• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERMASALAHAN WACANA DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

N/A
N/A
Nurmalina Saragih

Academic year: 2023

Membagikan " PERMASALAHAN WACANA DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERMASALAHAN WACANA

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA D

I S U S U N

OLEH: KELOMPOK : 7 JOKO PURNOMO NADYA AULA PUTRI ZEBUA SRI DEVI HANDAYANI PURBA

DOSEN PENGAMPU : YOSSI PRATIWI TANJUNG , M.S.I

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM STIT AL-HIKMAH TEBING TINGGI

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya.

Shalawat serta salam atas nikmat dan karunia yang tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan pembimbing.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada IBU YOSSI PRATIWI TANJUNG M.SI selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengerjakan tugas tentang Permasalan Wacana Bahasa Indonesia. Tidak lupa

juga penulis mengucapkan terima kasih kepada keluarga yang telah memberikan motivasi dan masukan sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Makalah yang mengenai wacana bahasa Indonesia ini merupakan bacaan yang baik untuk semua kalangan dari orang tua hingga anak pelajar. Tidak lupa juga kami menyampaikan bahwa masih kurangnya isi dari makalah kami ini mungkin dengan adanya kritik dan saran dari pembaca kami sangat berterimakasih dan berlapang dada untuk menerima masukannya.

Tiada gading yang tak retak, pepatah ini mewakili penulis untuk meminta kritik dan saran bagi kesempurnaan makalah ini apabila terdapat banyak kesalahan untuk menambah

wawasan keilmuan penulis.

TEBING TINGGI , SEPTEMBER 2023

KELOMPOK 7

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...2

BAB I...3

PENDAHULUAN...3

A. LATAR BELAKANG...3

B. RUMUSAN MASALAH...4

C. TUJUAN...4

BAB II...4

PEMBAHASAN...4

1. PENGERTIAN WACANA...4

2. JENIS-JENIS WACANA...5

a) Wacana lisan...5

b) Wacana tulisan...5

3. PERSYARATAN WACANA...5

BAB III...12

PENUTUP...12

1. Kesimpulan...12

2. Saran...13

DAFTAR PUSTAKA...13

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan. Kata wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup. Seperti halnya banyak kata yang digunakan, kadang-kadang pemakai bahasa tidak mengetahui secara jelas apa pengertian dari kata yang digunakan tersebut. Ada yang mengartikan wacana sebagai unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Ada juga yang mengartikan sebagai pembicaraan. Kata wacana juga banyak dipakai oleh banyak kalangan mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, sastra dan sebagainya. Pembahasan wacana berkaitan erat dengan pembahasan keterampilan berbahasa terutama keterampilan berbahasa yang bersifat produktif , yaitu berbicara dan menulis. Baik wacana maupun keterampilan berbahasa, sama-sama menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi.

Wacana berkaitan dengan unsur intralinguistik (internal bahasa) dan unsur ekstralinguistik yang berkaitan dengan proses komunikasi seperti interaksi sosial (konversasi dan pertukaran) dan pengembangan tema (monolog dan paragraf).

Realitas wacana dalam hal ini adalah eksistensi wacana yang berupa verbal dan nonverbal. Rangkaian kebahasaan verbal atau language exist (kehadiran kebahasaan) dengan kelengkapan struktur bahasa, mengacu pada struktur apa adanya; nonverbal atau language likes mengacu pada wacana sebagai rangkaian nonbahasa (rangkaian isyarat atau tanda-tanda yang bermakna). Wujud wacana sebagai media komunikasi berupa rangkaian ujaran lisan dan tulis. Sebagai media komunikasi wacana lisan, wujudnya dapat berupa sebuah percakapan atau dialog lengkap dan penggalan percakapan. Wacana dengan media komunikasi tulis dapat berwujud sebuah teks, sebuah alinea, dan sebuah wacana.

B. RUMUSAN MASALAH

Untuk menghindari adanya kesimpangsiuran dalam makalah ini, maka kami membatasi masalah-masalah yang akan dibahas diantaranya :

a. Apa pengertian dari wacana?

b. Apa saja jenis-jenis dan persyaratan wacana?

c. Ada berapa pembagian dalam wacana?

C. TUJUAN

Dalam penyusun makalah ini, penulis memiliki beberapa tujuan : a. Mengetahui pengertian dari wacana

(5)

b. Mengetahui jenis-jenis, pembagian, dan syarat dari wacana

BAB II PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN WACANA

Wacana berasal dari bahasa Inggris “discourse”, yang artinya antara lain

”Kemampuan untuk maju menurut urutan-urutan yang teratur dan semestinya.”

Pengertian lain, yaitu ”Komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun tulisan, yang resmi dan teratur.” Jadi,wacana dapat diartikan sebagai sebuah tulisan yang teratur menurut urut-urutan yang semestinya atau logis.

Berikut ini adalah pengertian wacana menurut beberapa ahli a) Hawthorn (1992)

Mengemukakan pengertian wacana merupakan komunikasiyang terlihat sebagai sebuah pertukaran diantara pembicaradan pendengar, sebagai sebuah aktivitas personal dimanabentuknya ditentukan oleh tujuan sosialnya.

b) Roger Fowler (1997)

Mengemukakan bahwa wacana adalah komunikasi lisan dan tulisan yang dilihat dari titik pandang kepercayaan,dan nilai.

c) Alwi dkk (2003)

Wacana adalah rentetan kalimat yang menghubungkan proposisi satu dengan yang lain dan membentuk satu kesatuan.

2. JENIS-JENIS WACANA a) Wacana lisan

dihasilkan secara lisan yang melibatkan komunikasi langsung antara penutur dengan pendengar. Dalam wacana lisan, ekspresi wajah, nada suara, gerak badan dan sebagainya berfungsi untuk menyampaikan sesuatu perkara kepada pendengar.

Contohnya ialah ceramah, ucapan, khutbah, siaran televisi dan radio.

b) Wacana tulisan

ialah wacana yang disampaikan secara bertulis yang melibatkan hubungan antara penulis dengan pembaca. Komunikasi yang berlaku ialah komunikasi satu arah atau tidak langsung. Penulis tidak mendapat reaksi pembaca pada masa itu kerana penulis tidak berdepan dengan pembaca. Contoh wacana tulisan ialah majalah, buku dan novel.

(6)

Jenis wacana dapat diklasifikasikan dengan berbagai bentuk,tergantung dari sudut pandang kita antara lain:

1. Berdasarkan media penyampaian: wacana lisan dan tulisan.

2. Berdasarkan pengungkapan: wacana langsung dan tidak langsung.

3. Berdasarkan bentuk: wacana prosa, puisi dan drama.

3. PERSYARATAN WACANA

Wacana sebagai satuan bahasa yang pada tataran gramatikal merupakan tataran yang paling tinggi, mempunyai persyaratan tertentu. Bagaimana sebuah wacana terbentuk harus memenuhi persyaratannya. Syarat terbentuknya wacana mencakupi 3 hal, topik, tuturan (ujaran) pengungkap topik, dan kohesi dan koherensi.

a) Topik

Topik merupakan persyaratan pertama. Topik adalah pokok pembicaraan (dalam bentuk lisan) atau pokok karangan (dalam bentuk tulisan). Topik dalam wacana mengacu pada “hal yang dibicarakan dalam wacana”. Topik dapat dinyatakan dalam wujud pertanyaan seperti “Tentang apa seseorang berbicara?”, “Apa yang dikatakan oleh seseorang?”, dan “Apa yang mereka percakapan?” Topik juga dapat dinyatakan sebagai proposisi yang berwujud frasa atau kalimat yang menjadi inti pembicaraan dalam wacana. Oleh karena itu, topik dapat pula ditanyakan dengan apa yang dikemukakan.

b) Tuturan Pengungkap Topik

Persyaratan kedua adalah tuturan pengungkap topik beserta jabaran-jabaran topik yang bersangkutan. Wujud konkret tuturan itu adalah kalimat, atau untaian kalimat yang membentuk teks. Teks yang dimaksudkan didalam wacana tidak selalu berupa tuturan tulis, tetapi juga berupa tuturan lisan. Oleh sebab itu, dalam kajian wacana dikenal teks tulis dan teks lisan. Tuturan (ujaran) pengungkap suatu topik tidak selalu dinyatakan dalam sejumlah kalimat. Jadi, bisa juga diungkapkan dengan sebuah kalimat. Kalimat yang digunakan juga tidak harus kalimat lengkap tetapi bisa juga kalimat tidak lengkap. Wacana yang digunakan dalam rambu- rambu lalu lintas cukup dinyatakan dengan satu kalimat, dan bahkan dengan kalimat yang tidak lengkap. Misalnya, “hati-hati”, “Awas, jalan licin!”, dan

“Awas, tikungan!”.

c) Kohesi dan Koherensi

(7)

Kohesi merupakan hubungan formal (hubungan yang tampak pada bentuk).

Kohesi dapat juga disebut sebagai pertalian bentuk. Kohesi juga merupakan hubungan yang ditandai oleh penanda-penanda, yakni penanda yang menghubungkan apa yang dinyatakan dengan apa yang dinyatakan sebelumnya dalam wacana yang bersangkutan.

Adapun penanda kohesi mencakupi referensi (hubungan antara referen dan lambang bentuk bahasa yang dipakai untuk mewakilinya), elips (peniadaan kata atau satuan lain yang wujud asalnya dapat diramalkan dari konteks bahasa atau konteks luar bahasa), konjungsi (partikel yang digunakan untuk menggabungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau paragraf dengan paragraf preposisi seperti di, dan dari; konjungsi seperti dan, dan atau), subsitusi (proses atau hasil penggantian unsur bahasa oleh unsur lain dalam satuan yang lebih besar untuk memperoleh unsur-unsur pembeda atau untuk menjelaskan suatu struktur tertentu), dan leksikal (berkaitan dengan kata, leksikon, dan leksem; bukan dengan gramatikal).

Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dinyatakan juga bahwa kohesi merupakan keruntutan kalimat-kalimat dan merupakan hubungan struktural antar kalimat dalam wacana.

Adapun koherensi merupakan hubungan antar kalimat atau antar bagian wacana, yakni hubungan yang serasi antara proposisi satu dan yang lain, atau antara makna satu dan makna yang lain..

Untuk pemahaman wacana yang koherensi, perhatikan contoh berikut ini.

a) Semua dosen harus mengikuti rapat penerimaan mahasiswa baru. Kuliah ditiadakan.

b) Semua dosen harus mengikuti rapat penerimaan mahasiswa baru. Karena itu, kuliah ditiadakan.

Kedua contoh wacana diatas merupakan wacana yang koherensi, tetapi hanya pada contoh (2) yang mengandung penanda kohesi. Berdasarkan contoh tersebut dapat ditarik simpulan ada wacana yang kohesif dan koheren, dan ada wacana yang koheren, tetapi tidak kohesif.

Berdasarkan cara dan tujuan pemaparannya, wacana dapat dibedakan menjadi lima, diantaranya:

1. Wacana narasi

Wacana narasi adalah salah satu jenis wacana yang menceritakan / mengisahkan sesuatu peristiwa secara berurutan berdasarkan urutan kejadiannya. Unsur-unsur penting dalam sebuah narasi adalah kejadian, tokoh, konflik, alur/plot, serta latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasana.

Dengan demikian wacana jenis ini tidak bermaksud untuk mempengaruhi seseorang melainkan hanya menceritakan sesuatu kejadian yang telah disaksikan,

(8)

dialami dan didengar oleh pengarang (penulisnya). Narasi dapat bersifat fakta atau fiksi (cerita rekaan). Narasi yang bersifat fakta, antara lain biografi, autobiografi,pengalaman sedangkan yang berupa fiksi diantaranya cerpen dan novel.

Ciri-ciri narasi:

1) Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.

2) Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya atau berupa rekaan.

3) Berdasarkan konfliks, karena tanpa konflik biasanya narasitidak menarik.

4) Memiliki nilai estetika.

5) Menekankan susunan secara kronologis.

Contoh wacana narasi:

Kegiatan disekolahku demikian padatnya. Setiap hari, aku masuk pukul 07.00.

Agar tidak terlambat, aku selalu bangun pukul 04.30. Setelah mandi, aku pun shalat subuh. Kemudian, aku segera mengenakan seragam sekolah. Tak lupa aku lihat-lihat lagi buku yang harus aku bawa. Yah, sekedar mengecek apakah buku- buku yang aku bawa sudah sesuai dengan jadwal pelajaran hari itu. Selanjutnya, aku makan pagi. Lalu, kira-kira pukul 06.00, aku berangkat ke sekolah. Seperti biasanya, aku ke sekolah naik angkutan umum. Jarak rumah dengan sekolahku tidak jauh, sekitar enam kilometer. Aku memang membiasakan berangkat pagi- pagi. Maklum, angkutan kota sering berhenti lama untuk mencari penumpang.

Jika aku berangkat agak siang, wah, bisa terlambat sampai di sekolah.

Di sekolah, aku belajar selama kurang lebih enam jam. Jam pelajaran berakhir pukul 12.45. Itu untuk hari-hari biasa. Hari Rabu,aku pulang pukul 14.30, karena mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dulu. Khusus hari Jum’at, aku bisa pulang lebih awal, yaitu pukul 11.00.

Paragraf narasi di atas berisi sebuah fakta berupa catatan kegiatan sehari-hari yang dialami oleh penulis. Apabila dicermati,paragraf tersebut berisi urutan peristiwa berikut: bangun pukul 04.30, mandi, shalat subuh, berpakaian, mengecek buku, makan pagi,berangkat sekolah, belajar di sekolah, pulang sekolah. Rangkaian peristiwa tersebut dialami oleh tokoh aku. Aku mengalami

“konflik” dengan dirinya sendiri, yaitu kebiasaannya setiap hari.

2. Wacana deskripsi

Wacana deskripsi adalah wacana yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Wacana deskripsi bertujuan melukiskan atau memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat,mendengar, membaca atau merasakan hal yang dideskripsikan, penulis merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan. Oleh sebab itu deskripsi yang baik

(9)

adalah deskripsi yang dilengkapi dengan hal-hal yang dapat merangsang panca indra. Contoh: seperti keadaan banjir, suasana di pasar dan sebagainya, melihat pemandangan pegunungan, rumah, gedung, dan lain-lain.

Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu sebagai berikut:

a) Deskripsi Imajinatif/Impresionis

Adalah deskripsi yang menggambarkan objek benda sesuai kesan/imajinasi si penulis. Pengertian lain tentang deskripsi impresionis yaitu ialah ragam pemaparan yang didasarkan pada impresi (kesan atau perasaan) penulis terhadap peristiwa, kejadian,tempat, perbuatan, karakter, dan lain-lain.

Contoh Deskripsi Imajinatif:

Aku tidak lagi berada di kamarku, tetapi di suatu ruangan bersama-sama dengan sekelompok orang yang sama sekali belum pernah ku lihat sebelumnya. Bau asap tembakau memenuhi ruangan itu, tapi tak seorang pun yang kelihatan peduli. Kami semua duduk di kursi yang diatur membentuk sebuah lingkaran, mirip dengan ruangan diskusi. Semua tampak duduk tenang, semua kelihatan sedang menulis, dan tidak seorang pun yang kelihatan peduli pada orang lain di ruangan itu.

b) Deskripsi Faktual/ Ekspositoris

Ialah deskripsi yang menggambarkan objek berdasarkan urutan logika atau fakta-fakta yang dilihat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia faktual dapat diartikan sebagai hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi atau juga biasanya diartikan sebagai sesuatu hal yang berdasarkan kenyataan; mengandung dan kebenaran. Ada juga pendapat lain mengenai deskripsi ekspositoris, yaitu ragam pemaparan atau penggambaran secara logis.

Contoh Deskripsi Faktual:

Di sebelah kiri pintu tergantung sebuah penanggalan dan sebuah cermin yang bertuliskan ”Anda manis, Nona.” Dibawahnya merapat sebuah meja belajar yang diberi alas kertas berbunga-bunga merah jambu, dan dilapisi lagi dengan plastik bening. Di atas meja ada sebuah tape recorder kecil, sebuah mesin ketik, jam weker, alat-alat tulis, beberapa helai kertas berserakan dan buku-buku dalam keadaan terbuka. Pasti semalam dia habis mengerjakan paper, pikirku.

Ciri-Ciri Karangan Deskripsi:

1) Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.

2) Menggambarkan atau melukiskan sesuatu.

3) Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera.

(10)

4) Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.

3. Wacana Argumentasi

Wacana Argumentasi yaitu paragraph yang mengemukakan berbagai alasan, contoh, dan bukti yang kuat atau logis serta meyakinkan agar pembaca terpengaruh dan membenarkan pendapat, gagasan, sikap dan keyakinan penulis.

Tujuan wacana argumentasi yaitu berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang.

Ciri-Ciri Wacana Argumentasi:

1) Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasanpengarang sehingga kebenaran itu diakui pembaca.

2) Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, table, ataugambar. (Ada alasan, data, atau fakta yang mendukung).

3) Pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat, ataupandangan pembaca.

4) Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkanketerlibatan emosi dan menjauhkan subjektifitas.

5) Dalam menyusun argumentasi, penulis menerapkankerangka berfikir rasional, kritis dan logis.

6) Membuktikan kebenaran pendapat pengarang dapatmenggunakan macam- macam polapembuktian.

Contoh Wacana Argumentasi:

Desa Tenggar Jaya adalah salah satu desa di wilayah kabupaten Banyumas.

Beberapa fasilitas umum seperti poliklinik desa, Taman Kanak-Kanak dan dua Sekolah Dasar Negeri berdiri megah disana. Bangunan megah ini sudah sangat permanen dengan arsitektur yang beragam. Listrik pun sudah menerangi desa tersebut sejak 7 tahun terakhir. Jaringan telepon sudah banyak dinikmati warga. Semua jalan yang ada di desa itu juga sudah diaspal. Hampir 75% warganya telah berpendidikan sarjana. Jadi dapat disimpulkan bahwa desa Tenggar Jaya adalah desa yang sudah maju.

4. Wacana Persuasi

Wacana persuasi merupakan wacana yang berisi imbauan atau ajakan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh penulisnya.

Oleh karena itu biasanya disertai penjelasan dan fakta-fakta sehingga meyakinkan dan dapat mempengaruhi pembaca. Pendekatan yang dipakai dalam persuasi adalah pendekatan emotif yang berusaha membangkitkan dan merangsang emosi.

Ciri-Ciri Wacana Persuasi:

1) Berupa ajakan atau mempengaruhi pembaca.

2) Berisi imbauan.

3) Menarik pembaca atau pendengar.

(11)

Wacana persuasif dapat berupa:

1) Bentuk pidato, misalnya propaganda kelompok/golongan, kampanye, penjual jamu, dan lain-lain.

2) Bentuk tulisan berupa iklan dalam media massa, selebaran,dan lain-lain.

3) Berupa elektronik misalkan televisi, radio, internet, dan lain-lain.

Contoh Wacana Persuasif:

Pernahkah anda mencoba minum sari jahe Taka Tunga? sungguh sangat disayangkan jika anda melalui hidup anda tanpa sedikitpun mencoba minuman tradisional berkashiat ini. Minuman ini adalah minuman berkasyat tinggi. Diproduksi secara natural dari bahan alamiah, yaitu jahe-jahe pilihan dari kampung Taka Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada dan dikemas menjadi sebuah produk yang sangat bermutu.

Entah anda mau yakin atau tidak, tetapi saya hanya mau mengatakan bahwa akan sangat disayangkan jika anda tidak pernah mau mencobanya. Saya sendiri pernah mencobanya dan rasanya tidak seperti meminum sari-sari jahe biasa. Ketika itu saya sedang masuk angin akibat kehujanan saat mengendarai motor dari Mauponggo ke Bajawa. Saya singgah sebentar dikampung Taka untuk membeli sebungkus sari jahe. Saya meminta segelas air hangat kepada seorang ibu di kampung itu lalu melarutkan sari jahe ke dalam gelas air dan langsung diminum. Alhasil, perut saya menjadi lebih baik dan masuk angin langsung hilang.

Di samping kashiatnya untuk menyebuhkan masuk angin, juga sari jahe Taka Tunga juga dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, seperti maag, lambung, sesak napas, brongkitis, asma, sariawan, radang paru-paru, sakit kepala dan juga batuk tidak berdahak. Kenyataan ini sudah dibuktikan oleh sebagaian orang yang sudah mengkonsumsi minuman ini dan menjadi sembuh dari penyakitnya akibat meminum minuman ini.

Sebagai sebuah minuman yanng diproduksi secara alamiah oleh tangan- tangan terampil masyarakat Taka Tunga, anda tidak perlu harus berpikir tentang efek samping dari minuman ini. Minuman ini dikemas tanpa ada polusi kimiawi atau pun tanpa adanya bahan pengawet. Minuman ini sudah menjadi pilihan banyak orang karena disamping sebagai obat juga dapat digunakan sebagai minuman pengganti kopi pada pagi hari ataupun sore hari. Sudah sejak tahun 2002 sari jahe Taka Tunga sudah Go Internastional dan dan laris dikonsumsi di Cina, Kanada, Amerika Serikat dan Bangkok.

Kalau anda sempat lewat, anda bisa membeli minuman ini di kios-kios yang ada di kampung Taka Tunga atau mungkin ada yang berminat, anda dapat menghubung langsung ke NomorTelepon: 085253237046. Silahkan mencoba dan anda akan langsung merasakan sendiri kashiatnya.

(12)

5. Wacana Eksposisi

Wacana eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisi biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk seminar, simposium, atau penataran.

Contoh Wacana Eksposisi:

Jika kamu benar-benar membutuhkan sesuatu yang harganya tidak terjangkau oleh orang tuamu, kamu bisa mencari pekerjaan guna memperoleh cukup uang untuk membelinya sendiri. Berikut ini terdapat empat saran yang membantumu memperoleh pekerjaan. Pertama, sebarkan berita. Beritahu kepada tetangga, teman ataupun dosen bahwa kamu membutuhkan pekerjaan. Kalau kamu malu untuk langsung meminta pekerjaan, kamu bisa menanyakan kepada mereka tentang pekerjaan mereka sewaktu mereka seusiamu. Semakin banyak orang tahu bahwa kamu mencari pekerjaan maka semakin banyak peluang untuk kemungkinan besar kamu dapatkan.

Kedua, tidak lanjuti setiap peluang. Tanggapi iklan lowongan pekerjaan yang dimuat di surat kabar/harian-harian, seperti Flores Pos dan Pos Kupang ataupun di radio, yang dipasang di depan toko dan tempat umum lainnya. Segera mencari tahu informasinya atau kalau tidak berhasil, bisa meyakinkan orang yang mempunyai usaha bahwa ia memebutuhkan jasa yang bisa anda berikan.

Ketiga, tuliskan dan sebarkan lamaran serta daftar riwayat hidup. Tulis surat lamaran yang dilampiri data diri, alamat, nomor telepon, serta daftar keterampilan dan pengelaman kerjamu. Bagaimana kalau kamu merasa tidak memiliki keterampilan atau pengelaman kerja? coba diingat-ingat bahwa anda mungkin pernah mengasuh adikmu ketika orang tuamu pergi atau pernah diminta untuk menjaga orang-orang lain. Hal itu menunjukan bahwa anda bisa dipercaya. Cantumkan semuanya itu dalam daftar riwayat hidupmu dan berikan daftar itu kepada calon atasanmu.

Keempat, ciptakan pekerjaan sendiri. Pertama-tama yang harus dipikirkan adalah lingkungan tempat tinggalmu. Adakah barang atau jasa yang belum ada penyediaannya? misalnya, kalau kamu suka binatang, kamu bisa menawarkan diri untuk memandikan atau mencukur bulu hewan kesayangan tetanggamu dengan tarif tertentu. Atau jika kamu bisa memainkan alat musik, bagaimana kalau kamu memberikan les musik? atau kamu bisa melakukan pekerjaan yang biasanya orang lain tidak melakukannya, seperti membersihkan jendela, atau rumah. Tentu saja yang paling penting dari semuanya itu adalah bahwa kamu harus mempunyai motivasi diri, disiplin dan mau berinisiatif.

(13)

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan

Wacana berasal dari bahasa Inggris “discourse”, yang artinya antara lain

”Kemampuan untuk maju menurut urutan-urutan yang teratur dan semestinya.” Pengertian lain, yaitu ”Komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun tulisan, yang resmi dan teratur.” Jadi, wacana dapat diartikan sebagai sebuah tulisan yang teratur menurut urut-urutan yang semestinya atau logis.

Adapun macam-macam wacana, diantaranya:

1) Wacana narasi 2) Wacana deskripsi 3) Wacana argumentasi 4) Wacana persuasi 5) Wacana eksposisi

2. Saran

Dengan adanya makalah ini, penulis mengharapkan kepada para pembaca setelah membaca, mempelajari serta memahami isi dari makalah ini dapat menerapkan dalam konteks berbahasa yang baik dan benar. Karena membuat wacana tidaklah gampang, maka diperlukan latihan secara intensif dalam pembuatan wacana. Seorang pemula dalam menulis pasti mengalami berbagai kesulitan dalam menuangkan pikirannya ke dalam bentuk tulisan. Dengan membaca makalah ini, penulis berharap pembaca dapat lebih mudah dalam menuangkan pikirannya ke dalam bentuk tulisan.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry Guntur. 2009.Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.

(Sumarlan, 2003 : 17

alamejournal.umm.ac.id/index.php/.../1349_umm_scientific_journal.pdf).

Rani, Abdul. 2006. Analisis Wacana. Bandung: BanyumediaPublishing.

Deborah, Schiffrin. 2007. Ancangan Kajian Wacana. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Suparno. 1997.Wacana Bahasa Indonesia. Jakarta: UniversitasTerbuka.

Syamsudin. 1992.Studi Wacana. Bandung: Mimbar Pendidikan.

http://digilib.ump.ac.id/download.php?id=864.pdf

http://www.angelfire.com/journal/fsulimelight/wacana.html

http://andreyuris.wordpress.com/2008/08/08/studi-analisis-wacana-kritis/

https://abdulmananbi.blogspot.com/2015/08/makalah-wacana.html

Referensi

Dokumen terkait

Artinya, ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka-sama suka

Dalam pembahasan kali ini hanya akan dijelaskan sepuluh jenis kata saja, terdiri dari: kata benda, kata kerja, kata ganti, kata bilangan, kata sifat, kata depan, kata keterangan,

2. !acalah dengan cermat wacana di bawah ini" kemudian tentukan #udul yang tepat bagi wacana tersebut dan buat

Morfem yang bersifat aditif yaitu morfem-morfem yang biasa yang pada umumnya terdapat pada semua bahasa, seperti pada urutan putra, tunggal, -nya, sakit. Unsur-unsur morfem

Maka IGBT dapat mempertahankan konduktansi listriknya.Ini berbeda dengan transistor bipolar BJT yang harus secara terus menerus memasok arus basis yang cukup besar untuk dapat

Dalam bahasa Inggris, wacana disebut dengan discourse yang berasal dari kata Latin discursus ‘lari kian kemari’ yang diturunkan dari dis- yang berarti ‘dari’, ‘dalam arah yang berbeda’

Makna gadai rahn dalam bahasa hukum perundang-undangan disebut sebagai barang jaminan, agunan, dan rungguhan.1 Sedangkan menurut istilah syara’, yang dimaksud dengan rahn adalah

Independent Clause Independent clause atau disebut juga dengan main clause atau dalam bahasaIndonesia disebut dengan induk kalimat atau klausa utama adalah kelompok kata yang saling