Hubungan antara dokter dan pasien adalah di satu sisi dokter tersebut sehat dan ahli di bidangnya, sedangkan di sisi lain pasien sakit dan tidak mengetahui penyakitnya. Atas dasar tersebut Wila Candrawila Supriadi menulis bahwa “Pada mulanya terjalin hubungan kedokteran antara dokter dan pasien, dalam hubungan kedokteran ini kedudukan dokter dan pasien tidak seimbang. dokter dan pasien merupakan hubungan sosial, karena antara dokter dan pasien terdapat interaksi sosial yang diatur dengan aturan-aturan sosial yang tidak sah.
Dikatakan demikian karena hubungan ini nampaknya menimbulkan akibat keterikatan bahwa hak pasien adalah kewajiban dokter dan kewajiban dokter adalah hak pasien. Hal ini dikarenakan hubungan hukum yang terjadi dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit selalu melibatkan beberapa pihak. Lebih lanjut, sehubungan dengan hal tersebut, perlu diperjelas hubungan hukum atau komitmen dalam upaya pelayanan kesehatan yang melibatkan dokter, perawat, rumah sakit, dan pasien.
Hubungan antara dokter dan rumah sakit dapat didasarkan pada perjanjian kerja atau perjanjian kerja untuk rumah sakit swasta, sedangkan untuk rumah sakit negara berlaku hukum ketenagakerjaan yang berada dalam lingkup Hukum Tata Usaha Negara (HAN). Tugas rumah sakit sebagai lembaga pelayanan kesehatan adalah memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan bertanggung jawab kepada masyarakat khususnya pada wilayah cakupannya. Hubungan medis dan hubungan hukum antara dokter dan pasien merupakan hubungan yang tujuannya adalah pemeliharaan kesehatan pada umumnya dan pelayanan kesehatan pada khususnya.
Dalam pelaksanaan hubungan antara dokter dan pasien, pelaksanaan hubungan keduanya selalu diatur dengan peraturan-peraturan tertentu agar terjadi keselarasan dalam pelaksanaannya.
Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan literatur dalam dunia literatur mengenai perlindungan hukum pasien sebagai konsumen jasa di bidang pelayanan medis c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan penelitian serupa untuk tahap berikutnya.
Menurut Satijipto Raharjo, perlindungan hukum adalah memberikan perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) yang dilanggar oleh orang lain dan perlindungan tersebut diberikan kepada masyarakat agar dapat menikmati seluruh hak yang diberikan oleh hukum. Menurut Phipipus M. Hadjon, perlindungan hukum adalah perlindungan terhadap kehormatan dan martabat, serta pengakuan terhadap hak asasi manusia yang dimiliki oleh badan hukum berdasarkan ketentuan hukum terhadap kesewenang-wenangan. 12 Perlindungan hukum berarti pengakuan, penghormatan dan dukungan terhadap hak. seluruh individu, seluruh keluarga, dan seluruh kelompok, beserta aspek pelaksanaannya. Oleh karena perbuatan memenuhi/menaati hukum itu benar, maka segala perbuatan pembuatan undang-undang yang dilakukan pembentuk undang-undang menurut peraturan yang ada adalah benar.
Keadilan yang utuh tidak hanya mencapai kebahagiaan bagi diri sendiri, namun juga kebahagiaan orang lain. Sebagai hubungan manusia dengan orang lain itu adalah keadilan, tetapi sebagai sikap yang pasti tanpa kualifikasi maka itu adalah suatu nilai. Bahasa Indonesia dari istilah orang asing, konsumen Inggris, dan konsumen Belanda, yang secara harafiah diartikan sebagai "seseorang atau perusahaan yang membeli barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu"; atau "sesuatu atau seseorang yang menggunakan persediaan atau serangkaian barang". 16 Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, konsumen jasa adalah yang dimaksud dengan pasal 1 ayat (2) “Konsumen adalah setiap orang yang menggunakan barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik untuk kepentingan dirinya sendiri, keluarga, orang lain, atau makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.”
Berdasarkan pengertian tersebut, yang dimaksud dengan subjek konsumen adalah setiap orang yang berstatus pengguna barang dan jasa. Pasien sebagai konsumen jasa kesehatan dapat dikategorikan sebagai konsumen akhir karena pasien bukan merupakan bagian dari produksi. Persoalan janji merupakan salah satu aspek hukum perdata yang sangat penting, karena hukum perdata banyak memuat ketentuan-ketentuan hukum yang didasarkan pada janji-janji seseorang. 19. Pasal 1313 KUH Perdata menyatakan “Perjanjian adalah suatu perbuatan yang dengannya satu orang atau lebih mengikatkan dirinya pada satu orang atau lebih.”
Pasien mempunyai hak-hak yang diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang menyatakan bahwa pasien sebagai konsumen mempunyai hak atas kenyamanan, keselamatan, keamanan, hak untuk memilih, untuk mendapatkan informasi, hak untuk didengar, hak untuk mendapatkan advokasi, hak atas pelayanan yang non-diskriminatif, hak menerima kompensasi dan hak-hak yang diatur dalam undang-undang lain. 21 Dalam Pasal 52 UU No. 29 Tahun 2004 tentang Kegiatan Kedokteran juga disebutkan hak-hak pasien, yaitu mendapat penjelasan lengkap tentang tata cara kedokteran, meminta pendapat dokter, mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis, menolak pengobatan, dan mendapatkan isi medis. berkas 22. Hak-hak pasien juga diatur dalam UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7 dan Pasal 8, Pasal 56, dan Pasal 58 yang menyatakan: Pasal 5 ayat 1 menyatakan bahwa setiap orang berhak mengakses atau berkuasa di bidang kesehatan.
Hak Rumah Sakit diatur dalam Pasal 30 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 yaitu hak rumah sakit yaitu menentukan jumlah, jenis dan kualifikasi sumber daya manusia sesuai dengan klasifikasi rumah sakit, menerima imbalan jasa dan menentukan balas jasa, insentif dan imbalan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, bekerjasama dengan pihak lain untuk mengembangkan pelayanan, menerima bantuan pihak lain sesuai ketentuan hukum, menggugat pihak yang menimbulkan kerugian. Kewajiban rumah sakit diatur dalam Pasal 29 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yaitu memberikan informasi yang akurat tentang pelayanan rumah sakit kepada masyarakat, memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminatif, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien. sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit, memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan pelayanannya, berperan aktif dalam memberikan kesehatan pada saat terjadi bencana, sesuai dengan kemampuan pelayanannya, memberikan fasilitas dan pelayanan kepada masyarakat kurang mampu dan miskin, melaksanakan fungsi sosial , termasuk lainnya, dengan memberikan fasilitas pelayanan kepada pasien tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa berbayar, ambulans gratis, pelayanan korban bencana alam dan kejadian luar biasa atau pelayanan sosial untuk misi kemanusiaan, menciptakan, melaksanakan dan memelihara standar mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai acuan dalam melayani pasien, penyelenggaraan rekam medis, penyediaan sarana dan prasarana umum yang memadai, antara lain sarana ibadah, tempat parkir, ruang tunggu, fasilitas penyandang cacat, ibu menyusui, anak-anak, dan lain-lain. Pelayanan adalah suatu kegiatan atau serangkaian alat yang tidak kasat mata (tidak dapat disentuh) yang dihasilkan dari interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal lain yang disediakan oleh perusahaan penyedia jasa, yang dimaksudkan untuk menyelesaikan permasalahan konsumen.
Pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan adalah pemanfaatan fasilitas pelayanan yang diberikan baik berupa rawat jalan, rawat inap, kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan atau bentuk kegiatan lainnya. Tujuan pelayanan medis ini adalah pelayanan awal berupa pemberian informasi medis, jenis dan tata cara pelayanan yang ditujukan kepada pasien pada saat hendak melakukan tindakan medis atau mengkonsumsi produk kesehatan tertentu yang disediakan oleh rumah sakit.
Metode Penelitian
Materi-materi tersebut disusun secara sistematis, dipelajari, kemudian dibandingkan, dan ditarik suatu kesimpulan sehubungan dengan masalah yang diteliti. Berdasarkan sifatnya penelitian hukum ini merupakan penelitian deskriptif yang diartikan sebagai suatu prosedur pemecahan masalah yang dikaji pada masa kini berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya.Dalam penelitian ini kita akan mengkaji tentang perlindungan terhadap pasien sebagai konsumen jasa kesehatan dalam hukum perdata, serta bentuk-bentuk perlindungannya.31. Dalam penelitian ini akan digunakan pendekatan konseptual terhadap masalah penegakan perlindungan pasien dan pendekatan perundang-undangan.
Jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian disertasi ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari bahan pustaka berupa informasi yang diperoleh secara tidak langsung melalui studi kepustakaan, bahan dokumenter, tulisan ilmiah dan sumber tertulis lainnya. Pengertian data sekunder adalah data yang pada umumnya sudah ada dalam keadaan siap pakai dan bentuk serta isi data sekunder telah dibentuk dan dilengkapi oleh peneliti sebelumnya. Bahan hukum sekunder adalah bahan yang menjelaskan bahan hukum primer, seperti hasil ilmiah para ilmuwan, hasil penelitian, buku, surat kabar, majalah, dokumen terkait, internet dan makalah, dimana peneliti dalam penelitian ini menggunakan literatur yang berkaitan dengan hukum perdata, peraturan perundang-undangan, perlindungan konsumen. , khususnya pasien, dan undang-undang kesehatan.
Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum penunjang bahan hukum primer dan sekunder berupa Kamus Besar Bahasa Indonesia, ensiklopedia kesehatan dan indeks kumulatif. Kegiatan yang akan dilakukan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah studi literatur dengan cara mengidentifikasi isi. Cara pengumpulan data dengan cara mengidentifikasi isi data sekunder yang diperoleh dengan membaca, menelaah dan mempelajari bahan pustaka berupa peraturan perundang-undangan, artikel, dari internet, makalah seminar nasional, jurnal, dokumen dan data lain yang berkaitan dengan data tersebut. . penelitian ini.
Data yang dikumpulkan dapat dihitung dan dapat memberikan jawaban yang tepat terhadap suatu permasalahan, sehingga diperlukan. Teknik analisis data adalah proses pengorganisasian dan pemilahan data ke dalam pola, kategori, dan satuan model sehingga dapat ditentukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian hukum ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yaitu pola pikir untuk menarik kesimpulan dari kasus nyata individu ke kesimpulan umum.
Dalam penelitian hukum normatif, pengolahan dan analisis bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier tidak lepas dari berbagai penafsiran hukum yang dikenal dalam ilmu hukum. Kabupaten Banggai Dari hasil ketiga temuan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kebaruan atau inovasi dalam skripsi ini terletak pada perbedaan skripsi pertama dengan skripsi pertama yang berjudul Perlindungan hukum terhadap hak pasien dalam pemberian pelayanan medis oleh dokter di rumah sakit. Perbedaan pertama pada judul pertama menjelaskan apakah hubungan antara pasien dan dokter rumah sakit sudah memenuhi asas keseimbangan, judul kedua menjelaskan bagaimana standar pelayanan rumah sakit memenuhi perlindungan hak pasien, dan tesis kedua menjelaskan tentang perlindungan hukum peserta didik. badan pengelola kesejahteraan sosial dalam kegiatan medis di rumah sakit. Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa pemutakhiran kebaruan tersebut terkait dengan UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Tenaga Medis (Dokter), khususnya pada Pasal No. 8 hukum.
Sistematika penulisan
PENDAHULUAN
KAJIAN TEORITIS
BAB III – HUBUNGAN HUKUM ANTARA PASIEN DENGAN TENAGA