Wacana (discourse) adalah satuan bahasa terlengkap; dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar (Kridalaksana, 2001). Secara etimologis kata wacana berakar dari kata bahasa Sansekerta vacana yang berarti ‘bacaan’. Kata tersebut masuk ke dalam bahasa Jawa Kuna dan bahasa Jawa Baru sebagai wacana yang berarti ‘bicara’,
‘kata’, ‘ucapan’. Oleh bahasa Indonesia kata wacana diserap dengan arti ucapan, percakapan, kuliah (Baryadi, 2002: 1). Dalam bahasa Inggris, wacana disebut dengan discourse yang berasal dari kata Latin discursus ‘lari kian kemari’ (yang diturunkan dari dis- yang berarti
‘dari’, ‘dalam arah yang berbeda’ dan curere yang berarti ‘lari’). Oleh karena itu, discourse diartikan sebagai komunikasi pikiran dengan kata-kata; ekspresi ide-ide atau gagasan-gagasan;
percakapan; komunikasi secara umum; ceramah dan kotbah (Webster, 1983: 522 dalam Baryadi, 2002: 1). Analisis wacana mempelajari bahasa dalam pemakaian; semua jenis teks tertulis dan data lisan; dari percakapan sampai dengan bentuk-bentuk percakapan yang sangat melembaga (McCarthy, 1991: 5).
Wacana direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (buku, ensiklopedi, novel, dll) paragraf, kalimat atau kata yang membawa amanat yang lengkap (Kridalaksana, 2008:
259). Terdapat pendapat lain bahwa wacana merupakan objek atau ide diperbincangkan secara terbuka kepada publik sehingga menimbulkan pemahaman tertentu yang tersebar luas (Lull, 1998: 225). Leo Kleden menyatakan bahwa wacana sebagai ucapan dalam mana seorang pembicara menyampaikan sesuatu tentang sesuatu kepada pendengar (Kleden, 1997: 34).
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat ditarik benang merah mengenai pengertian wacana yakni Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat yang digunakan untuk berkomunikasi dalam konteks sosial. Konteks adalah sesuatu yang menyertai, bersama, dan mendukung keberadaan wacana itu sendiri. Pengguna bahasa harus memperhatikan konteks agar dapat menggunakan bahasa secara tepat dan menentukan makna secara tepat pula. Dengan kata lain, pengguna bahasa senantiasa terikat konteks dalam menggunakan bahasa. Wacana tidak sekedar kumpulan kalimat atau paragraf melainkan sebuah konstruksi yang memiliki sifat utuh (unity) dan padu (coherent). Sebuah wacana dikatakan utuh jika kalimat atau paragraf yang tersusun mendukung satu topik yang sedang dibahas. Wacana juga bersifat padu jika antarkalimat atau paragraf tersusun secara sistematis dan memiliki ikatan timbal balik. Antarkalimat atau paragraf tidak bertentangan dan merupakan suatu aliran penjelasan yang sistematis.
Jenis-Jenis Wacana
Jenis Wacana bisa dikelompokkan berdasarkan, Jenis Wacana berdasarkan Bentuk, Jenis Wacana berdasarkan media penyampaiannya, Jenis wacana berdasarkan jumlah penutur, Jenis Wacana Berdasarkan Sifat, Jenis Wacana Berdasarkan Isi, Jenis Wacana Berdasarkan Gaya, Jenis Wacana Berdasarkan Tujuan. Berikut adalah penjelasan dari jenis-jenis wacana berdasarkan kategorinya:
Jenis Wacana berdasarkan bentuk
1. Wacana Naratif
Adalah bentuk wacana yang dipergunakan untuk menceritakan suatu kisah, uraiannya cenderung ringkas. Bagian-bagian yang dianggap penting sering diberi tekanan atau diulang.
2. Wacana prosedural
Adalah wacana yang digunakan untuk memberikan petunjuk atau keterangan bagaimana sesuatu harus dilaksanakan. Oleh karena itu, kalimat-kalimatnya berisi persyaratan atau aturan tertentu agar tujuan kegiatan dapat berhasil dengan baik.
3. Wacana Ekspositori
Adalah wacana yang bersifat menjelaskan sesuatu secara informatif. Bahasa yang digunakan cenderung denotatif dan rasional, yang termasuk dalam wacana ini adalah ceramah ilmiah, artikel di media masa.
4. Wacana Hortatori
Adalah wacana yang digunakan untuk mempengaruhi pendengar atau pembaca agar tertarik terhadap pendapat yang dikemukakan. Sifatnya persuasif, tujuannya adalah untuk mencari pengikut agar bersedia melakukan, atau menyetujui pada hal yang disampaikan dalam wacana tersebut.
5. Wacana dramatic
Adalah bentuk wacana yang berisi percakapan antar penutur. Sedapat mungkin menghindari sifat narasi di dalamnya. Contoh: skenario film.
6. Wacana epistoleri
Adalah wacana yang dipergunakan dalam surat-menyurat. Pada umumnya memilik bentuk dan sistem tertentu yang sudah menjadi kebiasaan atau aturan.
7. Wacana Seremonial
Adalah bentuk wacana yang digunakan dalam kesempatan seremonial (upacara), karena erat kaitannya dengan konteks situasi dan kondisi yang terjadi dalam seremoni, maka wacana ini tidak dipergunakan dalam sembarang waktu.
1. Wacana tulis
Adalah jenis wacana yang disampaikan melalui tulisan. Sampai saat ini tulisan masih merupakan media yang sangat efektif dan efisien untuk menyampaikan berbagai gagasan, wawasan, ilmu pengetahuan, dll.
2. Wacana Lisan
Adalah jenis wacana yang disampaikan secara lisan atau langsung dalam bahasa verbal. Jeis wacana ini sering disebut sebagai tuturan atau ujaran.
Jenis wacana berdasarkan jumlah penutur
1. Wacana monolog
Adalah jenis wacana yang dituturkan oleh satu orang. Umumnya wacana monolog tidak menghendaki dan tidak menyediakan alokasi waktu terhadap respon pendengar. Contoh:
pidato, ceramah, presenter, dll.
2. Wacana Dialog
Adalah wacana yang dituturkan oleh dua orang atau lebih, wacana ini bisa berbentuk tulisan atau lisan. Wacana dialog tulis memiliki bentuk yang sama dengan wacana drama (skenario, ketoprak, dll).
Jenis Wacana Berdasarkan Sifat
1. Wacana Fiksi
Bentuk dan isi wacana fiksi berorientasi pada imajinasi. Biasanyan, tampilan bahasanya mengandung keindahan (estetika). Mungkin sekali wacana fiksi bersifat atau kenyataan, tetapi gaya penyampaiannya indah.
• Wacana Prosa, Wacana prosa adalah wacana yang disampaikan atau ditulis dalam bentuk prosa. Wacana prosa dapat berbentuk tulis atau lisan.
• Wacana Puisi. Wacana puisi dituturkan dalam bentuk puisi, bisa berbentuk tulis atau lisan. Bahasa dan isinya berorentasi pada keindahan. Puisi, lagu, tembang dan belada merupakan contoh wacana puisi.
• Wacana Drama. Wacana drama disampaikan dalam bentuk drama. Biasanya, drama berbentuk percakapan atau dialog. Oleh karena itu, dalam wacana harus ada pembicara dan yang di ajak bicara.
2.Wacana Nonfiksi
Wacana nonfiksi adalah suatu wacana dari hasil olah pikir manusia yang melibatkan data dan informasi nyata dan kadang menggunakan kaidah-kaiadah penulisan yang baku.Contoh wacana nonfiksi yaitu opini, essay, artikel dan laporan penelitian.
Jenis Wacana Berdasarkan Isi
1. Wacana politik
Bagaimanapun juga bidang politik melahirkan istilah dan jorgan politik yang maknanya yang lebih dipahami oleh orang-orang di lingkungan itu sendiri.
2. Wacana sosial
Wacana sosial berkaitan dengan kehidupan sosial dan kehidupan sehari-hari masyarakat.
Memang sulit untuk mengatakan : apa persoalan yang bukan merupakan persoalan sehari-hari.
Masalah makan, pangan, rumah, tanah, pernikahan, kematian, dan sebagainya merupakan sejumlah kecil masalah sosial tersebut”.
3. Wacana ekonomi
Wacana ekonomi berkaitan dengan persoalan ekonomi. Dalam wacana ekonomi, ada beberapa register yang hanya dikenal di dunia bisnis dan ekonomi. Ungkapan-ungkapan seperti persaingan pasar, biaya produksi tinggi, langkanya sembako, konsumen dirugikan, inflasi, devaluasi, harga saham gabungan, nata unag dan sejenisnya merupakan contoh-contoh regester ekonomi.
4. Wacana Budaya
Wacana budaya berkaitan dengan kreativitas kebudayaan. Wilayah wacana budaya lebih berkaitan dengan wilayah ‘ kebiasaan atau tradisi, adat, sikap hidup dan hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari’ wilayah itu kemudian menghasilkan bentuk- bentuk kebahasaan, yang isinya kemudian disebut wacana budaya.
5. Wacana Militer
Hingga saat ini wacana militer hanya dipakai dan berkembang di bidang militer.
6. Wacana Hukum dan Kriminalitas
Persoalan hukum dan kriminalitas, sekalipun bisa dipisahkan, namun keduanya bagaikan dua sisi dari mata uang: berbeda tetapi menjadi satu kesatuan.
7. Wacana olahraga dan Kesehatan
Wacana olahraga dan kesehatan berkaitan dengan masalah olahraga dan kesehatan. Masalah yang berkaitan dengan kesehatan misalnya, muncul kalimat ”Sempat joging 10 menit, didiagnosis jantung ringan”. Istilah joging adalah aktivitas olahraga ringan yang berkaitan dengan kesehatan.
Wacana Iklan merupakan wacana yang dibuat dengan tujuan memberikan informasi dan mengajak pembacanya untuk mengikuti apa pesan dari wacana tersebut atau bersifat persuasif.
Dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI), disebutkan iklan adalah berita pesanan (untuk mendorong, membujuk) tentang barang atau jasa yang di tawarkan (1989 :322). Umumnya iklan di pasang di media masa, baik cetak maupun elektronik. Pada iklan, bahasanya distrategikan agar berdaya persuasi, yaitu mempengaruhi masyarakat agar tertarik dan membeli.
Jenis Wacana Berdasarkan Tujuannya 1. Wacana Narasi
Istilah narasi berasal dari Inggris narration yang berarti cerita, karenanya karangan bersifat menceritakan suatu peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan pengertian-pengertian yang merefleksikan interpretasi penulisannya.
2. Wacana Deskripsi
Pengertian lugas deskripsi adalah uraian atau lukisan. Dalam konteks pembicaraan ini wacana deskripsi dapat diartikan sebagai wacana yang mengaitkan kesan atau impresi seseorang melalui uraian atau lukisan tertentu.
3. Wacana Eksposisi
Wacana ekposisi adalah paparan yang memberikan, mengupas, atau menguraikan sesuatu demi sesuatu penyuluhan (penyampaian informasi) dan penyuluhannya tersebut tanpa disertai desakan atau paksaan kepada pembacanya agar menerima sesuatu yang dipaparkan sebagai sesuatu yang besar.
4. Wacana Argumentasi
Wacana argumentasi adalah wacana yang berisi terdiri dari paparan alasan dan pengintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan. Pada wacana tersebut argumentasi digunakan untuk meyakinkan kebenaran, gagasan, atau konsepsi sesuatu berdasarkan data dan fenomena- fenomena keilmuan yang dikemukakan.
5. Wacana Persuasi
Jadi wacana persuasi adala wacana yang berisi paparan berdaya bujuk, budaya ajuk, ataupun berdaya himbauan yang dapat membangkitkan ketergiuran pembacanya untuk meyakini dan menuruti himbauan implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis atau pembuatnya.