• Tidak ada hasil yang ditemukan

perlindungan hak asasi manusia dalam konflik sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "perlindungan hak asasi manusia dalam konflik sosial"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

Mengatasi konflik sosial di Indonesia seringkali dibarengi dengan kekhawatiran terhadap pelanggaran hak asasi manusia. Kekhawatiran ini disebabkan belum jelasnya bentuk dan model perlindungan hak asasi manusia dalam mekanisme pengelolaan konflik. Dan bagaimana bentuk perlindungan hak asasi manusia yang terkandung dalam undang-undang ini, merupakan pertanyaan penting, namun juga menjadi permasalahan utama penelitian ini.

Selain itu, untuk mengungkap poin-poin mengenai perlindungan HAM dalam undang-undang, penelitian ini akan menggunakan pendekatan teori konflik sosial. Pertama, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 sebagian besar memuat materi hak asasi manusia yang diatur dalam Undang-Undang Hak Asasi Manusia Indonesia. Namun terdapat beberapa kondisi hak asasi manusia yang tidak disebutkan secara jelas, yaitu 1) persamaan hak atas akses terhadap sumber daya alam dan 2) hak atas perlindungan hukum, terutama pasca konflik sosial.

Adapun bentuk-bentuk perlindungan hak asasi manusia yang termasuk dalam Undang-Undang tentang Penanganan Konflik Sosial, secara umum dapat dirangkum dalam;

HALAMAN PERSEMBAHAN

Seluruh pimpinan dan staf Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ketua Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ny. Lindra Darnela, S.Ag., M.Hum., selaku dosen pembimbing yang telah mencurahkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membantu dan membimbing penyusunan skripsi ini 6 .

Ayah dan Ibu yang telah memberikan kebebasan dan kemandirian kepada penulis untuk belajar, melihat kehidupan dan mengungkapkan pertimbangan atas segala pilihan hidup yang diambilnya. Mak Man dan keluarga, Ama Wati dan keluarga, yang telah membantu penyusun baik moril maupun materiil dalam setiap proses pembelajaran penyusun. Terima kasih juga atas kesempatan meliput majalah “Orang Kecil dalam Pusaran Konflik”, dari situlah ide awal penulisan skripsi ini bermula.

Sahabat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang tidak bisa menulis satu per satu dalam ruang yang sempit ini.

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan dan Kegunaan

Berdasarkan pemaparan di atas, dan melihat pentingnya permasalahan yang dikemukakan, maka penulis ingin melakukan penelitian ini dengan mengajukan pertanyaan, bagaimana bentuk jaminan perlindungan hak asasi manusia dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Hukum dan Hak Asasi Manusia? penanganan konflik sosial. Membuka perspektif pembaca terhadap kemungkinan-kemungkinan hukum yang dapat digunakan untuk melindungi hak-hak mereka dalam konflik sosial.

Telaah Pustaka

Selanjutnya hasil penelitian tersebut diberi judul “Perhutani dan Hak Asasi Manusia, Kajian terhadap Empat Kasus Penanganan Konflik BUMN dalam Perspektif Hak Asasi Manusia.”12 Objek penelitian konflik adalah masyarakat dan Perutani. Peneliti menggunakan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1991 tentang Kehutanan untuk melihat konflik pertanahan sosial yang terjadi antara tahun 1999 hingga tahun 2011. Penelitian ini menggunakan pendekatan yang kurang lebih sama dengan pendekatan yang dilakukan. oleh penulis, namun penelitian ini mengambil data konflik hutan sebagai objeknya.

Meski sama-sama membahas konflik sosial, namun perbedaannya terletak pada data yang digunakan untuk mengkaji penanganan konflik sosial. Penelitian tersebut diberi judul 'Penanganan konflik sosial dengan pendekatan restorative justice'.13 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 menjadi objek kajian dalam penelitian ini. 12Abdul Wahid, dkk, Perhutani dan Hak Asasi Manusia, Kajian Empat Kasus Pengelolaan Konflik BUMN dalam Perspektif Hak Asasi Manusia, Penelitian yang diterbitkan oleh ELSAM, (2016).

13 Sukardi, “Penanganan Konflik Sosial dengan Pendekatan Restorative Justice”, penelitian yang dimuat dalam Jurnal Hukum dan Pembangunan, Volume 1, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, (2016), hal. Penelitian tersebut dipublikasikan dengan judul “Peranan Lembaga Adat dalam Mencegah/Mengakhiri Konflik Antar Kelompok Masyarakat.”14 Penelitian ini mempertanyakan peran, kategori dan tingkatan dimana lembaga adat dibutuhkan dalam konflik sosial. Sementara itu, penulis akan menjelaskan peluang dan hak mereka dalam konflik sosial dari perspektif hak asasi manusia.

Kerangka Teoritik

Negara hukum yang dimaksud adalah negara yang menjunjung tinggi supremasi hukum untuk menegakkan kebenaran dan keadilan, dan tidak ada kekuasaan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Konsep negara hukum modern di Benua Eropa dikembangkan dengan menggunakan istilah Jerman rechtsstaat oleh Immanuel Kant, Paul Laband, Julius Stahl dan Fichte. Dalam tradisi Anglo-Amerika, konsep negara hukum dikembangkan sebagai negara hukum yang dipelopori oleh A.V.

Selain itu konsep negara hukum juga dikaitkan dengan istilah nomokrasi yang artinya; sangat menentukan dalam menjalankan kekuasaan negara. Asas legalitas (due process of law), yaitu dalam setiap negara hukum diperlukan asas legalitas dalam segala bentuknya. Sejalan dengan konsep negara hukum di atas, Damang mengutip pandangan filsuf besar Aristoteles yang mengatakan bahwa konsep negara hukum yang baik adalah negara yang diatur berdasarkan konstitusi.

Dalam negara hukum, yang dimaksudkan bukanlah manusia yang berkuasa, melainkan pikiran jujur ​​manusia tersebut. 19 Konsep negara hukum Aristoteles dapat dilihat pada cikal bakal konsep negara hukum pada konsep “Nomoi” yang digarisbawahi oleh Plato. Bentuk negara despotik berlangsung selama beberapa abad hingga muncul konsep supremasi hukum formal dan hak asasi manusia yang harus dilindungi.

Doktrin hak asasi manusia (HAM) telah diterima secara luas sebagai kerangka moral, politik dan hukum serta sebagai pedoman untuk membangun dunia yang lebih damai, bebas dari rasa takut, penindasan dan perlakuan tidak adil. Bahkan dalam perkembangan selanjutnya, jaminan hak asasi manusia harus tertuang secara tegas dalam undang-undang dasar atau konstitusi tertulis dalam negara demokrasi konstitusional dan dianggap sebagai materi terpenting yang harus ada dalam konstitusi berikutnya. Jimly Asshidiqie mengatakan demikian menurut amandemen kedua. pada UUD 1945 tahun 2000 ketentuan hak asasi manusia dalam konstitusi digabungkan menjadi empat poin tentang hak asasi manusia.

Undang-undang ini mengatur tentang perlindungan hak asasi manusia secara lebih rinci berdasarkan prinsip-prinsip hak asasi manusia universal dari Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Undang-undang ini menegaskan komitmen bangsa Indonesia untuk menghormati hak asasi manusia dan kebebasan manusia (Pasal 2). Dalam studi manajemen konflik, konflik sosial didefinisikan sebagai proses pihak-pihak yang berkonflik atau pihak ketiga mengembangkan strategi konflik dan menerapkannya untuk mengendalikan konflik.

Mengenali konflik dan memetakannya sebagai strategi penanganan konflik sosial tidaklah tepat tanpa mengenal tahapan dinamika konflik.

Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan adalah doktrin hukum yaitu dengan menganalisis Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial dengan doktrin hukum, pandangan dan filosofi Hak Asasi Manusia.

Data Penelitian

Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial, dan. Makalah ilmiah, tesis, disertasi dan tesis yang mengulas permasalahan hukum dan relevansinya dalam menangani konflik sosial. Bahan hukum yang berfungsi menunjang bahan hukum primer dan sekunder, berupa Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Inggris, Kamus Hukum, Ensiklopedia dan lain-lain.

Teknik Analisa Data

  • Sistematika Pembahasan

Bab ini terdiri dari latar belakang, pokok permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Dalam bab ini penulis akan mendalami lebih dalam mengenai hak asasi manusia sebagai suatu konsep, tetapi juga sebagai suatu asas hukum ketatanegaraan dan falsafah kehidupan bernegara. Bab ini akan dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu hak asasi manusia secara teoritis, hak asasi manusia dalam supremasi hukum dan demokrasi, perlindungan hak asasi manusia sebagai amanat konstitusi negara republik Indonesia, dan konsepsi hak asasi manusia dalam pancasila. Perjanjian. memerintah negara.

Bab ini juga akan menjelaskan lebih lanjut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial yang menjadi pokok kajian penelitian ini. Mula-mula pada bab ini penulis akan memaparkan konflik dan konflik sosial secara tinjauan teoritis, kemudian cara penanganan konflik sosial dalam keadaan hukum dan selanjutnya akan menjelaskan tentang kajian penanganan konflik sosial menurut UU No. 7 Tahun 2012. Penyusun akan menjelaskan pentingnya konsep hak asasi manusia di negara Pancasila ini dengan perlakuan hukumnya.

Lebih lanjut, bab ini juga menjelaskan bentuk-bentuk perlindungan hak asasi manusia yang difasilitasi oleh Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012. Terakhir, penelitian ini diakhiri dengan Bab Lima yang memberikan kesimpulan dan saran untuk penelitian selanjutnya.

PENUTUP

Kesimpulan

Inilah salah satu hal menarik mengenai hukum konflik sosial jika dilihat melalui kajian hak asasi manusia. Pengakuan terhadap mekanisme adat dan pencantuman hak masyarakat untuk menyelesaikan konflik terbuka merupakan cerminan negara Indonesia modern. Membuka pintu lebar-lebar bagi keterlibatan masyarakat untuk berpartisipasi merupakan salah satu bentuk penerapan negara demokrasi dan pemajuan hukum hak asasi manusia di Indonesia.

Hal ini didasarkan pada pendekatan manajemen konflik yang mengutamakan norma dan mekanisme sosial dibandingkan mekanisme pengadilan.

Saran

  • Perundang-Undangan Undang-Undang Dasar 1945
  • Buku
  • Dan Lain-lain

Bagi lembaga legislatif, harapannya adalah lembaga pemantau HAM seperti Komnas HAM bisa terlibat dalam mengatasi konflik sosial di tingkat daerah, dan tidak hanya konflik sosial di tingkat nasional. Oleh karena itu, sangat penting bagi masyarakat untuk mendapatkan keadilan atas pelanggaran hak asasi manusia yang mungkin terjadi ketika terjadi konflik terbuka. Oleh karena itu, penambahan pasal tentang perlindungan upaya hukum harus dimasukkan dalam Undang-Undang tentang Penanganan Konflik Sosial.

TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial PP Nomor 2 Tahun 2015 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2015. Khoiril (Penj), Montesquieu, Spirit of Laws: Dasar-Dasar Hukum dan Ilmu Politik, Bandung, Nusa Media Penerbit , 2014.

Muladi (Redaksi), Hak Asasi Manusia, Esensi, Konsep dan Implikasinya Dalam Perspektif Hukum dan Masyarakat, Bandung: PT Rafika Aditama, cet III-2009. Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Pedoman Pemasyarakatan UUD NRI Tahun 1945, Jakarta: Sekjen MPR RI, 2010. Puspitawati, Herien, “Teori Konflik Sosial dan Penerapannya dalam Kehidupan Masyarakat”, Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Ekologi, Bogor : Institut Pertanian Bogor, 2009.

Asshiddiqie, Jimly, “Democracy and Human Rights”, Makalah Kajian Umum pada Konferensi Nasional 1 Corporate Forum for Community Development, Jakarta, 19 Desember 2005. Arief, “Studi Filsafat Negara Hukum”, dalam Lentera (Jurnal Hukum ), “Rule of Law”, Pusat Kajian Hukum dan Kebijakan (PSHK), Jakarta, tahun ke-3 edisi II, November 2004. Sukardi, “Penanganan Konflik Sosial dengan Pendekatan Restorative Justice”, penelitian yang dimuat dalam Jurnal Hukum dan Pembangunan , Jilid 1, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016.

Penelitian yang diterbitkan oleh Puslitbang Sistem Hukum Nasional, Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum dan HAM, 2014. Wahid, Abdul, dkk, Perhutani dan HAM, Kajian Empat Kasus Pengelolaan Konflik BUMN dalam Perspektif HAM , Penelitian yang dipublikasikan ELSAM, 2016.

Curriculum Vitae

Identitas Diri

Riwayat Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

8. Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara negara. Hak- hak dasar yang diakui sebagai hak asasi manusia ini lebih lanjut diterjemahkan kedalam undang-undang,

Pokok- pokok Undang-Undang tersebut menyatakan bahwa untuk ikut serta memelihara perdamaian dunia dan menjamin pelaksanaan Hak Asasi Manusia serta memberi perlindungan,

Upaya pelaksanaan, pemajuan, dan perlindungan hak-hak asasi manusia, khususnya yang berkaitan dengan beberapa jenis hak-hak asasi manusia yang sifatnya tidak bisa dikurangi

Pengaturan Hak Asasi Manusia di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 yang menegaskan bahwa untuk menegakkan dan melindungi Hak Asasi Manusia sesuai

Keterkaitan antara Komnas HAM dan Perlindungan serta Penegakan Hak Asasi Manusia hanya tercantum secara sekilas pada Pasal 75 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang

Konvensi Hak Anak Tahun 1989 ( Convention on the Rights of the Child ) merupakan bagian dari instrument internasional Hak Asasi Manusia dalam upaya perlindungan dan

rM PLI KASI PENCA B UTAN HAK ATAS TANAH TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA.. OIeh: Ari

Hak untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinan juga tertuang dalam undang-undang tentang hak asasi manusia yang tidak dapat dilanggar oleh siapapun karena merupakan hak dasar yang