• Tidak ada hasil yang ditemukan

pola distribusi industri kerajinan rotan - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pola distribusi industri kerajinan rotan - etheses UIN Mataram"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

YENI SUSANTI NIM. 170501151

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM 2021

(2)

i

POLA DISTRIBUSI INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA BELEKA KECAMATAN PRAYA TIMUR

KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapan Persyaratan Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

YENI SUSANTI NIM. 170501151

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM 2021

(3)

ii

(4)

iii

(5)

v

(6)

vi

MOTTO HIDUP

waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memanfaatkan-nya dengan baik, Maka ia akan memanfaatkanmu

~HR. MUSLIM~

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam berkat rahmat rahmatnya. Penulisan skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua tercinta saya Bapak Ihsan dan Ibu Itin mereka adalah penyemangat terbesar saya dalam menyelesaikan skripsi ini, memotivasi saya dengan nasehat-nasehat yang luar biasa, dan selalu mendoakan saya agar selalu dalam lindungan Allah SWT. dan semoga kebahagiaan selalu tercurahkan kepada kedua orang tua saya jasa mereka tidak akan bisa saya bayar lunas.

2. Adikku suyatmi anggara dan kakakku mega wati adalah salah satu penyemangat saya dalam menyelesaikan skripsi hingga sampai selesai.

3. Keluarga besar saya yang ada di Lombok tengah khususnya dusun lingkok bunut yang selalu memberikan semangat dan motivasi agar cepat selesai dan tepat waktu.

4. Untuk teman-teman kelas D Ekonomi Syariah yang telah memberikan semangat dan dukungan sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.

5. Almamaterku tercinta UIN Mataram tempat menuntut ilmu semoga semakin maju.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat, nikmat serta hidayah-nya. Sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan judul: “Pola Distribusi Industri Kerajinan Rotan Di Desa Beleka Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah”

tepat pada waktunya.

Sholawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada tauladan kita Nabi Muhammad SAW. Yang telah memberi pedoman kepada kita jalan yang sebenar- benarnya. Jalan berupa ajaran agama islam yang begitu sempurna dan menjadi rahmat bagi alam semesta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan penulisan skripsi penulis mengalami banyak kendala selama proses penyusunan, akan tetapi karena bimbingan, bantuan dan arahan dari beberapa pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut:

1. Hj. Siti Nurul Khairani, M.M. sebagai pembimbing I dan Muh. Baihaqi, S.H.I., M.SI. sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, saran, motivasi dan koreksi dalam menyelesaikan skripsi ini hingga selesai.

2. Dr. Muhammad Saleh Ending, M.A. dan H. Bahrur Rosyid, S.P., M.M. sebagai penguji yang memberikan saran bagi penyempurnaan skripsi

3. H. Bahrur Rasyid, S.P., M.M sebagai ketua program Studi Ekonomi Syariah.

(9)

ix

4. Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam.

5. Prof. H. Mutawali, M.Ag. selaku rector UIN Mataram telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama tampa pernah selesai

6. Kedua orang tua tercinta saya Bapak Ihsan dan Ibu Itin mereka adalah penyemangat terbesar saya dalam menyelesaikan skripsi ini, memotivasi saya dengan nasehat-nasehat yang luar biasa, dan selalu mendoakan saya agar selalu dalam lindungan Allah SWT. dan semoga kebahagiaan selalu tercurahkan kepada kedua orang tua saya jasa mereka tidak akan bisa saya bayar lunas.

7. Adikku suyatmi anggara dan kakakku mega wati adalah salah satu penyemangat saya dalam menyelesaikan skripsi hingga sampai selesai.

8. Keluarga besar saya yang ada di Lombok tengah khususnya dusun lingkok bunut yang selalu memberikan semangat dan motivasi agar cepat selesai dan tepat waktu.

9. Untuk teman-teman kelas D Ekonomi Syariah yang telah memberikan semangat dan dukungan sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.

10. Kepada H. Bahrur Rasyid M.M, selaku dosen wali, Terima kasih sudah menggantikan peran orang tua dalam dunia kampus yang kami pijak dan telah sabar dalam membimbing, bagi ilmu, motivasi, pengarahanm serta memberikan informasi yang kami butuhkan

(10)

x

11. Kepada semua pihak terima kasih atas support dan doanya

Mataram, 25 Juli 2021

penulis

(11)

xi BAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

NOTA DINAS PEMBIMBING ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... Error! Bookmark not defined. MOTTO HIDUP ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Kerangka Teori ... 6

1. Pola Distribusi ... 6

a. Pengertian Pola Distribusi ... 6

c. Tujuan Distribusi ... 8

d. Saluran Distribusi ... 8

1) Distribusi Langsung ... 9

2) Distribusi Semi Langsung ... 9

3) Distribusi Tidak Langsung ... 10

4) Distribusi Internasional ... 10

a) Distribusi Tidak Langsung Melalui Pedagang Perantara ... 10

b) Distribusi Langsung Melalui Agen ... 11

e. Distribusi Dalam Persfektif Ekonomi Islam ... 12

(12)

xii

B. Penelitian Terdahulu ... 15

C. Kerangka Berpikir ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22

A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian ... 22

B. Waktu Dan Tempat Penelitian... 23

C. Sumber Data ... 23

D. Instrumen Penelitian ... 24

E. Metode Pengumpulan Data... 25

F. Tehnik Analisis Data... 27

G. Keabsahan

Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32

A.Hasil Penelitian ... 32

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 32

a. Keadaan Geografis Desa Beleka ... 32

b. Keadaan Demografis Desa Beleka ... 32

c. Visi Dan Misi ... 34

d. Profil Usaha Industri Kerajinan Rotan Desa Beleka ... 35

2. Pola Distribusi Industri Kerajinan Rotan di Desa Beleka Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah ... 37

B. Pembahasan ... 54

1. Analisis Pola Distribusi Industri Usaha Kerajinan Rotan di Desa BelekaKecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah ... 54

BAB V PENUTUP ... 65

A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67 LAMPIRAN

(13)

xiii

POLA DISTRIBUSI INDUSTRI KERJINAN ROTAN DI DESA BELEKA KECAMATAN PRAYA TIMUR

KABUPATEN LOMBOK TENGAH YENI SUSANTI

170501151

ABSTRAK

Distribusi adalah salah satu aspek dari pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, harga, tempat dan saat yang dibutuhkan). Penelitian ini berujuan untuk mengetahui bagaimana pola distribusi industri kerajinan rotan yang diterapkan oleh para pengerajin di Desa Beleka Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara, metode dekomentasi, dan metode observasi. Sedangkan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data dan penariakn kesimpulan.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pola distribusi yang digunakan oleh pengerajin dalam mendistribusikan kerajinan rotan adalah distribusi langsung, distribusi tidak langsung (menggunakan perantara dalam pendistribusian), distribusi semi langsung dan distribusi internasional (pedagang ekspor), Untuk membantu kerajinan rotan dalam mendistribusikan hasil kerajinanya para pengerajin menggunakan promosi melalui media internet.

Kata Kunci: Pola Distribusi, Industri, Kerajinan Rotan.

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Didalam ajaran Islam merupakan agama yang mendorong kemajuan teknologi, termasuk inovasi-inovasi dalam sistem berdagangan. Namun islam melarang segala bentuk penipuan dalam bentuk apapun. Oleh karena itu dalam melakukan transaksi harus mengikuti prinsip-prinsip Syariah agar rezeki atau harta yang didapatkan dalam berdagang lebih bermanfaat.1 Pada saat Rasulullah berbisnis juga menggunakan strategi terhadap konsumennya. pada saat berbisnis Rasulullah sangat memahami pelanggannya, dan untuk mendapatkan kepercayaan para pelangganya rasullullah mengandalkan akhlak dan budi pekertinya.

Dalam perekonomian masyarakat, aktivitas produksi sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Karena proses produksi yang mengawali setiap produk menjadi barang yang berguna bagi masyarakat. Sebab apabila tidak diawali dari proses produksi, maka kegiatan konsumsi, dan distribusi serta perdagangan barang dan jasa tidak akan pernah berjalan dengan baik.

Oleh karena itu kita akan menelusuri sebuah desa yang menjadi salah satu tempat yang memproduksi krajinan tangan dari bahan baku rotan yaitu di Lombok Tengah di salah satu desa yang bernama Desa Beleka. Desa Beleka ini merupakan

1Ust.Miftahur Rahman El-Banjary, Membongkar Rahasia Menejmen Kesuksesan Rasulullah Membangun Bisnis Jakarta:Pt Gramedia, 2004 Hlm. 89.

(15)

desa yang menggeluti seni kerajinan tangan dari bahan baku rotan dan sudah lama menjadi tempat produksi kerajian setara rotan dan sudah dibudidayakan oleh para masyarakat untuk menjadi ikon desa. Desa Beleka ini terletak di timur Kota Peraya sekitar 15 km dari Kota Praya yang berkecamatan di Praya Timur, Kabupaten Lombok tengah. Desa Beleka ini merupakan desa yang menjadi salah satu pusat kerajinan di Nusa Tenggara Barat.

Kerajinan ketak rotan adalah salah satu seni yang banyak diminati oleh para wisatawan. Kereasi kerajinan anyaman Lombok yang dibuat dari bahan baku alam yang beragam. Terbuat dari bambo, rotan hingga paku-pakuan hutan atau ketak.

Ketak rotan adalah anyaman kerajinan dibuat tanpa bantuan mesin alias dengan tangan pengerajin sendiri. Anyaman tersebut sering di kombinasikan dengan bahan rotan yang dianyam sendiri menghasilkan antara lain, tempat sampah, tempat polpen, tempat tisu, nampan pajangan dinding, tas, keranjang cucian, dan masih banyak lagi macam kerajinan yang semuanya dibuat dari ketak rotan “ketak”

Bahasa latinya disebut “Lygodium circinatun” tanaman ini termasuk dalam jenis paku-pakuan yang merupakan tanaman liar hidup dihutan.2

Tidak aneh lagi jika setiap hari kita melihat para wanita di desa beleka sedang bekerja menganyam kerajinan rotan. Walaupun panasnya udara dan teriknya matahari, tetapi para ibu-ibu tetap semangat untuk menganyam kerajinan rotan, para wanita-wanita di desa beleka rata-rata sangat lincah bergerak mengolah rotan

2Ririn Gusmawarni, Agus Sudarmawan Dan Luh Suartini, “Kerajinan Anyaman Ketak Rotan Di Desa Beleka Lombok Tengah, Vol,9(2) P.59 2019.

(16)

menjadi barang kerajinan seperti tas sambil asyik berbincang dengan ibu-ibu lainnya. Sementara bapak-bapak pergi bertani, ibu-ibu ini membuat kerajinan setelah semua pekerjaan rumah tangga selesai dikerjakan. Proses pembuatan kerajinan terbilang cukup sulit. Karena kita mengikuti bagaimana model yang dipesan oleh para konsumen, terakhir setelah kerajinan yang dipesan telah jadi maka selanjutnya kerajinan akan dicat dan beri motif contohnya seperti kupu- kupu. Dalam sehari dapat diselesaikan 3-4 buah kerajinan rotan yang sederhana.3

Usaha kerajinan rotan dan ketak ini membawa dampak yang cukup besar bagi kesejahteraan masyarakat didesa beleka ini kerajian rotan ini bisa memenuhi keperluan sehari-hari para masyarakat. Karena selain meningkatkan perekonomian masyarakat, kerajinan rotan juga membuat para wanita bisa membangun rasa percaya diri karena mereka telah memiliki keterampilan yang bisa menjadi sumber penghasilannya di samping dari hasil pertanian.

Distribusi adalah salah satu aspek dari pemasaran. Distribusi juga dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan).4

3Ibu Daun,Pengepul Dan Pengerajin Kerajinan Rotan, observasi di Desa Beleka Kecamatan Praya Rimur 14 september 2020

4Muhammad Arif, Supply Chain Management, (Yogyakarta, Cv Budi Utama, 2018) Hlm 80.

(17)

Dari uraian di atas mengingat arti pentingnya strategi distribusi dalam penyampaian produk kepada konsumen maka penulis tertarik untuk menyusun tugas khir dengan judul “Pola Distribusi Industri Kerajinan Rotan Di Desa Beleka Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah,”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang ditemukan oleh peneliti di atas, maka rumusan masalahnya adalah Bagaimana Pola Distribusi Pada Industri Kerajinan Rotan di Desa Beleka Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah.?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah : untuk mengetahui pola distribusi industri kerajinan rotan yang diterapkan oleh para pengerajin di di Desa Beleka Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan bisa memberikan wawasan bagi pembaca yang membutuhkan informasi yang berkaitan dengan pola distribusi industri usaha kerajinan rotan.

b. Manfaat Praktis

(18)

1. Kegunaan praktis yang diharapkan dalam penelitin ini adalah sebagai bahan refrensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi atau bagi pihak yang ingin meneliti tentang penelitian yang sejenis agar meneliti lebih dalam.

2. Agar masyarakat mengetahui tentang pola distribusi yang tepat untuk menyalurkan produk hasil kerajinan tangan agar hasil yang didapatkan oleh pengerajin lebih besar.

(19)

6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teori

1. Pola Distribusi a. Pengertian Pola

Pola menurut kamus besar bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai bentuk (struktur) yang tetap5, pola adalah bentuk atau model (atau lebih abstrak suatu set peraturan) yang biasa dipakai untuk membuat atau untuk menghasilkan suatu atau bagian dari yang ditimbulkan cukup mempunyai satu jenis, untuk pola dasar yang dapat ditunjukkan atau terlihat yang mana suatu itu dikatakan memamerkan pola.

b. Pengertian Distribusi

Distribusi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai penyaluran (pembagian pengiriman) kepada konsumen atau kebeberapa tempat.6

Menurut Philip Kotler mendefinisikan distribusi adalah sekumpulan organisasi yang membuat proses penyaluran suatu barang atau jasa untuk dipakai oleh para konsumen.7

5Badudu Js, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Harapan, 1994,) Hlm 321.

6Dansar, Pengantar Sosiologi Politik, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015,) Hlm 83.

(20)

Secara garis besar, pendistribuian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, harga, tempat dan saat yang dibutuhkan).8 Berdasarkan definisi diatas dapat diketahui adanya beberapa unsur penting dalam distribusi, yaitu:

1) Saluran distribusi merupakan sekelompok lembaga yang ada diantara berbagai lembaga yang mengadakan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan.

2) Tujuan dari saluran distribusi adalah untuk mencapai pasar-pasar tertentu.

Dengan demikian pasar merupakan tujuan dari kegiatan saluran

3) Saluran distribusi melaksanakan dua kegiatan penting untuk mencapai tujuan, yaitu mengadakan penggolongan dan mendistribusikan.9

Dalam kegiatan distribusi terdapat pihak yang disebut distributor.

Distributor perantara yang melakukan fungsi dalam menyalurkan barang- barang dan jasa dari produsen ke para konsumen. Pada saat melakukan penyaluran barang distributor membeli barang yang akan didagangkan dari produsen. Pada saat produk sudah dijual olek produsen ke konsumen maka

7Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Edisi Bahasa Indonesia Jilid Satu (Jakarta: Pretice Hall, 1997) Hlm 82.

8Zulki Zulkifli Noor, Menejmen Pemasaran Stratejik Dilengkapi Dengan Kasus-Kasus Dalam Bidang Bisnis Dan Sektor Public, (Yogyakarta: Cv Budi Utama, 2016) Hlm 64.

9Arif Rahman, Strategi Dahsyat Marketing Max For Small Business, (Jakarta Selatan:

Transmedia Pustaka, 2010) Hlm 259

(21)

produk tersebut akan pindah ketangan distributor. Kemudian barang yang telah menjadi milik distriburor tersebut akan dijual kembali kepada konsumen.10

Distributor dapat berupa pedagang atau disebut dengan makelar.

Pedagang adalah distributor yang membeli barang dengan tujuan untuk dijual kembali tanpa merubah bentuknya, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Macam-macam Pedagang antara lain pedagang eceran dan pedagang besar. Pedagang juga memiliki hak untuk menentukan berapa harga pada produk yang akan dipasarkan. Akan tetapi pedagang tidak diperbolehkan untuk berbuat curang yang dapat merugikan para pembeli. 11

a. Tujuan Distribusi

Tujuan distribusi ini adalah untuk membuat suatu barang dan jasa bagi setiap konsumen maupun bagi perusahaan dagang yang membutuhkan.

Dalam melakukan strategi distribusi produk harus tepat sasaran dan harus sesuai dengan langkah pemasarannya. Disini sebuah sistem manajemen harus bisa mengambil langkah dan tujuan yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.12

10Mikael Hang Suryanto, Sistem Oprasional Menejmen Distribusi, (Jakarta: Pt Grasindo, 2016) Hlm 17.

11 Ibid.

12Warnadi, dan Aris Triyono, Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta, Cv Budi Utama, 2012) Hlm 75.

(22)

b. Saluran Distribusi

Saluran distribusi merupakan cara bagaimana produsen menyampaikan hasil produksinya kepada konsumen. Prantara yang digunakan dalam distribusi dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu prantara dagang dan prantaara agen. Masing-masing golongan dapat dibedakan lagi yaitu prantara agen mencangkup pedagang besar dan pengencer, sedangkan perantara agen mencangkup agen penunjang dan agen pelengkap. Digunakan atau tidak digunakan perantara tersebut telah memberikan berbagai pilihan alternatif distribusi yaitu saluran distribusi merupakan cara yang digunakan untuk menyalurkan barang dari produsen ke konsumen ada tiga sistem distribusi yang digunakan seperti berikut.13

1) Distribusi Langsung

Distribusi secara langsung merupakan kegiatan penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen tanpa menggunakan prantara.

Distribusi langsung tidak memerlukan Lembaga distribusi seperti agen atau makelar. Cukup dengan mendatangi penjualnya, sistem ini disebut dengan sistem distribusi langsung. cara penjualan yang dapat dilakukan untuk penjualan langsung yaitu penjualan dari pintu ke pintu atau dan toko yang

13Muhammad Anang Firmansyah, Prilaku Konsumen, (Yogyakarta: Cv Budi Utama, 2018) Hlm218

(23)

dimiliki oleh produsen. Cara ini memerlukan biaya penjualan yang lebih rendah dan promosi produk bisa dilakukan secara langsung.14

2) Distribusi Semi Langsung

Distribusi semi langsung adalah distribusi barang-barang yang disampaikan produsen ke pada para konsumen melalui perantara, pengencer, yang merupakan bagian dari produsen.

3) Distribusi Tidak Langsung

Distribusi tidak langsung memerlukan jasa perantara (yaitu badan-badan distribusi seperti agen, grosir, dan pengencer) badan perantara ini selanjutnya menjual kembali kepada konsumen.15

4) Saluran Distribusi Internasional

a) Distribusi Tidak Langsung Melalui Pedagang Perantara Pedagang

perantara memiliki ha katas produk dan melakukan hubungan dagang dengan menggunakan nama pribadi dan memiliki otoritas yang berbeda antara pedagang dan perantara satu dengan pedagang perantara lainnya

14Waluyo, Suwardi, Dan Agung Feryato, Ilmu Pengetahuan Sosial, (Jakarta, Pt Gramedia, 2008) Hlm 209

15Ibid.

(24)

dalam kaitannya dengan barang tersebut. Mereka dapat melakukan pengiriman atau tidak. Ada beberapa jenis pedagang perantara lainya:16 (a) Pedagang Ekspor

Pedagang ekspor adalah pedagang yang langsung membeli barang dari produsen dan memiliki hal atas produk tersebut. Pedagang ekspor memiliki mitra di luar negara baik pengancer maupun pedagang besar.

Dalam aktifitasnya pedagang pedagang ekspor menggunakan nama sendiri dan menanggung semua resikonya.

(b) Koprasi pengekspor (Cooperative Eksporters)

Koprasi pengekspor adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang membentuk suatu koperasi untuk pendistribusian produk-produk keluar negeri. Model kerjasama antara produsen degan koprasi pengekspor ini di sebut dengan piggybecking dimana koprasi pengekspor ini berperan sebagai perusahaan menejmen ekspor ataupun hanya sebagai agen.17 (c) Pemasok Ekspor (Exspor Vendor)

Pemasok ekspor adalah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam penjualan produk dengan kualitas rendah atau jumlah produksinya berlebihan untuk dijual kembali keluar negeri.18

16Hadion Wijoyo, Haudi, Manajemen Internasional, (Sumatra Barat, Cv Cendikia Mandiri, 2020,) hlm 112.

17Ibid.

18Ibid,. hlm 113.

(25)

b) Distribusi langsung melalui agen

Dalam pendistribusi langsung perusahaan dapat bekerja sama dengan agen perantara diluar negeri yang mana agen ini tidak memiliki hak atas barang tersebut. Ada beberapa macam antara lain:

(a) Perwakilan agen (sales representative)

Kegiatan sales representative ini merupakan perwakilan perusahaan dinegara asing untuk melakukan penjualan dinegara tersebut dan komisi didapat dari penjualan. Perwakilan agen juga memantau dan mengumpulkan informasi terkait perjualan dan preperensi konsumen dinegara tersebut. Namun mereka tidak memiliki hak atas barang tersebut.19

(b) Agen pembelian (purchasing agents)

Agen pembelian ini kadang disebut juga dengan pembeli barang untuk di ekspor mereka aktif bergerak mencari produk dengan verifikasi tertentu untuk kepentingan luar negeri dengan setandar produk dan harga dari luar negeri. Agen ini jugalah yang mengurus semua untuk pengemasan dan persyaratan pengapalan namun mereka tidak memiliki hak atas produk tersebut.20

19Hadion Wijoyo, Haudi, Manajemen Internasional, (Sumatra Barat, Cv Cendikia Mandiri, 2020,) hlm 113.

20Ibid.

(26)

c. Distribusi Dalam Perspektif Ekonomi Islam

Yang dimaksudkan dengan distribusi menurut Thahir Abdul Muksin Sulaiman, ialah pembagian hasil penduduk kepada individu-individu atau pembagian pemasukan penduduk untuk setiap orang dari faktor-faktor produksi. Menurut jaribah makna distribusi dalam ekonomi Islam tentu lebih luas lagi yaitu mencakup pengaturan kepemilikan unsur-unsur produksi dan sumber-sumber kekayaan. Dimana islam memperbolehkan kepemilikan umum dan kepemilikan kehusus dan meletakkan bagi masing-masing keduanya kaidah-kaidah untuk mendapatkannya dan mempergunakannya, dan kaidah- kaidah untuk warisan dan wasiat. Sebagaimana ekonomi islam juga memiliki politik dalam distribusi pemasukan, baik antara unsur-unsur produksi maupun individu mayarakat dan kelompok-kelompoknya, disamping pengembalian distribusi dalam sistem jaminan sosial yang disampaikan dalam ajaran islam. 21

Secara lebih eksplisit, telah dijelaskan dalam al-Qur’an akan maksud distribusi sebagaimana firman Allah:

Qs. Al-Baqarah : 3

21Ah Sibhgatullah Mujaddidi, Ekonomi Islam Suatu Pengantar, (Lekoh Barat, Duta Media Pamekasan, 2020 ) Hlm 124

(27)

(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka 22

Dan juga dalam Qs. Al-Ḥasyr : 7

Apa saja (harta yang diperoleh tanpa peperangan) yang dianugerahkan Allah kepada Rasul-Nya dari penduduk beberapa negeri adalah untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak yatim, orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan. (Demikian) agar harta itu tidak hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu terimalah. Apa yang dilarangnya bagimu tinggalkanlah.

Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman- Nya.23

Selain itu dikemukakan pula bahwa segala apa yang ada di langit atupun yang ada dibumi adalah milik Allah SWT. Akan tetapi kesemuanya

22

Qs. Al-Baqarah : 3

23

Qs. Al- Ḥasyr : 7

(28)

kembali kepada bagaimana manusia “mengelola” sumber daya tersebut lebih jauh lagi yang dimaksudkan ialah: bagaimana sebuah negara mampu mengelolanya untuk selanjutnya mendistribusikannya kembali kepada masyarakat hal diatas sesuai dengan firman Allah dalam surat al-hud ayat 61 yang artinya: “Dia telah menciptakan kamu dari bumi dan menjadikan kamu pemakmurnnya”. kiranya jelas bahwa disamping adanya partisipasi dari masyarakat-masyarakat untuk mengelola sumber daya yang ada, maka negara memiliki peranan yang penting mengalokasi dan mendistribusi pendapatan yang ada pada masyarakatnya.24

Senada dengan pendapat di atas Afzalur Rahman mengemukakan bahwa untuk mencapai keadilan ekonomi yang ideal dalam masyarakat, maka islam menawarkan suatu gagasan dimana nilai atau usaha untuk menumbuhkan semangat diantara penganutnya berupa kesadaran (Baca:

keyakinan) bahwa bantuan ekonomi kepada sesama (Dengan niat mencari keridoaan Allah semata) merupan tabungan yang nyata dan kekal yang akan

“dipetik” hasilnya di akhirat kelak.25

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang menjadi refrensi dari penelitian ini seperti penelitian yang dilakukan oleh:

24Ah Sibhgatullah Mujaddidi, Ekonomi Islam Suatu Pengantar, (Lekoh Barat, Duta Media Pamekasan, 2020 ) Hlm 125

25Ibid,. hlm 126

(29)

1. Reno Winata: “strategi produksi dan distribusi industri kerajinan rotan kelurahan 3 ilir dikota Palembang ditinjau dari persfektif islam “. Jurusan ekonomi islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas UIN Raden Fatah Palembang, 2017

Persamaan dalam penelitian ini terletak pada objek yang sama-sama membahas tentang distribusi dimana penelitian Reno Winata menjelaskan bahwa Strategi distribusi yang digunakan para pengerajin untuk mempertahankan kelangsungan usaha dalam menghadapi untuk memenuhi faktor produksi seperti bahan baku, modal, tenaga kerja dan hasil produknya. Metode penelitian ini sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif.26

Perbedaan dalam penelitian diatas dengan penelitian ini adalah penelitian diatas membahas tentang strategi produksi dan distribusi industri kerajinan rotan yang ditinjau dari perspektif islam sedangkan penelitian ini membahas pola distribusi secra umum.

2. Adi Sasongko “Strategi Dan Kinerja Usaha Industri Kerajinan Berbahan Baku Rotan Studi Di Sentra Industri Desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah”. Jurusan ekonomi pembangunan, fakultas ekonomi dan bisnis universitas lampung, 2018.

26Reno Winata: Dengan Judul Skripsi “Strategi Produksi Dan Distribusi Industri Kerajinan Rotan Kelurahan 3 Ilir Dikota Palembang Ditinjau Dari Persfektif Islam “. Skripsi Universitas Uin Raden Fatah Palembang, 2017

(30)

Penelitian ini menjelaskan bahwa Strategi Dan Kinerja Usaha Industri Kerajinan Berbahan Baku Rotan adalah Kualitas implementasi (strategi harga, strategi produk, strategi pemasaran serta promosi, dan strategi kerja sama) telah berjalan efektif. Hal ini dikarenakan pencapaian efektifitas kondisi ideal rata-rata (strategi harga, strategi produk, strategi pemasaran serta promosi, dan strategi kerja sama) memiliki kriteria capaian nilai tercapai.27

Persamaan dalam penelitian ini terletak pada objek yang membahas tentang industri kerajinan rotan. Strategi apa yang dipakai oleh para pengeraji untuk usaha industri kerajinan rotan

Perbedaan dalam penelitian diatas dengan penelitian ini adalah penelitian diatas membahas tentang strategi Dan Kinerja Usaha Industri Kerajinan Berbahan Baku Rotan sedangkan penelitian ini membahas tentang pola distribusi industri kerajinan rotan.

3. Hiyanti Siregar dan Maharani “Strategi Pengembangan Industri Kecil Produk Rotan di Kota Medan”.hasil dari penelitiannya adalah sebagaimana strategi pengembangan pada industri rotan yang seharusnya adalah dengan sistem kemitraan dalam berbentuk partnership. Yaitu memberikan gambaran atau uraian tetang suatu fenomena yang terjadi.28

27Adi Sasongko Dengan Judul Skripsi “Strategi Dan Kinerja Usaha Industri Kerajinan Berbahan Baku Rotan Studi Di Sentra Industri Desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah”. Skripsi Universitas Lampung, 2018.

28Maharani Dan Hiyanti “Strategi Pengembangan Industri Kecil Produk Rotan Di Kota Medan” 2004

(31)

Persamaan dalam penelitian ini terletak pada objek yang membahas tentang industri kerajinan rotan. Dimana populasi penelitian ini adala pengusaha industri kecil yang memproduksi rotan

Perbedaan dari penelitian diatas dengan penelitian ini adalah penelitian diatas membahas tentang strategi pengembangan Industri Kecil Produk Rotan sedangkan penelitian ini membahas tentang pola distribusi industri kerajinan rotan.

4. Puji Rahayu “Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di Sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kcamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo”. Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Surakarta 201129.

Penelitian ini menjelaskan bahwa dalam hal produksi khususnya pengadaan bahan baku pasar dan kebijakan ekspor rotan. Pendekatan yang digunakan pada penelitiannya adala pendekatan deskriptif kualitatif

Persamaan dalam penelitian ini terletak pada objek yang membahas tentang industri kerajinan rotan. Focus utama dalam penetian sama-sama untuk mengetahui industry kerajinan rotan.

Perbedaan dari penelitian diatas dengan penelitian ini adalah penelitian diatas membahas tentang strategi kelangsungan usaha kerajinan rotan

29Puji Rahayu Dengan Judul Skripsi “Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan Di Sentra Industri Rotan Di Desa Trangsan Kcamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo”. Skripsi Universitas Surakarta 2011.

(32)

sedangkan penelitian ini membahas tentang poladistribusi usaha kerajinan rotan.

5. Baiq Suriati “Strategi Pemasaran Hariyono Lombok Galeri” dalam meningkatkan daya saing di desa beleka kecamatan praya timur ( tinjauan etika bisnis) Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi Syari’ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram

Penelitian ini menjelaskan tentang bagaimana hariyono Lombok galeri dalam meningkatkan daya saing hasil kerajinan rotan di desa beleka kecamatan praya timur, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama membicarakan masalah hasil kerajinan rotan dan juga sama-sama mengambil lokasi penelitian di desa beleka kecamatan praya timur.

Perbedaan dari penelitian diatas dengan penelitian ini adalah penelitian diatas hanya berfokus membahas tentang strategi pemasaran yang dilakukan oleh hariyono Lombok galeri dalam memasarkan kerajinan rotan sedangkaan penelitian ini tidak berfokus dalam membahas kerajinan di galeri saja akan tetapi lebih berfokus kepada para pengerajin yang ada di desa beleka itu sendiri dalam menyalurkan hasil krajinanya.30

30Baiq Suriati Judul Skripsi “Strategi Pemasaran Hariyono Lombok Galeri” Dalam Meningkatkan Daya Saing Di Desa Beleka Kecamatan Praya Timur Tinjauan Etika Bisnis, (Institut Agama Islam Negeri (Iain) Mataram).

(33)

C. Kerangka Berfikir

Program pengembangan ekonomi dalam industri kecil khususnya didaerah pedesaan hakekatnya lebih berkembang karena di daerah pedesaan sangat jarang ditemukan lapangan pekerjaan oleh karena itu kerajinan merupakan salah satu pencharaian masyarakat desa. Dalam perkembangannya saat ini banyak dijumpai industri kecil di desa beleka yang menjual hasil kerajinan rotan. Mereka juga umumnya adalah seorang petani, akan tetapi untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka juga berkerja sebagai pengerajin oleh sebab itu mereka biasa disebut dengan petani dan perajin.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola distribusi yang digunakan oleh para pengerajin dalam penyaluaran kerajinan rotan di desa beleka, dalam hal ini pola distribusi dapat dilihat dari sisi saluran distribusi yang dipakai oleh para pengerajin dalam pemasaran, kerajinannya.

(34)

Sistem yang digunakan dalam penjualan

Keterangan

Kerajinan rotan merupakan salah satu usaha digeluti oleh masyarakat di desa beleka kecamatan praya timur kabupaten Lombok tengah. Terdapat dua sistem penjualan yang digunakan para pengerajin agar kerajinan rotan bisa sampai ketangan konsumen adalah penjualan langsung, penjualan mengguankan prantara (agen) dan penjualan ekspor. Dalam penjualan langsung ini para pengerajin menjual langsung hasil kerajinan di desa beleka itu sendiri, yang kedua penjualan menggunakan perantara (agen) dimana Pola distribusi industri kerajinan rotan di desa beleka kecamatan peraya timur kabupaten Lombok tengah.

Pedagangan ekspor Pengunaan Perantara

( Agen)

Konsumen (pembeli) Produsen (Penjual)

(35)

pengerajin kerajinan rotan menjual hasil kerajinan yang mereka hasilkan kepengencer dalam jumlah yang lumayan besar untuk dijual kembali di destinasi wisata di pulau Lombok, dan yang terakhir penjualan ekspor dimana pengerajin menjual kerajinan yang di hasil ke pengepul yang ada di desa beleka dan para pengepul akan menyalurkah hasil kerajinan tersebut ke para konsumen di luar negeri.

(36)

23 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian pada hakekatnya merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan suatu masalah atau mencari jawaban persoalan yang dihadapi secara ilmiah. Tujuan dari dilakukanya metode penelitian deskriptif adalah tidak hanya untuk menjelaskan secara menyeluruh permasalahan yang akan diteliti dan diamati saja namun juga tujuan lainnya.31

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak memperoleh melalui prosedur kuantifikasi, perhitungan statistic atau bentuk cara-cara lainnya yang menggunakan ukuran angka.32

Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan adalah pendekatan kulitatif deskriptif, dengan mengunakan pendekatan penelitian ini peneliti diharapkan mampu mendeskripsikan dan menggambarkan secara akurat tentang strategi distribusi yang gunakan oleh para pengerajin dalam melakukan proses distribusi kerajinan rotan di Desa Beleka Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah

31Muhammad Nazir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), Hlm. 54.

32Sandu Siyoto, Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015) Hlm 56.

(37)

B. Waktu dan Tempat penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di pusat kerajinan rotan yang letaknya di desa beleka kecamatan peraya timur kabupaten Lombok tengah alasan memilih lokasi tersebut karena lokasi ini paling banyak kerajinan rotan di NTB, sehingga diharapkan dapat memberikan data-data yang lebih valid tentang strategi distribusinya.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan april 2021 di Desa Beleka Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah.

C. Jenis dan Sumber Data 1)Jenis Data

Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah data Kualitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang mengandung makna atau berbentuk kategori.33 Pada penelitian ini peneliti menggunakan data kualitatif dimana data kualitatif ini bertujuan untuk melakukan penafsiran terhadap fenomena sosial, dalam memperoleh data kuantitatif ini peneliti terjun langsung ke tempat penelitian di Desa Beleka Kecamatan Praya Timur

33Juliansyah Noor, Analisis Data Penelitian Ekonomi Dan Manajemen, (Jakarta: Pt Grasindo, 2014), Hlm. 13.

(38)

Kabupaten Lombok Tengah untuk mengetahui bagaimana strategi distribusi yang diterapkan oleh para pengerajin dalam menjalankan proses distribusi kerajinan rotan.

2) Sumber Data a) Data Primer

Data primer yaitu data yang langsung diperoleh langsung dari objek yang diteliti dan kemudian diolah oleh peneliti.34sumber data langsung diperoleh melalui wawancara. Bentuk data primer dari penelitian ini yaitu hasil wawancara dari para informan yang terdiri dari para pengerajin dan pengepul kerajinan rotan.

b) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh seorang penelitian secara tidak langsung dari sumbernya (objek penelitian) tetapi melalui sumber lain. Minsal: buku-buku, jurnal, dokumen dan sebagainya. Sumber data sekunder dari penelitian ini yaitu peneliti memperoleh data sekunder dari berbagai buku-buku, jurnal, skripsi dan lainnya.

D. Instumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang diperlukan atau dipergunakan untuk mengumpulkan data, ini berarti, dengan menggunakan

34Sugiono Metodologi Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabet, 2008.) Hlm. 7

(39)

alat-alat tersebut data dikumpulkan. Dalam metode kulaitatif instrument utama dalam pengumpulan data adalah manusia yaitu, peneliti sendiri atau orang lain yang membantu peneliti. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri yang mengumpulkan data dengan cara bertanya, meminta, mendengar dan mengambil. Peneliti dapat meminta bantuan dari orang lain untuk mengumpukan data disebut pewawancara.35

E. Metode Pengumpulan Data

Ada berbagai tehnik pengumpulan data yang dalam menyusun proposal penelitian ini sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu tehnik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara terdiri dari tiga macam diantaranya sebagai berikut wawancara terstruktur adalah wawancara menggunakan sejumlah pertanyaan yang terstandar secara baku. Pembagian wawancara yang dikemukakan dalam kepustakaan terdiri dari tiga macam yaitu wawancara pembicaraan informal, pendekatan dengan menggunakan petunjuk umum wawancara, dan wawancara baku terbuka.36

35Ovan, Andika Saputra, Aplikasi Uji Validitas Dan Reabilitas Instrumen Penelitian Berbasis Web, (Sulawesi Selatan, Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia 2020.) Hlm 25

36Albi Anggito, Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jawa Barat: Cv Jejak, 2018) Hlm 81.

(40)

Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai kurang lebih dari 13 orang yaitu seperti pengerajin, pengepul, para pedagang kecil kerajinan rotan, dan pedagang besar kerajinan rotan dari beberapa diantaranya bernama ibu daun, fitri, tuti, lina, widia, indah, nia, nur, juni, enjel, intan, hamidah, sinta, fitri, dan pak bilal.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan yang bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya dokumentasi dari seseorang37. Teknik pengumpulan data dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa data-data tertulis yang mengundang keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian. Teknik dokumentasi berproses dan berawal dari menghimpun dokumen, memilih- milih dokumen sesuai dengan tujuan penelitian, mencatat dan menerangkan, menafsirkan, dan menghubung-hubungkan dengan fenomena lain.38

Secara detail bahan dokumenter yang dipakai dalam penelitian ini yaitu, buku, foto, serta data yang tersimpan di website yang berkaitan dengan kerajinan sentra rotan desa beleka. Metode dokumentasi ini peneliti gunakan untuk mengumpulkan data yang terkait dengan strategi distribusi yang diterapkan oleh para pengerajin dalam mendistribusikan kerajinan rotan

37Ajad Rukajad, Pendekatan Penelitian Kuantitatif (Yogyakarta: Cv Budi Utama 2018), Hlm 14.

38Ibid,. Hlm 16.

(41)

3. Metode Observasi

Metode observasi adalah metode pengamatan dan pencatatan dalam pengumpulan data-data yang diperlukan. Melalui observasi, peneliti belajar tentang prilaku dan makna dari perilaku tersebut.39 Sedangkan secara konseptual metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diteliti. Pengumpulan data yang penulis peroleh dengan turun langsung kelapangan tempat penelitian yaitu di Desa Beleka kecamatan Praya Timur kabupaten Lombok Tengah F. Tehnik analisis data

Data dalam penelitian ini ditelusuri menggunakan metode deskriptif- kualitatif. Deskriptif kualitatif adalah menggambarkan secara kualitatif fakta, data, atau objek material yang bukan berupa rangkaian angka, melainkan berupa ungkapan Bahasa atau wancana (apapun itu bentuknya) melalui intrepementasi yang tepat dan sistematis.40

Adapun langkah-langkah dalam teknik analisis data dalam penelitian ini adalah :

1. Reduksi Data

Reduksi data diawali dengan menerangkan, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan kepada hal-hal yang penting terhadap isi suatu data

39Sabani, Metode Penelitian (Bandung: Cv. Pustaka Setia, 2008), Hlm 186.

40Albi Anggito Dan Johan Satiawan, Metode Penelitian, ( Jawa Barat :Cv Jejak, 2018), Hlm 81

(42)

yang berasal dari lapangan sehingga data yang telah direduksi dapat memberikan gambaran yang lebih tajam dalam pengamatan.41

Dalam penelitian ini peneliti mereduksi data dengan meringkas dari hasil penelitian yang diperoleh dan bagian-bagian yang akan diambil untuk dijadikan data akhir dari penelitian.

2. Penyajian data

penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, table, bermaksud agar data yang telah dikumpulkan dapat dikuasai oleh peneliti sebagai dasar untuk menarik kesimpulan yang tepat. Penyajian data yang digunakan peneliti untuk menyusun informasi agar memukinkan dalam penarikan keimpulan.

3. Penarikan Simpulan

kesimpulan awal yang dibuat sifatnya masih bersifat sementara, kesimpulan sementara ini akan berubah jika tidak ada bukti-bukti pendukung tahap pengumpulan data selanjutnya. Namun jika kesimpulan tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid konsisten pada tahap selanjutnya maka kesimpulan yang dibuat merupakan kesimpulan yang dapat dipercaya. Singkatnya data-data yang muncul akan diuji kebenarannya

41Sandu Siyoto Dan Ali Sodikin, Dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta Literasi Media Publishing) Hlm 33.

(43)

dan kecocokannya jika tidak maka kesimpulan yang kita tarik belum tentu jelas kebenaranya.42

G. Keabsahan Data

1. Perpanjangan keikutsertaan

Dalam upaya meningkatkan derajat kepercayaan, ketika peneliti akan ke lapangan perlu melakukan perpanjangan keikutsertaan. Kegiatan ini menuntut peneliti terjun langsung ke dalam lokasi dalam waktu yang cukup Panjang guna mendeteksi dan memperkaya data.43

Dalam penelitian ini, peneliti harus terkadang berulang-ulang mewawancarai beberapa pengerajin untuk melihat apakah ungkapan atau pendapat, yang dirasa perlu disampaikan secara berulang-ulang atau tidak.

Atau bahkan mungkin saja ada pandangan baru namun memiliki hubungan dengan pernyataan sebelumnya44. Dengan berulangnya pengamatan dan wawancara, data yang diperoleh dari pengamatan, pencatatan dan wawancara akan semakin kaya dan mendalam.

2. Triangulasi

Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi, triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk pengecekan atau sebagai pembanding

42Ibid,

43Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif ( Edisi Revisi) hlm 327.

44Abdul Hakim, Metodologi Penelitian Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas Dan Studi Kasus (Jawa Barat: Cv Jejak, 2017) Hlm 93.

(44)

terhadap data itu. Menurut Patton Tehnik trigulasinya adalah pemeriksaan kembali data dengan empat cara, sebagai berikut

a. Triangulasi sumber merupakan triagulasi yang mengharuskan mengharuskan peneliti mencari lebih dari satu sumber untuk memahami data atau informasi.

b. Triangulai metode yaitu mengunakan metode pengumpulan data yang berbeda untuk melakukan cek ricek. Jika awalnya peneliti menggunakan metode wawancara selanjutnya menggunakan pengamatan ke objek penelitian itu.

c. Triangulasi peneliti yaitu hasil penelitian baik diatas atau simpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari beberapa peneliti yang lain. 45

d. Triangulasi teori yaitu pemeriksaan data dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji.

Triangulasi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber, dimana pemeriksaan sumber yang memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis. Peneliti melakukan triangulasi sumber meliputi sumber data diantara informan, buku, dokumentasi foto dan lain-lain.

45Muhammad Alif K. Sahide, Buku Ajar Metodologi Penelitian Sosial, ( Makasar, Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin, 2019) Hlm 10

(45)

3. Pemeriksaan teman sejawat

Pemeriksaan sejawat dilakukan melalui kegiatan diskusi yang dilakukan peneliti dengan teman sejawat. Teman sejawat yang diajak diskusi dipilih berdasarkan pengalaman dan kopentensinya terhadap penelitian. Tujuan pemeriksaan sejawat agar diperoleh kejelian dalam melihat dan menganalisa data.46 Peneliti berupaya bersikap terbuka terhadap komentar teman sejawat agar masukan yang diberikan itu dapat dijadikan pertimbangan untuk mengungkp segi-segi lain yang membantu pemikiran peneliti. Dari diskui tersebut diharapkan muncul kritik dan ide-ide yang membantu dalam penyempurnaan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penilaian teman sejawat karena peneliti mendiskusikannya dengan dosen pembimbing.

46Yusuk Hudiyono, Wacana Percakapan Instruktursional Kajian Struktur, Strategi, Dan Fungsi, (Yogyakarta: Cv Istana Agency, 2021) Hlm 22.

(46)

33 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Keadaan Geografis Desa Beleka

Kondisi Geografis Desa Beleka tidaklah jauh berbeda dengan Desa lain secara umum di Kabupaten Lombok Tengah yang menjadi Daerah Tropis dengan rata –rata Suhu Udara 24’c – 30’c yang terdiri dari Dua (2) Musim yaitu Musim Hujan dan Musim Kemarau.

Dan adapun batas – batas wilayah Desa Beleka, antara lain : a. Utara : Desa Sabe Kecamatan Janapria

b. Timur : Desa Lekor Kecamatan Janapria c. Selatan : Desa Ganti Kecamatan Praya Timur d. Barat : Desa Loang Make Kecamatan Janapria

Dengan Luas Wilayah seluas : 1.044 Ha.47 b. Keadaan Demografis Desa Beleka

Jumlah penduduk berdasarkan kartu keluarga di desa beleka dapat dilihat pada table di bawah ini:

47Sumber : Data Dari Kantor Desa Beleka, 14 April 2021

(47)

Table 4.1

Jumlah KK dan Jiwa Desa Beleka Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2020 sebagai berikut :

Sumber : Data Dari Kantor Desa Beleka, 14 April 2021

NO NAMA DUSUN JML KK JUMLAH PENDUDUK

KET.

L P (L+P)

1 PENDAGI 60 101 104 205

2 BUKIT JATUN 115 180 181 361

3 JONGKOR 170 237 147 384

4 SEJAGAT 109 179 192 371

5 DASAN BARU 98 275 189 464

6 DASAN PAOK 136 182 200 382

7 BELEKA I 206 191 377 568

8 BELEKA II 479 644 736 1,380

9 KEBON TAMAN 142 260 271 531

10 EMBUNG MONYER 129 219 220 439

11 LEBE 118 127 145 272

12 LEBE SANE 95 131 142 273

13 TIBU NANGKA I 105 138 131 269

14 TIBU NANGKA II 65 114 130 244

15 RUPE 140 205 231 436

16 MONTONG RUPE 64 103 112 215

17 LINTEK DARI 209 235 265 500

18 EMBUNG AMBAT 108 179 254 433

19 PENYAMBAK I 128 217 232 449

20 PENYAMBAK II 140 199 235 434

21 GEDONG 75 117 129 246

22 GOLONG 169 127 138 265

23 TIMUK KOKOH 149 246 255 501

24 TAYAR BARU 146 228 228 456

25 GUBUK BARU 151 233 218 451

26 EMBUNG WARU 119 186 192 378

27 MENTUI 135 190 217 407

JUMLAH JIWA 3.760 5.443 5.871 11.314

(48)

Dari table di atas diketahui bahwa penduduk berdasarkan jumlah kartu keluarga adalah 3.760 kartu keluarga yang terdiri dari laki-laki berjumlah sebesar 5.443 dan perempuan berjumlah 5.871 jiwa sehingga keseluruh penduduk di desa beleka berjumlah 11.314 orang atau jiwa.

Table 4.2 Jumlah penduduk Desa Beleka yang berjumlah 11.317 Jiwa dilihat dari jenis kelamin dan usia sebagai berikut :

No Usia ( Tahun ) Jumlah ( Jiwa )

1 0 – 5 2.278

2 6 – 13 2.397

3 14 - 21 3.444

4 22 – 60 2.828

5 + 60 370

Jumlah Perempuan 5.840

Jumlah Laki – Laki 5.474

Jumlah 11.317

Sumber : Kantor Desa Beleka, 14 April 2021

Dari table diatas diketahui sebagian besar penduduk desa beleka di dominasi kelompok remaja yang berumur 14-21 tahun yang jumlahnya 3.444 jiwa dan kelompok umur diatas 60 tahun yang paling terendah yaitu 370 jiwa.

c. Visi dan misi

Berikut visi dan misi yang ingin di capai oleh desa Beleka kedepannya adalah sebagai berikut.

(49)

1. visi

“Mewujudkan Perubahan Menuju Desa Beleka yang Aman, Tegas, Terbuka dan Berkeadilan”

2. Misi

Berikut ini misi-misi yang ingin dicapai oleh desa Beleka adalah sebagai berikut

1) Memberdayakan segenap Potensi dan Sumber Daya Masyarakat dibidang Keamanan demi terciptanya rasa Aman dan Nyaman bagi Masyarakat.

2) Mewujudkan Ketegasan dan Keterbukaan System Pemerintahan bagi Masyarakat.

3) Mencari Solusi dan Pemecahan Masalah Generasi Muda demi menghindari keterjerumusan Generasi Muda kearah yang tidak baik.

4) Memperjuangkan Hak – Hak Social Masyarakat serta mendorong terciptanya rasa Adil bagi Masyarakat.48

d. Profil Usaha Industri Kerajinan Rotan Desa Beleka

Desa beleka salah satu desa yang terletak 15 km dari arah timur kota praya, Kecamatan Praya Timur, Kabupten Lombok Tengah merupakan salah satu pusat kerajinan tangan terutama kerajinan anyaman ketak, rotan dalam berbagai bentuk dan ukuran. Selain kerajinan ketak ketak rotan, kerajinan lain

48Sumber Kantor Desa beleka, 14 April 2021

(50)

yang diproduksi adalah kerajinan kayu dan keramik. Warga desa beleka sendiri yang jumlahnya mencapai ratusan kepala keluarga(KK), hamper 85%

sebagian besar merupakan pengerajin anyaman kerak, rotan, karena kerajinan anyaman ketak rotan memang merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang semenjak puluhan tahun yang lalu. Tidak heran di usia yang masih terbilang muda gadis dan remaja warga desa beleka sudah terampil membuat kerajinanketak, rotan dengan kreasi unik dan menarik.49

Kerajinan ketak rotan adalah salah satu seni yang banyak diminati para wisatawan. Kereasi anyaman Lombok dibuat dari bahan baku alam yang beragam. Terutama dari bamboo rotan hingg paku-pakuan hutanatau ketak.

Ketak rotan adalaha anyaman kerajinan dibuat tampa bantuan mesin alias dengan tangan pengerajin sendiri. Anyaman tersebut sering di kombinasikan dengan bahan rotan yang di anyam sendiri menghasilkan antara lain tempat tissue, nampan, tempat buat wadah jeruk kecil, tas dan masih banyak macam kerajinan lain yang semuanya dibuat dari ketak rotan. Ketak yang dalam Bahasa Latinnya disebut “lygodium circinatun”. Tanaman ini termasuk dalam jenis paku-pakuan yang merupakan tanaman liar hidupnya dihutan.50

Keberadaan anyaman ketak rotan di desa beleka Lombok tengah jauh sebelum pulau Lombok dikenal di dunia pariwisata, kerajinan sudah menjadi budaya dan tradisi di desa beleka Lombok tengah ini akhirnya semenjak 25

49Ririn Gusmawarni, Agus Sudarmawan Dan Luh Suartini, “Kerajinan Anyaman Ketak Rotan Di Desa Beleka Lombok Tengah, Vol,9(2) P.59 2019

50Ibid.

(51)

tahun lalu hasil anyaman desa beleka mulai dikenal dan dipasarkan dari wilayah local menjalar sampai internasional semenjak tahun 1989 masyarakt Lombok hususnya desa beleka sudah menggunakan ketak rotan menjadi bahan anyamannya. Bahan ketak rotan ini nerasal dari luar daerah seperti Kalimantan.

Hamper lebih dari 30 tahun bahan ketak ini diimpor dari kalimanatan ketak ini merupakan limbah hutan yang sejenis paku-pakuan tetapi sejak kurang lebih 3 tahun ketak ini dibudidayakan dihutan Lombok barat. Bahan ketak ini sudah berkembang kurang lebih 25 tahun. Desa beleka adalah salah satu pusat kerajinan tangan terutama kerajinan ketak rotan karena kerajinan menganyam itu merupakan teradisi yang sampai sekarang, tetap bertahan dan berkembang pada masyarakat pendukungya, yang merupakan pengakuan mereka bahwa mereka mengetahui cara menganyam itu dari peroses belajar sejak kecil.51 2. Pola Distribusi Industri Kerajinan Rotan Di Desa Beleka Kecamatan

Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah a. Analisi Pola Distribusi

Distribusi merupakan suatu kegiatan dalam pemasaran yang merupakan kegiatan untuk memperlancar dan mempermudah penyampai barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Agar produk kerajinan mudah ditemukan oleh para konsumen maka para produsen harus menyalurkan

51Ririn Gusmawarni, Agus Sudarmawan Dan Luh Suartini, “Kerajinan Anyaman Ketak Rotan Di Desa Beleka Lombok Tengah, Vol,9(2) P.59 2019.

(52)

produk kerajinan tersebut ke tempat-tempat yang merupakan destinasi wisata atau pasar-pasar yang merupakan tempat kerajinan. Oleh karena itu produsen atau pengerajin harus memilih saluran distribusi yang tepat untuk mendistribusikan produk atau barang kerajinan agar sampai ke tangan pemakai. Adapun beberapa pola distribusi yang digunakan oleh pengerajin kerajinan rotan adalah sebagai berikut:

1) Distibusi langsung

Dimana penjual langsung menghasilkan uang dengan menjual langsung ke para pembeli oleh karena itu disebut juga dengan saluran distribusi dari produsen ke konsumen tampa menggunakan perantara.

Berikut adalah wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada ibu fitri yang merupakan seorang pengerajin.

Iya dik cara saya menjual hasil kerajinan yang saya hasilkan adalah dengan membuka toko di depan rumah dan menjualnya langsung kepada konsumen setelah kerajinan diwarnai dan pasangkan motifnya, karena jika kita menjualnya langsung ke pembeli maka keuntungan yang di dapat kan lebih banyak.52

Dari hasil wawancara diatas dimana strategi saluran distribusi yang digunakan oleh pengerajin di desa beleka adalah menjual secara langsung kerajinan yang dihasilkan ke produsen dengan cara membuka toko di depan rumah dan memajang hasil kerajinan di toko mereka. Mereka hanya menjual

52Ibu Fitri, Pengerajin Kerajinan Rotan, Wawancara, Desa Beleka Kecamatan Praya Timur, 14 April 2021

(53)

di desa mereka dan tidak menyalurkan ke tempat-tempat lain atau destinasi wisata di pulau Lombok.

Seperti yang dikatakan oleh Ibu Tuti sebagai pengerajin usaha kerajinan rotan di Desa Beleka

Saya menjual hasil kerajinan secara langsung ke pembeli karena desa kami terkenal akan hasil kerajinan rotannya banyak turis-turis yang datang ke desa kami untuk membeli hasil kerajinan rotan secara langsung, karena para turis banyak yang datang itu yang membuat saya menjualnya di desa saja dengan membuka toko untuk kerajinan.53

Seperti yang dikatakan oleh ibu tuti karena terkenalnya desa belaka sebagai tempat kerajinan setara rotan banyak orang luar dari desa atau orang luar negeri yang sedang berlibur datang secara langsung untuk memesan model kerajinan yang di inginkan oleh mereka, ini jelas menguntungkan para pengerajin sebagai produsen, karena produsen tidak perlu memasarkan hasil kerajinanya melalui perantara. Saluran distribusi ini juga menguntungkan bagi konsumen karena bisa memilih kualitas bahan yang diinginkan dan harga yang didapatkan lebih murah dari pada membeli melalui prantara.

Seperti yang dikatakan oleh ibu daun sebagai pengerajin sekaligus pengepul kerajinan rotan.

Saya menjual secara langsung hasil kerajinan yang saya buat dan beberapa pengerajin secara langsung di desa saya karena

53Ibu Tuti, Pengerajin Kerajinan Rotan, Wawancara, Desa Beleka Kecamatan Praya Timur 16 April 2021

(54)

penghasilan yang saya dapatkan lebih banyak dan menghemat biaya dalam mengirimkan barang keluar daerah atau luar negeri54 Dari hasil wawancara diatas dapat saya simpulkan bahwa mendistribusikan hasil kerajinan rotan secara langsung dengan membuka toko di desa beleka bisa menghemat biaya yang akan di keluarkan dalam mendistribusikan kerajinan keluar negeri atau luar daerah.

2) Distribusi Semi Langsung

Berbeda dengan penjualan yang pertama para pengerajin menggunakan jasa perantara seperti reseller untuk menyalurkan kembali kerajinan rotan kepada konsumen agar kerajinan rotan ini dapat digunakan oleh konsumen. Seperti yang dikatakan oleh ibu daun sebagai pengerajin sekaligus pengepul didesa beleka adalah sebagai berikut

Dalam menyalurkan kerajinan rotan ini keluar desa beleka kami para pengerajin menggunakan jasa reseller agar kerajinan rotan ini sampai ketangan konsumen dimana jika ada yang memesan kerajinan di luar daerah maka reseller yang akan mengirimnya ke konsumen.

Seperti yang dikatakan oleh ibu daun dalam mendistribusikan hasil kerajinan keluar desa beleka beberapa pengerajin akan menggunakan jasa reseller untuk menyalurkan atau mengirim barang tersebut ke tangan konsumen.

3) Distribusi Tidak Langsung

54Ibu daun, Pengerajin dan pengepul Kerajinan Rotan, Wawancara, Desa Beleka Kecamatan Praya Timur 14 April 2021

(55)

Sama dengan distribusi yang kedua akan tetapi distribusi semi langsung menggunakan jasa perantara yang merupakan bagian dari produsen dan distribusi tidak langsung ini para pengerajin menggunakan jasa perantara atau pengencer untuk menyalurkan kerajinan yang dihasilkan agar hasil kerajinan dapat sampai ketangan konsumen diamana para pengencer memesan langsung dari pengerajin. Seperti yang dikatakan oleh ibu lina sebagai pengerajin kerajinan rotan. Ini hasil wawancaranya.

Cara saya menyalurkan hasil kerajinan yang saya hasilkan adalah dengan menggunakan prantara dimana prantara ini memesan sejumlah kerajinan yang diinginkan oleh pembeli kepada saya dalam jumlah yang besar jika sudah jadi kerajinan yang diinginkan prantara akan memasarkan kerajinan tersebut kebeberapa tempat.55

Dari hasil wawancara diatas para pengerajin menjual kerajinan yang dihasilkan dalam jumlah yang besar ke para pengencer atau pedagang besar untuk dijual kembali ke tempat-tempat destinasi wisata pulau lombok dan diluar pulau Lombok seperti bali, yogyakarta oleh pengencer agar kerajinan dapat sampai ketangan konsumen.

Diperkuat lagi dengan wawancara dengan ibu winda sebagai pengerajin, seperti yang dikatakan ibu winda yaitu

Banyak diantara kami menjual hasil kerajinan yang kami hasilkan kepengencer atau disebut dengan orang yang datang kepada kami dan memesan sejumlah kerajinan berbagai bentuk dengan jumlah

55Ibu Lina, Pengerajin Kerajinan Rotan, Wawancara, Desa Beleka Kecamatan Praya Timur, 14 April 2021

Gambar

Table  4.2  Jumlah  penduduk  Desa  Beleka  yang  berjumlah  11.317  Jiwa  dilihat dari jenis kelamin dan usia sebagai berikut :
Table 4.3 Harga kerajinan rotan di desa beleka dan diluar desa beleka  Informan  Harga kerajinan rotan

Referensi

Dokumen terkait

This research produces a website with POS (Point of Sale) technology so that the bookkeeping is done digitally and utilizes Machine Learning technology as a