P etunjuk P raktik K imia U mum dan L ingkungan
Ilma Fadlilah, S.Si., M.Eng.
POLITEKNIK NEGERI CILACAP
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN (D-IV)
TEKNOLOGI PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
2020-2021
2
T ATA T ERTIB P RAKTIK
Adapun tata tertib dalam mengikuti Mata Kuliah Praktik Kimia Umum dan Lingkungan adalah sebagai berikut :
a) Bagi praktikan diwajibkan berpakaian rapi dan sopan, tidak diperkenankan menggunakan pakaian kaos,
b) Bagi praktikan diwajibkan menggunakan jas laboratorium, sepatu tertutup, masker dan sarung tangan
c) Praktikan diwajibkan hadir sebelum praktikum dimulai kurang lebih 5 menit sebelum waktu yang ditentukan oleh dosen pengampuh,
d) Praktikan wajib membaca buku penuntuk praktik dan penunjang praktik sebelum praktik dilaksanakan,
e) Praktikan wajib mematuhi segala arahan dan petunjuk praktik dari dosen pengampuh,
f) Bagi praktikan diwajibkan menggunakan perlengkapan safety selama melakukan praktik (seperti gloves, masker),
g) Bagi praktikan wajib menjaga kebersihan dan kenyamanan selama melakukan praktik,
h) Selama praktik praktikan wajib mengikuti praktik dengan tenang, fokus, berlaku sopan, tidak bercanda, tidak bersendau gurau dan sejenisnya,
i) Praktikan dilarang keras menggunakan hp selama praktik kecuali dengan seizin dosen pengampuh,
j) Praktikan dilarang keras untuk menghidupkan musik selama praktik berlangsung, k) Praktikan dilarang makan dan/atau minum selama praktik kecuali dengan seizin
dosen pengampuh,
l) Praktikan wajib mencatat setiap alat praktik yang akan dipinjam,
m) Bagi praktikan wajib menjaga dan mengganti kerusakan alat dan kelengkapan yang digunakan selama praktik. Praktikan harus berhati-hati dalam menggunakan alat dan tetap menjaga alat yang digunakan, serta mengembalikan alat pada tempatnya setelah alat benar-benar bersih,
n) Bagi praktikan wajib menanyakan langsung ke dosen pengampu praktik apabila tidak dapat mengoperasikan alat dan kelengkapan praktik,
o) Penggunaan atau pemakaian alat dan kelengkapan praktik di luar waktu kegiatan praktik wajib seijin dosen pengampuh,
p) Hal-hal yang belum ditentukan dalam tata tertib ini akan diputuskan kemudian.
3
F ORMAT L APORAN P RAKTIK
FORMAT LAPORAN SEMENTARA
 Kelompok, Nama Anggota (kanan atas)
 Tanggal (kiri atas)
 Judul (tengah) I. TUJUAN PERCOBAAN II. METODE PERCOBAAN
A. ALAT DAN BAHAN (tulis yang lengkap, beserta jumlahnya) B. PROSEDUR PERCOBAAN (dibuat diagram blok)
III. DATA PERCOBAAN
A. Data (tampilkan dalam bentuk tabel) B. Perhitungan
C. Reaksi D. Grafik
Cilacap, tanggal bulan tahun disusun Ketua/anggota kelompok,
ttd
(Nama Terang) Mengetahui,
Dosen Pengampuh
(Ilma Fadlilah, S.Si., M.Eng.)
4 FORMAT LAPORAN TETAP
COVER
I. PENDAHULUAN I. Latar Belakang II. Tujuan Percobaan
II. DASAR TEORI (Minimal dari 3 sumber pustaka yang berbeda) III. METODE PERCOBAAN
A. ALAT DAN BAHAN (Lengkapi dengan berapa jumlah dan banyaknya)
C. PROSEDUR PERCOBAAN (dibuat diagram blok) IV. DATA PERCOBAAN
A. Data (tampilkan dalam bentuk tabel) B. Perhitungan, Reaksi
C. Grafik V. PEMBAHASAN
membahas data percobaan, membahas reaksi, membahas grafik, fenomena-fenomena yang terjadi, mengapa hal tersebut bisa terjadi (cari referensi untuk memperkuat penjelasan).
VI. KESIMPULAN (menjawab dari tujuan percobaan)
VI. DAFTAR PUSTAKA (sesuaikan format penulisan daftar pustaka) VII. LEMBAR PENGESAHAN
Laporan dengan judul : Disusun oleh :
NPM :
Kelompok :
Prodi :
Cilacap, tanggal bulan tahun disusun Mahasiswa,
ttd
(Nama Terang)
VIII. LAMPIRAN (laporan sementara) Mengetahui,
Dosen Pengampuh
(Ilma Fadlilah, S.Si., M.Eng.)
5
P ERCOBAAN I K eselamatan K erja, B ahan K imia & S imbolnya
I. Kompetensi Dasar
a. Mahasiswa dapat mengenal jenis bahan , sifat bahan dan simbol - simbol bahan kimia yang akan digunakan dalam praktik di laboratorium.
b. Mahasiswa dapat mengetahui pentingnya MSDS dan dapat menganalisa suatu karakteristik dan sifat bahan kimia berdasarkan MSDS.
II. Indikator Capaian
a. Mahasiswa dapat melakukan pengenalan bahan kimia baik jenis dan sifatnya.
b. Mahasiswa dapat membangun budaya keselamatan dan kesehatan kerja kimia dengan benar.
III. Tujuan Praktikum
a. Mengenal sifat bahan-bahan kimia yang akan digunakan dalam praktik di laboratorium berdasarkan simbol yang tertera
b. Menganalisa suatu bahan kimia dengan membaca dokumen MSDS
IV. Dasar Teori
A. Pengenalan Bahan Kimia
 Jenis-jenis Bahan Kimia
Bahan Kimia di laboratorium di bagi menjadi 3 jenis
1. Bahan Kimia Pro Analyse (PA)/ Extra Pure/ Garanted Reagen, GR/
Analar, AR)
6 Zat kimia ini memiliki kemurnian yang tinggi (99%). Label pada wadah mencantumkan kadar kemurnian zat dan kotoran yang terkandung didalamnya. Biasanya digunakan untuk penelitian yang memerlukan ketelitian tinggi terutama dalam laboratorium analitik dan harganya sangat mahal.
2. Bahan Kimia Murni/Purified (Chemically Pure, CP/ General Purpose Reagen, GPR)
Bahan Kimia Murni/Purified adalah bahan kimia yang kemurniannya lebih rendah dibandingkan dengan bahan kimia pro analysis (90-95%).
Standar kemurnian zat ini tidakk cukup murni, dan dapat digunakan untuk beberapa jenis percobaan dan analisis.
3. Bahan Kimia Teknis ( Technical Grade, TG)/ Comersial Grade, CG) Bahan Kimia Teknis adalah bahan kimia yang memiliki kemurnian paling rendah. Bahan teknis bentuknya kasar, masih mengandung sedikit zat-zat kimia lain yang dianggap mencemari zat asli (bahan baku) dan digunakan untuk percobaan yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi. Bahan kimia pro analis dan biasa dipergunakan dalam proses produksi karena harga bahan kimia teknis lebih murah dari bahan kimia pro analis. Biasanya digunaakan dalam kebutuhan industri dan jarang digunakan dalam laboratorium analitis, kecuali untuk membuat larutan pembersih/pencuci dan untuk larutan pereaksi kualitatif atau demonnstratif.
 Sifat – Sifat Bahan Kimia dan Simbolnya.
Sifat bahan-bahan kimia berbahaya dapat dikelompokkan sebagai berikut (Imam Khasani,1983) N
o
Sifat Bahan Kimia
Simbol
Bahan Kimia Ket Contoh
bahan kimia Penanganan Bahan Kimia 1 Explosif
(Mudah meledak)
Kode : (E)
Bahan-bahan yang mudah meledak apabila terkena gesekan, benturan, panas atau kontak dengan api dan
Kalium Klorat,
Trinitrotoluen (TNT), Natrium Nitrat, gas bertekanan tinggi, campuran belerang, &
kalium klorat
Bahan disimpan di tempat yang terisolir dari bangunan lainnya dan dilengkapi pintu tahan api.
2. Flammable (Mudah terbakar)
Kode : (F)
 Extremely flammable:
merupakan liquid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0˚C) dan titik didih kurang atau sama dengan 35˚C).
 Highly flammable: liquid yang mudah terbakar pada penyalaan di bawah kondisi
Metanol, eter, aseton, heksana, benzene.
Bahan disimpan di tempat yang jauh dari sumber api
8 atmosferik biasa, atau liquid
yang mempunyai titik nyala rendah (di bawah 21 ˚C).
3. Oxidazing Agent (Agen Pengoksidasi)
Kode : (O)
Bahan dapat menyebabkan kebakkaran dengan
menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik, zat pereduksi dll
natrium nitrit/nitrat, kalium klorat, kaporit, alkena, alkil benzene, dsb
Bahan jangan ditempatkan bersama dengan bahan yang mudah terbakar. Ventilasi udara dalam ruangan harus baik.
4. Irritant
Kode : (Xi)
Bahan kimia yang dapat
menyebabkan ketidaknyamanan pada kulit atau bagian tubuh lainnya jika bersentuhan (mengiritasi)
NaOH, Ammonia, benzyl chlorida
hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata.
9 5 Harmful
Kode : (Xn)
Bahan yang menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh
Piridin, Diklorometan Hindari kontak langsung dengan tubuh dan hindari menghirup langsung
6 Toxic (Beracun)
Kode : (T)
Bahan dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion), atau kontak dengan kulit.
Kategori toxic :
 Toxic (T)
 Very Toxic (T+)
CO, benzene, kloroform, sianida dsb
Bahan dijauhkan dari dari bahan-bahan kimia yang mudah menyala/menguap dan suhu ruangan harus rendah dan kering
10 7 Corrosive
(Korosif)
Kode : (C)
Bahan kimia yang dapat merusak jaringan hidup jika bersentuhan
Klor, Anhidrida asam, alkali, asam sulfat, fenol, dsb
Disimpan di tempat yang kering, suhunya rendah namun tidak di bawah titik bekunya.
8 Dangerous for The Environment (Bahan Kimia
yang berbahaya
untuk lingkungan)
(N)
Bahan kimia yang dapat merusak satu atau beberapa komponen lingkungan; dapat menyebaban gangguan ekologi.
Tetraklorometan, tributil timah klorida, petroleum hidrokarbon (pentane dan petroleum bensin)
Tidak membuang langsung sisa bahan kimia ke
lingkungan.
9 Radioactive Bahan yang mengandung
material atau kombinasi dari material lain yang dapat memancarkan radiasi secara spontan.
Uranium, Plutonium Penyimpanannya harus di tempat yang memiiki peralata yang cukup untuk memproteksi radiasi, tidak dicampur dengan bahan lain yang dapat membahayakan.
 MSDS (Material Safety Data Sheet)
Material Safety Data Sheet (MSDS) atau atau dalam SK Menteri Perindustrian No 87/M-IND/PER/9/2009 dinamakan Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) merupakan lembar petunjuk yang berisi informasi bahan kimia meliputi sifat fisika, kimia, jenis bahaya yang ditimbulkan, cara penanganan, tindakan khusus dalam keadaan darurat dan informasi lain yang diperlukan. Di Amerika Serikat, melalui OSHA, mewajibkan setiap produsen untuk menyiapkan MSDS ini bagi setiap produknya. MSDS ini harus disertakan pada setiap sampel atau pengiriman ke sebuah tujuan untuk pertama kalinya. Informasi yang tercantum dalam MSDS berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 187 Tahun 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia di Tempat Kerjaadalah:
1. Identitas bahan dan perusahaan 2. Komposisi bahan
3. Identifikasi bahaya
4. Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) 5. Tindakan penanggulangan kebakaran
6. Tindakan thd tumpahan dan kebocoran 7. Penyimpanan dan penanganan bahan 8. Pengendalian pemajanan dan apd 9. Sifat-sifat fisika dan kimia
10. Reaktifitas dan stabilitas 11. Informasi toksikologi 12. Informasi ekologi 13. Pembuangan limbah 14. Pengangkutan
15. Peraturan perundang-undangan 16. Informasi lain yang diperlukan
12 Contoh Dokumen MSDS & Label NFPA
13 V. LEMBAR KERJA
NO Bahan Kimia Simbol & Ket Label NFPA Keterangan
1 H2SO4  Fire Hazard :
 Health Hazard:
 Instability Hazard:
 Specific Hazard:
2 HCl 3 NaOH 4 AgNO3 5 K2CrO4
14
P ERCOBAAN II P engenalan A lat L aboratorium
I. Kompetensi Dasar
a. Mahasiswa dapat mengenal alat-alat di laboratorium
b. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi alat-alat laboratorium dan mengetahui cara menggunakannya.
II. Indikator Capaian
a. Mahasiswa dapat menyebutkan alat-alat yang digunakan di laboratorium.
b. Mahasiswa dapat menggunakan alat-alat yang terdapat di laboratorium dengan benar.
III. Tujuan Praktikum
a. Mahasiswa mampu mengenal alat laboratorium dan mampu mengguanakan alat dengan benar.
b. Mahasiswa mengetahui fungsi alat-alat di laboratorium
IV. Dasar Teori
B. Peralatan Dasar Laboratorium Kimia
Peralatan laboratorium sederhana yang biasa digunakan di Laboratorium Kimia Dasar, umumnya terdiri dari peralatan gelas yang sering digunakan dan sangat diperlukan sebagai sarana dan alat bantu untuk melakukan percobaan (sederhana). Beberapa peralatan yang umum dipakai di laboratorium adalah:
1. Gelas kimia (beaker glass), berbagai ukuran yang ditulis di bagian luar, ukuran ini sesuai dengan kapasitas penampungannya.
Digunakan untuk menampung cairan atau larutan, juga memanaskan nya, terbuat dari gelas bahan kuat pemanasan misalnya Pyrex.
15 2. Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask), atau sering disebut erlenmeyer
saja, seperti halnya gelas kimia, karena berbentuk labu erlenmeyer ini bisa digunakan untuk mengaduk cairan melalui pengocokan, juga bisa untuk melakukan titrasi. Untuk titrasi ini ada labu yang disebut labu titrasi, yang bentuknya mirip erlenmeyer hanya lehernya lebih lebar.
3. Gelas ukur (graduated cylinder), untuk mengukur volume cairan yang terdapat di dalamnya (berukuran), juga terdiri dari berbagai macam ukuran/kapasitas.
4. Pipet (pipette), untuk mengukur volume cairan yang kita ambil atau perlukan. Ada beberapa macam, pertama pipet volume (volumetric pipette) yang hanya bisa mengambil sejumlah volume (dengan tepat) cairan, kedua pipet ukur (graduated measuring) yang bisa mengatur jumlah volume cairan yang kita ambil dengan teliti, ketiga pipet tetes (medicine dropper/Pasteur pipette) yang digunakan untuk mengambil sejumlah kecil cairan.
5. Buret, sama seperti pipet ukur, hanya karena buret mempunyai kran untuk mengatur keluarnya cairan, kita tidak perlu membaca setiap waktu ukuran nya. Alat ini digunakan untuk melakukan titrasi.
6. Tabung reaksi (Test Tube), terbuat dari gelas, berbagai macam ukuran yang menunjukkan kapasitasnya, digunakan untuk melakukan reaksi kimia dalam jumlah sedikit.
7. Kaca arloji (watch glass), terbuat dari gelas bening, berbagai ukuran diameternya, digunakan untuk reaksi atau penguapan sederhana 8. Corong (funnel), terbuat dari gelas atau porselen, digunakan untuk
menyaring secara gravitasi, ada corong tangkai panjang dan pendek.
9. Corong buchner, jenis corong juga yang terbuat dari porselen, bedanya corong ini digunakan untuk penyaringan cepat dengan cara penyedotan (suction) melalui pengisap/vakum, juga dilengkapi dengan labu isapnya. Banyak digunakan di laboratorium kimia organik.
16 10. Corong pisah (separating funnel), terbuat dari gelas, digunakan untuk memisahkan dua lapisan cairan atau lebih, dalam cara pemisahan ekstraksi.
11. Cawan penguapan (evaporating Dish), terbuat dari porselen, berbagai ukuran kapasitas, digunakan untuk menguapkan larutan.
12. Cawan krus (crucible), seperti cawan poreselen, hanya ukurannya lebih tinggi, digunakan untuk menguapkan dilanjutkan dengan pemijaran zat padatnya.
13. Spatula, dengan berbagai ukuran, terbuat dari besi dan gelas, gunanya untuk mengambil zat padat.
14. Batang pengaduk, terbuat dari gelas atau stainless steel, digunakan untuk mengaduk larutan dalam labu.
15. Kasa asbes (wire gauze/screen with asbestos center), kawat yang dilapisi asbes, gunanya untuk menahan dan menyebarkan panas yang berasal dari api bunsen.
16. Kaki tiga (tripod stand), terbuat dari besi yang menyangga ring, digunakan untuk memanaskan.
17. Neraca Massa Digital merupakan alat yang sering ada dalam laboratorium yang digunakan untuk menimbang bahan yang akan digunakan. Neraca digital berfungsi untuk membantu mengukur berat serta cara kalkulasi fecare otomatis.
18. Piknometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis atau densitas dari fluida. Piknometer terdiri dari 3 bagian yaitu tutup pikno, lubang dan gelas/tabung ukur.
19. Labu ukur (Volumetric Flask) adalah alat yang berfungsi untuk keperluan pengenceran larutan sampai dengan volume tertentu sebagaimana tertera dalam badan labu takar dan bisa digunakan juga untuk menyiapkan larutan dalam kimia analitik yang konsentrasi dan jumlahnya diketahui dengan pasti dengan keakuratan yang sangat tinggi
20. pH meter sebuah alat elektronik yang berfungsi untuk mengukur pH (derajat keasamanatau kebasaan) suatu cairan
17 (ada elektroda khusus yang berfungsi untuk mengukur pH bahan- bahan semi-padat). Sebuah pH meter terdiri dari sebuah elektroda (probe pengukur) yang terhubung ke sebuah alat elektronik yang mengukur dan menampilkan nilai pH.
Cara Membaca Volume Larutan
Gambar 2.1 Pembacaan skala pada gelas ukur
Ketika anda mengukur sejumlah larutan dengan gelas ukur, masukkan zat cair yang akan diukur volumenya kemudian tepatkan dengan menggunakan pipet tetes sampai skala yang diinginkan. Skala 0 (dalam mL) terletak di bagian bawah dan pembacaan harus tepat pada garis singgung dengan bagian bawah miniskus cairan. Miniskus merupakan garis lengkung pada permukaan cairan karena adanya gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas. Pembacaan skala harus sejajar dengan posisi mata kita seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1. Skala yang tertera pada gambar Gambar 2.1 adalah 30 mL.
Cara Memanaskan Cairan dalam Tabung Reaksi
 Jepitlah tabung di dekat mulut tabung reaksi
 Miringkan ke arah yang aman, kemudian panaskan sambil sebentar- sebentar dikocok.
 Lakukan pengocokkan terus beberapa saat setelah api dijauhkan/tidak dipanaskan lagi (silakan lihat pada Gambar 2.2)
18
 Jangan mengarahkan mulut tabung reaksi kepada diri sendiri ataupun orang lain di dekat anda
Gambar 2.2. Pemanasan cairan dalam tabung reaksi dengan bunsen
19 V. LEMBAR KERJA
NO Peralatan
Dasar Gambar Fungsi
1 2 3 4 5 dst