• Tidak ada hasil yang ditemukan

persepsi peserta didik tentang keterampilan attending

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "persepsi peserta didik tentang keterampilan attending"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KETERAMPILAN ATTENDING DALAM PELAKSANAAN KONSELING PERORANGAN OLEH

GURU BK (Studi terhadap Peserta Didik Kelas X dan XI di SMA NEGERI 4 BUKITTINGGI)

JURNAL

NOVITA SARI NPM: 10060248

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2014

(2)

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KETERAMPILAN ATTENDING DALAM PELAKSANAAN KONSELING PERORANGAN OLEH

GURU BK (Studi terhadap Peserta Didik Kelas X dan XI di SMA NEGERI 4 BUKITTINGGI)

Oleh:

Novita Sari

ABSTRACT

This research is motivated by the conditions found in the field that the implementation of individual counseling is not good , because it is still the presence of learners who looks anxious , tense and counseling teacher scolding learners . This study aimed to describe : 1 ) Skills attending from the aspects of physical movement , 2 ) Skills attending from the aspects of eye contact , 3 ) Skills attending from the aspects of observing , and 4 ) Skills attending viewed from the aspect of listening. This research is descriptive quantitative . The study population was all students of class X and XI ever implement individual counseling in SMA 4 Bukittinggi , as many as 294 students . The techniques used in sampling are simple random sampling , a total of 33 students who are in class X and XI . The instrument used in this study is a questionnaire , while the data used for the analysis of the formulation of the criterion Sturgess . Results of research on the perception of the students attending skills in the implementation of individual counseling by teachers BK , generally categorized quite well . The results based subvariabelnya , namely 1 ) Skills attending from the aspects of physical motion categorized quite good , 2 ) Skills attending from the aspects of eye contact pretty well categorized , 3 ) Skills attending from the aspects of observing categorized quite well , and 4 ) Skills attending visits from the aspect of observing categorized quite well . Based on the results of the study authors suggested to teachers attending BK in order to apply skills in the implementation of individual counseling to students , so that counseling be delivered more effectively .

Key Words : Attending Skills , Individual Counseling , counselor PENDAHULUAN

Konseling merupakan pekerjaan profesional. Pekerjaan profesional dilakukan karena menuntut keterampilan tertentu, seperti halnya guru Bimbingan dan Konseling (BK), sebagai pelaksana layanan bimbingan dan konseling, yang menerapkan keterampilan- keterampilan tertentu. Tujuan dari proses pelaksanaan layanan konseling adalah tercapai dan terentasnya permasalahan yang dialami peserta didik, sesuai dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 6 menegaskan bahwa konselor (guru BK) adalah pendidik, sebagaimana juga guru, dosen, pamong belajar, tutor dan instruktur.

Layanan konseling perorangan, merupakan pokok dari layanan BK yang dapat mengatasi permasalahan dialami peserta didik secara perorangan. Layanan konseling

perorangan diberikan secara khusus kepada peserta didik secara tatap muka dan dilaksanakan secara interaksi langsung antara klien dengan guru BK, yang membahas berbagai hal tentang permasalahan yang dialami peserta didik. Pelaksanaan konseling perorangan oleh guru BK harus juga memperhatikan berbagai hal yang berhubungan dengan pelaksanaan konseling itu sendiri terutama pada penerapan teknik yang ada dalam konseling perorangan.

Pelayanan konseling dilaksanakan dan diselenggarakan berdasarkan keterampilan atau teknik dalam pelaksanaan konseling perorangan, salah satunya penerimaan (attending). Keterampilan attending merupakan keterampilan dasar dalam setiap proses komunikasi dalam konseling yang bersifat dialogis karena penghampiran seolah-olah merupakan pembuka pintu pertama untuk memulai suatu komunikasi. Terlaksananya

(3)

suatu komunikasi konseling yang dialogis dan dapat dikembangkan.

Terlaksananya suatu konseling yang dialogis dan dapat dikembangkan. Menurut Surya (2013:337) “Keterampilan attending dapat dikembangkan melalui cara seperti: (1) Ungkapan salam dan sapaan yang penuh sopan, dengan nada suara yang baik. (2) Penampilan diri dengan (perawakan) fisik yang meyakinkan. (3) Gerak fisik yang disertai dengan perhatian secara menyeluruh (4) Pengakuan, sentuhan, dan kontak fisik yang sederhana dan penuh perhatian, disertai dengan sikap yang menunjukkan bahwa kehadiran guru sebagai sesuatu yang akan memberikan makna bagi para peserta didik (5) Memelihara kontak mata secara menyeluruh dan tepat sesuai dengan situasi dan topik bahasan. (6) Mengamati dan menyimak dengan penuh perhatian”.

Ciri Attending yang baik akan dapat meningkatkan harga diri klien, menciptakan suasana yang aman, dan mempermudah ekspresi perasaan klien secara. Ciri perilaku attending yang baik. Menurut Tohirin (2009:305) adalah :

a. Menganggukkan kepala apabila menyetujui pernyataan klien.

b. Ekspresi wajah tenang, ceria dan senyum.

c. Posisi tubuh agak condong ke arah klien, jarak antara konselor dengan klien dekat, duduk akrab berhadapan atau berdampingan.

d. Variasi isyarat gerakan tangan berubah- ubah untuk menekankan suatu pembicaraan.

e. Mendengarkan secara aktif, penuh perhatian, menunggu kesempatan, menunggu ucapan klien hingga selesai, diam atau menunggu kesempatan bereaksi, dan perhatian terarah pada lawan bicara.

Sedangkan ciri attending (Attending Skills) yang tidak baik. Menurut Tohirin (2009:305) adalah:

a. Kepala kaku.

b. Ekspresi muka melamun, tegang, mengalihkan pandangan, tidak melihat klien saat klien berbicara dan melotot.

c. Posisi tubuh tegak kaku, bersandar di kursi, miring, jarak duduk dengan klien menjauh, duduk kurang akrab dan berpaling.

d. Memutuskan pembicaraan, berbicara terus tanpa ada teknik diam, tidak memberikan kesempatan kepada klien untuk berbicara.

e. Perhatian terpecah, mudah buyar oleh gangguan luar.

Keterampilan attending harus dimiliki oleh seorang guru BK agar saat melaksanakan

konseling perorangan akan memudahkan guru BK dalam konseling. Menurut Prayitno (2012:108) tujuan konseling perorangan adalah

“terentasnya masalah yang dialami klien (peserta didik)”, dengan menerapkan salah satu teknik attending ketika konseling perorangan yang dilakukan oleh guru BK kepada peserta didik, maka permasalahan yang dialami peserta didik dapat terentaskannya.

Berdasarkan pengamatan peneliti di SMA Negeri 4 Bukittinggi, peneliti menemukan Adanya Peserta didik yang terlihat cemas masuk ke ruang konseling, juga Peserta didik terlihat tegang berada dalam ruang konseling, Guru BK menantang kepada peserta didik ketika peserta didik masuk ke dalam ruang konseling dan guru BK mengomeli peserta didik yang ruang konseling.

Dari permasalahan tersebut penulis memberi judul penelitian yaitu:”persepsi peserta didik tentang keterampilan attending dalam pelaksanaan konseling perorangan oleh guru BK (Studi terhadap peserta didik kelas X dan XI di SMA Negeri 4 Bukittinggi)”.

Berdasarkan rumusan masalah yang akan diteliti, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah Persepsi peserta didik tentang keterampilan attending dalam pelaksanaan layanan konseling perorangan oleh guru BK dilihat dari aspek gerak fisik, kontak mata, mengamati dan menyimak.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana persepsi peserta didik terhadap keterampilan attending guru BK.

Diharapkan penelitian dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu: dapat menerapkan keterampilan attending dalam pelaksanaan konseling perorangan kepada peserta didik dengan baik, agar konseling yang dilaksanakan lebih efektif.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini bersifat kuantitatif deskriptif. Maka penelitian ini dilakukan untuk mengambarkan bagaimana persepsi peserta didik tentang keterampilan attending dalam pelaksanaan konseling perorangan oleh guru BK. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik Keterampilan Attending harus dimiliki oleh seorang guru BK agar saat melaksanakan konseling perorangan akan memudahkan guru BK dalam konseling.

)tujuan konseling perorangan adalah

“terentasnya masalah yang dialami klien (peserta didik)”, dengan menerapkan salah satu teknik attending ketika konseling perorangan yang dilakukan oleh guru BK kepada peserta didik, maka permasalahan yang dialami peserta

(4)

didik dapat terentaskannya. yang pernah melaksanakan konseling perorangan, maka populasinya dibatasi pada peserta didik kelas X dan XI sebanyak 33 orang, maka teknik sampel yang digunakan yaitu simple random sampling yang mana cara pengambilan sampel secara acak. Jenis data yang digunakan adalah data interval, sumber datanya adalah primer dan sekunder. Alat pengumpul data dalam penelitian ini dengan menggunakan angket yang diberikan kepada sampel. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah secara deskriptif dengan menggunakan persentase.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan temuan hasil penelitian maka dapat disimpulkan Berdasarkan sebelumnya, dapat terlihat gambaran secara umum mengenai persepsi peserta didik tentang keterampilan attending dalam pelaksanaan konseling perorangan oleh guru BK terkategori cukup pada tingkat persentase 63,64%.

Keterampilan attending yang baik.

menurut Tohirin (2009:305) adalah:

a. Menganggukkan kepala apabila menyetujui pernyataan klien.

b. Ekspresi wajah tenang, ceria dan senyum.

c. Posisi tubuh agak condong ke arah klien, jarak antara konselor dengan klien dekat, duduk akrab berhadapan atau berdampingan.

d. Variasi isyarat gerakan tangan berubah- ubah untuk menekankan suatu pembicaraan.

e. Mendengarkan secara aktif, penuh perhatian, menunggu kesempatan, menunggu ucapan klien hingga selesai, diam atau menunggu kesempatan bereaksi, dan perhatian terarah pada lawan bicara.

Berdasarkan teori di atas masih rendahnya persepsi peserta didik terhadap guru BK. Hal ini dapat kita lihat dari hasil penelitian dari berbagai indikator-indikator yang digunakan untuk mengungkap minta remaja terhadap pendidikan.

a. Persepsi peserta didik tentang keterampilan attending dalam pelaksanaan konseling perorangan oleh guru BK. Pada aspek menjalin hubungan yang baik dengan klien terkategori cukup baik dengan persentase 63,64%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang keterampilan attending guru BK dalam pelaksanaan konseling perorangan dalam menjalin hubungan dengan klien terkategori cukup baik, hal ini terlihat pada tabel di atas.

b. Persepsi peserta didik tentang attending guru BK dalam pelaksanaan konseling perorangan oleh guru BK. Pada aspek memulai dan mengakhiri konseling dengan berjabat terkategori cukup baik dengan persentase 60,61%. Maka dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik dalam memulai dan mengakhiri konseling dengan berjabat tangan terhadap pelaksanaan konseling perorangan oleh guru BK terkategori cukup baik.

c. persepsi peserta didik tentang keterampilan attending dalam pelaksanaan konseling perorangan oleh guru BK. Pada aspek membantu klien untuk menjelaskan perasaan klien dengan memegang pundak terkategori cukup baik dengan persentase 51,52 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang keterampilan attending guru BK dalam konseling perorangan dalam sub indikator menjalin hubungan yang baik dengan klien terkategori cukup baik

d. persepsi peserta didik tentang keterampilan attending dalam pelaksanaan konseling perorangan oleh guru BK. Pada aspek melihat lurus kepada peserta didik terkategori cukup baik dengan persentase 51,52%. Maka dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang keterampilan attending dalam pelaksanaan konseling perorangan oleh guru BK di SMA Negeri 4 Bukittinggi dalam melihat lurus kepada klien dalam melaksanakan konseling perorangan terkategori cukup baik

e. persepsi peserta didik tentang keterampilan attending dalam pelaksanaan konseling perorangan oleh guru BK. Maka dilihat dari aspek memandang langsung ke mata klien, terkategori cukup baik dengan persentase 57,58%. Jadi dapat disimpulkan persepsi peserta didik tentang keterampilan attending dalam pelaksanaan konseling perorangan oleh guru BK memandang lurus ke mata klien, terkategori cukup baik.

f. persepsi peserta didik tentang keterampilan attending dalam pelaksanaan konseling perorangan yang dilihat pada aspek mendengarkan klien dengan seksama terkategori cukup baik dengan persentase 42,42%. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang keterampilan keterampilan attending dalam pelaksanaan konseling perorangan oleh guru BK, dilihat dari sub indikator mendengarkan klien dengan seksama terkategori cukup baik g. persepsi peserta didik tentang keterampilan

attending dalam pelaksanaan konseling

(5)

perorangan oleh guru BK (Studi terhadap peserta didik kelas X dan XI di SMA Negeri 4 Bukittinggi), dilihat pada aspek mengamati secara seksama dan detail terkategori cukup baik persentase 54,45%.

Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang keterampilan attending dalam pelaksanaan konseling perorangan oleh guru BK, dilihat dari sub indikator mengamati secara seksama dan detail, terkategori cukup baik

h. persepsi peserta didik tentang keterampilan attending dalam pelaksanaan konseling perorangan oleh guru BK, dilihat pada aspek memperhatikan tutur kata klien terkategori cukup baik dengan persentase 69,70%. Maka dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang keterampilan attending dalam pelaksanaan konseling perorangan oleh guru BK, yang dilihat dari sub variabel memperhatikan tutur kata klien terkategori cukup baik.

i. pelaksanaan konseling perorangan oleh guru BK dilihat pada aspek guru BK merespon klien dalam proses konseling terkategori cukup baik dengan persentase 57,58%.

Walgito (2004:70) mengungkapkan bahwa persepsi merupakan suatu proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dengan berbagai bentuk. Stimulus mana yang akan mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan.

Berdasarkan hal tersebut, perasaan, kemampuan berfikir, pengalaman-pengalaman yang dimiliki individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antar individu satu dengan individu lain. Setiap orang mempunyai kecenderungan dalam melihat benda yang sama dengan cara yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah pengetahuan, pengalaman dan sudut pandangnya.

Menurut Geldard (2011:57) suatu hubungan yang harmonis dibangun antara orang yang berbicara dan orang yang mendengarkan. Hal inilah yang harus diupayakan konselor. Setiap kali mendengarkan seseorang, kita memberikan sinyal-sinyal yang halus. Sinyal-sinyal ini akan menjadi petunjuk yang mengidikasikan bagaimana respon kita terhadap apa yang

dikatakan orang yang sedang berbicara pada kita dan juga mengindikasikan perasaan- perasaan kita terhadap orang tersebut. Orang yang berposisi sebagai penolong, dalam hal ini kita harus berhati-hati dalam memilih sinyal yang tepat.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian berbagai indikator- indikator yang digunakan untuk melihat persepsi peserta didik tentang keterampilan attending dalam pelaksanaan konseling perorangan oleh guru BK. Dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi peserta didik tentang keterampilan attending dalam pelaksanaan konseling perorangan terkagori cukup.

SARAN

1. Diharapkan kepada Guru BK di sekolah agar dapat membantu peserta didik yang merasa kurang nyaman dan kurang terbuka kepada guru BK, dan menarik minat peserta didik untuk masuk ke dalam ruang BK tanpa adanya rasa ketakutan maupun cemas, menciptakan suasana yang baik dan kondusif.

2. Diharapkan agar kepala sekolah dapat mempertimbangan bagi pihak sekolah dalam menyusun kebijaksanaan sekolah dalam pelaksanaan konseling perorangan salah satunya dengan menerapkan keterampilan attending dengan baik oleh guru BK.

3. Diharapkan sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan program perkulihan teknik-teknik konseling dan model-model konseling.

4. Peneliti selanjutnya, sebagai sumber informasi dan bisa melakukan penelitian mengenai masalah ini dengan variabel yang berbeda.

(6)

KEPUSTAKAAN

David Geldard. 2011. Keterampilan Praktik Konseling (Pendekatan Integratif.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yusuf, A.Muri. 2005.Metodelogi penelitian padang: UNP pres.

Surya,Mohamad, 2013. Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi dari Guru untuk Guru. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Tim penyusun. 2013. Pedoman

Penulisan Skripsi. Padang: STKIP PGRI.

Tohirin. 2009. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: Raja grafindo Persada.

Tohirin. 2009. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: Raja grafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Based on the phenomenon above, the aims of the research on simultaneous direct election of regional heads held on February 15 th , 2017 were to determine the difference

Due to their thickness-insensitive electronic properties, both single layer ReS2 and multilayer ReS2 are shown to have a direct band gap around 1.8 eV, with suitable band edge