Menetapkan : Keputusan Kepala Badan Pembinaan Bahasa dan Pengembangan Bahasa tentang Petunjuk Teknis Pengembangan Lembaga Bahasa Negara Prioritas. PERTAMA: Petunjuk teknis pengembangan kelembagaan dalam pengutamaan bahasa nasional Tahun ini menjadi tolak ukur bagi seluruh organisasi di lingkungan Badan Pembinaan dan Pembinaan Bahasa; KEDUA: Pusat dan kantor bahasa di lingkungan Badan Pembinaan dan Pembinaan Bahasa wajib menerapkan pedoman tersebut dalam melaksanakan kegiatan pengembangan kelembagaan dalam pengutamaan bahasa nasional tahun 2022-2024.
Dengan kata lain, sasaran yang tepat untuk mendorong penggunaan bahasa negara di ruang publik dan dokumen institusi adalah institusi. Dalam kaitan ini, lembaga sasaran pemajuan penggunaan bahasa negara di ruang publik difokuskan pada tiga kategori, yaitu (1) lembaga pendidikan, (2) lembaga publik, dan (3) lembaga swasta yang berbadan hukum. Selain menjadi penggerak program, pemerintah daerah melalui sekretariat daerah juga diharapkan membuat peraturan atau regulasi yang mendukung program tersebut dengan mengedepankan bahasa negara di ruang publik di daerah.
Indikator Keberhasilan
Lembaga atau perkumpulan negara yang dipilih sebagai sasaran pembinaan diharapkan dapat membantu menyebarkan atau bahkan membuat program prioritas bahasa negara di wilayah kerjanya. Keberhasilan program pembinaan diukur dari persentase peningkatan kualitas penggunaan bahasa Indonesia pada institusi tersebut. Dalam Rencana Strategis Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, IKP, persentase lembaga promosi yang meningkatkan kualitas penggunaan bahasanya mempunyai definisi operasional, yaitu persentase penggunaan bahasa di ruang publik dan dokumen korespondensi lembaga yang meningkatkan kualitas. bahasa mereka setelah kegiatan bantuan bahasa dipromosikan.
Berikut ini adalah kondisi terkait pengembangan kelembagaan untuk mencapai tujuan peningkatan kualitas penggunaan bahasa Indonesia di lembaga.
Penghitungan Keberhasilan Pembinaan
Peningkatan kualitas penggunaan bahasa di lembaga terlihat dari penggunaan bahasa di ruang publik dan dokumen yang dihasilkan lembaga tersebut. Keberhasilan pengembangan kelembagaan menggambarkan sejauh mana perubahan peningkatan kualitas penggunaan bahasa di ruang publik lembaga. Dengan total 45 lembaga yang dikembangkan, maka total objek bahasa yang perlu ditingkatkan kualitas penggunaan bahasanya sebanyak 4.500 objek bahasa.
Ketentuan peningkatan kualitas penggunaan bahasa didasarkan pada prinsip pengutamaan bahasa negara di ruang publik dan pedoman penulisan bahasa Indonesia pada dokumen/surat.
Tahapan Pembinaan
- Penentuan Lembaga Sasaran Pembinaan
- Audiensi dengan Pemangku Kepentingan Lembaga
- Sosialisasi Bahan Pengutamaan Bahasa Negara di Ruang Publik dan dalam Dokumen Lembaga
- Fasilitasi/Pendampingan Kebahasaan
- Evaluasi dan Apresiasi Hasil Pembinaan
9 publik dan dalam dokumen kelembagaan ini menjadi fokus Pusat Pengembangan Bahasa dan Sastra serta pusat/kantor bahasa dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan penggunaan bahasa di ruang publik pada tahun 2022-2024. Lembaga-lembaga yang akan menjadi sasaran promosi penggunaan bahasa di ruang publik dan dalam dokumen kelembagaan terbagi dalam tiga kelompok lembaga, yaitu lembaga pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan lembaga swasta. Ketiga kelompok lembaga tersebut dipilih berdasarkan tiga pertimbangan utama, yaitu (1) lembaga yang diusung merupakan lembaga strategis yang mempunyai dampak tinggi dan mampu memberikan efek domino atau keberlanjutan terhadap lembaga lain; (2) lembaga harus berkomitmen untuk melindungi dan mengutamakan bahasa negara; dan (3) lembaga harus memiliki unsur penggunaan bahasa di ruang publik dan dalam dokumen lembaga yang sering diakses oleh masyarakat.
Pada tahap audiensi ini, Badan Bahasa juga harus melakukan inventarisasi penggunaan bahasa di lembaganya, baik penyajian bahasa di ruang publik maupun penggunaan bahasa tersebut dalam dokumen/surat resmi lembaga. Hasil asesmen juga harus diberikan kepada lembaga sebagai landasan bagi lembaga untuk didorong meningkatkan penggunaan bahasa wajah di ruang publik atau dalam dokumen/surat resmi lembaga. Pengguna bahasa di lembaga-lembaga tersebut diharapkan memahami pentingnya mengutamakan bahasa negara di ruang publik dan dokumen lembaga serta dapat mengatur penggunaan bahasa di lembaganya.
Fasilitasi bahasa dilakukan dalam bentuk kegiatan pendampingan kepada lembaga-lembaga pengguna bahasa di ruang publik, dan tindakan lembaga yang mengatur penggunaan bahasa negara. Fasilitasi bahasa ini dilaksanakan untuk mengatur penggunaan bahasa pada mata pelajaran bahasa di ruang publik dan dalam dokumen lembaga. Tingkat percepatan tersebut diharapkan dapat mengubah penggunaan bahasa di ruang publik dan dokumen institusi, sehingga bahasa negara tidak lagi mengutamakan bahasa negara yang sudah diutamakan.
Peningkatan mutu dapat diidentifikasi dengan mengambil sampel beberapa objek penggunaan bahasa (ditempatkan pada 50 objek wajah kebahasaan) pada lembaga (berupa foto tujuh objek penggunaan bahasa di ruang publik: tanda/bangunan, nama jabatan, papan fasilitas umum , papan, informasi dalam rapat tata ruang, informasi produk dan papan/spanduk informatif yang kemudian dievaluasi berdasarkan instrumen evaluasi pengutamaan bahasa negara di ruang publik Wajah bahasa merupakan gambaran sikap positif terhadap penggunaan bahasa Indonesia. sebagai bahasa negara di ruang publik dan dalam dokumen institusi.
Pengutamaan Bahasa Negara pada Wajah Bahasa di Ruang Publik
Bahasa daerah atau bahasa asing tetap boleh digunakan sepanjang mempunyai fungsi mengiringi/mengikuti bahasa negara—bahasa Indonesia. Hanya penempatan bahasa negara atau penempatan bahasa negara di atas bahasa asing dan/atau bahasa tidak resmi (daerah) atau penempatan bahasa negara sebelum bahasa asing dan/atau bahasa tidak resmi (daerah) 20 Menempatkan bahasa negara di bawah bahasa asing dan/atau bahasa tidak resmi (daerah) atau menempatkan bahasa negara di belakang bahasa asing dan/atau bahasa tidak resmi (daerah).
Menggunakan hanya bahasa kebangsaan atau saiz fon bahasa kebangsaan lebih besar daripada bahasa asing dan/atau bahasa bukan rasmi (serantau) 20. Menjadikan saiz fon bahasa kebangsaan lebih kecil daripada bahasa asing dan/atau bukan bahasa rasmi bahasa (regional) atau hanya menggunakan bahasa asing dan/atau bahasa bukan rasmi (regional). Penggunaan hanya bahasa kebangsaan atau warna bahasa kebangsaan adalah lebih kontras daripada bahasa asing dan/atau bahasa bukan rasmi (wilayah) 20.
Terdapat satu atau dua kesalahan dalam pemilihan kata (sesuai, benar dan biasa) untuk bahasa negara. Terdapat tiga atau empat kesalahan pemilihan kata (tepat, benar dan biasa) untuk bahasa negara. Terdapat lebih dari empat kesalahan atau lebih dari 50 persen kesalahan pemilihan kata (tepat, benar, dan umum) untuk bahasa nasional. 10. Gunakan pilihan kata bahasa saja.
Tidak terdapat kesalahan struktural dalam penyusunan frasa/kalimat (termasuk yang hanya menggunakan satu kata) dalam bahasa resmi. Terdapat lebih dari empat kesalahan atau lebih dari 50 persen kesalahan konstruksi frasa/klausa/kalimat dalam penggunaan bahasa resmi.
Penggunaan Bahasa pada Dokumen Resmi Negara Pasal 4 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 Tahun
25 Citra suatu lembaga diwakili oleh bahasa yang digunakan dalam surat resmi yang dikeluarkan lembaga tersebut. Di dalamnya terdapat lima puluh poin penggunaan bahasa yang merupakan poin evaluasi dalam pengembangan penggunaan bahasa. 4 Kop surat : Penggunaan singkatan/akronim 5 Kop surat : Penggunaan angka dan gambar 6 Kop surat : Bila terdapat lebih dari satu huruf.
16 Nomor, lampiran, barang: Tempat dan urutan TND tersebut. 17 Tanggal surat : Tempat penulisan. 33 Isi surat : Kalimat pembentuk kalimat bukan sekedar klausa subordinat 34 Isi surat : Kalau ada rinciannya, kata lolos. 35 Isi surat : Kalau ada rinciannya, jangan diawali dengan huruf kapital 36 Isi surat : Kalau ada rinciannya, ada di sana.
41 Akhir surat : Nama pejabat pengirim surat ditulis dengan huruf kapital di setiap awal nama. 42 Akhir surat : Nama pejabat pengirim surat ditulis tanpa tanda kurung dan tanpa garis bawah. Perkembangan suatu lembaga dikatakan berhasil jika persentase kualitas penggunaan bahasa di lembaga tersebut meningkat sebesar 92 persen pada tahun 2024.
Secara umum penilaian untuk melihat kemajuan keberhasilan pembangunan kelembagaan dilakukan dengan menggunakan rumus: perbandingan antara fasilitas bahasa pada lembaga yang mengalami peningkatan kualitas penggunaan bahasa dengan total fasilitas bahasa. pada institusi yang dijalankan. dikalikan dengan 100%. Evaluasi dilakukan dengan menilai 100 objek penggunaan bahasa yang terdiri dari (a) 50 item penggunaan bahasa di ruang publik dari 7 objek dan (b) 50 item penggunaan bahasa surat keluar.
Penghargaan Wajah Bahasa Lembaga
Penghargaan ini dimaksudkan untuk memberikan penghargaan terhadap ketertiban penggunaan bahasa di institusi dan dengan demikian memberikan penghargaan kepada institusi dengan tampilan bahasa terbaik. Penghargaan ini diharapkan dapat memberikan dorongan penting untuk mendorong keterlibatan multipihak dalam upaya mengedepankan bahasa negara di ruang publik dan dokumen institusi. Penghargaan Wajah Bahasa Institusi juga diberikan untuk mengapresiasi lembaga yang mempunyai sikap positif terhadap Bahasa Indonesia, yang tercermin dari kesediaan untuk mengedepankan bahasa Indonesia di ruang publik dan dokumen lembaga berdasarkan hasil pembinaan yang dilakukan Badan Bahasa. Persatuan. dan Pusat Pengembangan Sastra atau Balai/Kantor Bahasa.
Anugerah Wajah Bahasa Institusi dilakukan secara bertahap mulai dari tingkat provinsi yang dilaksanakan oleh Pusat/Kantor Bahasa dan tingkat nasional yang dilaksanakan oleh Pusat Pengembangan Bahasa dan Sastra. Hadiah yang diberikan dalam kegiatan School Language Face Awards dapat berupa uang pembinaan dan/atau sertifikat hadiah. Uang pembinaan bagi lembaga dapat diberikan sebagai stimulus bagi lembaga untuk berpartisipasi dalam program prioritas bahasa negara di ruang publik.
Pusat dan kantor telah diupayakan untuk menyediakan dana petunjuk anggaran pelaksanaan program Pengutamaan Bahasa Negara di Ruang Publik. Pastikan piagam/sertifikat yang diberikan dapat membanggakan institusi yang menerimanya, misalnya dengan sertifikat. Di tingkat nasional, statuta/sertifikat penghargaan ditandatangani oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi atau menteri yang membawahi lembaga peserta Face Award Institutional Language Award.
Pembentukan Kawasan Praktik Baik Pengutamaan Bahasa Negara di Ruang Publik
34 di antaranya melalui pembentukan daerah-daerah di kabupaten/kota untuk mengutamakan penggunaan bahasa negara di ruang publiknya. Percontohan daerah yang mengedepankan bahasa negara di ruang publik di setiap daerah diharapkan dapat mencerminkan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia. Penciptaan kawasan praktik baik ini merupakan sebuah alternatif dan terobosan kreatif bagi masyarakat dalam upaya penguatan bahasa negara di ruang publik.
Pengondisian ini menjadi alat untuk mendidik institusi, masyarakat, dan komunitas di daerah untuk meningkatkan sikap positifnya terhadap bahasa negara. Penentuan bidang praktik yang baik dalam memprioritaskan bahasa negara di ruang publik harus melibatkan pimpinan Badan Bahasa dan/atau pusat/kantor bahasa. Daerah yang dipilih akan berkomitmen untuk menjaga dan mengutamakan bahasa negara dalam jangka waktu tertentu dan menjadi contoh praktik yang baik dalam pengutamaan bahasa negara bagi pemerintah daerah lain dan masyarakat pada umumnya.
Kriteria penentuan luasnya adalah sebagai berikut. a) Kawasan berada pada kawasan yang dikelola oleh suatu lembaga/lembaga; Petunjuk pelaksanaan pembentukan wadah praktik yang baik untuk pengutamaan bahasa negara di ruang publik terdapat pada lampiran Petunjuk Teknis Pengembangan Bahasa Negara di Ruang Publik pada Lembaga ini. Untuk mengetahui hasil pelaksanaan program pengembangan penggunaan bahasa di ruang publik pada lembaga binaan, maka perlu dilakukan evaluasi dan pelaporan hasil pelatihan.
Selain itu, informasi ini sangat berguna untuk pengambilan keputusan, akuntabilitas, dan peningkatan pemahaman akan pentingnya mengutamakan bahasa negara di ruang publik lembaga. Melalui laporan dari pusat dan kantor bahasa, tim Pusat Pengembangan Bahasa dan Sastra dapat menyusun laporan akhir mengenai kegiatan pengembangan kelembagaan dalam pengutamaan bahasa negara di ruang publik.