Commitment, Integrity, Transformative, Accountable | fia.ui.ac.id
Permasalahan
Lingkungan di Indonesia
Depok, 27 Februari 2024
Kuliah ke-4 Administrasi Lingkungan dan Kebencanaan
Materi SAP 4-7
SAP Materi/Topik
4 Permasalahan Lingkungan di Indonesia 5 Mekanisme Pembuatan Kebijakan Lingkungan 6 Mekanisme Pengadministrasian Kebijakan:
Analisis Dampak Lingkungan (EIA)
7 Pendekatan dalam Pembuatan Kebijakan Lingkungan dan Evaluasi Kebijakan Lingkungan
Outline SAP ke-4
o Isu yang mempengaruhi lingkungan
o Permasalahan lingkungan yang dihadapi
Isu yang
Mempengaruhi
Lingkungan
Isu yang Mempengaruhi Lingkungan
o Kependudukan dan kemiskinan o Urbanisasi
• Pencemaran udara
• Sampah
• Limbah cair domestik
• Kebutuhan air bersih
• Limbah B3
o Kesalahan pengaturan tata guna lahan dan ruang
o Koordinasi kebijakan, penegakan hukum, dan good governance o Krisis ekonomi
Permasalahan Lingkungan
yang Dihadapi
Udara dan Atmosfer (1/2)
o Pencemaran udara dari sumber bergerak
o Pencemaran udara dari sumber tidak bergerak
• Industri
• Rumah tangga
o Sistem pemantauan kualitas udara
• Hidrokarbon
• Nitrogen oksida
• Karbon monoksida
• Sulfur dioksida
• Debu
• Timbal
Udara dan Atmosfer (2/2)
o Kebakaran hutan o Perubahan iklim o Deposisi Asam o Ozon
Pengendalian Pencemaran Udara-Atmosfer
o Pemantauan kualitas udara ambien o Program langit biru
o Pengendalian pencemaran udara dari sarana transportasi kendaraan bermotor
o Pengendalian pencemaran udara dari industri o Kebijakan antisipasi deposisi asam
o Kebijakan antisipasi perubahan iklim o Kebijakan perlindungan lapisan ozon
Sumber Daya Air
o Daya dukung air wilayah o Potensi sumber daya air
o Akses masyarakat pada air bersih
Tekanan pada Sumber Daya Air
o Kebutuhan air
o Perubahan penggunaan lahan
o Pencemaran industri menengah-besar o Pencemaran industri kecil
o Pencemaran limbah rumah tangga o Pencemaran limbah pertanian
Abidin, Hasanuddin Z, et al, 2011, “Land Subsidence of Jakarta (Indonesia) and its relation with urban development”, Net Hazard, 59, pp 1753-1771 → Kajian 2009
✓ Penurunan tanah bervariasi menurut waktu dan lokasi, rata-rata 1- 15 cm/thn → sejumlah kecil lokasi memiliki tingkat penurunan di atas 20-28 cm/thn
✓ 4 tipe penurunan tanah yang terjadi: akibat ekstraksi air tanah;
beban konstruksi; konsolidasi alami dari tanah aluvial; tektonik
✓ Variasi spasial dan temporal dari penurunan tanah berhubungan erat dengan ekstraksi air tanah serta karakteristik lapisan sedimen dan beban bangunan di atasnya
Perkembangan Daerah Terbangun di Jakarta dan Sekitarnya
Djakapermana, 2008, dalam Abidin et al, 2011
Ward, PJ et all, 2011, “Coastal Inundation and damage exposure estimation: a case study for Jakarta”, Nat Hazard, 56, pp 899-916 → kajian 2010
✓ Estimasi kerusakan pada kejadian banjir ekstrem dengan periode pengulangan 100 dan 1000 tahun adalah tinggi (4 juta dan 5,2 triliun Euro)
✓ Dengan skenario ini, pada 2100, kemungkinan kerusakan akan
meningkat dengan faktor 4-5 dengan perbedaan yang kecil antara skenario kenaikan permukaan air laut yang rendah/tinggi
✓ Peningkatan ini terjadi karena tingkat penurunan tanah yang tinggi dan melupakan pembangunan sosial ekonomi
✓ Perlunya perhatian khusus terhadap masalah penurunan tanah untuk menghindari bencana di masa depan
Kuantitas dan Kualitas Air
o Air sungai o Air tanah
o Air laut (kawasan pesisir dan pantai)
Kebijakan Pengelolaan Air
o Peraturan perundang-undangan o Program strategis
o Penataan dan penegakan hukum
Peta Penggunaan Lahan
Transavia Consultancy dalam Ward et al, 2011
Siswanto, Bambang, 2011, “Evaluasi Kebijakan Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah di Provinsi DKI Jakarta”, Tesis, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor
✓ Kapasitas produksi dan distribusi PAM DKI Jakarta yang relatif tetap, di sisi lain pertumbuhan jumlah penduduk, urbanisasi, perkembangan bisnis, industri, dan sektor pelayanan publik terus meningkat, menyebabkan
pengambilan dan pemanfaatan air tanah terus meningkat
✓ Pengambilan dan pemanfaatan air tanah di Provinsi DKI Jakarta diduga telah sampai pada tahap yang dapat mengakibatkan terjadinya penurunan muka air tanah, amblesan, dan intrusi air laut
✓ Faktor lain yang menyebabkan terjadinya kecenderungan pemanfaatan air tanah di Provinsi DKI Jakarta adalah:
(1) harga perolehan air tanah yang jauh lebih murah dibandingkan tarif pemakaian air Perusahaan Air Minum
(PAM) DKI Jakarta; (2) pemompaan air tanah sifatnya in-situ sehingga ketersediaannya tidak tergantung pihak lain dan membuat ketersediaan air lebih terjamin; (3) rejim pengelolaan air tanah yang secara “de facto” merupakan
“open access”; dan (4) implementasi dan penegakan peraturan perundangan yang masih belum optimal
✓ Kenaikan pajak air tanah signifikan menurunkan pengambilan dan pemanfaatan air tanah pada sumur-sumur yang terletak di dalam jangkauan pelayanan PAM DKI Jakarta, tetapi tidak signifikan menurunkan pemakaian air tanah di luar area pelayanan perusahaan tersebut. Setelah kenaikan pajak air tanah, biaya perolehan air tanah untuk semua kelompok pelanggan dan besaran pemakaian lebih besar dibandingkan biaya perolehan air bersih yang disediakan oleh PAM DKI Jakarta
Limbah Padat Domestik
o Kondisi limbah padat domestik
o Tekanan pada lingkungan akibat limbah padat domestik o Kebijakan pengelolaan limbah padat domestik
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
o Kondisi bahan berbahaya dan beracun
o Kecenderungan dampak lingkungan hidup o Upaya pengelolaan B3
Kerusakan Lingkungan Hidup
o Lahan kritis
✓ Tekanan dan pertambahan penduduk
✓ Luas areal yang tidak sesuai dan perladangan berpindah
✓ Pengelolaan hutan yang tidak baik dan penebangan ilegal
✓ Pembakaran hutan dan lahan yang tidak terkendali
✓ Eksploitasi pertambangan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
o Kondisi Limbah B3
o Tekanan pada lingkungan akibat Limbah B3 o Kebijakan pengelolaan limbah B3
Kerusakan Lingkungan Hidup
o Erosi dan Sedimentasi
✓ Faktor DAS
✓ Kesalahan pembangunan
✓ Pendangkalan
o Kerusakan lingkungan pesisir dan laut
✓ Kondisi pesisir dan laut (mangrove dan terumbu karang)
✓ Penyebab terjadinya kerusakan pesisir dan laut
✓ Kebijakan penanggulangan kerusakan pesisir dan laut
Keanekaragaman Hayati
o Kerusakan ekosistem o Kepunahan spesies
o Penyusutan keragaman sumberdaya genetik o Upaya pengendalian
Bencana Lingkungan Hidup
o Banjir dan tanah longsor
✓ Curah hujan
✓ Perubahan tata guna lahan di daerah hulu
✓ Penyimpangan-penyimpangan dalam pemberian IMB dan SIPPT
✓ Penyempitan dan pendangkalan sungai o Bencana kekeringan
o Tumpahan minyak di laut
o Musibah kegiatan industri (Teluk Buyat, Lapindo Brantas) o Gempa bumi dan tsunami
o Gunung meletus o Ladia Galaska
o Permasalahan TPA (Bantargebang, Leuwigajah, dll)
Texier, Pauline, 2008, “Floods in Jakarta: when the extreme reveals daily structural constraints and mismanagement”, Disaster
Prevention and Management, 17 (3), pp 358-372
✓ Faktor manusia dominan dalam menjelaskan besarnya banjir di tahun 2007
✓ Urbanisasi ikut bertanggung jawab atas kejadian banjir karena menutup permukaan tanah (waterproofing the soils) → limpasan air meningkat
✓ Masyarakat dari daerah miskin ilegal yang paling terkena dampak
✓ Perilaku mereka dan strategi mereka sanagt ditentukan oleh hambatan sehari-hari yang mereka hadapi (kemiskinan, buang sampah
sembarangan )
Evaluasi Perencanaan Tata Wilayah Ibukota
o Inkonsistensi pembangunan dengan tata ruang dan berbagai aturan yang lain → membangun tidak pada tempatnya, konstruksi bangunan yang tidak sesuai aturan dan juga amdal → corrupting behaviour
o Pengaturan yang belum memadai (fungsi regulasi dan instrumen
pembangunan harus lebih dominan dibanding fungsi budget) → lihat Perda tentang Pajak Air Tanah)
Peran Pemangku Kepentingan
o Pemerintah (Pusat/Daerah):
✓ RTR yang berkelanjutan
✓ Pengaturan dan penerapan aturan secara konsisten (pengendalian penggunaan air tanah, pembuatan gedung dan infrastruktur, RTR) → fungsi regulasi dan instrumen harus lebih dominan (sanksi yang tegas dan tidak hanya administratif)
✓ Pengendalian banjir dan instrusi air laut
✓ Penyediaan fasilitas publik yang memadai (air bersih, transportasi) Program pengawetan air
o Swasta:
✓ Pelaksanaan aktivitas bisnis yang sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan (ramah lingkungan, amdal)
o Masyarakat:
✓ Melaksanakan aktivitas yang berwawasan lingkungan (hemat, menjaga kebersihan)
Pola Hidrologis dan Dampaknya
BMG, Cliliwung Cisadane Project dan Tempo, 2007 dalam Texier, 2008
Commitment, Integrity, Transformative, Accountable | fia.ui.ac.id