, tetapi Rasulullah saw, mementingkan agama, untuk menghindari bahaya seperti hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Max 190. . 190 Muhmmed ibn Ismail as San'ani, Subulus Salam, (Mesir Mustafa al babi al Halabi wa Awladuh, 1950). Bagi mereka yang melihat sekufu itu dari golongan bangsawan, maka pasangan ideal atau sekufu ialah jika kedua-duanya berketurunan bangsawan, orang biasa sama dengan orang biasa, orang kaya sama orang kaya dan orang terpelajar berkahwin dengan orang terpelajar. .
Orang yang beriman dan berilmu mempunyai derajat yang paling tinggi dibandingkan orang lain, firman Allah194. Meski demikian, Wahbab az Zuhaili mengatakan, jika tidak ada perbedaan antara bangsawan dan orang yang melakukan tindak pidana, maka sama saja dalam pernikahan. 196Muhmmad ibn Ismail as San'ani, Subulus Salam, (Mustafa al babi al Halabi wa Awladuh dari Mesir, 1950).
200 محمد بن إسماعيل الصنعاني، سبلاس سالم، (مصير مصطفى البابي الحلبي وأبنائه، 1950).
Etika Meminang/Khitbah
Sekiranya lamaran diterima oleh pihak perempuan, maka dibuatlah perjanjian antara pihak lelaki dan pihak perempuan untuk melangsungkan perkahwinan pada masa hadapan. Dalam tempoh bertunang ini, lelaki dan perempuan belum boleh bergaul seperti suami isteri, kerana masih belum terikat dengan ikatan perkahwinan. Mazhab Hanafi berpendirian bahawa setiap pihak tidak boleh mengembalikannya kepada satu sama lain, jika pemberian itu masih ada, tidak perlu diganti dengan wang.
Karena pemberian tersebut berkaitan dengan janji, maka pemberian tersebut wajib dikembalikan apabila perjanjian tersebut batal. Ulama madzhab Syafi’i berpendapat bahwa laki-laki berhak menerima kembali barang yang telah diberikan kepada perempuan jika barang itu ditemukan dan harus dikembalikan apabila sudah tidak ada lagi. Mazhab Maliki berpendapat bahwa jika laki-lakilah yang mengambil keputusan, maka perempuan tidak wajib mengembalikan hadiah yang diterimanya.
Tetapi jika yang memutuskan atau membatalkan pertunangan itu adalah seorang wanita, maka wanita itu hendaklah mengembalikan hadiah tersebut kepada lelaki tersebut.
Perempuan Yang Haram Dikawini
Dan janganlah kamu mengahwini wanita-wanita yang telah dikahwini ayahmu, kecuali yang telah lalu. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah serta seburuk-buruk jalan yang ditempuh.Haram bagi kamu mengahwini ibu kamu; . anak-anak perempuan kamu, saudara-saudara lelaki perempuan kamu, saudara lelaki perempuan bapa kamu; adik-beradik ibu anda; . anak perempuan saudara lelaki kamu; anak perempuan saudara perempuan kamu; ibu kamu yang menyusukan kamu; . kakak tiri; ibu mertua isterimu, anak-anak isterimu yang dalam jagaanmu dari perempuan yang kamu jimak, tetapi jika kamu belum menyetubuhi isterimu dan kamu sudah bercerai, maka tidak menjadi dosa bagimu. untuk tidak berkahwin dengannya dan isteri-isteri menantu-menantu kamu adalah haram bagi kamu; dan kawinkanlah dua orang perempuan yang bersaudara, kecuali yang terjadi pada masa lalu; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Maka wanita-wanita yang kamu senangi campur di antara mereka, berikanlah kepada mereka mahar mereka sepenuhnya, sebagai suatu kewajiban;.
Maka bergaullah isteri-isteri yang kamu senangi di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya dengan sempurna. Dan janganlah kamu mengahwini wanita-wanita yang telah dikahwini oleh ayahmu, kecuali pada masa lampau. Diharamkan menikah antara seorang lelaki dengan seorang wanita yang bekas isterinya telah diceraikan tiga kali, dan seorang wanita yang bekas isterinya telah diceraikan.
Maka wanita-wanita yang kamu sukai bergaul dengan mereka, berikanlah kepada mereka maharnya sepenuhnya sebagai suatu kewajiban; dan tiada sebab untuk itu
Perkawinan Terlarang
Persetujuan Kawin
Walimahtul’ursy
Harta Kekayaan Dan Sistem Kewarisan
- Harta Kekayaan
- Kewarisan
Kewajiban Terhadap Anak (Rodhoah)
- Anak Kandung
- Anak Angkat
Hak dan Kewajiban Suami Istri
Konstruksi Hubungan Suami Istri
