Manusia, Kebutuhan, dan Etika
Nurasih Shamadiyah, S.Ant., M.Sc.
Ilmu Sosial Budaya Dasar Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh
2015
Kebutuhan Manusia
Menurut Abraham Maslow (teori Maslow), kebutuhan manusia itu merupakan
kebutuhan yang berjenjang dan dapat dirinci sebagai berikut:
Kebutuhan fisik/fisologis
Kebutuhan rasa aman/safety
Kebutuhan hubungan sosial/social affiliation
Kebutuhan pengakuan atau esteem
Kebutuhan pengembangan pengakuan (self-actualization)
Teori Kebutuhan Maslow
Teori Maslow tersebut diperbaiki oleh teori M.
Celland tentang teori motivasi yang pada dasarnya dibagi menjadi tiga yaitu :
kebutuhan untuk berprestasi (needs of achievements),
kebutuhan untuk kekuasaan (needs of power) dan
kebutuhan untuk bergabung (needs for affiliation)
Teori ERG Alderfer
Etika
• Kebiasaan
• Adat
• A body of moral principles or value
• Nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan seseorang dalam kelompok yang
mengatur tingkah lakunya
Terminus technicus (tindakan/perbuatan)
Manner (tata cara)
Custom
(adat istiadat)
Ethics is the systematic study of the nature of value concepts
Good/bad
Right/wrong
Etc.
And of the general principles which justify in
applying them to anything
Etika
Suatu penilaian tentang baik dan buruk, tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)
Kumpulan asas atau nilai yang berkaitan dengan akhlak
Nilai mengenai benar atau salah yang dianut suatu golongan masyarakat
Etika (Moral)
Etika (Moral)
Etiket (Sopan Santun)
Etiket
(Sopan
Santun)
Klasifikasi Etika 1
• Berdasarkan suatu fakta
• Contoh: adat istiadat, kebiasaan, tingkah laku yang dilarang/diperbolehkan, dll.
• Berdasarkan suatu fakta
• Contoh: adat istiadat, kebiasaan, tingkah laku yang dilarang/diperbolehkan, dll.
Etika Deskriptif
Etika Deskriptif
• Merujuk pada norma-norma dalam bertindak, bersifat perspektif (memerintah)
• Contoh: Minum minuman keras, prostitusi
• Merujuk pada norma-norma dalam bertindak, bersifat perspektif (memerintah)
• Contoh: Minum minuman keras, prostitusi
Etika Normatif
Etika Normatif
• Meta (melebihi), suatu jalan menuju konsepsi atas benar atau tidaknya suatu tindakan
• Contoh: Kebudayaan berburu paus di Flores
• Meta (melebihi), suatu jalan menuju konsepsi atas benar atau tidaknya suatu tindakan
• Contoh: Kebudayaan berburu paus di Flores
Meta-Etika
Meta-Etika
Klasifikasi Etika 2
Etika
Khusus
Individual Sosial Umum
Deskriptif
Etika Berbudaya
Etika memberi manusia orientasi dalam menjalani kehidupannya melalui tindakan sehari-hari
Etika memberi manusia orientasi dalam menjalani kehidupannya melalui tindakan sehari-hari
Etika memberikan batasan maupun standar yang mengatur pergaulan manusia di dalam kelompoknya
Etika memberikan batasan maupun standar yang mengatur pergaulan manusia di dalam kelompoknya
Etika sebagai self control Etika sebagai self control
Estetika Berbudaya
Sesuatu yang dapat diserap atau dipersepsikan oleh pancaindera Sesuatu yang dapat diserap atau dipersepsikan oleh pancaindera
Berhubungan dengan selera atau perasaan
Berhubungan dengan selera atau perasaan
Keindahan: baik dan buruk, indah dan jelek
Keindahan: baik dan buruk, indah dan
jelek
Komponen Estetika
Kerumitan (Complexity) Kesungguhan
(Intensity) Kesatuan
(Unity)
Nilai Estetika-1
Objektif Objektif
Subjektif
Subjektif
Nilai Estetika-2
Esensi
Esensi Relasi Relasi Sebab-Akibat
Sebab-Akibat Efek Efek
Estetika
Estetika Pada Manusia
Sikap Sikap Perilaku Perilaku Tutur Kata Tutur Kata
Cara Berpakaian
Cara Berpakaian
Contoh Kebutuhan Manusia yang
Berkaitan dengan Etika
Social Capital (Modal Sosial)
Social capital mencakup institutions,
relationships, attitudes dan values yang mengarahkan dan menggerakan interaksi- interaksi antar orang dan memberikan
kontribusi terhadap pembangunan sosial dan ekonomi
Social capital meliputi shared values dan rules bagi perilaku sosial yang terekspresikan dalam hubungan-hubungan antar personal, trust dan common sense tentang tanggung jawab
terhadap masyarakat, semua hal tersebut menjadikan masyarakat lebih dari sekedar kumpulan individu-individu.
Simpulan sederhana dan umum yang dapat diajukan tentang elemen utama social
capital mencakup norms, reciprocity, trust, dan network. Contoh bentuk yang ada di Indonesia :
¤ Tradisi gotong royong memiliki aturan main yang disepakati bersama (norm)
¤ menghargai prinsip timbal-balik dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dan dalam waktu tertentu akan menerima kompensasi/reward sebagai suatu bentuk dari sistim
resiprositas (reciprocity)
¤ ada saling kepercayaan antar pelaku bahwa masing-masing akan mematuhi semua bentuk aturan main yang telah disepakati (trust)
¤ serta kegiatan kerjasama tersebut diikat kuat oleh hubungan-hubungan spesifik antara lain mencakup kekerabatan--
kinship, pertetanggan-- neighborship dan pertemanan--friendship sehingga semakin menguatkan jaringan antar pelaku (network).
Tradisi gotong royong secara nyata telah melembaga dan mengakar kuat, ini
diwujudkan dalam berbagai aktivitas keseharian masyarakat Indonesia
Secara umum aktivitas gotong royong
memiliki tema sentral sebagai mutual help antar anggota masyarakat yang mana
masing-masing pihak terlibat saling memberikan kontribusi dan sebagai
reward-nya mereka mendapatkan gain dari aktivitas yang dikerjasamakan
Semangat timbal balik-- reciprocity
melekat kuat sebagai penunjuk bahwa
proses kerjasama berlangsung dengan fair
Aktivitas gotong royong dalam berbagai dimensinya memberikan implikasi
semangat dan value untuk saling
memberikan jaminan/self-guarantying atas hak dan kelangsungan hidup antar sesama warga masyarakat yang masih melekat
cukup kuat di pedesaan
Subejo dan Iwamoto (2003) memberikan terminologi pada praktek gotong royong yang dilembagakan sebagai tradisi oleh warga pedesaan sebagai “institutionalized stabilizers”
karena aktivitas tersebut memungkinkan proses keberlanjutan (sustainability) dan menjamin stabilitas secara ekonomi dan sosial pada kehidupan rumah tangga di pedesaan.