Pencapaian hingga akhir tahun 2019 antara lain: Pemecah gelombang/tembok laut dan struktur pengaman pantai lainnya terpelihara sepanjang jarak 174,30 km; Jumlah sungai yang sudah dinormalisasi dan tanggul yang sudah dinormalisasi. Pembangunan dan pemeliharaan jalan hingga akhir tahun 2019 telah menghasilkan kondisi stabil jalan nasional mencapai 92,81% dan aksesibilitas jalan nasional mencapai 87%.
POTENSI DAN PERMASALAHAN
Perencanaan penyediaan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan masih belum mengakomodir pendanaan di luar skema Non-APBN; Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, penyediaan jasa konstruksi dan pembiayaan infrastruktur untuk mendukung penyelenggaraan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
VISI
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang handal, responsif, inovatif dan profesional dalam pelayanan Presiden dan Wakil Presiden untuk mewujudkan visi dan misi Presiden dan Wakil. Memberikan dukungan teknis dan administratif serta analisis yang cepat, akurat dan responsif kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan pembangunan serta pengelolaan infrastruktur publik dan perumahan. Memberikan dukungan teknis dan administratif kepada Presiden dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur perairan, konektivitas, perumahan dan permukiman dalam pembangunan infrastruktur wilayah secara menyeluruh.
MISI
TUJUAN
Sasaran Strategis (SS) pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan merupakan suatu kondisi yang ingin dicapai Kementerian PUPR sebagai outcome/dampak dari berbagai program yang telah dilaksanakan. Dalam penyusunannya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah menjabarkan 4 (empat) misi dalam 5 (lima) Sasaran Strategis yang disertai dengan Indikator Kinerja Sasaran Strategis yang merupakan bagian dari Key Performance Indicator (KPI) Kementerian PUPR yang akan dicapai selama ini. periode. Yang dimaksud dengan Key Performance Indicator (KPI) Kementerian PUPR adalah Indikator Kinerja Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Sasaran Program, dan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan yang tercantum pada Lampiran 2 Matriks Kinerja dan Pendanaan Kementerian PUPR.
Peningkatan daya saing infrastruktur, dengan indikator: (1) Penilaian Daya Saing Infrastruktur Umum dan Jalan; (2) Indeks Daya Saing Global dan Pilar Infrastruktur; (3) Indeks Kinerja Logistik.
SASARAN STRATEGIS
Sasaran Strategis pertama (SS-1), yaitu: Meningkatkan ketersediaan air melalui infrastruktur Sumber Daya Air, dengan Indikator Kinerja :. Sasaran Strategis ketiga (SS-3), yaitu: Meningkatkan penyediaan akses infrastruktur perumahan dan permukiman yang layak, aman, dan terjangkau, dengan indikator kinerja :. Tujuan strategis kelima (SS-5), yaitu: Peningkatan kualitas tata kelola Kementerian PUPR dan Tugas Teknis lainnya dengan Indikator Kinerja:.
Jdih.pu.go.id Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional yang ditetapkan dalam RPJMN, berikut adalah tujuan utama pembangunan infrastruktur Kementerian PUPR di bidang sumber daya air, konektivitas, kreativitas, dan perumahan.
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL
Meningkatkan Indeks Kota Berkelanjutan (IKB) bagi lingkungan/kota dalam wilayah metropolitan. APBN, KPBU & Swasta) a.i Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan, Komunikasi dan Informasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Dalam Negeri, BPS, Badan Usaha (BUMN/Swasta) 6 Kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Peningkatan pembangunan . Meningkatkan jumlah rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi yang baik hingga 90%. a.l Kementerian PUPR, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah, Badan Usaha. Perkotaan (1 juta) Meningkatkan akses masyarakat terhadap perumahan yang layak, aman dan terjangkau bagi satu juta rumah tangga perkotaan dan mencegah terbentuknya permukiman kumuh.
Jdih.pu.go.id Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Pulau Jawa ke Pulau Kalimantan diharapkan dapat membantu mendorong diversifikasi ekonomi dan meningkatkan output sektor ekonomi non-tradisional seperti jasa, pemerintahan, transportasi , perdagangan, pengolahan dan akan didorong untuk mendukung pertumbuhan ekonomi pulau tersebut. kalimantan.
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN
Pembangunan wilayah terpadu sebagai skenario pembangunan wilayah merupakan perpaduan konsep tata ruang yang mencakup kawasan strategis, infrastruktur wilayah, koridor pertumbuhan dan pemerataan, kondisi keterbatasan sumber daya alam, dan lingkungan hidup (tutupan lahan/kendala pembangunan). Manfaat yang diharapkan dari pendekatan pembangunan daerah ini antara lain: (i) menghasilkan sinergi yang ditunjukkan melalui pembangunan infrastruktur bersama untuk mendukung pertumbuhan daerah dari berbagai sektor, seperti pemerintah, sektor swasta dan sektor masyarakat, serta dari berbagai tingkat, seperti pusat dan daerah. ; (ii) adanya spesialisasi, yaitu daerah pertumbuhan mempunyai potensi spesifik yang berbeda dengan daerah lain. Pendekatan pembangunan wilayah akan menjadi media integrasi Proyek Besar RPJMN 2020-2024 untuk mendukung pengembangan koridor pertumbuhan dan koridor pemerataan agar lebih efektif dengan mempercepat pengembangan wilayah pertumbuhan antara lain PKN, PKW, KEK, KI, KSPN, PKL dan Kota-Desa, sehingga dapat merangsang pertumbuhan perekonomian nasional dan mendirikan pusat-pusat pelayanan dasar baru yang dapat menjangkau wilayah pelayanan lebih luas di kabupaten/kota.
Untuk menyongsong dinamika perekonomian dan politik di Indonesia, pendekatan pembangunan daerah periode 2020-2024 kembali disempurnakan dengan mempertimbangkan beberapa isu utama, yaitu: (a) Proyek Besar RPJMN b) Renstra PUPR c) Kawasan Strategis Tematik; (d) Usulan Ibu Kota Negara; e) wilayah metropolitan; f) Koridor pengembangan jalan tol dan jalan utama nasional (trans/lintas pulau, baik dibangun maupun tidak); g) Bendungan telah dibangun dan direncanakan; h) permasalahan konektivitas multimoda; (i) ibu kota provinsi; j) Daerah perbatasan/PKSN perbatasan; k) Pulau-Pulau Kecil Terluar (PPKT); (l) daerah tertinggal; m) Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN); (n) Lokasi perbatasan yang diprioritaskan; o) Kota baru dan kota kecil.
Kepulauan Maluku
Pengembangan Destinasi Wisata Alam, Budaya, dan Sejarah Destinasi Pariwisata Prioritas (PDP) antara lain DPP Raja Ampat dan DPP Biak – Teluk Cenderawasih; Jdih.pu.go.id melalui integrasi konektivitas antarmoda laut, sungai, darat dan udara serta pengarusutamaan penanggulangan bencana dan adaptasi perubahan iklim. Pengembangan kawasan strategis dan pengolahan sumber daya alam berupa pertambangan difokuskan di KI Teluk Weda;
Pengembangan destinasi wisata alam, budaya, dan sejarah sebagai salah satu penggerak pembangunan ekonomi lokal melalui sektor jasa yaitu DPP/KEK Morotai;
Pulau Nusa Tenggara
Strategi pembangunan wilayah Nusa Tenggara adalah meningkatkan pelayanan dasar (pelayanan pendidikan dan kesehatan, pelatihan vokasi di bidang pertanian, perikanan, pertambangan dan pariwisata), memperkuat pusat pertumbuhan daerah, melaksanakan otonomi daerah, memperkuat konektivitas yang dilakukan melalui laut, sungai, konektivitas darat dan udara yang terpadu, serta pengarusutamaan penanggulangan bencana dan adaptasi iklim. Pengembangan kawasan strategis dan pengolahan sumber daya alam berupa perkebunan dan pertambangan dengan fokus di KI Sumbawa Besar; Pengembangan kawasan strategis prioritas berbasis pariwisata yaitu DPP dan/atau KEK antara lain: DPP Manado – Likupang/KEK Likupang, DPP Baru Toraja – Makassar – Selayar dan DPP Wakatobi;
Jdih.pu.go.id 3) Perkembangan kawasan perkotaan di wilayah metropolitan Makassar dan WM Manado sebagai mesin pertumbuhan ekonomi pulau Sulawesi dan kota Palu, Pare – Pare, Palopo, Kendari, Mamuju dan Gorontalo.
Pulau Kalimantan
Jdih.pu.go.id 3) Perkembangan kawasan perkotaan di wilayah metropolitan Makassar dan Manado WM sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi pulau Sulawesi dan kota Palu, Pare – Pare, Palopo, Kendari, Mamuju dan Gorontalo. 4) Pembangunan daerah tertinggal, daerah perbatasan, perdesaan dan pemukiman kembali: pengembangan ekonomi perbatasan berbasis sumber daya kelas atas di PKSN Tahuna dan PKSN Melongguane, pengembangan KPPN Buol, Poso, Mamuju, Pinrang, Morowali, Mamuju Tengah, Konawe Selatan , Wakatobi , Muna, Barru, Luwu Timur, Bone, Minahasa Utara, Gorontalo, Boalemo dan KPPN Gorontalo. Pengembangan kawasan strategis prioritas berbasis wisata alam, budaya, dan sejarah antara lain DPP New Sambas - Singkawang dan DPP New Derawan - Berau; Pemeliharaan, pengelolaan jalan eksisting, penyusunan kriteria kesiapsiagaan dan pengembangan jaringan konektivitas laut, sungai, darat dan udara terpadu termasuk pembangunan jalan akses KIPI Tanah Kuning, jalan akses KI Ketapang, jalan paralel perbatasan Kalimantan (Kalbar, Kalimantan Timur dan Utara Kalimantan), Jalan Akses Pelabuhan Pelaihari, Jalan Akses KI Batu Licin, Jalan Tol Balikpapan – Jembatan Penajam, Jalan Tol Samarinda – Bontang, Jalan Akses KEK Maloy, Pengembangan Pelabuhan Pelaihari, Pelabuhan Tanjung Selor, Bandara Baru Singkawang, Pengembangan Bandara Tanjung Harapan dan IKN Kereta api.
Pulau Sumatera
Jdih.pu.go.id pengembangan KEK Pulau Baai, KEK/KI Sei Mangke, KEK/KI Galan Batang, KI Kuala Tanjung, KI Bintan Dirgantara, KI Tanjung Enim, KI Kemingking, KI Sadai, KI Tenayan, KI Tanjung Buton, KI Tanggamus, KI Pesawaran, KI Way Pisang, KI Katibung dan KI Ladong, serta Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (FTZ) termasuk FTZ Batam – Bintan – Karimun dan FTZ Sabang; Pengembangan pariwisata daerah sebagai penggerak perekonomian daerah melalui pengembangan daerah tujuan wisata prioritas (PDP) Danau Toba, DPP Baru Padang – Bukittinggi, DPP Baru Batam – Bintan, DPP Bangka Belitung/KEK Tanjung Kalayang; Penanganan Lalu Lintas Riau Timur, Penanganan Lalu Lintas Sumatera Barat, Jalan Lintas Lampung Tengah, DPP Jalan Akses Sabang, Jalan Trans Pulau Simelu, DPP Jalan Akses Danau Toba.
Pulau Jawa dan Bali
KERANGKA REGULASI
Jdih.pu.go.id akan disusun berdasarkan bidang/sektor yang terdiri atas: Sumber Daya Air 3 aturan; Jalan dan Jembatan 22 Peraturan; Selesaikan 12 aturan; Peraturan Perumahan 11; Perencanaan wilayah 7 ketentuan; Pembiayaan infrastruktur 17 aturan; Pembangunan Konstruksi 9 aturan; Pengawasan pembangunan 6 ketentuan; dan Tata Kelola Administrasi Pembangunan 11 peraturan. Kerangka kelembagaan menjelaskan kebutuhan fungsional dan struktur organisasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis dan tata kelola yang diperlukan antar unit organisasi, baik internal maupun eksternal, serta pengelolaan sumber daya manusia, baik kualitas maupun kuantitas. Kerangka kelembagaan tersebut sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi yang merupakan arah penataan birokrasi yang bertujuan untuk mewujudkan birokrasi pemerintahan yang profesional dengan ciri adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi, bersih. dan bebas korupsi, korupsi dan korupsi, mampu melayani masyarakat, netral dan sejahtera. , mengabdi dan menjunjung tinggi nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah menetapkan Skenario Besar Perubahan Birokrasi, dimana birokrasi Kementerian pada periode ini telah menjadi birokrasi yang profesional dan berintegritas tinggi, sehingga mampu memberikan pelayanan prima dalam segala hal. kegiatan.
KERANGKA KELEMBAGAAN
Penataan organisasi pada tingkat satuan organisasi dilakukan dengan menggabungkan fungsi-fungsi yang membidangi pembiayaan prasarana pekerjaan umum dan perumahan, yang tersebar dalam beberapa satuan organisasi dalam 1 (satu) unit organisasi yaitu Direktorat Jenderal Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pembiayaan Infrastruktur. Jdih.pu.go.id Direktorat Pelaksana Pembiayaan Infrastruktur Perumahan, Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan. Pada kategori Core-Process, jumlah pegawai terbanyak terdapat pada Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (8.665 orang) dan Direktorat Jenderal Bina Marga (8.080 orang).
Selain itu, Direktorat Jenderal Permukiman (2.673 orang), Direktorat Jenderal Perumahan (417 orang), dan Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan relatif sedikit (146 orang).
TARGET KINERJA
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi kementerian serta mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional, Kementerian PUPR telah menetapkan 5 sasaran dan 5 sasaran strategis. Setiap tujuan strategis mempunyai indikator kinerja tujuan strategis beserta target kinerja yang ingin dicapai dari waktu ke waktu. Upaya mencapai tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan memerlukan dukungan berbagai jenis sumber daya, baik dari segi infrastruktur, dukungan regulasi, dan sumber pendanaan.
Indikasi kebutuhan pendanaan yang bersumber dari APBN untuk mencapai maksud dan tujuan strategis Kementerian PUPR sampai dengan tahun 2024 adalah sebesar Rp.