• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertemuan 2 UNSUR-UNSUR MORFOLOGIS

N/A
N/A
riyo

Academic year: 2024

Membagikan "Pertemuan 2 UNSUR-UNSUR MORFOLOGIS "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 | A g u s t i n a

UNSUR-UNSUR MORFOLOGIS

A. Unsur-unsur Morfologis

Karena dalam kajian morfologi akan diperbincangkan mengenai kata dengan satuan- satuan lain yang menyertai kata itu, maka berikut ini dibahas terlebih dahulu satuan-satuan tersebut sebagi unsur yang menjadi masukan (input) pembentukan kata sehingga menghasilkan kata baru sebagai hasilnya (output). Satuan-satauan tersebut dinamakan unsur- unsur morfologis.Unsur-unsur morfologistersebut antara lain: (1) morfem dengan bagiannya, yaitu morf dan alomorf; (2) klitik dengan bagiannya, yaitu proklitik dan enklitik;

(3) kata dan bagiannya, yaitu kata dasar dan kata kompleks; serta (4) bentuk dengan bagiannya, yaitu bentuk asal dan bentuk dasar.

1. Morfem

a. Pengertian Morfem

Kata morfem berasal dari kata dasar morphem yang berarti „bentuk‟ dan sufiks –ema yang berarti „mengandung arti‟.Jadi, morfem ialah “kesatuan bunyi (bahasa) terkecil yang mengandung arti, yang tidak dapat dipilah lagi atas unsur-unsur lainnya”.

Misalnya,kata dasar pakai merupakan satu morfem karena tidak bisa dipilah lagi atas unsur- unsur lain yang mengandung arti. Akan tetapi, kata kompleks memakaikan merupakan tiga morfem karena masih dapat dipilah atas unsur-unsur yang mengandung makna, yakni prefiks me-, kata dasar pakai, dan sufiks –kan. Dengan demikian,pakai, me-, dan –kanmasing- masingnya disebut morfem karena tidak dapat dipilah lagi atas unsur-unsur lain. Morfem pakai mengandung makna „pakai’, sedangkan morfemme- dan -kanbermakna atau mengakibatkan perubahan makna terhadap morfem bebas pakaiyang dilekatinya, misalnya me- + pakai = memakai yang berarti „melakukan kegiatan pakai;lalu me-..kan + pakai =

Pertemuan

2

(2)

memakaikan yang berarti „melakukan kegiatan pakai untuk seseorang/orang lain‟; begitu seterusnya seperti contoh dalam tabel 1 terdahulu.

b. Jenis-jenis Morfem

Dalam kenyataannya, morfem sebagai satuan bahasa terkecil yang mengandung arti, dapat dibedakan atas tiga bagian: (1) morfem bebas, (2) morfem terikat, dan (3) morfem setengah bebas atau morfem gramatikal (Yasin, 1988:23-26; Kridalaksana, 1993:141; ).

1) Morfem Bebas

Morfem bebas ialah morfem yang secara potensial dapat berdiri sendiri, misalnya dia, tidur, pulang, pergi, dan lain-lain. Kata-kata seperti itu disebut morfem bebas karena dapat digunakan tanpa bantuan unsur lain. Dalam pengunaannya,morfem bebas dapat berupa kata dasar dan dapat pula berupa pokok kata.

a) Morfem Dasar Bebas (Kata Dasar Bebas)

Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri dalam tuturan karena telah mengandung makna leksikal tanpa dibentuk oleh unsur atau morfem lain. Karena itu, morfem bebas berupa kata dasar sehingga lazimnya disebut kata dasar.Amatilah contoh berikut.

dia tidur pulang

paku makan pergi

kursi tahan tulis

b) Morfem Dasar Terikat

(1) Pokok KataPangkal, Root

Morfem bebas berupa pokok kata disebut juga morfem dasar terikat, yaitu morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan, namun secara gramatik memiliki sifat kebebasandilekati atau bergabung dengan unsur lain. Morfem seperti ini hanya dapat menjadi kata apabila dilekati dengan afiks atau morfem lain. Perhatikanlah contoh di bawah ini.

(3)

3 | A g u s t i n a

temu sua juang

henti jabat rangkak

Pokok katatersebut tidak dapat digunakan langsung dalam tuturan, seperti dalam kalimat berikut.

1. Adakah kamu *temu ibu tadi di pasar?

2. Kami langsung *henti di persimpangan jalan ke kampung.

3. Bapak *sua mereka di jalan Pahlawan.

4. Ayah temanku adalah *jabat di kantor gubernur.

5. Apakah Bapak ikut *juang ketika revolusi?

6. Anak kami baru pandai *rangkak.

Akan tetapi, jika ditambahkan dengan unsur lain seperti afiks, pokok kata tersebut menghasilkan kata kompleks, seperti terlihat dalam kalimat berikut ini.

1. Adakah kamu bertemu/ketemu ibu tadi di pasar?

2. Kami langsung berhenti di persimpangan jalan ke kampung.

3. Bapak bersua mereka di jalan Pahlawan.

4. Ayah temanku adalah pejabat di kantor gubernur.

5. Apakah Bapak ikut berjuang ketika revolusi?

6. Anak kami baru pandai merangkak.

Selain afiks, unsur lain yang dapat ditambahkan pada pokok kata yaitu morfem dasar atau berupa kata dasar. Amatilah pembentukan pokok kata menjadi kata kompleks pada tabel berikut ini.

Tabel 2 Pokok

Kata

Afiks Kata Dasar

KATA KOMPLEK (HASIL PROSES MORFOLOGIS) Afiksasi Komposisi Reduplikasi Temu -an

Ramah

temuan

temu ramah

Olah Hati olah hati

Sua ber- Bersua

Henti per- an

perhentian

Juang ber- Daya

berjuang

daya juang

(4)

Rangkak me- merangkak

Mayor Sayur sayur-mayur

Gulita Gelap gelap-gulita

pasca- pascasarjaan

swa- swadana

(2) Klitik - -ku, ku-, -mu, -nya (3) Partikel

(4) Kata Depan

(5) Morfem Unik/ Bentuk Unik

Contoh: gulita dalam gelap gulita marut dalam carut marut 2) Morfem Terikat

Morfem terikat ialah morfem yang selalu melekat pada morfem lain dalam membentuk ujaran. Morfem terikat dalam bahasa Indonesia umumnya terdiri dari afiks sehingga semua afiks merupakan morfem terikat. Amatilah contoh morfem terikat yang terdiri dari prefiks, sufiks, dan konfiks berikut.

meN- -kan ke-…-an

se- -an peN-…-an

di- -i ber-…-an

Morfem-morfem tersebut belum mempunyai maknasama sekali, sehingga belum dapat digunakan dalam ujaran sebelum dilekatkan dengan morfem lain; atau morfem tersebut hanya mempunyai makna gramatikal. Karena itu, morfem terikat yang berupa afiks akan bermakna jika dilekatkan dengan morfem bebas atau kata dasar lain, dan bisa juga dilekatkan dengan morfem dasar terikat, seperti berikut ini.

Tabel 3 Morfem Terikat

(Afiks)

Morfem Dasar Bebas/

Morfem Dasar Terikat

Kata Kompleks

(5)

5 | A g u s t i n a

Kata Dasar

meN- Putus memutus

se- Kali sekali

di- jabat dijabat

-kan simpul simpulkan

-an Simpul simpulan

-i Gula gulai

ke-…-an Bersih kebersihan

peN-…-an henti penghentian

ber-…-an Datang berdatangan

3) Morfem Setengah Bebas (Morfem Gramatikal)

Morfem setengah bebas ialah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri secara semantik, tetapi mempunyai sifat bebas secara struktur seperti morfem bebas.Morfem seperti ini disebut juga morfem gramatikal karena menjadi penghubung antara beberapa morfem leksikal, seperti terlihat pada contoh berikut.

untuk sebab dan

dari karena walaupun

pada oleh begitu

Morfem tersebut baru bermakna apabila dilekatkan dengan morfem bebas lainnya seperti contoh-contoh berikut ini.

kado untuk kawan sebab dia tidak pergi saya dan dia buku dari dosen karena telah terjadi walaupun begitu pada suatu hari oleh sebab itu begitu kejadiannya

c. Morf dan Alomorf

Istilah morf dan alomorf dipakai dalam mendeskripsikan morfem akibat proses fonologis (perubahan bunyi) pada sebuah morfem. Karena itu, istilah alomorf sesungguhnya adalah variasi bentuk (varian) suatu morfem yang diakibatkan dari proses perubahan bunyi,

(6)

sedangkan masing-masing bentuk tersebut disebut morf. Oleh Kridalaksana (1993:141) morf adalah anggota morfem yang belum ditentukan distribusinya. Amatilah contoh berikut.

meN- memasak, menakar, membidik, menyanyi, menggoda ber- berlari, beranjak, belagak, belanja, bermusyawah

Berdasarkan contoh-contoh tersebut, dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut.

Morfem meN- : mempunyai alomorf : me-, men-, mem-, meny-, meng-, dan menge-; yang masing-masingnya disebut morf.

Morfem peN- : mempunyai alomorf : pe-, pen-, pem-, peny-, peng-, dan penge-; yang masing-masingnya disebut morf.

Morfem be- : mempunyai alomorf: be- dan ber-, dan masing-masingnya merupakan morf.

2. Kata

Kata merupakan satuan bebas yang terkecil.Kata dapat terjadi dari morfem tunggal atau gabungan morfem. Karena itu, kedudukan kata ada yang sama dengan morfem, dan ada pula yang tidak sama dengan morfem. Misalnya, kalimatMahasiswa meneliti sistem afiksasi terdiri atas empat kata, yaitu:

(1) mahasiswa (dua morfem, yaitu maha dan siswa) (2) meneliti  (dua morfem, yaitu me- dan teliti) (3) sistem  (satu morfem, yaitu sistem)

(4) afiksasi  dua morfem, yaitu afiks dan isasi)

Pada contoh tersebutmorfem bebas siswa(1), teliti (2), sistem(3), dan afiks (4) dapat disebut sebagai kata.Sebaliknya, morfem terikat maha- (1) me- (2) dan–isasi (4) tidak dapat disebut sebagai kata tetapi morfem.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebuah kata

(7)

7 | A g u s t i n a

dapat dibentuk oleh beberapa morfem (seperti maha-, me- dan teliti), namun sebuah morfem belum tentu sebuah kata (seperti me- dan –isasi).

Sebagai satuan yang terkecil, kata disebut juga sebagai bentuk.Pengertian “bentuk (form) adalah penampakan atau rupa satuan bahasa yang mengandung arti, baik secaraleksikal maupun gramatikal”(Yasin, 1987:31; Kridalaksana, 1993:28). Karena itu, dalam membincangkan kata, kita mengenal (1) bentuk dasardan (2) bentuk asal; lalu ada juga yang menyebut (1) bentuk tunggal dan (2) bentuk kompleks. Dengan demikian, jika direalisasikan dalam tataran kata, sebutan bentuk dasar dan asal tersebut dapat disebut sebagai (1) kata dasar dan (2) kata asal; sedangkan bentuk tunggal dan kompleks dapat juga disebut sebagai (1) kata tunggal (kata dasar) dan (2) kata kompleks.

a. Bentuk Asal dan Bentuk Dasar

Bentuk asal adalah bentuk yang lebih kecil yang mendasari sebuah pembentukan kata kompleks.Sebaliknya, bentuk dasar adalah bentuk bahasa yang menjadi dasar berbagai pembentukan kata kompleks; yang dalam realisasinya dapat berupa bentuk asal dan bentuk kompleks.

Untuk lebih jelasnya, amati contoh berikut ini.

berkeadilan

ber- keadilan--->(2) bentuk dasar (dari berkeadilan) ke-an adil--->(1) bentuk dasar/asal (dari keadilan)

ber- ke-an adil

Kata berkeadilan dibentuk dari kata adil dan kombinasi afiks, yang terbentuk dari dua tahap: (1) kata adil dan konfiks ke-…-an sehingga terbentuk kata keadilan, (2) kata keadilan dibubuhkan lagi dengan prefik ber- sehingga menjadi berkeadilan. Dalam proses pembentukan tersebut, kata adil merupakan bentuk asal karena menjadi dasar pembentukan

(8)

kata kompleks berkeadilan; dalam level ini adil berupa bentuk asal. Sebaliknya, kata keadilan merupakan bentuk dasardari pembentukan kata kompleks berkeadilan; dalam hal

ini kata keadilan berupa bentuk kompleks.

Untuk membedakan bentuk asal dan bentuk dasar, amatilah analisis contoh-contoh dalam bentuk kompleks yang tertera dalam tabel berikut ini.

Tabel 4

Perbedaan Bentuk Asal dan Bentuk Dasar

Kata/Bentuk Kompleks

Kata/Bentuk Dasar

Kata/Bentuk Asal

memperbaiki perbaiki baik

mengambilkan ambilkan ambil

bersalaman bersalam Salam

diceritakan ceritakan Cerita

keterbatasan terbatas Batas

mempertanggungjawabkan

pertangungjawabkan tanggung jawab tanggung jawabkan

tanggung jawab

b. Kata Tunggal dan Kata Kompleks

Seperti dijelaskan di atas bahwa istilah bentuk merupakan satuan bahasa yang secara fon atau grafemik mengandung arti leksikal dan gramatikal. Dalam hal ini, apabila bentuk bahasa tersebut terdiri atas satu morfem disebut kata tunggal; sebaliknya apabila satuan bahasa terdiri atas 2 atau lebih morfem, atau masih bisa dipilah lagi atau unsur-unsurnya maka disebut bentuk kompleks. Bedakanlah kedua kelompok contoh berikut.

kata/bentuk tunggal kata/bentuk kompleks

merah memerah

gelas gelas-gelas

kereta kereta kuda

boleh dibolehkan

bangun membangun

(9)

9 | A g u s t i n a

Pada contoh tersebut, bentuk merah, gelas, kereta, boleh, dan bangun tidak dapat dipilah lagi, atau tidak mempunyai bentuk yang lebih kecil lagi. Sebaliknya, bentuk memerah dan gelas-gelas dapat dipilah lagi menjadi meN- dan merah, gelas-gelas dankereta (diulang).

Demikian juga bentuk dibolehkan terdiri atas di- danboleh, bentuk dibolehkan terdiri atas di- -kan dan boleh, serta bentukmembangun terdiri atas mem- danbangun. Karena itulah, bentuk yang tidak dapat dipilah lagi atas unsur yang lebih kecil disebut bentuk tunggal; sedangkan bentuk yang dapat dipilah menjadi unsur-unsur yang bermakna disebut bentuk kompleks.

Berdasarkan jenis kata, bentuk tunggal disebut juga kata tunggal, sedangkan bentuk kompleks disebut juga kata kompleks.

Referensi

Dokumen terkait

Kata tanya yang tepat untuk melengkapi kalimat di atas adalah.. Mina sekolah lalu pulang pergi

pergi, pulang, makan. Kata kerja berimbuhan adalah kata kerja yang terbentuk dari kata dasar yang mungkin kata benda, kata kerja, kata sifat, atau kata lain dan

Dengan demikian, afiks merupakan modify- kator struktur intern suatu kata, karena afiks adalah morfem yang secara struktur terikat penuh dengan bentuk dasar dalam

Dalam bahasa Indonesia, rangkaian-bunyi kata polimorfemik berkonstruksi rangkaian-bunyi morfem dasar-berakhir vokal dan morfem terikat {-an} ditemukan sistem

* Dilipatgandakan * menggarisbawahi * menyebarluaskan.. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan, jika ditengah kata terdapat huruf vokal yang beruntun, pemenggalannya

Sufiks atau akhiran adalah morfem terikat yang diletakkan di belakang bentuk dasar dalam membentuk kata. Sufiks asli bahasa Indonesia antara lain – an, -kan, dan –

Bentuk morfem terikat {ma-} dalam bahasa Ternate yang berperan sebagai prefiks dapat dilekatkan dengan bentuk dasar berkategori nomina (kata benda), verba

Konsep Dasar Manajemen Proyek • mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran organsasi yang telah ditentukan • Adapun kata proyek adalah usaha