• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KRIMINALITAS DI JAWA TIMUR TAHUN 2010-2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KRIMINALITAS DI JAWA TIMUR TAHUN 2010-2016. "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEBIJAKAN BELANJA DAERAH,

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KRIMINALITAS DI JAWA TIMUR TAHUN 2010-2016.

(Studi Kasus 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Dwi Susanto 145020101111006

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2014

(2)

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL

Artikel Jurnal dengan judul :

ANALISIS KEBIJAKAN BELANJA DAERAH, PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KRIMINALITAS DI JAWA TIMUR TAHUN 2010-2016.

(Studi Kasus 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur)

Yang disusun oleh :

Nama : Dwi Susanto

NIM : 145020101111006

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi

Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 11 Mei 2018.

Malang, 11 Mei 2018 Dosen Pembimbing,

Dr.rer.pol. Wildan Syafitri, SE., ME.

NIP. 196912101997031003

(3)

ANALISIS KEBIJAKAN BELANJA DAERAH, PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KRIMINALITAS DI JAWA TIMUR TAHUN 2010-2016.

(Studi Kasus 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur) , , Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh belanja daerah bidang pendidikan dan kesehatan, indeks pembangunan manusia, serta pendapatan perkapita dan tingkat pengangguran terbuka terhadap kriminalitas di jawa timur pada tahun 2010-2016. Analisis data yang digunakan adalah regresi data panel dengan menghasilkan model terbaik yaitu Fixed Effect Model (FEM). Hasil penelitian menunjukkan belanja daerah bidang pendidikan dan indeks pembangunan manusia berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kriminalitas. Sedangkan pendapatan perkapita berpengaruh signifikan dan positif terhadap kriminalitas.

Variabel belanja daerah bidang kesehatan dan tingkat pengangguran terbuka memiliki hasil yang sama yakni tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kriminalitas di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur.

Kata kunci: Belanja Daerah, Pertumbuhan Ekonomi, Kriminalitas.

A. PENDAHULUAN

Pembangunan merupakan sebuah proses peningkatan kualitas kehidupan dan kemampuan manusia dengan cara menaikkan standar kehidupan, harga diri, dan kebebasan individu. Kebutuhan dasar yang dibutuhkan individu atau masyarakat harus terpenuhi karena jika kebutuhan dasar tersebut tidak terpenuhi atau tidak tersedia maka akan berdampak pada suatu kondisi yang disebut dengan kondisi keterbelakangan absolut. Peran dari kegiatan ekonomi adalah menyediakan sarana kebutuhan dasar untuk masyarakat guna mengatasi keterbelakangan dan kesenjangan dalam kebutuhan dasar. Sehingga perlu diperhatikan pembangunan ekonomi yang memiliki peran dalam meningkatkan kualitas kehidupan.

Kegagalan suatu negara dalam mencapai tujuan pembangunan akan berdampan pada kondisi ekonomi, sosial dan keamanan bagi warga masyarakatnya. Keterbelakangan akibat kemunduran ekonomi akan berdampak pada munculnya penyakit dalam masyarakat yaitu tindak kejahatan. Noach (1984) menjelaskan pengaruh antara perekonomian dengan tindak kejahatan telah diteliti oleh beberapa ahli begitu juga dengan pendapat para filsuf Yunani Kuno seperti Plato yang menjelaskan bahwa kekayaan dan kemiskinan menjadi bahaya yang besar bagi jiwa seseorang. Seseorang yang terjebak dalam kemiskinan akan sukar memenuhi kebutuhan hidupnya dan merasa rendah diri.

Gambar 1: Tingkat Kriminalitas Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2010-2016.

Sumber: Badan Pusat Statistik Jawa Timur, 2017,diolah

Data pada gambar 1 menjelaskan bahwa dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2016, rasio tingkat kriminalitas kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur secara rata-rata Kota Malang menjadi daerah dengan tingkat

0 0.002 0.004 0.006

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata

RASIO TINGKAT KRIMINALITAS

Kota Malang Kota Mojokerto Kota Blitar Kab. Sampang Kab. Pacitan

(4)

rata-rata tingkat kriminalitas terendah dari kabupaten/kota yang ada di Jawa Timur selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2016. Rata-rata tingkat kriminalitas di Kabupaten Pacitan setiap tahunnya mencapai angka 0,0002 per tahun.

Tindak pidana kriminal dapat dicegah atau dikurangi dengan berbagai cara. Selain dengan memperhatikan pembangunan perekonomian, perhatian terhadap pembangunan manusia juga dapat menjadi penentu dalam mengurangi tindak pidana kriminal. Salah satu tujuan pembangunan yaitu peningkatan standar hidup berupa peningkatan kualitas modal manusia yang secara keseluruhan dapat meningkatkan kesejahteraan dan menumbuhkan harga diri individu dan bangsa, modal manusia merupakan faktor penting dalam mempengaruhi kemajuan perekonomian.

Tingkat kriminalitas yang dilakukan oleh masyarakat seperti pencurian, penipuan, narkotika dan psikotropika serta tindak kriminalitas lain dapat mempengaruhi kualitas dari sumberdaya manusia tersebut.

Menurut Kartono (2015) menjelaskan adanya kejahatan/kriminalitas dapat menyebabkan rasa tidak aman, kecemasan, ketakutan, dan kepanikan serta menambah beban ekonomis yang semakin besar bagi sebagian warga masyarakatnya. Banyak warga masyarakat yang dirugikan dengan adanya kriminalitas tersebut. Selain itu, tindak kriminalitas seperti penyalahgunaan obat-obatan terlarang seperti narkotika dan psikotropika dapat berdampak negatif terhadap proses pembangunan manusia.

Abdulsyani (1987) menjelaskan faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri individu memiliki hubungan dalam timbulnya tindak kejahatan yang menjadi respon akibat kondisi lingkungan. Faktor dari dalam diri seperti daya emosional, rendahnya mental, dan anomi atau kebingungan menjadi faktor munculnya kejahatan jika tidak disertai dengan kualitas individu masing-masing.

Peneilitian ini penting untuk dilakukan karena dalam pembangunan manusia, proses pendidikan yang berkesinambungan, adanya peningkatan pelayanan terhadap sektor kesehatan bagi masyarakat dengan tindakan pemerintah dalam belanja pengeluaran pemerintah untuk pendidikan dan kesehatan, peningkatan produktivitas masyarakat ditandai dengan peningkatan dan pemerataan PDRB Perkapita serta penurunan tingkat pengangguran terbuka merupakan beberapa cara efektif untuk mencegah adanya tindak kriminalitas yang berdampak pada rasa aman yang dirasakan masyarakat. Sehingga peran pemerintah daerah serta kesadaran masyarakat menjadi hal penting dalam upaya meningkatkan pembangunan manusia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan pertumbuhan ekonomi bagi kesejahteraan warga masyarakat serta penurunan kriminalitas.

Secara umum terdapat dua tujuan dalam penelitian ini yaitu menjelaskan gambaran umum kriminalitas di Jawa Timur dan faktor-faktor yang diduga berpengaruh, serta menentukan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap tindak kriminalitas di Jawa Timur dengan pendekatan regresi data panel.

B. TINJAUAN PUSTAKA Teori kriminalitas

Crime atau kejahatan adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya. secara sosiologis, kejahatan adalah semua bentuk ucapan, perbuatan, dan tingkah laku yang secara ekonomis, politis, dan sosial-psikologis sangat merugikan masyarakat, melanggar norma-norma susila, dan menyerang keselamatan warga masyarakat (Kartono, 1981). Kriminologi dari segi etimologis berasal dari kata Crime yang memiliki arti kejahatan dan Logos yang berarti ilmu pengetahuan.

Sehingga kriminologi secara singkat dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kejahatan. Dalam kriminologi terdapat beberapa mazhab/ aliran diantaranya Mazhab Antropologi, Mazhab Lingkungan, Mazhab Bio-Sosialis, dan Mazhab Spiritualis. Sedangkan dalam kriminologi terdapat teori yang menjelaskan mengenai kejahatan dan kondisi ekonomi diantaranya adalah teori differential opportunity structure, teori krisis ekonomi dan kejahatan, serta teori kriminologi baru atau kriminologi kritis.

Teori Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu ukuran kuantitatif yang menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Sukirno, 2006). Sedangkan menurut Kuznets pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. dalam pertumbuhan ekonomi memiliki 3 (tiga) komponen didalamnya antara lain meningkatnya persediaan barang secara terus menerus, teknologi maju, dan penggunaan teknologi disesuaikan dengan kondisi kelembagaan dan ideologis suatu negara.

(5)

Teori Modal Manusia

Modal manusia merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan sikap/motivasi yang dimiliki oleh setiap individu. Modal tersebut diperoleh dari hasil sebuah proses pendidikan, baik dari pendidikan formal maupun pendidikan informal. Kebijakan pembangunan yang berorientasi pada modal manusia menjadi salah satu syarat utama dalam proses pengentasan kemiskinan melalui kelancaran dan keberhasilan dalam kegiatan pembangunan (Ahmadi, 2016). Peningkatan pendidikan yang diperoleh seseorang maka akan berdampak pada kualitas yang dimiliki seseorang tersebut untuk menjadi modal manusia yang unggul.

Belanja Daerah

Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah serta UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, memberikan kewenangan terhadap pemerintah daerah dalam mengatur, mengelola, dan melaksanakan pembangunan daerah berdasarkan potensi yang dimiliki daerahnya. Keterlibatan pemerintah dalam pembangunan di bidang kesehatan dan pendidikan dapat dilihat dari investasi pemerintah melalui pengeluaran yang dialokasikan pada bidang kesehatan dan pendidikan.

Pendapatan Perkapita

Pendapatan perkapita merupakan sebuah indikator yang dapat didigunakan sebagai tolak ukur tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk di suatu negara. Arsyad (2010) menjelaskan pendapatan perkapita merupakan indikator atas kinerja perekonomian secara keseluruhan serta indikator moneter dari setiap kegiatan ekonomi penduduk suatu negara. Dalam ekonomi makro pendapatan perkapita selain digunakan sebagai indikator tingkat kemakmuran masyarakat juga digunakan sebagai indikator untuk mengukur kinerja perekonomian suatu negara dari masa ke masa dan sebagai pembanding kinerja perekonomian saru negara dengan negara lain.

Pengangguran

Penganguran adalah suatu kondisi dimana seseorang yang ingin bekerja dan telah berusaha mencari kerja, namun tidak mendapatkan pekerjaan. Dalam ilmu kependudukan (domegrafi), menurut Rahardja (2008) menjelaskan seseorang yang mencari kerja masuk dalam kelompok penduduk yang disebut dengan angkatan kerja. Jenis-jenis pengangguran antara lain adalah pengangguran friksional, pengangguran struktural, pengangguran siklis, dan pengangguran musiman.

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan lokasi penelitian pada 29 Kabupaten dan 9 Kota di Provinsi Jawa Timur tahun 2010-2016. Analisis yang digunakan adalah regresi data panel yang menggunakan alat bantu perangkat lunak statistik yaitu Eviews 9. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas/ independen dan variabel terikat/ dependen. Variabel bebas/ independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Sedangkan variabel terikat/ dependen adalah tipe variabel yang dipengaruhi dan dijelaskan oleh variabel bebas. Variabel terikat/ dependen dalam penelitian ini adalah tingkat kriminalitas. Dan variabel bebas/ independen dalam penelitian ini adalah pengeluaran pemerintah bidang pendidikan, pengeluaran pemerintah bidang kesehatan, PDRB Perkapita, Indeks Pembangunan Manusia, dan tingkat pengangguran. Sumber data dari penelitian ini didapat dari BPS Jawa Timur, dan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK). Berikut adalah model regresi dalam penelitian ini:

Dengan :

= Tingat Kriminalitas Kabupaten/kota ke i tahun ke t

= Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan Kabupaten/kota ke i tahun ke t

= Pengeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan Kabupaten/kota ke i tahun ke t

= PDRB Perkapita Kabupaten/kota ke i tahun ke t

= Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota ke i tahun ke t

= Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota ke i tahun ke t α = Koefisien Intersep

β = Koefisien Slope ε = error

(6)

D.PEMBAHASAN

Pengaruh Belanja Daerah Bidang Pendidikan terhadap Tingkat Kriminalitas

Berdasarkan hasil estimasi regresi, variabel belanja pendidikan memiliki koefisien sebesar 0.101332 dan memiliki hubungan signifikan negatif. Hasil tersebut menjelaskan bahwa belanja pendidikan memiliki dampak terhadap penurunan tingkat kriminalitas yang ada pada Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Pendidikan sebagai salah satu komponen pembentukan karakter seseorang dapat berpengaruh terhadap berkurangnya tingkat kriminalitas yang ada di Jawa Timur. Hal ini dapat terlaksana apabila seorang murid dapat menyerap dan menerapkan nilai-nilai budi pekerti yang didapat dari sekolah untuk diterapkan di lingkungan masyarakat agar dapat bertindak dan bersikap sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.

Pengaruh Belanja Daerah Bidang Kesehatan terhadap Tingkat Kriminalitas

Variabel belanja kesehatan memiliki koefisien sebesar 0.021304 namun tidak memiliki hubungan secara signifikan negatif. Hasil tersebut menjelaskan bahwa belanja kesehatan tidak memiliki dampak terhadap penurunan tingkat kriminalitas yang ada pada Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Tidak signifikan antara belanja kesehatan terhadap tindakan kriminal disebabkan karena Pengalokasian dana kesehatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan baik berupa kemudahan akses kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan, maupun peningkatan kualitas pelayanan lain yang dapat dirasakan oleh masyarakat.

Pengaruh Pendapatan Perkapita terhadap Tingkat Kriminalitas

Variabel PDRB perkapita memiliki koefisien sebesar 0,0000079 dan memiliki hubungan signifikan positif. Hasil tersebut menjelaskan bahwa pendapatan perkapita memiliki dampak terhadap peningkatan tingkat kriminalitas yang ada pada Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Peningkatan standar dan kualitas hidup masyarakat dapat dicapai dengan adanya peningkatan pendapatan yang dapat berpengaruh terhadap aktivitas daya beli masyarakat. Pengeluaran rumah tangga cenderung kepada kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, dan pemenuhan kebutuhan akan pendidikan dan kesehatan. Sehingga dengan peningkatan pendapatan perkapita dapat berpengaruh terhadap alokasi atas aktivitas yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia terhadap Tingkat Kriminalitas

Variabel indeks pembangunan manusia memiliki koefisien sebesar 0.064514 dan memiliki hubungan signifikan negatif. Hasil tersebut menjelaskan bahwa indeks pembangunan manusia memiliki dampak terhadap penurunan tingkat kriminalitas yang ada pada Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Indeks pembangunan Manusia sebagai ukuran dalam keberhasilan suatu daerah dalam pembangunan manusia dapat berpengaruh dalam menurunkan tingkat kriminalitas yang pada akhirnya dapat menghasilkan keamanan dan kesejahteraan antar warga masyarakat serta berdampak pada pertumbuhan perekonomian.

Pengaruh Tingkat Pengangguran terhadap Tingkat Kriminalitas

Variabel pengangguran memiliki koefisien sebesar 0.013683 namun tidak memiliki hubungan signifikan negatif. Hasil tersebut menjelaskan bahwa pengangguran tidak memiliki dampak terhadap penurunan tingkat kriminalitas yang ada pada Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Hendri (2014), dalam penelitiannya menjelaskan bahwa variabel pengangguran tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat kriminalitas.

Hal ini didukung dengan sebuah riset yang menjelaskan bahwa tingkat pengangguran yang lebih tinggi menjadi sinyal terjadinya penurunan ekonomi yang berdampak pada perlambatan proses produksi dan konsumsi baik yang bekerja maupun tidak bekerja. Sehingga dampak dari perlambatan ekonomi tersebut membuat kesempatan yang lebih sedikit terhadap kejahatan properti.

(7)

E.PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil estimasi dapat dijelaskan bahwa variabel belanja pemerintah bidang pendidikan dan indeks pembangunan manusia berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap tingkat kriminalitas.

Sedangkan variabel PDRB Perkapita memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kriminalitas. Untuk belanja pemerintah bidang kesehatan dan tingkat pengangguran tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kriminalitas.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka saran yang tepat untuk direkomendasikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah daerah perlu memprioritaskan efisiensi dan efektifitas belanja fungsi pendidikan yang tepat sasaran. Hal ini disebabkan karena pengaruh yang tinggi dari belanja pendidikan terhadap tingkat kriminalitas sehingga peran pemerintah daerah dalam mengalokasikan anggarannya di bidang pendidikan akan sangat mempengaruhi penurunan tingkat kriminalitas. Efek dari terpenuhinya pelayanan pendidikan di berbagai daerah diharapkan dapat diterapkan di lingkungan masyarakat karena pendidikan sebagai salah satu komponen pembentukan karakter seseorang untuk bertindak dan bersikap sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.

2. Pemerintah daerah diharapkan dapat lebih memperhatikan distribusi pendapatan yang terjadi di daerah.

Hal tersebut disebabkan karena pendapatan perkapita memiliki dampak terhadap peningkatan kriminalitas yang ada pada kabupaten/kota di Jawa Timur.

3. Pemerintah daerah diharapkan perlu untuk mengkaji adanya perbedaan atau kesenjangan dalam capaian Indeks Pembangunan Manusia di beberapa daerah di Provinsi Jawa timur. Daerah-daerah dengan capaian pembangunan manusia yang masih kurang diharapkan agar lebih mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah, salah satunya dengan memberikan kebijakan ekonomi yang efektif dan efisien serta tepat sasaran yang berdampak pada peningkatan pembangunan manusia yang ada di daerah.

UCAPANTERIMAKASIH

Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT. Serta berbagai pihak yang telah membantu sehingga panduan ini dapat terselesaikan.Ucapan terima kasih khusus kami sampaikan kepada Asosiasi Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya dan Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya yang memungkinkan jurnal ini bisa diterbitkan.

DAFTARPUSTAKA

Abdulsyani. 1987. Sosiologi Kriminalitas. Bandung: Remadja Karya CV.

Ahmadi, Ruslam. 2016. Pengantar Pendidikan: Asas & Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: STIM YKPN.

Hendri, Davy. 2014. Kriminalitas: Sebuah Sisi Gelap Dari Ketimpangan Distribusi Pendapatan. Jurnal Ekonomi Islam 4(2): 1–19.

Kartono, Kartini. 2015. Pathologi Sosial 1. Jakarta: Rajawali.

Noach., Simandjuntak. B., dan Pasaribu. I. L. 1984. Kriminologi. Bandung: Tarsito.

Rahardja, Prathama. 2008. Teori Ekonomi Makro; Suatu Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar kebijakan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Variabel-Variabel Pengaruh Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Olahan Apel Kota Batu Angger Satriya W Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Email:

Agung Krisna Aditya Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Udayana Email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mencari