• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) DIPADUKAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA

N/A
N/A
ealah

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) DIPADUKAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

Bagaimana aktivitas siswa dalam penerapan model pembelajaran kolaboratif tipe think pair sharing (TPS) dipadukan Make A Match pada materi larutan buffer. Bagaimana kombinasi kemampuan berpikir kritis siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif think-pair sharing (TPS)? Bagaimana reaksi siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-splitting (TPS) yang dipadukan dengan “Make a match” pada materi larutan buffer.

Menjelaskan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) yang dipadukan dengan Make A Match siswa pada materi larutan buffer. Mendeskripsikan aktivitas siswa dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dikombinasikan Make A Match pada materi larutan buffer. Mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dipadukan Make A Match siswa pada materi larutan buffer 4.

PUSTAKA o. Larutan

Perpaduan Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share dan Make A Match Pembelajaran kooperatif dapat diwujudkan dengan memilih model

Model pembelajaran kolaboratif seperti Think Pair Share dan Make a Match merupakan gabungan dari dua model kolaboratif yang bertujuan untuk memudahkan dalam mengelola informasi, mengkomunikasikan dan mengembangkan cara berpikir siswa dalam belajar (Widiastuti, 2015). Tahapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kolaboratif seperti Think Pair Share dan Make A Match. Siswa menerima kartu tanya atau kartu jawaban, kemudian mempelajari dan memikirkan kartu yang cocok dengan kartu yang dimilikinya.

Menurut Wijaya (2010), berpikir kritis adalah kegiatan menganalisis gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mempelajari dan mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna. Interpretasi, menafsirkan sesuatu dan juga pokok-pokok penting suatu keadaan, sumber, peristiwa, skor, kesepakatan, keyakinan, bekal, tahapan yaitu dibuktikan dengan kemampuan mengkategorikan, mencari pokok-pokok makna dan arti menjelaskan sesuatu. . Analisis, Untuk mengidentifikasi hubungan inferensial yang dimaksudkan dan aktual antara pernyataan, pertanyaan, konsep, deskripsi atau bentuk representasi lain yang dimaksudkan untuk menyatakan keyakinan, penilaian, pengalaman, alasan, informasi atau pendapat, yaitu dibuktikan dengan kemampuan menyajikan gagasan menyatakan, menyajikan pendapat. , menyajikan alasan dan klaim.

Inferensi, Untuk mengidentifikasi dan mengamankan unsur-unsur yang diperlukan untuk mencapai kesimpulan yang masuk akal; untuk membentuk dugaan dan hipotesis; mempertimbangkan informasi yang relevan dan mengurangi akibat yang menimbulkan kebingungan dari data, pernyataan, prinsip, bukti, penilaian, keyakinan, pendapat, konsep, uraian, pertanyaan atau bentuk representasi lainnya, yaitu pembuktian dengan kemampuan meminta bukti, menebak alternatif, menarik kesimpulan yang valid atau dapat dipertanggungjawabkan secara logis. Evaluasi, untuk menilai tingkat reliabilitas dan logika suatu hal, yang dapat berupa pengalaman, kondisi, skor atau argumen, yang dibuktikan dengan kemampuan klaim nilai kredibilitas, nilai kualitas. Penjelasan, menyatakan dan membenarkan alasan dengan memperhatikan pertimbangan, konseptual, metodologis, kriteria dan konteks yang mendasari suatu hasil; dan mengemukakan alasan dalam bentuk argumentasi persuasif, yaitu pembuktian melalui kemampuan menyatakan hasil, menjustifikasi prosedur, dan mengemukakan argumentasi.

Mencocokkan, kesadaran diri untuk memantau aktivitas kognitif seseorang, unsur-unsur yang digunakan dalam aktivitas tersebut, dan kekurangan hasil, terutama dengan menerapkan keterampilan dalam analisis dan evaluasi penilaian inferensial seseorang dengan mempertanyakan alasan seseorang atau alasan untuk menarik, mengkonfirmasi, memvalidasi atau mengoreksi hasil seseorang, yang dibuktikan dengan kemampuan pengendalian diri dan koreksi diri.

Materi Larutan Peyangga

Larutan buffer basa juga dapat timbul dari campuran basa lemah dengan asam kuat, dimana basa lemah tercampur secara berlebihan. Atau bisa juga sebagai berikut: NH3(aq) + HCl(aq)NH4Cl(aq). basa lemah) (asam konjugasi) Larutan buffer asam. Jika yang ditambahkan ke dalam larutan adalah basa, maka ion OH- yang berasal dari basa akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air.

Hal ini akan menggeser kesetimbangan ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ tetap terjaga atau pH larutan buffer asam tetap stabil atau terjaga. Larutan penyangga basa juga dapat timbul dari campuran basa lemah dengan asam kuat dimana basa lemah tercampur secara berlebihan. Hal ini dikarenakan ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO membentuk molekul CH3COOH+ (bergeser ke kiri), sehingga konsentrasi ion H dapat dipertahankan.

Penambahan asam atau basa hampir tidak mengubah konsentrasi ion H+ yang berarti nilai pH hampir konstan (Efektivitas larutan buffer basa. Fungsi larutan buffer basa dapat diamati pada campuran larutan yang mengandung NH3 dan NH4+. Saat menambahkan asam: Jika + ditambahkan ke dalam campuran larutan - asam, maka ion H dari asam akan berikatan dengan ion OH.

Penambahan asam atau basa hampir tidak mengubah konsentrasi ion OH, artinya pOH hampir konstan (Keenan, 1984). Larutan penyangga ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam bidang kedokteran, fotografi, industri kulit dan pewarna.

Teori yang Mendukung 1. Teori Belajar Piaget

Sedangkan sistem buffer utama pada cairan ekstraseluler adalah pasangan asam karbonat-bikarbonat (H2CO3 – HCO3-). Dalam organisme, terdapat berbagai jenis cairan, seperti air, sel, darah, dan kelenjar, yang mengangkut sel makanan dan pelarut dalam reaksi kimia di dalamnya. Gagasan penting lainnya dalam pembelajaran, berdasarkan teori Vygotsky, adalah konsep scaffolding, yaitu memberikan sejumlah bantuan kepada anak pada tahap awal belajar, kemudian secara bertahap menguranginya dan membiarkan anak mengambil alih tanggung jawab ketika dianggap sudah cukup. mampu. [KUtipan Nur16 \t \l 1033.

Berdasarkan teori di atas, beliau mendukung model pembelajaran ini karena guru memberikan bantuan diskusi di awal kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. Berdasarkan teori tersebut penelitian ini sejalan dengan teori pembelajaran sosial, karena dalam model pembelajaran ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan berpartisipasi dalam menjawab atau menyelesaikan tugas.

Penelitian Terdahulu yang Relevan Penelitian yang relevan

Teori ini juga menekankan bahwa guru harus menciptakan sistem sosial yang bercirikan demokrasi dan proses ilmiah di lingkungan belajar siswa (Arends, 2012). Tahun 2021 berjudul Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share dan Make A Match untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Gerak Lurus di SMA, dengan nilai rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 85,72 dan nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 75,92 . Penelitian Istiqomah tahun 2018 yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share Dikombinasikan dengan Make A Match Terhadap Hasil Belajar Konsep Sistem Pencernaan Manusia memperoleh hasil analisis data post-test dengan menggunakan uji t.

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Think Pair Share yang dipadukan dengan Make a Match terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem pencernaan manusia.

Kerangka Konseptual

Menurut Sugiyono (2017:8), adalah metode penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen penelitian, analisis data kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. .

Tempat dan Waktu Penelitian

Sasaran Penelitian

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penerapan model pembelajaran Think Pair Share dipadukan Make A Match untuk melatih kemampuan berpikir kritis siswa SMA kelas XI dengan menggunakan materi larutan buffer.

Prosedur Penelitian

Perangkat Pembelajaran

Instrumen Penelitian

  • Metode Pengumpulan Data

Lembar kajian merupakan angket untuk dosen kimia yang berisi saran perbaikan alat peraga pada instrumen penelitian yang akan kami gunakan. Check sheet perangkat pembelajaran digunakan untuk menilai validitas dan kesesuaian suatu perangkat pembelajaran oleh satu orang dosen kimia dan satu orang guru kimia. Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yang dikombinasikan dengan Make A Match.

Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran kolaboratif think pair share (TPS) dipadukan dengan Make A Match, digunakan sebagai acuan apakah proses pembelajaran sudah sejalan dengan sintaksis think pair share (TPS) atau kegiatan pembelajaran. ) pembelajaran kolaboratif dipadukan dengan Make A Match berdasarkan RPP yang telah dirancang. Instrumen ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) penerapan Model Pembelajaran Kolaboratif Pair Thinking (TPS) yang dikombinasikan dengan Make A Match. Pre-test digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, dan post-test digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan.

Lembar observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share yang dipadukan dengan Make A Match. Angket respon siswa digunakan untuk mengetahui jawaban setelah diterapkan model kooperatif tipe Think Pair Share yang dipadukan dengan Make A Match. Kuesioner ini akan diberikan setelah penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share yang dipadukan dengan Make A Match.

Teknik pengujian adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan serangkaian pertanyaan atau tugas serta alat-alat lainnya kepada subjek yang membutuhkan data.Pengumpulan data dengan menggunakan teknik tes dapat disebut dengan pengukuran. Menurut Sugiyono, angket adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Teknik Analisis Data

Analisis data pelaksanaan pembelajaran kolaboratif model think in pair (TPS) dipadukan Make A Match pada materi larutan buffer. Data kinerja model pembelajaran kooperatif berpasangan digabungkan menjadi pertandingan untuk mengetahui kinerja pembelajaran. Data keterlaksanaan model pembelajaran kolaboratif berpasangan dikombinasikan dengan Make A Match dinilai berdasarkan skala likert.

Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh tiga orang pengamat, dengan pengamat mengamati aktivitas siswa setiap tiga menit sekali selama kegiatan pembelajaran. Data hasil observasi aktivitas siswa dengan menggunakan Model Pair Learning Sharing Thinking yang dipadukan dengan Make A Match dianalisis menggunakan deskriptif kuantitatif skor skala Guttman yang ditunjukkan pada tabel. Analisis data penilaian kemampuan berpikir kritis siswa Analisis ini digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa pada saat kegiatan pembelajaran.

Keterampilan berpikir kritis siswa dikatakan berhasil jika setting N-win berada pada kriteria sedang atau tinggi. Data respon siswa akan dibagikan setelah dilaksanakan model pembelajaran think pair sharing yang dipadukan dengan Make A Match dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan menggunakan skor skala Guttman yang ditunjukkan pada tabel. Reaksi siswa dikatakan positif dalam suatu proses pembelajaran apabila persentase aktivitas siswa mencapai 61%.

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Sharing yang dipadukan dengan Make A Match untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa di kelas SD.

Gambar

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif
Tabel 2. 3 Tahapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dan Make A Match
Tabel 2.4 Tabel Keterkaitan Berpikir Kritis dengan model pembelajaran Perpaduan  Think Pair

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik model pembelajaran think pair share dipadukan dengan problem based learning dan untuk mengetahui penerapan

Melalui penelitian yang menggunakan pembelajaran kooperatif Think Pair Share yang disertai Make A Match ini telah membuktikan bahwa pembelajaran kooperatif

Peneliti merancang metode diskusi tipe Think Pair and Share pada penelitian ini dimulai dengan berdiskusi terlebih dahulu bersama pembimbing dan guru mitra sebagai upaya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan self-regulated learning siswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe

Berdasarkan hasil uji analisis data diperoleh t hitung > t tabel yaitu 2,70 > 2,00, artinya penerapan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) dapat

Ada perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share berbantuan blog dengan

Kerangka Berpikir Penelitian Model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS telah banyak dilakukan Belum diketahui Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS terhadap Berpikir

Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Pada Ranah Psikomotor Kelas Sampel Ranah Kognitif Hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair